Abstrak
Tuntutan akan informasi yang akurat diberbagai bidang memerlukan daya komputasi yang
besar. Oleh karena itu diperlukan infratruktur komputasi yang memadahi. Daya komputasi
yang besar tersebut dapat disediakan oleh komputer super komputer atau main frame, yang
memiliki daya komputasi berperformansi yang tinggi (High Perfomance Computing). Namun
demikian komputer main frame tersebut sangat mahal biaya investasinya maupun
perawatannya. Disisi lain perkembangan komputer personal (PC) demikian pesat dan ditinjau
dari biaya investasi maupun perawatannya lebih murah. Disamping teknologi komputer PC
yang terus meningkat, teknologi jaringan komputer seperti switch, router, juga mengalami
perkembangan yang sama pesatnya. Kapasitas jaringan komputer dalam mempertukarkan
paket data semakin besar seiring dengan ditemukannya teknologi jaringan pita lebar seperti
Gigabit Ethernet dan kabel serat optik. Dengan mengkolaborasikan komputer PC dengan
jaringan komputer memungkinkan terbentuknya komputer cluster untuk mendukung HPC .
Pembangunan komputer cluster dengan open source (LINUX) , yang terdiri berbagai distro
yang menyediakan operating system LINUX, pengembang MPI, maupun aplikasinya masih
memerlukan konsolidasi agar mencapai kesetabilan sistem cluster. Untuk memperoleh kinerja
yang optimal, perlu pemilihan konfigurasi jaringan, distro operating system (versi kernel),
maupun modul MPI, dan aplikasinya. Untuk menguji perfomansi suatu computer cluster, perlu
dicari indikator-indikatornya perfomansi suatu komputer cluster.
Pengujian terhadap sistem cluster adalah untuk menguji kemampuan dalam melakukan proses
komputasi. Parameter yang digunakan adalah Speedup , Efisiensi dan Waktu Komputasi.
Mekanisme Skenario, pengujian cluster menggunakan beberapa tool dan program yaitu HPL
(High Performance Linpack), NPB (NAS Parallel Benchmark), Pi, Mandelbrot dan MPPTest
sehingga dapat menunjukkan secara lengkap kemampuan cluster
Kata kunci : Middleware, High Performance Computing, Computer Cluster, Open MPI,
LAM/MPI
D-105
Seminar Nasional Teknoin 2011 ISBN 978-979-96964-8-9
cluster untuk mendukung HPC . Pembangunan pelaksanaan atau eksekusi paralel dapat berlangsung
komputer cluster dengan open source (LINUX) , yang dengan baik maka dibutuhkan kerjasama yang baik
terdiri berbagai distro yang menyediakan operating antar pengolah itu. Untuk koordinasi kerjasama
system LINUX, pengembang MPI, maupun tersebut dibutuhkan sarana komunikasi antar
aplikasinya masih memerlukan konsolidasi agar pengolah. Dalam penelitian ini menggunakan
mencapai kesetabilan sistem cluster. Untuk fasilitas message passing (MP) untuk komunikasi
memperoleh kinerja yang optimal, perlu pemilihan antar pengolah. Paradigma MP berkembang sangat
konfigurasi jaringan, distro operating system (versi pesat akhir-akhir ini. Alasan utama dari banyaknya
kernel), maupun modul MPI, dan aplikasinya. Untuk pengguna MP adalah karena dapat mendukung
menguji perfomansi suatu computer cluster, perlu hampir semua arsitektur komputer. Program yang
dicari indikator-indikatornya perfomansi suatu dibuat dengan menggunakan MP ini dapat digunakan
komputer cluster. di sistem klaster maupun sistem komputer pengolah
tunggal (MacDonald, 1995).
Tujuan Penelitian Pada saat ini ada dua sistem MP yang sering dipakai
Tujuan penelitian adalah : untuk aplikasi sains dan rekayasa, yaitu PVM
a. Memilih konfigurasi jaringan computer yang (Parallel Virtual Machine) dari Oak Ridge National
op timal untuk penerapan cluster PC. Laboratory dan MPI (Message Passing Interface).
b. Memilih sistem operasi / kernel open source yang Pada penelitian ini digunakan pustaka MPI.
tepat untuk dikembangkan supaya optimal. Fatullah, Mutiara, Yulianto (2004) melakukan
c. Menentikan jenis modul MPI yang optimal penelitian analisa kinerja cluster linux dengan
d. Menguji cluster PC yang diterapkan dengan pustaka MPICH terhadap perkalian matriks
beberapa program yang dapat memberikan dengan menggunakan algoritma paralel. Dengan
informasi tentang kemampuan cluster tersebut. pengujian cluster MPI dengan dimensi matrik 2048
e. Menganalisa hasil uji coba dari beberapa program diperoleh data sehingga bisa diprediksi waktu yang
yang digunakan setelah pengujian dilakukan diperlukan oleh sebuah cluster linux untuk
berdasarkan kondisi yang diterapkan pada cluster. menyelesaikan perkalian. Penelitian ini dilakukan
f. Memberikan kesimpulan dari kemampuan untuk melihat waktu tercepat cluster linux
c o m p u t e r cluster menyelesaikan perkalian matriks.
Permana, Mutiara, Heruseto (2004) melakukan
Tinjauan Pustaka penelitian analisa kinerja sistem Cluster Linux SuSE
Cluster PC adalah suatu sistem yang terdiri atas 9.0 dengan memanfaatkan pustaka MPICH versi
sejumlah PC yang terhubungkan dengan sebuah 1.2.4. Pengujian dilakukan terhadap aplikasi perender
jaringan berkecepatan tinggi (high speed switch). gambar POV-Ray versi 3.1. Dalam pengujiannya
Setiap anggota cluster merupakan sebuah sistem menggunakan arsitektur jaringan TCP/IP dalam
tersendiri yang mempunyai pengolah (processor), menyatukan masing- masing node menjadi sebuah
baik tunggal maupun jamak, memori, sistem sistem cluster. Teknologi jaringan yang dipakai
operasi, dan perangkat I/O (input output) sendiri. menggunakan topologi star, dipadukan dengan satu
Anggota-anggota cluster ini dapat ditempatkan di buah switch dan konektor RJ45 pada ke lima buah
sebuah tempat bersama- sama atau terpisah secara PC. Laksono, Mutiara, Heruseto (2004) melakukan
fisik dan dihubungkan oleh suatu jaringan penelitian analisa perbandingan antara penggunaan
komunikasi komputer (Buyya, 1999). cluster jenis OpenMosix dengan MPI untuk aplikasi
Paradigma pemrograman serial hadir terlebih rendering POV-Ray. Dari hasil yang diperoleh dalam
dahulu dibanding paradigma paralel. Perbedaan pengujian terlihat bahwa dalam merender sebuah
utama dari kedua paradigma ini terletak pada jumlah gambar dengan aplikasi POV-Ray menggunakan
penggunaan pengolah dan jumlah program yang Cluster OpenMosix hasilnya dapat dikatakan cukup
bekerja. Pada pemrograman serial hanya terdapat satu signifikan perbedaannya jika dibandingkan dengan
program yang bekerja pada sebuah mesin dengan menggunakan MPI.
pengolah tunggal beserta sejumlah memori. Widyaputra (2008) dokumentasi dari infrastruktur
Sedangkan dalam paradigma pemrograman paralel, cluster yang sebelumnya pernah dibangun oleh Tim
sebuah program bekerja di banyak mesin yang HPC Fakultas Teknik Elektro UGM. Cluster yang
masing-masingnya dapat mempunyai pengolah dibangun adalah cluster yang ditujukan untuk HPC
tunggal ataupun jamak dan mempunyai sejumlah atau High Performance Computing. Cluster ini harus
memori, serta bekerja secara simultan untuk memiliki kemampuan untuk melakukan proses
memecahkan sebuah persoalan yang dapat dipilah- komputasi secara paralel. Mekanisme komputasi
pilah sehingga dapat diselesaikan secara paralel. Agar paralel yang kami gunakan adalah MPI (Message
Passing Interface). Dengan MPI, sebuah proses
D-106
Seminar Nasional Teknoin 2011 ISBN 978-979-96964-8-9
komputasi dapat didistribusikan ke mesin-mesin memiliki paralelisme pada tingkat data. Skema tipe
komputasi yang lain. komputasi SIMD dapat dilihat pada Gambar 2 .
Dasar Teori
Model Komputasi
Komputasi adalah suatu proses terhadap suatu
informasi yang dimanipulasi dengan serangkaian
kegiatan seperti mendapatkan data (input), mengolah
data (calculation), dan mengirimkannya ke tujuan
tertentu (output) (Rajasekaran, 2008).
Bagian penting dari proses komputasi adalah eksekusi
terhadap suatu urutan instruksi atas sekumpulan data
(Flynn, 2003). Dengan dasar pemikiran tersebut,
Michael J. Flynn pada tahun 1966 mengklasifikasikan
Gambar 2 Model Arsitektur SIMD
komputer menjadi empat tipe yaitu:
1. SISD (Single Instruction/Single Data stream)
Di dalam komputasi, model MISD adalah tipe
2. SIMD (Single Instruction/Multiple Data stream)
arsitektur komputasi paralel dimana lebih dari satu unit
3. MISD (Multiple Instruction/Single Data stream)
fungsional prosesor melakukan beberapa operasi yang
4. MIMD (Multiple Instruction/Multiple Data stream)
berbeda terhadap data yang sama. Tidak banyak
Klasifikasi diatas didasarkan pada aliran data dan
implementasi dari arsitektur ini karena keterbatasan
aliran instruksi di dalam prosesor. Aliran data adalah
skalabilitasnya dibandingkan dengan tipe arsitektur
lalu lintas pertukaran data antara prosesor dan memori,
SIMD dan MIMD. Skema tipe komputasi MISD dapat
sedangkan aliran instruksi adalah urutan instruksi yang
dilihat pada Gambar 3.
diolah oleh prosesor.
SISD merupakan tipe komputasi yang banyak
digunakan pada beragam komputer sampai saat ini.
SISD adalah istilah untuk sebuah arsitektur komputer
dimana hanya terdapat satu prosesor yang
melaksanakan aliran instruksi tunggal, yang
mengeksekusi data yang tersimpan dalam memori
tunggal pula.
D-107
Seminar Nasional Teknoin 2011 ISBN 978-979-96964-8-9
Heterogenenity
Sistem terdistribusi harus dirancang untuk dapat
menerima beragam tipe jaringan komputer, sistem
operasi, arsitektur komputer dan bahasa pemrograman.
Contohnya adalah protokol komunikasi Internet yang
ada saat ini mampu menjembatani perbedaan cara
komunikasi pada jaringan komputer.
Openness
Sistem terdistribusi harus dapat diperluas
jangkauannya. Hal ini dapat ditempuh antara lain
dengan mempublikasikan antarmuka suatu perangkat
lunak atau perangkat keras sehingga dapat diakses oleh
Gambar 4 Model Arsitektur MIMD partisipan lainnya.
Security
Klasifikasi arsitektur MIMD dapat diklasifikasikan lagi Sistem terdistribusi menggunakan metode pertukaran
menurut struktur memorinya. Struktur memori di pesan dalam berkoordinasi, sehingga memungkinkan
dalam arsitektur MIMD dapat berupa shared memory pihak lain untuk menyadapnya dan mendapatkan akses
atau distributed memory. ke sumber daya tertentu. Hal ini dapat dicegah dengan
1. GMSV : Global Memory Shared Variable. menerapkan metode pengamanan data menggunakan
2. GMMP: Global Memory Message Passing. enkripsi sebagai contohnya.
3. DMSV: Distributed Memory Shared Variable. Scalability
4. DMMP: Distributed Memory Message Passing. Sistem terdistribusi juga harus scalable dalam artian
GMSV dan DMSV menggunakan shared memory penambahan perangkat atau pengguna tidak
sedangkan GMPP dan DMMP menggunakan message menyebabkan penurunan kemampuan dari sistem
passing. Komputer cluster termasuk dalam klasifikasi tersebut.
DMMP karena menggunakan mekanisme message Failure Handling
passing dalam melakukan komunikasi antar proses. Sistem terdistribusi harus mempunyai mekanisme fail-
Arsitektur MIMD dengan struktur memori DMMP over yang akan berfungsi ketika salah satu komponen
memiliki mekanisme pertukaran informasi antar dari sistem mengalami kegagalan operasi sehingga
prosesor yang dilakukan dengan menggunakan pada saat itu komponen atau proses lain pada sistem
Message Transfer System (MTS). MTS sangat tersebut dapat tetap berjalan tanpa terganggu.
tergantung pada kecepatan jaringan interkoneksi antar Concurrency
prosesor. Seluruh sumber daya yang terhubung dengan sistem
Andrew S. Tanenbaum, seorang profesor bidang ilmu terdistribusi dan yang dapat diakses oleh
komputer dan penulis beberapa buku komputer banyak pengguna, harus mempunyai mekanisme
menambahkan sub-kategori untuk MIMD sesuai khusus apabila terjadi suatu permintaan akses secara
arsitektur atau interkoneksi komponennya, yaitu bersamaan.
multiprosesor dan multikomputer. Sistem Transparency
multiprosesor merupakan komputer yang dirancang Tujuan utama dari proses transparansi adalah untuk
khusus oleh vendor untuk kebutuhan komputasi yang memberikan kemudahan kepada pengguna dalam
tinggi. Sistem ini menggabungkan beberapa prosesor mengakses sumber daya yang tersedia pada sistem
dalam satu mainboard yang dihubungkan dengan terdistribusi dengan menyembunyikan keberagaman
sistem memori tunggal, sehingga antar prosesor (heterogenity) dan kerumitan sistem sesungguhnya.
tersebut saling berbagi memori (shared memory). Sehingga di mata pengguna, suatu sistem yang
terdistribusi tampak sebagai sebuah sistem tunggal.
D-108
Seminar Nasional Teknoin 2011 ISBN 978-979-96964-8-9
2. Jalan Penelitian
Penelitian dilakukan dalam beberapa tahapan antara
lain:
a. Studi pustaka, penelitian dilakukan dengan
mengumpulkan dan mempelajari informasi
yang terdapat pada buku-buku, literatur, dan
tulisan ilmiah yang terkait dengan penerapan
komputasi paralel.
b. Pemilihan topologi jaringan Gambar 5. Grafik HPL Linpack berdasarkan
c. Melakukan instalasi server sebagai head node Waktu (detik)
cluster
d. Melakukan instalasi client sebagai compute node Gambar 5 secara jelas menunjukkan perbedaan
cluster kemampuan HPL Linpack 2.0 dengan pustaka
e. Melakukan ujicoba komputasi untuk melihat OpenMPI yang lebih cepat dalam waktu komputasi
kinerja pada cluster dibandingkan menggunakan pustaka
f. Membuat analisis dan kesimpulan dari hasil LAM/MPI.
ujicoba
3. Perancangan Sistem
Dalam penelitian digunakan alat-alat berupa
perangkat keras komputer yang membentuk sebuah
cluster. Perangkat keras berupa komputer, yang
digunakan ada yang berfungsi sebagai head node dan
compute node.
4. Perancangan Pengujian
a. Tujuan Pengujian, Tujuan perancangan pengujian
cluster adalah untuk menguji kemampuan dalam
melakukan proses komputasi. Parameter yang Gambar 6 Grafik HPL Linpack berdasarkan
digunakan adalah Speedup , Efisiensi dan Waktu Kemampuan Operasi (Gflops)
Komputasi.
b. Mekanisme Skenario, pengujian cluster 2. Pengujian Sistem Menggunakan NAS
menggunakan beberapa tool dan program yaitu HPL Parallel Benchmark (NPB)
(High Performance Linpack), NPB (NAS Parallel Pengujian kedua yang dilakukan adalah menguji
Benchmark), Pi, Mandelbrot dan MPPTest sehingga apakah computer paralel yang telah dibuat dapat
dapat menunjukkan secara lengkap kemampuan cluster menjalankan program parallel menggunakan program
NPB EP. Percobaan program NPB EP
Hasil Penelitian dan Pembahasan dilakukan pada 1 node sampai 4 node dengan banyak
pengujian 3 kali untuk masing-masing uji kinerja
1. Pengujian Sistem Menggunakan Program
Octave dengan MPITB menggunakan
Paralel HPL Pustaka LAM/MPI dan OpenMPI, hasil yang diperoleh
Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah dalam bentuk data statistik kemudian ditampilkan
computer paralel yang telah dibuat dapat menjalankan dalam bentuk grafik perbandingan
program HPL Linpack versi 2.0.Percobaan dilakukan seperti yang terlihat pada gambar 3, 4 dan 5.
pada 1 node sampai 4 node untuk uji kinerja
HPL Linpack 2.0 menggunakan Pustaka LAM/MPI,
hasil yang diperoleh adalah seperti yang terlihat
Gambar 5.
D-109
Seminar Nasional Teknoin 2011 ISBN 978-979-96964-8-9
D-110
Seminar Nasional Teknoin 2011 ISBN 978-979-96964-8-9
D-111
Seminar Nasional Teknoin 2011 ISBN 978-979-96964-8-9
Gambar 11 menunjukkan efisiensi cluster yang Percobaan mpptest dilakukan pada 1 node sampai 4
menjalankan Test Program Mandelbrot menggunakan node untuk uji kinerja Pustaka LAM/MPI dengan opsi
Pustaka LAM/MPI dan OpenMPI dengan pustaka – async atau nonblocking, hasil yang diperoleh adalah
OpenMPI yang tampak lebih baik dibandingkan seperti yang terlihat pada Gambar 17
menggunakan pustaka LAM/MPI.
D-112
Seminar Nasional Teknoin 2011 ISBN 978-979-96964-8-9
program.
5. Delay sinkronisasi
Pensinkronan proses paralel, berarti ada proses yang
dipaksa menunggu proses lainnya untuk keperluan
sinkronisasi. Pada beberapa program paralel, delay
yang dihasilkan dapat menyebabkan penurunan kinerja.
6. Ketidakseimbangan beban
Pada beberapa program paralel, proses yang
melakukan komputasi dibuat secara dinamis dan harus
ditempatkan ke pemroses setelah dibuat. Ada
kemungkinan beberapa proses menganggur (idle),
sementara yang lainnya memiliki banyak proses yang
Gambar 19. Hasil Test Program MPPTEST melakukan komputasi.
(nonblocking) 1 - 4 Node OpenMPI Secara teoritis, peningkatan kecepatan akibat
paralelisasi adalah linear, yaitu apabila elemen
Dari hasil yang didapat dari mpptest dapat disimpulkan pemroses digandakan, maka waktu eksekusi
bahwa kemampuan dari pustaka yang digunakan dalam akan menjadi setengah-nya. Tetapi, sangat sedikit
penelitian masih mempunyai kekurangan sehingga algoritma parallel yang dapat mencapai peningkatan
dapat berdampak pada berkurangnya performansi kecepatan yang optimal.
dalam melakukan komputasi paralel. Pada hasil Menurut Hukum Amdahl’s, bagian kecil dari sebuah
mpptest pustaka OpenMPI lebih memiliki kelebihan program yang tidak dapat lagi diparalelkan, akan
untuk mendukung komputasi paralel dibandingkan membatasi peningkatan kecepatan yang dapat dicapai
dengan pustaka LAM/MPI. dari paralelisasi secara keseluruhan.
Tidak semua hasil dari paralelisasi dapat meningkatkan
Temuan dan Diskusi kecepatan. Secara umum, ketika sebuah pekerjaan
Algoritma paralel tampak memiliki speedup yang tinggi dibagi menjadi lebih banyak subpekerjaan, sub
secara teoritis, tetapi saat diimplementasikan ke dalam pekerjaan tersebut menghabiskan waktu lebih banyak,
sistem yang nyata memberikan hasil yang lebih rendah. yaitu untuk berkomunikasi diantara subpekerjaan. Hal
Berikut adalah beberapa masalah yang dapat ini tidak akan membuat waktu eksekusi menjadi lebih
membatasi kinerja program paralel. singkat, melainkan sebaliknya, hal inilah yang disebut
1. Memory Contention sebagai perlambatan parallel (parallel slowdown).
Eksekusi pemroses ditunda saat menunggu untuk Pada pemecahan suatu masalah dengan cara paralel,
memperoleh akses ke bagian memori yang sedang biasanya tingkat efisiensi akan menurun saat jumlah
dipakai oleh proses lainnya. Masalah ini muncul bila pemroses dinaikkan. Hal ini disebabkan tidak lain oleh
sebuah shared data dimiliki oleh sejumlah pemroses terjadinya ongkos komunikasi. Ongkos komunikasi
paralel. Memory contention merupakan masalah yang merupakan faktor yang sangat dominan terjadi pada
muncul pada arsitektur shared memory seperti proses komputasi paralel.
multiprocessor. Ongkos komunikasi adalah lama waktu yang digunakan
2. Kode sekuensial yang berlebihan untuk proses pembuatan, pengiriman, dan penerimaan
Dalam algoritma paralel akan selalu ada bagian kode data. Semakin banyak jumlah pemroses, dalam hal ini
sekuensial yang melakukan operasi tertentu, seperti jumlah node yang digunakan, maka akan semakin
inisialisasi. Kode sekuensial bisa membatasi speedup besar nilai ongkos komunikasi tersebut.
maksimum yang dapat dicapai. Angka ini akan menjadi semakin besar jika tingkat
3. Waktu pembuatan proses masalah yang harus dipecahkan semakin kecil, karena
Dalam praktek, pembuatan proses paralel memerlukan waktu yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah
sejumlah waktu. Bila proses yang dibuat memiliki malah lebih singkat ketimbang waktu komunikasi data
durasi yang pendek, overhead pembuatannya menjadi itu sendiri.
lebih besar dari waktu yang dihemat oleh komputasinya Dalam penelitian ini digunakan PC sebagai mesin
secara paralel. cluster, Linux sebagai sistem operasinya dapat
4. Delay komunikasi menjalankan OCTAVE dengan MPITB dibantu
Delay ini muncul karena interaksi antara dua pemroses pustaka LAM/MPI yang dibandingkan kemampuannya
pada multikomputer yang dilakukan melalui pertukaran dengan OpenMPI dan hasilnya cukup dapat
pesan. Komunikasi bisa jadi dilewatkan melalui banyak memberikan gambaran bagaimana dan penggunaan MPI
pemroses antara pada jaringan komunikasi. Delay sebagai tool dalam membangun komputasi paralel
komunikasi yang dihasilkan bisa menurunkan kinerja cukup baik.
D-113
Seminar Nasional Teknoin 2011 ISBN 978-979-96964-8-9
D-114
SUSUNAN PERSONALIA PANITIA SEMINAR NASIONAL TEKNOIN 2011
Sie Sertifikat:
Koordinator Arif Bintoro Johan, S.Pd.T., M.Pd.T.
1. Heri Susilo, S.Pd.T.
2. Ratna Kumala Dewi, A.Md.
Simulasi dan Analisis Raman Optical Amplifier Untuk Sistem Komunikasi Soliton
Aldi Wilman 1), Mamat Rokhmat, M.Si 2), Akhmad Hambali, MT 1) D-7
Assesment Kondisi Dan Manajemen Resiko Transformator Daya Pada Gardu Induk
150 Kv Di PT. PLN (Persero) P3B Region Jawa-Timur Dan Bali Berdasarkan Hasil
Pengujian Kualitas Minyak Isolasi
Amirullah, ST, MT1), Ricca Puspa Sari, ST2) D-13
Navigasi Robot menggunakan Behavior-based Control dan Fuzzy Q-learning pada Robot
Soccer
Andik Yulianto 1), Imam Arifin2), Achmad Jazidie3) D-21
Rancang Bangun Pengukur Suhu Dan Kelembaban Dengan Sensor SHT 11 Sebagai Alat
Peraga Pembelajaran Mata Kuliah Teknik Antarmuka Mikroprosesor
Budi Nugroho 1), Rahmat 2) D-29
Implementasi Grey FMEA dan RCM Pada Gangguan Peralatan Utama PLTU di PT X
Faula arina,S.Si, M.Si 1) , Putro Ferro Ferdinand, ST., MT. 2) , Reni Andriyasari, ST. 3) D-40
Kajian Nilai PAPR Komponen Legacy Signal Field Pada Sistem WLAN IEEE 802.11n
Hendra Setiawan D-45
Pengembangan Prototype Alat Komunikasi Vdl Mode 2 Pada Single Board Computer(SBC)
Iyan Turyana, MT 1), Dr. Moeljono Widjaja 2), Dedy Irawan, S Kom 3) D-57
Pembangkitan Gelombang Mikro Mampu Tala Berbasis External Cavity Diode Laser
Nurfina Yudasari 1), Nursidik Yulianto 2), Wildan Panji Tresna 3), MM Suliyanti 4) D-73
Perancangann Sistem Akuisisi Data Menggunakan Jaringan
Mikrokontroler Atmega32 Melalui Komunikasi Uart
Nursidik Yulianto 1), Andi Setiono 2), Bambang Widiyatmoko 3) D-78
Perancangan Sistem Monitoring dan Pengendali Plant Pemanas Air Berbasis Labview
Dwi Ana Ratna Wati, ST., M.Eng 1), Medilla Kusriyanto, ST., M.Eng 2), Roni Andika, ST 3) D-85
Studi Analisa Kualitas Sistem Kelistrikan Distribusi Tenaga Listrik di Malang Kota
Titiek Suheta D-120
Studi Komparasi Time Series Prediction Berbasis General Regression Neural Network
(GRNN) dengan Backpropagation Neural Network pada Kasus Peramalan Beban Puncak
Listrik Tahunan di Indonesia
Alvin Sahroni D-144