Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH STATISTIKA

PENYAJIAN DATA DALAM BENTUK TABEL DAN DIAGRAM

Disusun Oleh Kelompok 2:


1. Alwida Ardyanti (2002110026)
2. Hendrisa Rizqie R. (2002110027)

Dosen Pengampu:
Ika Krisdiana S.Si., M.Pd.

Program Studi Pendidikan Matematika


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan
Universitas PGRI Madiun
2021
PENDAHULUAN
Penyajian data merupakan salah satu kegiatan dalam pembuatan laporan hasil penelitian yang
telah dilakukan agar data yang telah dikumpulkan dapat dipahami dan dianalisis sesuai dengan
tujuan yang diinginkan. Setelah memperoleh data, biasanya data-data yang diperoleh tersebut
dapat disajikan dalam 2 bentuk, yaitu bentuk tabel dan bentuk diagram. Penyajian data dalam
bentuk tabel sudah umum ditemukan bahkan dalam lingkungan sekolah sekalipun. Dimana
berbentuk kolom guna mempermudah pengklasifikasian data atau pengelompokan data.
Sedangkan penyajian data dalam bentuk diagram sering dijumpai terutama dalam bidang
perbankan atau ekonomi. Hal ini bersangkutan dengan kurs mata uang, yang mana diagram
mempermudah dalam mengamati peningkatan maupun penurunan kurs mata uang yang terjadi
dalam kurun waktu tertentu.
Dalam melakukan penyajian data tepat dan terukur ini memerlukan data-data yang akurat.
Data sendiri merupakan sesuatu yang belum mempunyai arti bagi penerimanya dan masih
memerlukan adanya suatu pengolahan. Agar bisa mendapatkan data yang akurat dan terpercaya
maka perlu memaksimalkan adanya pengumpulan data. Data yang telah dikumpulkan, baik yang
berasal dari populasi maupun dari sampel untukkeperluan pembuatan laporan atau untuk
dianalisis perlu diatur, disusun, dan disajikan dalam bentuk yang mudah dipahami. Pada
dasarnya terdapat dua cara untuk menyajikan data yaitu dalam bentuk tabel dan diagram. Tabel
disebut juga daftar dan diagram disebut juga dengan grafik. Macam-macam daftar yaitu daftar
baris kolom, daftar kontingensi dan daftar distribusi frekuensi. Sedangkan macam-macam
diagram yaitu diagram batang, diagram garis, diagram lingkaran atau diagram pastel, diagram
lambang atau diagram symbol, diagram peta atau kartograf, dan diagram pencar atau garis.
A. PENYAJIAN DATA DALAM BENTUK TABEL
Dalam menyusun sebuah data yang belum tersusun secara teratur untuk keperluan
penganalisaan, biasanya data itu disusun dalam sebuah tabel. Oleh karena itu, dalam hal ini akan
dijelaskan mengenai aturan-aturan dalam pembuatan tabel, macam-macam tabel, dan cara
membuat tabel distribusi frekuensi.
a) Aturan-aturan Pembuatan Tabel
1. Judul Tabel
Hal-hal yang harus di perhatikan dalam judul tabel adalah:
 Ditulis di tengah-tengah bagian atas
 Diberi nomor agar lebih mudah dalam pencarian tabel. Biasanya nomor itu
meliputi bab berupa materi yang sedang dibahas dan nomor urut tabel itu
sendiri
 Ditulis dengan huruf capital
 Ditulis secara singkat dan jelas , meliputi masalah apa yang dibahas,
dimana masalah itu terjadi, kapan masalah itu terjadi dan satuan dari
obyek apa yang dipermasalahkan
 Dapat ditulis dalam beberapa baris, dengan setiap barisnya
menggambarkan kalimat yang lengkap
 Sebaiknya tiap baris jangan dilakukan pemisahan
2. Judul Baris
 Ditulis secara singkat dan jelas
 Dapat ditulis dalam beberapa baris
 Sebaiknya jangan dilakukan pemisahan kata
3. Judul Kolom
 Ditulis secara singkat dan jelas
 Dapat ditulis dalam beberapa baris
 Sebaiknya jangan dilakukan pemisahan kata
4. Disebelah kiri bawah tabel biasanya terdapat bagian untuk menuliskan catatan
yang diberikan atau bisa juga kata “sumber” yang menjelaskan darimana data itu
dikutip
5. Jika ada data mengenai waktu hendaknya disusun secara berurutan. Contohnya:
Senin, Selasa, Rabu, Kamis, dan seterusnya
6. Jika ada data mengenai kategori, maka kategori disusun menurut kebiasaaan.
Contohnya: Laki-laki dahulu kemudian Perempuan
b) Macam-Macam Tabel
Untuk menyusun sekumpulan data yang besar kecilnya belum tersusun secara teratur
ke dalam bentuk yang teratur, sebaiknya data itu disajikan dalam sebuah tabel. Tabel
sendiri yang biasa digunakan ada 3 yaitu:
1. Tabel Baris Kolom
Tabel ini dipakai untuk menyajikan data yang sederhana dan biasanya hanya
terdiri dari satu variable saja.
Contoh:
Daftar 2.1
Jumlah Lulusan Mahasiswa S-1, D-3, dan D-2
Dari Empat Jurusan di FMIPA ITS
Selama Satu Tahun

S-1 D-3 D-4 Jumlah


Jurusan
Laki-Laki Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan
Biologi 15 20 10 17 10 18 90
Fisika 10 17 14 22 18 18 99
Kimia 12 12 12 18 18 16 88
Matematika 18 25 15 15 16 15 104
Jumlah 55 74 51 72 62 67 381

2. Tabel Kontingensu
Tabel ini digunakan untuk data yang terdiri dari a variable (faktor) dapat dibuat
tabel kontingensi. Bila faktor pertama terdiri dari a kategori dan faktor kedua
terdiri dari b kategori maka tabel kontingensinya a x b, dengan a menyatakan
banyaknya baris dan b menyatakan banyaknya kolom.
Contoh: Dari tabel baris kolom diatas dapat disajikan dalam tabel kontingensi
ukuran 4 x 3
Daftar 2.2
Jumlah Lulusan Mahasiswa S-1, D-3, dan D-2
Dari Empat Jurusan di FMIPA ITS
Selama Satu Tahun

Jurusan S-1 D-3 D-2 Jumlah


Biologi 35 27 28 90
Fisika 27 36 36 99
Kimia 24 30 34 88
Matematika 43 30 31 104
Jumlah 129 123 129 381
3. Tabek Distribusi Frekuensi
Jika data kuantitatif dikelompokkan menjadi beberapa kategori, maka akan di
peroleh tabel distribusi frekuensi. Ada 3 istilah yang perlu dibahas dalam tabel
distribusi frekuensi yaitu:
a. Array: Penyusunan sekumpulan data menurut nilainya, mulai dari data
terkecil sampai terbesar
b. Data yang tidak terkelompok: data yang nilainya belum disusun dalam
tabel distribusi frekuensi
c. Data terkelompok : data yang nilainya sudah disusun dalam tabel
distribusi frekuensi
Contoh :
Daftar 2.3
Daftar Distribusi Nilai Ujian Matematika
SMA Negeri 1 Madiun

Nilai Frekuensi
60-62 5
63-65 7
66-68 8
69-71 12
72-74 8
∑F=40

Dalam tabel distribusi frekuensi ada beberapa istilah yang digunakan di


dalamnya, antara lain:
 Kelas Interval : kelompok nilai data yang berupa interval. Dari contoh
diatas tabel distribusi frekuensi diatas dari lima kelas interval yaitu 60-62
adalah kelas interval pertama dan seterusnya
 Ujung Bawah : bilangan yang terdapat di sebelah kiri interval nilai data
untuk setiap kelas interval. Dari contoh diatas tabel distribusi frekuensi
diatas maka ujung-ujung bawahnya ialah 60,63,66,69 dan 72
 Ujung Atas: bilangan yang terdapat di sebelah kanan interval nilai data
untuk setiap kelas interval. Dari contoh diatas tabel distribusi frekuensi
diatas, maka ujung-ujung atasnya ialah 62,65,68,71 dan 74
 Batas Bawah: bilangan yang diperoleh dengan cara ujung bawah dikurangi
ketelitian yang digunakan
1) Jika data yang digunakan dicatat dalam bilangan bulat, maka
ketelitian datanya 0,5
2) Jika data yang digunakan dicatat dalam bilangan satu, maka
ketelitian datanya 0,05
3) Jika data yang digunakan dicatat dalam bilangan dua, maka
ketelitian datanya 0,005
 Batas Atas: bilangan yang diperoleh dengan cara ujung atas ditambah
ketelitian data yang digunakan
 Titik Tengah (tanda kelas) : bilangan yang diperoleh dengan cara ujung
bawah ditambah ujung atas, kemudian hasilnya dibagi dua setiap kelas
interval.
1
Titik Tengah : (ujung bawah + ujung atas)
2
 Panjang Kelas: bilangan yang diperoleh dari jarak/selisih antara ujung
bawah dan ujung atas dengan ujung bawahnya termasuk dihitung.
Untuk menyusun sekumpulan data ke dalam tabel distribusi frekuendi
dengan panjang kelas yang sama untuk setiap kelas interval diperlukan
langkah-langkah sebagain berikut:
ATURAN STURGES
1) Menentukan Nilai Rentang
Rentang diperoleh dengan cara nilai data yang terbesar dikurangi nilai
data yang terkecil. Rentang= nilai data terbesar- nilai data terkecil
2) Menentukan banyak kelas yang digunakan
Biasanya banyak kelas yang digunakan paling sedikit 5 buah dan
paling banyak 15 buah, sehingga dapat ditulis 5 ≤ banyak kelas ≤ 15
Aturan sturges dalam menentukan banyak kelas yaitu:
k=1 +(3,3) (log n)
k= banyak kelas interval
n= banyak data yang digunakan
3) Menentukan Panjang Kelas
Panjang kelas diperoleh dengan cara nilai rentang dibagi dengan
banyak kelas sehingga dapat ditulis:
rentang
P=
k
4) Menentukan nilai ujung bawah kelas interval pertama
Dalam hal ini ada dua kemungkinan yang bisa terjadi:
a. Ujung bawah kelas interval pertama boleh mengambil nilai
data yang terkecil
b. Ujung bawah kelas interval pertama boleh mengambil nilai
data yang lebih kecil dari nilai data yang terkecil.
Kemungkinan kedua ini bisa dilakukan dengan syarat nilai data
yang terbesar harus mencakup dalam interval nilai data pada
kelas interval terakhir.
5) Memasukkan semua data ke dalam interval kelas
Untuk memudahkannya sebaiknya dibuat kolom tersendiri yang berisi
garis miring(tally/turus) sesuai dengan kelas intervalnya. Selanjutnya
jumlahkan semua tally/turus yang terdapat pada masing-masing kelas
interval, kemudian nilai jumlah tersebut diletakkan pada kolom
tersendiri.
A. Distribusi Frekuensi Relatif
Dari tabel distribusi frekuensi, frekuensi dinyatakan dengan banyak data yang
terdapat dalam tiap interval, jadi dalam bentuk absolut. Jika frekuensi dinyatakan
dalam persen, maka diperoleh tabel frekuensi relatif. Frekuensi relatif disingkat
dengan frel atau f(%)
f
Frel didapat dari x 100%
jumlah data
B. Distribusi Frekuensi Kumulatif
Distribusi frekuensi kumulatif dapat dibuat dari tabel distribusi frekuensi
dengan cara menjumlahkan frekuensi demi frekuensi. Ada dua macam distribusi
frekuensi kumulatif, yaitu:
- Distribusi Frekuensi kumulatif kurang dari
- Distribusi Frekuensi kumulatif atau lebih dari
Dalam membuat daftar distribusi frekuensi kumulatif, terdapat pula frekuensi-
frekuensi absolut dan relatif.
B. PENYAJIAN DATA DALAM BENTUK DIAGRAM
Penyajian data statistika supaya ,udah dibaca, dapat disajikan dalam bentuk diagram(grafik).
Penyajian data dalam bentuk diagram lebih menarik dibandingkan dengan bentuk tabel, terutama
kalau diagram yang disajikan dengan warna. Data yang disajikan dalam bentuk diagram biasanya
bukan data yang eksak(absolut), melainkan data dalam bentuk sproksimasi(pendekatan).
Penyajian data dalam diagram meliputi: diagram batang, diagram lingkaran, diagram lambang,
diagram pencar , diagram garis, diagram peta serta histogram dan polygon frekuensi.
1. Diagram Batang
Diagram batang menyajiakn data dengan batang-batang tegak yang sama lebarnya. Antara
batang satu dengan lainnya tidak saling berhimpitan. Data untuk variable berskala atribut
(ordinal atau nominal) sangat tepat disajikan dengan diagram batang. Untuk menggambar
diagram batang diperlukan sumbu mendatar dan sumbu menegak yang berpotongan tegak lurus.
Sumbu mendatar dibagi menjadi beberapa bagian sama dengan skala pada sumbu menegak. Jika
diagram batang dibuat tegak, maka sumbu mendatar digunakan untuk menyatakan atribut atau
waktu.
Contoh Diagram Batang :
Daftar 2.7
Banyaknya Lulusan SMP
Selama 5 Tahun

Banyaknya Lulusan
Tahun
Laki-laki Perempuan Jumlah
1991 122 102 224
1992 115 123 238
1993 118 107 225
1994 150 103 253
1995 242 148 490

Bila dijadikan diagram batang maka sebagai berikut :

Banyaknya Lulusan SMP


Selama 5 Tahun
600

500
Banyaknya Lulusan

400

300

200

100

0
1991 1992 1993 1994 1995
Tahun

Gambar 2.1: Banyaknya Lulusan SMP Selama 5 Tahun


2. Diagram Lingkaran
Diagram lingkaran menggunakan daerah lingkaran untuk menunjukkan suatu keseluruhan.
Seperti halnya diagram batang, diagram lingkaran juga sangat baik untuk menyatakan data yang
berbentuk atribut. Bagian-bagian dari daerah lingkaran menunjukkan bagian-bagian atau persen
dari keseluruhan. Luas suatu bagian menunjukkan banyaknya ukuran. Dianjurkan agar dimulai
dari bagian yang terbesar. Contohnya :
Kegiatan seorang anak selama 24jam adalam sebagai berikut: Bekerja membantu orang tua
selama 2 jam, bermain selama 4 jam, belajar(termasuk di sekolah) selama 8jam, dan kegiatan
lain-lain selama 2 jam.

Lain-lain
8%
Belajar
33%
Belajar
Bermain
Tidur
33% Bekerja
Tidur
Lain-lain

Bermain
Bekerja 17%
8%

Gambar 2.2 Kegiatan Seorang Anak Selama 24 Jam


3. Diagram Lambang
Diagram lambang (pictogram) dipakai untuk mendapatkan gambaran kasar sesuatu hal sebgai alat
visual bagi orang awam. Sesuai dengan namanya, diagram lambang merupakan lambang tertentu untuk
menyatakan keterangan yang bersesuaian. Misalnya, untuk menyatakan produksi mobil maka digunakan
gambar mobil dan sebagainya. Setiap satu lambang menyatakan satu kuantitas tertentu, sehingga
kesulitan yang dialami ialah ketika menggambarkan bagian lambang yang tidak penuh.

Contoh:
Penjualan bunga hias bulan Mei “Toko Bunga Jaya”
Daftar 2.8
Penjualan Bunga Hias Bulan Mei
“Toko Bunga Jaya”

Jenis Bunga Mawar Melati Kamboja


Jumlah (Batang) 200 250 150

Dari tabel tersebut maka diagram lambangnya seperti


Gambar 2.3 Penjualan Bunga Hias Bulan Mei “Toko Bunga Jaya”
4. Diagram Peta
Diagram ini dinamakan kartogram. Dalam pembuatannya digunakan peta geografis tempat data
terjadi. Dengan demikian, diagram ini melukiskan keadaan dihubungkan dengan tempat
kejadiannya. Salah satu contoh yang sudah terkenal ialah jika kita membuka buku peta bumi. Di
situ antara lain terdapat peta daerah, atau pulau dengan mencantumkan pula gambar-gambar
pohon kelapa, jagung dan sebagainya.
Contoh: Diagram Peta Persebaran Peternakan Ayam Bukan Ras di Provinsi Jawa Timur
Daftar 2.9
Peta Persebaran Peternakan Ayam Bukan Ras
di Provinsi Jawa Timur

Diagram peta dari data tersebut adalah sebagai berikut :


Gambar 2.3 Peta persebaran peternakan ayam bukan ras di Jawa Timur
5. Diagram Garis
Diagram garis ditunjukkan oleh pasangan-pasangan bilangan yang disajikan oleh titik-titik pada
bidang bilangan. Titik-titik yang berurutan dihubungkan dengan menggunakan ruas garis. Tetapi
perlu diingat bahwa titik-titik pada ruas garis tersebut dapat tidak menunjukkan pasangan
bilangan dalam data. Walaupun demikian, titik-titik pada ruas garis dapat dipakai untuk
memperkirakan adanya pasangan data. Biasanya data yang disajikan dalam diagram garis adalah
data yang kontinu, misalnya produksi suatu pabrik setiap bulan dan lain sebagainya.
Contoh : Berat badan bayi ditunjukkan oleh tabel berikut:
Daftar 2.10
Berat Badan Bayi

Diagram garis dari data diatas adalah sebagai berikut :


Gambar 2.4 Berat Badan Bayi
6. Diagram Pencar
Untuk kumpulan data yang terdiri atas dua variable, dengan nilai kuantitatif, diagramnya dapat
dibuat dalam system sumbu koordinat dan gambarnya merupakan titik-titik yang terpencar.
Karenanya, diagram ini dinamakan diagram pencar. Jika penghubung antara titik-titik
dihilangkan ,terjadilah diagram pencar. Contoh:

Gambar 2.5 Diagram pencar hubungan antara kehilangan berat karena rayap Coptotermes
curvignathus-kadar ekstraktif etanol-toluena dan antara (b) kehilangan berat-kelarutan dalam air
panas.
7. Histogram dan Poligon Frekuensi
Distribusi frekuensi dapat dinyatakan dalam grafik frekuensi. Grafik frekuensi yang sering
digunakan untuk menggambarkan distribusi frekuensi adalah histogram, polygon frekuensi dan
ogive. Histogram menggambarkan frekuensi-frekuensi dalam kelas-kelas dalam bentuk batang-
batang yang saling berimpit. Fungsi histogram yang terpenting ialah menggambarkan beda
antara kelas-kelas dalam sebuah distribusi.
Untuk membuat histogram diperlukan sumbu mendatar dan sumbu menegak. Sumbu mendatar
dipakai untuk menyatakan kelas-kelas, sedangkan sumbu menegak dipakai untuk menyatakan
frekuensi. Lebar untuk setiap batang sama, sehingga perbandingan frekuensi untuk setiap kelas
dapat dilihat dari tinggi batangnya. Setiap kelas diwakili oleh titik tengahnya yang dituliskan di
bawah batang-batang yang bersesuaian. Contoh:
Data berikut merupakan tinggi badan kelas 12 SMA yang terdiri dari 50 siswa
Daftar 2.10
Tinggi Badan Kelas 12 SMA
Balok Biru : Histogram, Garis Merah : Poligon Frekuensi
Gambar 2.6 Histogram Dan Polygon Frekuensi Tinggi Badan Kelas 12 SMA
KESIMPULAN
1. Tabel adalah sebuah alat untuk menampilkan informasi dalam bentuk matrik. Tampilan data
atau informasi yang ada dalam tabel dibuat dalam bentuk baris dan kolom.
2. Diagram adalah gambaran tentang suatu data yang lebih memntingkan hasil penelitian.
Biasanya diagram diurutkan dari data sedikit ke banyak atau sebaliknya. Berbeda dengan grafik
yang lebih mementingkan dinamika pada data yang disajikan. Diagram ini dapat berupa diagram
lingkaran ataupun diagram batang.
3. Penyajian data melalui tabel dapat dilakukan melalui tabel baris dan kolom, tabel kontingensi,
tabel distribusi frekuensi. Sedangkan pada diagram lebih beragam yaitu, diagram batang,
diagram garis, diagram gambar, diagram pencar, diagram lingkaran, diagram peta, histogram dan
poligon frekuensi.

Anda mungkin juga menyukai