Generasi 1
Klorpropamid,Tolbutamid
Sulfonilurea Generasi 2
Glibenclamida, Glipizid
Gliclazide, Glimepiride,
Gliquidone, Gliburid
Biguanide Metformin
Pioglitazon ,
Thiazolidindion
A n ti h ip e rg lik e m ik A g e n t
Oral Reosiglitazone
Penghambat
Acarbosa , Miglitol
AlfaGlukosidase
Penghambat Sitagliptin Saxagliptin,
DPP IV Vildagliptin, Linagliptin
Penghambat
Dapagliifozin, Canaglifozin
SGLT 2
Agonist D2 Bromocriptin
Rapid Acting
Short Acting
Insulin
Intermediet Acting
Long Acting
Parentera
l Liraglutide, Exenatide,
Analog GLP
Albiglutide, Lixisenatide
Pemeriksaan HbA1C
Tes hemoglobin terglikosilasi, yang disebut juga sebagai glikohemoglobin, atau hemoglobin glikosilasi (disingkat sebagai HbA1C),
merupakan cara yang digunakan untuk menilai efek perubahan terapi 8-12 minggu sebelumnya. Untuk melihat hasil terapi dan rencana
perubahan terapi, HbA1c diperiksa setiap 3 bulan (E), atau tiap bulan pada keadaan HbA1c yang sangat tinggi (>10%).
Pada pasien yang telah mencapai sasran terapi disertai kendali glikemik yang stabil HbA1C diperiksa paling sedikit 2 kali dalam 1 tahun (E).
HbA1C tidak dapat dipergunakan sebagai alat untuk evaluasi pada kondisi tertentu seperti: anemia, hemoglobinopati, riwayat transfusi darah
2-3 bulan terakhir, keadaan lain yang mempengaruhi umur eritrosit dan gangguan fungsi ginjal
Hipoglikemia dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa bagian terakit dengan derajat keparahannya, yaitu : Hipoglikemia berat: Pasien
membutuhkan bantuan orang lain untuk pemberian karbohidrat, glukagon, atau resusitasi lainnya, Hipoglikemia simtomatik apabila GDS <
70mg/dL disertai gejala hipoglikemia, Hipoglikemia asimtomatik apabila GDS <70mg/dL tanpa gejala hipoglikemia, Probable hipoglikemia
apabila gejala hipogllikemia tanpa pemeriksaan GDS.
Pencegahan hipoglikemia:
1. Lakukan edukasi tentang tanda dan gejala hipoglikemi, penanganan sementara, dan hal lain harus dilakukan
2. Anjurkan melakukan Pemantauan Glukosa Darah Mandiri (PGDM), khususnya bagi pengguna insulin atau obat oral golongan insulin
sekretagog.
3. Lakukan edukasi tentang obat-obatan atau insulin yang dikonsumsi, tentang: dosis, waktu megkonsumsi, efek samping
4. Bagi dokter yang menghadapi penyandang DM dengan kejadian hipoglikemi perlu melalukan: §Evaluasi secara menyeluruh tentang status
kesehatan pasien, Evaluasi program pengobatan yang diberikan dan bila diperlukan melalukan program ulang dengan memperhatikan
berbagai aspek seperti: jadwal makan, kegiatan oleh raga, atau adanya penyakit penyerta yang memerlukan obat lain yang mungkin
berpengaruh terhadap glukosa darah , Bila diperlukan mengganti obat-obatan yang lebih kecil kemungkinan menimbulkan hipoglikemi.
(Konsensus Pengelolaan Dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 Di Indonesia, 2015)