Anda di halaman 1dari 53

DIABETES MELLITUS

Definisi DM

DM merupakan suatu kelompok penyakit metabolik


dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena
kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-
duanya.
Gambar. The ominous octet, delapan organ yang berperan dalam
patogenesis hiperglikemia pada DM tipe 2
Kriteria diagnosa DM
Kriteria DM (Perkeni 2019)
Sasaran & Tujuan Terapi

Ketidaknormalan kadar glukosa darah


Komplikasi

dikendalikan

Strategi ?
Strategi Terapi
• pasok insulin
• produksi insulin meningkat
• penyimpanan glukosa sel meningkat
• absorbsi glukosa menurun

PENATALAKSANAAN ?
Tatalaksana Terapi

PRINSIP

NIR OBAT DENGAN OBAT

DIIT
ANTIDIABETIKA
OLAH RAGA

Fungsi ? Apa & bagaimana


PENGENDALIAN

Diabetes Mellitus

diet Olah raga

Antidiabetika
Perkeni 2019
INSULIN

DMTI (DM tipe I)


DMTTI (Tipe II) :
• terjangkiti rasa sakit syaraf
• tak terkendali dgn diet & antidiabetika oral
• sedang operasi
• sakit berat
• hamil

mengatur kecepatan & keefektifan glukosa – darah


untuk memenuhi kebutuhan energi

Pilihan sediaan ?
Gbr Mekanisme kerja insulin
Gbr Mekanisme kerja insulin
Mekanisme kerja insulin
Insulin dihasilkan oleh sel beta pankreas, masuk
ke sistem sirkulasi dan bekerja pada jaringan
terget (utamanya adalah hati, otot, dan jaringan
lemak). Insulin berikatan dengan reseptornya
(reseptor insulin) pada membran sel target
menghasilkan serangkaian peristiwa di dalam sel.

Hasil pentingnya adalah menstimulasi glukosa


transporter (GLUT) yang semula ada di sitosol
menjadi pindah ke membran sel. Ketika GLUT
(pintu masuk glukosa ke sel) sudah ready, maka
glukosa bisa masuk ke dalam sel target tsb, dan
kadarnya berkurang di dalam darah.
Tempat penyuntikan insulin pada tubuh
Penggolongan sediaan insulin berdasar
masa kerja.
Jenis sed Mulai kerja Puncak Masa kerja
insulin (jam) (jam) (jam)
MKS, 0,5 1-4 6-8

MKSD 1-2 6-12 18-24

MKSD, 0-5 4-15 18-24

MKP 4-6 14-29 24-36


Profil sediaan insulin yang beredar di Indonesia

Mulai Kerja Puncak Masa Kerja


Nama Sediaan Golongan Sediaan*
(Jam) (Jam) (Jam)
Actrapid HM Masa kerja singkat 0,5 1-3 8 40 UI/ml
Actrapid HM
Masa kerja singkat 0,5 2-4 6-8 100 UI/ml
Penfill
Masa kerja sedang,
Insulatard HM 0,5 4-12 24 40 UI/ml
mula kerja cepat

Insulatar HM Masa kerja sedang,


0,5 4-12 24 100 UI/ml
Penfill mula kerja cepat

40 UI/ml dan
Masa kerja sedang,
Monotard HM 2,5 7-15 24 100
mula kerja cepat
UI/ml

Protamin Zinc
Kerja lama 4-6 14-20 24-36
Zulfat
Humulin 20/80 Sediaan campuran 0,5 1,5-8 14-16 40 UI/ml
Humulin 30/70 Sediaan campuran 0,5 1-8 14-15 100 UI/ml
Humulin 40/60 Sediaan campuran 0,5 1-8 14-15 40 UI/ml

Mixtard 30/70
Sediaan campuran 100 UI/ml
Penfill
Farmakokinetika sediaan Insulin

Onset Peak Durasi durasi max

Animal
short acting
regular 0,5-2 3-4 4-6 6-10
intermediate acting
NPH 4-6 8-14 16-20 20-24
lente 4-6 8-14 16-20 20-24
Human
rapid acting
aspart 0,5 1-2 3,5 -
lispro <0,25 0,5-1,5 3-4 4-6
short acting
regular 0,5-1,0 2-3 3-6 6-8
intermidiate acting
NPH 2-4 6-10 10-16 14-18
lente 3-4 6-12 12-18 16-20
long acting
ultralente 6-10 10-16 18-20 20-24
glargine 4 - 24 24+
Treatment Algorithm for Type 2 Diabetes
Treatment Algorithm for
Type 2 Diabetes
Antidiabetika oral
Antidiabetika
oral
1. Kegagalan sel beta pancreas:

Pada saat diagnosis DM tipe-2 ditegakkan, fungsi


sel beta sudah sangat berkurang.

Obat anti diabetik yang bekerja melalui jalur ini adalah


sulfonilurea, meglitinid, GLP-1 agonis dan DPP-4 inhibitor.
2. Liver:

Pada penderita DM tipe-2 terjadi resistensi insulin


yang berat dan memicu gluconeogenesis sehingga
produksi glukosa dalam keadaan basal oleh liver
(HGP=hepatic glucose production) meningkat.

Obat yang bekerja melalui jalur ini adalah metformin, yang


menekan proses gluconeogenesis.
3. Otot:

Pada penderita DM tipe-2 didapatkan gangguan


kinerja insulin yang multiple di intramioselular, akibat
gangguan fosforilasi tirosin sehingga timbul gangguan
transport glukosa dalam sel otot, penurunan sintesis
glikogen, dan penurunan oksidasi glukosa.

Obat yang bekerja di jalur ini adalah metformin, dan


tiazolidindion.
4. Sel lemak:

Sel lemak yang resisten terhadap efek antilipolisis


dari insulin, menyebabkan peningkatan proses lipolysis dan
kadar asam lemak bebas (FFA=Free Fatty Acid) dalam
plasma. Penigkatan FFA akan merangsang proses
glukoneogenesis, dan mencetuskan resistensi insulin di
liver dan otot. FFA juga akan mengganggu sekresi insulin.
Gangguan yang disebabkan oleh FFA ini disebut sebagai
lipotoxocity.

Obat yang bekerja dijalur ini adalah tiazolidindion.


5. usus:
Glukosa yang ditelan memicu respon insulin jauh
lebih besar dibanding kalau diberikan secara intravena.
Efek yang dikenal sebagai efek incretin ini diperankan oleh
2 hormon GLP-1 (glucagon-like polypeptide-1) dan GIP
(glucose-dependent insulinotrophic polypeptide atau
disebut juga gastric inhibitory polypeptide). Pada penderita
DM tipe-2 didapatkan defisiensi GLP-1 dan resisten
terhadap GIP. Disamping hal tersebut incretin segera
dipecah oleh keberadaan ensim DPP-4, sehingga hanya
bekerja dalam beberapa menit.
Obat yang bekerja menghambat kinerja DPP-4 adalah
kelompok DPP-4 inhibitor.
5. Usus (lanjutan):

Saluran pencernaan juga mempunyai peran dalam


penyerapan karbohidrat melalui kinerja ensim alfa-
glukosidase yang memecah polisakarida menjadi
monosakarida yang kemudian diserap oleh usus dan
berakibat meningkatkan glukosa darah setelah makan.

Obat yang bekerja untuk menghambat kinerja ensim alfa-


glukosidase adalah akarbosa.
6. Sel Alpha Pancreas: :

Sel-α pancreas merupakan organ ke-6 yang


berperan dalam hiperglikemia dan sudah diketahui
sejak 1970. Sel-α berfungsi dalam sintesis
glukagon yang dalam keadaan puasa kadarnya di
dalam plasma akan meningkat. Peningkatan ini
menyebabkan HGP dalam keadaan basal
meningkat secara signifikan dibanding individu
yang normal.
Obat yang menghambat sekresi glukagon
atau menghambat reseptor glukagon meliputi
GLP-1 agonis, DPP- 4 inhibitor dan amylin
.
7. Ginjal:

Pada penderita DM terjadi peningkatan ekspresi gen


SGLT-2. Obat yang menghambat kinerja SGLT-2 (Sodium
Glucose co-Transporter) ini akan
menghambat penyerapan kembali glukosa di tubulus ginjal
sehingga glukosa akan dikeluarkan lewat urine.

Obat yang bekerja di jalur ini adalah SGLT-2


inhibitor. Dapaglifozin adalah salah satu contoh obatnya

.
8. Otak:

Insulin merupakan penekan nafsu makan


yang kuat. Pada individu yang obes baik yang DM
maupun non-DM, didapatkan hiperinsulinemia
yang merupakan mekanisme kompensasi dari
resistensi insulin. Pada golongan ini asupan
makanan justru meningkat akibat adanya
resistensi insulin yang juga terjadi di otak.

Obat yang bekerja di jalur Ini adalah GLP-1


agonis, amylin dan bromokriptin.
Golongan sulfonilurea,
Glipizid (Aldiab, glucotrol, glyzid, minidiab)
Dosis : 1 x 2,5 – 5 mg (awal)
1 x 5-10 mg, atau terbagi dalam 3 x sehari, maks
20 mg ....... Sebelum atau bersama sarapan
Mekanisme kerja :
Merangsang sekresi insulin,
menekan produksi glukosa hati,
meningkatkan reseptor insulin di jaringan ekstrahepatik.
Non Sulfonilurea
Replaginide (Prandin, novonorm, gluconorm)
Dosis : 1 x 0,5 mg (awal atau HbA1C < 8%)
2 -4 x 0,5 mg, maks 4mg/sekali makan
atau 16 mg/hari (pernah minum OHO atau
HbA1C > 8%)

Mekanisme kerja :
Menurunkan kadar glukosa darah dengan
jalan merangsang insulin dari kelenjar
pankreas
Interaksi repaglinid
• Obat-obat inhibitor CYP 3A4 (ketokonazol,
itrakonazol, eritromisin), inhibitor CYP2C8
(trimetoprim, gemfibrozil, mentolukast)
karena repaglinid dimetabolisme oleh CYP
3A4 dan CYP2C8.
• Dengan induktor CYP 3A4 dan/atau
CYP2C8 (rifampisin, barbiturat,
karbamazepin).
Biguanide

Bekerja menghambat glukoneogenesis dan meningkatkan


penggunaan glukosa di jaringan.

Metformin (glucophage, gludepatic, glufor, glumin, )


dosis awal dimulai 2 kali @ 250-500 mg untuk selanjutnya
250-500 mg tiap 8 jam atau 850 mg tiap 12 jam
bersama/sesaat sesudah makan, dosis maksimal untuk
anak-anak 2000 mg per hari, untuk dewasa 2250 mg
per hari, namun bila diperlukan dapat ditingkatkan
menjadi 3000 mg.
Alpha-glucosidase inhibitor

Bekerja menghambat enzim  glukosidase


yang terdapat pada dinding usus halus
sehingga memperlambat dan
menghambat penyerapan karbohidrat,
umum digunakan untuk mengendalikan
hiperglikemi postprandial.
Acarbose
bersama segelas penuh air pada suap
pertama sarapan/makan
Mekanisme kerja acarbose
Menghambat enzim alfa glukosidase
yang terletak pada dinding usus halus
dan menghambat enzim alfa amilase
pankreas, sehingga secara
keseluruhan menghambat
pencernaan dan absorbsi
karbohidrat. Acarbose tidak
merangsang sekresi insulin.
Rosiglitazone

Mekanisme kerja:
Menurunkan kadar glukosa darah dengan jalan
memperbaiki sensitivitas sel-sel tubuh terhadap insulin,

Interaksi :
Dimetabolisme oleh CYP2C8, maka semua senyawa
yang merupakan inhibitor atau induktor CYP2C8 dapat
berinteraksi farmakologis dengan rosiglitazon
Inhibitor CYP2C8 trimetoprim,
gemfibrozil dan montelokast,
sedangkan yang merupakan

inductor CYP2C8 antara lain rifampin,


senyawa-senyawa berbiturat dan
karbamazepin
DPP INHIBITOR (era baru oho)
sitagliptin, vildagliptin.

Incretin : merup jenis peptida yg disekresikan oleh usus


halus sbg respon thd adanya makanan.
2 jenis peptida incretin:
GLP 1 ( Glucagon like peptide-1)
memperbaiki dan meningkatkan sekresi insulin, terutama
fase 1, sekaligus menekan sekresi glukagon.
GLP 1 (waktu paruh 1-2 menit), dirusak oleh DPP-4
(dipeptidyl peptidase-4)...........

GIP (glucose dependent insulinotropic peptide)


kasus
Tn H, 59 th, 50 kg, 163 cm
MRS dg DM hiperglikemi, luka di kaki. Obat DM yg terakhir
diminum adalah glucodex 1-1-0, metformin 3 x 850 mg
disertai. Riwayat HT terkontrol di diltiazem 3 x 30 mg,
captopril 3 x 25 mg, aspirin 1 x 100 mg
BP 170/110 mmHg, GDS 529 mg/dl
APA RENCANA FARMASIS ?
jawab
S : DM hiperglikemi, luka di kaki, HT
O : TD 170/110 mmHg, GDS 529 mg/dl
Riwayat penyakit:
DM, HT
Riw obat :
glucodex 1-1-0, metformin 3 x 850 mg disertai,
diltiazem 3 x 30 mg, captopril 3 x 25 mg, aspirin 1 x 100 mg
A:

PM SO Terapi Analisis DRP


DM GDS 529 - Terapi DM dg Belum ada
mg/dl infeksi terapi
sebaiknya
beralih ke
insulin untuk
mengatasi
lonjakan
peningkatan
glukosa
1.Glibenklamide
a. nama lain ….
b. kategori obat pada ibu hamil…..
c. Kontraindiksi untuk pasien …..
d. dosis maksimal per hari ……
2.Glicazid
a. kekuatan dosis per tablet …
b. kontraindikasi untuk ….
3. Glimepirid
a. dosis awal ………
b. peningkatan dosis dilakukan setelah penggunaan
berapa hari?
c. interaksi dengan obat …….

Anda mungkin juga menyukai