Generasi 1
Klorpropamid,Tolbutamid
Sulfonilurea Generasi 2
Glibenclamida, Glipizid
Gliclazide, Glimepiride,
Gliquidone, Gliburid
Biguanide Metformin
Pioglitazon ,
Thiazolidindion
A n ti h ip e rg lik e m ik A g e n t
Oral Reosiglitazone
Penghambat
Acarbosa , Miglitol
AlfaGlukosidase
Penghambat Sitagliptin Saxagliptin,
DPP IV Vildagliptin, Linagliptin
Penghambat
Dapagliifozin, Canaglifozin
SGLT 2
Agonist D2 Bromocriptin
Rapid Acting
Short Acting
Insulin
Intermediet Acting
Long Acting
Parentera
l Liraglutide, Exenatide,
Analog GLP
Albiglutide, Lixisenatide
Insulin pen disuntikkan pada bagian perut, lengan, paha atas dan 7) Atur dosis sesuai anjuran dokter
pantat. Disarankan untuk mengganti titik penyuntikan insulin pen 8) Pilih lokasi bagian tubuh yang akan disuntik
setelah waktu dua hari berturut-turut 9) Suntikan insulin
Cara menyuntikan insulin pen : Usapkan kapas alkohol pada bagian yang akan disuntik
1) Mencuci tangan terlebih dahulu Genggam pen dengan 4 jari, letakkan ibu jari pada tombol
2) Siapkan insulin pen, jarum, kapas alkohol dan tempat sampah dosis.
3) Sebelum digunakan, periksa tanggal kadaluarsa, warna dan Mencubit kulit (bagian lemak) yang akan disuntik
kejernihan insulin menggunakan 2 jari
4) Persiapkan insulin pen dan lepaskan penutup insulin pen Pastikan Segera suntikkan jarum dengan cara tegak lurus (sudut 90 o)
insulin tidak menggumpal dengan memutar mutar insulin pen dengan bagian tubuh yang akan di suntik
sampai gumpalan hilang secara perlahan (jangan dikocok) Gunakan ibu jari untuk menekan ke bawah pada tombol dosis
5) Lepaskan kertas pembungkus dan tutup jarum sampai berhenti (klep dosis akan kembali pada nol).
Buka kertas pembungkus dan tutup jarum pen Biarkan jarum di tempat suntikan selama 5-10 detik untuk
Tarik kertas pembungkus pada jarum pen memastikan insulin benar-benar masuk dan mencegah insulin
Putar jarum insulin ke insulin pen keluar dari tempat suntikan,Melepaskan kulit yang dicubit,
Lepaskan penutup luar jarum sehingga jarum tampak terlihat Tarik jarum dari tempat penyuntikan dan usap dengan kapas
6) Pastikan insulin pen siap digunakan, Pastikan tidak ada udara di alkohol, jangan di gosok atau dipijat
dalam insulin pen dan jarum berfungsi dengan baik Persiapkan pen insulin untuk penggunaan berikutnya:
Putar tombol pemilih dosis pada ujung pen untuk 1 atau 2 unit Lepaskan tutup luar jarum dan putar untuk melepaskan jarum
Tahan insulin pen dengan jarum mengarah keatas dari pen
Tekan tombol dosis dengan benar sambil mengamati Tempatkan jarum yang telah dipakai pada wadah yang aman ,
keluarnya sedikit insulin Jika hendak digunakan kembali pastikan jarum disimpan
Ulangi jika perlu sampai insulin terlihat di ujung jarum dalam keadaan bersih (desinfektan dengan alkohol).
Tombol pemutar harus kembali ke nol setelah insulin terlihat
didalam pen (Pedoman Teknik Menyuntik Insulin Indonesia, 2017)
BAGAIMANA CARA PASIEN MEMANTAU GULA DARAH ?
Hipoglikemia ditandai dengan menurun nya kadar glukosa 6. Jika hasil pemeriksaan glukosa darah kadarnya sudah mencapai
darah < 70 mg/dl normal, pasien diminta untuk makan atau mengkonsumsi snack
untuk mencegah berulangnya hipoglikemia.
Klasifikasi hipoglikemia :
1. Hipoglikemia berat : Pasien membutuhkan bantuan orang lain Hipoglikemia Berat :
untuk pemberian karbohidrat, glukagon, atau resusitasi lainnya, 1. Jika didapat gejala neuroglikopenia, terapi parenteral diperlukan
2. Hipoglikemia simtomatik apabila GDS < 70mg/dL disertai gejala berupa pemberian dekstrose 20% sebanyak 50 cc (bila terpaksa
hipoglikemia bisa diberikan dextore 40% sebanyak 25 cc), diikuti dengan infus
3. Hipoglikemia asimtomatik apabila GDS <70mg/dL tanpa gejala D5% atau D10%.
hipoglikemia 2. Periksa glukosa darah 15 menit setelah pemberian i.v tersebut. Bila
4. Probable hipoglikemia apabila gejala hipogllikemia tanpa kadar glukosa darah belum mencapai target, dapat diberikan ulang
pemeriksaan GDS. pemberian dekstrose 20%.
3. Selanjutnya lakukan monitoring glukosa darah setiap 1- 2 jam
Rekomendasi pengobatan yang dilakukan jika pasien melakukan kalau masih terjadi hipoglikemia berulang pemberian Dekstrose
hipoglikemia : 20% dapat diulang
4. Lakukan evaluasi terhadap pemicu hipoglikemia
Hipoglikemia Ringan
1. Pemberian konsumsi makanan tinggi glukosa (karbohidrat
Pencegahan Hipoglikemia:
sederhana)
1. Lakukan edukasi tentang tanda, gejala, dan penanganan
2. Glukosa murni merupakan pilihan utama, namun bentuk
hipoglikemi
karbohidrat lain yang berisi glukosa juga efektif untuk menaikkan
2. Anjurkan melakukan Pemantauan Glukosa Darah Mandiri
glukosa darah
(PGDM), khususnya bagi pengguna insulin atau obat oral
3. Jangan mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak, karena
golongan insulin sekretagog.
dapat memperlambat respon kenaikkan glukosa darah.
3. Lakukan edukasi tentang obat-obatan atau insulin yang
4. Glukosa 15–20 g (2-3 sendok makan) yang dilarutkan dalam air dikonsumsi, tentang: dosis, waktu megkonsumsi, efek samping
adalah terapi pilihan pada pasien dengan hipoglikemia yang masih 4. Bagi dokter yang menghadapi penyandang DM dengan kejadian
sadar hipoglikemi perlu melalukan: Evaluasi secara menyeluruh tentang
5. Pemeriksaan glukosa darah dengan glukometer harus dilakukan status kesehatan pasien, pengobatan yang diberikan, jadwal makan,
setelah 15 menit pemberian upaya terapi. Jika pada monitoring kegiatan oleh raga, atau adanya penyakit penyerta yang
glukosa darah 15 menit setelah pengobatan hipoglikemia masih memerlukan obat lain yang mungkin berpengaruh terhadap
glukosa darah , Bila diperlukan mengganti obat-obatan yang lebih
tetap ada, pengobatan dapat diulang kembali.
kecil kemungkinan menimbulkan hipoglikemi.
(Konsensus Pengelolaan Dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 Di
Indonesia, 2015)
TEKNIK PENYIMPANAN INSULIN DAN OBAT ORAL
Simpan insulin yang sudah digunakan (pen, catridge atau botol ) pada suhu kamar maksimal 1 bulan setelah pemakaian
pertama dan belum kadaluarsa
Simpan insulin yang belum dipakai didalam kulkas tetapi jangan disimpan didalam freezer
Jarum yang telah digunakan dapat dikumpulkan kedalam wadah pembuangan yang aman berupa botol atau kaleng dan
setelah penuh dapat diserahkan ke pusat layanan kesehatan terdekat untuk dihancurkan. Jangan dibuang ke tempat
pembuangan umum
Untuk obat oral dalam bentuk tablet dapat disimpan pada suhu kamar, dan lebih baik disimpan dalam kotak obat
(Hannan, M. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Minum Obat pada Pasien Diabetes Melitus di Puskesmas Bluto Sumenep. J.
Kesehat Wiraraja Med. 47–55 (2013))
1. Golongan Sulfonilurea
Sulfonilurea merupakan pemacu sekresi insulin (insulin secretagogue) yang memiliki struktur yang sama yaitu cincin benzena
dan sulfonilurea. SU generasi pertama memiliki substitusi hidrofilik polar yang relatif kecil, sedangkan SU generasi kedua
memiliki substitusi lipofilik non polar yang besar sehingga lebih mudah berpenetrasi ke membran sel dan menghasilkan
potensi yang lebih baik.
Efek Samping Hipoglikemia, mual, rasa penuh di epigastrium, nyeri ulu hati, sakit
kepala, pruritus, eritema, dan urtikaria, erupsi morbiliform atau
makulopapular, peningkatan berat badan, hiponatremia, sindrom
sekresi hormon antidiuretik yang tidak sesuai (SIADH), reaksi
fotosensitifitas.
Cara Minum Diminum Bersama dengan makanan atau segera setelah makan
pagi.
Klorpropamid
Dosis Dosis awal 250 mg sehari pada saat makan pagi (dosis lanjut usia
100-125 mg disesuaikan berdasarkan respon: dosis maksimum 500
mg sehari.
Tolazamid
Dosis 100-250 mg PO 1 – 2 x sehari. Tingkatkan dosis 100-250 mg/hari
pada interval mingguan untuk merespons; tidak melebihi 1 g/hari.
Gula darah puasa <200 mg/dL : 100 mg/hari PO
Gula darah puasa >200 mg/dL : 250 mg/hari PO
Kurang gizi, kurus, tidak makan dengan benar, atau lanjut usia : 100
mg/hari PO
Kontraindikasi Hipersensitivitas, alergi sulfa, Diabetes tipe I, ketoasidosis
diabetikum.
Efek Samping Hipoglikemia, mual, muntah, anoreksia, gas usus, diare, sembelit,
kram, penambahan berat badan, kelemahan, kelelahan, lesu, pusing,
vertigo.
Cara Minum Harus diminum Bersama makanan.
Glimepiride
Dosis Dewasa: Dosis bersifat individual berdasarkan kadar glukosa darah
pasien. Awalnya, 1 mg setiap hari, dapat meningkat
dengan peningkatan 1 mg dengan interval 1-2 minggu
sesuai dengan respons. Pemeliharaan: 4 mg setiap hari.
Maks: 6 mg setiap hari.
Lansia : Awalnya, 1 mg sekali sehari.
Kontraindikasi Hipersensitif terhadap glimepiride, sulfonilurea lain atau sulfonamid.
Diabetes tipe 1 atau diabetes yang bergantung pada insulin, dan
ketoasidosis diabetik (dengan atau tanpa koma). Gangguan ginjal
atau hati yang parah.
Efek Samping Hipoglikemia, anemia hemolitik (pada defisiensi G6PD), reaksi
hipersensitivitas (misalnya anafilaksis, angioedema, sindrom
Stevens-Johnson), penambahan berat badan.
Cara minum Harus digunakan bersama makanan. Tidak boleh melewatkan waktu
makan.
Gliquidone
Dosis Dosis awal 15 mg sehari disesuaikan hingga 45-60 mg sehari dalam 2
atau 3 kali dosis terbagi. Dosis maksimum pemberian tunggal 60 mg,
dosis maksimum 180 mg sehari.
Kontraindikasi Diabetes melitus tipe 1; ketoasidosis; infeksi parah; trauma; kondisi
parah lainnya.
Efek Samping Gangguan GI, hipoglikemia.
Cara Minum Harus diminum bersama makanan. Dosis kecil dapat diminum hingga
30 menit sebelum sarapan pagi. Dosis besar harus diberikan bersama
makanan. ;
Glipizid
Dosis Dosis awal 2,5 - 5 mg sehari; dosis maksimum harian 20 mg; sampai
15 mg dapat diberikan sebagai dosis tunggal, lebih tinggi dalam dosis
terbagi.
Kontraindikasi Diabetes melitus tipe 1; ketoasidosis; infeksi parah; trauma; kondisi
parah lainnya.
Efek Samping Reaksi dermatologis, sakit perut, diare dan konstipasi.
Cara Minum Diminum secepatnya sebelum makan pagi atau makan siang,
disesuaikan dengan respon,
Gliklazid
Dosis Dosis awal 40-80 mg 1 kali sehari; ditentukan berdasarkan respon:
hingga 160 mg diberikan bersama sarapan, dosis lebih tinggi
diberikan terbagi, maksimal 240 mg/hari dalam 1-2 kali
Kontraindikasi Hipersensitif terhadap gliklazid; diabetes tipe 1; diabetes pre koma
dan koma, diabetes ketoasidosis; kelainan fungsi ginjal dan fungsi
hati berat
Efek Samping Reaksi pada kulit dan jaringan subkutan (rash, pruritus, urtikaria,
eritema, maculopapular rashes, bullous reaction, allergic
vasculitis dilaporkan pada penggunaan sulfonilurea lain), gangguan
hematologi, gangguan sistem hepato-biliari, peningkatan kadar enzim
hati, dan gangguan visual.
Cara Minum Paling baik dikonsumsi bersamaan dengan makanan
2. Golongan Meglitinide
Nateglinide
Dosis Awal, 60 mg tiga kali sehari disesuaikan dengan respon, dosis
maksimal 180 mg tiga kali sehari,
Kontraindikasi Ketoasidosis, kehamilan dan menyusui
Efek Samping Hipoglikemia, reaksi hipersensitif termasuk pruritus, kemerahan dan
urtikaria.
Cara Minum Diberikan 30 menit sebelum makan,
Repaglinide
Dosis Dewasa: Sebagai monoterapi atau dalam kombinasi dengan
metformin: Awalnya, 0,5 mg. (untuk pasien yang menerima
antidiabetes lain dosis awalnya, 1mg.). Dapat menyesuaikan dosis
dengan interval 1-2 minggu, hingga maksimal 4 mg per dosis. Maks:
16 mg setiap hari
Kontraindikasi Ketoasidosis, gangguan fungsi hati berat, kehamilan dan menyusui
Efek Samping Nyeri perut, diare, konstipasi, mual, muntah, hipoglikemia (jarang
terjadi), reaksi hipersensitifitas termasuk pruritus, kemerahan,
vaskulitis, urtikaria dan gangguan penglihatan.
Cara Minum Harus diminum bersama dengan makanan. Biasanya diminum dalam
waktu 15 menit setelah makan atau 30 menit sebelum makan.
3. Golongan Biguanida
Metformin
Indikasi Diabetes Melitus Tipe 2. terutama untuk pasien dengan berat badan
berlebih (overweight), apabila pengaturan diet dan olahraga saja tidak
dapat mengendalikan kadar gula darah. Metformin dapat digunakan
sebagai monoterapi atau dalam kombinasi dengan obat antidiabetik
lain atau insulin (pasien dewasa), atau dengan insulin (pasien remaja
dan anak >10 tahun).
Kontraindikasi dan Gangguan fungsi ginjal, ketoasidosis, hentikan bila terjadi kondisi
Perhatian seperti hipoksia jaringan (sepsis, kegagalan pernafasan, baru
mengalami infark miokardia, gangguan hati), menggunakan kontras
media yang mengandung iodin (jangan menggunakan metformin
sebelum fungsi ginjal kembali normal) dan menggunakan anestesi
umum (hentikan metformin pada hari pembedahan dan mulai kembali
bila fungsi ginjal kembali normal), wanita hamil dan menyusui.
Efek Samping Anoreksia, mual, muntah, diare (umumnya sementara), nyeri perut,
rasa logam, defisiensi vitamin B12, eritema, pruritus, urtikaria dan
hepatitis.
Cara Minum Harus diminum Bersama makanan.
4. Thiazolidinedion
5. D2 dopamine agonist
Bromocriptine
Indikasi Diabetes Melitus Tipe 2
Mekanisme Kerja Penambahan bromokriptin pada pasien
diabetes tipe 2 yang kurang terkontrol
yang diobati dengan diet saja,
metformin, sulfonilurea, atau
thiazolidinediones menghasilkan
penurunan 0,5-0,7 pada HbA1c.
Bromokriptin juga mengurangi kadar
asam lemak bebas plasma puasa dan
pasca-makan (FFA) dan trigliserida.
Dosis Dosis awal 0,8 - 1,6 mg/hari selama 2
minggu
Dosis biasa berkisar antara 1,5-4,8 mg/hari; tidak
melebihi 4,8 mg (6 tablet)/hari
Kontraindikasi Hipersensitivitas terhadap bromokriptin, wanita yang
sedang menyusui dan pasien pasca melahirkan.
Efek Samping Mual, sakit kepala, rhinitis, pusing, kelelahan,
sembelit.
Cara minum Obat harus dikonsumsi Bersama dengan
makanan. berikan dalam waktu 2 jam
setelah bangun di pagi hari. Jika dosis
terlewat, tunggu sampai keesokan
paginya untuk minum obat
DAFTAR PUSTAKA :
BPOM. 2021. Pusat Informasi Obat Nasional. Diakses melalui http://pionas.pom.go.id/
DeFronzo RA. From the triumvirate to the opminous octet: a new paradigm for the treatment of type 2 diabetes mellitus.
Diabetes. 2009;58:773-95
Medscape. 2021. Drug Information diakses melalui https://reference.medscape.com/
MIMS. 2021. Drug Information. Diakses melalui https://www.mims.com/indonesia/
Ralph A. DeFronzo, MD. Diabetes Care. 2011;34(4):789-794.