Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Tingginya kasus kesakitan dan kematian ibu dinegara berkembang terutama


disebabkan oleh perdarahan pasca persalinan, eklampsi, sepsis dan komplikasi
keguguran. Sebenarnya sebagian besar penyebab utama kesakitan dan kematian ibu
tersebut dapat dicegah yaitu dengan asuhan persalinan normal ( Intranatal care ) yang
berfokus pada persalinan bersih dan aman serta mencegah terjadinya komplikasi
selama dan pasca persalinan yang terbukti mampu mengurangi kesakitan dan
kematian ibu dan bayi baru lahir.

1.2 TUJUAN

a) Tujuan umum
Mahasiswa mampu memahami fisiologi dan mekanisme persalinan normal
dan mengetahui penyimpangan yang mungkin terjadi, sehingga dapat
melakukan penanganan secara cepat dan tepat.
b) Tujuan Khusus
 Mahasiswa dapat memahami definisi kala I,II,III persalinan normal
 Mahasiswa dapat mengidentifikasi riwayat dan pemeriksaan yang
diperlukan pada persalinan normal
 Mahasiswa dapat menjelaskan perubahan anatomi dan fisiologi yang
terjadi pada persalinan normal
 Mahasiswa dapat menjelaskan mekanisme persalinan normal
 Mahasiswa dapat memberikan petunjuk pada ibu dalam persalinan
normal

1.3 MANFAAT

Menambah pengetahuan dan memberikan pengalaman nyata yang berkaitan dengan


Asuhan Kebidanan pada ibu bersalin normal
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENGERTIAN

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan ari) yang
dapat hidup ke dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain
( Mochtar, Rustan 2011 : 69 )

Partus biasa (normal) disebut juga partus spontan adalah proses lahirnya bayi
dengan latar belakang kepala dengan ibu sendiri tanpa bantuan alat-alat serta tidak
melukai ibu dan bayi yang waktunya berlangsung kurang dari 24 jam ( Mochtar,
Rustan 2011 : 19 )

Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta, dan selaput ketuban keluar
dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia
kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyakit.
Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan
pada serviks ( menipis dan membuka ) dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara
lengkap ibu inpartu jika kontraksi uterus tidak mengakibatkan perubahan serviks
( JNPK-KR 208 : 37 )

2.2 ETIOLOGI PERSALINAN

Teori dalam persalinan, antara lain :

1. Toeri penurunan hormon


1-2 minggu sebelum partus, mulai terjadi penurunan kadar hormon esterogen
dan progesteron. Progesteron bekerja sebagai penenang otot-otot polos rahim,
karena itu akan terjadi kekejangan pembuluh darah. Hal tersebut menimbulkan
his jika kadar progesteron turun.
2. Teori plasenta menjadi tua
Penuaan plasenta akan menyebabkan turunnya kadar esterogen dan
progesteron, sehingga terjadi kekejangan pembuluh darah. Hal tersebut akan
menimbulkan kontraksi rahim
3. Teori distensi rahim
Rahim yang menjadi besar akan meregang menyebabkan iskemia otot-otot
rahim , sehingga mengganggu sirkulasi uterus plasenta
4. Teori iritasi mekanik
Dibelakang serviks terletak ganglion serviks (fleksus frankenhauser) apabila
ganglion tersebut digeser dan ditekan, misalnya oleh kepala janin, akan timbul
kontraksi uterus
5. Induksi partus (induction of labour)
Partus dapat ditimbulkan dengan :
 Gagang laminana : beberapa laminana dimasukkan dalam kanalis
servikalis dengan tujuan merangsang fleksus frankenhauser
 Amniotomi : pemecahan ketuban
 Tetesan oksitosin : pemberian oksitosin melalui tetesan infus

2.3 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN

Pada setiap persalinan, ada 5 faktor yang harus diperhatika, yaitu :

1. Power
Power adalah tenaga yang mendorong keluar janin. Kekuatan yang
berguna untuk mendorong keluar janin adalah his. Konraksi otot-otot perut,
kontraksi diafragma dan aksi ligament, dengan kerja sama yang baik dan
sempurna. Ada dua power yang bekerja dalam proses persalinan. Yaitu HIS
dan tenaga mengejan ibu. HIS merupakan kontraksi uterus karena otot-otot
polos bekerja denga baik dan sempurna, pada saat kontraksi, otot-otot rahim
menguncup sehingga menjadi tebal dan lebih pendek. Kavum uteri lebih kecil
mendorong janin dan kantong amnion ke arah bawah rahim dan serviks.
Sedangkan tenaga mengejan ibu adalah tenaga selain HIS yang membantu
pengeluaran.
2. Passage
Merupakan faktor jalan lahir, terbagi menjadi 2 yaitu :
1) Bagian keras
Bagian ini terdiri dari tulang panggul ( Os coxae, Os sacrum,
Os Coccygis ), dan Artikulasi ( simphisis pubis, artikulasi sakro-iliaka,
artikulasi sakro kosigiu). Dari tulang – tulang dasar dan artikulasi yang
ada, maka bagian keras janin dapat dinamakan ruang panggul (pelvis
mayor dan minor), pintu panggul (pintu atas panggul, ruang tengah
panggul, pintu bawah panggul, dan ruang panggul yang sebenarnya
yaitu antara inlet dan outlet), sumbu panggul (merupakan garis yang
menghubungkan titik-titik tengah ruang panggul yang melengkung
kedepan), bidang-bidang (Hodge 1, Hodge II, Hodge III, dan Hodge
IV).
Jenis-jenis panggul menurut Caldwell & Moloy, 1993 adalah
Ginegoid yang bulat 45%, android panggul pria 15%, antroid lonjong
seperti telur 35%, platipeloid pica menyempit arah muka belakang 5%
2) Bagian lunak

Jalan lunak yang berpengaruh dalam persalinan adalah SBR, serviks


uteri, dan vagina. Disamping itu otot-otot, jaringan ikat, dan ligament
yang menyongkong alat-alat urogenital juga sangat berperan penting
dalam persalinan.

3. Passanger

Faktor yang juga sangat mempengaruhi persalinan adalah faktor janin.


Meliputi sikap janin, letak janin, dan bagian terendah. Sikap janin
menunjukkan hubungan bagian – bagian janin dengan sumbu tubuh janin,
misalnya bagaimana fleksi kepala, kaki, dan lengan. Letak janin dilihat
berdasarkan hubungan sumbu tubuh janin dibandingkan dengan sumbu tubuh
ibu. Ini berarti seorang janin dapat dikatakan letak longitudinal
( preskep dan presbo ), letak lintang, serta letak oblik. Bagian terbawah adalah
istilah untuk menunjukkan bagian janin apa yang paling bawah.

4. Psikis ibu
Psikis ibu dalam persalinan akan sangat mempengaruhi daya kerja otot
– otot yang dibutuhkan dalam persalinan baik itu yang otonom maupun yang
sadar. Jika seorang ibu menghadapi persalinan dengan rasa tenang dan sabar,
maka persalinan akan terasa mudah untuk ibu tersebut. Namun jika ia merasa
tidak ingin ada kehamilan dan persalinan, maka hal ini akan mengahambat
proses persalinan
5. Penolong
Dalam persalinan, ibu tidak mengerti apa yang dinamakan dorongan
ingin mengejan asli atau yang palsu. Untuk itu, seorang mitra yang dapat
membantunya mengenali tanda gejala persalinan sangat dibutuhkan. Tenaga
ibu akan menjadi sia-sia jika saat untuk mengejan yang ibu lakukan tidak
tepat.

2.4 TANDA DAN GEJALA

a. Tanda-tanda permulaan persalinan


1. Lightening /setting/dropping, yaitu kepala turun memasuki pintu atas
panggul terutama pada multipara, hal tersebut tidak begitu jelas
2. Perut kelihatan lebih lebar, fundus uteri turun
3. Sering buang air kecil karena kandung kemih tertekan oleh bagian terendah
janin
4. Perasaan nyeri di perut/dipunggung oleh adanya kontraksi-kontraksi lunak
uterus, kadang-kadang disebut falso labour
5. Serviks menjadi lembe, mulai mendatar dan sekresinya bertambah menjadi
bercampur darah (blood slime)
b. Tanda –tanda inpartu
1. Rasa nyeri oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur
2. Keluar lendir bercampur darah yang lebih banyak
3. Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya
4. Pada pemeriksaan dalam, serviks mendatar dan telah ada pembukaan

2.5 MEKANISME PERSALINAN

PAP : engagement = kepala bayi fronto oksipito : 11,5-12 cm

( Melintang ) panggul transversa : 13 cm

PTP : penurunan =tetap melintang

Fleksi fronto oksipito menjadi sub oksipito bregmantika : 9,5 cm

(terjadi moulase : penumpukan sutura sagitalis)

PBP : ekstensi = UUK dibawah sympisis sebagai hipomoklion


Lahir : UUB, dahi, mata, hidung, mulut, dagu

Putar paksi luar

Ekspulsi (pengeluaran) = bahu depan, bahu belakang, seluruh badan, 2


ekstermitas

Tahap persalinan

1. Kala I : pembukaan serviks (pematangan,penipisan,pemendakali, pembukaan)


Fase laten : Ø serviks ‹ 3 cm (8 jam)
Kontraksi uterus relatif, tidak nyeri kurang kuat, hilang bila
aktif internal : 5’ = sekali durasi ± 20’

Fase aktif : akselerasi : 4-5 cm/2 jam

Dilatasi maximum : 5-9 cm/2 jam

Deselerasi : 9-10 cm/2 jam

Primi : 1 cm

Multi : 1 cm

Fase aktif dimulai pembukaan serviks 4 cm terjadi peningkatan frekuensi


kontraksi/his

Frekuensi : ›3x/10 menit

Durasi : › 20’

Keluhan : pengeluaran blood show

2. Kala II : janin sudah berada didasar panggul, posisi kepala = fleksi maksimal
sub oksipito tepat berada dibawah sympisis
Tanda gejala kala II : doran – teknus – perjol – vulka
Kontraksi : 4-5 kali/10 menit
Durasi : › 40’

3. Kala III : - pelepasan plasenta


- Pengeluaran plasenta apabila › 30’ : retensio
plasenta/kelainan plasenta
4. Kala IV : pengawasan 2 jam PP = resiko terjadi perdarahan

Pemantauan : 1 jam pertama : 15 menit sekali

1 jam berikutnya : 30 menit sekali

2.6 PROSEDUR PERSALINAN NORMAL

Prosedur persalinan normal meliputi 58 langkah APN, yaitu :

I. Mengenali tanda dan gejala kala II


1. Mendengar dan melihat adanya persalinan kala II
 Ibu merasa ada dorongan meneran
 Ibu merasakan tekanan yang semakin kuat pada rectum dan
vagina
 Perineum tampak menonjol
 Vulva dan sfingter ani membuka

II. Menyiapkan pertolongan persalinan


2. Pastikan perlengkapan peralatan persalinan, bahan, dan obat-obatan
esensial untuk menolong persalinan dan menentukan komplikasi ibu
dan bayi baru lahir untuk resusitasi BBL : tempat resusitasi datar, rata,
cukup keras, bersih, dan hangat, lampu 60 watt dengan jarak 60 cm
dari tubuh bayi, 3 handuk/kain bersih, alat penghisap lendir,
tabung/balon sungkup. Menggelarkan kain diatas perut ibu dan tempat
resusitasi serta ganjal bahu bayi.
3. Pakai celemek
4. Melepas dan menyimpan semua perhiasan yang dipakai, cuci tangan
dengan sabun dan air bersih mengalir, kemudian keringkan dengan
handuk yang bersih dan kering
5. Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan di gunakan untuk
pemakaian dalam
6. Memasukkan oksitosin kedalam tabung suntik (gunakan tangan yang
memakai sarung tangan DTT) dan steril (pastikan tidak terkontaminasi)
III. Memastikan pembukaan lengkap dan keadaan janin baik
7. Membersihkan vuva dan perenium, menyekanya dengan hati-hati dari
depan ke belakang dengan menggunakan kapas dan air DTT
 Jika introitus vagina, perenium, anus terkontaminasi tinja,
bersihkan dengan sesama dari arah depan ke belakang
 Buang kapas yang telah terkontaminasi dalam wadah yang tersedia
 Ganti sarung tangan jika terkontaminasi (dekontaminasi, lepaskan,
dan rendam dalam larutan klorin 0,5%)
8. Lakukan periksa dalam untuk memastikan pembukaan lengkap
 Bila selaput ketuban belum pecah dan pembukaan sudah lengkap
maka lakukan amniotomi
9. Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang
masih sarung tangan kedalam klorin 95% kemudian lepaskan dan
rendam dalam keadaan terbalik dalam larutan klorin 95% selama 10
menit, cuci tangan setelah sarung tangan di lepas
10. Periksa DJJ setelah kontraksi/ saat relaksasi untuk memastikan DJJ
dalam keadaan normal (120-160x/menit)
 Mengambil tindakan yang sesuai DJJ tidak normal
 Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam,DJJ dan
semua hasil penilaian serta asuhan lainnya dalam partograf
IV. Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses bimbingan meneran
11. Beritahukan bahwa pembukaan sudah lengkap dan membantu ibu
dalam menentukan posisi yang nyaman
 Tunggu hingga timbul rasa ingin meneran, lanjutkan pemantauan
lendir dan kenyamanan ibu dan janin dan dokumentasikan semua
yang ada
 Jelaskan pada anggota keluarga tentang bagaimana peran meraka
untuk mendukung dan memberi semangat pada ibu untuk meneran
secara benar
12. Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran (bila ada rasa
ingin meneran dan terjadi kontraksi yang kuat, bantu ibu ke posisi
setengan duduk atau posisi yang nyaman lainnya)
13. Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ada dorongan
kuat untuk meneran
 Bimbing ibu agar dapat meneran secara benar dan efektif
 Dukung dan beri semangatdukung dan beri semangat pada saat
meneran dan perbaiki cara meneran apabila cara tidak sesuai
 Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya
 Anjurkan ibu untuk beristirahat diantaranya kontraksi
 Anjurkan keluarga memberi asupan cairan peroral/minum
 Menilai DJJ setiap tidak ada kontraksi
Segera rujuk apabila bayi tidak/ belum lahir setelah 120
menit/2jam pada primigravida/60 menit (1jam) pada multigravida
14. Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok/ mengambil posisi yang
nyaman
Ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 10 menit
V. Persiapan pertolongan kelahiran bayi
15. Letakkan han duk bersih ( untuk mengeringkan bayi ) di perut ibu jika
kepala bayi telah membuka vulva 5-6cm
16. Meletakkan kain berish yang dilipat ½ bagian dibawah bokong ibu
17. Buka tutup partus set dan memperhatikan kembali kelengkapan obat
dan bahan
18. Pakai sarung tangan DTT
VI. Pertolongan kelahiran bayi
Lahirnya kepala
19. Setelh tampak kepala bayi dengan diamter 5-6cm membuka vulva,
maka lindungi perenium dengan sakit tangan yang dilapisi dengan lalu
bersih dan kering. Tangan yang lain menahan kepala bayi untuk
menahan posisi defleksi dan membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu
untuk meneran perlahan/ bernafas cepat dan dangkal
20. Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan yang
sesuai jika hal itu, terjadi dan segera lanjtkan proses kelahiran bayi
 Jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan lewat bagian
atas kepl a bayi
 Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat dari 2
tempat dan potong diantara klem tersebut
21. Tunggu kepala bayi melakukan putar paksi luar secara spontan lahirnya
bahu
22. Setelah kepala melakukan putar paksi luar, pegang secara biparietl,
anjurkan ibu meneran saat kontraksi, dengan lebuk, gerakan kepala ke
arah bawah distal hingga bahu depan muncul ke bawah arkus pubis
kemudian di gerakkan ke atas dan distal untuk melahirkan bahu
belakang

Lahirnya badan dan tungkai

23. Setalah kedua bahu lahir geser tangan bawah untuk kepala dan bahu
gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang lengan siku
sebelah atas.

24. Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke
punggung, bokong ,tungkai dan kaki dan pegang masing- masing
kaki dengan ibu jari dan jari-jari lainnya.

VII. Penanganan Bayi baru Lahir

25. Lakukan penilaian bayi baru lahir sebegai berikut

 Sebelum bayi lahir


a. Apakah kehamilan cukup bulan?
b. Apakah air ketuban jernih tidak tercampur mekonium?
 Segera setalah bayi lahir (jika bayi cukup bulan)
 Sambil menempatkan bayi diatas perut ibu, lakukan penilaian
selintas
c. Apakah bayi menangis/ bernafas tidak megap-megap?
d. Apakah tonus otot bayi baik/ bayi bergerak aktif?

Jika bayi cukup bulan, ketuban tidak bercampur mekonium,


menangis/ bernafas normal, tidak megap-megap dan bayi lemas,
lakukan managemen bayi dengan asfiksia.
26. Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala,dan bagian tubuh
lainnya kecuali telapak tangan, ganti haduk basah dengan kain kering,
biarkan bayi diatas perut ibu.

27. Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi janin kedua

28. Beritahu ibu akan di suntikkan oksitosin

29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan 10 unit oksitosin
secara IM 1/3 paha atas lateral distal (aspirasi)

30. Jepit tali pusat 3cm dari perut bayi, jepit kembali 2cm dari klem 1

31. Pemoongan dan pengikatan tali pusat

 Dengan tangan memegang tali pusat (lindungi tali pusat) dan lakukan
pengguntingan tali pusat diantara 2 klem.
 Ikat tali pusat dengan benang DTT dua kali simpul mati di bagian atas
dan dua kali simpul di bagian bawah.
 Laskan klem, masukkan kedalam wadah yang telah di sediakan.

32. Letakkan bayi agar ada kontak kulit, letakkan bayi tengkurap di dada ibu,
bayi kontak dengan kulit. Ibu luruskan bahu bayi sehingga bayi menempel di
dada/ perut ibu. Usahakan kepala bayi berada di antara payudara ibu dengan
posisi lebih rendah dari puting payudara ibu.

33. Selimut ibu dan bayi dengan kamu hangat dan pasang topi di kepala

VIII. Penatalaksanaan Aktif Persalinan Kala III

34. Pindahkan klem pada tali pusat hingga jarak 5-10 cm dari vulva.

35. Letakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu, ditepi atas simpisis untuk
mendeteksi, tangan lain memegang tali pusat.

36. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah sambil
tangan yang lain mendorong uterus ke arah belakang-atas (dorso kranial)
secara hati-hati (untuk mencegah infersia uteri) jika plasenta tidak keluar
setelah 30 detik, hentikan penanganan tali pusat dan menunggu hingga timbul
kontraksi berikutnya dan ulangi prosedur di atas.
37. Lakukan penegangan dan dorongan dorso-kranial hingga plasenta
terlepas,minta ibu meneran sampai penolong menarik tali pusat dengan arah
sejajar lantai dan kemudian ke arah atas, mengikuti posisi jalan lahir (tetap
dorso-kranial).

 Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak


sekitar5-10 cm dari vulva
 Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit meneganggkan tali pusat :
a. Beri dosis ulangan oksitosin 10 unit IM
b. Lakukan kateresasi jika kandung kemih penuh
c. Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan
d. Ulangi tali pusat 15 menit berikutnya
e. Jika plasenta tidak lahir 30 menit, bila terjadi perdarahan segera
lakukan plasenta manual.

38. Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan kedua
tangan, pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban terpilin, kemudian
lhirkan. Tempatkan plasenta pada wadah plasenta.

 Jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan steril untuk melakukan
eksplotasi sisa selaput plasenta kemudian gerakan jari-jari tangan / klem
steril untuk mengeluarkan bagian selaput yang tertinggal.

39. Lakukan masase uterus setelah ketuban dan selaput ketuban lahir, letakkan
tangan di fundus dengan gerakan melingkar lebut hingga uterus berkontraksi.

IX. Menilai Perdarahan

40. Periksa kedua sisi plasenta bagian bagian ibu maupun bayi dan pastikan
selaput ketuban lengkap dan utuh. Masukkan plasenta kedalam tempat khusus

41. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perenium. Bila ada
robekan yang menimbulkan perdarahan aktif, segera lakukan penjahitan.

X. Melakukan Prosedur Pasca Persalinan

42. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan.

43. Lakukan IMD dan biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit di dada ibu
minimal 1 jam
 Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan IMD dalam waktu 30-
60 mnit menyusui pertama biasanya berlangsung sekitar 5-10 menit,
bayi cukup menyusu dari 1 payudara
 Berikan bayi berada di dada ibu selama 1 jam walupun bayi sudah
berhasil menyusu, setelah bayi selesai menyusu dalam 1 jam
pertama , beri Vit K 1Mg IM dan salep mata.

45. Setalah 1jam pemeberian Vit K, beri imunisasi hepatitis B di paha kanan.

 Letakkan bayi di jangkauan ibu agar sewaktu-waktu bisa di susukan


 Lakukan IMD kembali pada ibu jika belum berhasil !jam pertama

Evaluasi

46. Lakukan pemantauan kontraksi untuk mencegah perdarahan pervaginam.

 2-3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan


 Setiap 10 menit pada 1 jam pertama pasca persalinan
 Setiap 20-30 menit pada 1 jam kedua pasca persalinan

47. Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik asuhan yang sesuai untuk
melaksanakan yang sesuai untuk melaksanakan atonia uteri.

48. Anjurkan ibu atau keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai
kontraksi, memeriksa nadi ibu dan kandung kemih setiap 15 menit selama 1
jam pertama pasca persalinan :

 Memeriksa tubuh 1x setiap 2 jam pertma pasca persalinan


 Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak normal.

50. Pantau tanda-tanda bahaya pada bayi setiap 15 menit, pastikan bahwa bayi
bernafas dengan baik (40 10x/ menit) serta suhu (36,5ºC – 37,5ºC)

 Jika terdapat nafas cepat. Retraksi dinding dada bawah yang berat,
sulit bernafas, merintih,lakukan rujukan
 Pastikan ruangan hangat
 Katakan kembali pada ibu, selimuti ibu dan bayi

Kebersihan dan Keamanan


51. Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalm larutan klorin 0,5 % untuk
dekontaminasi cuci dan bilas setelah di dekontaminasi

52. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi

53. Bersihkan ibu dengan air DTT, bantu ibu memakai pakaian yang bersih

54. Pastikan ibu merasa nyaman, bantu ibu memberikan ASI

55. Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%

56. Celupkan sarung tangan kedalam larutan klorin 0,5% dengan terbalik,
selama 10 menit

57. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir

58. Lengkapi Partograf periksa TTV dan asuhan kala IV


2.7 TINJAUAN ASUHAN KEBIDANAN SOAP (TEORI)

Asuhan Kebidanan Teori

Pada Ibu.... UK..... Minggu Inpartu Kala...Fase...

Tanggal / Waktu Pengkajian :

Tempat Pengkajian :

Pengkaji :

A. Data Subjektif
1. Identitas
Nama : Agar tidak ada kekeliruan bila ada kesamaan nama
Umur : Mengetahui resiko persalinan (umur <16 tahun dan >35 tahun)
Agama : Mempermudah perolehan KIE
Suku : Mempermudah perolehan KIE
Pendidikan : Mempermudah perolehan KIE
Pekerjaan : Mengetahui taraf hidup soisial ekonomi
Alamat : Mempermudah pada waktu kunjungan rumah
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan hamil ke berapa, mengeluh kencang-kencang yang semakin
sering dan teratur sejak kapan dan apakah disertai lendir darah atau keluar cairan
ketuban atau tidak ada sejak kapan.
3. Riwayat Kesehatan Sekarang dan Kesehatan Dulu
Mendeteksi adanya penyakit yang bisa mengganggu proses persalinan dan
mendeteksi adanya penyakit yang dahulu di derita ibu baik hamil maupun
sebelum hamil, seperti penyakit menurun (DM, Hipertensi) menular ( Hepatitis,
TBC), penyakit sistematik ( Jantung, ginjal)
4. Riwayat Menstruasi
Menarche :
Jumlah :
Siklus :
Lama :
Flour Albus :
Disminorhea :
HPHT :
5. Riwayat Obstetri

N Tgl Tempa U Jeni Persalina Penyul Ana Penolon Keadaa


O Partu t K s n it k g n
s BB

B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik, Lemah
Kesadaran : Composmentis, Koma
TTV : TD : (150/70 – 120/80 mmHg)
N : ( 80-100 x/menit )
RR : ( 16-24 x/menit )
S : ( 36,5ºC- 37,5ºC )
2. Pemeriksaan Fisik
Muka : Pucat / tidak, Oedema / tidak
Mata : Konjungtiva merah muda / tidak
Payudara : Kolostrum sudah keluar / belum, Puting mnonjol / tidak
Abdomen : Gerakan Janin +/-
Palpasi
L1 : Untuk mengetahui TFU dan bagian janin yang ada di depan
L2 : Untuk menentukan dimana letak punggung dan dimana letak
bagian kecil anak
L3 : Untuk menentukan apa yang terdapat di bagian bawah dan apa
bagian bawah sudah / belum masuk PAP

L4 : Untuk menetukan apa yang menjadi bagian bawah berapa


masuknya bagian bawah, kerongga panggul
Genetalia : Tidak oedem, tidak ada varises, tidak ada tanda-tanda PMS (Vulva
vagina serta pengeluaran) Pemeriksaan dalam
VT : Portio ( teraba keras, lunak sampai tidak teraba eff (0%-
100%), Ø (1-10cm), Ketuban +/-, presentasi ( kepala/ bukan kepala)
UUK jam, molase ( 0-3 ), hodge (I- IV) bagian janin yang
menumbung
Ekstremitas atas : Oedema / Tidak
Ektremitas bawah : Oedema / Tidak
Pemeriksaan penunjang : HB, Urine
C. Analisa
Ibu G....P...A... Hamil...Minggu Inpartu Kala...Fase...Janin (T/G) intrauterin hidup
D. Penatalaksanaan
1. Menginformasikan asuhan yang akan di berikan kepada ibu, ibu mengerti
2. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga, ibu dan keluarga
mengerti
3. Mengobservasi TTV, HIS, DJJ, setiap 30 menit hasil terlampir pada lembar
partograf
4. Menganjurkan ibu untuk relaksasi dan destraksi , ibu mampu melakukan
5. Menahan ibu untuk menahan BAK, ibu mengerti
6. Menganjurkan ibu untuk berjalan-jalan jika ibu masih mampu untuk jalan-jalan
7. Menganjurkan ibu untuk tidak mengejan meski ada dorongan ingin mengejan
karena pembukaan belum lengkap, ibu mengerti
8. Menganjurkan keluarga memberika dorongan kepada ibu agar persalinan lancar,
ibu mengerti
9. Memberikan asupan nutrisi dan cairan kepada ibu, ibu mengerti

Catatan Perkembangan

Tgl/Ja Catatan Perkembangan Paraf


m
S : Ibu mengatakan seperti ingin BAB dan ingin meneran
O : Keadaan umum Baik – Lemah
TTV : TD : dbu (110/70 -140/80 mmHg)
N : dbu ( 80 /100x/ menit)
RR : dbu ( 16-24x/ menit)
S : dbu ( 36,5ºC- 37,5ºC )
VT : v/v taa (tidak ada tumor,) portio tidak teraba eff 100%,
Ø 10 cm, keluhan +/-, presentasi kepala, H III, molase 0, UUK
jam 12, tidak ada bagian yang menyertai.
Terlihat tanda-tanda gejala kala II
 Ibu ada dorongan kuat meneran
 Tekanan pada rectum
 Perineum menonjol
 Vulva dan sfingter ani membuka
A : Ibu G...P...A... hamil...minggu Inpartu kala II
P:
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan dan asuhan yang
akan di berikan, ibu mengerti
2. Menganjurkan ibu cara meneran yang baik, ibu mampu
melakukan
3. Menganjurkan ibu istirahat jika tidak ada dorongan
meneran, ibu mengerti
4. Memberitahu keluarga untuk membantu ibu memilih
posisi yang nyaman
5. Mengobservasi DJJ setiao 30 menit, hasil terlampir di
partograf
6. Menolong persalinan sesuai dengan 60 langkah APN,
jam...bayi lahir spontan, langsung menangis, JK L/P, BB/PB
= 2500-4000 gram 45/52 cm , memfasilitasi IMD

Tgl/ S : Ibu mengatakan perutnya masih mulas


Jam O : Keadaan Umum
TFU : 2 jari diatas pusat
Palpasi : Tidak ada janin kedua
Kontraksi : Baik
Gerakan : Tali pusat menjulur di depan vulva
A : Ibu P.... Kala III
P:
1. Jam.... Bayi lahir spontan, langsung menangis, JK P/L,
Apgar Score...BB : 2500-4000 gr, PB : 45- 52cm,
memfasilitasi IMD
2. Jam.... Menyuntikkan oksitosin 10 unit IM, tidak ada
laserasi
3. Jam..... Melakukan PTT
4. Jam....Plasenta lahir spontan, lengkap, kotiledon utuh,
berat ± 500gr
5. Jam....Melakukan masase 15x dalam 15 detik, kontraksi
uterus baik
6. Jam....Mengecek adanya laserasi, tidak terdapat laserasi
7. Jam....Mengajarkan ibu untu masase uterus

Tgl/Ja S : Ibu mengatakan lega karena telah melahirkan anaknya


m O : Keadaan Umum : Baik – Lemah
TTV : TD : dbu (110/70 -140/80 mmHg)
N : dbu ( 80 /100x/ menit)
RR : dbu ( 16-24x/ menit)
S : dbu ( 36,5ºC- 37,5ºC )
Abdomen : Kontraksi : Baik
TFU : 1 jari dibawah pusat
Kandung kemih : Kosong
Genetalia : Perdarahan ± 500cc, pengeluaran lokea rubra,tidak
ada luka jahitan perenium
A : Ibu P..... Kala IV
P:
1. Menginformasikan asuhan dan hasil pemeriksan pada
ibu, ibu mengerti
2. Menganjurkan ibu untuk tidak menahan BAK, karena
dapat menghalangi kontraksi uterus, ibu mnegerti
3. Memberikan ibu cairan, dan nutrisi peroral untuk
menambah energi setelah persalinan, ibu mau makan dan
minum
4. Menganjurkan ibu untuk istirahat agar stamina bisa
pulih, ibu mengerti
5. Mengobservasi kala IV , hasil terlampir dalam partograf

Anda mungkin juga menyukai