Kompre Inc
Kompre Inc
PENDAHULUAN
1.2 TUJUAN
a) Tujuan umum
Mahasiswa mampu memahami fisiologi dan mekanisme persalinan normal
dan mengetahui penyimpangan yang mungkin terjadi, sehingga dapat
melakukan penanganan secara cepat dan tepat.
b) Tujuan Khusus
Mahasiswa dapat memahami definisi kala I,II,III persalinan normal
Mahasiswa dapat mengidentifikasi riwayat dan pemeriksaan yang
diperlukan pada persalinan normal
Mahasiswa dapat menjelaskan perubahan anatomi dan fisiologi yang
terjadi pada persalinan normal
Mahasiswa dapat menjelaskan mekanisme persalinan normal
Mahasiswa dapat memberikan petunjuk pada ibu dalam persalinan
normal
1.3 MANFAAT
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PENGERTIAN
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan ari) yang
dapat hidup ke dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain
( Mochtar, Rustan 2011 : 69 )
Partus biasa (normal) disebut juga partus spontan adalah proses lahirnya bayi
dengan latar belakang kepala dengan ibu sendiri tanpa bantuan alat-alat serta tidak
melukai ibu dan bayi yang waktunya berlangsung kurang dari 24 jam ( Mochtar,
Rustan 2011 : 19 )
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta, dan selaput ketuban keluar
dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia
kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyakit.
Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan
pada serviks ( menipis dan membuka ) dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara
lengkap ibu inpartu jika kontraksi uterus tidak mengakibatkan perubahan serviks
( JNPK-KR 208 : 37 )
1. Power
Power adalah tenaga yang mendorong keluar janin. Kekuatan yang
berguna untuk mendorong keluar janin adalah his. Konraksi otot-otot perut,
kontraksi diafragma dan aksi ligament, dengan kerja sama yang baik dan
sempurna. Ada dua power yang bekerja dalam proses persalinan. Yaitu HIS
dan tenaga mengejan ibu. HIS merupakan kontraksi uterus karena otot-otot
polos bekerja denga baik dan sempurna, pada saat kontraksi, otot-otot rahim
menguncup sehingga menjadi tebal dan lebih pendek. Kavum uteri lebih kecil
mendorong janin dan kantong amnion ke arah bawah rahim dan serviks.
Sedangkan tenaga mengejan ibu adalah tenaga selain HIS yang membantu
pengeluaran.
2. Passage
Merupakan faktor jalan lahir, terbagi menjadi 2 yaitu :
1) Bagian keras
Bagian ini terdiri dari tulang panggul ( Os coxae, Os sacrum,
Os Coccygis ), dan Artikulasi ( simphisis pubis, artikulasi sakro-iliaka,
artikulasi sakro kosigiu). Dari tulang – tulang dasar dan artikulasi yang
ada, maka bagian keras janin dapat dinamakan ruang panggul (pelvis
mayor dan minor), pintu panggul (pintu atas panggul, ruang tengah
panggul, pintu bawah panggul, dan ruang panggul yang sebenarnya
yaitu antara inlet dan outlet), sumbu panggul (merupakan garis yang
menghubungkan titik-titik tengah ruang panggul yang melengkung
kedepan), bidang-bidang (Hodge 1, Hodge II, Hodge III, dan Hodge
IV).
Jenis-jenis panggul menurut Caldwell & Moloy, 1993 adalah
Ginegoid yang bulat 45%, android panggul pria 15%, antroid lonjong
seperti telur 35%, platipeloid pica menyempit arah muka belakang 5%
2) Bagian lunak
3. Passanger
4. Psikis ibu
Psikis ibu dalam persalinan akan sangat mempengaruhi daya kerja otot
– otot yang dibutuhkan dalam persalinan baik itu yang otonom maupun yang
sadar. Jika seorang ibu menghadapi persalinan dengan rasa tenang dan sabar,
maka persalinan akan terasa mudah untuk ibu tersebut. Namun jika ia merasa
tidak ingin ada kehamilan dan persalinan, maka hal ini akan mengahambat
proses persalinan
5. Penolong
Dalam persalinan, ibu tidak mengerti apa yang dinamakan dorongan
ingin mengejan asli atau yang palsu. Untuk itu, seorang mitra yang dapat
membantunya mengenali tanda gejala persalinan sangat dibutuhkan. Tenaga
ibu akan menjadi sia-sia jika saat untuk mengejan yang ibu lakukan tidak
tepat.
Tahap persalinan
Primi : 1 cm
Multi : 1 cm
Durasi : › 20’
2. Kala II : janin sudah berada didasar panggul, posisi kepala = fleksi maksimal
sub oksipito tepat berada dibawah sympisis
Tanda gejala kala II : doran – teknus – perjol – vulka
Kontraksi : 4-5 kali/10 menit
Durasi : › 40’
23. Setalah kedua bahu lahir geser tangan bawah untuk kepala dan bahu
gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang lengan siku
sebelah atas.
24. Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke
punggung, bokong ,tungkai dan kaki dan pegang masing- masing
kaki dengan ibu jari dan jari-jari lainnya.
27. Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi janin kedua
29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan 10 unit oksitosin
secara IM 1/3 paha atas lateral distal (aspirasi)
30. Jepit tali pusat 3cm dari perut bayi, jepit kembali 2cm dari klem 1
Dengan tangan memegang tali pusat (lindungi tali pusat) dan lakukan
pengguntingan tali pusat diantara 2 klem.
Ikat tali pusat dengan benang DTT dua kali simpul mati di bagian atas
dan dua kali simpul di bagian bawah.
Laskan klem, masukkan kedalam wadah yang telah di sediakan.
32. Letakkan bayi agar ada kontak kulit, letakkan bayi tengkurap di dada ibu,
bayi kontak dengan kulit. Ibu luruskan bahu bayi sehingga bayi menempel di
dada/ perut ibu. Usahakan kepala bayi berada di antara payudara ibu dengan
posisi lebih rendah dari puting payudara ibu.
33. Selimut ibu dan bayi dengan kamu hangat dan pasang topi di kepala
34. Pindahkan klem pada tali pusat hingga jarak 5-10 cm dari vulva.
35. Letakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu, ditepi atas simpisis untuk
mendeteksi, tangan lain memegang tali pusat.
36. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah sambil
tangan yang lain mendorong uterus ke arah belakang-atas (dorso kranial)
secara hati-hati (untuk mencegah infersia uteri) jika plasenta tidak keluar
setelah 30 detik, hentikan penanganan tali pusat dan menunggu hingga timbul
kontraksi berikutnya dan ulangi prosedur di atas.
37. Lakukan penegangan dan dorongan dorso-kranial hingga plasenta
terlepas,minta ibu meneran sampai penolong menarik tali pusat dengan arah
sejajar lantai dan kemudian ke arah atas, mengikuti posisi jalan lahir (tetap
dorso-kranial).
38. Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan kedua
tangan, pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban terpilin, kemudian
lhirkan. Tempatkan plasenta pada wadah plasenta.
Jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan steril untuk melakukan
eksplotasi sisa selaput plasenta kemudian gerakan jari-jari tangan / klem
steril untuk mengeluarkan bagian selaput yang tertinggal.
39. Lakukan masase uterus setelah ketuban dan selaput ketuban lahir, letakkan
tangan di fundus dengan gerakan melingkar lebut hingga uterus berkontraksi.
40. Periksa kedua sisi plasenta bagian bagian ibu maupun bayi dan pastikan
selaput ketuban lengkap dan utuh. Masukkan plasenta kedalam tempat khusus
41. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perenium. Bila ada
robekan yang menimbulkan perdarahan aktif, segera lakukan penjahitan.
42. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan.
43. Lakukan IMD dan biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit di dada ibu
minimal 1 jam
Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan IMD dalam waktu 30-
60 mnit menyusui pertama biasanya berlangsung sekitar 5-10 menit,
bayi cukup menyusu dari 1 payudara
Berikan bayi berada di dada ibu selama 1 jam walupun bayi sudah
berhasil menyusu, setelah bayi selesai menyusu dalam 1 jam
pertama , beri Vit K 1Mg IM dan salep mata.
45. Setalah 1jam pemeberian Vit K, beri imunisasi hepatitis B di paha kanan.
Evaluasi
47. Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik asuhan yang sesuai untuk
melaksanakan yang sesuai untuk melaksanakan atonia uteri.
48. Anjurkan ibu atau keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai
kontraksi, memeriksa nadi ibu dan kandung kemih setiap 15 menit selama 1
jam pertama pasca persalinan :
50. Pantau tanda-tanda bahaya pada bayi setiap 15 menit, pastikan bahwa bayi
bernafas dengan baik (40 10x/ menit) serta suhu (36,5ºC – 37,5ºC)
Jika terdapat nafas cepat. Retraksi dinding dada bawah yang berat,
sulit bernafas, merintih,lakukan rujukan
Pastikan ruangan hangat
Katakan kembali pada ibu, selimuti ibu dan bayi
53. Bersihkan ibu dengan air DTT, bantu ibu memakai pakaian yang bersih
56. Celupkan sarung tangan kedalam larutan klorin 0,5% dengan terbalik,
selama 10 menit
Tempat Pengkajian :
Pengkaji :
A. Data Subjektif
1. Identitas
Nama : Agar tidak ada kekeliruan bila ada kesamaan nama
Umur : Mengetahui resiko persalinan (umur <16 tahun dan >35 tahun)
Agama : Mempermudah perolehan KIE
Suku : Mempermudah perolehan KIE
Pendidikan : Mempermudah perolehan KIE
Pekerjaan : Mengetahui taraf hidup soisial ekonomi
Alamat : Mempermudah pada waktu kunjungan rumah
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan hamil ke berapa, mengeluh kencang-kencang yang semakin
sering dan teratur sejak kapan dan apakah disertai lendir darah atau keluar cairan
ketuban atau tidak ada sejak kapan.
3. Riwayat Kesehatan Sekarang dan Kesehatan Dulu
Mendeteksi adanya penyakit yang bisa mengganggu proses persalinan dan
mendeteksi adanya penyakit yang dahulu di derita ibu baik hamil maupun
sebelum hamil, seperti penyakit menurun (DM, Hipertensi) menular ( Hepatitis,
TBC), penyakit sistematik ( Jantung, ginjal)
4. Riwayat Menstruasi
Menarche :
Jumlah :
Siklus :
Lama :
Flour Albus :
Disminorhea :
HPHT :
5. Riwayat Obstetri
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik, Lemah
Kesadaran : Composmentis, Koma
TTV : TD : (150/70 – 120/80 mmHg)
N : ( 80-100 x/menit )
RR : ( 16-24 x/menit )
S : ( 36,5ºC- 37,5ºC )
2. Pemeriksaan Fisik
Muka : Pucat / tidak, Oedema / tidak
Mata : Konjungtiva merah muda / tidak
Payudara : Kolostrum sudah keluar / belum, Puting mnonjol / tidak
Abdomen : Gerakan Janin +/-
Palpasi
L1 : Untuk mengetahui TFU dan bagian janin yang ada di depan
L2 : Untuk menentukan dimana letak punggung dan dimana letak
bagian kecil anak
L3 : Untuk menentukan apa yang terdapat di bagian bawah dan apa
bagian bawah sudah / belum masuk PAP
Catatan Perkembangan