PGMI
PGMI
SKRIPSI
Oleh :
Nuril Milati
07140073
SKRIPSI
Oleh :
Nuril Milati
07140073
SKRIPSI
Oleh :
Nuril Milati
07140073
Disetujui oleh :
Dosen Pembimbing
Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
SKRIPSI
dipersiapkan dan disusun oleh
Nuril Milati (07140073)
telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal
06 Agustus 2009 dengan nilai A
dan telah dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan untuk
memperoleh gelar stara satu Sarjana Pendidikan (S.Pd)
pada tanggal: 12 Agustus 2009
Sekretaris Sidang
Dra. Hj. Sulalah, M. Ag :
NIP. 150 267 279
Pembimbing
Dra. Hj. Sulalah, M. Ag :
NIP. 150 267 279
Penguji Utama
Drs. H. A. Fatah Yasin, M.Ag :
NIP. 150 287 892
Mengesahkan,
Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Maliki Malang
Ayah dan Ibunda tercinta. Pelita hidupku yang selalu mengasihi dan
menyayangiku dengan kasih tak terbatas dari buaian hingga mengerti akan
arti sebuah ilmu dengan belasan sesejuk embun dan do’a suci di malam
hari.
”Pahlawan Tanpa Tanda Jasa” mulai dari guru Tk, para ustadz sampai para
dosen-dosen, trima kasih banyak atas ilmunya dan jasa-jasanya. Semoga
tetap menjadi Pahlawan dalam keadaan apapun.
Semua manusia yang mungkin pernah bertemu baik sengaja maupun tidak
dan seluruh mahluk hidup yang mungkin telah tercuri ilmunya walaupun
kadang-kadang ada semacam kesalahan yang “Biasa” dilakukan sebagai
manusia.
4 ß|¡ômr& }‘Ïδ ÉL©9$$Î/ Οßγø9ω≈y_uρ ( ÏπuΖ|¡ptø:$# ÏπsàÏãöθyϑø9$#uρ Ïπyϑõ3Ïtø:$$Î/ y7În/u‘ È≅‹Î6y™ 4’n<Î) äí÷Š$#
∩⊇⊄∈∪ tωtGôγßϑø9$$Î/ ÞΟn=ôãr& uθèδuρ ( Ï&Î#‹Î6y™ tã ¨≅|Ê yϑÎ/ ÞΟn=ôãr& uθèδ y7−/u‘ ¨βÎ)
1
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Surabaya: Al-
Hidayah, 1998), hlm. 421
Dra. Hj. Sulalah, M.Ag
Dosen Fakultas Tarbiyah
Universitas Islam Negeri Malang
Kepada Yth.
Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Malang
Di
Malang
Pembimbing
Dengan ini saya menyatakan, bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruan
tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis
Nuril Milati
KATA PENGANTAR
Muhammad SAW, para keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang telah
membawa petunjuk kebenaran seluruh manusia yaitu ad-Dinul Islam yang kita
dari keseluruhan kegiatan perkuliahan yang telah dicanangkan oleh UIN malang
Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang serta untuk
memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh gelar stara satu Sarjana
temui dalam penyusunan skripsi ini. Dengan terselesainya skripsi ini, tak lupa
penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang memberikan
arahan, bimbingan dan petunjuk dalam penyusunan karya ilmiah ini, dengan
1. Ayahanda dan ibunda serta segenap keluarga yang dengan sabar telah
2. Bapak Prof. Dr. H. Imam Suprayogo selaku Rektor Universitas Islam Negeri
4. Dra. Hj. Sulalah, M.Ag, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
5. Bapak dan ibu dosen Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
perkuliahan.
6. Bapak Ali Riwayat, selaku Kepala Sekolah MI. Ar-Rahmah Bendo Jabung
7. Ibu Ervita Ummul Khoiroh, S.Pd. selaku Guru Mata Pelajaran Matematika
10. Keluarga besar Lembaga Tinggi Pesantren Luhur Malang yang selalu
12. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini,
sebesar-besarnya dan do’a tulus, semoga amal baik mereka diterima oleh Allah
sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang konstruktif sangat penulis
Amiiin...
Penulis
DAFTAR TABEL
Halaman
Tradisional.................................................................................... 33
2008-2009 .................................................................................... 82
Siklus I ......................................................................................... 97
Siklus I ......................................................................................... 99
Tabel 4.10 : Hasil Poin Kelompok pada Turnamen Siklus II .......................... 105
Tabel 4.15 : Hasil Angket Respon Siswa Setelah Siklus II ............................. 113
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Halaman
Lampiran 14 : Lembar Kerja Kelompok dan Kunci Jawaban Siklus I ............ 153
Lampiran 15 : Lembar Kerja Kelompok dan Kunci Jawaban Siklus II ........... 155
Lampiran 16 : Kartu Soal Turnamen dan Kunci Jawaban Siklus I ................. 157
Lampiran 17 : Kartu Soal Turnamen dan Kunci Jawaban Siklus II ................. 163
MOTTO ............................................................................................................ vi
ABSTRAK....................................................................................................... xxi
BAB I PENDAHULUAN
C. Tujuan Penelitian................................................................................ 5
1. ................................................................................................... P
2. ................................................................................................... F
3. ................................................................................................... U
1. ................................................................................................... P
2. ................................................................................................... C
3. ................................................................................................... F
1. ................................................................................................... P
2. ................................................................................................... C
4. ................................................................................................... U
5. ................................................................................................... P
6. ................................................................................................... K
7. ................................................................................................... K
D. Pembelajaran Matematika.................................................................. 45
1. ................................................................................................... P
2. ................................................................................................... K
3. ................................................................................................... T
1. ................................................................................................... L
2. ................................................................................................... K
I. Tahap-Tahap Penelitian........................................................................ 75
B. Paparan Data....................................................................................... 86
1. Pra tindakan...................................................................................... 86
2. Siklus I ............................................................................................. 90
BAB V PEMBAHASAN
A. Penerapan Pembelajaran Kooperatif tipe TGT dalam
BAB VI PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ABSTRAK
Milati, Nuril, 2009. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams
Games Turnament) Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar
Matematika Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Ar-
Rahmah Jabung Malang. Skripsi Jurusan Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam
Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.
Dosen Pembimbing: Dra. Hj. Sulalah, M.Pd.
PENDAHULUAN
SD. Untuk menciptakan suatu masyarakat yang maju maka harus dilakukan
diharapkan.
diduga karena guru secara aktif menjelaskan materi, memberi contoh, dan
menumbuhkan motivasi belajar dalam diri siswa. Selain itu, kecil sekali
peluang terjadinya proses sosial antar siswa yaitu hubungan siswa satu
dalam diri mereka. Mereka berbagi strategi dan penyelesaian, debat antara
yang satu dengan yang lainnya, dan berpikir secara kritis tentang cara terbaik
2
Dimyati & Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: DPDIKBUD bekerjasama
dengan Rineka Cipta, 2002), hal. 4
3
Ichad Carry Wijayanti, “Perbandingan Prestasi Belajar Antara Siswa yang diajar dengan
Pembelajaran Kooperatif Model STAD dan Pembelajaran Konvensional pada Bahasan Dinamika
Gerak Lurus di SMUN 5 Malang”, Skripsi, FMIPA UM Malang 2002 Hal. 10.
Salah satu model pembelajaran yang berpijak pada pandangan
diraihnya. Sampai saat ini sudah cukup banyak tipe pembelajaran kooperatif
untuk mencapai tujuan belajar. Terdapat empat tahap dalam TGT yaitu
kelompok. Hal yang menarik dari TGT dan yang membedakannya dengan
itu, setiap siswa punya kesempatan yang sama untuk menjadi yang terbaik di
meja turnamennya. Hal ini tentu akan memotivasi siswa dalam belajar
tindakan guru untuk mencari dan menerapkan suatu model pembelajaran yang
siswa. Dalam rangka itu peneliti melakukan penelitian tindakan kelas dengan
B. Rumusan Masalah
adalah untuk:
D. Hipotesis Penelitian
E. Manfaat Penelitian
lebih baik.
2. Guru
diharapkan dapat bermanfaat bagi para guru dalam proses belajar mengajar
bagus.
3. Siswa
belajar lebih giat atau lebih aktif lagi dalam setiap pelajaran yang
4. Peneliti.
belajar mengajar.
5. Bagi Jurusan
menerapkan suatu strategi, metode atau media yang sesuai dengan tujuan
6. Bagi Fakultas/Universitas
pembelajaran.
F. Definisi Operasional
maupun kelompok.
adalah salah satu model pembelajaran yang merupakan bagian dari metode
belajar.5
G. Sistematika Pembahasan
Penulisan penelitian ini , peneliti bagi menjadi 4 (empat) bab, tiap bab
sistematika pembahasan.
5
Syaiful Bakri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, (Surabaya: Usaha
Nasional, 1994), hlm. 23.
Metode Pembelajaran Kooperatif dan Metode Pembelajaran
Prestasi Belajar.
masalah penelitian
KAJIAN PUSTAKA
A. Prestasi Belajar
Kata prestasi belajar terdiri dari dua suku kata, yaitu ”prestasi” dan
diketahui terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan ”prestasi” dan apa
usaha.6
keberhasilan.
6
Zainal Arifin, Evaluasi Instruksional Prinsip Teknik Prosedur, (Bandung: Remaja
Rosdakarya,, 1991), Hal.2-3
7
Mas’ud Hasan Abdul Qohar, Kamus Ilmu Populer, (Jakarta:Bintang Pelajar,1983),
hal.56
8
Widodo, Kamus Ilmiah Populer, (Yogyakarta: Absolut, 2000), Hal.594
Dari beberapa pendapat, penulis dapat melihat beberapa unsur dari
definisi prestasi yaitu adanya usaha dan hasil yang dicapai. Berangkat dari
suatu hasil yang telah dicapai seseorang, baik itu menyenangkan hati
tingkah laku ini bukan disebabkan oleh proses pertumbuhan yang bersifat
berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses komplek yang terjadi pada
semua orang dan berlangsung seumur hidup sejak dia masih bayi hingga
9
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
1991), Hal. 2
10
M. Uzer Usman, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1993), Cet.1, Hal. 5
11
Arief. S. Sadiman, dkk, Media Pendidikan, Pengertian Pengembangan dan
Manfaatnya, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), hal. 1-2
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan, bahwa secara umum
prestasi belajar dalam kehidupan manusia pada tingkat dan jenis tertentu
Maka kunci pokok untuk memperoleh ukuran dan data hasil belajar
12
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Logos, 1999), hal. 64
Pengambilan keputusan tentang hasil belajar ini merupakan suatu
belajar siswa juga untuk memahami dan mengetahui tentang siapa dan
bagaimana peserta didik itu, pemahaman tentang peserta didik ini untuk
Oleh karena itu dengan adanya evaluasi atau test maka akan
aktivitas dan juga untuk memotivasi siswa agar lebih giat belajarnya atau
dengan kata lain siswa akan mengetahui prestasi belajarnya dalam kurun
waktu tertentu.
belajar siswa, maka perlu evaluasi yang bisa berupa test formatis maupun
kegiatan pengajaran.
baik berasal dari dalam dirinya (Internal) maupun dari luar dirinya
(eksternal). Prestasi belajar yang dicapai siswa pada hakikatnya
merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor tersebut. Oleh karena itu
kemampuan masing-masing.
pembelajaran.
sarana yang diperlukan, seperti guru, metode, bahan, atau sumber dan
program.
sesuatu yang berdiri sendiri, tetapi merupakan hasil berbagai faktor yang
13
E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002),
Hal. 190
a. Faktor Eksternal
peserta didik dapat digolongkan kedalam faktor sosial dan non sosial.
sebagainya.
khususnya dalam pelajaran yang berlaku dewasa ini peranan guru dan
secara timbal balik. Kedua pihak berperan secara aktif dalam kerangka
belajar ialah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri. Sifat-sifat orang
buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa.
kegiatan anak dapat menimbulkan dampak lebih buruk lagi. Dalam hal
ini bukan saja anak tidak mau belajar melainkan juga ia cenderung
b. Faktor Internal
diperoleh. Yang termasuk faktor ini ialah panca indera yang tidak
motivasi.
dasar potensial bagi pencapaian hasil belajar, artinya hasil belajar yang
mempengaruhinya.14
keinginan yang besar terhadap sesuatu. Oleh karena itu minat dapat
negatif.
belajar cenderung memiliki prestasi yang tinggi dari pada yang hanya
ketekunan, tekad untuk sukses, dan cita-cita tinggi yang mendukung setiap
14
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
1991), hal. 73
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam upaya peningkatan
a. Keadaan Jasmani
keadaan sakit, kurang Gizi, kurang istirahat maka tidak dapat belajar
dengan efektif.
atau mendapat tekanan jiwa, demikian pula anak yang tidak disukai
temannya tidak dapat belajar dengan efektif, karena kondisi ini sangat
c. Keadaan lingkungan
d. Memulai pelajaran
suatu tugas yang khas, jangan mengambil tugas yang terlampau berat
f. Adakan kontrol
h. Menggunakan waktu
dalam diri individu baik kesiapan fisik maupun kesiapan mental. Demikian
15
Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2003),
Cet.ke-3, hal. 100
mandiri maupun dibimbing. Dorongan untuk belajar ini bisa berasal dari
dirinya sendiri yang disebut motivasi instrinsik dan dorongan yang datang
kompleks. Kompleks belajar ini dapat dipandang dari dua aspek, yaitu dari
siswa dan dari guru. Dari segi siswa, belajar dialami sebagai suatu proses.
segi guru proses belajar tersebut tampak sebagai perilaku tentang suatu
Perubahan yang terjadi dalam hal ini banyak sekali, dan tentunya
16
Arifin, Strategi Belajar Mengajar Kimia (Jakarta: Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA
Universitas Pendidikan Indonesia, 2003), hal. 8
17
Dimyati & Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: DPDIKBUD bekerjasama
dengan Rineka Cipta, 2002), hal. 17
18
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya (Jakarta: Rineka Cipta,
1995), hal. 2
pembelajaran merupakan upaya penataan lingkungan yang memberi
siswa dalam kelas belum berarti siswa sedang belajar, selama siswa tidak
melibatkan diri dia tidak akan belajar. Sehingga supaya terjadi belajar
Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa
19
Selvia, Belajar. 2008, (http://tpers.net/?p=935) hal. 1. Diakses tanggal 28 Maret 2009
20
Djamarah, Syaiful dan Zain Aswan, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka Cipta,
2002), hal. 12
21
W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran (Yogyakarta: Media Abadi, 2004), hal. 59
dijadikan bahan belajar. Tindakan belajar tentang sesuatu hal tersebut
sedang dibahas dengan siswa dapat dipahami atau diserap oleh siswa
harapkan.
Pada saat ini kebanyakan strategi yang digunakan oleh guru dalam
22
Dimyati dan Mujiono “Belajar dan Pembelajarani” (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002)
hlm. 7
keterpurukan mutu pembelajaran. Beberapa konsep pembelajaran tersebut
coba terhadap suatu metode mengajar, membuat suatu media murah, atau
Dalam hal ini yang paling penting adalah ”seberapa jauh model-
10%............................................ Veral
20%........................................
30%............................... Visual
50%..........................
70%.................
Berbuat
90%.........
mengajar dengan ceramah, siswa akan mengingat hanya 20% karena siswa
Hal ini ada kaitannya dengan pendapat Confucius bahwa apa yang saya
dengar, saya lupa; apa yang saya lihat, saya ingat; dan apa yang saya
23
Melvin L. Silberman, Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif, (Bandung:
Penerbit Nusamedia, 2006), hlm. 23
Adapun langkah-langkah pembelajaran yang dapat diterapkan
informative, (8) Menilai unjuk kerja dan (9) Meningkatkan retensi dan alih
belajar.
yang berbeda. Jadi tiap guru mungakui mempunyai teknik yang berbeda
strategi terdiri dari metode dan teknik atau prosedur yang menjamin siswa
mencapai tujuan. Strategi lebih luas dari metode atau teknik pengajaran.
sekitar siswa.
belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa
proses yang bersifat langsung dalam kelas dan juga tidak langsung. Pada
24
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003) hal.144
25
Punaji Setyosari, Rancangan Pembelajarani: Teori dan Praktek (Malang: Elang Mas,
2001) hal. 1
26
Ibid, hal. 2
27
Ibid , hal. 4
Berdasarkan berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
C. Pembelajaran Kooperatif
dituntut untuk bisa bekerja sama untuk mencapai sukses bersama dan
28
Khusnul Hidayah, “Perbedaan Prestasi Belajar Antara Siswa yang Diajar menggunakan
Pembelajaran kooperatif Model TGT dan Siswa yang Diajar Menggunakan Ekspository Pada
Pokok Bahasan Toerema Phytagoras di MTSN II Malang”, Skripsi, FMIPA UM Malang, 2005,
Hal. 4.
pembelajaran kooperatif guru sebagai fasilitator dan guru bukan lagi satu-
berikut: ”Cooperaratif Learning Methods share the ideal that student work
together to lear and are responsible for the team mates learning as well as
pembelajaran. Belajar belum selesai jika salah satu teman atau kelompok
tidak cukup jika hanya mempelajari materi saja, tetapi mereka juga harus
29
Siti Rosmawar Is, Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Dan
Kaitannya Dalam Meningkatkan Kapasitas Siswa (|http://jurnal-kompetensi.blogspot.com
/2008/02/model-pembelajaran-kooperatif.html diakses 28 Maret 2009)
mempelajari ketrampilan untuk memperlancar hubungan pada saat kerja
kelompok30.
kecil saling membantu satu sama lain. Kelas disusun dalam kelompok
kelamin, dan suku. Hal ini bermanfaat untuk melatih siswa menerima
siswa diberi lembar kegiatan yang berisi pertanyaan atau tugas yang
30
Ichad Carry Wijayanti, “Perbandingan Prestasi Belajar Antara Siswa yang diajar
dengan Pembelajaran Kooperatif Model STAD dan Pembelajaran Konvensional pada Bahasan
Dinamika Gerak Lurus di SMUN % Malang”, Skripsi, FMIPA UM Malang 2002 Hal. 10.
31
Dr. Wahyudin Nur Nasution, M. Ag. Efektivitas Strategi Pembelajaran Koperatif dan
kspositori Terhadap Hasil Belajar Sains Ditinjau Dari Cara Berpikir
(http://rafiud.wordpress.com/assalamualaikum/ciri kooperatif http://one.indoskripsi.com/judul-
skripsi/pendidikan-kewarganegaraan/upaya-peningkatan-aktivitas-siswa-dalam-pembelajaran-pkn-
dengan-menggunakan-model-pe diakses 28 Maret 2009)
untuk belajar bersama dalam kelompok kecil, dan masing-masing anggota
berikut:
diri dan orang lain, serta dapat meningkatkan harga diri. Kedua,
32
Ibrahim dan Muslimin, Pembelajaran Kooperatif (Surabaya: UNESA, 2000) hal.6
kooperatif merupakan bentuk pembelajaran yang dapat memperbaiki
belajar dari satu teman ke teman yang lainnya dari pada bersama gurunya.
Tabel 2.1
keterampilan kooperatif
33
Nur Afifuddin, Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Konsep Jamur Melalui Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered-Head-Together Siswa Kelas X-5 SMA Negeri 1 Gebog
(http://begawanafif.blogspot.com/2009/02/meningkatkan-hasil-belajar-biologi.html perbedaan
smpn1boyolali.files.wordpress.com/2008/07/cooperativ-l.ppt Ibrahim diakses 29 Maret 2009)
seluruh anggota kelompok belajar sendiri
kooperatif
Menurut Roger dan David Johnson ada lima unsur yang harus
bahwa hubungan antar siswa yang satu dengan yang lain akan membuat
siswa harus saling mendukung dan membantu satu sama lain untuk
Siswa dapat bertatap muka antar satu dengan yang lainnya dan
dan menerima satu sama lain dalam kegiatan tatap muka dan interaksi
pribadi.
kelompok
3. Evaluasi
Ada dua macam evaluasi yang harus dilakukan guru, antara lain
34
Srie N' Oedhien, Penerapan Model Cooperative Learning Teknik Jigsaw
(http://s1pgsd.blogspot.com/2008/12/penerapan-model-cooperative-learning.html diakses 29
Maret 2009)
a. Evaluasi hasil belajar
antara lain hasil turnamen pada saat TGT dan tes hasil belajar
menyelesaikan tugas
ini:
Tabel 2.2
35
Sri rahayu, Pembelajaran Kooperatif Dalam Pendidikan Ipa Jurnal Matematika Ipa
Dan Pengajarannya,(1998) hal. 153
Guru menjelaskan siswa bagaimana
Fase 3
caranya membentuk kelompok belajar
Mengorganisasikan siswa terhadap
dan membantu setiap kelompok agar
kelompok-kelompok belajar
melakukan perubahan yang efisien
Center);
36
http://www.damandiri.or.id/file/yusufunsbab2.pdf. Hal. 15 Diakses 29 Maret 2009
3. Mendidik siswa untuk lebih bersosialisasi dengan orang lain;
4. Memperbaiki kehadiran;
1. Bagi guru
2. Bagi Siswa
bantuan38.
yang bisa dipindahkan. Pengaturan model Cluser dan Swing dua contoh
37
Siti Nurlailah Azizah, “Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Antara Siswa
Yang Diajar Dengan Pembelajaran Kooperatif Model TGT Dan Siswa Yang Diajar Dengan
Pembelajaran Konvensional Pada Pokok Bahasan Statistika Siswa Kelas VIII SLTPN 2 Malang
Tahun Ajaran 2003/2004”, Skripsi, FMIPA UM Malang, 2004, Hal.10
38
Ibid,. hal. 20
pengaturan ruang kelas yang cocok digunakan dalam pembelajaran
kooperatif.39
duduk diatur seperti ditunjukkan gambar 2.2. jika digunakan model Cluser,
siswa.40
39
Ibid,. hal. 20
40
Ibid,. hal. 21
Gambar 2.2
Keterangan:
: guru
: siswa yang berkemampuan tinggi
Keterangan:
: guru
: siswa yang berkemampuan tinggi
diberi tugas berbeda satu dengan yang lainnya dari sebuah tema yang
1. Tujuan kelompok
4. Spesialisasi tugas
D. Pembelajaran Matematika
tidak lepas dari peran serta dari pendidik atau guru. Guru dapat membantu
proses ini dengan cara mengajar yang membuat informasi menjadi sangat
42
Ibid,. hal. 17
bermakna bagi siswa dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
pembelajaran ini berpusat pada siswa. Peranan pendidik dalam hal ini
adalah membantu siswa menemukan fakta dan konsep bagi siswa sendiri.
Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali sifat maupun
jenisnya karena itu sudah tentu tidak setiap perubahan dalam diri
43
Heriani, Korelasi Tingkat Kesulitan Belajar Matematika Dengan Prestasi
Belajar Matematika di SMU. Hal. 4 (http://diakses tanggal 28 Maret 2009)
44
Usnida Junaeka Verawati,”Perbedaan Prestasi Belajar Matematika siswa kelas 1 SMP
Negeri 6 Malang Melalui Pendekatan Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw dan Ekspositori
Pada Sub Pokok Bahasan Keliling, Luas Persegi dan Persegi Panjang”, Skripsi, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UM Malang, 2005 hal.12
sebelum memanipulasi symbol-simbol itu. Proses belajar matematika akan
dengan belajar dengan menghafal, yaitu cara belajar yang hanya sekedar
secara sistematik.
45
Ibid.
f. Matematika adalah pengetahuan tentang aturan-aturan yang ketat.46
Objek dasar itu meliputi (1) fakta, (2) konsep, (3) operasi ataupun
relasi dan (4) prinsip. Dari objek dasar itulah dapat disusun suatu pola
pendefinisian.
46
R. Soedjadi, Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia, (Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional, 1999/2000) hal. 13
Dalam matematika sebagai “ilmu” hanya diterima pola pikir deduktif.
mempunyai kaitan satu sama lain, tetapi juga ada sistem yang dapat
47
Ibid,. Hal. 17-21
• Menumbuhkan kemampuan siswa, yang dapat dialihgunakan, melalui
kegiatan matematika.
Pertama adalah:
matematika.
ke pendidikan menengah
matematika.
Selain itu dalam GBPP matematika yang khusus untuk Sekolah Menengah
Model ini dikembangkan oleh De Vries dan Slavn pada tahun 1978 di
memahami bahan pembelajaran. Belajar belum selesai jika salah satu teman
48
Ibid,. Hal. 23-24
49
Khusnul Hidayah, “Perbedaan Prestasi Belajar Antara Siswa yang Diajar menggunakan
Pembelajaran kooperatif Model TGT dan Siswa yang Diajar Menggunakan Ekspository Pada
Pokok Bahasan Toerema Phytagoras di MTSN II Malang”, Skripsi, FMIPA UM Malang, 2005,
Hal. 15.
kelompok masing-masing anggota kelompok mengadakan turnamen atau
akan dijadikan dalam sebuah kelompok yang terdiri dari 4 sampai 5 siswa.
disusun dalam dua tahap, yaitu pra kegiatan pembelajaran dan detail
50
Anton Noornia, “Penerapan Pembelajaran Kooperatif dengan STAD (Student Teams
Achievment Divisioan) pada Pengajaran Persen Kelas VI SD Islam Maarif 02 Singosari”,
Skripsi,FMIPA UM Malang 2005 Hal. 4
51
Heri Sasmito, “Perbedaan Efektivitas Pembelajaran Matematika yang Menggunakan
Pendekatan Kooperatif model TGT dengan yang Menggunakan Metode Ekspositori di SLTP LAB
UM”, Skripsi, FMIPA UM Malang, 2005, Hal. 22.
yang perlu dipersiapkan dan rencana kegiatan. Adapun langkah-langkah
ini:
1. Persiapan
a. Materi
jawaban dari work sheet tersebut. Selain itu guru juga harus
dari 4-5 siswa yang mempunyai homogen dan berasal dari kelompok
yang berlainan.
Gambar 2.4
Umum
Tim A
Keteranagan:
A-1 : Anggota kelompok A yang memiliki kemampuan tinggi
A-2 : Anggota kelompok A yang memiliki kemampuan sedang 1
A-3 : Anggota kelompok A yang memiliki kemampuan sedang 2
A-4 : Anggota kelompok A yang memiliki kemampuan rendah
B-1 : Anggota kelompok B yang memiliki kemampuan tinggi
B-2 : Anggota kelompok B yang memiliki kemampuan sedang 1
B-3 : Anggota kelompok B yang memiliki kemampuan sedang 2
B-4 : Anggota kelompok B yang memiliki kemampuan rendah
C-1 : Anggota kelompok C yang memiliki kemampuan tinggi
C-2 : Anggota kelompok C yang memiliki kemampuan sedang 1
C-3 : Anggota kelompok C yang memiliki kemampuan sedang 2
C-4 : Anggota kelompok C yang memiliki kemampuan rendah
1. Kelompok A terdiri dari 4 siswa yaitu A-1, A-2, A-3, dan A-4,
kelompok B terdiri dari 4 siswa yaitu B-1, B-2, B-3, dan B-4, dan
tinggi semua.
sedang 1 semua.
4. A-3, B-3, dan C-3 saling dipertandingkan di meja 3 karena
sedang 2 semua.
rendah semua.
a. Penyajian kelas
1) Pembukaan
2) Pengembangan
b. Belajar kelompok
mengalami kesulitan.
c. Validasi kelas
didiskusikan bersama.
d. Turnamen
siswa menjawab.
Gambar 2.5
C3
C2 C4
C1 Lider
benar.
III.
e. Penghargaan kelompok
penghargaan.52
banyak
soal turnamen
52
Shohibul Kahfi, Pembelajaran Kooperatif dan Pelaksanaannya dalam Pembelajaran
Matematika (Malang: FMIPA UM, 2003), hal. 4
53
Ibid, hal. 8
BAB III
METODE PENELITIAN
dilakukan secara kolaboratif antara kepala sekolah, guru dan peneliti dengan
metode pembelajaran kooperatif tipe TGT. Hasil dari penelitian tersebut dapat
yang diambil bukan berupa angka-angka statistik tetapi berupa aktivitas siswa
kegiatan penelitian berlangsung. Hal ini sesuai dengan salah satu karakteristik
guru mata pelajaran bertindak sebagai guru yang akan mengajar dan
pengumpulan data, penganalisis data, dan pelapor hasil penelitian. Peneliti dan
guru mata pelajaran kelas yang bersangkutan bekerja sama sesuai dengan
kebutuhan. Dalam hal ini peneliti mengamati semua aktivitas yang dilakukan
C. Setting Penelitian
1. Lokasi Sekolah
54
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2002),hal. 9
2. Subyek Penelitian
hasil pengamatan terhadap kelas yang diajar oleh peneliti ketika praktek
kerja lapangan (PKLI). peneliti memprediksi bahwa kelas ini akan terjadi
3. Mata Pelajaran
pelajaran yang sulit dan telah dianggap sebagai “momok” (hantu) bagi
mereka, maka dari itu peneliti ingin mengubah hal tersebut. Adapun mata
4. Karakteristik Sekolah
5. Karakteristik Siswa
MI. Ar-Rahmah Bendo selama kegiatan belajar mengajar dalam kelas, belum
khususnya mata pelajaran Bahasa Arab. Siswa dikelas V ini cenderung ramai,
diajar guru yang mereka harapkan, maka proses pembelajaran berjalan dengan
1. Hasil tes
2. Hasil observasi
3. Hasil angket
4. Hasil wawancara
observasi digunakan untuk mengambil data dari aktivitas guru mata pelajaran
dan peneliti dan 4 siswa yang menjadi subyek penelitian. Subyek penelitian
yang hanya dilakukan terhadap subyek penelitian analisis terhadap data yang
diperoleh dari metode tes, angket, wawancara dan observasi dilakukan untuk
E. Siklus Penelitian
Pada penelitian ini pelaksanaan siklus II, III dan seterusnya akan
yaitu ≥ 85% siswa harus tuntas belajar. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak
dua siklus selama 3 kali pertemuan. Hasil refleksi siklus I digunakan sebagai
acuan untuk rencana tindak lanjut pada siklus II. Sedangkan hasil refleksi
Dalam siklus penelitian ini terdapat beberapa tahap, antara lain: Tahap
1. Tes
Data tentang skor awal siswa diperoleh dari nilai ulangan harian
Pada saat penelitian, terdapat 2 macam tes yaitu turnamen dan tes
setiap akhir pembelajaran. Pada saat turnamen, siswa diberi beberapa soal
untuk dikerjakan dilembar jawaban. Dari lembar jawaban itu siswa akan
kelompok akan diurutkan dari yang tertinggi sampai yang terendah. Dan
kelompok.
Tes akhir siklus dilakukan setiap akhir siklus. Pada penelitian ini,
dilakukan dua kali tes yaitu tes akhir siklus I dan tes akhir siklus II. Tes
akhir siklus adalah dengan tes tulis. Siswa menjawab soal yang diberikan
oleh peneliti secara tertulis pada lembar jawaban. Soal yang diberikan
2. Angket
Derajat penelitian siswa secara bertingkat, mulai dari Sangat Setuju (SS),
Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Skala
menganalisa hasil angket. Angket ini diberikan sekali yaitu setelah akhir
siklus II.
3. Observasi
55
Erman, S. Ar. Evaluasi Pembelajaran Matematika (Bandung: IMSTECJKA, 2003),
hal. 56
Observasi dilakukan oleh 2 orang pengamat dan data observasi
4. Catatan Lapangan
5. Wawancara
56
Rusyidah, “Belajar Kooperatif Model STAD untuk Membantu Pemahaman Siswa pada
Pokok Bahasan Lingkaran di Kelas II SMP Negeri 4 Malang”, Skripsi, FMIPA UM Malang, 2005)
57
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2002), hal. 132
akhir tindakan I dan dilakukan terhadap 4 siswa yang menjadi subjek
berbicara.
G. Analisis Data
kualitatif maka data yang terkumpul dalam penelitian ini dianalisis dengan
mengacu pada model analisis miles dan huberman yang meliputi kegiatan
sumber dilapangan58. Data yang dimaksud adalah meliputi hasil tes, hasil
wawancara, hasil angket, hasi observasi dan catatan lapangan. Penyajian data
naratif sekumpulan informasi yang telah diperoleh dari hasil reduksi sehingga
58
Op Cit, Hal. 38
Adapun analisis data dari hasil tes, lembar observasi, dan angket
1. tes
siswa yang tuntas pada siklus I lebih dari persentase siswa yang tuntas
pada data awal, dan persentase siswa yang tuntas pada sikus II lebih dari
persentase siswa yang tuntas pada siklus I. siswa dikatakan tuntas belajar
Keteranagan :
2. lembar observasi
lembar observasi yang diisi oleh pengamat. Analisis data hasil observasi
sebagai berikut :
3. Angket
dalam pembelajaran.
data. Teknik pengecekan keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini
59
Mardalis, Metode Penelitian suatu pendekatan Proposal, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006),
hlm. 67.
60
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2002), hal.330
Disamping itu, dilakukan juga diskusi antara peneliti dengan guru bidang
I. Tahap-Tahap Penelitian
(1) tahap pra-tindakan dan (2) tahap pelaksanaan tindakan. Dalam penelitian
ini direncanakan dilakukan 2 siklus yaitu siklus I dan siklus II. Rincian tahap-
1. Siklus I
a. Kegiatan pra-tindakan
1) Perencanaan
yang ditetapkan.
f) Mempersiapkan angket.
2) Pelaksanaan tindakan
c. Observasi
d. Refleksi
2. Siklus II
ketuntasan belajar secara klasikal yaitu ≥ 85% siswa harus tuntas belajar.
bahasan yang dibahas pada siklus II adalah sama dengan siklus II yaitu
spiral penelitian tindakan kelas yang meliputi 4 fase seperti gambar 3.1.
HASIL PENELITIAN
pembelajaran dapat diikuti secara utuh, maka peneliti memaparkan semua proses
dimulai pada tanggal 02 Maret 2009 sampai 31 Maret 2009. Penelitian ini
dusun Bendo ini masih jauh dari tempat pendidikan + 1 km dari tempat
keinginan ini pada waktu itu belum bisa terwujudkan karena sarana dan
prasarana.
Nur Salim Sukolilo juga di bantu oleh para ulama, tokoh dan masyarakat
yang lain.
mendapat waqof tanah lagi dan membangun gedung lagi 4 lokal, dan
madrasah inipun dapat menampung siswa dari kelas 1 sampai kelas 6, dan
61
Dokumentasi Madrasah Ibtidaiyah Ar-Rahmah
b. Visi dan Misi MI Ar-Rahmah Bendo Jabung Malang
d. Struktur Organisasi
e. Denah Lokasi
62
Ibid.
63
Ibid.
MI. Ar-Rahmah berdiri diatas tanah waqaf seluas 2434 M2 dan
luas bangunan 909 M2, secara keseluruhan banyaknya ruang dan fasilitas
Tabel 4.1
Ruang dan Inventaris MI. Ar-Rahmah Sukolilo
Tahun Ajaran 2008-2009
1. R. Belajar 6 Baik -
2. R. 1 Baik -
Perpustakaan
3. R. UKS 1 Baik -
4. R. Kepala 1 Baik -
Madrasah
5. R. Guru 1 Baik -
6. Kamar 4 Baik -
Mandi/WC
7. Meja Belajar
a. Meja/Kursi 99 Baik -
siswa
b. Meja/Kursi 13 Baik -
Guru
c. Lemari 5 Baik -
d. Rak 7 Baik -
8. Peralatan
Kantor
b. Filling
Cabinet
9. R. Lab. 1 Baik -
Komputer
64
Ibid.
g. Data Kelas
Tabel 4.2
Data Kelas V
No. Jenis Kelamin Banyak siswa
1. Laki-Laki 19
2. Perempuan 18
Jumlah 37
2. Pada akan memasuki kelas harus berbaris didepan kelas, dan masuk
dengan tertib
ditentukan
sekolah
ketentuan sekolah
7. bila berhalangan mengikuti pelajaran siswa harus memberikan
9. siswa harus melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru baik yang
b) Larangan-Larangan Siswa
yang berlebihan
(dikeluarkan)65
65
Dokumentasi siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Ar-Rahmah
h. Program Ekstrakurikuler dan Muatan Lokal
1. Bidang Keagamaan
b. Sholat dhuha
c. Sholat gerhana
d. Sholat rawatib
e. Sholat jenazah
f. Mengkafani mayit
g. Manasik haji
i. Tartil Al-Qur’an
2. Pembinaan Pramuka
b. Perkemahan
3. Bidang Kesenian
a. Seni membaca
b. Seni kaligrafi
c. Seni dekorasi
4. Bidang Kemasyarakatan
a. Bakti sosial
5. Rekreasi
6. Lain-Lain
a. Kursus MAPEL
b. Studi banding66
B. Paparan Data
1. Pra tindakan
dalam penelitian. Hal penting yang dilakukan peneliti pada tahap ini
mengurutkan data awal siswa berupa nilai ulangan harian siswa mulai
dari yang tertinggi sampai terendah. Daftar nama siswa yang sudah
66
Ibid.
kelompok siswa berkemampuan akademik tinggi, sedang I, sedang II,
sedang III, dan rendah. Agar kelompok belajar siswa yang diperoleh
terdiri dari 5 siswa yang heterogen baik dari segi kemampuan akademik
4.3
Tabel 4.3
Pembentukan Kelompok Belajar
Jenis Nama
Kriteria siswa No. Absen Nilai UH
Kelamin Kelompok
11 L 70 1
32 P 70 2
Siswa 29 P 70 3
berkemampuan 20 P 77 4
akademik tinggi 19 P 70 5
30 P 75 6
12 L 75 7
8 P 50 1
31 P 60 2
Siswa 22 L 50 3
berkemampuan 36 P 45 4
akademik sedang I 23 L 40 5
30 P 65 6
18 P 55 7
9 L 40 1
35 L 40 2
Siswa 13 P 35 3
berkemampuan 16 P 30 4
akademik sedang II 4 L 35 5
34 L 30 6
17 P 30 7
27 P 30 1
28 P 35 2
Siswa 25 L 30 3
berkemampuan 33 P 35 4
akademik sedang III 24 L 30 5
6 L 35 6
7 L 25 7
1 L 25 1
2 L 30 2
Siswa 10 L 25 3
berkemampuan 26 L 30 4
akademik rendah 21 L 30 5
37 P 25 6
14 L 25 7
Ket:* = subyek penelitian
Berdasarkan data awal siswa tersebut, peneliti juga menentukan
II, dan siswa yang berinisial D berjenis kelamin laiki-laki yang mewakili
tipe TGT.
Tabel 4.4
Distribusi skor Tes Individual Ulangan Sebelum Penelitian Mata
Pelajaran Matematika kelas V MI. Ar-Rahmah Bendo Jabung Malang
No Interval Skor Frekuensi Status*
1. 96-100 -
2. 91-95 -
3. 86-90 -
4. 81-85 -
5. 76-80 1 Lulus
5. 71-75 1 Lulus
6. 66-70 4 Lulus
7. 61-65 2 Lulus
8. 56-60 1 Lulus
9. 51-55 1 Lulus
10. 46-50 2 Lulus
11. 41-45 -
12. 36-40 3 Tidak lulus
13. 31-35 5 Tidak lulus
14. 0-30 16 Tidak lulus
*Diambil dari kriteria penilaian di MI. Ar-Rahmah tahun ajaran 2008-
2009
Berdasarkan tabel diatas dapat dikatakan bahwa ulangan harian
67.57%. Dari pernyataan tersebut yang dinyatakan tidak lulus lebih dari
50%.
2. Siklus I
a. Perencanaan
berikut:
pada lampiran
pada lampiran
b. Pelaksanaan
matematika yang bertindak sebagai guru dan dibantu peneliti serta teman
kebetulan guru mata pelajaran bahasa inggris adalah guru mata pelajaran
matematika juga.
TGT. Setelah itu guru membentuk kelompok belajar siswa yang telah
menyumbangkan skor turnamen yang terbaik pula. Untuk itu, pada saat
pada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami. Pada
tahap ini ada 3 siswa yang bertanya tentang cara menghitung sudut
dan semua siswa faham materi ini, maka guru memberikan pekerjaan
satu lembar jawaban untuk dikerjakan pada turnamen. Satu kartu soal
terdiri dari satu soal, siswa harus mengerjakan satu soal pada satu lembar
selain dituntut benar juga harus cepat. Kemudian guru dan semua
siswa dengan benar, maka siswa akan mendapat satu poin yang berupa
gambar smile. Siswa yang menjawab dengan benar dan banyak akan
mendapat poin yang lebih banyak pula. Gambar smile dapat dilihat pada
lampiran.
disediakan berahir dan sampai kartu soal telah dikerjakan semua, maka
pertama yang menjadi juara I, II, dan III yang akan mendapat hadiah dan
Tabel 4.5
Kelompok 7 Poin
G1 : Fathur Rizqi Dwi Putro 17
G2 : Lilik Nur Aini 19
G3 : Lilik Farida 16
G4 : Rofi Wahyu Romadhon 19
G5 : Khoirul Islam 13
Jumlah 79
meminta supaya siswa tenang karena sebentar lagi akan diadakan tes.
Setelah itu peneliti mulai membagikan soal kesetiap siswa. Soal tes I dan
perolehan skor dapat dilihat pada lampiran. Distribusi skor tes individu
Tabel 4.6
Distribusi skor Tes Individual Siklus I Mata Pelajaran Matematika
kelas V MI. Ar-Rahmah Bendo Jabung Malang
No Interval Skor Frekuensi Status*
1. 96-100 10 Lulus
2. 91-95 4 Lulus
3. 86-90 -
4. 81-85 2 Lulus
5. 76-80 1 Lulus
5. 71-75 -
6. 66-70 3 Lulus
7. 61-65 -
8. 56-60 4 Lulus
9. 51-55 3 Lulus
10. 46-50 1 Lulus
11. 41-45 -
12. 36-40 7 Tidak lulus
13. 31-35 -
14. 0-30 -
*Diambil dari kriteria penilaian di MI. Ar-Rahmah tahun ajaran 2008-
2009
Berdasarkan tabel diatas dapat dikatakan bahwa terjadi
sebelumnya, tingkat keberhasilan kelas pada siklus ini adalah 80%, yakni
yang gagal sebanyak 7 orang siswa atau sebesar 20%, dan dua orang
siswa yang tidak mengikuti tes. Siklus ke-2 akan dilanjutkan, karena
kebanyakan siswa salah pada mencari sudut dari bangun datar trapesium.
c. Hasil observasi
kegiatan guru dan siswa dapat dilihat pada tabel 4.7 dan table 4.8. Format
Tabel 4.7
Hasil observasi pengamatan terhadap kegiatan guru pada siklus I
PGMT PGMT
Tahap Indikator
I II
A 1. Melaksanakan aktivitas rutin sehari-hari 14 9
W 2. Menyampaikan tujuan pembelajaran 14 14
A 3. Menentukan materi dan pentingnya materi 8 7
L 4. Memotivasi siswa 18 13
5. Membangkitkan pengetahuan prasyarat
termasuk materi tes awal yang belum 18 13
dipahami
6. Membentuk kelompok 15 15
7. Menjelaskan cara kerjasama dan
15 13
tanggungjawab kelompok
8. Menyediakan sarana yang dibutuhkan 4 4
1. Meminta siswa memahami lembar kerja 6 8
2. Meminta masing-masing kelompok
12 12
bekerja sesuai tugas kelompok
I 3. Membimbing dan mengarahkan kelompok
16 16
N sehingga dapat terjadi belajar kooperatif
T 4. Meminta kelompok menyiapkan laporan
15 14
I hasil kerja
5. Meminta kelompok melaporkan hasil
20 9
kerjanya
6. Membimbing kelancaran kegiatan diskusi 14 14
A 1. Merespon kegiatan diskusi 14 13
K
2. Membimbing turnamen 25 23
H
I 3. Mengakhiri pembelajaran 20 18
R
Jumlah 248 216
Tabel 4.8
Hasil observasi pengamat terhadap kegiatan siswa pada siklus I
Tahap Indikator T SI SII R
1. Melaksanakan aktivitas rutin sehari-
10 10 10 9
hari
2. Memperhatikan tujuan pembelajaran 11 7 10 10
A
3. Menanggapi materi prasyarat yang
W 12 3 6 11
disampaikan guru
A
4. Memahami tugas 11 10 10 15
L
5. Memahami tugas kelompok 6 6 6 8
6. Menerima sarana yang dibutuhkan
5 5 5 5
adalah informasi yang tidak dicatat pada lembar observasi maka peneliti
Tabel 4.9
Hasil catatan lapangan pada siklus I
Guru
Siswa
juga sudah baik. Berdasarkan lembar observasi kegiatan guru dan siswa,
diketahui bahwa kegiatan guru dan siswa sudah mencapai kriteria sangat
guru mata pelajaran dan teman sejawat, perbaikan yang akan dilakukan
dalam meja turnamen yang sudah tersedia satu set kartu soal. Setelah
3. Siklus II
a. Perencanaan
lapangan, angket respon siswa, soal turnamen II, soal tes II, dan
b. Pelaksanaan
sebagai berikut.
hadiah untuk juara I, II, dan III pada siklus I. Kemudian guru
tetapi setelah beberapa saat tidak ada yang maju kedepan, guru mulai
meja yaitu berupa satu set kartu soal dan lembar jawaban.
menaruh alat tulis diatas meja supaya tidak ada yang curang dalam
karena selain dituntut benar juga dituntut cepat. Siapa yang cepat dan
dibawah ini.
Tabel 4.10
Kelompok 7 Poin
G1 : Fathur Rizqi Dwi Putro 9
G2 : Lilik Nur Aini 8
G3 : Lilik Farida 8
G4 : Rofi Wahyu Romadhon 6
G5 : Khoirul Islam 8
Jumlah 39
soal 4 butir. Soal tes II dapat dilihat pada lampiran dan perolehan
skor tes siswa dapat dilihat pada lampiran. Distribusi skor tes
Tabel 4.11
Distribusi skor Tes Individual Siklus II Mata Pelajaran Matematika
kelas V MI. Ar-Rahmah Bendo Jabung Malang
No Interval Skor Frekuensi Status*
1. 96-100 8 Lulus
2. 91-95 8 Lulus
3. 86-90 -
4. 81-85 5 Lulus
5. 76-80 5 Lulus
5. 71-75 -
6. 66-70 2 Lulus
7. 61-65 1 Lulus
8. 56-60 -
9. 51-55 -
10. 46-50 1 Lulus
11. 41-45 3 Lulus
12. 36-40 1 Tidak lulus
13. 31-35 -
14. 0-30 -
*Diambil dari kriteria penilaian di MI. Ar-Rahmah tahun ajaran 2008-
2009
Berdasarkan tabel diatas dapat dikatakan bahwa terjadi
siswa atau sebesar 2.86%, karena skor tesnya kurang dari 42,5. Jadi
c. Hasil Observasi
kelompok.
siswa dapat dilihat pada tabel 4.12 dan tabel 4.13. Format observasi
Tabel 4.12
Hasil observasi pengamatan terhadap kegiatan guru pada siklus II
PGMT PGMT
Tahap INDIKATOR
I II
A 1. Melaksanakan aktivitas rutin sehari-hari 14 9
W 2. Menyampaikan tujuan pembelajaran 15 13
A 3. Menentukan materi dan pentingnya materi 11 13
L 4. Memotivasi siswa 18 14
5. Membangkitkan pengetahuan prasyarat
12 17
termasuk materi tes awal yang belum dipahami
6. Membentuk kelompok 15 15
7. Menjelaskan cara kerjasama dan
11 8
tanggungjawab kelompok
8. Menyediakan sarana yang dibutuhkan 5 5
I 1. Meminta siswa memahami lembar kerja 10 6
N 2. Meminta masing-masing kelompok bekerja
13 9
T sesuai tugas kelompok
I 3. Membimbing dan mengarahkan kelompok
18 15
sehingga dapat terjadi belajar kooperatif
4. Meminta kelompok menyiapkan laporan hasil
15 12
kerja
5. Meminta kelompok melaporkan hasil kerjanya 20 17
6. Membimbing kelancaran kegiatan diskusi 15 12
A 1. Merespon kegiatan diskusi 19 10
K 2. Membimbing turnamen 25 25
H
3. Mengakhiri pembelajaran
I 20 17
R
Jumlah 256 217
Tabel 4.13
Hasil observasi pengamat terhadap kegiatan siswa pada siklus II
Tahap INDIKATOR T SI SII R
7. Melaksanakan aktivitas rutin sehari-hari 10 9 6 8
8. Memperhatikan tujuan pembelajaran 20 18 7 15
A 9. Menanggapi materi prasyarat yang
15 11 6 9
W disampaikan guru
A 10. Memahami tugas 15 15 10 14
L 11. Memahami tugas kelompok 8 8 5 9
12. Menerima sarana yang dibutuhkan
5 5 5 5
Tabel 4.14
Hasil catatan lapangan pada siklus II
Guru
Siswa
siswa lain
melakukan refleksi.
d. Hasil wawancara
kelompok lebih mereka sukai dari pada belajar secara individual. Berikut
A : “Saya senang belajar dengan cara kerja kelompok, karena saya dapat
bagus.”
D : ”Suka bu, karena keadaan kelas jadi ramai, dan nilainya bagus-
bagus.”
kemampuan dan jenis kelamin. Hal ini dilakukan agar dapat memupuk
materi. Alasannya karena jika ada yang kurang mengerti atau kurang
jelas biasa langsung bertanya pada teman sekelompok yang sudah faham.
suka belajar secara kooperatif tipe TGT karena dapat bekerjasama dalam
menyelesaikan tugas dan dapat saling membantu. Selain itu, mereka juga
siswa dapat dilihat pada lampiran. Hasil respon siswa setelah siklus II
Tabel 4.15
Hasil angket respon siswa setelah siklus II
NO
JAWABAN FREKUENSI PERSEN
PERTANYAAN
1 Sangat Sesuai 26 83.87%
Sesuai 5 16.12%
Tidak Sesuai - 0%
Sangat Tidak Sesuai - 0%
Jumlah 100%
2 Sangat Sesuai 7 22.58%
Sesuai 15 48.38%
Tidak Sesuai 9 28.03%
Sangat Tidak Sesuai - 0%
Jumlah 100%
3 Sangat Sesuai 10 32.25%
Sesuai 15 48.38%
Tidak Sesuai 4 12.90%
Sangat Tidak Sesuai 2 6.45%
Jumlah 100%
4 Sangat Sesuai 12 38.71%
Sesuai 9 22.58%
Tidak Sesuai 10 32.25%
Sangat Tidak Sesuai - 0%
Jumlah 100%
5 Sangat Sesuai 16 51.61%
Sesuai 10 32.25%
Tidak Sesuai 4 12.90%
Sangat Tidak Sesuai 1 3.22%
Jumlah 100%
6 Sangat Sesuai 18 58.06%
Sesuai 11 35.48%
Tidak Sesuai 1 3.22%
Sangat Tidak Sesuai 1 3.22%
Jumlah 100%
7 Sangat Sesuai 15 48.38%
Sesuai 15 48.38%
Tidak Sesuai - 0%
Sangat Tidak Sesuai 1 3.22%
Jumlah 100%
8 Sangat Sesuai 13 41.93%
Sesuai 15 48.38%
Tidak Sesuai 3 9.68%
Sangat Tidak Sesuai - 0%
Jumlah 100%
9 Sangat Sesuai 14 45.16%
Sesuai 14 45.16%
Tidak Sesuai 2 6.45%
Sangat Tidak Sesuai 1 3.22%
Jumlah 100%
10 Sangat Sesuai 12 38.71%
Sesuai 17 54.84%
Tidak Sesuai 2 6.45%
Sangat Tidak Sesuai - 0%
Jumlah 100%
11 Sangat Sesuai 25 80.64%
Sesuai 6 19.35%
Tidak Sesuai - 0%
Sangat Tidak Sesuai - 0%
Jumlah 100%
12 Sangat Sesuai 11 35.48%
Sesuai 12 38.71%
Tidak Sesuai 6 19.35%
Sangat Tidak Sesuai 2 6.45%
Jumlah 100%
13 Sangat Sesuai 10 32.25%
Sesuai 14 45.16%
Tidak Sesuai 7 22.58%
Sangat Tidak Sesuai - 0%
Jumlah 100%
14 Sangat Sesuai 8 25.81%
Sesuai 21 67.74%
Tidak Sesuai 2 6.45%
Sangat Tidak Sesuai - 0%
Jumlah 100%
15 Sangat Sesuai 24 77.42%
Sesuai 7 22.58%
Tidak Sesuai - 0%
Sangat Tidak Sesuai - 0%
Jumlah 100%
16 Sangat Sesuai 20 64.52%
Sesuai 9 29.03%
Tidak Sesuai 2 6.45%
Sangat Tidak Sesuai - 0%
Jumlah 100%
17 Sangat Sesuai 9 29.03%
Sesuai 11 35.48%
Tidak Sesuai 7 22.58%
Sangat Tidak Sesuai 4 12.90%
Jumlah 100%
18 Sangat Sesuai 15 48.38%
Sesuai 13 41.93%
Tidak Sesuai 2 6.45%
Sangat Tidak Sesuai 1 3.22%
Jumlah 100%
Sumber: data diolah
Berdasarkan persentase rata-rata masing-masing item
pernyataan yang sudah diperoleh pada tabel diatas dan kriteria respon
sekelas.
bertanya.
kesempatan bertanya.
sulit.
teman-teman.
detail.
f. Refleksi
kegiatan guru dan siswa sudah mencapai kriteria sangat baik dan baik.
selain terjadi peningkatan persentase siswa yang tuntas belajar yaitu dari
secara klasikal.
1. Siklus I
menyelesaikan soal-soal.
3. Prestasi belajar siswa yang diukur melalui tes akhir siklus belum
menyelesaikan soal-soal
detail
guru
4. Prestasi belajar siswa yang diukur melalui tes akhir siklus sudah
PEMBAHASAN
sifat-sifat bangun datar trapesium secara detail sampai siswa tidak ada
agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat turnamen. Pada saat
dalam satu kelompok tersebut tidak ada yang bisa mengerjakan maka
didiskusikan bersama.
kartu soal turnamen, lembar jawaban, dan poin gambar smile. Semua
akan menjadi juaranya. Juara yang diambil yaitu juara I, II dan III.
dan siklus II, siswa aktif dalam bekerjasama dalam kelompok untuk
kooperatif tipe TGT karena tidak malu bertanya kepada teman, melatih
berfikir dengan cepat, dan dapat menumbuhkan sikap saling menghormati dan
menghargai pendapat orang lain sehingga dapat termotivasi untuk menguasai
dalam angket, dan hasil tes atas penerapan pembelajaran kooperatif tipe TGT
yang signifikan.
TGT.
dari banyaknya siswa yang tuntas belajar. Dari data awal diketahui 32.43%
siswa yang tuntas belajar dan setelah pelaksanaan siklus I siswa yang tuntas
belajar naik menjadi 80%. Pada siklus II semua siswa naik menjadi 97.14%,
meskipun masih ada beberapa siswa yang mendapatkan hasil yang minim.
Sedangkan jika dilihat dari kriteria ketuntasan belajar secara klasikal maka
pada siklus I belum mencapai ketuntasan belajar secara klasikal. Karena hanya
80% siswa yang tuntas belajar tetapi pada siklus II sudah mencapai ketuntasan
belajar secara klasikal karena terdapat ≥85% siswa yang tuntas belajar. Hasil
penelitian ini sesuai dengan pendapat Rahardi yang menyatakan bahwa hasil
belajar siswa yang menggunakan model belajar kooperatif tipe TGT lebih baik
kooperatif tipe TGT. Karena faktor eksternal yang datang dari sekolah yang
kemampuan akademik bertujuan agar siswa tidak hanya belajar dari guru
bahwa pengajaran oleh rekan sebaya (peer teaching) ternyata lebih efektif
daripada pengajaran oleh guru. Hal ini disebabkan oleh latar belakang
yang lebih mirip satu dengan yang lainnya dibandingkan dengan skema guru.
empat siswa.
prestasi belajar siswa. Dengan diskusi, mereka dapat saling mengetahui hasil
berarti pengalaman belajar siswa bertambah, demikian juga pada saat diskusi
secara klasikal diduga karena soal turnamen tidak dibahas, dikoreksi, dan
dinilai sendiri oleh siswa sehingga motivasi belajar siswa berkurang. Hal ini
bahkan hilang sama sekali karena guru kurang memberikan informasi tentang
angka penilaian yang mereka berikan. Dijelaskan lebih lanjut oleh Prayitno
bahwa evaluasi secara transparan (dikoreksi dan dinilai sendiri oleh siswa
dengan bimbingan guru) mampu meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal ini
lakukan dan cara-cara yang seharusnya mereka lakukan. Berdasarkan hal ini
maka penskoran turnamen pada siklus II dilakukan sendiri oleh siswa dengan
bimbingan guru dan hasilnya ternyata sesuai dengan yang diharapkan, siswa
terdapat beberapa siswa yang hasilnya hampir mendekati nilai minimal. Hal
kelompok. Hal ini diketahui peneliti dari hasil wawancara di kelas siswa yang
kelompoknya yang tidak tuntas belajar diakibatkan karena dia tidak mau
bertanya jika ada materi yang belum dipahaminya padahal anggota kelompok
yang lain. Sehingga pada saat tes banyak soal yang dijawab dengan salah.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Ada 2 tahap dalam penerapan pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu (1)
dari 6-7 siswa yang mempunyai kemampuan homogen. (2) Detail kegiatan
pada sub pokok bangun datar trapesium. Berdasarkan hasil tes individual
pada sebelum penelitian, siklus I, dan siklus II terjadi peningkatan yang
B. Saran
perhatian dan “telaten” dalam mengajarkan suatu materi kepada siswa yang
Djamarah, Syaiful Bakri. 1994. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya:
Usaha Nasional.
Djamarah, Syaiful dan Zain Aswan. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta.
Hidayah, Khusnul. 2005. “Perbedaan Prestasi Belajar Antara Siswa yang Diajar
menggunakan Pembelajaran kooperatif Model TGT dan Siswa yang
Diajar Menggunakan Ekspository Pada Pokok Bahasan Toerema
Phytagoras di MTSN II Malang”, Skripsi, FMIPA UM Malang.
Is, Siti Rosmawar. 28 Maret 2009. Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative
Learning) Dan Kaitannya Dalam Meningkatkan Kapasitas Siswa
(|http://jurnal-kompetensi.blogspot.com/2008/02/model-pembelajaran-
kooperatif.html).
Mujiono, & Dimyati. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Qohar, Mas’ud Hasan Abdul. 1983. Kamus Ilmu Populer. Jakarta: Bintang
Pelajar.
Sadiman, Arief. S., dkk. 2003. Media Pendidikan, Pengertian Pengembangan dan
Manfaatnya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Silberman, Melvin L.. 2006. Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif.
Bandung: Penerbit Nusamedia.
Srie N' Oedhien. 29 Maret 2009. Penerapan Model Cooperative Learning Teknik
Jigsaw (http://s1pgsd.blogspot.com/2008/12/penerapan-model-
cooperative-learning.html)