Anda di halaman 1dari 21

BAB II

KAJIAN SITUASI MANAJEMEN KEPERAWATAN


RUANG FLAMBOYAN

A. Kajian Situasi Rumah Sakit Mardi Waluyo Kota Metro Lampung


Kehadiran Rumah Sakit Mardi Waluyo di Lampung atas keinginan
masyarakat transmigrasi pada waktu itu. Melalui seorang pendeta yang
bernama Pdt. Harjo Warsito yang diutus gereja Kristen Jawa untuk
pengabaran injil, mereka minta untuk didatangkan tenaga kesehatan,
mengingat saat itu banyak warga transmigran terjangkit malaria dan
banyak warga yang meninggal dunia. Atas dorongan masyarakat inilah
bapak Pdt. Harjo Warsito mengajak seorang mantri kesehatan (Bpk.
Sutrono) dan seorang bidan (Ibu Parjinah) berangkat ke Lampung,
bersama-sama untuk melayani masyarakat transmigran dalam pelayanan
kesehatan.

Rumah sakit Mardi Waluyo diresmikan/didirikan pada tanggal 06 Juni


1950 dan sampai sekarang mengalami perkembangan dan memiliki 3 unit
cabang klinik Kota Gajah, Klinik Pasir Gunung Jaya, dan klinik Rajabasa.
Rumah sakit Mardi Waluyo adalah rumah sakit umum dengan tipe C,
alamat RS Mardi Waluyo: Jl. Jendral Sudirman No. 156 Metro. Kemilikan
Yayasan Kristen Untuk Kesehatan Umum (YAKKUM) dengan jumlah
tempat tidur 210, direktur untuk periode 2015-2020 adalah drg. Budiono,
MARS. Fasilitas pelayanan buka 24 jam: IGD, ICU, Kamar bersalin,
kamar operasi, farmasi, Laboratorium, Radiologi, rawat inap. Untuk
pelayan medis poliklinik umum dan spesialis, general cek up, pelayanan
rawat inap: VIP, Klas I, II dan III. Pelayanan CT-Scan dan Gakin Waluyo.
Pelayanan pasien Jamkesmas dimulai tahun 2006 dan BPJS PBI dan non
PBI pada tahun 2014 sampai sekarang.

5
1. Visi Rumah Sakit
“Menjadi Rumah Sakit pilihan pertama di Provinsi Lampung”

2. Misi Rumah Sakit


a. Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu tinggi, unggul,
aman, holistic dengan sentuhan kasih dan terjangkau oleh
masyarakat.
b. Menyelenggarakan pelatihan, penelitian dan pengembangan
manajemen yang berkesinambungan untuk menghasilkan sumber
daya manusia (SDM) yang kapabel, berkomitmen, sejahtera, dan
berjiwa kasih.

3. Motto Rumah Sakit


“SIMPATIK”, siap memberi pelayanan atas dasar iman dan kasih.
Berasal dari kata simpati yang berarti menaruh kasih.
Simpatik berarti: perilaku yang membangkitkan rasa kasih.
SI (siap): selalu dalam kondisi siaga untuk memberikan pertolongan
mengutamakan kepentingan dinas diatas kepentingan pribadi.
M (memberi): rela berkorban dan tidak semata mencari keuntungan.
P (pelayanan): rendah hati, sabar, mengutamakan kepuasan orang yang
dilayani.
A (atas dasar): landasan
I (iman): keyakinan teguh kepada penyertaan tuhan.
K (kasih): cinta yang luas.

4. Sifat, Maksud dan Tujuan Rumah Sakit


Mengupayakan pelayanan yang holistik dengan sentuhan kasih melalui
upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif dan edukatif bagi
masyarakat dengan tindakan yang dapat dipertanggungjawabkan.

6
5. Peran Rumah Sakit Mardi Waluyo
Sebagai mitra kerja pemerintah ikut mengambil peran dalam
mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal tanpa
membedakan status, suku, agama, ras dan golongan.

B. Kajian Situasi di Ruang Flamboyan


1. Karakteristik Unit/Bangsal
a. Visi Ruangan
Tidak terdapat Visi di ruang Flamboyan
b. Misi Ruangan
Tidak terdapat Misi di ruang Flamboyan
c. Model Layanan
Model layanan keperawatan yang digunakan di ruang Flamboyan
adalah Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP) dengan
metode tim. Pelayanan asuhan keperawatan di ruang Flamboyan
dibagi menjadi 2 tim dimana masing-masing tim mempunyai ketua
tim dan perawat pelaksana serta dibantu Pembantu Orang Sakit
(POS).
d. Letak Ruangan
Ruang Flamboyan terletak di Lantai I dengan denah ruangan
terlampir pada lampiran 1.
e. Kapasitas Unit/Ruangan
Kapasitas ruang Flamboyan terdiri dari 5 kamar yang di bagi
menjadi kamar A digunakan untuk pasien khusus wanita dengan 5
tempat tidur, kamar B digunakan untuk pasien penyakit dalam laki-
laki maupun perempuan dengan 5 tempat tidur, kamar C digunakan
untuk pasien TBC dengan 6 tempat tidur, kamar D digunakan
sebagai kamar alternatif bila kamar lainnya penuh, untuk laki-laki
dan perempuan dengan 3 tempat tidur, kamar E digunakan untuk
pasien bedah dan penyakit dalam khusus laki-laki dengan 9 tempat
tidur, dan kamar Isolasi digunakan untuk pasien yang memiliki

7
resiko tinggi infeksi dengan 2 tempat tidur dengan jumlah tempat
tidur 30 bed Kelas III.

Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan selama 5 hari pada


tanggal 24- 28 Juli 2018 ruang Flamboyan ditemukan, kondisi
ruangan yang bersih, panas, kurang ventilasi udara, jarak bed
pasien terlalu dekat sehingga menyulitkan perawat untuk
melakukan tindakan keperawatan.

2. Analisis Terhadap Klien


a. Karakteristik
Ruang Flamboyan merupakan ruangan perawatan pasien Penyakit
Dalam kelas III. Di Ruang Flamboyan tidak hanya merawat pasien
dengan Penyakit Dalam tetapi juga merawat pasien bedah, syaraf,
anak, THT, Mata dan obsgyn.

b. Tingkat Ketergantungan
Tingkat ketergantungan pasien dibagi menjadi tiga yaitu minimal
care (keperawatan mandiri), partial care (keperawatan sebagian)
dan total care (Keperawatan Maksimal).
1) Minimal care memerlukan waktu perawatan 1-2 jam/24 jam.
Kriteria klien pada klasifikasi ini adalah klien masih dapat
melakukan sendiri kebersihan diri, mandi, dan ganti pakaian
termasuk minum, observasi tanda vital tiap shift, pengobatan
minimal, status psikologi stabil dan persiapan prosedur
memerlukan pengobatan.
2) Partial care memerlukan waktu perawatan 3-4 jam/24jam.
Kriteria klien pada klasifikasi ini perlu bantuan dalam
memenuhi kebersihan diri, makan dan minum, ambulasi,
pemantauan tanda vital setiap 6 jam.

8
3) Total care memerlukan waktu perawatan 5-6 jam/24 jam.
Kriteria klien pada klasifikasi ini harus dibantu tentang segala
sesuatunya, posisi yang diatur, observasi tanda vital setiap 4
jam, makan memerlukan slang nasogastrik, menggunakan
terapi, pemakaian alat suction dan kadang gelisah.
Berdasarkan pengamatan pada tanggal 28 Juli-30 Juli 2018
terdapat pasien dengan kategori sebagai berikut :
a) Tanggal 28 Juli 2018
Pasien minimal care sebanyak 11 orang, pasien partial care
sebanyak 5 orang dan pasien total care sebanyak 3 orang.
Minimal = 12 x 100 % = 54 %
22
Partial = 7 x 100 % = 31 %
22
Total = 3 x 100 % = 13 %
22
b) Tanggal 29 Juli 2018
Pasien minimal care sebanyak 13 orang, pasien partial care
sebanyak 6 orang dan pasien total care sebanyak 3 orang.
Minimal = 13 x 100 % = 59 %
22
Partial = 6 x 100 % = 27 %
22
Total = 3 x 100 % = 13 %
22
c) Tanggal 30 Juli 2018
Pasien minimal care sebanyak 11 orang, pasien partial care
sebanyak 7 orang dan pasien total care sebanyak 4 orang.
Minimal = 11 x 100 % = 50%
22

9
Partial = 7 x 100 % = 31 %
22
Total = 4 x 100 % = 18 %
22
Rata- rata pasien dengan tingkat ketergantungan dari tanggal 28
Juli 2018-30 Juli 2018
Minimal care sebanyak 12 pasien
Partial care sebanyak 6 pasien
Total care sebanyak 3 pasien
Berdasarkan hasil pengamatan kami pada tanggal 28 Juli 2018
terdapat 22 pasien dengan kategori sebagai berikut : 11 pasien
minimal care, 8 orang partial care, dan 3 orang total care. Kebutuhan
tenaga perawat per-shift menurut Douglas sebagai berikut :

a) Shift pagi: Minimal care 11 x 0,17 = 1,87


Parsial care 8 x 0,27 = 5,6
Total care 3 x 0,36 = 0,9
Total = 8,37/ 8 perawat

b) Shift siang: Minimal care 11 x 0,14 = 1,54

10
Parsial care 8 x 0,15 = 1,22
Total care 3 x 0,30 = 0,9
Total = 3,66/ 4 perawat

c) Shift malam: Minimal care 11 x 0, 10 = 1,1


Parsial care 8 x 0,07 = 0,56
Total care 3 x 0,20 = 0,6
Total = 2,26/ 3 perawat
Jadi, kebutuhan tenaga dalam sehari 15 perawat

3. Analisis Unit Layanan Keperawatan


a. Flow of Care
1) Prosedur pelayanan rawat inap
Pasien biasa berasal dari Poli Klinik, Instalasi Gawat Darurat
(IGD), Intensif Care Unit (ICU), dan ruang rawat inap lainnya,
pasien masuk ruang Flamboyan, kemudian perawat melakukan
serah terima pasien kepada perawat ruang Flamboyan dengan
menggunakan form transfer yang sudah terisi lengkap yang
harus ditanda tangani perawat yang menyerahkan dan perawat
yang menerima, kemudian perawat ruang Flamboyan
melakukan assesment keperawatan. Pada saat di kamar pasien,
perawat memberikan edukasi tentang hak dan kewajiban
pasien, pasien dilakukan identifikasi, diajarkan cara mencuci
tangan, jelaskan jam visite dokter, jam kunjung. Kemudian
diorientasikan tentang ruangan Flamboyan yang terdiri dari
kamar mandi pasien, jalur evakuasi, counter perawat, loker
pasien (belakang) apabila lemari pasien di dalam kamar penuh.
2) Pulang dan kunjungan kontrol:
a) Pasien dipulangkan setelah mendapat persetujuan dokter.
b) Pada saat pulang pasien diberikan catatan mengenai diet,
jadwal kontrol, obat pulang beserta aturan pakainya,

11
edukasi perawatan luka bila perlu, sarat-sarat asuransi
(bila ada).
c) Kunjungan kontrol di poli klinik tempat memberi layanan
(RS) sesuai dengan jadwal.
b. Manajemen Unit
Ruang Flamboyan memiliki 6 kamar yang di bagi menjadi kamar
A digunakan untuk pasien bedah khusus wanita dengan 5 tempat
tidur, kamar B digunakan untuk pasien penyakit dalam laki-laki
maupun perempuan dengan 5 tempat tidur, kamar C digunakan
untuk pasien TBC dengan 6 tempat tidur, kamar D digunakan
sebagai kamar alternatif bila kamar lainnya penuh, untuk laki-laki
dan perempuan dengan 3 tempat tidur, kamar E digunakan untuk
pasien bedah dan penyakit dalam khusus laki-laki dengan 9 tempat
tidur, dan kamar Isolasi digunakan untuk pasien yang memiliki
resiko tinggi infeksi dengan 2 tempat tidur dengan jumlah tempat
tidur 30 bed Kelas III. Terdapat 18 staff perawat terbagi dalam 1
orang head nurse, 12 orang dapat berperan sebagai ka-sift maupun
pelaksana, dan 6 orang perawat pelaksana serta dibantu 4 orang
POS (pembantu orang sakit). Rooster terbagi dalam 3 shift yaitu
pagi (07.00-14.00 WIB), siang (14.00-21.00 WIB), dan malam
(21.00-07.00 WIB). Metode asuhan keperawatan yang digunakan
adalah model praktik keperawatan profesional (MPKP), yang
terbagi dalam 2 tim dengan 1 ka-shift dan beberapa perawat
pelaksana pada masing-masing tim. Tim 1 mengasuh kamar E, A,
dan B tim 2 mengasuh kamar D, C, dan isolasi.

Pengkajian dan pencegahan pasien resiko jatuh di ruang flamboyan


menggunakan skrening resiko jatuh skala morse pada pasien
dewasa. Pengkajian ini terdiri dari, 6 item meliputi: riwayat jatuh,
diagnosa skunder, alat bantu, terpasang infus, gaya berjalan, dan
status mental yang dihitung ulang setiap shiff pagi (resiko tinggi

12
>45, resiko sedang 25-44, resiko rendah 0-24). Pada pasien anak
anak menggunakan humpty dumpty fall scale (DHFS). Pengkajian
ini terdiri dari 7 item meliputi usia, penggunaan obat, diagnosa,
kerusakan kognitif, faktor lingkungan, respon terhadap
pembedahan/anastesi dan jenis kelamin (hasil skor terbagi 2 yaitu
resiko jatuh rendah 7-11 dan resiko jatuh tinggi >12). Pengkajian
resiko jatuh ini dilakukan pada setiap pasien baru dan pengkajian
ulang dilakukan setiap shiff. Pasien dengan resiko jatuh tinggi,
pada gelang identitas pasien ditempel pin warna kuning.
Pengkajian dan pencegahan resiko jatuh pada pasien lansia
menggunakan skala sydney scoring. Pengkajian ini terdiri dari 6
item terdiri dari: riwayat jatuh, status mental, penglihatan,
kebiasaan berkemih, transport dari tempat tidur ke kursi roda dan
kembali ketempat tidur, dan mobilitas. Hasil skor terbagi menjadi 3
yaitu: resiko tinggi 27-30, resiko sedang 6-26, resiko rendah <6.
Ruang Flamboyan mempunyai ruang khusus untuk menyiapkan
obat injeksi yang tidak dilakukan dikamar pasien. Pada pasien
baru, ada 4 macam edukasi yang diberikan yaitu: resiko jatuh, cuci
tangan, manajemen nyeri dan asuhan keperawatan terkait kasus
pasien.

Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan selama 5 hari pada


tanggal 24 - 28 Juli 2018 di dapatkan hasil:
1) Pelaksanaan tindakan keperawatan kepada pasien terdapat
beberapa perawat pelaksana yang belum sesuai dengan standar
prosedur operasional (SPO) yang sudah ditetapkan oleh pihak
Rumah Sakit. (Saat dilakukan tindakan keperawatan
pemasangan infus terdapat perawat pelaksana yang
menusukkan mandrine IV di bed pasien, tidak menggunakan
pengalas, tidak melakukan cuci tangan.

13
2) Terkait pemberian obat ditemukan adanya keterlambatan dalam
pemberian obat (benar waktu) sehingga mengesampingkan
prinsip 7 benar pemberian obat (benar waktu), hal ini
disebabkan oleh ketersediaan obat yang kurang dan kebijakan
dari BPJS kota Metro yang nmengharuskan dokter dalam
meresepkan obat hanya 1 hari pada saat visite.

4. Sumber Daya/kekuatan Kerja


a. Manusia
Ruang Flamboyan memiliki 30 bed dengan ketenagaan 18 perawat
yang terdiri dari 1 kepala ruangan, 17 perawat pelaksana.
Perbandingan antara perawat dinas dengan pasien adalah dinas
pagi 1:6 (1 perawat mengelola 6 pasien), dinas siang 1:6 (1 perawat
mengelola 6 pasien), dinas malam 1:8 (1 perawat mengelola 8
pasien). Pada bidang kedokteran terdapat 20 dokter full time terdiri
dari dokter spesialis penyakit dalam sebanyak 3 dokter, spesialis
bedah 1 dokter, dokter umum 9 dokter, spesialis radiologi 1 dokter,
spesialis saraf 1 dokter, spesialis gigi 1 dokter, spesialis gigi anak 1
dokter, spesialis obsgyn 1 dokter, spesialis laboratorium 1 dokter,
dan dokter spesialis anestesi 1 dokter. Terdapat 6 dokter part time
terdiri dari dokter bedah 2, dokter bedah anak 1, dokter spesialis
anak 1, dokter THT 1, dan dokter mata 1. Sehingga jumlah total
dokter sebanyak 26 dokter.

14
Kepala Ruang:

Sugi Gunanto, S.Kep.,Ns

Pelaksana Perawatan: Pembantu Orang Sakit (POS):

1. Benyamin Sensis, A.Md.Kep 1. Hendri Kristina Natalia


2. Sri Rika Wulandari, Amd.Kep 2. Fransiska Maya
3. Lucia Purwaningrum, 3. Asmiyati
A.Md.Kep 4. Dwi Martha
4. Esra Rismawati, A.Md.Kep
5. Made Nina Sasmita, A.Md.Kep
6. Hana Padmi, A.Md.Kep
7. Denti A.,A.Md.Kep
8. Yayuk Ajeng, A.Md.Kep
9. Teges, A.Md.Kep
10. Rita Yuliana, A.Md.Kep
11. Avila E.,A.Md.Kep
12. Dedik Kurniawan, S.Kep.,Ns
13. Eni Murniyati, S.Kep.,Ns
14. Christine Martha A.,A.Md.Kep
15. William Agung, S.Kep
16. Meidina Bekti, A.Md.Kep
17. Tika Apri S, A.Md.Kep

Struktur Organisasi Ruang Flamboyan

1) Perhitungan jumlah tanaga keperawatan yang diperlukan (rumus


Gilles):
Rumus kebutuhan tenaga keperawatan di satu unit perawatan
adalah:
A x B xC F
= =H
( C− D ) x E G

Keterangan:
A = Rata-rata jumlah perawatan / pasien / hari
B = Rata-rata jumlah pasien / hari (BOR x jumlah tempat tidur)
C = Jumlah hari / tahun
D = Jumlah hari libur masing-masing perawat

15
E = Jumlah jam kerja masing-masing perawat
F = Jumlah jam perawatan yang diberikan perawat per tahun
G = Jumlah jam kerja efektif per tahun
H = Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk unit tersebut
Hari selasa, 11 Juni 2019:
Jumlah pasien; 27 terdiri dari:
- Total care : 1 x 6 = 6
- Parcial care: 26 x 3 = 78

6 + 78 = 84 + 27 + 6,75 = 117,75 / 27 = 4,36

Hari rabu, 12 Juni 2019

Jumlah pasen; 27, terdiri dari:

- Total care: 2 x 6 = 12
- Parcial care: 25 x 3 = 75

12 + 75 = 87 + 27 + 6,75 = 120,75 / 27 = 4,47

Hari kamis, 13 Juni 2019

Jumlah pasien: 28, terdiri dari:

- Total care: 3 x 6 = 18
- Parcial care: 19 x 3 = 57
- Minimal care: 8 x 2 = 18

18 + 57 + 18 = 91 + 28 + 7 = 126 / 28 = 4,5

Rumus gilles:

4,43 x 27 x 365 43.657,65


= =21,7 →22 perawat
( 365−78 ) x 7 2009

16
b. Non Manusia (Method, Material, Money, Marketing)
1) Metode
Metode keperawatan yang digunakan di ruang Flamboyan
adalah metode keperawatan tim dengan penanggung jawab
adalah ketua tim pada masing-masing shift. Menurut Keliat
(2011) bentuk fungsi pengarahan antara lain operan, pre-
conference, post-conference, iklim motivasi, supervisi,
delegasi. Pada pre conference kepala ruangan melakukan
diskusi tentang aspek klinik setelah operan dan sebelum
melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien. Pada post
conference kepala ruangan diskusi tentang aspek klinik
sebelum operan dan sesudah melaksanakan asuhan
keperawatan pada pasien.

Berdasarkan hasil pengamatan selama 5 hari dari tanggal 24 -


28 Juli 2018 di ruang Flamboyan didapatkan data handover
atau operan menggunakan sistem tradisional/ operan hanya di
lakukan nurse station dilanjutkan dengan keliling dikamar
pasien tanpa mevalidasi keadaan pasien.

2) Material
a) Alat Medis
No Alat Jumlah
1 Bed pasien manual 30
2 Defibrilator 0
3 EKG 1
4 Manometer O2 sentral 30
5 Oksimeter 1
6 Suction regilator 0
7 Timbangan dewasa 1
8 Tensimeter 2
9 Tabung oksigen portable 1
10 Apron 2
11 Baju operasi 5
12 Duk pembungkus steril tebal 10

17
13 Kasur decubitus 1
14 Laken 81
15 Matras 20
16 Neerbeken 5
17 Perlak 79
18 Perlak pasien list putih 15
19 Piapot 10
20 Sarung bantal 52
21 Sarung bantal perlak 30
22 Sarung transfer stracher 1
23 Scort 2
24 Selimut 90
25 Selimut jenazah 2
26 Tapih operasi 6
27 Tempat re-used selang suction 2
28 Tiang infuse 30
29 Transfer stracher 1
30 Trolly alat EKG 1
31 Trolly GV 1
32 Trolly injeksi 1
33 Urinal 10
34 WWZ 2
35 Bantal busa 4
36 Sarung bantal perlak 10
37 Lap tangan handuk 50
38 Bak instrument kecil 1
39 Bak instrument sedang 1
40 Bengkok plastic 3
41 Kom tutup 3
42 Compare compressor nebulizer 1
43 Galipot 4
44 Galipot kom terbuka 1
45 Gunting aff heating 1
46 Gunting jaringan 4
47 Gunting lurus 3
48 Gunting tumpul 1
49 Gunting perban 5
50 Klem 3
51 Klem arteri 1
52 Klem bengkok 1
53 Korentang 2
54 Lampu baca rontgen 1
55 Lampu theratherem (infrared) 2
56 Manual resuscitator (BVM) 1

18
57 Pinset anatomis 7
58 Pinset cruris 2
59 Stetoskop 5
60 Tempat korentang 1
61 Thermometer 3
62 Alat ukur GDS 1
63 Spillkit 1
64 Kit Emergency 1

b) Non Medis
Pintu darurat, alarm kebakaran, dan alat pemadam api
ringan (APAR).
3) Money
Penyusunan anggaran ruang Flamboyan ditentukan oleh bagian
administrasi rumah sakit Mardi Waluyo Metro Lampung.
4) Marketing
Marketing ditentukan berdasarkan fasilitas dan keinginan
pasien/kemampuan pasien. Penentuan ruangan ditentukan oleh
bagian admisi.

5. Lingkungan Kerja
a. Lingkungan Fisik
1) Nurse Station
Berada di antara ruang perawatan D dan E dengan fasilitas meja,
kursi, computer, telephone, alat tulis, trolly serba guna, rekam
medis, timbangan, trolly tindakan dan trolly obat, almari
penyimpanan dokumen ruangan, wastafel, loker penyimpanan
barang pribadi perawat, almari es, safety box, dispenser, kamar
mandi, tempat lap tangan.
2) Ruang Obat

19
Ruang ini adalah ruang yang digunakan untuk menyimpan obat
baik obat oral maupun obat injeksi, dan tempat mengoplos obat
injeksi. Ruang obat terdapat loker penyimpanan alat medis
seperti selang oksigen, abocath, spuit, selang catheher, almari es
untuk menyimpan obat, kipas angin, troly penyimpanan alat
steril dan loker perawat.
3) Lorong Belakang Ruang Perawat dan Kamar D
Lorong belakang ruang perawat dan kamar D adalah ruangan
yang digunakan untuk meletakkan linen kotor dan tempat
sampah yang terdiri dari tempat sampah infeksius dan non
infeksius. Ruang ini terdapat rak penyimpanan bengkok, baki,
dan alat setelah di gunakan, rak linen bersih, kursi roda dan
trolly tindakan.
4) Ruang Linen
Ruangan ini digunakan menyimpanan alat medis seperti
nebulizer, masker nebulizer, tabung oksigen, EKG, dan terdapat
almari penyimpanan linen bersih.
5) Loker penyimpanan barang pasien
Tempat loker ini digunakan untuk penyimpanan barang pribadi
pasien dan keluarga pasien.
6) Spoel Hook
Tempat ini digunakan untuk mencuci dan merendam alat setelah
digunakan serta tempat mencuci dan penyimpan baskom mandi.
7) Kamar perawatan
Terdiri dari beberapa ruangan yaitu:
a) Kamar A: ruang kelas III dengan kapasitas 5 tempat tidur,
ditujukan untuk pasien dalam berjenis kelamin perempuan
b) Kamar B: ruang kelas III dengan kapasitas 5 tempat tidur
ditujukan untuk pasien penyakit dalam berjenis kelamin
laki-laki maupun perempuan.

20
c) Kamar C: ruang kelas III dengan kapasitas 6 tempat tidur,
ditujukan untuk pasien dengan penyakit TBC.
d) Kamar D: ruang kelas III dengan kapasitas 3 tempat tidur,
ditujukan sebagai kamar alternative bila kamar lainnya
penuh, berjenis kelamin laki-laki dan perempuan.
e) Kamar E: ruang kelas III dengan kapasitas 9 tempat tidur,
ditujukan untuk pasien bedah dan penyakit dalam berjenis
kelamin laki-laki.
f) Kamar Isolasi: ruang kelas III dengan kapasitas 2 tempat
tidur, ditujukan untuk pasien dengan penyakit infeksius.
Fasilitas yang disediakan antara lain tempat tidur pasien, bantal
pasien, lampu, meja kursi, almari, bel pasien, kamar mandi dalam,
jam dinding, tempat sampah rumah tangga di luar kamar, handrub
di depan masing-masing kamar.
8) Denah ruangan

Keterangan:
1 = Counter Perawat
2 = Ruang Kepala Ruang
3 = Ruang Linen
4 = Spoel Hock
5 = Lorong

21
6 = Loker Keluarga Pasien
7 = Tempat Obat
8 = Kamar Mandi
b. Lingkungan Non-fisik
Dalam rangka menjalankan komunikasi yang baik setiap pagi
sebelum melakukan aktivitas dinas pagi dilakukan renungan pagi
di depan ruang Anggrek 1 bersama dengan karyawan ruangan lain
secara bergiliran.

6. Kajian Indikator Mutu Ruangan (BOR, AVLOS, TOI, BTO)


a. BOR (Bed Occupancy Ratio)
Menurut Depkes RI (2005), BOR adalah prosentase pemakaian
tempat tidur pada satuan waktu tertentu.
Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara 60-85% (Depkes
RI, 2005).
Jumla h hari perawatan ruma h sakit
x 100 %
Jumla h tempat tidur x jumla h hari dalam satu periode
BOR ruang Flamboyan selama rata-rata untuk bulan Juli adalah 78
%, dimana kamar C masih direnovasi untuk ruangan khusus pasien
TBC.

Bed Occupancy Rate atau Tingkat Hunian RS yang ditemukan pada


tanggal 28-30 Juli 2018
Jumlah pasien pada tanggal 28 Juli 2018 = 22 pasien
Jumlah pasien pada tanggal 29 Juli 2018 = 22 pasien
Jumlah pasien pada tanggal 30 Juli 2018 = 22 pasien
BOR = Bed Occupancy Rate
Jumlah pasien pada tanggal 28 Juli 2018 = 22 pasien
22
BOR= x 100 %=73 %
30

Jumlah pasien pada tanggal 29 Juli 2018 = 22 pasien

22
22
BOR= x 100 %=73 %
30
Jumlahpasienpadatanggal 28 Juni 2018= 17pasien
17
BOR= x 100 %=73 %
30

b. AVLOS (Average Length of Stay)


Menurut Depkes RI (2005), ALVOS adalah rata-rata lama rawat
seorang pasien. Secara umum nilai AVLOS yang ideal antara 6-9
hari.

Jumla h lama rawat


Jumla h pasienkeluar (hidup +mati)

Daftar lama pasien di rawat dan pasien pulang tanggal 28 Juni


2018.
NamaPasie Tanggal Tanggal Keluar hidup/
n Masuk Keluar meninggal
Tn. S 25 Juli 2018 28 Juli 2018 Hidup
Tn. K 27 Juli 2018 28 Juli 2018 Hidup
Tn. D 27 Juli 2018 28 Juli 2018 Hidup
Ny. S 27 Juli 2018 28 Juli 2018 Hidup
Ny. M 26 Juli 2018 28 Juli 2018 Hidup
Ny. R 25 Juli 2018 28 Juli 2018 Hidup
Ny. M 24 Juli 2018 28 Juli 2018 Hidup
23
LOS= = 3,28
7

LOS= 3, 28 hari atau 3 hari.

23
c. TOI (Turn Over Interval)
Menurut Depkes RI (2005), TOI adalah rata-rata hari dimana
tempat tidur tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi
berikutnya. Ideal tempat tidur kosong tidak terisi adalah 1-3 hari

( Jumla h tempat tidur x periode )−h ari perawatan


Jumla h pasienkeluar ( hidup+ mati )

( 30 X 1 ) −3
TIO= =3,85
7

TIO= 3,85 hari atau 4

d. BTO (Bed Turn Over)


Menurut Depkes Ri (2005), BTO adalah frekuensi pemakaian
tempat tidur pada suatu periode, berapa kali tempat tidur dipakai
dalam satu satuan waktu tertentu. Ideal dalam 1 tahun, satu
tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali.

¿¿

7
BTO= =0,33
30

BTO= 0,33 kali

7. Pendidikan
Pendidikan perawat di ruang Flamboyan terdiri dari:

Pendidikan Jumlah Perawat Presentase


Ners 3 16,67 %
S.kep 0 0%
Diploma 15 83,33 %

8. Pelatihan
24
Di ruang Flamboyan terdapat 18 perawat dan 4 Pembantu Orang Sakit
(POS), setiap tenaga mengikuti pelatihan untuk meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan diruang Flamboyan. Pelatihan dibagi menjadi dua
yaitu pelatihan tenaga medis dan tenaga non-medis.
Pelatihan yang diadakan adalah :
a) Pelatihan yang wajib diikuti oleh semua karyawan magang yaitu
Program Orientasi Umum (POU), Program Orientasi Khusus
(POK) Bantuan Hidup Dasar (BHD), Fire And Safety, Infection
Control, Hand Higyene.
b) Pelatihan lain yang diberikan oleh rumah sakit yaitu Basic Life
Support (BLS), Management Kepala Bangsal diikuti oleh Kepala
Ruang, service excellent.

25

Anda mungkin juga menyukai