Anda di halaman 1dari 88

HALAMAN JUDUL

IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN PAI DALAM


PEMBENTUKAN PRILAKU BELAJAR SISWA KELAS V
SDN 3 KLEPU KELING JEPARA
TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015

i
PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Risma Azizah

NIM : 131310001336

Progdi : Pendidikan Agama Islam (PAI)

Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya

sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.

Jepara, Agustus 2015


Penulis

RISMA AZIZAH
NIM. 131310001336

ii
NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lampiran : 3 Eksemplar
Hal : Naskah Skripsi
An. Sdri. Risma Azizah

Kepada,
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
UNISNU Jepara
Di Jepara

Assalamualaikum wr. Wb.


Setelah saya mengadakan koreksi dan perbaikan seperlunya, maka
bersama ini saya kirimkan Naskah Skripsi Saudara:
Nama : Risma Azizah
NIM : 131310001336
Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan
Judul : IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PAI DALAM
PEMBENTUKAN PRILAKU BELAJAR SISWA
KELAS V SDN 03 KLEPU KELING JEPARA
TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015.
Dengan ini saya mohon agar skripsi saudari tersebut dapat
dimunaqosahkan.
Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.
Wassalamualaikum wr. Wb.

Jepara, Agustus 2015


Pembimbing

Drs. H. Mahalli Djufri, M.Pd

iii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah SWT, penulis panjatkan atas

segala limpahan rahmat, taufik, hidayah dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam, semoga selalu terlimpah kepada

Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat-sahabat, dan para pengikutnya

yang telah membawa dan mengembangkan Islam hingga seperti sekarang ini.

Penulis menyadari bahwa terselesainya skripsi ini berkat adanya usaha dan

bantuan baik berupa moral maupun spiritual dari berbagai pihak yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis tidak

akan lupa untuk menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya terutama

kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Muhtarom, HM., selaku Rektor UNISNU Jepara

2. Bapak Drs. H. Akhirin Ali, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan UNISNU Jepara yang telah memberikan ijin penelitian.

3. Bapak Drs. Mahalli Djufri, M.Pd., selaku pembimbing yang memberi

bimbingan dan arahan, sehingga menambah wawasan kepada penulis.

4. Semua Dosen UNISNU Jepara yang memberikan ilmu pengetahuan kepada

penulis dari mata kuliah yang ada.

5. Kepada Bapak Kepala Sekolah beserta Bapak dan Ibu guru SDN 03 Klepu

Keling Jepara yang mengijinkan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Kepada keluargaku tercinta: bapak dan ibuku yang tidak pernah bosan

memberikan kasih sayangnya kepadaku, Suami dan anakku tercinta yang tidak

pernah bosan menemani dan mendukungku, saudara-saudaraku yang telah ikut

v
memberikan motivasi, sehingga penulis lebih semangat untuk segera

menyelesaikan penulisan skripsi ini.

7. Kepada sahabat-sahabatku di UNISNU Jepara dan pihak-pihak yang tidak

dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu penulis

dalam menyusun skripsi ini.

Semoga amalan yang diberikan kepada penulis akan mendapatkan imbalan

yang berlipat ganda dari sisi Allah SWT.Amin.

Semoga skripsi yang sederhana ini dapat membawa manfaat, khususnya bagi

penulis pribadi dan umumnya bagi siapa saja yang ingin mengambil nilai-nilai

positif dari isinya. Amin.

Jepara, Agustus 2015


Penulis

RISMA AZIZAH
NIM.131310001336

vi
ABSTRAK

Risma Azizah (131310001336) Implementasi Metode Pembelajaran PAI Dalam


Pembentukan Prilaku Belajar Siswa Kelas V SDN 03 Klepu Keling
Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015
Skripsi : Progam Studi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara. Pembimbing
Drs. H. Mahalli Djufri, M.Pd.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui atau mendeskripsikan


implementasi metode pembelajaran PAI dalam pembentukan prilaku belajar siswa
kelas V SDN 3 Klepu dan cara upaya metode pembelajaran PAI yang diterapkan
di SDN 03 Klepu.
Metode yang peneliti gunakan dalam penelitian ini menggunakan digunakan
dalam penelitian ilmiah yaitu field research atau penelitian lapangan. Untuk
memudahkan pengambilan data dari lapangan. Adapun yang menjadi subjek
penelitian adalah Mahasiswa Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara.,
sedangkan objek penelitiannya adalah siswa, guru dan karyawan SDN 03 Klepu
Keling Jepara.
Peneliti merumuskan beberapa masalah sebagai berikut : Apa saja metode
yang digunakan dalam pembelajaran PAI di Kelas V SDN 03 Klepu ?
Bagaimanakah implementasi metode pembelajaran PAI dalam pembentukan
prilaku belajar siswa di SDN 03 Klepu? Apa saja factor factor yang
mempengaruhi implementasi metode pembelajaran PAI dalam pembentukan
prilaku belajar siswa kelas V di SDN 03 Klepu?
Hasil penelitian adalah langkah yang dilakukan metode pembelajaran PAI
dalam pembentukan prilaku belajar siswa SDN 03 Klepu dan berbagai metode
yang diterapkan dalam pembelajaran PAI dengan cara penedekatan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus ( case study ) yaitu suatu
penelitian yang dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam terhadap suatu
organisasi, lembaga atau gejala tertentu.
Dari paparan peniliti di atas jelas bahwa hasil dari implementasi Metode
Pembelajaran PAI Dalam Pembentukan Prilaku Belajar Siswa Kleas V SDN 03
Klepu Kleing Jepara, sangat baik berdasarkan hasil dari responden dengan
presentase rata ratanya adalah 80,95%. Hal ini merupakan gambaran nilai positif
dalam penerapan metode pembelajaran PAI, bahwa peserta didik sudah ada niat
untuk selalu berbuat baik atau berprilaku baik dalam pembelajaran.

Kata Kunci : Pembentukan Prilaku Belajar Siswa Kelas V SDN 03 Klepu,


Implementasi Metode Pembelajaran PAI dengan berbagai metode, yaitu metode
ceramah, metode diskusi, metode Tanya jawab, metode pembiasaan dan metode
keteladanan.

vii
MOTTO

(: )

Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu

(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari

kiamat dan yang banyak mengingat Allah. (Q.S. Al-Ahzab: 21).*

*
Departemen AgamaRI., Al-Quran dan Terjemah,(Jakarta:Depag RI.,1982),hlm.420

viii
PERSEMBAHAN

Ungkapan hati sebagai rasa Terima Kasihku

Alhamdulllahirabbilalamin.
Akhirnya aku sampai ke titik ini, sepercik keberhasilan yang Engkau hadiahkan
padaku ya Rabb Tak henti-hentinya aku mengucap syukur pada_Mu ya Rabb
Serta shalawat dan salam kepada Rasulullah SAW dan para sahabat yang mulia
Semoga sebuah karya mungil ini menjadi amal shaleh bagiku dan menjadi
kebanggaan bagi keluargaku tercinta aku persembahkan skripsi ini.
1. Buat kedua orang tuaku yang memberikan doa restu dalam melanjutkan
kuliah sehingga dapat menyelesaikan dengan baik. Ananda yakin dengan
restumu ananda bisa menjalankan studi hingga lulus S1, suatu hal yang
dulu tak pernah terbayangkan, namun kini ananda bisa membuktikan.
2. Buat suami dan anakku tercinta yang memberikan motivasi dalam
menyelesaikan skripsi ini.
3. Buat Bapak Drs. Mahalli Djufri,M.Pd. yang selalu memberikan bimbingan
dan pengarahan sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Buat adikku tersayang yang memberikan motivasi dalam menyelesaikan
kuliah ini.
5. Buat teman-temanku senasib seperjuangan yang memberikan saran dan
motivasi dalam rangka menyelesaikan skripsi ini.

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL. i

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN. ii

HALAMAN NOTA PEMBIMBING... iii

HALAMAN PENGESAHAN.. iv

HALAMAN KATA PENGANTAR..................................................................... v

ABSTRAK vii

HALAMAN MOTTO.......................................................................................... viii

HALAMAN PERSEMBAHAN......................................................................... ix

HALAMAN DAFTAR ISI.................................................................................. x

BABI : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah . 1

B. Penegasan Istilah 5

C. Rumusan Masalah .. 6

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian . 6

E. Kajian Pustaka .8

F. Metode Penelitian10

G. Sistematika Penulisan Skripsi 12

BAB II : LANDASAN TEORI

A. Metode Pembelajaran PAI .. 15

x
1. Pengertian Metode Pembelajaran PAI.... 15

2. Macam macam metode Pembelajaran PAI . 18

3. Faktor-factor yang mempengaruhi Metode Pembelajaran

PAI. 21

B. Prilaku Belajar Siswa.. 30

1. Pengertian Prilaku................................. 30

2. Pengertian Prilaku Belajar.... 32

3. Perwujudan Prilaku Belajar.. 34

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prilaku Belajar.. 37

BAB III : PAPARAN DATA

A. Deskripsi Lokasi Penelitian . 40

1. Sejarah berdirinya SDN 03 Klepu 40

2. Struktur Organisasi SDN 03 Klepu...................... 41

3. Profil Guru dan Siswa SDN 03 Klepu. 42

4. Sarana dan Prasarana SDN 03 Klepu 44

5. Kegiatan Belajar Mengajar SDN 03 Klepu .

B.Data Hasil Penelitian Implementasi Metode Pembelajaran PAI dalam

Pembentukan Prilaku Belajar Siswa Kleas V sdn 03 Klepu 49

1. Data Hasil Penelitian Tentang Implementasi metode Pembelajaran

PAI SDN 03 Klepu. 49

2. Data Hasil Pembentukan Prilaku Belajar Siswa SDN 03 Klepu dan

factor pendukung dab penghambat Implementasi Metode

Pembelajaran PAI 53

xi
BAB IV : ANALISIS DATA

A. Analisis Implementasi Metode Pembelajaran PAI Kelas V di SDN

03 Klepu 58

B. Analisis Prilaku Belajar Siswa Kelas V SDN 03 Klepu .. 62

C. Analisis Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi Metode

Pembelajaran PAI di SDN 03 Klepu 65

BAB V: PENUTUP

A. Kesimpulan 71

B. Saran-Saran. 72

C. Kata Penutup 73

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT PENDIDIKAN

LAMPIRAN-LAMPIRAN

xii
xiii
1

BAB IBA

PENDAHULUAN

A. latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempunyai peranan

penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan menempuh

produktifitas di segala sektor kehidupan, bahkan untuk menanamkan

kemampuan baru kepada generasi muda sebagai penerus pelaksana pendidikan

di Indonesia. Dalam praktek masyarakat ikut terlibat dalam upaya

mencerdaskan kehidupan bangsa ini, baik dari segi materiil dan moril. Suatu

metode, startegi, media ataupun hal-hal yang sifatnya monoton yang digunakan

dalam proses pembelajaran akan menimbulkan kebosanan pada diri peserta

didik.1 Oleh karena itu hendaknya guru melakukan perubahan-perubahan

dalam proses pembelajaran atau melakukan variasi-variasi, sehingga dalam

proses pembelajaran tersebut peserta didik senantiasa menunjukkan ketekunan,

kegairahan, serta penuh partisipasi. Untuk keperluan ini, guru perlu melatih diri

guna menguasai keterampilan-keterampilan tersebut.2

Mengadakan metode dengan berbagai gaya mengajar, media

pembelajaran, pola interaksi pembelajaran dan variasi metode akan membantu

peserta didik menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa kepada aspek-

aspek belajar mengajar yang relevan, memberikan kesempatan bagi

berkembangnya bakat, memunculkan rasa ingin mengetahui dan menyelidiki


1
Boeree, Metode Pembelajaran dan Pengajaran, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2008),
hlm. 34
2
Sagala, Syaiful. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta, 2010. hlm. 62
2

hal-hal baru serta memupuk tingkah laku yang positif. Guru yang

menggunakan variasi dalam proses pembelajaran juga memberi kesempatan

kepada siswa untuk memperoleh cara menerima pelajaran yang disenanginya.

Sebelum menggunakan variasi, guru harus benar-benar

merencanakannya secara matang. Langkah-langkah pelaksanaannya harus

tergambar jelas pada perencanaan yang dibuat guru. Gambaran pelaksanaan

variasi ini kemudian dijadikan pedoman dalam pelaksanaan proses

pembelajaran. Menggunakan variasi dalam proses pembelajaran dilakukan

guru agar peserta didik dapat terlibat secara aktif sehingga mempermudah

peserta didik mencapai tujuan dengan efektif. Karenanya penggunaan variasi

ini harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Variasi yang

dilakukan guru untuk menyiasati anak belajar secara kreatif harus digunakan

secara lancar dan berkesinambungan sehingga tidak akan merusak perhatian

peserta didik dan tidak mengganggu pembelajaran.

Bosan merupakan masalah yang selalu terjadi dimana-mana dan orang

selalu berusaha menghindarinnya. Bosan terjadi jika seseorang selalu melihat,

merasakan, mengalami peristiwa yang sama secara berulang-ulang, bertemu

dengan hal-hal yang itu-itu saja dan tidak ada sesuatu yang diharapkan.

Begitu juga dengan proses pembelajaran atau pengajaran oleh guru. Jika guru

tidak pandai mengadakan variasi pengajaran tentunya peserta didik akan

mengalami kejenuhan atau kebosanan.3

3
Muhammad Asrori, Penelitian Tindakan Kelas,( Bandung: Wacana Prima, 1987), hlm.
28
3

Menurut Hasibuan, faktor kebosanan yang disebabkan oleh adanya

penyajian kegiatan belajar yang begitu-begitu saja akan mengakibatkan

perhatian, motivasi, dan minat siswa terhadap pelajaran, guru, dan sekolah

menurun. Untuk itu diperlukan adanya keanekaragaman dalam penyajian

kegiatan belajar. Pada penjelasan selanjutnya akan dijelaskan variasi-variasi

yang dilakukan guru dalam proses pengajaran yang bertujuan agar siswa tidak

mengalami kebosanan dalam menerima pelajaran.

Dalam mengembangkan kemampuan mengelola interaksi

belajarmengajar guru harus berlatih agar dapat menyelenggarakan interaksi

edukatif yang menjadi jembatan untuk menghidupkan persenyawaan

antara pengetahuan dan perbuatan. Pengembangan kemampuan yang perlu

dilatihkan bagi setiap guru adalah keterampilan dasar mengajar yang meliputi

antara lain; keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan

menjelaskan, keterampilan bertanya, keterampilan memberi penguatan,

mengadakan variasi, keterampilan membimbing diskusi baik kelompok atau

perorangan, keterampilan mengelola kelas, dan keterampilan mengaktifkan

belajar siswa.4

Maka saat ini yang seharusnya dilakukan oleh para guru Pendidikan

Agama Islam adalah mengembangkan model pembelajaran yang dapat

meningkatkan kompetensi peserta didik baik dalam pemahaman mengenai

ajaran-ajaran agamanya, mendorong mereka untuk mengamalkannya dan

sekaligus dapat membentuk akhlak dan kepribadiannya. Belajar akan lebih

4
Oemar Hamalik, Kurikulum Dan Pembelajaran, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2003), hlm.
37
4

bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya, bukan mengetahuinya.

Pembelajaran yang berorientasi terget penguasaan materi terbukti berhasil

dalam kompetisi mengingat dalam jangka pendek, tetapi gagal dalam

membekali anak memecahkan masalah dalam kehidupan jangka panjang.

Dari definisi di atas, bisa ditarik kesimpulan bahwa metode gaya

mengajar adalah pengubahan tingkah laku, sikap dan perbuatan guru dalam

kontek belajar mengajar yang bertujuan untuk mengatasi kebosanan siswa,

sehingga siswa memiliki minat belajar yang tinggi terhadap pelajarannya. Dan

ini bisa dibuktikan melalui ketekunan, antusiasme, keaktifan mereka dalam

belajar dan mengikuti pelajarannya di kelas. Anak tidak bisa dipaksakan untuk

terus menerus memusatkan perhatiannya dalam mengikuti pelajarannya,

apalagi jika guru saat mengajar tanpa menggunakan variasi alias monoton yang

membuat siswa kurang perhatian, mengantuk, dan mengalami kebosanan.

Atas dasar inilah peneliti merumuskan penelitian ini dengan judul

Implementasi Metode Pembelajaran PAI Dalam Pembentukan Prilaku Belajar

Siswa Kelas V SDN 3 Klepu Keling Jepara.

B. Penegasan Istilah

Sebelum penelitian ini di uraikan lebih lanjut, perlu kiranya di

jelaskan lebih dahulu pengertian judul. Hal yang di maksudkan agar tidak

terjadi kesalahan pemahaman tentang batasan pengertian yang terkandung di

dalamnya.
5

Adapun istilah yang perlu di jelaskan yaitu :

1. Implementasi

Implementasi adalah pelaksanaan atau penerapan. Artinya yang

dilaksanakan dan diterapkan adalah kurikulum yang telah dirancang,

didesain untuk kemudian dijalankan sepenuhnya.5

2. Metode Pembelajaran

Metode adalah cara, di sini dimaksud adalah metode mengajar

ataw metode pembelajaran yaitu seperangkat cara, jalan dan teknik yang

digunakan oleh pendidik dalam proses pembelajaran agar peserta didik

dapat mencapai tujuan pembelajaran atau kompetensi tertentu yang

dirumuskan dalam silabus mata pelajaran.6

4. Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam adalah salah satu mata pelajaran untuk

membentuk karakter, akhlaq siswa dan merupakan upaya sadar dan

terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami,

menghayati, mengimani, bertakwa, berakhlak mulia, mengamalkan ajaran

agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Quran dan Al-Hadits,

melalui kegiatan bimbingan, pengajaran latihan, serta penggunaan

pengalaman yang di lakukan di SDN 3 Klepu. 7

Dengan demikian, bisa disimpulkan bahwa penerpan metode

pembelajaran PAI yang di terapkan di SDN 3 Klepu adalah salah satu

5
Surayin, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Bandung : Yrama Widya,2003), hlm. 424
6
Oemar Hamalik, Kurikulum Dan Pembelajaran, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2003), hlm.
57
7
Asmaran As. Pengantar Studi Akhlaq,( Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002), hlm. 56
6

proses pembentukan prilaku belajar siswa. Karna metode dalam

pembelajaran sangat mendukung keberhasilan dalam belajar, pada dasarnya

siswa menjadi jenuh dengan pengajaran yang monoton. Dan akan memberikan

hasil yang dicapai dari adanya proses dan kegiatan belajar yang bervariasi

siswa dalam memahami, menghayati, mengamalkan ajaran-ajaran Islam

yang terdapat dalam mata pelajaran PAI di SDN 3 Klepu Keling Jepara.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka yang

menjadi pokok masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai

berikut:

1. Apa saja metode yang digunakan dalam pembelajaran PAI di SDN 03

Klepu ?

2. Bagaimanakah Implementasi metode pembelajaran PAI dalam

pembentukan prilaku belajar siswa di SDN 03 Klepu ?

3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi metode

pembelajaran PAI dalam pembentukan prilaku belajar siswa di SDN 03

Klepu?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan Rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini

adalah:

a. Untuk mengetahui metode yang digunakan dalam pembelajaran PAI di

SDN 03 Klepu.
7

b. Untuk mengetahui Implementasi metode pembelajaran PAI dalam

pembentukan prilaku belajar siswa di SDN 03 Klepu.

c. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi

metode pembelajaran PAI dalam pembentukan prilaku belajar siswa di

SDN 03 Klepu?

2. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan berguna

sebagai berikut:

a. Secara Teoretis

Penelitian ini diharapkan mampu memperluas wawasan

dan menambah pengetahuan serta mengembangkan khazanah

keilmuan, khususnya di bidang keterampilan mengajar, yaitu tentang

metode pembelajaran PAI .

b. Secara Praktis

1) Pihak sekolah yang diteliti

a) Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan

yang berharga dalam rangka meningkatkan perhatian siswa

pada mata pelajaran PAI.

b) Menjadi sumbangan pemikiran bagi sekolah yang bersangkutan

dalam rangka mengembangkan usaha-usaha untuk

meningkatkan kualitas tenaga pendidiknya.

2) Pendidik
8

a) Dapat menjadi informasi tentang bagaimana pentingnya

metode pembelajaran pada mata pelajaran PAI .

b) Dapat mengetahui kelemahan-kelemahan dari penerapan metode

pembelajaran yang selanjutnya dapat ditinjak lanjuti demi masa

depan.

c) Dapat meningkatkan professional guru sebagai tenaga pengajar.

3) Peneliti

a) Dapat menambah pengetahuan tentang implementasi metode

pembelajaran pada mata pelajaran PAI.

b) Dapat menambah pengalaman dan pelajaran berharga dalam

penelitian.

c) Dapat dijadikan bekal untuk menjadi tenaga pendidik yang

professional.

E. Tinjauan Pustaka

Dalam kajian pustaka ini, penulis akan mendeskripsikan beberapa

karya yang ada relevansinya dengan judul skripsi Implementasi Metode

Pembelajaran PAI dalam pembentukan prilaku belajar siswa kelas V SDN 03

Klepu Keling Jepara. Beberapa karya itu antara lain:

1. Skripsi Rias Ernawati (2005) dalam skripsinya yang berjudul Pengaruh

Keteladanan Guru Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa SDN

Kecamatan Gatak Sukoharjo . Kesimpulan dari penelitianya adalah (1)

Ada peningkatan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran PAI. Hasil
9

analisis dari penelitian ini yaitu,(1) terdapat perbedaan pengaruh

keteladanan guru terhadap hasil belajar PAI, (2) terdapat perbedaan

pengaruh hasil belajar tinggi dan rendah terhadap hasil belajar PAI, dan (3)

terdapat pengaruh interaksi antara keteladanan guru terhadap hasil belajar

PAI.

2. Skripsi yang di tulis oleh Khalimatul Mariati jurusan Pendidikan Agama

Islam Fakultas Pendidikan Agama Islam Unwahas Semarang tentang

Metode pembelajaran tahfiz al-Quran di SD IT Lukman Al Hakim

Yogyakarta. Penelitian ini mendeskripsikan dan menganalisa tentang

bagaimana pelaksanaan pembelajaran khususnya tahfiz al-Quran yang

dilaksanakan di SDIT Lukman Al-Hakim Yogyakarta faktor penghambat

dan pendukung serta hasil yang dicapai. Hasil temuan dari penelitian ini

materi tahfiz al-Quran adalah juz 30, 29 dan 28. proses pembelajrannya

dengan dua cara yaitu tahfiz dan takrir. Tahfiz dilakukan dengan dua teknik

yaitu talaqqi bagi yang belum mampu membaca al-Quran khususnya kelas

awal. Teknik mandiri bagi yang sudah mampu dilakukan dengan yang

murajaah atau mengulang-ulang. Metode yang dilakukan. Metode yang

dilakukan berbeda dan melalui hafalan pra belajar. Agar metode tahfiz al-

Quran kondusif digunakan pendekatan : individual, kelompok bervariasi

educatif dan pembiasaan. Faktor pendukung dari tahfiz al-Quran di SDIT

Lukman Al-Hakim Yogyakarta adalah banyaknya ustad-ustadzah,

kemampuan dan semangat belajar siswa control dari orang tua dan

kurangnya waktu. Adapun faktor penghambatnya, keterbatasan ustad-


10

ustadzah, kemampun dan semangat belajar yang tidak sama, kurangnya

control dari orang tua serta kurangnya waktu. Hasil dari tahfiz al-Quran

dikategorikan menjadi dua yaitu evaluasi harian dan evaluasi catur wulan.

Hasil dari evaluasi harian belum memenuhi target dan penguasaan siswa

secara kualitatif adalah cukup. Sedangkan hasil evaluasi catur wulan yang

dicapai oleh siswa secara kualitatif adalah bagus .

F. Metode Penelitian

1. Lokasi Penelitian.

Penelitian ini dilaksanakan di SDN 03 Klepu Keling Jepara.

2. Subjek dan Objek Penelitian

a) Subjek penelitian adalah guru dan siswa kelas V SDN 03 Klepu Keling

Jepara.

b) Objek penelitian adalah penerapan variasi metode mengajar dalam mata

PAI.

3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan metode yang

lazim digunakan dalam penelitian ilmiah yaitu field research atau penelitian

lapangan. Untuk memudahkan pengambilan data dari lapangan digunakan

metode antara lain :

a. Metode Observasi
11

Merupakan penelitian yang dilakukan dengan cara mengadakan

pengamatan terhadap objek, baik secara langsung maupun tidak

langsung.

Metode observasi juga diartikan suatu usaha sadar untuk

mengumpulkan data yang dilakukan secara sistematis.8

Juga diartikan sebagai usaha pengamatan dan pencatatan secara

sistematis terhadap fenomena-fenomena yang tampak pada objek

penelitian.

Metode observasi yang penulis gunakan adalah; observasi non

partisipan yang memperoleh data tentang letak geografis dan lingkungan

sosial dan mendapatkan data tentang metode pembelajaran PAI SDN 3

Klepu.

b. Metode Interview

Merupakan tehnik pengumpulan data dengan cara tanya jawab

sepihak yang dikerjakan secara sistematis dan berdasarkan tujuan

penelitian.

Dalam interview ini penulis menggunakan jenis interview

berstruktur, interview yang pertanyaanya dan alternative jawaban yang

diberikan kepada interview telah ditetapkan terhadap persoalan terlebih

dahulu.9

Yang dimaksud dengan tehnik pengumpulan data ialah pihak-pihak

yang dapat memberikan keterangan yang diperlukan. Data yang


8
SuharsimiArikunto,Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan, (Jakarta: Rineka Cipta, hlm.
197
9
Suharsimi Arikunto,Op.Cit hlm. 167
12

diperoleh dari informan, yang terdiri dari kepala madrasah tentang

sejarah berdirinya madrasah dan guru mata pelajaran PAI dalam

pembentukan prilaku belajar siswa.

c. Metode Dokumentasi

Yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa

catatan/tulisan seperti :transkip, buku, surat kabar. Majalah, prasasti,

notulen rapat, peraturan-peraturan dan sebagainya.10

a. Metode Angket

Metode angket yaitu metode yang digunakan dengan sejumlah

pertanyaan tertulis untuk memperoleh informasi dari responden dalam

arti laporan tentang pribadi, atau hal-hal yang ia ketahui.

G. Sistematika Penulisan Skripsi

Di dalam penulisan skripsi ini peneliti membagi ke dalam tiga bagian.

Diantara bagian yang satu dengan yang lain merupakan satu kesatuan yang

utuh dan saling berhubungan. Adapun bagian-bagian tersebut adalah sebagai

berikut :

1. Bagian awal

Bagian permulaan ini memuat halaman judul, halaman nota

pembimbing, halaman pengesahan, halaman moto, halaman abstrak,

halaman pernyataan, halaman kata pengantar, pedoman translitasi,

halaman ucapan terima kasih, daftar isi.

10
Suharsimi Arikunto, Op Cit, h. 135
13

2. Bagian isi

Pada bagian ini ada lima bab, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini meliputi; Latar Belakang Masalah, Penegasan

Istilah, Rumusan Masalah, , Tujuan dan manfaat Penelitian,

Hipotesis Penelitian, Tinjauan Pustaka, Metodel Penelitian,

Sistematika Penulisan Skripsi.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini meliputi tentang Metode Pembelajarn PAI, yaitu

tentang: Pengertian Metode Pembelajaran PAI, Macam-macam

Metode Pembelajaran PAI, Faktor-faktor yang mempengaruhi

Metode Pembelajaran PAI. Dan tentang Prilaku Belajar Siswa,

yaitu tentang Pengertian Prilaku, Pengertian Prilaku Belajar,

Perwujudan Prilaku Belajar dan Faktor-faktor yang

mempengaruhi Prilaku Belajar

BAB III PAPARAN DATA

Bab III ini membahas tentang Deskripsi Lokasi Penelitian

yaitu; Sejarah berdirinya SDN 03 Klepu, Struktur organisasi SDN

03 Klepu, Profil Guru dan Siswa SDN 03 Klepu, Sarana dan

Prasarana SDN 03 Klepu, Kegiatan Belajar Mengajar SDN 03

Klepu. Dan tentang Data Hasil penelitian Tentang Pengaruh

Metode Pembelajarn PAI terhadap Prilaku Belajar Siswa SDN 03


14

Klepu. Yang meliputi Data Hasil penelitian Tentang Pengaruh

Metode Pembelajarn PAI SDN 03 Klepu, Data Hasil

pembentukan Prilaku Belajar Siswa SDN 03 Klepu dan faktor

pendukung dan penghambat implementasi Metode Pembelajaran

PAI.

BAB IV ANALISIS DATA

Bab ini membahas tentang Analisis Implementasi metode

Pembelajaran PAI, Analisis Prilaku Belajar Siswa dan Analisis

faktor pendukung dan penghambat implementasi Metode

Pembelajaran PAI

BAB V KESIMPULAN

Bab ini merupakan kesimpulan yang di dalamnya meliputi

: kesimpulan, saran dan kata penutup.

Bagian Akhir.

Pada bagian ini akan memuat halaman daftar pustaka, daftar

riwayat hidup penulis dan lampiran-lampiran.


15

IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN PAI DALAM

PEMBENTUKAN PRILAKU BELAJAR SISWA KELAS V SDN 3

KLEPU KELING JEPARA

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat


Guna Memperoleh Gelar Sarjana Dalam
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

NAMA : Risma Azizah


NIM : 13131000336
16

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN


UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA JEPARA
TAHUN 2015
15

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Metode Pembelajaran PAI

1. Pengertian Metode Pembelajaran PAI

Istilah metode pengajaran terdiri dari kata metode dan pengajaran.

Dan secara etimologi istilah metode berasal dari bahasa (Greeka) yang

terdiri dari dua suku kata yaitu metha artinya melewati atau melalui dan

hodos artinya jalan atau cara, adapun pengajaran berasal dari kata ajar

ditambah dengan awalan me menjadi mengajar berarti suatu cara yang

harus dilalui untuk menyajikan bahan pengajaran agar tercapai tujuan

pengajaran.1 Pengajaran yang artinya bahan pelajaran yang disajikan atau

proses penyajian bahan pelajaran. Dalam uraian ini istilah pengajaran

diartikan sebagai proses penyajian bahan oleh seseorang kepada orang lain

dengan tujuan agar orang lain itu menerima, menguasai dan

mengembangkan bahan itu.

Para ahli merumuskan berbagai tarif tentang metode pengajaran di

antaranya ialah sebagai berikut:

a) Depag RI mentarifkan bahwa Metode pengajaran adalah cara yang

dipergunakan oleh guru dalam mengadalan hubungan dengan pelajar

pada saat berlangsungnya pengajaran.

1
Rifai, Achmad dan Catharina Tri Anni. 2012.Psikologi Pendidikan. Edisi keempat. (
Semarang: UNNES PRESS), hlm. 47
16

b) Muhammad Athiyah al-Abrasyi mentarifkan pula bahwa Metode

pengajaran adalah jalan yang diikuti untuk memberikan pengertian pada

murid-murid tentang segala macam materi dalam berbagai pelajaran.

c) Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama, merumuskan pula sebagai

berikut: Metode pengajaran itu adalah suatu teknik penyampaian

bahan pelajaran kepada murid, ia dimaksudkan agar murid dapat

menangkap pelajaran dengan mudah, efektif dan dapat dicerna oleh

anak didik dengan baik

d) Marasudin Siregar mentarifkan bahwa Metode pengajaran adalah

merupakan suatu proses interaksi edukasi dalam proses belajar

mengajar antara peserta didik dengan pendidik. Peserta didik di satu

pihak dan pendidik di pihak lain.

Dari beberapa pengertian para ahli tersebut di atas, dapat

disimpulkan bahwa metode pengajaran adalah suatu cara atau jalan yang

berfungsi sebagai alat yang digunakan dalam menyajikan bahan pelajaran

untuk mencapai tujuan pengajaran yang telah ditentukan.

Metode Pembelajaran PAI dapat diartikan sebagai cara yang digunakan

oleh seorang guru agama dalam proses pembelajaran untuk mencapai

tujuan yang sesuai dengan pendidikan pendidikan Islam.

Hal-hal yang Harus Dipertimbangkan dalam Memilih Metode

Pembelajaran PAI. Dalam memilih dan menganalisis metode pembelajaran,

terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain:2

2
Sagala, Syaiful. Konsep dan Makna Pembelajaran. (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 65
17

1. Keadaan murid yang mencakup pertimbangan tentang tingkat

kecerdasan, kematangan, perbedaan individu lainnya.

2. Tujuan yang hendak dicapai, jika tujuannya pembinaan daerah kognitif

maka metode driil kurang tepat digunakan.

3. Situasi yang mencakup hal yang umum seperti situasi kelas, situasi

lingkungan. Bila jumlah murid begitu besar, maka metode diskusi agak

sulit digunakan apalagi bila ruangan yang tersedia kecil. Metode

ceramah harus mempertimbangkan antara lain jangkauan suara guru.

4. Alat-alat yang tersedia akan mempengaruhi pemilihan metode yang

akan digunakan. Bila metode eksperimen yang akan dipakai, maka alat-

alat untuk eksperimen harus tersedia, dipertimbangkan juga jumlah dan

mutu alat itu.

5. Kemampuan pengajar tentu menentukan, mencakup kemampuan fisik,

keahlian.

6. Sifat bahan pengajaran. Ada bahan pelajaran yang lebih baik

disampaikan lewat metode ceramah, ada yang lebih baik dengan

metode driil, dan sebagainya. Demikianlah beberapa pertimbangan

dalam menentukan metode yang akan digunakan dalam proses interaksi

belajar mengajar.

Hal-hal diatas perlu diperhatikan oleh seorang pendidik dalam

rangka memilih dan menentukan metode pembelajaran yang akan

digunakan, karena kebanyakan pendidik hanya menggunakan satu metode


18

saja yang hal itu akan membuat peserta didik menjadi bosan dan akan

mengabaikan proses pembelajaran.

e) Macam-macam Metode Pembelajaran PAI

Adapun metode-metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam

diantaranya yang sering digunakan adalah sebagai berikut :3

1. Metode Ceramah

Metode ceramah yaitu suatu cara penyampaian bahan secara

lisan oleh guru di muka kelas. Peran seorang murid disini sebagai

penerima pesan, mendengar memperhatikan, dan mencatat keterangan-

keterangan guru. Metode ini layak dipakai guru bila pesan yang

disampaikan berupa informasi, jumlah siswa terlalu banyak, dan guru

adalah seorang pembicara yang baik.

Penerapan metode ceramah dalam pendidikan Islam disinyalir dalil

Al-Quran. Metode ini terilhami dari kisah Nabi Musa A.S ketika

menyampaikan permohonan kepada Allah SWT. Firman Allah SWT :

( -: )

3
Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. (Jakarta:Rineka Cipta,
2003), hlm. 61
19

Artinya :Berkata Musa : Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku

dadaku, dan mudahkanlah untuk urusanku, dan lepaskanlah kekakuan

dari lidahku supaya mereka mengerti perkataanku. (QS Thaha : 25-28)

Ayat ini mengisyaratkan bahwa dalam proses pembelajaran

penyampaian materi melalui metode ceramah hendaknya disampaikan

dengan jelas, logis serta berbobot, sehingga anak didik dapat cepat

memahami, mengerti serta merima.

Kelebihan : penggunaan waktu yang efisien dan pesan yang

disampaikan dapat sebanyak-banyaknya, pengorganisasian kelas lebih

sederhana, dapat memberikan motivasi terhadap siswa dalam belajar,

fleksibel dalam penggunaan waktu dan bahan.

Kelemahan : guru seringkali mengalami kesulitan dalam

mengukur pemahaman siswa, siswa cenderunng bersifat pasif dan

sering keliru dalam menyimpulkan penjelasan guru, menimbulkan rasa

pemaksaan pada siswa, cenderung membosankan dan perhatian siswa

berkurang.

2. Metode Diskusi

Metode diskusi adalah suatu proses yang melibatkan dua

individu atau lebih, berinteraksi secara verbal dan saling berhadapan,

saling tukar informasi, saling mempertahankan pendapat dan

memecahkan sebuah masalah tertentu.

Kelebihan : suasana kelas lebih hidup, dapat menaikkan prestasi

kepribadian individu, kesimpulan hasil diskusi mudah dipahami siswa,


20

siswa belajar untuk mematuhi peraturan-peraturan dan tata tertib dalam

musyawarah.

Kelemahan : siswa ada yang tidak aktif, sulit menduga hasil

yang dicapai, siswa mengalami kesulitan mengeluarkan ide-ide atau

pendapat mereka secara ilmiah dan sistematis.

Untuk mengatasi kelemahan dan segi negatif dari metode ini:

pimpinan diskusi diberikan kepada murid dan diatur secara bergiliran,

guru mengusahakan seluruh siswa agar berpartisipasi dalam diskusi,

mengusahakan supaya semua siswa mendapat giliran berbicara,

sementara siswa yang lain belajar mendengarkan pendapat temannya,

mengoptimalkan waktu yang ada untuk mendapatkan hasil yang

diinginkan.

3. Metode Tanya Jawab

Yaitu penyampaian pelajaran dengan cara guru mengajukan

pertanyaan dan murid menjawab atau penyajian pelajaran dalam bentuk

pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada murid atau

dapat juga dari murid kepada guru.

Kelebihan : situasi kelas akan hidup karena anak-anak aktif

berfikir dan menyampaikan buah fikiran, melatih agar anak berani

mengungkapkan pendapatnya dengan lisan, timbulnya perbedaan

pendapat diantara anak didik akan menghangatkan proses diskusi

dengan lisan secara teratur, mendorong murid lebih aktif dan sungguh-
21

sungguh, merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkan daya

fikir, mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam

menjawab dan mengemukakan pendapat.

Kelemahan : memakan waktu lama, siswa merasa takut apabila

guru kurang mampu mendorong siswanya untuk berani menciptakan

suasana yang santai dan bersahabat, tidak mudah membuat pertanyaan

sesuai dengan tingkat berfikir siswa.

4. Metode Pembiasan

Yaitu sebuah cara yang dapat dilakukan untuk membiasakan

anak didik berfikir, bersikap dan bertindak sesuai dengan tuntunan

agama Islam. Contohnya ayat pengharaman khomar.

Kelebihan : tidak hanya berkaitan lahiriyah tetapi berhubungan

aspek batiniyah. Metode ini tercatat sebagai metode paling berhasil

dalam pembentukan kepribadian anak didik.

Kelemahan : membutuhkan tenaga pendidik yang bener-benar

dapat dijadikan sebagai contoh.

5. Metode Keteladanan

Yaitu hal-hal yang dapat ditiru atau di contoh oleh seseorang

dari orang lain, namun keteladanan yang dimaksud disini adalah

keteladanan yang dapat dijadikan sebagai alat pendidikan islam, yaitu

keteladanan yang baik, sesuai dengan pengertian uswah dalam ayat

alquran.4

4
Imron, Ali.. Pembinaan Guru Indonesia.( Jakarta: Dunia Pustaka Jaya, 1995), hlm. 43
22

Kelebihan : memudahkan anak didik dalam menerapkan ilmu

yang dipelajarinya, memudahkan guru mengevaluasi hasil belajar,

mendorong guru akan selalu berbuat baik, tercipta situasi yang baik

dalam lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat.

Kelemahan : figur guru yang kurang baik cenderung akan ditiru

oleh anak didiknya, jika teori tanpa praktek akan menimbulkan

verbalisme.

f) Faktor-faktor yang mempengaruhi Metode Pembelajaran PAI

Faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran PAI - Dalam proses

pembelajaran tentunya tidak semulus dengan apa yang kita harapkan, akan

tetapi ada beberapa faktor yang mempengaruhi pembelajaran karena proses

ini berkaitan dengan tuntas atau tidaknya hasil pembelajaran, yaitu ada

faktor intern dan faktor ekstern.5

Faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran PAI

1. Faktor intern

a) Sikap terhadap belajar

Sikap merupakan kemampuan memberikan penilaian tentang sesuatu,

yang membawa diri sesuai dengan penilaian. Adanya penilaian tentang

sesuatu, mengakibatkan terjadinya sikap menerima, menolak, atau

mengabaiakan.

b) Motifasi belajar

5
Dimyati, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta : Rineka Cipta, 2009) hlm. 239
23

Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong

terjadinya proses belajar. Motivasi belajar pada diri siswa dapat

menjadi lemah. Lemahnya motivasi atau tiadanya motifasi belajar akan

melemahkan kegiatan belajar. Selanjutnya, mutu hasil belajar akan

menjadi rendah.

c) Konsentrasi belajar

Konsentrasi belajar merupakan kemampuan memusatkan perhatian

pada pelajaran. Pemusatan perhatian tersebut tertuju pada isi bahan

belajar maupun proses memperolehnya.

d) Mengolah bahan belajar

Mengolah bahan belajar merupakan kemampuan siswa untuk menerima

isi dan cara pemerolehan ajaran sehingga menjadi bermakna bagi siswa.

e) Menyimpan perolehan hasil belajar

Menyimpan perolehan hasil belajar merupakan kemampuan

menyimpan isi pesan dan cara perolehan pesan. Kemampuan

menyimpan tersebut dapat berlangsung dalam waktu pendek dan waktu

yang lama. Kemampuan menyimpan pesan yang pendek berarti hasil

belajar cepat di lipakan. Kemampuan menyimpan pesan yang lama

berarti hasil belajar tetap di miliki siswa.

f) Menggali hasil belajar yang tersimpan

Menggali hasil belajar yang tersimpan merupakan proses mengaktifkan

pesan yang telah di terima. Dalam hal pesan baru, maka siswa akan

memperkuat pesan dengan cara mempelajari kembali, atau


24

mengaitkannya dengan bahan lama. Dalam hal pesaan lama, maka

siswa akan memanggil atau membangkitkan pesan dan pengalaman

lama untuk suatu unjuk hasil belajar.

g) Kemampuan berprestasi atau unjuk hasil belajar

Kemampuan berprestasi atau unjuk hasil belajar merupakan suatu

puncak proses belajar. Pada tahap ini siswa membuktikan keberhasilan

belajar. Siswa menunjukkan bahwa ia telah mampu memecahkan tugas-

tugas belajar atau mentransfer hasil belajar. Dari pengalaman sehari-

hari di sekolah diketahui bahwa ada sebagian siswa tidak mampu

berprestasi dengan baik.

h) Rasa percaya diri

Rasa percaya diri timbul dari keinginanb mewujudkan diri bertindak

dan berhasil. Dari segi perkembangan, rasa percaya diri dapat timbul

berkat adanya pengakuan dari lingkungan. Dalam proses belajar di

ketahui bahwa unjuk prestasi merupakan tahap pembuktian

perwujudan diri yang di akui oleh guru dan rekan sejawad siswa.

Makin sering berhasil menyelesaikan tugas, maka semakin memperoleh

pengakuan umum, dan selanjutnya rasa percaya diri semakin kuat[8].

i) Intelegensi dan keberhasilan belajar

Menurut Wechler (Monk & Knoers, Siti Rahayu Haditono) -

Sebagaimana dikutib oleh Drs. Dimyati dan Drs. Mudjiono-

Intelegensi adalah suatu kecakapan global atau rangkuman kecakapan

untuk dapat bertindak secara terarah, berpikir secara baik, dan bergaul
25

dengan lingkungan secara efisien. Kecakapan terseburt menjadi actual

bila siswa memecahkan masalah dalam belajar atau kehidupan sehari-

hari.

j) Kebiasaan belajar

Dalam kegiatan sehari hari ditemukannya adanya kebiasaan belajar

yang kurang baik kebiasaan tersebut antara lain belajar pada ahir

semester, belajar tidak teratur, menyia-nyiakan kesempatan belajar,

bersekolah hanya untuk bergengsi, bergaya minta belas kasihan tanpa

belajar. Dan hal-hal yang menyimpang dalam proses belajar yang

lainnya.

k) Cita-cita siswa

Dalam rangka tugas perkembangan, pada umumnya setiap anak

memiliki cita-cita dalam hidup. Cita-cita merupakan motivasi intrinsik.

Tetapi adakalanya gambaran yang jelas tentang tokoh teladan bagi

siswa yang belum ada. Cita-cita sebagai motifasi intrinsic perlu

didikkan. Didikan memiliki cita-cita harus di mulai sejak sekolah

dasar.

2. Faktor ekstern

a) Guru sebagai pembina siswa belajar

Guru adalah pengajar yang mendidik. Ia tidak hanya mengajar

bidang studi yang sesuai dengan keahliannya, tetapi juga menjadi

pendidik generasi muda bangsanya. Sebagi pendidik, ia

memusatkan perhatian pada kepribadian siswa, khususnya


26

berkenaan dengan kebangkitan belajar. Kebangkitan belajar

tersebut merupakan wujud emansipasi diri siswa. Sebagai guru

yang pengajar, ia bertugas mengelola kegiatan belajar siswa di

sekolah.

b) Prasarana dan sarana pembelajaran

Prasarana pembelajaran meliputi gedung sekolah, ruang belajar,

lapangan olah raga, ruang ibadah, ruang kesenian, dan peralatan

olah raga. Sarana pembelajaran meliputi buku pelajaran, buku

bacaan, alat dan fasilitas laboratorium sekolah, dan berbagai media

pembelajaran yang lain. Lengkapnya prasarana dan sarana

pembelajaran merupakan kondisi pembelajaran yang baik.

Prasarana dan sarana proses belajara adalah barang mahal. Barang-

barang tersebut dibeli dengan uang pemerintah dan masyarakat.

Maksud pembelian tersebut adalah untuk mempermudah siswa

belajar. Dengan tersedianya prssarana dan sarana belajar berarti

menuntut guru dan siswa dalam menggunakannya.

c) Kebijakan penilaian

Proses belajar sampai pada puncaknya pada hasil belajar siswa atau

unjuk kerja siswa. Sebagai suatu hasil maka dengan unjuk kerja

tersebut, proses belajar berhenti untuk sementara. Dan terjadilah

penilaian. Dengan penilaian yang dimaksud adalah penentuan

sampai sesuatu dipandang berharga, bermutu, atau bernilai. Ukuran

tentang hal itu berharga, bermutu atau bernilai dating dari orang
27

lain. Dalam penilaian hasil belajar, maka penentu keberhasilan

belajar tersebut adalah guru. Guru adalah pemegang kunci

pemebelajaran. Guru menyusun desain pembelajaran,

melaksanakan pembelajaran, dan menilai hasil belajar.

d) Lingkungan sosial di sekolah

Siswa-siswa disekolah membentuk suatu lingkungan pergaulan,

yang disebut lingkungan sosial siswa. Dalam lingkungan sosial

siswa tersebut ditemukan adanya keduduka dan peranan tertentu.

Sebagai lustrasi, seorang siswa dapat menjabat sebagai pengurus

kelas, sebagai ketua kelas, dan sebagainya. Tiap siswa berada

dalam lingkungan sosial siswa di sekolah. Ia memiliki kedudukan

dan peranan yang diakui sesame. Jika seorang siswa diterima, maka

ia dengan mudah menyesuaikan diri dan segera dapat belajar.

Sebaliknya, jika ia tertolak, maka ia akan merasa tertekan.

e) Kurikulum sekolah

Program pembelajaran di sekolah mendasarkan diri pada suatu

kurikulum. Kurikulum yang diberlakukan sekolah adalah

kurikulum nasional yang disahkan oleh pemerintah, atau suatu

kurikulum yang disahkan oleh suatu yayasan pendidikan.

Kurikulum sekolah tersebut berisi tujuan pendidikan, isi

pendidikan, kegiatan belajar mengajar, dan evaluasi. Berdasarkan

kurikulum tersebut, guru menyusun desain instruksional untuk

membelajarkan siswa.
28

Hal itu berarti bahwa program pembelajaran di sekolah sesuai

dengan system pendidikan nasional. Selain karena adanya faktor intern

dan faktor ekstern, ada juga beberapa faktor yang dapat mempengaruhi

pembelajaran, yaitu:6

1. Faktor yang bersumber dari diri sendiri

a) Tidak mempunyai tujuan belajar yang jelas

Siswa yang masuk dalam lembaga pendidikan atau sekolah hanya

sekedar membuang-buang waktu saja atu menggunakan waktu

senggang saja. Tujuan yang samar-samar tidak realistis juga dapat

menjadi penghalang atas kemajuan studinya.

b) Kurangnya minat terhadap bahan pelajaran

Minat yang besar akan mendorong motivasi, demikian dalam

mengikuti studinya. Kurangnya minat menyebabkan kurangnya

perhatian dan usaha belajar, sehingga menghambat studinya.

c) Kesehatan yang sering mengganggu

Badan yang sering sakit-sakitan, kurangnya vitamin merupakan

faktor yang sangat menghambat kemajuan studi seseorang. Adanya

gangguan emosionil, rasa tidak tenang, khawatir, mudah

tersinggung, sikap agresif semuanya menjadikan kegiatan belajar

menjadi terganggu.

2. Faktor yang bersumber dari lingkungan sekolah.7

a) Kurangnya bahan-bahan bacaan


6
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. Strategi Relajar Mengajar. 2006, hlm. 59
7
Moh. Uzer Usman. Menjadi Guru Profesional. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004),
hlm. 51
29

Ketersediaan buku bacaan di perpustakaan sekolah menjadi

penyebab siswa kesulitan dalam menambah pengetahuan mereka

untuk belajar dan juga membaca.

b) Bahan pelajaran tidak sesuai dengan kemampuan

Penyusunan bahan pelajaran bagi para siswa yang tidak sesuai

dengan kemampuan mereka akan sangat menghambat studi

mereka. Ketidaksesuaian ini dapat berarti tidak sesuai dengan

kemampuan berfikir mereka.

c) Kurangnya alat-alat

Kurangnya alat-alat untuk praktek di sekolah akan sangat

mengganggu kelancaran belajar para siswa, dengan kata lain

apabila terdapat pelajaran praktek dan alat terbatas, maka yang

dilakukan adalah digunakan secara bergantian dan ini sangat tidak

efisien.

3. Faktor yang bersumber dari keluarga8

a) Masalah kemampuan ekonomi

Masalah biaya menjadi sumber kekuatan terbesar dalam belajar,

kurangnya biaya sangat mengganggu kelancaran studi. Akan tetapi

orang mampu dan banyak biaya untuk studi justru akan habis

karena penyalahgunaan biaya.

b) Masalah broken home

8
Ibid, hlm. 54
30

Siswa yang mengalami broken home akan sangat berpengaruh

terhadap konsentirasi belajarnya. Hal ini terjadi karena tidak

adanya kekompakan dari orangtua untuk mendukug dia belajarnya.

c) Kurangnya kontrol orangtua

Orangtua turut bertanggungjawab atas kemajuan studi anaknya.

Pengawasan yang kurang ini bisa menimbulkan kecenderungan

adanya bebas mutlak yang akan menjadikan anak tersebut berbuat

menyimpang karena kurangnya pengawasan orangtua nya.

4. Faktor yang bersumber dari masyarakat9

a) Tidak mempunyai teman belajar bersama

Tidak adanya teman untuk berdiskusi atau bertukar pendapat akan

menghambat belajar siswa. Sekalipun faktor ini tidak terlalu

menentukan hasil belajar yang baik, tetapi ia mempunyai arti dan

turut mendorong kegiatan belajar.

b) Aktif berorganisasi

Belajar berorganisasi kita dapat belajar menjadi pemimpin dan

menjadi anggota yang baik. Akan tetapi, apabila terlalu banyak

waktu yang digunakan untuk berirganisasi maka akan menyebabkan

kelalaian dalm belajar.

B. Prilaku Belajar Siswa

1. Pengertian Prilaku

9
Ibid, hlm. 56
31

Perilaku adalah suatu perbuatan atau aktivitas atau sembarang respon

baik itu reaksi, tanggapan, jawaban atau itu balasan yang dilakukan oleh

suatu organisme. Secara khusus pengertian perilaku adalah bagian dari satu

kesatuan pola reaksi.10

Perilaku menurut Walgito adalah suatu aktivitas yang mengalami

perubahan dalam diri individu. Perubahan itu didapat dalam segi kognitif,

afektif, dan psikomotorik.

Pengertian perilaku tidak dapat dilepaskan dari kaitannya dengan

sikap. Sebaliknya dapat dikemukakan bahwa sikap berkaitan dengan tujuan

memahatni kecenderungan-kecenderungan perilaku.

Menurut Gunarsa menvatakan bahwa : Perilaku adalah segala

sesuatu atau tindakan yang sesuai dengan nilai-nilai tata/cara yang ada

dalam suatu kelompok. Berdasarkan pengertian di atat perilaku itu adalah

tindakan-tindakan yang diiakukan oleh siswa sesuai dengan nilai-nilai

norma ataupun nilai yang ada dalam masyarakat yang sudah ada

sebelumnya dalam suatu kelompok sosial masyarakat.

Seorang anak harus belajar konsep belajar moral yang harus

diperhatikan dalam perilakunya terus-menerus setiap kali ia menemui situasi

yang sama. Nlelalui orang lain maka ia dapat belajar bagairnana tingkah

laku yang baik. Orang lain dalam hal ini adalah guru Pendidikan

Kewarganegaraan yang akan memberikan apa yang diajarkan dalam

Pendidikan Kewarganegaraan.

10
Sagala, Syaiful. Konsep dan Makna Pembelajaran. (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm.
61
32

Dari pendapat di atas ciapatlah dikatakan bahwa perilaku terjadi

karena adanya proses antara pemikiran dan sikap untuk melakukan tindakan

yang diuiginkan. Menurut Muh. Fawzin perilaku adalah gerakgerik yang

berhubungan dengan aktivitas dalam kehidupan sehari hari seperti bekerja,

beriman, berpikir dan sebagainya dengan perilaku ini kita akan mengenal

seseorang, perilaku terbentuk melalui proses tertentu.

Dari pendapat di atas ternyata bahwa pembentukan perilaku itu

senantiasa berlangsung dalam interaksi manusia dengan lingkungan

pembentukan dipengaruhi oleh beberapa takor seperti kecerdasan, dorongan

atau minat dan objek serta hasil kebudayaan yang dijadikan sasaran dalam

mewujudkan bentuk perilaku. Faktor-faktor tersebut akan dapat terpadu

menjadi perilaku yang terbentuk, yang dapat diterima oleh individu itu

sendiri dan lingkungannya.

2. Pengertian Prilaku Belajar

Perilaku adalah suatu perbuatan atau aktivitas atau sembarang respon

baik itu reaksi, tanggapan, jawaban atau itu balasan yang dilakukan oleh

suatu organisme. Secara khusus pengertian perilaku adalah bagian dari satu

kesatuan pola reaksi.11

Perilaku menurut Walgito adalah suatu aktivitas yang mengalami

perubahan dalam diri individu. Perubahan itu didapat dalam segi kognitif,

afektif, dan psikomotorik.

11
Rifai, Achmad dan Catharina Tri Anni..Psikologi Pendidikan. Edisi keempat.
(Semarang:UNNES PRESS, 2012), hlm. 45
33

Perilaku belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis, yang

berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan

perubahan-perubahan pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai

sikap.12

Diantara ciri-ciri perubahan khas yang menjadi karakteristik perilaku

belajar yang terpenting adalah:

a. Perubahan itu intensional

Perubahan yang terjadi dalam proses belajar adalah berkat

pengalaman atau praktik yang dilakukan dengan sengaja dan di sadari,

atau dengan kata lain bukan kebetulan. Karakteristik ini mengandung

konotasi bahwa siswa menyadari akan adanya perubahan yang dialami

atau sekurang-kurangnya ia merasakan adanya perubahan dalam dirinya,

seperti penambahan pengertian, kebiasaan, sikap, dan pandangan suatu

keterampilan, dan seterusnya.

Namun demikian, perlu pula dicatat bahwa kesengajaan balajar itu,

menurut Anderson tidak penting, yang penting cara mengelola informasi

yang diterima siswa pada waktu pembelajaran terjadi, Di samping itu,

dari kenyataan sehari hari juga menunjukan bahwa tidak semua

kecakapan yang kita peroleh merupakan hasil kesengajaan belajar yang

kita sadari.

b. Perubahan itu positif dan aktif

12
Ibid, hlm. 47
34

Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat positif dan

aktif. Positif artinya baik, bermanfaat, serta sesuai dengan harapan. Hal

ini juga bermakna bahwa perubahan tersebut senantiasa merupakan

penambahan, yakni di perolehnya sesuatu yang baru (seperti pemahaman

dari keterampilan baru) yang lebih baik dari apa yang telah ada

sebelumnya. Adapun perubahan aktif artinya tidak terjadi dengan

sendirinya seperti karena proses kematangan (misalnya, bayi yang bisa

merangkak setelah bisa duduk), tetapi karena usaha siswa itu sendiri.

c. Perubahan itu efektif dan fungsional

Perubahan yang timbul karena proses belajar bersifat efektif,

yakni berhasil guna. Artinya perubahan tersebut membawa pengaruh,

makna dan manfaat tertentu bagi siswa. Selain itu, perubahan dalam

proses belajar bersifat fungsional dalam arti bahwa ia relatif menetap dan

setiap saat apabila dibutuhkan, perubahan tersebut dapat diharapkan

memberi manfaat yang luas. Selain itu, perubahan yang efektif dan

fungsional biasanya bersifat dinamis dan mendorong timbulnya

perubahan-perubahan sosial lainnya.

Belajar merupakan kegiatan mental yang tidak dapat disaksikan

dari luar. Apa yang sedang terjadi dalam diri seseorang yang sedang

belajar, tidak dapat diketahui secara langsung hanya dengan mengamati

orang itu. Bahkan, hasil belajar orang itu dapat langsung kelihatan tanpa

orang itu melakukan esuatu yang menampakan kemampuan yang telah

diperoleh melalui belajar.


35

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa perilaku belajar

adalah suatu aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi

aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan

pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap.

3. Perwujudan Prilaku Belajar

Dalam memahami arti belajar dan esensi karena belajar, para ahli

sependapat atau sekurang-kurangnya terdapat titik temu diantara mereka

mengenai hal yang prinsipel meskipun mengenai apa yang dipelajari sisiwa

dan bagaimana perwujudannya masih merupakan teka-teki namun berikut

dapat dipaparkan pendapat sekelompok ahli yang relatif lebih lengkap.

Manifestasi atau perwujudan prilaku belajar bisanya lebih sering tampak

dalam perubahan-perubahan sebagai berikut :13

a. Kebiasaan

Menurut kebiasaan itu timbul karena proses penyusutan kecenderungan

respon dengan menggunakan stimulasi yang berulang-ulang. Karena

proses penyusutan inilah, muncul suatu pola bertingkah laku baru yang

relatif menetap dan otomatis. Kebiasaan ini terjadi karen a prosedur

pembiasaan seperti dalam classical dan operant konditioning .

b. Keterampilan

Keterampilan ialah kegiatan yang berhubungan urat-urat syaraf dan otot-

otot yang lazimnya tampak pada kegiatan jasmaniah seperti menulis,

13
Ibid, hlm. 69
36

mengetik, olah raga dan sebagainya. Meskipun sifatnya motorik, namun

keterampilan memerlukan koordinasi gerak yang teliti dan kesadaran

yang tinggi. Disamping itu, menurut keterampilan adalah kemampuan

melakukan pola-pla tingkah laku yang komplek dan tersusun rapih secara

mulus dan sesuai dengan keadaan.

c. Pengamatan

Artinya proses menerima, menafsirkan, dan memberi arti rangsangan

yang masuk melalui indra-indra seperti mata dan telinga. Berkat

pengalaman belajar siswa dapat mencapai pengamatan yang benar

objektif sebelum mencapai pengertian.

d. Berpikir asosiatif dan daya ingat

Secara sederhana berfikir asosiatif adalah berpikir dengan cara

mengasosiasikan sesuatu dengan yang lainnya. Berpikir asosiatif

merupakan proses pembentukan hubungan antara rangsangan dengan

respon. Trntunya perlu dicatat bahwa kemampuan siswa untuk

melakukan hubungan asosiatif yang benar amat dipengaruhi oleh tingkat

pengertian atau pengetahuan yang diperoleh dari hasil belajar. Disamping

itu, daya ingat pun merupakan perwujudan belajar, sebab merupakan

unsur pokok dalam berpikir asosiatif.

e. Berpikir rasional

Berpikir rasional dan kritis adalah perwujudan prilaku belajar teutama

yang bertalian dengan pemecahan masalah. Sedangkan dalam hal

berpikir kritis, siswa dituntut menggunakan strategi kognitif tertentu yang


37

tepat untuk menguji ke andalan gagasan pemecahan masalah dan

mengatasi kesalahan atau kekurangan.

f. Sikap

Dalam arti sempit sikap merupakan pandangan atau kecenenderungan

mental. Menurut , sikap (atittude) adalah kecenderungan yang relatif

menetap untuk bereaksi dengan cara baik atau buruk terhadap orang atau

barang tertentu. Perwujudan prilaku siswa akan ditandai dengan

munculnya kecenderungan baru yang telah berubah (lebih maju dan lebih

lugas).

g. Inhidisi

Secara singkat, inhidisi adalah upaya pengurangan atau pencegahan

timbulnya suatu respon tertentu karena adanya proses respon lain yang

sedang berlangsung .

h. Apresiasi

Pada dasarnya apresiasi suatu pertimbangan (judgement) mengenai arti

penting atau nilai sesuatu. Dalam penerapannya, apresiasi sering

diartikan sebagai penghargaan atau penilaian terhadap benda-benda baik

abstrak maupun kongkrit yang memiliki nilai yang luhur.

i. Tingkah laku afektif

Tingkah laku yang menyangkut keanekaragamaan perasaan seperti takut,

marah, sedih, gembira, kecewa, senang, benci, was-was, dan sebagainya.


38

Tingkah laku seperti ini tidak terlepas dari pengaruh pengalaman belajar.

Oleh karenanya ia juga dapat dianggap sebagai perwujudan prilaku

belajar.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prilaku Belajar

a. Faktor internal

Faktor internal yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa. Faktor

ini meliputi dua aspek:14

1) Aspek Jasmani.

Kondisi umum jasmani yang menandai tingkat kebugaran organ-organ

tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan

intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran.

2) Aspek Psikologi

Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat

mempengaruhi kuantitas dan kualitas belajar siswa. Namun, di antara

factor-faktor rohaniah siswa yang pada umumnya dipandang lebih

esensial adalah tingkat kecerdasan/intelegensi siswa, sikap siswa,

bakat siswa, minat siswa, motivasi siswa.

b. Faktor eksternal

14
Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. (Jakarta:Rineka Cipta,
2003), hlm. 49
39

Faktor eksternal yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa. Factor ini

juga terdapat dua macam.

1) Lingkungan sosial

Lingkungan sosial sekolah seperti guru, staf, dan teman-teman

sekelasnya yang dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa.

Lingkungan masyarakat, tetangga, juga teman-teman bermain yang

disekitar perkampungan siswa tersebut juga mempengaruhi belajar

siswa. Yang paling berpengaruh dalam belajar siswa adalah

lingkungan keluarga.

2) Lingkungan nonsosial

Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial adalah gedung

sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan

letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang

digunakan siswa.

3) Faktor pendekatan belajar

Faktor pendekatan belajar yakni jenis upaya belajar siswa yang

meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan

kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran. Faktor-faktor di atas

dalam banyak hal sering saling berkaitan dan mempengaruhi satu

sama lain.
40

BAB III

PAPARAN DATA

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Sejarah berdirinya SDN 03 Klepu

Berdasarkan wawancara dengan Kepala Sekolah SDN 3 Klepu

Keling Jepara, yaitu Ibu Kastini,S.Pd, SDN 3 Klepu merupakan salah satu

intitusi penddikan yang bermula pada keinginan Dinas Pendidikan

Kabupaten Jepara Propinsi Jawa Tengah pada tahun 1985,yang terletak di

Desa Klepu RT 08 RW 02 Keling Jepara.Dan kepala sekolah pertama

dijabat oleh bpk Soewoto yang sekarang sudah almarhum.Perjuangan demi

perjuanagn untuk memajukan SDN 3 Klepu telah membuahkan hasil

sampai sekarang ini.

SDN 3 Klepu yang berada dibawah naungan DIKPORA KELING

ini terletak ditempat yang strategis,karena berdekatan dengan jalan raya dan

balai desa klepu. Desa Klepu terletak di ujung timur wilayah kecamatan

Keling , tepatnya 18 KM di sebelah timur ibu Kota kabupaten Jepara Jawa

Tengah. Dan merupakan daerah perbatasan antara kabupaten Jepara dan

kabupaten Pati. Secara geografis, batas-batas wilayah desa Klepu sebagai

berikut: 1

1. Sebelah Utra : Desa Jlegong.

2. Sebelah Selatan : Desa Watuaji.

3. Sebelah Barat : Desa Gelang

1
Hasil Wawancara Pribadi dengan Ibu Kastini, S.Pd. kepala SDN 3 Klepu, Senin, 8 Juni
2015
41

4. Sebelah Timur : Desa Mangkli/Damarwulan

Adapun batas-batas SDN 3 Klepu adalah :

1. Sebelah utara merupakan Balai Desa Klepu

2. Sebelah selatan merupakan puskesmas desa

3. Sebelah barat adalah jalan raya

4. Sebelah timur perumahan

5. Struktur organisasi SDN 03 Klepu

Untuk melancarkan program kerja organisasi, agar semua program

kerja dapat terkontrol dan terorganisasi dengan baik, maka SDN 03 Klepu

membuat Struktur Organisasi, berikut ini penulis sajikan Struktur Organisasi

SDN 03 Klepu Keling Jepara.2

STRUKTUR ORGANISASI SDN 03 KLEPU


KOMITE
MATNURI

KEPALA SEKOLAH
KASTINI,S.Pd

BENDAHARA EXTRA KURIKULER


TJIPTO ADI A.Ma.PD RUKAMAH,S,Pd

TU UKS
RISMA AZIZAH EDY SUCIPTO,S.Pd

KELAS 4 KELAS 5 Kelas 6


KELAS 1 KELAS 2 KELAS 3
MIZAN TJIPTO SITI
RUKAMAH,S NURIYA KASTINI,S.
SARONI,A. ADI,AMa. CHASANAH.
.Pd MIFTA,S.Pd Pd Pd
Ma.Pd S,Pd

SISWA
2
Data hasil observasi dan dokumentasi dari papan struktur organisasi di SDN 3 Klepu
Keling Jepara , hari Senin, tanggal 15 Juni 2015
42

6. Profil Guru dan Siswa SDN 03 Klepu

Para guru SDN 3 Klepu mempunyai latar belakang pendidikan

yang beragam. Namun demikian, ada beberapa guru yang mempunyai latar

belakang lulusan pendidikan formal, dan di antara mereka sekarang banyak

yang masih menempuh kuliah. Dan hampir semua guru SDN 3 Klepu

menempuh kuliah Sarjana.

Tabel 1
KEADAAN GURU SDN 03
KLEPU KELING JEPARA
TAHUN 2014/2015

Mengajar
Gol/ Jabatan Jenis Jml.
Nama / NIP Jml
NO Ruang Guru Guru Kls Muri
Jam
d
KASTINI, S.Pd IV/ A Gr.
1 196005061979111001 Pembina Kepsek III 12 24

TJIPTO ADI, AMa.Pd Gr.


IV/ A
2 19551212 197801 1 004 Pembina Gr. Kelas V 15 26

SITI
Gr.
CHASANAH,AMa.Pd IV/ A
3 Pembina Gr. Kelas VI 18 26
19570714 197911 2 001

EDY SUCIPTO Gr.


IV/ A
4 19590324 198304 1 002 Pembina Gr. OR I-VI 80 18

RUKAMAH, S. Pd Gr.
IV/ A
5 19620905 198608 2 001 Pembina Gr. Kelas VI 10 24

Gr.
JAMBARI IV/ A
6 Pembina Guru I 10 24

NUR IMANAH, S.Pd.I


7 - GTT Guru

MIZAN SARONI,
8 A.Ma.Pd - GTT Gr. Kelas II 13 26
43

NURIYA MIFTA A. Gr.


V
9 S.Pd Pembina Gr. PAI 13 9

KASLAN, A.Ma Gr.


IV&
10 195603161979121003 VI/A Pembina Gr. PAI 31 9
VI

Gr.
TUMIJAN
11 VI/A Pembina Gr. PAI I-III 34 9
196103161984051002

TABEL 2

Daftar Siswa-siswi SDN 03 Klepu

Klepu Keling Jepara tahun Pelajaran 2014/20153

NO KELAS PUTRA PUTRI JUMLAH

1 I 7 3 10

2 II 5 7 12

3 III 4 8 12

4 IV 5 8 13

5 V 7 6 13

6 VI 10 8 18

JUMLAH 38 40 78

3
Dokumen Data Kedaan Siswa SDN 03 Klepu Keling Jepara tanggal 24 Juni 2015
44

7. Sarana dan Prasarana SDN 03 Klepu

Dengan mengemban amanah dan kepercayaan masyarakat dn

pemerintah SDN 03 Klepu Keling Jepara, selalu berusaha untuk mencetak

generasi yang bermutu, berilmu, beramal dan berahlakhul karimah. Untuk

itu dibutuhkan sarana prasarana yang memadai dalam proses belajar

mengajar (KBM). Adapun sarana dan prasarana yang telah dimiliki SDN 03

Klepu keling Jepara adalah :

a. Sarana Pendidikan

1) Gedung Sekolah Terdiri :

- Gedung terdapat 6 kelas

- 1 Kantor

- 1 Mushola

- WC/ Kamar mandi

- Perpustakaan

- Gudang (untuk alat-alat Peraga)4

2) perlengkapan Pengajaran terdiri dari :

- Papan Tulis : 8 Buah

- White Board : 6 buah

- Buku Pegangan pelajaran bagi Guru : 13 Buah

b. Sarana administrasi

1) Buku absensi Siswa : 6 Buah

4
Hasil Observasi padahari Rabu, 24 Juni 2015
45

2) Buku Absensi Guru : 2 Buah

3) Buku Induk : 7 Buah

4) seperangkat alat Kantor :

- Meja Guru : 4 Buah

- Kursi : 16 Buah

- Almari : 3 Buah

- Rak Buku : 2 Buah

- Komputer : 1 Buah

5) Perlengkapan Soun System (3 mix, 3 Corong, 1 Set DVD, 1 tape dan 2

salon )5

c. Pendanaan SDN 03 Klepu

Dana untuk menglola pendidikan SDN 03 Klepu diantaranya

didapat dari orang tua murid yang diperoleh SPP, Dana BOS, Donatur

warga, Infaq, dan bantuan dari pemerintah.

8. Kegiatan Belajar Mengajar SDN 03 Klepu

Dari hasil observasi dan wawancara peneliti dengan Guru Mata

pelajaran PAI di sekolah SDN 03 Klepu, yang dilakukan oleh guru PAI di

SDN 03 Klepu ini di antaranya menggunakan strategi PAIKEM

(Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan).6

Tujuannya agar siswa dapat memahami materi yang disampaikan sesuai SK-

5
Ibu Kastini, Kepala Sekolah SDN 03 Klepu Keling Jepara, Wawancara pribadi tanggal
24 Juni 2015
6
Ibu Nuriya Mifta A, Guru PAI kelas 5 SDN 03 Keling Jepara, Wawancara pribadi
tanggal 27 Juni 2015
46

KD (Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar) yang terdapat dalam

silabus dan dikembangkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP), tanpa adanya unsur keterpaksaan atau terbebani mengikuti kegiatan

pembelajaran PAI. Harapan dari strategi PAIKEM dalam mata pelajaran

PAI yaitu dapat tercipta pembelajaran yang efektif, yaitu:

a. Pembelajaran konsistensi dengan kurikulum,

b. Program yang telah direncanakan dilaksanakan oleh guru tanpa

mengalami hambatan dan kesulitan yang berarti,

c. Siswa melakukan kegiatan belajar sesuai dengan program yang telah

ditentukan tanpa mengalami hambatan dan kesulitan yang berarti,

d. Guru memotivasi belajar siswa,

e. Siswa aktif mengikuti kegiatan pembelajaran,

f. Interaksi timbal balik antara guru dan siswa,

g. Guru terampil dalam mengajar, dan

h. Kualitas hasil belajar yang dicapai oleh para siswa.

Adapun hasil dari observasi dan wawancara dengan siswa SDN 03

Klepu yakni metode pembelajaran PAI sudah diterapkan oleh siswa yakni

menunjukkan akhlak yang baik disaat pembelajaran sedang berlangsung,

yakni salah satunya memperhatikan disaat guru menjelaskan

pembelajaran. Dan mengenai Proses Balajar mangajar yang selama ini

lakukan oleh Ibu Nurya Mifta A. , selaku guru mata pelajaran PAI adalah

bahwa beliau termasuk guru yang aktif, dan selalu masuk kelas tepat

waktu sesuai dengan jadwal, dapat membawakan materi dengan baik,


47

maksudnya saat proses pembelajaran berlangsung metode yang

diterapkan bervariasi, misalnya cermah, diskusi, dan tanya jawab. 7 Hal ini

membuat siswa tidak merasa jenuh saat mengikuti pembelajaran, selain itu

beliau juga dapat menerangkan bahasa yang mudah dimengerti, sehingga

siswa dapat termotivasi untuk memperhatikan materi yang disampaikan

dan siswa dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Tujuan pembelajaran adalah agar Standar Kompetensi dan

Kompetensi Dasar yang telah disampaikan dapat tersampaikan dengan

baik, tentunya hal ini tidak lepas dari tujuan pembelajaran yang dapat

berjalan dengan efektif. Mengingat keragaman latar belakang dan

karakteristik siswa SDN 03 Klepu, serta tuntutan untuk menghasilkan

lulusan yang bermutu, setiap mata pelajaran proses pembelajaran harus

fleksibel, bervariasi, dan memenuhi standar.

Oleh karenanya, dalam Proses Belajar Mengajar guru mata

pelajaran PAI di SDN 03 Klepu menggunakan strategi PAIKEM, ini

tentunya. mengingginkan terciptanya proses pembelajaran yang efektif,

sehingga ketercapaian tujuan pembelajaran dapat terwujudkan, dengan

menyangkut tiga komponen sistem pembelajaran, yang terdiri dari:

1) Komponen input, yakni perilaku awal siswa dan kemampuan

professional guru atau tenaga kependidikan,

7
Nur Syaid dan magfiroh , Siswi kelas 5 SDN 03 Klepu Keling Jepara, Wawancara
pribadi tanggal 27 Juni 2015
48

2) Komponen proses ialah prosedur pelaksanaan pembelajaran sesuai

dengan kurikulum, metode, media, dan administrasi yang meliputi

alat, waktu dan dana, dan

3) Komponen output ialah hasil pembelajaran yang menandai

ketercapaian tujuan pembelajaran.

Dari hasil observasi bahwasannya kegiatan Proses Belajar

Mengajar dalam mata pelajaran PAI di SDN 03 Klepu seorang pendidik

dengan menggunakan strategi PAIKEM ini, diharapkan guru Aqidah

Akhlak mampu melakukan pengoptimalan guru dalam mengajar ini terdiri

dari tiga tahapan, yaitu:

a) Kognitif, yakni pengetahuan dan pemahaman peserta didik terhadap

ajaran dan nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran Islam,

b) Afektif, yakni terjadinya proses internalisasi ajaran dan nilai agama ke

dalam diri peserta didik, dalam arti menghayati dan meyakininya.

Tahapan afektif ini terkait erat dengan kognisi, dalam arti penghayatan

dan keyakinan peserta didik menjadi kokoh jika dilandasi oleh

pengetahuan dan pemahamannya terhadap ajaran dan nilai agama

Islam.

c) Psikomotorik, yakni melalui tahapan afektif tersebut diharapkan dapat

tumbuh motivasi dalam diri peserta didik dan tergerak untuk

mengamalkan dan mentaati ajaran Islam yang telah diinternalisasikan

dalam dirinya. Sehingga diharapkan dari kegiatan pendidikan Islam


49

ini juga mempertimbangkan tujuan empat pendidikan, yaitu tujuan

umum, akhir, sementara, dan operasional. Yang dimana hal ini

dilakukan berdasarkan terbentuk manusia muslim yang beriman,

bertaqwa dan berakhlak mulia.

B. Data Hasil penelitian Implementasi Metode Pembelajarn PAI terhadap

Prilaku Belajar Siswa SDN 03 Klepu.

1. Data Hasil penelitian Tentang Implementasi Metode Pembelajarn PAI

SDN 03 Klepu

Dari hasil observasi dan wawancara peneliti dengan Guru Mata

pelajaran PAI di sekolah SDN 03 Klepu, yang dilakukan oleh guru PAI di

SDN 03 Klepu ini di antaranya menggunakan strategi PAIKEM

(Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan).8

Tujuannya agar siswa dapat memahami materi yang disampaikan sesuai

SK-KD (Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar) yang terdapat dalam

silabus dan dikembangkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP), tanpa adanya unsur keterpaksaan atau terbebani mengikuti kegiatan

pembelajaran PAI. menurut hasil wawancara dengan guru PAI SDN 03

Klepu Ibu Nurya Mifta A. pada 29 Juni 2015.

Penulis : Metode apa saja yang ibu terapkan dalam pembelajaran PAI
di SDN 03 Klepu?
Guru PAI : ada beberapa metode yang saya gunakan dalam pembelajaran
PAI di SDN 03 Klepu ini, jadi metode itu sesuai dengan materi
yang saya sampaikan, di antaranya adalah Metode ceramah

8
Ibu Nurya Mifta A., Guru PAI kelas 5 SDN 03 Klepu Keling Jepara, Wawancara
pribadi tanggal 29 Juni 2015
50

seperti tentang pengertian, syarat,rukun puasa, metode


keteladanan ketika membahas pribadi Rosulullah,
khulafaurrosyidin, metode diskusi sebagai pemecah persoalan,
yang belum dipahami oleh murid, metode Tanya jawab selalu
saya terapkan di akhir materi dan di awal pertemuan beikutnya.
Observasi mengamati individu atau kelompok secara langsung
dan metode pemberian tugas dengan jalan memberi tugas
kepada siswa. Tugas-tugas tersebut dapat berupa
mengikhtisarkan karangan (dari surat kabar, majalah atau
buku bacaan) membuat kliping, mengumpulkan gambar,
perangko, dan dapat pula menyusun karangan.

Jadi hasil wawancara ini dapat penulis simpulkan, bahwa metode

yang di gunakan di SDN 03 Klepu tidak tergantung dengan satu metode,

tapi metode menyesuaikan dengan materi yang di samapaikan oleh guru,

dengan tujuan agar siswa tidah jenuh dengan pembelajaran PAI yang ada

di SDN 03 Klepu.

Dalam menggunakan metode tentunya ada beberapa pertimbangan,

mengapa menggunakan metode demontrasi atau yang lainnya.

Sebagaimana yang di ungkapkan oleh Ibu Nurya Mifta A. dalam

wawancara di bawah ini.

Penulis : Apakah pertimbangan Ibu menggunakan metode ini ?


Guru PAI : Dalam proses pembelajaran agar mencapai tujuan yang
maksimal saya menggunakan metode-metode tersebut
didasarkan pada beberapa pertimbangan demi kelancaran
proses pembelajaran dan pencapaian tujuan pembelajaran.
Di samping juga materi yang ingin disampaikan. Bila kita
tidak menggunakan metode tidak dengan pertimbangan
tersebut, maka di samping hasilnya tidak baik, anak-anak
juga akan jenuh dan bosan. Hal ini juga mempengaruhi cara
pandang siswa, pembentukan prilaku belajar siswa dan
menjadikan proses pembelajaran ini tetap berjalan lancar .
51

Pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran sangat

berpengaruh dalam menembangkan prestasi siswa. Dalam belajar siswa

memerlukan metode yang khusus dari guru. Seringkali embuat siswa jenuh dan

bosan jika guru monoton menyampaikan materi, Dengan demikian

perkembangan penggunaan metode yang berbeda-beda di atas adalah

untuk menciptakan proses belajar mengajar yang kondusif, menyenangkan

anak/siswa, dan keefektifan dalam mencapai tujuan pembelajaran

sebagaimana yang dituntut kurikulum.

Di samping menggunakan metode yang relevan dalam

pembelajaran Pendidikan Agama Islam untuk mencapai tujuan yang

efektif, guru agama bersangkutan juga memanfaatkan media pembelajaran

yang ada. Menurut Ibu Nurtya Mifta A. mengungkapkan dalam

wawancara di bawah ini:

Penulis : Bagaimana implementasi metode dalam pembelajaran PAI


di SDN 03 Klepu ?
Guru PAI : Pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang
efektif tidak bisa hanya mengandalkan satu metode saja,
tapi berbagai metode dan juga harus didukung dengan
penggunaan media pembelajarn pendukung. Kalau kita
ceramah saja misalnya tentang praktek shalat kepada anak,
anak akan bingung dan cenderung tidak memperhatikan.
Berbeda bila kita menggunakan metode demontrasi dan
menghadirkan media berupa gambar praktek shalat atau CD
praktek shalat yang diputar di depan anak, dan tentang kisah
Rosulullah dan Khulafaurrosidin saya gunakan metode
keteladanan atu kisah, metode tugas diberikan saat akhir
pertemuan, dengan tugasa siswa akan tetap belajar di rumah
mengerjakan tugasnya dan metode pembiasaan yaitu siswa
langsung praktek seperti berdoa sebelum belajar, Sholat
Dhuha bersama, membeca surat-surat pendek sebelum
mulai pembelajaran, dan selalu mendoakan bila ada guru
52

atau teman yang sakit. Dengan demikian akan membentuk


pembiasaan dan prilaku belajar siswa juga proses
pembejaran berjalan lancar.

Berdasarkan pengamatan penulis menunjukkan bahwa guru Agama

Islam dalam melaksanakan pembelajaran dengan berbagai implementasi

metode pembelajaran telah dapat membangkitkan gairah siswa mengikuti

pembelajaran dan fokus pada apa yang disampaikan. Dan memberikan

dampak positif dan efektif berupa:

1. Peningkatan gairah siswa dalam mengikuti pembelajaran.

2. Membuat siswa fokus pada materi yang disampaikan

3. Mempermudah guru dalam mengelola kelas selama proses

pembelajaran berlangsung.

4. Secara tidak langsung dapat meningkatkan prestasi belajar siswa

khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN 03

Klepu.

Intinya dengan adanya berbagai metode yang di terapkan di SDN

03 Klepu, banyak memmberikan pengaruh pada proses pembelajaran yang

ada di SDN 03 Klepu, dan juga memberikan pengaruh prilaku belajar

siswa menjadi lebih baik.


53

5. Data Hasil pembentukan Prilaku Belajar Siswa SDN 03 Klepu dan

faktor pendukung dan penghambat implementasi Metode

Pembelajaran PAI.

Berdasarkan hasil observasi tentang pembentukan Prilaku Belajar

di SDN 03 Klepu dapat penulis jelaskan sebagaimana table di bawah ini:

TABEL. 3
OBSERVASI
TENTANG PRILAKU BELAJAR SISWA
SDN 03 KLEPU KELING JEPARA

PRILAKU BELAJAR SISWA


N NAMA
O Kebiasa Keprib Daya Berpril Sikap
an adian ingat aku
1 A. Alfi Sigit Andriyan C B B B C

2 A. Fathur Roziqin C B B B B

3 A. Karimul Aufa B B C B B

4 Avinda Saputri B C B B C

5 Durrotun Nafiah B A B A B

6 Evi Zulkhofifah B B B A B

7 Fernanda Bayu C B B A B
Ardiansah
8 Fita Rosiana B C C B B

9 M. Nur Fais B C D C C

10 Mashudi B C D C B

11 Misbahus Surur B B C B B
54

12 Nova Maulana B C C B C
Eriansah
13 Nur Ahyani Kurnia B B D B C

Keterangan:

A = 78 90: Sangat positif

B = 63 77: Positif

C = 48 62: Cukup positif

D = 33 47: Negative

E = 18 32: Sangat negatif

Dari tabel di atas bahwa dengan metode pembelajaran PAI sangat

menentukan pembentukan prilaku belajar siswa .

Adapun faktor pendukung dan penghambat implementasi Metode

Pembelajaran PAI, Suatu kegiatan pembelajaran PAI yang telah

dirancangkan tidak akan bisa berjalan ataupun berhasil secara maksimal

jika tidak tersedia faktor pendukung. Pembelajaran pada hakekatnya

adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya

sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Dalam

interaksi tersebut banyak sekali faktor yang mempengaruhinya, baik faktor

internal yang datang dari dalam diri individu, maupun faktor eksternal

yang terjadi di SDN 03 Klepu adalah:

a. Faktor Pendukungnya antara lain:


55

1) Adanya dukungan orang tua dalam proses pembelajaran PAI yang

terjadi di SDN 03 Klepu , yaitu dengan adanya kerjasama antara

guru dengan orang tua siswa di SDN 03 Klepu dalam meningkatkan

proses pembelajaran PAI. Maksud dari hal ini, guru dapat bertukar

informasi dengan orang tua siswa mengenai perkembangan dan

perubahan perilaku peserta didiknya sehari-hari setelah menerima

sub materi pelajaran PAI sesuai Standar Kompetensi dan

Kompetensi Dasar. Dengan bukti adanya kartu kritik dan saran yang

di berikan kepada orang tua siswa lewat siswa yang di isi oleh orang

tua sebagai bukti adanya kerja sama antara orang tua dan SDN 03

Klepu.

2) Motivasi guru dalam mengajar mata pelajaran PAI, sehingga dapat

pemberdayaan kemampuan siswa dalam mengikuti Proses Belajar

Mengajar mata pelajaran PAI. Sesuai yang di ungkapkan Ibu Nurya

Mita A. sebagai guru PAI dengan cara memanfaatkan fasilitas dan

sarana prasarana yang memadai dalam Proses Belajar Mengajar.

Karena tidak dapat dipungkiri, bahwa faktor penentu kegiatan

pembelajaran PAI adalah adanya fasilitas dan sarana prasarana yang

memadai. Tujuan adanya sarana dan prasarana Proses Belajar

Mengajar mata pelajaran PAI dapat berjalan dengan baik dan

menjadi point yang pendukung, untuk meminimalisir penghambat

kegiatan pembelajaran. Yang termasuk fasilitas dan prasarana dalam


56

pembelajaran antara lain adalah buku paket, Lembar Kerja Siswa

(LKS) dan fasilitas pembelajaran lainnya.

3) Lingkungan SDN 03 Klepu, yaitu letak SDN 03 Klepu yang jauh

dari keramaian, kondisi lingkungan yang tenang dan nyaman yang

sangat menunjang tercapainya pembelajaran di SDN 03 Klepu. Dan

teman sebayanya di dalam kelas atau di luar kelas . Lingkungan

sosial ini merupakan salah satu faktor penentu kegiatan

pembelajaran PAI dapat berjalan dengan baik atau tidak,

4) Adanya pembentukan kelompok dalam proses pelaksanaan

pembelajaran diskusi dapat mendorong siswa kerjasama siswa dalam

menyelesaikan tugas yang diberikan. Hal ini terbukti dari data di

kelas, setiap kelas terdapat kelompok belajar, hal ini yang sangat

menunjang proses belajar di SDN 03 Klepu.

b. Faktor Penghambatnya antara lain:

1) Adanya keterbatasan waktu dalam melaksanakan proses

pembelajaran. Dengan sedikitnya waktu belajar PAI menjadikan

kurang maksimalnya proses belajar mengajar di SDN 03 Klepu. Hal

ini karna banyak waktu untuk belajar mata belajaran yang di ujikan

untuk UN dan adanya tambahan mata pelajarn lokal yang

menjadikan waktu belajar Aqidah Aqidah kurang maksimal.

2) Siswa SDN 03 Klepu masih ragu-ragu dan malu dalam

mengeluarkan pendapat, sesuai yang di ungkapkan Ibu Nurya Mifta

A. mereka untuk berbicara di depan kelas, atau hanya tunjuk jari


57

ketika diberi kesempatan untuk bertanya masih malu dan selalu

menunjuk temannya untuk bertanya dan ada beberapa siswa yang

kurang memperhatikan ketika proses pembelajaran yaitu adanya

sebagian siswa yang kurang memperhatikan juga mengganggu teman

yang lain yang menjadikan proses pembelajaran terganggu.


58

BAB IV

ANALISIS DATA

A. Analisis Metode Pembelajaran PAI Kelas V SDN 03 Klepu.

Kegiatan belajar mengajar di SDN 03 Klepu Keling Jepara

dilaksanakan pada pagi hari mulai dari jam 07.30 sampai dengan 01.00 WIB,

kecuali hari Jumat. Bila dikalkulasikan jumlah jam belajar dalam satu minggu

berjumlah 330 jam pelajaran, dengan perhitungan satu jam pelajaran.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajran Pendidikan

Agama Islam pada tanggal 29 Juni 2015, pelaksanaan pembelajaran Pendidikan

Agama Islam disesuaikan dengan kurikulum KTSP yang ada, berpedoman

pada buku-buku yang bersumber dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dan

dari sekolah itu sendiri. Dalam setiap pembahasan dicantumkan alokasi waktu.

Demikian pula pada bahan atau subpokokbahasan dicantumkan pula bahan

atau materi ajar dari setiap pokok atau sub pokok bahasan tersebut (buku

pedoman KTSP).

Alokasi waktu untuk Pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah

empat jam pelajaran dalam satu minggu untuk setiap kelas. Alokasi waktu yang

disediakan memadai sebagaimana diungkapkan oleh TU SDN 03 Klepu

Keling, antara lain:

Waktu yang disediakan untuk pelajran Agama di sekolah ini sudah

cukup dengan empat jam pelajaran, bisa kita siasati dengan membaginya

dengan bagian. Dua jam pelajaran untuk menyampaikan konsep-konsep yang


59

harus dikuasai anak dan selebihnya untuk praktek. Dengan cara ini kita bisa

mengefektifkan pembelajaran sekaligus untuk membuat anak-anak tidak cepat

bosan dalam belajar.

Dari hasil pengamatan peneliti menunjukkan bahwa pembelajaran

Pendidikan Agama Islam seringkali dilakukan di luar alokasi waktu yang telah

ditentukan yaitu dengan memanfaatkan waktu sore. Pada waktu ini anak-anak

diberikantambahan waktu belajar terutama untuk mengajarkan baca tulis al-

Quran dan praktek-praktek ibadah yang penting dan utama dan dapat dikuasai

oleh anak, misalnya praktek shalat, thaharah (bersuci) dan sebaginya.

Khususnya dalam pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

di SDN 03 Klepu Keling yang menjadi fokus obyek penelitian ini, peneliti

menemukan guru agama melaksanakan pembelajaran menggunakan beberapa

metode,yang di gunakan di SDN 03 klepu dalam pembelajaran PAI kelas V

adalah: metode ceramah, metode Diskusi, metode Tanya Jawab, metode

pembiasaan dan metode keteladanan.

Mengenai penggunaan beberapa metode yang di terapakan di SDN 03

Klepu, Ibu Nurya Mifta, A., mengatakan:

Saya menggunakan metode-metode tersebut didasarkan pada beberapa


pertimbangan sesuai materi yang saya sampaikan demi kelancaran proses
pembelajaran dan pencapaian tujuan pembelajaran. Seperti metode
ceramah saya terapkan ketika menjelaskan kisah keteladanan Rosul,
Malaikat, menjelaskan rukun Islam, rukun Iman. Bila selesai materi
selalu saya berikan kesempatan untuk Tanya jawab baik lisan maupun
tertulis. Minggu depannya materi saat ini saya buat diskusi dengan
membentuk kelompok. Metode pembiasaan selalu saya terapkan setiap
materi saya, sebelum pelajaran atau akhir pelajaran selalu berdoa,
membaca asmaul husna, membaca aqoid 50, tanpa terasa mereka hafal
dengan sendirinya. Keteladanan saya terapkan ketika di dalam maupun di
luar kelas, seperti pada materi sholat, wudlu saya selalu berwudlu, sebelum
60

menyusruh mereka wudlu untuk sholat dluha dan dhuhur, menyapa,


mengucapkan salam pada meraka, tanpa saya suruh akhirnya pada waktu
sholat mereka sadar langsung mengambil air wudlu, metode keteladanan
juga menjadi progam sekolah kami yaitu selalu merapkan senyum, sapa
dan salam dengan antar guru dan murid, kita menggunakan metode
sudah dengan pertimbangan, agar hasilnya baik, anak-anak juga tidak
jenuh dan bosan. Bila mereka bosan maka tingkat partisipasi belajarnya
bisa menurun.1

Dari hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam

pembelajaran PAI di kelas V guru agama menggunakan metode yang berbeda

beda disetiap materinya. Metode ceramah digunakan dalam menyampaikan

pengertian, menjelaskan tentang keteladanan Rosul, Malaikat, menjelaskan

rukun islam dan rukun iman, dengan pertimbangan guru dapat menyampaikan

pokok bahasan dengan mudah. Metode Tanya jawab diterapkan pada saat

selesai materi, dengan pertimbangan agar murid dapat bertanya apa yang

belum difahami dalam materi tersebut ataupun guru yang bertanya tentang

materi yang telah di bahas, dengan begitu guru mudah mengetahui daya ingat

murid. Metode diskusi juga diterapkan dalam pembalajaran PAI, khususnya

dalam materi yang membutuhkan pemecahan masalah, dengan cara

membentuk kelompok, dengan pertimbangan agar murid dapat memecahkan

masalah dengan mudah dan menjadikan murid mempunyai rasa toleransi.

Metode Pembiasaan selalu diterapkan dalam pembelajaran PAI, yaitu dengan

membiaskan mengucapkan salam pada saat mulai dan akhir pelajaran,

membaca doa, membaca asmaul husna, membaca aqoid 50, dengan

pertimbangan dengan membiasakan hal hal seperti itu murid dapat menghafal

1 Wawancara dengan Ibu Nurya Mifta A., Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) di SDN 03
Klepu , ruang guru, 29 Juni 2015
61

dengan sendirinya tanpa harus memaksa. Selanjutnya yaitu metode keteladanan

diterapkan tidak hanya di dalam kelas tetapi diterapkan juga diluar kelas,

seperti materi sholat dan wudhu, sebelum sholat dhuha dan dhuhur murid tanpa

harus di suruh sudah sadar langsung mengambil air wudhu.

Metode keteladanan juga dijadikan progam sekolah di SDN 3 Klepu,

yaitu dengan selalu menerapkan senyum, sapa dan salam dengan antar guru

dan murid.

Dengan demikian perkembangan penggunaan metode yang berbeda-

beda di atas adalah untuk menciptakan proses belajar mengajar yang kondusif,

menyenangkan anak/siswa, dan keefektifan dalam mencapai tujuan

pembelajaran sebagaimana yang dituntut kurikulum.

Dalam menggunakan berbagai metode tentunya ada beberapa

pertimbangan, dan juga ada kekurangan dan kelebihannya, mengapa

menggunakan metode ceramah atau yang lainnya. Sebagaimana yang di

ungkapkan oleh Ibu Nurya Mifta A. dalam wawancara di bawah ini.2

Dalam proses pembelajaran agar mencapai tujuan yang maksimal saya


menggunakan metode-metode tersebut didasarkan pada beberapa
pertimbangan demi kelancaran proses pembelajaran dan pencapaian
tujuan pembelajaran. Di samping juga materi yang ingin disampaikan.
Bila kita tidak menggunakan metode tidak dengan pertimbangan
tersebut, maka di samping hasilnya tidak baik, anak-anak juga akan
jenuh dan bosan. Hal ini juga mempengaruhi cara pandang siswa,
pembentukan prilaku belajar siswa dan menjadikan proses
pembelajaran ini tetap berjalan lancar .

Dari hasil wawancara tersebut dapat penulis disimpulkan bahwa metode

pembelajaran sangat berpengaruh dalam mengembangkan prestasi siswa.

2 Wawancara dengan Ibu Nurya Mifta A., Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) di SDN 03
Klepu , ruang guru, 2 Juli 2015
62

Dalam belajar siswa memerlukan metode yang khusus dari guru. Seringkali

membuat siswa jenuh dan bosan jika guru monoton menyampaikan materi,

Dengan demikian perkembangan penggunaan metode yang berbeda-beda di

atas adalah untuk menciptakan proses belajar mengajar yang kondusif,

menyenangkan anak/siswa, dan keefektifan dalam mencapai tujuan

pembelajaran sebagaimana yang dituntut kurikulum.

Dari hasil observasi dan wawancara tersebut dapat dijelaskan bahwa

penggunaan metode dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN 03

Klepu memberikan dampak positif dan efektif berupa: (1) peningkatan gairah

siswa dalam mengikuti pembelajaran; (2) membuat siswa fokus pada materi

yang disampaikan; (3) mempermudah guru dalam mengelola kelas selama

proses pembelajaran berlangsung; dan (4) secara tidak langsung dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya pada mata pelajaran Pendidikan

Agama Islam dan mempengaruhi pembentukan prilaku belajar siswa.

B. Analisis Implementasi Metode Pembelajaran PAI Dalam Pembentukan

Prilaku Belajar Siswa Kelas V SDN 03 Klepu

Berdasarkan hasil observasi pada bab III tabel observasi tentang

pembentukan Prilaku Belajar di SDN 03 Klepu telah penulis jelaskan. Belajar

merupakan kegiatan mental yang tidak dapat disaksikan dari luar. Apa yang

sedang terjadi dalam diri seseorang yang sedang belajar, tidak dapat diketahui

secara langsung hanya dengan mengamati orang itu. Bahkan, hasil belajar
63

orang itu dapat langsung kelihatan tanpa orang itu melakukan sesuatu yang

menampakan kemampuan yang telah diperoleh melalui belajar.

Metode metode pembelajaran PAI yang diterapkan di kelas V SDN 3

Klepu yaitu : metode ceramah, metode diskusi, metode Tanya jawab, metode

pembiasaan dan metode keteladanan.

Metode metode ini sangat berpengaruh terhadap pembentukan prilaku

belajar siswa yang telah dicantumkan di Tabel 3 yaitu kebiasaan, kepribadian,

daya ingat, berprilaku dan sikap.

Berdasarkan hasil observasi, dengan diterapkannya metode metode

pembeljaran yang digunakan guru agama di kelas V mampu merubah

kebiasaan siswa yang awalnya tidak hafal bacaan asmaul husna, tetapi dengan

diterapkan metode pembiasaan di saat awal materi membaca asmaul husna

bersama - sama, siswa mampu menghafal bacaan asmaul husna dengan

sendirinya.

Kepribadian siswa kelas V juga berubah dengan diterapkannya metode

pembelajaran PAI oleh guru agama, terbukti dengan yang awalnya siswa tidak

mau wudhu dengan baik dan mengikuti sholat dhuha, tetapi dengan

diterapknnya metode keteladanan siswa sadar dengan sendirinya.

Daya ingat siswa sangat minim sebelum diterapkan metode

pembelajaran oleh guru agama, tetapi setelah diterapkannya metode

pembelajaran khususnya metode Tanya jawab, siswa mampu mengingat

pelajaran minggu lalu saat ditanyakan dalam pertemuan minggu depannya.


64

Berprilaku yang baik sangat dianjurkan dalam agama, tetapi siswa kleas

V banyak yang berprilaku kurang sopan terhadap guru maupun temannya.

Dengan diterapkannya metode pembelajaran dalam pelajaran PAI mampu

mengubah prilaku siswa yang awalnya tidak mau mendengarkan dan usil

dalam kelas saat pelajran, khususnya pelajaran PAI, sekarang menjadi lebih

baik dengan mau memperhatikan guru disaat pelajaran dengan diterapkannya

metode diskusi.

Sikap siswa kelas V SDN 3 Klepu berangsur membaik setelah

diterapkannya metode pembelajaran dalam pelajaran PAI, yang awalnya tidak

mau memberikan salam di saat bertemu dengan guru, tidak mau menghargai

pendapat orang lain, tetapi setelah diterapkan metode pembelajaran siswa di

kelas V ini sikap siswa sekarang menjadi baik.

Hal ini memberikan gambaran bahwa ada itikad baik dari siswa untuk

meningkatkan sikap atau prilaku mereka dengan menyenangi pelajaran agama

terlebih dahulu. Tetapi seandainya responden/siswa sudah bersikap apatis atau

tidak menyenangi pelajaran agama berarti untuk meningkatkan prilaku belajar

siswa-siswi menjadi lebih berat.

Sehingga berdasarkan hasil observasi metode yang diterapkan oleh

Guru Pendidikan Agama Islam di SDN 03 Klepu dalam pembentukan prilaku

belajar siswa sangat baik. Dan Dari tabel 3 bahwa dengan metode

pembelajaran PAI sangat menentukan pembentukan prilaku belajar siswa .


65

C. Analisis Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi Metode

Pembelajaran PAI di SDN 03 Klepu

Setiap usaha manusia, baik positif maupun negatif pasti ada faktor

pendukung dan faktor penghambat terhadap usaha tersebut. Demikian juga

Implementasi Metode Pembelajaran PAI di SDN 03 Klepu dalam

pembentukan prilaku belajar siswa. Dari hasil observasi tentang faktor

pendukung dan penghambat dalam Implementasi Metode Pembelajaran PAI

di SDN 03 Klepu yang penulis peroleh diantaranya:

1. Faktor Pendukung

a) Dukungan dari keluarga, Adanya dukungan orang tua dalam proses

pembelajaran PAI yang terjadi di SDN 03 Klepu , yaitu dengan

adanya kerjasama antara guru dengan orang tua siswa di SDN 03

Klepu dalam meningkatkan proses pembelajaran PAI sehingga

terciptanya pembelajaran yang kondusif.

b) Keuletan dan ketelatenan Guru agama yang bersangkutan, Motivasi

guru pada siswa dalam mengajar mata pelajaran PAI, sehingga dapat

pemberdayaan kemampuan siswa dalam mengikuti Proses Belajar

Mengajar mata pelajaran PAI di SDN 03 Klepu. Sesuai yang di

ungkapkan Ibu Nurya Mita A. sebagai guru PAI dengan cara

memanfaatkan fasilitas dan sarana prasarana yang memadai dalam

Proses Belajar Mengajar. Karena tidak dapat dipungkiri, bahwa faktor


66

penentu kegiatan pembelajaran PAI adalah adanya fasilitas dan sarana

prasarana yang memadai.

c) Lingkungan sekolah, melihat lokasi SDN 03 Klepu sangat mendukung

dalam proses pembelajaran, karna di lokasi perkampungan yang tidak

terlalu ramai sehingga proses pembelajaran berjalan dengan lancer.

d) Kemauan keras dari para siswa-siswinya, dengan data tabel yang ada

menunjukkan semangat belajar siswa dalam mata pelajaran PAI.

2. Faktor Penghambat

Dalam Implementasi Metode Pembelajaran PAI di SDN 03 Klepu

dalam pembentukan prilaku belajar siswa ada faktor yang menghambat

sehingga menjadi kendala dalam proses pembelajaran, diantaranya adalah

1) Adanya keterbatasan waktu dalam melaksanakan proses pembelajaran

PAI. Karna banyaknya materi yang lain dan kegiatan Ektra sehingga

dalam belajar PAI sangat terbatas.

2) Sarana dan prasana yang tidak ada untuk menjalankan ibadah, seperti;

mushola, Al-Quran, buku-buku motivasi agama.

3) Kurangnya dukungan dari rekan-rekan Guru, baik moral maupun

tauladan.

4) Sikap siswa yang cenderung apatis dan acuh tak acuh terhadap nasihat

dan himbauan Guru agama.

5) Latar belakang siswa yang heterogen, dan tingkat sosial yang berbeda.

Hal ini sangat mempengaruhi belajar siswa.


67

6) Sikap orang tua yang acuh tak acuh dan apatis terhadap perkembangan

anaknya. Lingkungan keluarga yang kurang menerapkan disiplin

kepada anak-anaknya dapat juga mempengaruhi terjadinya kenakalan

siswa, bahwa penyebab yang paling utama di lingkungan keluarga

adalah karena sifat egois dari anak tersebut, penyebab ini bisa diartikan

sebagai kemauan dari si anak itu sendiri Kemarahan orang tua yang

berlebihan terhadap anak juga dapat menimbulkan bermacam reaksi

dari anak yang pada akhirnya akan menyeret anak untuk melakukan

kenakalan.

Itu hambatan-hambatan dalam Implementasi Metode Pembelajaran

PAI di SDN 03 Klepu, namun semua hambatan dapat teratasi dengan

berbagai upaya-upaya yang di lakukan oleh guru SDN 03 Klepu. yaitu untuk

menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif, diantaranya peserta didik

dalam hidup kesehariannya yang penulis jumpai setiap hari selalu

mengucapkan dan menebarkan salam, baik di lingkungan sekolah maupun di

luar lingkungan sekolah. Dan selalu membaca surat-surat pendek sebelum

dan sesudah belajar, hal ini penulis jumpai selama penelitian. Hal ini menun

jukkan bahwa Implementasi metode Pembelajaran PAI di SDN 03 Klepu

telah membentuk prilaku belajar siswa SDN 03 Klepu Keling Jepara.


BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, Implementasi

Metode Pembelajaran PAI Dalam Pembentukan Prilaku Belajar Siswa Kelas V

SDN 03 Klepu Keling Jepara dapat disimpulkan :

1. Metode yang digunakan di SDN 03 Klepu dalam pembelajaran PAI tidak

tergantung dengan satu metode, tapi metode menyesuaikan dengan materi yang

disampaikan oleh guru, yaitu : metode ceramah, metode Diskusi, metode

Tanya Jawab, metode pembiasan dan metode keteladanan. Dengan tujuan agar

siswa tidak jenuh dengan pembelajaran PAI yang ada di SDN 03 Klepu.

2. Implementasi metode pembelajaran PAI dalam pembentukan prilaku belajara

siswa di SDN 03 Klepu tidak hanya mengandalkan satu metode saja, tapi

berbagai metode. Guru Agama Islam SDN 03 Klepu dalam melaksanakan

pembelajaran dengan berbagai implementasi metode pembelajaran telah dapat

membangkitkan dan merubah prilaku belajar siswa yaitu kebiasaan,

kepribadian, daya ingat, berprilaku dan sikap siswa menjadi legih baik. Bukan

hanya itu metode pembelajaran juga telah membangkitkan gairah siswa

mengikuti pembelajaran dan fokus pada apa yang disampaikan.

3 .Faktor faktor yang mempengaruhi implementasi metode pembelajaran PAI

dalam pembentukan prilaku belajar siswa di SDN 03 Klepu muncul dari diri

individu, maupun faktor eksternal yang terjadi di SDN 03 Klepu yaitu

lingkungan keluarga, masyarakat dan lingkungan sekolah.

71
72
Instrumen Wawancara

1. Berapa Jam Pelajaran PAI dikelas V ?


2. Apakah siswa kelas V mau mengikuti pembelajaran PAI dengan baik?
3. Untuk mengatasi siswa yang kurang memperhatikan dalam pembelajaran
PAI , usaha apa yang ibu guru gunakan ?
4. Metode Pembelajaran PAI apa sajakh yang ibu guru gunakan dalam
menympaiakn materi PAI?
5. Apa dasar pertimbangan dalam pemilihan metode metode tersebut?
6. Bagaimana penerapan metode pembelajaran tersebut dalam membentuk
prilaku belajar siswa?
HASIL OBSERVASI
TENTANG PRILAKU BELAJAR SISWA
SDN 03 KLEPU KELING JEPARA
Tanggal 29 Juni 2015

PRILAKU BELAJAR SISWA


N NAMA
O Kebiasa Keprib Daya Berpril Sikap
an adian ingat aku
1 A. Alfi Sigit Andriyan C B C B C

2 A. Fathur Roziqin C B B C B

3 A. Karimul Aufa C B C B B

4 Avinda Saputri B C B C C

5 Durrotun Nafiah B B C B B

6 Evi Zulkhofifah B C B B B

7 Fernanda Bayu C B C B B
Ardiansah
8 Fita Rosiana B C C B B

9 M. Nur Fais B C D D C

10 Mashudi B C D C C

11 Misbahus Surur B B C B C

12 Nova Maulana B C C B C
Eriansah
13 Nur Ahyani Kurnia B B D C C

Keterangan:

A = 78 90: Sangat positif D = 33 47 : Negative

B = 63 77: Positif E = 18 32 : Sangat Negative

C = 48 62: Cukup positif


HASIL OBSERVASI
TENTANG PRILAKU BELAJAR SISWA
SDN 03 KLEPU KELING JEPARA
Tanggal 6 Juli 2015

PRILAKU BELAJAR SISWA


N NAMA
O Kebiasa Keprib Daya Berpril Sikap
an adian ingat aku
1 A. Alfi Sigit Andriyan C B B B C

2 A. Fathur Roziqin C B B B B

3 A. Karimul Aufa B B C B B

4 Avinda Saputri B C B B C

5 Durrotun Nafiah B A B A B

6 Evi Zulkhofifah B B B A B

7 Fernanda Bayu C B B A B
Ardiansah
8 Fita Rosiana B C C B B

9 M. Nur Fais B C D C C

10 Mashudi B C D C B

11 Misbahus Surur B B C B B

12 Nova Maulana B C C B C
Eriansah
13 Nur Ahyani Kurnia B B D B C

Keterangan:

A = 78 90: Sangat positif D = 33 47 : Negative

B = 63 77: Positif E = 18 32 : Sangat Negative

C = 48 62: Cukup positif


HASIL OBSERVASI
TENTANG PRILAKU BELAJAR SISWA
SDN 03 KLEPU KELING JEPARA
Tanggal 13 Juli 2015

PRILAKU BELAJAR SISWA


N NAMA
O Kebiasa Keprib Daya Berpril Sikap
an adian ingat aku
1 A. Alfi Sigit Andriyan C B B B C

2 A. Fathur Roziqin C B B B B

3 A. Karimul Aufa B B C B B

4 Avinda Saputri B C B B C

5 Durrotun Nafiah B A B A B

6 Evi Zulkhofifah B B B A B

7 Fernanda Bayu C B B A B
Ardiansah
8 Fita Rosiana B C C B B

9 M. Nur Fais B C D C C

10 Mashudi B C D C B

11 Misbahus Surur B B C B B

12 Nova Maulana B C C B C
Eriansah
13 Nur Ahyani Kurnia B B D B C

Keterangan:

A = 78 90: Sangat positif D = 33 47 : Negative

B = 63 77: Positif E = 18 32 : Sangat Negative

C = 48 62: Cukup positif

Anda mungkin juga menyukai