Anda di halaman 1dari 148

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.

T DENGAN MASALAH UTAMA


HALUSINASI PENGLIHATAN PADA KASUS SKIZOFRENIA
DI RUANG FLAMBOYAN RUMAH SAKIT JIWA
DAERAH Dr. RM SOEDJARWADI
PROVINSI JAWA TENGAH

DISUSUN OLEH :
WILLIAM ADI TAMA
1804076

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


STIKES BETHESDA YAKKUM
YOGYAKARTA
2019
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. T DENGAN MASALAH UTAMA
HALUSINASI PENGLIHATAN PADA KASUS SKIZOFRENIA
DI RUANG FLAMBOYAN RUMAH SAKIT JIWA
DAERAH Dr. RM SOEDJARWADI
PROVINSI JAWA TENGAH

ASUHAN KEPERAWATAN

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas di stase


keperawatan jiwa

WILLIAM ADI TAMA

1804076

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

STIKES BETHESDA YAKKUM

YOGYAKARTA

2019

ii
LEMBARAN PENGESAHAN

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik


STIKES Bethesda Yakkum RSJD Dr. RM Soedjarwadi
Yogyakarta Provinsi Jawa Tengah

Indah Prawesti, S.Kep.,Ns.,M.Kep Purnomo S.Kep.,Ns

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis persembahkan kehadirat Tuhan Yang Esa, karena berkat
rahmat dan karunia-nya semata sehingga penulis mampu menyelesaikan
penyusunan laporan hasil praktik klinik dengan judul “Asuhan keperawatan pada
Tn. T dengan masalah utama Halusinasi penglihatan pada kasus skizofrenia di
Ruang Flambooyan Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. RM Soedjarwadi Provinsi Jawa
Tengah”.
Penyusunan laporan praktik klinik ini dapat terlaksana dengan baik berkat
dukungan dari banyak pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Vivi Retno Intening, S.Kep.,Ns.,MAN selaku ketua Stikes Bethesda
Yakkum Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan penulis untuk
praktik klinik keperawatan jiwa di Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. RM
Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah.
2. Bapak dr. Tri kuncoro, M.M.R selaku direktur Rumah Sakit Jiwa Daerah
Dr. RM Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah yang telah menerima
praktikan dan memperbolehkan berproses di rumah sakit jiwa.
3. Bapak Purnomo S.kep.,Ns, selaku pembimbing klinik Rumah Sakit Jiwa
Daerah Dr. RM Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah.
4. Bapak Indah Prawesti, S.Kep.,Ns.,M.Kep , selaku dosen pembimbing
akademik STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta.
5. Perawat – perawat rumah sakit yang selalu memberikan motivasi dan
masukan.
6. Berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam penyusunan laporan praktik klinik.

iv
Dalam laporan praktik klinik ini, penulis menyadari masih belum sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik untuk laporan praktik klinik ini.

Yogyakarta, Juli 2019

Penulis

v
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................... ii


HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................................. iv
DAFTAR ISI ................................................................................................ vi
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................ 3
C. Tujuan Penulisan .................................................................. 3
D. Metode Pengumpulan Data .................................................. 4

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA


A. Teori Medis : Skizofrenia
5
1. Definisi Skizofrenia ....................................................... 5
2. Etiologi Skizofrenia ....................................................... 6
3. Tanda dan gejala Skizofrenia ........................................ 8
4. Klasifikasi Skizofrenia .................................................. 9
5. Penatalaksanaan Skizofrenia ......................................... 10
6. Terapi psikososial Skizofrenia ...................................... 12
7. Prognosis Skizofrenia ....................................................
B. Teori Keperawatan : Perilaku Kekerasan 12
13
1. Definisi PK ...................................................................
14
2. Rentang respon PK........................................................
15
3. Proses Kemarahan…………………………………......
16
4. Faktor Predisposisi………………………………….....
16
5. Faktor Presipitasi…………………………………........
17
6. Tanda dan gejala PK.......................................................

vi
7. Teori Keperawatan……………………………………. 19
8. NCP PK .........................................................................
BAB III TINJAUN KASUS 36
A. Pengkajian ............................................................................ 53
B. Analisa Data, Daftar Masalah, Pohon Masalah ................... 54
C. Daftar Diagnosa Keperawatan .............................................. 55
D. Rencana Keperawatan .......................................................... 123
E. Catatan Perkembangan .........................................................
BAB IV PENUTUP 133
134
A. Kesimpulan ..........................................................................
135
B. Saran ....................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................
LAMPIRAN

vii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Menurut data World Health Organization (WHO), masalah gangguan
kesehatan jiwa di seluruh dunia memang sudah menjadi masalah yang
sangat serius. Data WHO pada tahun 2010 menyatakan paling tidak ada satu
dari empat orang di dunia mengalami gangguan kesehatan jiwa. WHO
memperkirakan ada sekitar 450 juta orang di dunia mengalami gangguan
kesehatan jiwa. Sementara itu, menurut Uton Muchtar Rafei, Direktur WHO
wilayah Asia Tenggara hampir 1/3 dari penduduk di wilayah ini penah
mengalami gangguan neuropsikiatri. Hal ini dapat dilihat dari Survei
Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 saja di Indonesia
diperkirakan sebanyak 264 dari 1.000 anggota rumah tangga menderita
gangguan kesehatan jiwa. Arul Anwar (Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat
Departemen kesehatan) mengatakan bahwa jumlah penderita gangguan
kesehatan jiwa di masyarakat sangat tinggi, yakni satu dari empat penduduk
Indonesia menderita kelainan jiwa rasa cemas depresi, stress,,
penyalahgunaan obat, kenakalan remaja sampai skizofrenia. Di era
globalisasi, gangguan kejiwaan meningkat sebagai contoh penderita tidak
hanya dari kalangan bawah sekarang kalangan pejabat dan masyarakat
lapisan menengah ke atas juga terkena gangguan jiwa (Yosep, 2009)

Prognosis untuk skizofrenia pada umumnya kurang begitu


menggembirakan. Sekitar 25% pasien dapat pulih dai episode awal dan
fungsinya dapat kembali pada tingkat premorbid sebelum munculnya
gangguan tersebut. Sekitar 25% pasien tidak akan pernah pulih dan
perjalanan penyakitnya cenderung memburuk. Sekitar 50% berada
diantaranya, ditandai ada kekambuhan priodik dan ketidakmampuan
berfungsi dengan efektif kecuali untuk waktu yang singkat. Mortalitas
pasien skizofrenia lebih tinggi secara signifikan daripada populasi umum.

1
2

Sering terjadi bunuh diri, gangguan fisik yang menyertai masalah


penglihatan dan gigi, tekanan darah tinggi diabetes, penyakit yang
ditularkan secara seksual (Arif, 2011).

Undang – Undang Kesehatan Jiwa No. 03 tahun 1966 ditetapkan oleh


pemerintah Republik Indonesia (RI), maka jalan lebih terbuka untuk
mnghimpun semua potensi guna secara bertahap melaksanakan modernisasi
semua sistem rumah sakit serta fasilitas kesehatan jiwa di Indonesia.
Direktorat Kesehatan Jiwa mngadakan kerjasama dengan berbagai instansi
pemerintahan dan dengan bagian Ilmu Kedokteran Jiwa dari Fakultas
Kedokteran pemerintah maupun dengan badan Internasional (Maramis,
2009). Pemberian obat yang tidak tepat dengan standar dan tujuan terapi,
maka akan merugikan pasien. Penggunaan obat yang tidak rasional seperti
tidak tepat indikasi, dosis, obat dan pasien sering kali dijumpai dalam
praktik sehari – hari, baik di PUSKESMAS, rumah sakit maupun swasta.
Hal tersebut dapat menjadi penyebab kegagalan terapi pengobatan
skizofrenia (Anonim, 2012).

Oleh karena itu, penulis menulis makalah ini yang akan dibahas pada mata
kuliah Psikologi Keperawatan. Skizofrenia adalah gangguan psikotik yang
sifatnya merusak, melibatkan gangguan berfikir, persepsi, pembicaraan,
emosional, dan gangguan perilaku. Gangguan psikotik adalah gangguan
jiwa yang ditandai dengan ketidakmampuan individu menilai kenyataan
yang terjadi (Anonim, 2012). Gangguan jiwa skizofrenia merupakan
gangguan jiwa yang berat dan gawat yang dapat dialami manusia sejak
muda dan dapat berlanjut menjadi kronis dan lebih gawat ketika muncul
pada lanjut usia (lansia) karena menyangkut perubahan pada segi fisik,
psikologis dan sosial-budaya. Skizofrenia pada lansia angka prevalensinya
sekitar 1% dari kelompok lanjut usia (Dep.Kes.1992).
3

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, maka dapat di rumuskan permasalahan sebagai
berikut : “Bagaimana asuhan keperawatan pada Tn. S dengan masalah
utama halusinasi pendengaran pada kasus skizofrenia di Ruang Geranium
Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. RM Soedjarwadi Klaten Provinsi Jawa
Tengah tahun 2019?“.

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mengetahui asuhan keperawatan pada Tn. S dengan masalah utama
halusinasi pendengaran pada kasus skizofrenia di Ruang Geranium
Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. RM Soedjarwadi Klaten Provinsi Jawa
Tengah tahun 2019.
2. Tujuan Khusus
Diharapkan mahasiswa untuk merawat secara profesional dan mampu :
a. Melakukan pengkajian secara menyeluruh pada klien dengan kasus
Halusinasi Pendengaran
b. Melakukan analisa data pada klien dengan kasus Halusinasi
Pendengaran
c. Mengelompokan daftar masalah pada klien dengan kasus
Halusinasi Pendengaran
d. Membuat pohon masalah pada klien dengan kasus Halusinasi
Pendengaran
e. Menentukan diagnosa keperawatan pada klien dengan Halusinasi
Pendengaran
f. Menyusun rencana asuhan keperawatan pada klien dengan
Halusinasi Pendengaran Melakukan implementasi pada asuhan
keperawatan pada klien dengan kasus Halusinasi Pendengaran
g. Melakukan evaluasi dengan benar pada klien dengan Halusinasi
Pendengaran
4

h. Mendokumentasikan asuhan keperawatan pada klien dengan


Halusinasi Pendengaran

D. Metode Pengumpulan Data


1. Wawancara
Wawancara adalah menanyakan atau membuat tanya-jawab yang
berkaitan dengan masalah yang dihadapi oleh klien, biasa juga disebut
dengan anamnesa. Wawancara berlangsung untu menanyakan hal-hal
yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi klien dan merupakan
suatu komunikasi yang direncanakan.
Tujuan dari wawancara adalah untuk memperoleh data tentang masalah
kesehatan dan masalah keperawatan klien, serta untuk menjalin
hubungan antara perawat dengan klien. Selain itu wawancara juga
bertujuan untuk membantu klien memperoleh informasi dan
berpartisipasi dalam identifikasi masalah dan tujuan keperawatan, serta
membantu perawat untuk menentukan investigasi lebih lanjut selama
tahap pengkajian. Pengumpulan data dilakukan melalui tanya jawab
kepada klien atau keluarga yang dapat dilakukan setiap saat selama
pemberian asuhan keperawatan dengan memperhatikan kondisi pasien.
2. Observasi
Observasi adalah mengamati perilaku dan keadaan klien untuk
memperoleh data tentang masalah kesehatan dan keperawatan klien.
pengumpulan data dilakukan melalui hasil pengamatan tentang kondisi
klien dalam kerangka asuhan keperawatan.
Observasi dilakukan dengan menggunakan penglihatan dan alat indra
lainnya, melalui rabaan, sentuhan dan pendengaran. Tujuan dari
observasi adalah mengumpulkan data tentang masalah yang dihadapi
klien melalui kepekaan alat panca indra.
5

4. Studi Dokumentasi
Pengumpulan data didapatkan dari hasil yang telah didokumentasikan
sebelumnya atau studi dokumentasi yaitu salah satunya pada buku
catatan pemberian obat.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Teori Medis


1. Skizofrenia
a. Definisi
Skizofrenia adalah penyakit neurologis yang mempengaruhi persepsi
pasien, cara berfikir, bahasa, emosi, dan perilaku sosialnya (Neurogical
disease that affects a person’s perception, thinking, language, emotion,
and social behavior) (Yosep, 2016).
Skizofrenia adalah suatu bentuk psikosa fungsional dengan gangguan
utama pada proses fikir serta disharmoni (keretakan, perpecahan) antara
proses fikir, afek/emosi, kemauan dan psikomotor disertai distorsi
kenyataan, terutama karena waham dan halusinasi; assosiasi terbagi-
bagi sehingga timbul inkoherensi (Direja, 2011).
b. Jenis Skizofrenia
Menurut Direja (2011) jenis Skizofrenia adalah:
1) Skizofrenia simplex
Skizofrenia dengan gejala utama kedangkalan emosi dan
kemunduran kemauan.
2) Skizofrenia hebefrenik
Skizofrenia dengan gejala utama gangguan proses fikir, gangguan
kemauan dan depersonalisasi. Banyak terdapat waham dan
halusinasi.
3) Skizofrenia katatonik
Skizofrenia dengan gejala utama pada psikomotor seperti stupor
maupun gaduh gelisah katatonik.
4) Skizofrenia paranoid
Skizofrenia dengan gejala utama kecurigaan yang ekstrem disertai
waham kejar dan kebesaran.

5
6

5) Episode Skizofrenia akut


Adalah kondisi akut mendadak yang disertai dengan perubahan
kesadaran, kesadaran mungkin berkabut.
6) Skizofrenia psiko-afektif
Yaitu adanya gejala Skizofrenia yang menonjol dengan disertai
gejala depresi atau mania.
7) Skizofrenia residual
Skizofrenia dengan gejala-gejala primernya dan muncul setelah
beberapa kali serangan Skizofrenia.
c. Etiologi
Menurut Kaplan (2008) penyebab terjadinya skizofrenia sebagai
berikut:
1) FaktorfNeurobiologi
Penelitian menunjukkan bahwa pada pasien skizofrenia ditemukan
adanya kerusakan pada bagian otak tertentu. Namun sampai kini
belum diketahui bagaimana hubungan antara kerusakan pada bagian
otak tertentuadenganamunculnyaasimptomaskizofrenia. Terdapat
beberapa area tertentu dalam otak yang berperan dalam membuat
seseorang menjadi patologis, yaitu sitem limbik, korteks frontal,
cerebellum dan ganglia basalis. Keempat area tersebut saling
berhubungan, sehingga disfungsi pada satu area mungkin
melibatkan proses patologis primer pada area yang lain. Dua hal
yang menjadi sasaran penelitian adalah waktu dimana kerusakan
neuropatologis muncul pada otak, dan interaksi antara kerusakan
tersebut dengan stressor lingkungan dan sosial.
2) HipotesaaDopamin
Menurut hipotesa ini, skizofrenia terjadi akibat dari peningkatan
aktivitas neurotransmitter dopaminergik. Peningkatan ini mungkin
merupakan akibat dari meningkatnya pelepasan dopamine, terlalu
banyaknya reseptor dopamine, turunnya nilai ambang, atau
7

hipersentivitas reseptor dopamine, atau kombinasi dari faktor-faktor


tersebut.
3) FaktoraGenetika
Penelitian tentang genetik telah membuktikan faktor
genetik/keturunan merupakan salah satu penyumbang bagi jatuhnya
seseorang menjadi skizofren. Resiko seseorang menderita skizofren
akan menjadi lebih tinggi jika terdapat anggota keluarga lainnya
yang juga menderita skizofren, apalagi jika hubungan keluarga
dekat. Penelitian terhadap anak kembar menunjukkan keberadaan
pengaruh genetik melebihi pengaruh lingkungan pada munculnya
skizofrenia, dan kembar satu telur memiliki kemungkinan lebih
besar untuk mengalami skizofrenia.
4) Faktor Psikososial
Teori Tentang Individu Pasien
a) TeoriaPsikoanalitik
Freud beranggapan bahwa skizofrenia adalah hasil dari fiksasi
perkembangan, yang muncul lebih awal daripada gangguan
neurosis. Jika neurosis merupakan konflik antara id dan ego,
maka psikosis merupakan konflik antara ego dan dunia luar.
Harry Stack Sullivan mengatakan bahwa gangguan skizofrenia
disebabkan oleh kesulitan interpersonal yang terjadi sebelumnya,
terutamaayangaberhubungan denganaapaayangadiasuhaibuayang
salah,ayaituacemasaberlebihan.
Secara umum, dalam pandangan psikoanalitik tentang
skizofrenia, kerusakan ego mempengaruhi interprestasi terhadap
realitas dan kontrol terhadap dorongan dari dalam, seperti seks
dan agresi.
b) TeoriaPsikodinamik
Berbeda dengan model yang kompleks dari Freud, pandangan
psikodinamik setelahnya lebih mementingkan hipersensitivitas
terhadap berbagai stimulus. Hambatan dalam membatasi
8

stimulus menyebabkan kesulitan dalam setiap fase


perkembangan selama masa kanak-kanak dan mengakibatkan
stress dalam hubungan interpersonal. Menurut pendekatan
psikodinamik, simptom positif diasosiasikan dengan onset akut
sebagai respon terhadap faktor pemicu/pencetus, dan erat
kaitannya dengan adanya konflik. Simptom negatif berkaitan erat
dengan faktor biologis, dan karakteristiknya adalah absennya
perilaku/fungsi tertentu. Sedangkan gangguan dalam hubungan
interpersonal mungkin timbul akibat konflik intrapsikis, namun
mungkin juga berhubungan dengan kerusakan ego yang
mendasar.
c) TeoriaTentangaKeluarga
Beberapa pasien skizofrenia-sebagaimana orang yang mengalami
nonpsikiatrik-berasal dari keluarga dengan disfungsi, yaitu
perilaku keluarga yang patologis, yang secara signifikan
meningkatkan stress emosional yang harus dihadapi oleh pasien
skizofrenia. Antara lain:
(1) DoubleaBind
Konsep yang dikembangkan oleh Gregory Bateson untuk
menjelaskan keadaan keluarga dimana anak menerima
pesan yang bertolak belakang dari orangtua berkaitan
dengan perilaku, sikap maupun perasaannya. Akibatnya
anak menjadi bingung menentukan mana pesan yang benar,
sehingga kemudian ia menarik diri kedalam keadaan
psikotik untuk melarikan diri dari rasa konfliknya itu.
(2) EkspresiaEmosi
Orang tua atau pengasuh mungkin memperlihatkan sikap
kritis, kejam dan sangat ingin ikut campur urusan pasien
skizofrenia. Banyak penelitian menunjukkan keluarga
dengan ekspresi emosi yang tinggi (dalam hal apa yang
9

dikatakan maupun maksud perkataan) meningkatkan tingkat


relapse pada pasien skizofrenia
d) TeoriaSosial
Beberapa teori menyebutkan bahwa industrialisasi dan urbanisasi
banyak berpengaruh dalam menyebabkan skizofrenia. Meskipun
ada data pendukung, namun penekanan saat ini adalah dalam
mengetahui pengaruhnya terhadap waktu timbulnya onset dan
keparahan penyakit.
d. Patofisiologi
Perjalanan penyakit skizofrenia sangat bervariasi pada tiap-tiap
individu. Perjalanan klinis skizofrenia berlangsung secara perlahan-
lahan, meliputi beberapa fase yang dimulai dari keadaan premorbid,
prodromal, fase aktif dan keadaan residual (Yosep, 2016).
Pola gejala premorbid merupakan tanda pertama penyakit skizofrenia,
walaupun gejala yang ada dikenali hanya secara retrospektif.
Karakteristik gejala skizofrenia yang dimulai pada masa remaja akhir
atau permulaan masa dewasa akan diikuti dengan perkembangan gejala
prodromal yang berlangsung beberapa hari sampai beberapa bulan.
Tanda dan gejala prodromal skizofrenia dapat berupa cemas, gundah
(gelisah), merasa diteror atau depresi. Penelitian retrospektif terhadap
pasien dengan skizofrenia menyatakan bahwa sebagian penderita
mengeluhkan gejala somatik, seperti nyeri kepala, nyeri punggung dan
otot, kelemahan dan masalah pencernaan (Yosep, 2016).
Fase aktif skizofrenia ditandai dengan gangguan jiwa yang nyata secara
klinis, yaitu adanya kekacauan dalam pikiran, perasaan dan perilaku.
Penilaian pasien skizofrenia terhadap realita terganggu dan pemahaman
diri (tilikan) buruk sampai tidak ada. Fase residual ditandai dengan
menghilangnya beberapa gejala klinis skizofrenia, yang tinggal hanya
satu atau dua gejala sisa yang tidak terlalu nyata secara klinis, yaitu
dapat berupa penarikan diri (withdrawal) dan perilaku aneh (Yosep,
2016).
10

e. Tanda gejala
Menurut Yosep (2009), tanda dan gejala dari schizophrenia antara lain:
1) Gejala Positif
a) Delusi atau waham, yaitu suatu keyakinan yang tidak rasional
meskipun telah dibuktikan secara objektif bahwa keyakinannya
itu tidak rasional, namun penderita tetap meyakini
kebenarannya.
b) Halusinasi, yaitu pengalaman panca indera tanpa ada
rangsangan (stimulus).
c) Kekacauan alam pikir, yang dapat dilihat dari isi
pembicaraanya.
d) Gaduh, gelisah, tidak dapat diam, mondar-mandir, agresif,
bicara dengan semangat dan gembira berlebihan.
e) Merasa dirinya “orang besar”, merasa serba mampu, serba hebat
dan sejenisnya.
f) Pikirannya penuh dengan kecurigaan atau seakan-akan ada
ancaman terhadap dirinya.
2) Gejala Negatif
a) Alam perasaan (affect) “tumpul” atau “mendatar”. Gambaran
alam perasaan ini dapat terlihat dari wajahnya yang tidak
menunjukkan ekspresi
b) Menarik diri atau mengasingkan diri.
c) Kontak emosianal amat miskin, pendiam
d) Pasif dan apatis
e) Sulit dalam berpikir abstrak
f) Pola pikir stereotipy
11

g) Tidak ada/ kehilangan dorongan kehendak dan tidak ada


inisiatif, tidak ada upaya dan usaha, tidak ada spontanitas,
monoton, serta tidak ingin apa-apa.

2. Halusinasi
a. Definisi
Halusinasi adalah terganggunya persepsi sensori seseorang, dimana
tidak terdapat stimulus, pasien merasakan stimulus yang sebenarnya
tidak ada (Yosep, 2016).
Halusinasi adalah perubahan persepsi sensori : keadaan dimana
individu atau kelompok mengalami atau beresiko mengalami suatu
perubahan dalam jumlah, pola atau interpretasi stimulus yang datang
(Stuart and Sundeen, 2010).
b. Etiologi
Halusinasi disebabkan oleh Skizofrenia gangguan mental organik,
penggunaan zat halusinofenik, ketidakseimbangan endokrin, gangguan
afektif, depresi, sindrom putus asa dan keracunan obat. Faktor genetik,
neurobiology, neurotransmiter dan psikologis.
1) Faktor predisposisi (Stuart and Sundeen, 2010)
a) Faktor perkembangan
Pada tahap perkembangan individu mempunyai tugas
perkembangan yang berhubungan dengan pertumbuhan
interpersonal, bila dalam pencapaian tugas perkembangan
tersebut mengalami gangguan akan menyebabkan seseorang
berperilaku menarik diri.
b) Faktor biologik
Abnormalitas otak yang menyebabkan respon neurobiologis
yang maladaptif yang baru dimulai dipahami,ini termasuk hal-
12

hal sebagai berikut: Penilaian pencitraan otak sudah mulai


menunjukkan keterlibatan otak yang lebih luas dalam
perkembangan skizofrenia, lesi pada area frontal temporal dan
limbic paling berhubunggan dengan perilaku psikotik, beberapa
kimia otak dikaitkan dengan gejala skizofrenia antara lain:
dopamin, neurotransmitter dan lain lain.

c) Faktor sosiokultural.
Teori social budaya atau lingkungan meyakini bahwa orang
yang berasal dari sosial ekonomi rendah atau kondisi orang tua
tunggal dan tidak mempunyai kesempatan mendapatkan
penghargaan dari orang lain yang dapat mempengaruhi
gangguan orientasi realita sehingga memberikan reaksi yang
salah dan tidak mampu berespon terhadap stimulus dari luar.
Isolasi sosial merupakan factor dalam gangguan
berhubungan.akibat dari dari norma yang tidak mendukung
pendekatan terhadap orang lain atau tidak menghargai anggota
masyarakat yang tidak produktif seperti lansia, orang cacat dan
berpenyakit kronis
d) Faktor keluarga.
Sistem keluarga yang terganggu dan norma keluarga yang tidak
mendukung hubungan keluarga dengan pihak lain diluar
keluarga dengan pihak lain diluar keluarga dapat
mengembangkan perilaku menarik diri. Faktor genetik dapat
mendukung terjadinya gangguan dalam hubungan sosial
sehingga menimbulkan perilaku menarik diri sampai dengan
halusinasi.
2) Faktor presipitasi (Stuart and Sundeen, 2010).
a) Stressor sosio kultural
(1) Menurunnya stabilitasi unit keluarga.
13

(2) Berpisah dari orang yang berarti dalam keluarga dalam


kehidupannya missalnya karena dirawat di rumah sakit,
perceraian.
b) Stresor psikologik
Ansietas berat yang berkepanjangan terjadi bersamaan dengan
keterbatasan kemampuan untuk mengatasinya.
c) Biologis
Stressor biologis yang berhubungan dengan respon
neurobiologis yang maladaptif.
d) Gangguan dalam putaran umpan balik otak yang mengatur
proses informasi.
c. Tahapan halusinasi
Menurut Yosep (2016) tahapan halusinasi adalah:
1) Stage I Sleep Disorder (fase awal seseorang sebelum muncul
halusinasi)
Karakteristik: klien merasa banyak masalah, ingin menghindar dari
lingkungan, takut diketahui orang lain bahwa dirinya banyak
masalah. Masalah makin terasa sulit karena berbagai stresor
terakumulasi. Sulit tidur berlangsung terus menerus sehingga
terbiasa menghayal. Klien menganggap lamunan-lamunan awal
tersebut sebagai pemecahan masalah.
2) Stage II Comforting-moderate level of anxiety (halusinasi secara
umum diterima sebagai sesuatu yang alami)
Karakteristik: pasien mengalami emosi yang berlanjut seperti
adanya perasaan cemas, kesepian, perasaan berdosa, ketakutan dan
mencoba memusatkan pemikiran pada timbulnya kecemasan. Klien
beranggapan pengalaman pikiran dan sensorinya dapat ia kontrol
bila kecemasannya diatur, dalam tahap ini ada kecenderungan klien
merasa nyaman dengan halusinasinya.
3) Stage III Condemning-severe level of anxiety (secara umum
halusinasi sering mendatangi klien)
14

Karakteristik: pengalaman sensori klien menjadi sering datang dan


mengalami bias. Klien mulai mulai merasa tidak mampu lagi
mengontrolnya dan mulai berupaya menjaga jarak antara dirinya
dengan objek yang dipersepsikan, klien mulai menarik diri dari
orang lain dengan intensitas waktu yang lama.

4) Stage IV Controling-severe level of anxiety (fungsi sensori menjadi


tidak relevan dengan kenyataan)
Karakteristik: klien mencoba melawan suara-suara atau sensori
abnormal yang datang. Klien dapat merasakan kesepian bila
halusinasinya berakhir. Dari sini dimulai fase gangguan psikotik
5) Stage V conquering-panic level of anxiety (klien mengalami
gangguan dalam menilai lingkungannya)
Karakteristik: pengalaman sensorinya terganggu, klien mulai
merasa terancam dengan datangnya suara-suara terutama bila klien
tidak dapat menuruti ancaman atau perintah yang ia dengar dari
halusinasinya. Halusinasi dapat berlangsung selama minimal 4 jam
atau seharian bila klien tidak mendapatkan komunikasi terapeutik,
terjadi gangguan psikotik berat.
d. Jenis dan tanda gejala halusinasi
Menurut Stuart dan Sundeen (2010) ada beberapa jenis dan tanda
gejala halusinasi, yaitu:
No Jenis Halusinasi Data Objektif Data subjektif
1. Halusinasi - Bicara/tertawa - Mendengar
pendengaran sendiri suara-suara atau
(klien mendengar - Marah-marah kegaduhan
suara/bunyi yang tanpa sebab - Mendengar suara
tidak ada - Mendekatkan yang mengajak
hubungannya telinga ke arah bercakap-cakap
dengan stimulus tertentu - Mendengar suara
yang nyata/ - Menutup telinga yang menyuruh
lingkungan) melakukan
15

No Jenis Halusinasi Data Objektif Data subjektif


sesuatu yang
berbahaya
2. Halusinasi - Menunjuk- - Melihat
penglihatan nunjuk kearah bayangan, sinar,
(klien melihat tertentu bentuk
gambaran yang - Ketakutan pada geometris,
jelas/samar sesuatu yang kartun, melihat
terhadap adanya tidak jelas hantu, atau
stimulus yang monster
nyata dari
lingkungan dan
orang lain tidak
melihatnya)
3. Halusinasi - Mengendus- - Membaui bau-
penciuman endus seperti bauan seperti bau
(klien mencium sedang membaui darah, urin,
suatu bau yang bau-bauan feses, dan
muncul dari tertentu terkadang bau-
sumber tertentu - Menutup hidung bau tersebut
tanpa stimulus menyenangkan
yang nyata) bagi klien
4. Halusinasi - Sering meludah - Merasakan rasa
pengecapan - Muntah seperti darah,
(klien merasakan urin, feses.
sesuatu yang tidak
nyata, biasanya
merasakan rasa
makanan yang
tidak enak)
5. Halusinasi - Menggaruk- - Mengatakan ada
perabaan garuk permukaan serangga di
(klien merasakan kulit permukaan kulit
sesuatu pada - Merasa seperti
kulitnya tanpa ada tersengat listrik
stimulus yang
nyata)
6. Halusinasi - Memegang - Mengatakan
kinestetik kakinya yang badannya
(klien merasa dianggapnya melayang
badannya bergerak bergerak sendiri diudara
dalam suatu
ruangan atau
anggota badannya
bergerak)
7. Halusinasi visceral - Memegang - Mengatakan
16

No Jenis Halusinasi Data Objektif Data subjektif


(perasaan tertentu badannya yang perutnya
timbul dalam dianggapnya mengecil setelah
tubuhnya) berubah bentuk minum

e. Rentang respon halusinasi


Adaptif Maladaptif

Respon Adaptif Distorsi pikiran Gejala pikiran


- Respon logis - Proses pikir - Waham, halusinasi
- Persepsi terganggu - Kerusakan proses
Akurat - Ilusi emosi
- Emosi konsisten - Perilaku aneh/tidak - Perilaku disorganisasi
denganadapti
Respon sesuai - Isolasi sosial
pengalaman - Menarik diri
- Perilaku sesuai
- Hubungan social
humoris
Keliat, 2014)
Adaptif adalah perilaku, sosial dan budaya secara umum yang berlaku
didalam masyarakat, dimana individu menyelesaikan masalah dalam
batas normal yang meliputi:
1) Pikiran logis adalah segala sesuatu  yang diucapkan dan
dilaksanakan oleh individu sesuai dengan kenyataan.
2) Persepsi akurat adalah penerimaan pesan yang disadari oleh indra
perasaan, dimana dapat membedakan objek yang satu dengan yang
lain dan mengenai kualitasnya menurut berbagai sensasi yang
dihasilkan.
17

3) Emosi konsisten dengan pengalaman adalah respon yang diberikan


individual sesuai dengan stimulus yang datang.
4) Perilaku sesuai dengan cara bersikap individu yang sesuai dengan
perannya.
5) Hubungan sosial harmonis dimana individu dapat berinteraksi dan
berkomunkasi dengan orang lain tanpa adanya rasa curiga, bersalah
dan tidak senang.
Sedangkan maladaptif adalah suatu respon yang tidak dapat diterima
oleh norma-norma sosial dan budaya secara umum yang berlaku
dimasyarakat, dimana individu dalam menyelesaikan  masalah tidak
berdasarkan norma yang sesuai diantaranya :
1) Gangguan proses pikir atau waham adalah ketidakmampuan otak
untuk memproses data secara akurat yang dapat menyebabkan
gangguan proses pikir, seperti ketakutan, merasa hebat, beriman,
pikiran terkontrol, pikiran yang terisi dan lain-lain.
2) Halusinasi adalah gangguan identifikasi stimulus berdasarkan 
informasi yang diterima otak dari lima indra seperti suara, raba,
rasa, bau, dan pengelihatan.
3) Kerusakan proses emosi adalah respon yang diberikan individu
tidak sesuai dengan stimulus yang datang.
4) Perilaku yang tidak terorganisir adalah cara bersikap individu yang
tidak sesuai dengan peran.
5) Isolasi sosial adalah dimana individu yang mengisolasi dirinya dari
lingkungan atau tidak mau berinteraksi dengan lingkungan

f. Pohon Masalah
Resiko perilaku kekerasan (akibat)

Perubahan Persepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran (core problem)


18

Isolasi Sosial: Menarik Diri (penyebab)

Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah

(Keliat, 2014)

B. Konsep Teori Keperawatan


1. Faktor predisposisi
a. Faktor perkembangan terlambat.
1) Usia bayi tidak terpenuhi kebutuhan makanan, minuman dan rasa
aman.
2) Usia balita tidak terpenuhi kebutuhan otonomi.
3) Usia sekolah mengalami peristiwa yang tidak terselesaikan.
b. Faktor komunikasi dalam keluarga.
1) Komunikasi peran ganda.
2) Tidak ada komunikasi.
3) Tidak ada kehangatan.
4) Komunikasi dengan emosi berlebihan.
5) Komunikasi tertutup.
6) Orang tua yang membandingkan anak-anaknya orang tua yang
otoritas dan konflik orang tua
c. Faktor sosialisasi budaya
Isolasi sosial usia lanjut, cacat, sakit kronis, tuntutan lingkungan yang
terlalu tinggi.
1) Faktor psikologis
Mudah kecewa, mudah putus asa, kecemasan tinggi, menutup diri,
ideal diri tinggi, harga diri rendah, identitas diri tidak jelas, krisis
peran, gambaran diri negatif dan koping destruktif.
19

2) Faktor biologis
Adanya kegiatan terhadap fisik, berupa atropi otak, pembesaran
ventrikel, perubahan bentuk sel dalam sel kortek dan limbik.
3) Faktor genetik
Skizofrenia diturunkan melalui kromosom tertentu.

2. Faktor presipitasi
a. Kesehatan
Nutrisi dan kurang tidur, ketidakseimbangan irama sirkardian,
kelelahan, infeksi, obat-obatan, sistem saraf pusat, kurangnya latihan
dan hambatan untuk menjangkau pelayanan kesehatan.
b. Lingkungan
Lingkungan sekitar yang memusuhi, masalah dalam rumah tangga,
kehilangan kebebasan hidup dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari
sukar dalam berhubungan dengan orang lain, isolasi sosial, kurangnya
dukungan sosial, tekanan pekerjaan, kemiskinan.
c. Sikap
Merasa tidak mampu (harga diri rendah), putus asa (tidak percaya
diri), merasa gagal (kehilangan motivasi), kehilangan kendali diri,
rendahnya kemampuan bersosialisasi.
3. Perilaku
Respon perilaku klien terhadap halusinasi dapat berupa curiga, ketakutan
rasa tidak aman, gelisah, bingung, perilaku merusak diri, kurang
perhatian, tidak mempu mengambil keputusan, bicara inkoheren, bicara
sendiri, tidak dapat membedakan yang nyata dengan yang tidak nyata.
Perilaku klien yang mengalami halusinasi sangat tergantung pada jenis
halusinasinya, meliputi:
a. Isi halusinasi
20

Dapat ditanyakan suara apa yang didengar apa saja yang dikatakan
suara itu jika halusinasi auditorik. Apa bentuk bayangan yang dilihat
jika halusinasi visual, bau apa yang dicium jika halusinasi penghidu,
rasa apa yang dikecap jika halusinasi pengecap, apa yang dirasakan
dipermukaan jika halusinasi perabaan.
b. Waktu dan frekuensi
Kapan pengalaman halusinasi muncul, berapa hari sekali sehari,
seminggu atau sebulan halusinasi muncul.

c. Pencetus halusinasi
Identifikasi situasi yang dialami sebelum halusinasi muncul
d. Respon klien
Menentukan sejauh mana halusinasi telah mempengaruhi klien, bisa
dikaji dengan melihat apa yang dilakukan klien saat halusinasi muncul.
4. Mekanisme koping
a. Regresi
Menjadi malas beraktivitas sehari-hari.
b. Proyeksi
Menjelaskan perubahan suatu persepsi dengan berusaha untuk
mengalihkan tanggung jawab kepada orang lain.
c. Menarik diri
Sulit mempercayai orang lain dan asyik dengan stimulasi internal.
5. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko perilaku kekerasan
b. Gangguan persepsi sensori : Halusinasi
c. Isolasi sosial : menarik diri
d. Harga diri rendah
21
6. Rencana Tindakan Keperawatan
Perubahan Sensori Persepsi : Halusinasi
Nama : Diagnosa Medis :
No RM : Ruang :
No Tgl Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan
1. Perubahan SP 1 :
Sensori Klien dapat Setelah 1 x 1. Diskusikan isi halusinasi 1. Tingkah laku klien terkait
Persepsi : mengidentifikasi pertemuan klien (seperti : “bunuh halusinasi menunjukkan isi
Halusinasi isi, frekuensi, diharapkan klien dia, cekik dia, dll). halusinasi yang klien alami.
waktu terjadi, dapat 2. Diskusikan frekuensi 2. Tingkah laku klien terkait
situasi pencetus, mengidentifikasi (dalam sehari) klien halusinasi menunjukkan
perasaan, respon isi, frekuensi, mengalami halusinasi frekuensi halusinasi yang
halusinasi. waktu terjadi, klien alami.
situasi pencetus, 3. Diskusikan waktu 3. Tingkah laku klien terkait
perasaan, respon terjadinya halusinasi halusinasi menunjukkan
halusinasi. dengan klien waktu terjadinya halusinasi
4. Diskusikan situasi dan 4. Tingkah laku klien
kondisi yang menunjukkan situasi dan
menimbulkan atau tidak kondisi halusinasi yang klien
menimbulkan halusinasi alami
5. Diskusikan perasaan 5. Ungkapan menunjukkan apa
yang saat itu pasien yang dibutuhkan dan
rasakan (saat halusinasi) dirasakan oleh klien
6. Identifikasi dengan klien 6. Respon yang dirasakan saat
apa yang dirasakan jika itu menunjukkan halusinasi
terjadi halusinasi, beri yang dialami klien

19
No Tgl Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan
kesempatan klien untuk
mengungkapkan
perasaannya

SP 1 :
Klien dapat Setelah 1 x Jelaskan kepada klien cara- Mengontrol halusinasi
menjelaskan pertemuan cara yang dapat mengontrol merupakan salah satu upaya
cara mengontrol diharapkan klien halusinasi : untuk mengurangi/mengatasi
halusinasi : dapat a. Menghardik halusinasi pada klien
menghardik, menjelaskan b. Pemberian obat
obat, bercakap- cara mengontrol c. Bercakap-cakap
cakap dan halusinasi : d. Melakukan kegiatan
melakukan menghardik,
kegiatan obat, bercakap-
cakap dan
melakukan
kegiatan

SP 1:
Klien dapat Setelah 1 x 1. Jelaskan pengertian 1. Menghardik halusinasi
mendemonstrasi pertemuan mengontrol halusinasi adalah upaya mengendalikan
kan cara diharapkan klien dengan menghardik diri terhadap halusinasi
mengontrol dapat dengan cara menolak
halusinasi mendemonstrasi halusinasi yang muncul.
(menghardik) kan cara 2. Jelaskan tujuan 2. Tujuan dari menghardik agar
mengontrol mengontrol halusinasi pasien tidak larut untuk

20
No Tgl Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan
halusinasi dengan menghardik menuruti halusinasinya
(menghardik)
3. Jelaskan cara 3. Meningkatkan kognitif
mengontrol halusinasi pasien
dengan menghardik
4. Demonstrasikan cara 4. Memberikan gambaran pada
menghardik (dilakukan klien cara menghardik
oleh perawat)
5. Demonstrasikan cara 5. Melihat sejauh mana
menghardik bersama kemampuan pasien
dengan pasien
6. Minta klien 6. Menilai kemampuan klien
mendemonstrasikan
cara mengontrol
halusinasi dengan cara 7. Meningkatkan kepercayaan
menghardik diri klien
7. Beri pujian pada pasien
SP 1:
Klien dapat Setelah 1 x Bantu klien untuk Memasukkan kegiatan
memasukkan pertemuan memasukkan ke dalam mengontrol halusinasi ke dalam
latihan cara diharapkan klien jadwal kegiatan harian jadwal kegitan harian
mengontrol dapat latihan cara mengontrol merupakan upaya untuk
halusinasi memasukkan ke halusinasi dengan cara membiasakan diri melatih dan
dengan cara dalam jadwal menghardik mengaplikasikan cara
menghardik kegiatan mengontrol halusinasi klien.
2 Perubahan SP 2 :

21
No Tgl Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan
Sensori Klien dapat Setelah 1 x 1. Evaluasi aktivitas yang 1. Menilai keberhasilan latihan
Persepsi : menyebutkan pertemuan sudah terjadwal sebelumnya.
Halusinasi aktivitas yang diharapkan klien a. Tanyakan apakah
sudah terjadwal mampu aktivitas yang
mengevaluasi terjadwal sudah
latihan dilakukan
sebelumnya b. Anjurkan klien
(menghardik untuk menyebutkan
halusinasi) aktivitas yang sudah
dilakukan
(menghardik 2. Meningkatkan kepercayaan
halusinasi) diri klien
2. Beri pujian pada pasien
SP 2 :
Klien dapat Setelah 1 x 1. Jenis : agar klien lebih
menjelaskan pertemuan 1. Jelaskan jenis, mengenali jenis obat yang
jenis obat, guna diharapkan klien kegunaan, serta dosis dikonsumsi dirinya.
obat, dosis obat, dapat obat. Kegunaan : agar klien
frekuensi obat, mengontrol mengetahui manfaat dari
cara pemberian halusinasi obat yang diprogramkan
obat dan dengan teratur Dosis : agar klien memahami
kontinuitas minum obat dosis yang diberikan
minum obat. 2. Klien memahami frekuensi,
2. Jelaskan frekuensi, cara cara pemberian dan
pemberian dan kontinuitas minum obat yang
kontinuitas minum diprogramkan

22
No Tgl Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan
obat. 3. Mensukseskan program
pengobatan klien
3. Demonstrasikan cara
pemberian obat dengan
6 prinsip benar 4. Mensukseskan program
(perawat terlebih pengobatan klien
dahulu)
4. Demonstrasikan secara
bersama-sama dengan
klien cara pemberian 5. Mensukseskan program
obat dengan prinsip 6 pengobatan klien
benar
5. Beri kesempatan pada
klien untuk melakukan
secara mandiri cara 6. Mensukseskan program
pemberian obat dengan pengobatan klien
prinsip 6 benar
6. Demonstrasikan klien
minum obat secara
teratur dengan prinsip 6
benar (jenis, guna,
dosis, frekuensi, cara, 7. Meningkatkan kepercayaan
kontinuitas minum diri klien
obat)
7. Beri reinforcement
positif pada klien

23
No Tgl Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan
SP 2 :
Klien Setelah 1 x Bantu klien untuk Memasukkan kegiatan untuk
memasukkan pertemuan memasukkan latihan mengontrol halusinasi ke dalam
latihan diharapkan klien mengontrol halusinasi jadwal kegiatan harian
mengontrol dapat dengan cara menghardik merupakan upaya untuk
halusinasi memasukkan dan minum obat ke dalam membiasakan diri melatih
dengan cara latihan jadwal kegiatan harian. mengaplikasikan cara
menghardik dan mengontrol menghardik dan minum obat
minum obat ke halusinasi saat klien mengalami halusinasi.
dalam jadwal dengan cara
kegiatan harian. menghardik dan
minum obat ke
dalam jadwal
kegiatan harian.
SP 2 :
Klien dapat Setelah 1 x 1. Evaluasi latihan 1. Menilai perkembangan
mendemonstrasi pertemuan menghardik halusinasi kemampuan klien
kan cara diharapkan klien yang dilakukan klien
menghardik dan mampu a. Anjurkan klien
minum obat mengevaluasi menjelaskan
latihan tujuannya
sebelumnya b. Anjurkan klien
(menghardik untuk
halusinasi dan memperagakan cara
mengontrol menghardik 2. Menilai perkembangan
dengan cara 2. Evaluasi latihan teratur kemampuan klien

24
No Tgl Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan
minum obat) minum obat
a. Anjurkan klien
menjelaskan 6 benar
obat (jenis, guna,
dosis, frekuensi, cara
dan kontinuitas
minum obat)
b. Anjurkan klien untuk
memperagakan
minum obat dengan
teratur 3. Meningkatkan kepercayaan
3. Beri pujian kepada klien diri klien
3. Perubahan SP 3 :
Sensori Klien dapat Setelah 1 x 1. Jelaskan tujuan 1. Dengan bercakap-cakap
Persepsi : mengontrol pertemuan bercakap-cakap dengan maka terjadi distraksi, focus
Halusinasi halusinasi diharapkan klien orang lain perhatian klien akan beralih
dengan cara dapat dari halusinasi ke percakapan
bercakap-cakap mengontrol yang dilakukan dengan orang
dengan orang halusinasi lain.
lain dengan cara 2. Demonstrasi terlebih 2. Memberikan gambaran
bercakap-cakap dahulu cara bercakap- tentang cara bercakap-cakap
dengan orang cakap dengan orang pada klien
lain lain (perawat)
3. Demonstrasikan
bersama-sama dengan 3. Melatih klien cara bercakap-
klien cara mengontrol cakap

25
No Tgl Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan
halusinasi (bercakap-
cakap dengan orang
lain)
4. Beri kesempatan klien 4. Mengevaluasi kemampuan
untuk klien
mendemonstrasikan
cara bercakap-cakap
dengan orang lain.
5. Beri reinforcement 5. Meningkatkan kepercayaan
positif diri klien
SP 3 :
Klien dapat Setelah 1 x Motivasi klien untuk Memasukkan kegiatan untuk
memasukkan pertemuan memasukkan latihan mengontrol halusinasi ke dalam
cara mengontrol diharapkan klien menghardik, minum obat jadwal kegitan harian
halusinasi dapat dan bercakap-cakap hari ini merupakan upaya untuk
(menghardik, memasukkan ke dalam jadwal kegiatan membiasakan diri melatih dan
minum obat dan cara mengontrol mengaplikasikannya.
bercakap-cakap halusinasi
dengan orang (menghardik,
lain) ke dalam minum obat dan
jadwal kegiatan bercakap-cakap
harian dengan orang
lain) ke dalam
jadwal kegiatan
harian
SP 3 :

26
No Tgl Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan
Klien dapat Setelah 1 x Jelaskan kepada klien cara- Mengontrol halusinasi
menjelaskan pertemuan cara yang dapat mengontrol merupakan salah satu upaya
cara mengontrol diharapkan klien halusinasi : untuk mengurangi/mengatasi
halusinasi : dapat a. Menghardik halusinasi pada klien
menghardik, menjelaskan b. Pemberian obat
obat, bercakap- cara mengontrol c. Bercakap-cakap
cakap dan halusinasi : d. Melakukan kegiatan
melakukan menghardik,
kegiatan obat, bercakap-
cakap dan
melakukan
kegiatan

4. Perubahan SP 4 :
Sensori Klien dapat Setelah 1 x 1. Evaluasi latihan 1. Menilai perkembangan
Persepsi : mendemonstrasi pertemuan menghardik halusinasi kemampuan klien
Halusinasi kan cara diharapkan klien yang dilakukan klien
menghardik, mampu a. Anjurkan klien
minum obat dan mengevaluasi menjelaskan
bercakapcakap latihan tujuannya
dengan orang sebelumnya b. Anjurkan klien
lain. (menghardik untuk
halusinasi, memperagakan cara
mengontrol menghardik
dengan cara 2. Evaluasi latihan teratur 2. Menilai perkembangan
minum obat dan minum obat kemampuan klien

27
No Tgl Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan
bercakap-cakap a. Anjurkan klien
dengan orang menjelaskan 6 benar
lain) obat (jenis, guna,
dosis, frekuensi, cara
dan kontinuitas
minum obat)
b. Anjurkan klien untuk
memperagakan
minum obat dengan
teratur
3. Evaluasi klien cara 3. Menilai perkembangan
bercakap-cakap dengan kemampuan klien
orang lain
a. Anjurkan klien
menjelaskan tujuan
bercakap-cakap
dengan orang lain
b. Anjurkan klien
memperagakan
kembali cara
bercakapcakap
dengan orang lain.
4. Beri pujian kepada klien 4. Meningkatkan kepercayaan
diri klien

SP 4 :

28
No Tgl Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan
Klien dapat Setelah 1 x 1. Demonstrasikan klien 1. Untuk mengurangi risiko
mengontrol pertemuan melakukan kegiatan munculnya kembali
halusinasi diharapkan klien harian yang terjadwal : halusinasi dengan
dengan dapat a. Jelaskan pentingnya menyibukkan diri dengan
melakukan mengontrol kegiatan yang teratur aktivitas yang teratur,
kegiatan harian halusinasi b. Diskusikan kegiatan aktivitas secara terjadwal,
(seperti : dengan yang biasa dilakukan klien tidak akan mengalami
menyapu, melakukan oleh pasien banyak waktu luang sendiri
merajut bagi aktivitas/kegiata c. Demonstrasikan yang seringkali mencetuskan
yang perempuan n harian . pasien melakukan halusinasi.
dan mengepel, kegiatannya
membersihkan (perawat terlebih
kamar mandi dahulu)
bagi laki-laki) d. Demonstrasikan
secara bersama–
sama salah satu dari
kegiatan yang
diinginkan klien
(seperti : menyapu,
merajut bagi yang
perempuan dan
mengepel,
membersihkan
kamar mandi bagi
laki-laki)
e. Minta klien 2. Meningkatkan kepercayaan

29
No Tgl Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan
mendemonstrasikan diri klien
salah satu
kegiatannya
2. Beri reinforcement
positif jika pasien
melakukan sesuai
kegiatan yang sudah
disusun
SP 4 :
Klien dapat Setelah 1 x Motivasi klien untuk Memasukkan kegiatan untuk
memasukkan pertemuan memasukkan latihan mengontrol halusinasi ke dalam
cara mengontrol diharapkan klien menghardik, minum obat, jadwal kegitan harian
halusinasi dapat bercakap-cakap dan merupakan upaya untuk
(menghardik, memasukkan kegiatan harian hari ini ke membiasakan diri melatih dan
minum obat, cara mengontrol dalam jadwal kegiatan mengaplikasikannya.
bercakap-cakap halusinasi
dengan orang (menghardik,
lain dan minum obat,
kegiatan harian) bercakap-cakap
ke dalam jadwal dengan orang
kegiatan harian lain dan
kegiatan harian)
ke dalam jadwal
kegiatan harian
5. Perubahan SP 5 :
Sensori Klien dapat Setelah 1 x 1. Evaluasi latihan

30
No Tgl Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan
Persepsi : mendemonstrasi pertemuan menghardik halusinasi 1. Menilai perkembangan
Halusinasi kan cara diharapkan klien yang dilakukan klien kemampuan klien
menghardik, mampu a. Anjurkan klien
minum obat, mengevaluasi menjelaskan
bercakap-cakap latihan tujuannya
dengan orang sebelumnya b. Anjurkan klien
lain dan (menghardik untuk
melakukan halusinasi, memperagakan cara
kegiatan harian. mengontrol menghardik
dengan cara 2. Evaluasi latihan teratur
minum obat, minum obat 2. Menilai perkembangan
bercakap-cakap a. Anjurkan klien kemampuan klien
dengan orang menjelaskan 6
lain dan benar obat (jenis,
melakukan guna, dosis,
kegiatan harian. frekuensi, cara dan
kontinuitas minum
obat)
b. Anjurkan klien
untuk minum obat
dengan teratur
3. Evaluasi klien cara
bercakap-cakap dengan 3. Menilai perkembangan
orang lain kemampuan klien
a. Anjurkan klien
menjelaskan tujuan

31
No Tgl Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan
bercakap-cakap
dengan orang lain
b. Anjurkan klien
memperagakan
kembali cara
bercakapcakap
dengan orang lain. 4. Menilai perkembangan
4. Evaluasi klien cara kemampuan klien
melakukan kegiatan
harian
a. Anjurkan klien
untuk melakukan
kegiatan harian
sesuai yang
didiskusikan
pertemuan
sebelumnya
(seperti : menyapu,
merajut bagi yang
perempuan dan
mengepel, 5. Meningkatkan harga diri
membersihkan klien
kamar mandi bagi
laki-laki)
5. Beri pujian kepada klien
setelah selesai

32
No Tgl Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan
melakukan seluruh
evaluasi pertemuan hari
ini.
SP 5:
Klien dapat Setelah 1 x 1. Jelaskan pentingnya 1. Untuk mengurangi risiko
melakukan pertemuan aktifitas yang teratur munculnya kembali
kegiatan harian diharapkan klien untuk mengatasi halusinasi dengan
secara mandiri mampu halusinasi. menyibukkan diri dengan
dari bangun pagi melakukan aktivitas yang teratur
hingga tidur kegiatan harian 2. Diskusikan aktivitas 2. Dengan aktivitas secara
malam. dari bangun pagi yang biasa dilakukan terjadwal, klien tidak akan
sampai tidur oleh klien mengalami banyak waktu
malam luang sendiri yang seringkali
3. Demonstrasikan salah mencetuskan halusinasi.
satu aktivitas yang biasa 3. Memberikan gambaran di
dilakukan oleh klien awal.
4. Lakukan secara
bersama-sama salah satu 4. Menilai kemampuan klien
aktivitas yang biasa
dilakukan klien
5. Beri kesempatan klien
untuk melakukannya 5. Menilai kemampuan klien
secara mandiri.
6. Bantu menyusun jadwal
aktivitas sehari-hari 6. Agar aktivitas dilakukan
sesuai dengan aktivitas sesuai jadwal.

33
No Tgl Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan
yang telah dilatih.
Upayakan klien
memiliki aktivitas dari
bangun tidur sampai
tidur malam
SP 5 :
Klien dapat Setelah 1 x 1. Pantau pelaksanaan 1. Mengetahui perilaku yang
melakukan pertemuan jadwal kegiatan yang dilakukan klien
kegiatan secara diharapkan klien sudah disusun
mandiri mampu 2. Berikan penguatan 2. Meningkatkan harga diri
melakukan terhadap perilaku klien klien
kegiatan secara yang positif 3. Mengetahui perkembangan
mandiri 3. Berikan penilaian kemampuan klien dalam
kemampuan klien yang melakukan kegiatan secara
mandiri mandiri.
SP 5 :
Klien dapat Setelah 1 x 1. Pantau perkembangan 1. Memantau kemampuan
mengontrol pertemuan kemampuan klien dalam klien.
halusinasi diharapkan klien mengontrol halusinasi
dapat (menghardik, teratur
mengontrol minum obat, bercakap-
halusinasi cakap, dan melakukan 2. Mengetahui kemampuan
kegiatan) klien dalam mengontrol
2. Berikan penilaian pada halusinasi
pada kemampuan klien
dalam mengontrol 3. Meningkatkan harga diri

34
No Tgl Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan
halusinasi klien
3. Selalu berikan
penguatan positif pada
klien

6. Perubahan SP 1 Keluarga :
Sensori Keluarga dapat Setelah 1 Diskusikan bersama Menggali masalah yang
Persepsi : mengungkapkan kali keluarga mengenai masalah dirasakan keluarga dalam
Halusinasi masalah dalam pertemuan merawat klien dengan merawat klien
merawat klien diharapka halusinasi
n keluarga
mampu
mengungk
apkan
masalah
dalam
merawat
klien

35
No Tgl Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan
SP 1 Keluarga :
Keluarga Setelah 1 x Diskusikan bersama Menggali sejauh mana
mampu pertemuan keluarga tentang halusinasi pengetahuan keluarga mengenai
menjelaskan diharapkan (pengertian, tanda gejala klien dengan halusinasi.
pengertian, keluarga mampu serta proses terjadinya
tanda gejala menjelaskan halusinasi)
serta proses pengertian,
terjadi tanda gejala
halusinasi serta proses
terjadi
halusinasi

SP 1 Keluarga :
Keluarga Setelah 1 x Jelaskan cara merawat klien Penanganan yang tepat dapat
mampu pertemuan dengan halusinasi : membantu proses penyembuhan
menjelaskan diharapkan a. Jangan membantah klien dengan halusinasi
cara merawat keluarga mampu halusinasi atau
pasien dengan menjelaskan menyokongnya.
halusinasi cara merawat b. Jangan biarkan
pasien dengan melamun dan
halusinasi sendiri
c. Minum obat secara
teratur
d. Bila tanda
halusinasi muncul,
putus halusinai

36
No Tgl Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan
dengan cara
menepuk
punggung klien,
anjurkan klien
untuk
menghardik/bercak
ap-cakap dengan
orang lain.
SP 1 Keluarga :
Keluarga Setelah 1 x 1. Demonstrasikan cara 1. Keluarga mampu
mampu pertemuan merawat klien dengan menerapkan cara menghardik
mempraktekkan diharapkan halusinasi kepada klien dengan
cara merawat keluarga mampu (menghardik) : halusinasi.
klien dengan mempraktekkan a. Jelaskan tujuan cara
halusinasi cara merawat mengontrol
(menghardik) klien dengan halusinasi:
halusinasi menghardik kepada
(menghardik) keluarga

b. Jelaskan cara
menghardik pada
keluarga
c. Demonstrasikan cara
menghardik
halusinasi (perawat
memberi contoh

37
No Tgl Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan
terlebih dahulu)
d. Demonstrasikan
bersama-sama
dengan keluarga cara
menghardik
halusinasi klien
e. Beri kesempatan
keluarga untuk
melakukan secara
mandiri cara
menghardik klien
dengan halusinasi 2. Memberikan semangat
2. Beri reinforcement positif pada keluarga agar
positif pada keluarga tetap merawat klien.
klien
SP 1 Keluarga :
Keluarga Setelah 1 x Anjurkan keluarga Agar kegiatan pasien dapat
mampu pertemuan membantu klien sesuai berjalan sesuai jadwal.
membantu klien diharapkan jadwal dan memberi klien
untuk keluarga mampu pujian.
melakukan membantu klien
kegiatan sesuai untuk
jadwal dan melakukan
memberi pujian. kegiatan sesuai
jadwal dan
memberi pujian.

38
No Tgl Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan
7. Perubahan SP 2 Keluarga :
Sensori Keluarga Setelah 1 x Evaluasi kegiatan keluarga Mengetahui perkembangan yang
Persepsi : mampu pertemuan dalam merawat klien dilakukan keluarga dalam
Halusinasi menjelaskan diharapkan halusinasi dengan merawat klien dengan halusinasi
kembali cara keluarga mampu menghardik
merawat klien menjelaskan a. Tanyakan keluarga
halusinasi kembali cara tujuan merawat klien
dengan cara merawat klien halusinasi dengan cara
menghardik dengan menghardik
menghardik b. Anjurkan keluarga
untuk demonstrasi
kembali cara
mengontrol halusinasi
(menghardik) pada
klien
SP 2 Keluarga :
Keluarga Setelah 1 x 1. Jelaskan keluarga 6 1. Meningkatkan pengetahuan
mampu pertemuan benar cara memberikan keluarga dalam merawat
menjelaskan 6 diharapkan obat pada klien : klien dengan halusinasi
benar cara keluarga klien a. Benar jenis obat
memberikan mampu b. Benar guna obat
obat (benar menjelaskan c. Benar dosis obat
jenis, guna, kembali cara d. Benar frekuensi obat
dosis, frekuensi, mengontrol e. Benar cara
cara pemberian halusinasi 2 pemberian obat
dan kontinuitas yaitu teratur f. Benar kontinuitas

39
No Tgl Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan
minum obat) minum obat minum obat
pada klien
SP 2 Keluarga :
Keluarga Setelah 1 x 1. Jelaskan kepada
mampu pertemuan keluarga tujuan tentang 1. Meningkatkan kognitif
membimbing diharapkan pentingnya membimbing keluarga
klien untuk keluarga mampu klien dalam teratur
teratur minum membimbing minum obat.
obat klien untuk 2. Jelaskan pada keluarga
teratur minum cara membimbing klien 2. Meningkatkan kognitif
obat untuk teratur minum keluarga
obat
3. Demonstrasikan pada 3. Meningkatkan psikomotor
keluarga cara keluarga dalam merawat
memberikan obat klien
dengan prinsip 6 benar
(perawat terlebih 4. Meningkatkan psikomotor
dahulu) keluarga dalam merawat
4. Demosntrasikan secara klien
bersama-sama dengan
keluarga cara 5. Meningkatkan psikomotor
memberikan obat keluarga dalam merawat
dengan prinsip 6 benar klien
5. Minta keluarga untuk
redemonstrasi cara 6. Meningkatkan semangat
memberikan obat positif keluarga agar tetap

40
No Tgl Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan
dnegan prinsip 6 benar membimbing klien.
6. Berikan penguatan
positif pada keluarga
SP 2 Keluarga :
Keluarga Setelah 1 x Anjurkan keluarga Agar kegiatan pasien dapat
mampu pertemuan membantu klien sesuai berjalan sesuai jadwal.
membantu klien diharapkan jadwal dan memberi klien
untuk keluarga mampu pujian
melakukan membantu klien
kegiatan sesuai untuk
jadwal dan melakukan
memberi pujian. kegiatan sesuai
jadwal dan
memberi pujian.
8. Perubahan SP 3 Keluarga :
Sensori Keluarga Setelah 1 x
Persepsi : mampu pertemuan 1. Evaluasi kegiatan 1. Mengetahui perkembangan
Halusinasi menjelaskan diharapkan keluarga dalam merawat yang dilakukan keluarga
kembali cara keluarga mampu klien halusinasi dengan dalam merawat klien dengan
merawat klien menjelaskan menghardik halusinasi
dengan kembali cara a. Tanyakan keluarga
menghardik dan merawat klien tujuan merawat klien
membimbing dengan halusinasi dengan
klien teratur menghardik dan cara menghardik
minum obat. membimbing b. Anjurkan keluarga
klien teratur untuk demonstrasi

41
No Tgl Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan
minum obat. kembali cara
mengontrol
halusinasi
(menghardik) pada
klien 2. Mengetahui perkembangan
2. Evaluasi kegiatan yang dilakukan keluarga
keluarga dalam dalam merawat klien dengan
membimbing klien halusinasi
untuk teratur minum
obat
a. Tanyakan keluarga
prinsip 6 benar
dalam pemberian
obat
b. Anjurkan keluarga
untuk demonstrasi
cara membimbing 3. Memberikan semangat
klien dengan 6 benar positif pada keluarga agar
obat tetap merawat klien.
3. Beri resinforcement
positif pada keluarga
SP 3 Keluarga :
Keluarga Setelah 1 x Jelaskan cara bercakap- Meningkatkan kognitif keluarga
mampu pertemuan cakap dan melakukan dalam merawat klien dengan
menjelaskan diharapkan kegiatan untuk mengontrol halusinasi
kembali cara keluarga mampu halusinasi

42
No Tgl Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan
merawat klien menjelaskan
dengan kembali cara
bercakap-cakap mengontrol
dan melakukan halusinasi pada
kegiatan klien dengan
bercakap-cakap
dan melakukan
kegiatan
SP 3 Keluarga :
Keluarga Setelah 1 x 1. Demonstrasikan dan 1. Bercakap-cakap- merupakan
mampu melatih pertemuan sediakan waktu bercakap salah satu cara mengontrol
dan diharapkan – cakap dengan klien halusinasi klien, ketika klien
menyediakan keluarga mampu terutama saat timbulnya bercakap-cakap dengan
waktu bercakap melatih dan halusinasi orang lain maka terjadi
– cakap dengan menyediakan a. Jelaskan tujuan distraksi, focus perhatian
klien terutama waktu bercakap bercakap-cakap pada klien akan beralih dari
saat halusinasi – cakap dengan keluarga halusinasi ke percakapan
pasien terutama b. Jelaskan cara yang dilakukan dengan
saat halusinasi bercakap-cakap pada orang lain tersebut.
keluarga
c. Demonstrasikan
terlebih dahulu pada
keluarga cara
bercakap-cakap
d. Demonstrasikan
bersama-sama

43
No Tgl Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan
dengan keluarga cara
bercakap-cakap pada 2. Memberikan semangat
klien positif pada keluarga agar
e. Beri kesempatan tetap merawat klien
keluarga melakukan
secara mandiri cara
bercakap-cakap
2. Beri reinforcement
positif pada keluarga
SP 3 Keluarga :
Keluarga Setelah 1 x Anjurkan keluarga Agar kegiatan pasien dapat
mampu pertemuan membantu klien sesuai berjalan sesuai jadwal.
membantu diharapkan jadwal dan memberi klien
pasien keluarga mampu pujian
melakukan membantu
kegiatan dan pasien
memberi pujian melakukan
kegiatan sesuai
jadwal dan
memberi pujian

9. Perubahan SP 4 Keluarga :
Sensori Keluarga Setelah 1 x 1. Evaluasi kegiatan 1. Mengetahui perkembangan
Persepsi : mampu pertemuan keluarga dalam merawat yang dilakukan keluarga
Halusinasi menjelaskan diharapkan klien halusinasi dengan dalam merawat klien
kembali cara keluarga mampu menghardik dengan halusinasi

44
No Tgl Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan
merawat klien menjelaskan c. Tanyakan keluarga
dengan kembali cara tujuan merawat klien
menghardik, merawat klien halusinasi dengan
membimbing dengan cara menghardik
klien teratur menghardik, d. Anjurkan keluarga
minum obat dan membimbing untuk demonstrasi
bercakap-cakap. klien teratur kembali cara
minum obat dan mengontrol
bercakap-cakap. halusinasi
(menghardik) pada
klien
2. Evaluasi kegiatan 2. Mengetahui perkembangan
keluarga dalam yang dilakukan keluarga
membimbing klien dalam merawat klien dengan
untuk teratur minum halusinasi
obat
c. Tanyakan keluarga
prinsip 6 benar
dalam pemberian
obat
d. Anjurkan keluarga
untuk demonstrasi
cara membimbing
klien dengan 6 benar 3. Mengetahui perkembangan
obat yang dilakukan keluarga
3. Evaluasi kegiatan dalam merawat klien dengan

45
No Tgl Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan
keluarga dalam merawat halusinasi
klien halusinasi dengan
bercakap-cakap
a. Tanyakan keluarga
mengenai tujuan dari
bercakap-cakap
b. Anjurkan keluarga
untuk demonstrasi 4. Memberikan semangat
cara bercakap-cakap positif pada keluarga agar
4. Beri reinforcement tetap merawat klien.
positif pada keluarga
klien

SP 4 Keluarga :
Keluarga Setelah 1 x 1. Jelaskan follow up 1. Menentukan tindakan
mampu pertemuan (catatan perkembangan) selnajutnya
memahami diharapkan klien ke RSJ/PKM
mengenai follow keluarga mampu 2. Jelaskan tanda-tanda 2. Meningkatkan kognitif
up ke RSJ/PKM, memahami kambuh selama keluarga selama merawat
tanda kambuh mengenai follow perawatan klien di klien dengan halusinasi.
dan rujukan up ke RSJ/PKM, rumah:
tanda kambuh a. Halusinasi
dan rujukan Pendengaran (Bicara
atau tertawa sendiri
tanpa lawan bicara,
mencondongkan

46
No Tgl Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan
telinga kearah
tertentu, menutup
telinga.
b. Halusinasi
penglihatan
(menunjuk-nunjuk
kea rah tertentu,
ketakutan pada
objek yang tidak
jelas
c. Halusinasi penghidu
(menghidu seperti
sedang membaui
bau-bauan tertentu,
menutup hidung)
d. Halusinasi
pengecapan (seing
meludah dan
muntah)
e. Halusinasi Perabaan
(menggaruk-garuk
permukaan kulit,
mengatakan ada
serangga di 3. Memperoleh penanganan
permukaan kulit). lebih lanjut, cepat dan tepat.
3. Segera hubungi

47
No Tgl Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan
pelayanan kesehatan
terdekat bila ada gejala-
gejala di atas (rujukan)
SP 4 Keluarga :
Keluarga Setelah 1 x Anjurkan keluarga Agar kegiatan pasien dapat
mampu pertemuan membantu klien sesuai berjalan sesuai jadwal.
membantu diharapkan jadwal dan memberi klien
pasien keluarga mampu pujian
melakukan membantu
kegiatan dan pasien
memberi pujian melakukan
kegiatan sesuai
jadwal dan
memberi pujian
10 Perubahan SP 5 Keluarga :
Sensori Keluarga Setelah 1 x 1. Evaluasi kegiatan 1. Mengetahui perkembangan
Persepsi : mampu pertemuan keluarga dalam merawat yang dilakukan keluarga
Halusinasi menjelaskan diharapkan klien halusinasi dengan dalam merawat klien
kembali cara keluarga mampu menghardik dengan halusinasi
merawat klien menjelaskan a. Tanyakan keluarga
dengan kembali cara tujuan merawat
menghardik, merawat klien klien halusinasi
membimbing dengan dengan cara
klien teratur menghardik, menghardik
minum obat, membimbing b. Anjurkan keluarga
bercakap-cakap, klien teratur untuk demonstrasi

48
No Tgl Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan
melakukan minum obat, kembali cara
kegiatan harian bercakap-cakap, mengontrol
dan follow up. melakukan halusinasi
kegiatan harian (menghardik) pada
dan follow up. klien 2. Mengetahui perkembangan
2. Evaluasi kegiatan yang dilakukan keluarga
keluarga dalam dalam merawat klien
membimbing klien dengan halusinasi
untuk teratur minum
obat
a. Tanyakan keluarga
prinsip 6 benar
dalam pemberian
obat
b. Anjurkan keluarga
untuk demonstrasi
cara membimbing
klien dengan 6 benar 3. Mengetahui perkembangan
obat yang dilakukan keluarga
3. Evaluasi kegiatan dalam merawat klien
keluarga dalam merawat dengan halusinasi
klien halusinasi dengan
bercakap-cakap
a. Tanyakan keluarga
mengenai tujuan
dari bercakap-cakap

49
No Tgl Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan
b. Anjurkan keluarga
untuk demonstrasi
cara bercakap-cakap 4. Mengetahui perkembangan
4. Evaluasi kegiatan yang dilakukan keluarga
keluarga dalam dalam merawat klien
merawat/melatih klien dengan halusinasi
melakukan kegiatan
harian
a. Tanyakan keluarga
tujuan dari kegiatan
harian yang
dilakukan klien
b. Anjurkan keluarga
melatih klien untuk
melakukan kegiatan
harian (laki-laki :
membersihkan
kamar mandi dan
melap kaca,
perempuan : cuci
piring, cuci pakaian) 5. Mengetahui perkembangan
5. Tanyakan keluarga yang dilakukan keluarga
tentang follow up ke dalam merawat klien
RSJ/PKM dengan halusinasi
6. Memberikan semangat
6. Beri reinforcement positif pada keluarga agar

50
No Tgl Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan
positif pada keluarga tetap merawat klien.
klien
SP 5 Keluarga :
Keluarga Setelah 1 x Berikan penilaian Mengetahui kemampuan
mampu merawat pertemuan kemampuan keluarga dalam keluarga merawat klien
klien dengan diharapkan merawat klien
halusinasi keluarga mampu
merawat klien
dengan
halusinasi
SP 5 Keluarga :
Keluarga Setelah 1 x Berikan penilaian keluarga Mengetahui kemampuan
mampu pertemuan dalam melakukan kontrol keluarga dalam melakukan
melakukan diharapkan ke RSJ/PKM kontrol klien ke RSJ/ PKM.
kontrol ke RSJ/ keluarga mampu
PKM melakukan
kontrol ke RSJ/
PKM

51
BAB III
TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian : Jumat, 19 Juli 2019
Jam : 08.30 WIB
Oleh : William Adi Tama

1. Identitas Pasien
Nama : Tn.T
Umur : 31 tahun
Pendidikan : SD
Pekerjaan :-
Alamat : Wonogiri
Tanggal masuk: : 24 Juni 2019
Ruang : Flamboyan
No CM :
2. Alasan Masuk
Pasien mengatakan sebelum masuk RSJD Dr RM Soedjarwadi klien
mengatakan melihat bayangan yang menakutkan, klien pergi kemanapun
tetap melihat bayangan tersebut, kemudian bayangan tersebut
merasukinya sehingga pasien mrasa emosinya naik dan mengamuk,
membanting-banting barang yang ada di rumahnya, bayangan tersebut
datang lebih sering pada malam hari saat akan tidur, pasien ketakutan
hingga tidak bisa tidur saat malam. Sebelumnya pasien mengatakan
pernah dirawat di RSJD Dr RM Soedjarwadi 5 kali, pasien tidak teratur
minum obat, pasien mengatakan sempat membuang obatnya karena
merasa berdebar, seolah dirasuki dan mengamuk kemudian pasien
dibawa ke RSJD Dr RM Soedjarwadi untuk dilakukan perawatan.
Masalah keperawatan: perubahan sensori persepsi: halusinasi penglihatan

49
50

3. Faktor predisposisi
a. Pasien pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu.
Pasien mengidap epilepsi di tahun 2008
b. Pengobatan sebelumnya kurang berhasil, tidak kontrol
rutin, pasien mengatakan hanya kadang-kadang tidak minum obat
karena berdebar, keluarga berperan dalam pengobatan gangguan
jiwa pasien dengan mengantarkan berobat
c. Pasien tidak memiliki trauma baik aniaya fisik, seksual, penolakan,
kekerasan, tindak kriminal, dll
keperawatan: regimen terapeutik inefektif
d. Keluarga pasien tidak ada yang menderita gangguan jiwa.
Masalah keperawatan: tidak ada masalah keperawatan
e. Pasien tidak mempunyai pengalaman masa lalu yang tidak
menyenangkan
Masalah keperawatan: tidak ada masalah keperawatan
4. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda Vital:
1) TD : 110/70 mmHg
2) Nadi : 88/menit
3) Suhu : 36,9ºC
b. Ukuran :
1) BB : 68 kg
2) TB : 167 cm
Indeks Massa Tubuh (IMT) : 25,3
c. Keluhan Fisik: tidak ada keluhan fisik
MasalahKeperawatan: tidak ada masalah keperawatan

50
51

5. Psikososial
a. Genogram

Keterangan:
: laki -laki : Perempuan
: tinggal serumah : Klien
Masalah keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan
b. Konsep Diri
1) Gambaran diri
Pasien menyukai tubuhnya lengkap tidak ada cacat
2) Identitas diri
Pasien dapat menyebutkan nama dan alamatnya dengan benar.
3) Peran diri
klien mengatakan dirumah tinggal bersama keluarga dan sebagai
anak pertama dari dua bersaudara. Klien dirumah bekerja
membanatu ayahnya disawah. Sedangkan klien dirumah sakit,
klien sebagai pasien dan klien melakukan aktivitas sesuai jadwal
diruangan.
4) Ideal diri
Klien mengatakan ingin cepat pulang dan bekerja agar bisa
membanggakan orang tuanya. Klien merasa belum bisa
membanggakan orang tuanya.
5) Harga diri
Pasien mengatakan tidak malu meskipun sedang dirawat
Masalah Keperawatan: tidak ada masalah keperawatan

51
52

c. Hubungan sosial
1) Orang yang paling berarti bagi pasien adalah keluarga, baik
ayah bapak ataupun adiknya
2) Pasien di masyarakat aktif dalam karang taruna, di Rumah Sakit
pasien mau berperan serta dalam kegiatan kelompok, pasien
aktif selama di rumah sakit.
3) Pasien tidak ada hambatan dalam berhubungan dengan teman
satu ruangan
Masalah keperawatan: Tidak ada masalah
d. Spiritual
1) Nilai Keyakinan
Pasien beragama Islam
2) Kegiatan Ibadah
Selama pasien di RSJD pasien menjalankan sholat, saat dirumah
juga menjalankan solat
Masalah keperawatan: tidak ada masalah keperawatan

6. Status Mental
a. Penampilan
Pasien terlihat berpakaian rapi, rambut ikal, baju bersih, mandi 2x
sehari, makan dengan tenang.
Masalah Keperawatan: tidak ada masalah keperawatan.
b. Pembicaraan
Pasien bicara seperti orang biasa, menjawab pertanyaan dengan baik,
pasien mampu memulai pembicaraan terlebih dulu, terkadang
perkataan pasien tidak relevan, pasien berbicara dalam bahasa Jawa
dan dan bahasa Indonesia.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan.
c. Aktivitas Motorik
Pasien aktif menjalankan aktivitas di rumah sakit
Masalah keperawatan: tidak ada masalah keperawatan.

52
53

d. Afek/Emosi
1) Afek : labil, pasien kadang berbicara tenang, kadang pasien
berbicara menggebu gebu dengan nada tinggi
Masalah keperawatan: tidak ada masalah keperawatan
2) Alam perasaan (emosi)
Nada bicara tinggi, mata melotot, ekspresi wajah tidak senang,
tangan ikut bergerak dan mengepal saat membahas mengenai
bayangan yang dilihat
Masalah keperawatan : Risiko menciderai orang lain
e. Interaksi selama wawancara
Interaksi selama wawancara baik, mengikuti arah pembicaraan,
kontak mata baik.
Masalah keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan
f. Persepsi
Pasien ada gangguan persepsi sensori ada halusinasi penglihatan.
klien mengatakan melihat bayangan yang menakutkan, klien pergi
kemanapun tetap melihat bayangan tersebut, bayangan tersebut
datang lebih sering pada malam hari saat akan tidur, pasien
ketakutan dan akan lari saat melihat bayangan
Masalah keperawatan : perubahan persepsi sensori: halusinasi
penglihatan
g. Proses Pikir
1) Proses pikir (arus dan bentuk pikir)
Saat diajak bicara pasien menjawab jelas untuk setiap
pertanyaan. Ada beberapa hal yang dikatakan pasien tidak
relevan dengan yang disampaikan sebelumnya.
2) Isi pikir
Pasien tidak ada waham
Masalah keperawatan: tidak ada masalah keperawatan

53
54

h. Tingkat kesadaran
Pasien sadar penuh. Pasien tidak mengalami gangguan orientasi.
Pasien tidak pernah lupa nama perawat yang mengajak bicara dan
tempat dimana pasien berada sekarang. Pasien ingat hari dan waktu
saat ini.
Masalah keperawatan: tidak ada masalah keperawatan.
i. Memori
Pasien mampu mengingat kejadian yang baru terjadi, pasien mampu
mengingat kejadian setahun yang lalu
Masalah keperawatan: tidak ada masalah keperawatan
j. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Pasien mampu berhitung sederhana, seperti menghitung anggota
teman sekamarnya
Masalah keperawatan: tidak ada masalah keperawatan.
k. Kemampuan penilaian
Pasien mampu menilai antara yang bagus dan kurang bagus. Mampu
membedakan hal baik dan hal buruk yang tidak seharusnya
dilakukan
Masalah keperawatan: tidak ada masalah keperawatan.
l. Daya tilik diri
Pasien menyadari bahwa dirinya saat ini sedang mengalami
gangguan jiwa dan dirawat di RSJD Dr RM Soedjarwadi
Masalah keperawatan: tidak ada masalah keperawatan
7. Kebutuhan Kesiapan Pulang
a. Kemampuan pasien memenuhi kebutuhan
Kemampuan memenuhi kebutuhan Ya Tidak
Makanan √
Keamanan √
Perawatan kesehatan √
Pakaian √
Transportasi √
Tempat tinggal √
Keuangan √

54
55

Klien dapat memenuhi kebutuhannya secara mandiri, makan


ditempat makan dengan tidak berceceran. Pakaian ganti sehabis
mandi pagi. Klien tidak lupa meminum obat secara teratur.
Masalah keperawatan: tidak ada masalah keperawatan.
b. Kegiatan pasien sehari-hari
1) Perawatandiri
Kegiatan sehari-hari Bantuan total Bantuan minimal
Mandi √
Kebersihan √
Makan √
BAK √
BAB √
Ganti pakaian √
Kegiatan sehari-hari pasien seperti mandi, menjaga kebersihan,
makan, BAK, BAB dan merganti pakaian mampu melakukan
sendiri, jika merasa kesulitan meminta bantuan orang lain
Masalah keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan.
2) Nutrisi
Pasien puas dengan pola makan. Pasien makan bersama di
tempat makan. Frekuensi makan 3x sehari. Nafsu makan baik.
Berat badan saat ini : 68 Kg.
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan.
3) Tidur
Pasien bisa tidur, biasanya tidur mulai pukul 20.00 WIB dan
bangun pada pukul 04.30 WIB
Masalah keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan

c. Kemampuan pasien
Pasien mampu mengantisipasi kehidupan sehari-hari. Pasien
membuat keputusan berdasarkan keinginan sendiri.
Masalah keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan
d. Pasien memiliki sistem pendukung

55
56

Keluarga pasien terkadang membesuknya pasien, teman-teman satu


ruangan dan perawat sering mengajaknya bicara
Masalah keperawatan: tidak ada masalah keperawatan
e. Pasien mampu melakukan aktivitas baik mandiri ataupun ketika
disuruh. Pasien membantu bersih-bersih setiap hari. Pasien
melakukan hobinya yaitu mendengarkan musik
Masalah Keperawatan: tidak ada masalah keperawatan.

8. Mekanisme Koping
Adaptif: Saat di Rumah Sakit pasien mau berbicara dengan orang lain,
pasien mau mengikuti aktivitas olahraga dan aktivitas konstruktif seperti
mengikuti senam
Dirumah setiap memiliki masalah pasien berdiam diri sejenak baru
kemudian pasien mau bercerita kepada ibunya, memutuskan untuk
menyelesaikan masalah dengan dibantu ibu
Masalah keperawatan: tidak ada masalah keperawatan.
9. Masalah Psikososial dan Lingkungan
a. Masalah dengan dukungan kelompok
Pasien mendapat dukungan dari keluarga selama sakit
b. Masalah dengan lingkungan
Tidak ada masalah
c. Masalah dengan pendidikan
Pasien lulus SD
d. Masalah dengan pekerjaan
Pasien membantu orangtuannya di rumah
e. Masalah dengan perumahan
Pasien tidak memiliki masalah mengenai tempat tinggalnya, pasien
ingin pulang.
f. Masalah dengan ekonomi
Tidak ada masalah
g. Masalah dengan pelayanan kesehatan

56
57

Pasien tidak bermasalah dengan pelayanan kesehatan. Pasien dapat


berinteraksi dengan baik dengan tenaga kesehatan di tempat pasien
dirawat.
10. Pengetahuan Kurang
a. Penyakit yang sedang dideritanya
Pasien tidak tahu kapan penyakitnya sembuh, hanya mengetahui jika
mematuhi aturan pengobatan selama di RSJ akan cepat sembuh
b. Cara mengobati/pengobatannya
Pasien mengatakan dengan minum obat maka penyakitnya akan
sembuh
Masalah keperawatan: tidak ada masalah keperawatan.
11. Aspek medik
Diagnosa medis : Skizofrenia
Terapi medis :
a. Trihexyphenidyl 2 x 2 mgPO
b. Lorazepam 1x2mg PO
c. Haloperidol 2x5mg PO

57
Analisa Obat

N
Nama Obat Indikasi Kontraindikasi EfekSamping Implikasi Keperawatan
o

1. Trihexyphenidyl Parkinson, termasuk Hipersensitifitasterhadap Mulutkering, Pantau tanda-tanda vital


(THP) pasca ansefalitis dan trihexyphenidyl, penglihatankabur, pusing,
idiopatik, sindrom psikosisberat, hipertropi mual, muntah, bingung,
Parkinson akibat obat, prostate, agitasi, konstipasi, takikardi,
misalnya reserpina dan danobstruksisalurancerna. retensi urine
fenotiazine.

2 Lorazepam Lorezepam adalah obat Jangan menggunakan obat Mengantuk, pusing, lelah, Meningkatkan efek lorazepam
yang digunakan untuk ini jika anda memiliki pandangan kabur, sulit tidur, pada sistem saraf, jika
mengatasi gangguan alergi terhadap lorazepam otot lemah, hilang digunakan dengan
kecemasan. Lorezepam atau jenis benzodiazepines keseimbangan atau phenobarbital dan
mampu menghasilkan lainnya seperti alprazolam koordinasi, mual, muntah, antidepresan, meningkatkan
efek menenangkan di (Xanax), chlordiazepoxide konstipasi, perubahan nafsu efek kantuk, halusinasi, dan
berbagai bagian otak dan (Librium), clorazepate makan ruam pada kulit perilaku irasional, jika
sistem saraf pusat. Efek (Tranxene), diazepam lorazepam digunakan dengan
menenangkan ini sangat (Valium), atau oxazepam hyoscine butylbromide, efek
membantu dalam (Serax). Obat ini dapat obat akan menurun, jika
berbagai kondisi yang menyebabkan kecacatan digunakan bersama dengan
menyebabkan rasa pada janin. Jangan kafein, teofilin, atau
gelisah atau cemas, gunakan Lorazepam jika aminofilin, meningkatkan
seperti sebelum tindakan anda sedang hamil kadar obat lorazepam, jika
operasi atau sebelum digunakan dengan natrium
kemoterapi divalproex

49
50

3 Haloperidol Pengobatan skizofrenia Hipersensitif terhadap Gangguan tidur, agitasi, Risperidone merupakan
akut dan kronik, serta risperidone cemas, sakit kepala. antagonis D2 kuat, dimana
keadaan psikotik lainnya dapat memperbaiki gejala
dengan gejala positif positif skizofrenia, hal tersebut
(seperti halusinasi, menyebabkan berkurangnya
delusi, gangguan pola depresi aktivitas motorik dan
pikir, permusuhan, induksi katalepsi dibanding
kecurigaan) dan atau neuroleptik klasik.
gejala negatif seperti Antagonisme serotonin dan
“blunted affect” (menarik dopamin sentral yang seimbang
diri secara sosial dan dapat mengurangi
emosional, sulit kecenderungan timbulnya efek
berbicara) terlihat nyata. samping ekstrapiramidal, dia
Risperidon juga bisa memperluas aktivitas
mengurangi gejala afektif terapeutik terhadap gejala
(seperti depresi, perasaan negatif dan afektif dari
bersalah, cemas) yang skizofrenia.
berhubungan dengan
skizofrenia.

50
51

51
B. ANALISA DATA
No DATA MASALAH

1. DS: klien mengatakan melihat bayangan yang Perubahan Sensori


menakutkan, klien pergi kemanapun tetap Persepsi: Halusinasi
melihat bayangan tersebut, bayangan tersebut dan penglihatan
datang lebih sering pada malam hari saat akan
tidur, pasien ketakutan dan akan lari saat
melihat bayangan
DO: Pasien tampak berhati hati dalam
berbicara, kontak mata baik.

2. DS: Pasien mengatakan saat melihat Resiko Perilaku


bayangan pasien merasa dirasuki dan kekerasan
emisinya meningkat, dan membanting barang
yang ada di sekelilingnya
DO: Nada bicara menjadi tinggi menggebu
gebu, ekspresi wajah tidak senang, tangan
ikut bergerak gerak saat membahas
halusinasinya

/3. DS: pasien mengatakan pernah dirawat di Regiment terapeutik


RSJD Dr RM Soedjarwadi 5 kali, pasien tidak inefektif
teratur minum obat, pasien mengatakan
sempat membuang obatnya karena merasa
berdebar
DO: Kontak mata baik, menatap ke arah
perawat

C. Daftar Masalah Keperawatan


1. Perubahan Sensori Persepsi: Halusinasi penglihatan
2. Resiko Perilaku Kekerasan
3. Regiment terapeutik inefektif

36
37

D. POHON MASALAH
Resiko Perilaku Kekerasan (Effect)

Perubahan persepsi sensori:

halusinasi penglihatan (Core Problem)

Regiment terapeutik inefektif (Penyebab)

E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perubahan persepsi sensori: Halusinasi penglihatan
2. Regiment terapeutik inefektif
3. Resiko perilaku kekerasan

Klaten, Juli 2019


Perawat yang mengkaji,

William Adi Tama


1804076
Rencana tindakan keperawatan kepada klien

Diagnosa Tujuan Kriteria Tindakan Keperawatan Rasional


Halusinasi Pasien
SP 1
1.1 Identifikasi halusinasi: isi, frekuensi, Setelah 1x pertemuan,
waktu terjadi, situasi pencetus, klien mampu
perasaan, respon. mengidentifikasi isi,
frekuensi, waktu terjadi,
situasi pencetus, perasaan
dan respon halusinasi

a. mengidentifikasi isi halusinasi Kaji isi halusinasi klien Mengetahui isi halusinasi

b. mengidentifikasi frekuensi Kaji frekuensi halusinasi klien Mengetahui frekuensi


halusinasi halusinasi

c. mengidentifikasi waktu terjadinya Kaji waktu terjadi halusinasi Mengetahui waktu terjadi
halusinasi klien halusinasi

d. mengidentifikasi situasi pencetus Kaji situasi pencetus halusinasi Mengetahui situasi pencetus
halusinasi klien halusinasi

e. mengidentifikasi perasaan halusianasi Kaji perasaan halusinasi klien Mengetahui perasaan


halusinasi

f. mengidentifikasi respon halusinasi Kaji respon halusinasi klien Mengetahui respon

55
Diagnosa Tujuan Kriteria Tindakan Keperawatan Rasional
halusinasi

1.2 Jelaskan cara mengontrol halusinasi: Setelah dilakukan 1x


hardik, obat, bercakap-cakap, pertemuan, klien mampu
melakukan kegiatan. mengontrol halusinasi
dengan cara hardik, obat,
bercakap-cakap,
melakukan kegiatan
a. menjelaskan cara mengontrol Jelaskan cara mengontrol Mengontrol halusinasi
halusinasi dengan hardik halusinasi dengan hardik dengan menghardik

b. menjelaskan cara mengontrol Jelaskan cara mengontrol Mengontrol halusinasi


halusinasi dengan obat halusinasi dengan obat menggunakan obat

c. menjelaskan cara mengontrol Jelaskan cara mengontrol Mampu mengontrol


halusinasi dengan bercakap-cakap halusinasi dengan bercakap- halusinasi dengan bercakap-
cakap cakap
d. menjelaskan cara mengontrol Jelaskan cara mengontrol Mampu mengontrol
halusinasi dengan melakukan kegiatan halusinasi dengan melakukan halusinasi dengan
kegiatan melakukan kegiatan

1.3 Latih cara mengontrol halusinasi Setelah dilakukan 1x Jelaskan tujuan mengontrol Memberi pengetahuan arti
dengan menghardik. pertemuan, klien mampu halusinasi dengan menghardik dari cara menghardik
mengontrol halusinasi Jelaskan cara mengontrol Agar klien tahu cara
dengan meghardik halusinasi dengan menghardik menghardik
Demonstrasikan cara Agar klien memahami cara

56
Diagnosa Tujuan Kriteria Tindakan Keperawatan Rasional
mengontrol halusinasi dengan melakukannya
menghardik Guna melihat tingkat
Minta klien untuk melakukan pemahaman klien
menghardik halusinasi bersama
– sama Mengetahui tingkat
Re – demostrasikan oleh pasien kemandirian klien dalam
cara mengontrol halusinasi menghardik
dengan menghardik
Guna memberi semangat
Beri pujian atas keberhasilan klien
1.4 Masukkan pada jadwal kegiatan Setelah dilakukan 1x Membantu proses
untuk latihan menghardik pertemuan, klien mampu Diskusikan dengan klien untuk penyembuhan
melaksanakan kegiatan jadwal yang akan dibuat
latihan menghardik Bimbing klien dalam membuat
jadwal
Meningkatkan harga diri
Motivasi klien untuk mematuhi pasien
jadwal

Mengetahui tingkat
Evaluasi hasil kegiatan keberhasilan kegiatan
SP 2 menghardik menghardik
2.1 Evaluasi kegiatan menghardik. Beri Setelah dilakukan 1x
pujian pertemuan, klien mampu
mengevaluasi hasil
kegiatan menghardik

57
Diagnosa Tujuan Kriteria Tindakan Keperawatan Rasional
2.2 Latih mengontrol halusinasi dengan Setelah dilakukan 1x
obat (jelaskan 6 benar: jenis, guna, pertemuan, klien mampu
dosis, frekuensi, cara,kontinuitas mengontrol halusinasi
minum obat) menggunakan obat

a. Menjelaskan jenis obat Memahami jenis obat yang


Jelaskan jenis obat dikonsumsi

b. Menjelaskan kegunaan obat Mengetahui manfaat obat


Jelaskan kegunaan obat
c. Menjelaskan dosis obat Memahami dosis obat
Jelaskan dosis obat
d. Menjelaskan frekuensi obat Memahami frekuensi obat
Jelaskan frekuensi obat
e. Menjelaskan cara konsumsi obat Memahami cara konsumsi
Jelaskan cara konsumsi obat obat
f. Menjelaskkan kontinuitas minum obat Memahami kontinuitas
Jekaskan kontinuitas minum minum obat
obat Keteraturan minum obat
dapat mempercepat
Beritahukan pada klien akibat kesembuhan klien
apabila tidak teratur minum obat

2.3 Masukkan pada jadwal kegiatan Setelah dilakukan 2x Adanya kesepakatan jadwal
untuk latihan menghardik dan pertemuan, klien mampu

58
Diagnosa Tujuan Kriteria Tindakan Keperawatan Rasional
minum obat melaksanakan kegiatan Diskusikan dengan klien untuk
latihan menghardik dan jadwal yang akan dibuat Diharapkan klien patuh
minum obat sesuai jadwal
Bimbing klien dalam membuat
jadwal Mempercepat proses
penyembuhan
Motivasi klien untuk mematuhi
SP 3 jadwal
3.1 Evaluasi kegiatan latihan menghardik Setelah dilakukan 2x
dan obat. Beri pujian pertemuan, klien mampu
mengevaluasi hasil
kegiatan meghardik dan
minum obat
a. Mengevaluasi kegiatan latihan Mengetahui tingkat
menghardik keberhasilan kegiatan
Evaluasi kegiatan menghardik menghardik

b. Mengevaluasi kegiatan minum obat Mengetahui tingkat


keberhasilan kegiatan
Evaluasi kegiatan minum obat minum obat

3.2 Latih cara mengontrol halusinasi Setelah dilakukan 3x Memberi pengetahuan arti
dengan bercakap-cakap saat terjadi pertemuan, klien mampu dari bercakap - cakap
halusinasi. mengontrol halusinasi Jelaskan tujuan cara mengontrol Agar klien tahu cara
dengan bercakap-cakap halusinasi dengan bercakap bercakap -cakap

59
Diagnosa Tujuan Kriteria Tindakan Keperawatan Rasional
Jelaskan cara mengontrol Agar klien memahami cara
halusinasi dengan bercakap melakukannya
Demonstrasikan cara Guna melihat tingkat
mengontrol halusinasi dengan pemahaman klien
bercakap Mengetahui tingkat
Minta klien untuk melakukan kemandirian klien dalam
bercakap bersama – sama melakukan cara bercakap -
Re – demostrasikan oleh pasien cakap
cara mengontrol halusinasi Guna memberi semangat
dengan bercakap atas keberhasilan klien

Beri pujian
3.3 Masukkan pada jadwal kegiatan untuk Setelah dilakukan 3x
latihan menghardik, minum obat dan pertemuan, klien mampu
bercakap-cakap melaksanakan kegiatan
menghardik, minum obat,
dan bercakap-cakap sesuai
jadwal
a. memasukkan jadwal kegiatan latihan Adanya kesepakatan jadwal
menghardik

b. Memasukkan jadwal minum obat Diskusikan dengan klien untuk Diharapkan klien patuh
jadwal yang akan dibuat

c. Memasukkan jadwal bercakap-cakap Bimbing klien dalam membuat Mempercepat proses


jadwal penyembuhan

60
Diagnosa Tujuan Kriteria Tindakan Keperawatan Rasional
Motivasi klien untuk mematuhi
jadwal

SP 4
4.1Evaluasi kegiatan latihan menghardik, Setelah dilakukan 4x
obat, dan bercakap-cakap. Beri pujian pertemuan, klien mampu
mengevaluasi hasil
kegiatan menghardik,
minum obat dan bercakap-
cakap

a. Mengevaluasi kegiatan latihan Mengetahui tingkat


menghardik keberhasilan kegiatan
menghardik
Evaluasi hasil kegiatan
b. Mengevaluasi kegiatan minum obat menghardik Mengetahui tingkat
keberhasilan kegiatan
minum obat
Evaluasi hasil kegiatan minum
c. Mengevaluasi kegiatan bercakap- obat Mengetahui tingkat
cakap keberhasilan kegiatan
bercakap-cakap
Evaluasi hasil kegiatan bercakap
4.2 Latih cara mengontrol halusinasi Setelah 4x pertemuan, cakap Memberi pengetahuan arti
dengan melakukan kegiatan harian klien mampu mengontrol dari melakukan kegiatan
mulai 2 kegiatan ( membaca buku halusinasi dengan
dan dan merapikan buku ) melakukan membaca buku Jelaskan tujuan mengontrol Agar klien tahu cara

61
Diagnosa Tujuan Kriteria Tindakan Keperawatan Rasional
dan merapikan buku halusinasi dengan melakukan melakukan kegiatan
kegiatan
Jelaskan cara mengontrol
halusinasi dengan melakukan Agar klien memahami cara
kegiatan melakukannya
Demonstrasikan cara
mengontrol halusinasi dengan
melakukan kegiatan Guna melihat tingkat
Minta klien untuk melakukan pemahaman klien
kegiatan yang di sukai bersama-
sama dengan perawat Mengetahui tingkat
kemandirian klien dalam
Re – demostrasikan oleh pasien melakukan cara melakukan
cara mengontrol halusinasi kegiatan
dengan melakukan kegiatan Guna memberi semangat
atas keberhasilan klien
Beri pujian
Adanya kesepakatan jadwal
4.3 Masukkan pada jadwal kegiatan Setelah dilakukan 4x
untuk latihan menghardik, minum pertemuan, klien mampu Diskusikan dengan klien untuk
obat, bercakap-cakap, dan kegiatan melaksanakan kegiatan jadwal yang akan dibuat
harian. menghardik, minum obat, Diharapkan klien patuh
dan bercakap-cakap, dan
melakukan kegiatan harian Bimbing klien dalam membuat
sesuai jadwal jadwal Mempercepat proses
penyembuhan
Motivasi klien untuk mematuhi

62
Diagnosa Tujuan Kriteria Tindakan Keperawatan Rasional
jadwal

SP 5 Setelah dilakukan 4x
5.1 Evaluasi kegiatan latihan menghardik, pertemuan, klien mampu
obat & kegiatan harian. Beri pujian mengevaluasi hasil
kegiatan menghardik,
minum obat dan kegiatan
harian Mengetahui tingkat
keberhasilan kegiatan
a. Mengevaluasi hasil kegiatan Evaluasi hasil kegiatan latihan menghardik
menghardik menghardik
Mengetahui tingkat
keberhasilan minum obat
b. Mengevaluasi hasil kegiatan minum Evaluasi hasil kegiatan minum
obat obat Mengetahui tingkat
keberhasilan kegiatan harian
c. Mengevaluasi hasil kegiatan harian Evaluasi hasil kegiatan harian
Mampu melakukan kegiatan
Setelah dilakukan 5x harian
5.2 Latih kegiatan harian pertemuan, klien mampu Latih cara melakukan kegiatan
melakukan kegiatan harian harian dengan benar
Mengetahui tingkat
Setelah dilakukan 5x kemandirian klien
5.3 Nilai kemampuan yang telah mandiri pertemuan diharapkan Nilai kemampuan klien yang
pasien dapat melakukan dapat dilakukan secara mandiri
semua kegiatan secara
mandiri

63
Diagnosa Tujuan Kriteria Tindakan Keperawatan Rasional
Mengetahui tingkat
Setelah dilakukan 5x keberhasilan semua
5.4 Nilai apakah halusinasi terkontrol pertemuan, klien mampu Nilai status halusinasi tindakan
mengontrol halusinasi
Mengetahui permasalahan
dan dapat ditangani dengan
baik

Diagnosa Tujuan Kriteria Tindakan Keperawatan Rasional


Halusinasi Keluarga
SP 1
1.1 Diskusikan masalah yang Setelah 1x pertemuan, Diskusikan dengan keluarga Mengetahui permasalahan
dirasakan dalam merawat pasien diharapkan keluarga mampu permasalahan yang sering dan dapat ditangani dengan
mengetahui permasalah muncul saat merawat baik
yang muncul dalam merawat
pasien

1.2 Jelaskan pengertian, tanda & Setelah 1x pertemuan,

64
Diagnosa Tujuan Kriteria Tindakan Keperawatan Rasional
gejala, dan proses terjadinya diharapkan keluarga mampu
halusinasi (gunakan booklet) memahami pengertian, tanda
& gejala, dan proses
terjadinya halusinasi
a. Jelaskan pengertian halusinasi Jelaskan pada keluarga Keluarga paham dengan apa
mengenai apa itu halusinasi yang terjadi pada pasien

Keluarga dapat mengetahui


b. Tanda & gejala halusinasi Jelaskan tanda & gejala yang tanda & gejala yang muncul
muncul pada pasien halusinasi
Mengetahui secara dini
Jelaskan proses terjadinya terjadinya halusinasi
c. Proses halusinasi halusinasi

Keluarga dapat merawat


1.3 Jelaskan cara merawat halusinasiSetelah 1x pertemuan, Jelaskan cara merawat pasien pasien secara mandiri
diharapkan keluarga dapat halusinasi pada keluarga
merawat pasien halusinasi
Memandirikan keluarga
1.4 Latih cara merawat halusinasi : Setelah 1x pertemuan, Latih keluarga untuk melatih dalam merawat pasien
hardik diharapkan keluarga mampu pasien dengan menghardik
merawat pasien halusinasi halusinasi pasien
dengan cara menghardik
Membantu pasien menepati
1.5 Anjurkan membantu pasien sesuai Setelah 1x pertemuan, Anjurkan keluarga untuk jadual yang disepakati
jadual dan member pujian diharapkan keluarga mampu membantu pasien sesuai jadwal
membantu pasien sesuai

65
Diagnosa Tujuan Kriteria Tindakan Keperawatan Rasional
jadual

SP 2 Mengetahui tingkat
1.1 Evaluasi kegiatan keluarga dalam Setelah 1x pertemuan, Evaluasi keluarga dalam kepahaman keluarga dalam
merawat/melatih pasien diharapkan keluarga mampu merawat/melatih pasien merawat/melatih pasien
menghardik. Beri pujian merawat/melatih pasien menghardik menghardik
menghardik dan memberi
pujian
Menghindari
1.2 Jelaskan 6 benar cara memberikan Setelah 2x pertemuan, Jelaskan 6 benar memberikan kesalahan obat, overdosis
obat diharapkan keluarga mampu obat dan ketepatan obat
memberikan obat dengan 6
benar
Memandirikan keluarga
1.3 Latih cara memberikan/ Setelah 2x pertemuan, Latih keluarga untuk dalam merawat pasien
membimbing minum obat diharapkan keluarga mampu memberikan/
memberikan/ membimbing minum obat
membimbing minum obat
Membantu pasien menepati
1.4 Anjurkan membantu pasien sesuai Setelah 1x pertemuan, Anjurkan keluarga untuk jadwal yang disepakati
jadwal dan memberi pujian diharapkan keluarga mampu membantu pasien sesuai jadwal
membantu pasien sesuai
jadwal

SP 3 Mengetahui tingkat
1.1 Evaluasi kegiatan keluarga Setelah 1x pertemuan, Evaluasi keluarga dalam kepahaman keluarga dalam

66
Diagnosa Tujuan Kriteria Tindakan Keperawatan Rasional
dalam merawat/melatih pasien diharapkan keluarga mampu merawat/melatih pasien merawat/melatih pasien
menghardik dan memberikan merawat/melatih pasien menghardik obat menghardik obat
obat.Beri pujian menghardik obat dan
memberi pujian

1.2 Jelaskan cara bercakap – cakap Jelaskan cara bercakap – cakap Membertahukan informasi
dan melakukan kegiatan untuk Setelah 3x pertemuan, dan melakukan kegiatan untuk kepada keluarga agar turut
mengontrol halusinasi diharapkan keluarga mampu mengontrol halusinasi berpartisipasi dalam proses
bercakap – cakap dan pengontrolan halusinasi
melakukan kegiatan untuk pasien
mengontrol halusinasi

1.3 Latih dan sediakan waktu Latih dan sediakan waktu Bercakap – cakap saat
bercakap – cakap dengan Setelah 3x pertemuan, bercakap – cakap dengan halusinasi muncul dapat
pasien terutama saat halusinasi diharapkan keluarga mampu pasien terutama saat halusinasi menimalisirkan halusinasi
menyediakan waktu untuk yang muncul semakin parah
bercakap-cakap dengan dan tidak terkontrol
pasien terutama saat
halusinasi
1.4 Anjurkan membantu pasien Anjurkan membantu pasien Membantu pasien menepati
sesuai jadwal dan memberikan Setelah 3x pertemuan, sesuai jadwal jadwal yang disepakati
pujian diharapkan keluarga mampu
membantu pasien sesuai
jadwal
SP 4
1.1 Evaluasi kegiatan keluarga Evaluasi kegiatan keluarga Mengetahui tingkat

67
Diagnosa Tujuan Kriteria Tindakan Keperawatan Rasional
dalam merawat/melatih pasien Setelah 4x pertemuan, dalam kepahaman keluarga dalam
menghardik,memberikan obat diharapkan keluarga mampu Menghardik, merawat/melatih pasien
dan bercakap – cakap.Beri merawat/melatih pasien memberikan obat dan bercakap menghardik,membe
pujian menghardik,mem − cakap rikan obat dan bercakap −
berikan obat dan cakap
bercakap − cakap
1.2 Jelaskan follow up ke Jelaskan follow up ke
RSJ/PKM,tanda Setelah 4x pertemuan, RSJ/PKM,tanda kambuh,
kambuh,rujukan diharapkan keluarga mampu
follow up ke
RSJ/PKM,tanda
1.3 Anjurkan membantu pasien kambuh,rujukan Anjurkan membantu pasien Agar keluarga mengetahui
sesuai jadwal dan sesuai jadwal tanda – tanda kambuh yang
memberikan pujian Setelah 4x pertemuan, di alami klien dan mendapat
diharapkan keluarga mampu tindak lanjut yang
membantu pasien sesuai berikutnya
jadwal
SP 5
1.1 Evaluasi kegiatan keluarga Evaluasi kegiatan keluarga Membantu pasien menepati
dalam merawat/melatih pasien dalam merawat/melatih pasien jadwal yang disepakati
menghardik dan memberikan Setelah 4x pertemuan, menghardik dan memberikan
obat dan bercakap – cakap dan diharapkan keluarga mampu obat dan bercakap – cakap dan
melakukan kegiatan harian dan merawat/melatih pasien melakukan kegiatan harian dan
follow up.Beri pujian menghardik dan follow up.
memberikan obat dan
bercakap – cakap dan
1.2 Nilai kemampuan keluarga melakukan kegiatan harian Nilai kemampuan keluarga Mengetahui tingkat

68
Diagnosa Tujuan Kriteria Tindakan Keperawatan Rasional
merawat pasien dan follow up. merawat pasien kepahaman keluarga dalam
merawat/melatih pasien
Setelah 4x pertemuan, menghardik dan
diharapkan keluarga mampu memberikan obat dan
Menilai kemampuan bercakap – cakap dan
keluarga merawat pasien melakukan kegiatan harian
dan follow up.

Ketaatan keluarga dalam


1.3 Nilai kemampuan keluarga Nilai kemampuan keluarga proses penyembuhan pasien
melakukan control ke RSJ/PKM melakukan control ke di lihat dari seberapa jauh
RSJ/PKM kemampuan keluarga untuk
Setelah 4x pertemuan, melalukan pengontrolan ke
diharapkan keluarga mampu RSJ/PKM secara teratur
menilai kemampuan
keluarga melakukan control
ke RSJ/PKM

69
Rencana tindakan
Diagnosa
No Tanggal Tujuan Kriteria Intervensi Rasional
Keperawatan
Evaluasi
1. Koping Individu SP 1
Inefektif Klien dapat Setelah 1x 1. Jelaskan pengertian 1. Membantu pasien mengetahui
mengidentifikasi pertemuan koping tentang kping individu
sumber koping yang diharapkan klien 2. Membantu klien mengetahui
masih dimiliki dapat 2. Diskusikan sumber- segala sesuatu yang dapat
mengidentifikasi sumber koping secara memberikan dukungan
sumber koping umum 3. Mengetahui sumber-sumber yang
yang masih tetap memberikan dukungan
dimiliki 3. Diskusikan sumber kepada klien
koping yang dimiliki
klien
SP 1
Klien dapat Setelah 1x 1. Jelaskan pengertian 1. Menambah pengetahuan klien
menjelaskan pertemuan mekanisme koping tentang mekanisme koping
keuntungan diharapkan klien konstruktif konstruktif
mekanisme koping dapat 2. Agar klien dapat mengetahui
konsruktif dan menjelaskan 2. Diskusikan keuntungan contoh koping konstruktif
menjelaskan keuntungan mekanisme koping
kerugian mekanisme konstruktif 3. Menambah pengetahuan klien
mekanisme koping 3. Jelaskan pengertian tentang mekanisme koping
destruktif konstruktif dan mekanisme koping destruktif
kerugian destruktif 4. Agar klien dapat mengetahui
mekanisme contoh koping destruktif
koping destruktif 4. Diskusikan kerugian 5. Menilai pemahaman klien tentang
mekanisme koping koping konstruktif dan destruktif
destruktif
5. Minta pasien mengulangi
keuntungan mekanisme
koping konstruktif dan
kerugian mekanisme
koping destruktif

70
Rencana tindakan
Diagnosa
No Tanggal Tujuan Kriteria Intervensi Rasional
Keperawatan
Evaluasi
SP 1
Klien mampu Setelah 1x 1. Diskusikan kebutuhan 1. Mengetahui macam-macam
mendiskusikan pertemuan klien kebutuhan klien
bersama kebutuhan diharapkan klien 2. Diskusikan kebutuhan 2. Mengetahui kebutuhan yang sudah
klien yang tidak mampu yang sudah terpenuhi terpenuhi
terpenuhi mendiskusikan 3. Diskusikan kebutuhan
kebutuhan yang yang belum terpenuhi 3. Mengetahui kebutuhan yang tidak
tidak terpenuhi 4. Diskusikan penyebab terpenuhi
kebutuhan belum
terpenuhi 4. Mengetahui penyebab kebutuhan
klien tidak terpenuhi
SP 1
Klien dapat Setelah 1x 1. Diskusikan jenis bantuan 1. Mengetahui jenis bantuan yang
memenuhi pertemuan yang diperlukan klien paling dibutuhkan klien
kebutuhannya yang diharapkan klien 2. Bantu klien memenuhi 2. Agar kebutuhan klien dapat
belum terprnuhi mampu kebutuhan terpenuhi
dengan bantuan memenuhi
kebutuhan
SP 1
Klien dapat Setelah 1x Bimbing klien memasukkan Upaya untuk membiasakan diri
memasukkan pada pertemuandiharap pada jadwal kegiatan melakukan kegiatan agar semua
jadwal kegiatan kan klien dapat pemenuhan kebutuhan yang kebutuhan dapat terpenuhi
pemenuhan memasukkan belum terpenuhi
kebutuhan pada jadwal
kegiatan
pemenuhan
kebutuhan
2 Koping individu SP 2
inefektif Klien dapat Setelah 1x 1. Diskusikan jenis 1. Mengetahui jenis jebutuhan
menyebutkan pertemuan klien kebutuhan sebelumnya sebelumnya yang belum terpenuhi
kebutuhan yang mampu yang belum terpenuhi

71
Rencana tindakan
Diagnosa
No Tanggal Tujuan Kriteria Intervensi Rasional
Keperawatan
Evaluasi
sudah dipenuhi menyebutkan 2. Diskusikan kebutuhan 2. Mengetahui persentase
kebutuhan yang yang dapat terpebuhi peningkatan pemenuhan kebutuhan
sebelumnya sesuai jadwal 3. Pujian dan apresiasi dapat
belum terpenuhi 3. Beri pujian kepada klien meningkatkan kepercayaan diri
dan kini sudah
terpenuhi
SP 2 Setelah 1x 1. Diskusikan bersama kien
Klien dapat pertemuan kebutuhan yang belum 1. Mengetahui kebutuhan yang belum
memenuhi diharapkan klien terpenuhi terpenuhi
kebutuhan lain yang mampu 2. Diskusikan penyebab
tidak terpenuhi memenuhi kebutuhan tidak terpenuhi 2. Mengetahui penyebab kebutuhan
kebutuhan lain 3. Bantu klien memenuhi tidak terpenuhi
yang belum kebutuhan yang belum 3. Agar kebutuhan klien dapat
terpenuhi terpenuhi terpenuhi
SP 2 Setelah 1x 1. Diskusikan latihan 1. Mengetahui jenis latihan yang
Klien dapat pertemuan kegiatan pemenuhan diperlukan klien
melakukan latihan diharapkan klien kebutuhan yang
pemenuhan mampu diperlukan klien 2. Untuk memfokuskan latihan
kebutuhan yang melakukan 2. Bantu klien memilih salah pemenuhan kebutuhan
dipilih latihan satu kegiatan pemenuhan 3. Menambah pengetahuan klien
pemenuhan kebutuhan
kebutuhan yang 3. Jelaskan dan
dipilih demontrasikan kepada 4. Membimbing klien dalam
klien latihan kegiatan latihan
yang dipilih klien 5. Memberi kesempatan klien
4. Lakukan latihan bersama dalam memperagakan latihan
dengan klien
5. Minta klien mengulangi 6. Meningkatkan kepercayaan diri
latihan kegiatan secara klien
mandiri
6. Beri pujian pada klien

72
Rencana tindakan
Diagnosa
No Tanggal Tujuan Kriteria Intervensi Rasional
Keperawatan
Evaluasi
SP 2
Klien dapat Setelah 1x Bimbing klien memasukkan Membantu klien melakukan kegiatan
memasukkan jadwal pertemuan klien pada jadwal kegiatan secara terstruktur dan menghindari lupa
pemenuhan dapat pemenuhan kebutuhan dan melakukan kegiatan yang
kebutuhan dan memasukkan kegiatan yang dilatih diprogramkan
kegiatan yang pada jadwal
dilatih kegiatan
pemenuhan
kebutuhan dan
kegiatan yang
dulatih
3 Koping individu SP 3
inefektif Klien mampu Setelah 1x 1. Diskusikan kebutuhan 1. Mengetahui kemajuan
mengevaluasi pertemuan yang sudah terpenuhi dan perkembangan klien dalam
kegiatan diharapkan klien belum terpenuhi memenuhi kebutuhan
pemenuhan mampu 2. Mengetahui jenis dan frekuensi
kebutuhan dan mengevaluasi 2. Diskusikan latihan klien melakukan kegiatan
kegiatan yang pemenuhan kegiatan yang sudah 3. Menilai kemampuan klien dalam
dilakukan klien kebutuhan dan dilakukan klien melakukan kegiatan
kegiatan yang 3. Minta klien
dilakukan klien mendemonstrasikan 4. Membantu meningkatkan
kembali kegiatan yang kepercayaan diri klien
dilakukan
4. Beri pujian
SP 3 Setelah 1x 1. Jelaskan jenis dan fungsi 1. Agar klien mengetahui jenis obat
Klien dapat pertemuan klien obat yang dikonsumsi yang dikonsumsi beserta
memahami program dapat memahami klien fungsinya
pengobatan yang dan menjelaskan 2. Agar klien dapat mengkonsumsi
dijalani dan manfaat kembali 2. Jelaskan cara, dosis dan obat sesuai aturan
yang dirasakan pengobatan yang frekuensi minum obat 3. Membantu keberlangsungan
dijalani (jenis, 3. Jelaskan keuntungan kontinyuitas klien dalam minum

73
Rencana tindakan
Diagnosa
No Tanggal Tujuan Kriteria Intervensi Rasional
Keperawatan
Evaluasi
guna, dosis, teratur minum obat dan obat
frekuensi, cara, kerugian minum obat 4. Memberi klien kesempatan untuk
keuntungan tidak teratur menanyakan hal yang belum jelas
minum obat dan 4. Beri kesempatan klien 5. Mengetahui pemahaman klien
kerugian tidak bertanya tentang program pengobatannya
minum obat
teratur)
5. Minta klien menjelskan
kembali tentang program
pengobatannya (jenis,
guna, dosis, frekuensi,
cara dan kontinyuitas
minum obat)
SP 3 Setelah 1x 1. Bimbing klien 1. Membantu klien melakukan
Klien dapat pertemuan memasukkan pada jadwal kegiatan secara terstruktur
memasukkan pada diharapkan kliem pemenuhan kebutuhan
jadwal pemenuhan mampu 2. Bimbing klien 2. Membantu klien dalam
kebutuhan, kegiatan memasukkan memasukkan pada jadwal melakukan kegiatan yang sudah
yang telah dilatih pada jadwal kegiatan yang telah dilatih dilatih
dan obat kegiatan 3. Bimbing klien
pemenuhan memasukkan pada jadwal 3. Membantu klien teratur minum
kebutuhan, minum obat obat
kegiatan yang
telah dilatih dan
obat
4 Koping individu SP 4 Setelah 1x 1. Evaluasi kebutuhan klien 1. Mengetahui peningkatan klien
inefektif Klien dapat pertemuan yang sudah terpenuhi dan dalam memenuhi kebutuhan
melakukan kegiatan diharapkan klien belum terpenuhi 2. Mengetahui kemampuan klien
untuk memenuhi dapat melakukan 2. Evaluasi kegiatan yang dalam melakukan kegiatan
kebutuhan, kegiatan kegiatan telah dilakukan, minta
yang sudah dilatih pemenuhan klien untuk 3. Mengetahui keteraturan klien

74
Rencana tindakan
Diagnosa
No Tanggal Tujuan Kriteria Intervensi Rasional
Keperawatan
Evaluasi
dan minum obat kebutuhan klien, mendemonstrasikan dalam minum obat
teratur melakukan kegiatan 4. Apresiasi dapat meningkatkan
kegiatan yang 3. Evaluasi kegiatan klien kepercayaan diri klien
telah dilatih dan dalam minum obat
teratur minum 4. Beri pujian kepada klien
obat
SP 4 Setelah 1x 1. Diskusikan bersama klien 1. Mengetahui kebutuhan klien yang
Klien dapat pertemuan klien kebutuhan yang belum belum terpenuhi
mendiskusikan mampu terpenuhi 2. Menentukan cara pemenuhan
kebutuhan lain dan menentukan 2. Diskusikan bersama klien kebutuhan klien
cara pemenuhannya kebutuhan lain cara pemenuhan
dan cara kebutuhan
pemenuhannya
SP4 Setelaah 1x 1. Diskusikan bersama klien 1. Mengetahui kemampuan yang
Klien dapat pertemuan kemampuan yang dimiliki dimiliki klien
mendiskusikan diharapkan klien dalam memenuhi
kemampuan yang mampu kebutuhan 2. Menentukan kemampuan klien
dimiliki dan mengidentifikasi 2. Diskusikan bersama klien yang akan dilatih
memilih kegiatan kemampuan yang kemampuan yang akan
yang akan dilatih dimiliki, memilih dipilih untuk dilatih 3. Pemberia informasi kepada klien
kegiatan dan 3. Jelaskan kepada klien tentang kemampuan yang
melatih kegiatan kegiatan yang akan dilatih dimiliki
4. Memberikan gambaran kepada
4. Demonstrasikan pada kien terkait latihan
klien kegiatan yang akan 5. Membangun rasa percaya diri
dilatih klien saat latihan
5. Lakukan kegiatan yang 6. Menilai kemampuan klien saat
dipilih bersama dengan melakukan kegiatan
klien
6. Minta klien 7. Pujian dapat meningkatkan rasa
mendemonstrasikan percaya diri

75
Rencana tindakan
Diagnosa
No Tanggal Tujuan Kriteria Intervensi Rasional
Keperawatan
Evaluasi
kembali kegiatan yang
telah dilatih
7. Beri pujian
SP 4 Setelah 1x 1. Bimbing klien 1. Membantu klien dalam
Klien dapat pertemuan klien memasukkan pada jadwal melakukan kegiatan secara
memasukkan pada mampu kegiatan pemenuhan terjadwal
jadwal kegiatan memasukkan kebutuhan, kegiatan yang
harian pasien, pada jadwal dan dilatih dan jadwal minum
kegiatan yang telah melaksanakan obat
dilatih dan minum kegiatan harian, 2. Beri pujian pada klien
obat kegiatan yang 2. Membangun rasa percaya diri
dilatih dan klien
minum obat
5 Koping individu SP 5 Setelah 1x 1. Evaluasi kebutuhan klien 1. Mengetahui keberhasilan klien
inefektif Klien dapat pertemuan yang sudah terpenuhi dan dalam memenuhi kebutuhan
memenuhi diharapkan klien belum terpenuhi 2. Mengetahui keberhasilan latihan
kebutuhan, dapat memenuhi 2. Evaluasi kegiatan yang sebelumnya
melakukan kegiatan kebutuhan, dilatih sebelumnya, minta
yang telah dilatih melakukan klien mendemonstrasikan
sebeumnya dan kegiatan yang kembali
minum obat teratur dilatih 3. Evaluasi klien dalam 3. Mengetahui ketaatan klien dalam
sebelumnya dan keteraturan minum obat minum obat
minum obat 4. Beri pujian kepada klien 4. Membantu meningkatkan
teratur kepercayaan diri klien
SP 5 Setelah 1x 1. Diskusikan kegiatan yang 1. Menilai keberhasilan kegiatan
Penilaian pertemuan mampu dilakukan klien pemenuhan kebutuhan klien
kemampuan klien diharapkan klien 2. Minta klien 2. Menilai kemampuan yang
yang telah mandiri dapat melakukan mendemonstrasikan dimiliki klien
kegiatan secara kemampuan yang dimiliki
mandiri sesuai 3. Nilai kemampuan klien
kemampuan yang telah mandiri 3. Mengetahui tingkat kemandirian

76
Rencana tindakan
Diagnosa
No Tanggal Tujuan Kriteria Intervensi Rasional
Keperawatan
Evaluasi
klien dalam melakukan kegiatan

77
Diagnosa Rencana tindakan
No Tanggal Rasional
Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
1 Koping individu SP 1 Setelah 1x pertemuan 1. Diskusikan bersama Membantu keluarga dalam
inefektif Keluarga diharapkan keluarga keluarga tentang masalah- mengungkapkan perasaannya
mampu mampu mendiskusikan masalah yang dihadapi
mendiskusikan masalah yang selama merawat klien
masalah yang dirasakan dalam koping individu inefektif
dirasakan dalam merawat klien
merawat klien
SP 1 Setelah 1x pertemuan 1. Jelaskan kepada keluarga 1. Menambah pengetahuan
Keluarga diharapkan keluarga pengertian koping keluarga tentang pengertian
memahami mampu memahami individu inefektif mekanisme kopinh
pengertian pengertian mekanisme 2. Jelaskan mekanisme 2. Menambah pengetahuan
mekanisme koping konstruktif dan koping konstruktif keluarga tentang mekanisme
koping, destruktif koping
konstruktif dan 3. Jelaskan akibat dari 3. Memberikan gambaran
destruktif mekanisme koping kepada keluarga akibat dari
konstruktif mekanisme koping seseorang
4. Menambah pengetahuan
4. Jelaskan mekanisme keluarga tentang mekanisme
koping destruktif koping
5. Memberikan gambaran
5. Jelaskan akibat kepada keluarga akibat dari
mekanisme koping mekanisme koping seseorang
destruktif
SP 1 Setelah 1x pertemuan 1. Kaji kemampuan keluarga 1. Mengetahui kemampuan
Keluarga diharapkan keluarga dalam merawat klien keluarga dalam merawat klien
memahami cara mampu memahami koping individu inefektif
merawat klien cara merawat klien 2. Demonstrasikan keluarga 2. Menambah pengetahuan
koping individu koping individu dalam merawat klien keluarga dalam merawat klien
inefektif : tidak inefektif : tidak koping individu inefektif sehingga dapat diterapkan
disangkal, tidak disangkal, tidak a. Jelaskan cara dalam melakukan perawatan
diikuti/diterima diikuti/diterima (netral) merawat klien koping pada klien koping individu
(netral) individu inefektif : inefektif

78
Diagnosa Rencana tindakan
No Tanggal Rasional
Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
tidak disangkal, tidak
diikuti/diterima
(netral)
b. Demostrasikan
kepada keluarga cara
merawat klien koping
individu inefektif :
tidak disangkal, tidak
diikuti/diterima
(netral)
c. Lakukan bersama
keluarga cara
merawat klien koping
individu inefektif :
tidak disangkal, tidak
diikuti/diterima
(netral)
d. Minta keluarga
memperagakan
kembali cara merawat
klien koping individu
inefektif : tidak
disangkal, tidak
diikuti/diterima
(netral)
SP 1 Setelah 1x pertemuan 1. Demonstrasikan keluarga 1. Memudahkan keluarga
Keluarga diharapkan keluarga cara mengetahui dalam membantu klien
mampu mampu memahami kebutuhan klien dalam memenuhi
memahami cara cara mengetahui a. Jelaskan tujuan kebuthuannya
mengetahui kebutuhan pasien dan mengethui kebutuhan
kebutuhan mengenali kemampuan klien
pasien dan klien b. Demonstrasikan cara

79
Diagnosa Rencana tindakan
No Tanggal Rasional
Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
mengetahui mengetahui
kemampuan kebutuhan klien
klien c. Lakukan bersama
dengan keluarga cara
mengetahui
kebutuhan klien
d. Minta keluarga untuk
mendemonstrasikan
kembali cara
mengetahui
kebutuhan klien
2. Demonstrasikan keluarga
cara mengetahui
kemampuan klien 2. Membantu keluarga dalam
a. Jelaskan kepada memahami kemampuan
keluarga cara yang dimiliki klien dan
mengetahui mengoptimalkan
kemampuan klien kemampuan yang dimiliki
b. Demonstrasikan cara
mengkaji kemampuan
klien
c. Lakukan cara
mengkaji kemampuan
klien bersama dengan
keluarga
d. Minta keluarga
mendemonstrasikan
kembali cara
mengkaji kemampuan
yang dimiliki klien
SP 1 Setelah 1x pertemuan Anjurkan keluarga membantu Dukungan sosial dari keluarga
Keluarga dapat diharapkan keluarga pasien sesuai jadwal dan mempercepat proses

80
Diagnosa Rencana tindakan
No Tanggal Rasional
Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
membantu mampu membimbing memberikan pujian penyembuhan pasien
membimbing pasien melakukan
pasien kegiatan yang sudah
melakukan terjadwal
kegiatan yang
sudah terjadwal
dan
memberikan
pujian
2 Koping individu SP 2 Setelah 1x pertemuan 1. Evaluasi kegiatan 1. Keterampilan keluarga
inefektif Keluarga dapat diharapkan keluarga keluarga dalam dalam merawat pasien dapat
membimbing mampu membimbing membimbing pasien mempercepat pemulihan
pasien pasien dalam memebuhi kebutuhannya pasien
memenuhi memenuhi 2. Beri pujian 2. Pujian kepada keluarga
kebutuhannya. kebutuhannya dapat memotivasi keluarga
SP 2 Setelah 1x pertemuan 1. Demonstrasikan keluarga 1. Keterampilan keluarga
Keluarga diharapkan keluarga cara memenuhi kebutuhan dalam merawat pasien dapat
mampu mampu memahami pasien membantu proses pemulihan
memahami cara cara memenuhi a. Jelaskan tujuan pasien
memenuhi kebutuhan pasien memenuhi kebutuhan
kebutuhan pasien
pasien b. Demonstrasikan cara
memenuhi kebutuhan
pasien
c. Bersama dengan
keluarga lakukan
latihan cara memenuhi
kebutuhan pasien
d. Minta keluasga untuk
mendemonstrasi kan
kembali
SP 2 Setelah 1x pertemuan 1. Demonstrasikan keluarga 1. Membantu mengoptimalkan

81
Diagnosa Rencana tindakan
No Tanggal Rasional
Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
Keluarga diharapkan keluarga cara melatih kemampuan kemampuan pasien dalah
mampu melatih mampu melatih yang dimiliki pasien melakukan kegiatan
kemampuan kemampuan yang a. Jelaskan tujuan
yang dimiliki dimiliki pasien melatih kemampuan
pasien yang dimiliki pasien
b. Demonstasikan cara
melatih kemampuan
pasien
c. Bersama keluarga
lakukan latihan untuk
melatih kemampuan
pasien
d. Minta keluarga
mendemonstrasikan
cara melatih
kemampuan pasien
SP 2 Setelah 1x pertemuan 1. Anjurkan keluarga 1. Dukungan keluarga dapat
Keluarga diharapkan keluarga membantu klien dalam memberikan penguatan
mampu mampu membimbing melakukan kegiatan sesuai yang positif terhadap diri
membantu pasien melakukan yang telah dijadwalkan : pasien
pasien kegiatan yang sudah memenuhi kebutuhan dan
melakukan terjadwal latihan kegiatan
kegiatan sesuai 2. Beri pujian
jadwal 2. Pujian yang positif dapat
memotivasi keluarga dalam
merawat pasien
3 Koping individu SP 3 Setelah 1x pertemuan 1. Evaluasi kegiatan keluarga 1. Menilai keberhasilan latihan
inefektif Keluarga diharapkan keluarga dalam membimbing sebelumnya bersama
mampu dalam mampu dalam memenuhi kebutuhan keluarga
membimbing membimbing pasien
memenuhi memenuhi kebutuhan a. Kebutuhan yang
kebutuhan pasien dan sudah terpenuhi

82
Diagnosa Rencana tindakan
No Tanggal Rasional
Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
pasien dan membimbing pasien b. Kebutuhan yang
membimbing melaksanakan kegiatan belum terpenuhi
pasien yang dilatih 2. Evaluasi kegiatan keluarga
melaksanakan dalam membimbing 2. Keterampilan keluarga
kegiatan yang pasien melaksanakan mempercepat pemuliah
dilatih kegiatan yang dilatih pasien
3. Beri pujian kepada
keluarga 3. Memberikan motivasi
kepada keluarga dalam
merawat pasien
SP 3 Setelah 1x pertemuan 1. Jelaskan kepada keluarga 1. Menambah pemahaman
Keluarga diharapkan keluarga tentang obat yang keluarga tentang pengoatan
mampu mampu memahami dikonsumsi pasien : pasien sehingga membantu
memahami tentang obat yang a. Jenis obat pasien dalam keteraturan
tentang obat diminum pasien b. Guna obat minum obat
yang diminum meliputi jenis, guna, c. Dosis obat
pasien dosis, frekuensi, cara d. Frekuensi minum
kan kontinyuitas obat
minum obat e. Cara minum obat
f. Keuntungan minum
obat
g. Kerugian tidak 2. Mengevaluasi pemahaman
minum obat teratur keluarga tentang pengobatan
2. Minta keluarga pasien setelah diberikan
menjelaskan kembali penjelasan
tentang obat yang
dikonsumsi pasien
SP 3
Keluarga dapat Setelah 1x pertemuan Anjurkan keluarga membantu Dukungan keluarga dapat
membantu diharapkan keluarga pasien melakukan kegiatan memberikan dampak positif pada
pasien mampu membantu sesuai jadwal : memenuhi klien
melakukan pasien melakukan kebutuhan, melakukan

83
Diagnosa Rencana tindakan
No Tanggal Rasional
Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
kegiatan sesuai kegiatan sesuai jadwal kegiatan yang dilatih dan
jadwal minum obat
4 Koping individu SP 4 Setelah 1x pertemuan 1. Evaluasi kegiatan keluarga 1. Keterampilan keluarga
inefektif Keluarga dapat diharapkan keluarga dalam memenuhi dalam membimbing pasien
membantu mampu membimbing kebutuhan paisen membantu pemulihan pasien
membimbing pasien memenuhi a. Kebutuhan yang
pasien kebutuhan pasien, sudah terpenuhi
memenuhi membimbing pasien b. Kebutuhan yang
kebutuhan melakukan kegiatan belum terpenuhi
pasien, yang dilatih dan minum 2. Evaluasi kegiatan keluarga 2. Keterampilan keluarga
membimbing obat dalam membimbing dalam membimbing pasien
pasien pasien melakukan membantu pemulihan pasien
melakukan kegiatan yang dilatih
kegiatan yang 3. Evaluasi kegiatan keluarga 3. Dukungan keluarga dapat
dilatih dan dalam membinmbing meningkatkan keteraturan
minum obat pasien minum obat pasien dalam minum obat
4. Beri pujian kepada 4. Pujian kepada keluarga
keluarga dapat memotivasi keluarga
SP 4 Setelah 1x pertemuan 1. Jelaskan kepada keluarga 1. Menentukan tindakan
Keluarga diharapkan keluarga tentang follow up (catatan selanjutnya
mampu mampu memahami perkembangan) pasien ke
memahami follow up pasien ke RSJ/PKM
follow up pasien RSJ/PKM, tanda 2. Jelaskan tanda-tanda
ke RSJ/PKM, kambuh dan rujukan pasien kambuh 2. Meningkatkan kognitif
tanda kambuh pasien a. Mengingkari masalah keluarga dalam merawat
dan rujukan b. Harga diri rendah pasien dengan koping
pasien c. Merasa malu individu inefektif
d. Tidak percaya diri
e. Jarang berkomunikasi
3. Jelaskan tentang rujukan
pasien : segera hubungi
pelayanan kesehatan 3. Memperoleh penanganan

84
Diagnosa Rencana tindakan
No Tanggal Rasional
Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
terdekat bila ada gejala lebih lanjut, cepat dan tepat
SP 4
Keluarga Setelah 1x pertemuan Anjurkan keluarga membantu Dukungan keluarga dapat
mampu diharapkan keluarga pasien melakukan kegiatan memberikan dampak positif pada
membantu mampu membimbing sesuai jadwal : memenuhi klien
membimbing pasien dalam kebutuhan, melakukan
pasien dalam melakukan kegiatan kegiatan yang dilatih dan
melakukan sesuai jadwal minum obat
kegiatan sesuai
jadwal
5 Koping individu SP 5 Setelah 1x pertemuan 1. Anjurkan keluarga 1. Dukungan keluarga dapat
inefektif Keluarga dapat diharapkan keluarga membantu pasien memberikan dampak positif
membantu mampu membimbing melakukan kegiatan sesuai pada klien
membimbing pasien memenuhi jadwal : memenuhi
pasien kebutuhan pasien, kebutuhan, melakukan
memenuhi membimbing pasien kegiatan yang dilatih dan
kebutuhan melakukan kegiatan minum obat
pasien, yang dilatih dan minum 2. Berikan pujian kepada 2. Pujian kepada keluarga
membimbing obat keluarga dapat memberikan motivasi
pasien kepada keluarga
melakukan
kegiatan yang
dilatih dan
minum obat
SP 5 Setelah 1x pertemuan Nilai kemampuan keluarga Untuk mengetahui kemampuan
Keluarga diharapkan keluarga merawat pasien dengan keluarga merawat pasien
mampu mampu merawat pasien koping individu inefektif
merawat pasien dengan koping individu
inefektif
Sp 5 Setelah 1x pertemuan Nilai kemampuan keluarga Untuk mengetahui kemampuan
Keluarga dihaapkan keluarga melakukan kontrol ke melakukan kontrol ke RSJ/PKM
mampu mampu membawa RSJ/PKM

85
Diagnosa Rencana tindakan
No Tanggal Rasional
Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
melakukan pasien kontrol ke
kontrol ke RSJ/PKM
RSJ/PKM

86
Diagnosa Tujuan Kriteria Tindakan keperawatan Rasional
Perilaku Pasien
Kekerasa SP 1
n 1.1 Identifikasi penyebab, tanda & Setelah 1x pertemuan, klien
gejala PK yang dilakukan, akibat mampu mengidentifikasikan
PK penyebab, tanda & gejala
PK yang dilakukan, dan
akibat PK .
Observasi / menanyakan Mengetahui
a. Mengidentifikasi penyebab PK penyebab klien melakukan PK penyebab klien
melakukan PK

Observasi tingkah laku klien Mengetahui tanda


b. Mengidentifikasi tanda gejala maupun ekspresi klien saat klien akan
PK yang dilakukan akan melakukan PK melakukan PK

Observasi akibat setelah klien Berhubungan


c. Mengidentifikasi akibat PK melakukan PK dengan jenis PK
yang dilakukan
klien, bisa
diantisipasi

1.2 Jelaskan cara mengontrol PK : fisik, Setelah 1x pertemuan, klien


obat, verbal, spiritual mampu mengerti cara
mengontrol PK : fisik, obat,
verbal, spiritual
Jelaskan klien teknik Emosi klien
a. Cara mengontrol PK : fisik mengontrol PK : memukul tersampaikan

87
Diagnosa Tujuan Kriteria Tindakan keperawatan Rasional
bantal namun tidak
menciderai

Edukasi klien untuk patuh Obat member efek


b. Cara mengontrol PK : obat minum obat relaksasi dan
mengurangi PK

Kontrol kepatuhan klien Menghindari


minum obat kekambuhan
karena tidak patuh
minum obat.

Jelaskan cara mengontrol PK Mengurangi cidera


c. Cara mengontrol PK : verbal dengan kata - kata secara fisik

Jelaskan klien untuk Mengalihkan


d. Cara mengontrol PK : spritual mendekatkan diri kepada perhatian pikiran
Tuhan dengan berdoa klien untuk
mengurangi PK

1.3 Latihan cara mengontrol PK secara Setelah 1x pertemuan, klien


fisik : tarik nafas dalam dan pukul mampu mengontrol PK
kasur dan bantal secara fisik : tarik nafas
dalam dan pukul kasur dan
bantal Jelaskan tujuan mengontrol PK Memberi
dengan teknik nafas dalam pengetahuan arti

88
Diagnosa Tujuan Kriteria Tindakan keperawatan Rasional
a. Tarik nafas dalam dari teknik nafas
dalam

Jelaskan cara mengontrol PK Agar klien tahu


dengan teknik nafas dalam cara melakukan
nafas dalam

Demonstrasika cara Agar klien


mengontrol PK dengan teknik memahami cara
nafas dalam melakukannya
Guna melihat
Minta klien untuk melakukan tingkat pemahaman
teknik nafas dalam bersama - klien
sama
Mengetahui tingkat
Re – demonstrasikan oleh kemandirian klien
pasien cara teknik nafas dalam dalam melakukan
nafas dalam

Guna memberi
Berikan pujian semangat atas
keberhasilan klien

Memberi
Jelaskan tujuan mengontrol PK pengetahuan arti
dengan pukul bantal dan kasur dari pukul bantal
dan kasur

89
Diagnosa Tujuan Kriteria Tindakan keperawatan Rasional

b. Pukul kasur dan bantal Agar klien tahu


Jelaskan cara mengontrol PK cara pukul bantal
dengan pukul bantal dan kasur dan kasur

Agar klien tahu


Demonstrasikan cara cara melakukannya
mengontrol PK dengan pukul
bantal dan kasur
Guna melihat
Minta klien untuk melakukan tingkat pemahaman
pukul bantal dan kasur bersama klien
- sama
Mengetahui tingkat
Re – demonstrasika oleh pasien kemandirian klien
cara mengontrol PK dengan dalam melakukan
pukul bantal dan kasur pukul bantal dan
kasur

Guna memberi
Berikan pujian semangat atas
keberhasilan klien

Mepercepat proses
Diskusikan klien untuk tentang penyembuhan klien
Setelah 1x pertemuan, klien jadwal yang akan dilakukn dan mengurangi
mampu melakukan terapi untuk mengontrol PK PK

90
Diagnosa Tujuan Kriteria Tindakan keperawatan Rasional
PK secara rutin.
1.4 Masukan pada jadwal kegiatan Mengetahui sejauh
untuk latihan fisik Bimbing klien dalam membuat mana pemahaman
jadwal pasien

Meningkatkan
Motivasi klien untuk mematuhi harga diri pasien
jadwal

Setelah 2x pertemuan,
diharapkan kegiatan
SP 2 pertemuan pertama dapat
2.1 Evaluasi kegiatan latihan fisik. Beri dipahami dan dilakukan
pujian dengan baik Mengevaluasi kegiatan fisik Guna menilai
yang telah dilakukan pada yang seberapa jauh klien
pertemuan pertama dapat melakukan
kegiatan fisik
a. Evaluasi kegiatan fisik dengan baik

Guna memberi
semangat atas
Beri pujian pasien keberhasilan klien

91
Diagnosa Tujuan Kriteria Tindakan keperawatan Rasional

b. Beri pujian

Setelah 2x pertemuan,
diharapkan keluarga mampu
mengontrol PK dengan obat
Mengetahui jenis
2.2 Latih cara mengontrol PK dengan obat yang sesuai
obat (jelaskan 6 benar : jenis, guna, Jelaskan jenis – jenis obat
dosis, frekuensi, cara , kontinuitas pengontrol PK Agar tidak terjadi
minum obat) salah obat
Jelaskan obat sesuai kegunaan
a. Berdasarkan jenis obat Menghindari
adanya overdosis
Jelaskan dosis obat yang
b. Berdasarkan guna obat dikonsumsi Kerja obat
maksimal
Jelaskan frekuensi pemakaian
c. Berdasarkan dosis obat obat Mengetahui batas
pemakaian obat
Jelaskan kontinuitas obat Keteraturan minum
d. Berdasarkan frekuensi obat obat

Agar latihan fisik


e. Berdasarkan kontinuitas obat dan minum obat
Beritahukan pada klien akibat bisa rutin
apabila tidak teratur minum dilaksanakan

92
Diagnosa Tujuan Kriteria Tindakan keperawatan Rasional
obat
Mengetahui
kemampuan klien
Setelah 2x pertemuan, Masukkan latihan fisik dan dalam melakukan
diharapkan klien mampu minum obat pada jadwal kegiatannya
memasukan latihan fisik dan seacara rutin dan
minum obat pada jadwal teratur
2.3 Masukan pada jadwal kegiatan untuk
latihan fisik dan minum obat

Agar latihan fisik


dan obat dapat rutin
Setelah 3x pertemuan, Evaluasi kegiatan kemampuan dilaksanakan
diharapkan klien mampu pasien dalam melatih fisik dan
melakukan latihan fisik obat
SP 3 & obat dengan benar Agar klien tahu
3.1 Evaluasi kegiatan latihan fisik & obat. maksud dari
Beri pujian Setelah 3x pertemuan, Jelaskan tujuan menggungkapkan
diharapkan pasien mampu mengungkapkan perasaan yang tujuan
mengontrol PK secara di rasakan dengan benar, mengungkapkan
verbal meminta yang diinginkan perasaan yang
3.2 Latih cara mengontrol PK secara dengan benar dan menolak dirasakan
verbal (3 cara, yaitu : mengungkapkan yang tidak di inginkan dengan
perasaan yang dirasakan, meminta benar Agar klien
yang diinginkan, menolak yang tidak memahami cara
diinginkan dengan benar) Jelaskan cara mengungkapkan mengungkapkan
perasaan yang di rasakan perasaannya

93
Diagnosa Tujuan Kriteria Tindakan keperawatan Rasional
dengan benar, meminta yang dengan benar
diinginkan dengan benar dan
menolak yang tidak di inginkan
dengan benar
Agar klien
memahami cara
Demonstrasikan cara mengungkapkan
mengungkapkan perasaan yang perasaan yang di
di rasakan dengan benar, rasakan dengan
meminta yang diinginkan benar
dengan benar dan menolak
yang tidak di inginkan dengan
benar Guna menilai
tingkat pemahaman
Minta klien untuk melakukan klien
cara mengungkapkan perasaan
yang di rasakan dengan benar,
meminta yang diinginkan
dengan benar dan menolak
yang tidak diinginkan dengan
benar bersama - sama Mengetahui tingkat
kemandirian klien
Re - demostarikan oleh pasien dalam
cara mengungkapkan perasaan mengungkapkan
yang di rasakan dengan benar, perasaannya denga
meminta yang diinginkan benar
dengan benar dan menolak

94
Diagnosa Tujuan Kriteria Tindakan keperawatan Rasional
yang dengan benar Mengetahui
kemampuan pasien
Evaluasi pasien dalam dalam memahami
Setelah 3x pertemuan, kemampuan latihan fisik, obat latihan fisik, obat
diharapkan pasien dapat & verbal & verbal
melakukan latihan fisik &
SP 4 obat & verbal Memberi
4.1 Evaluasi kegiatan latihan fisik & obat pengetahuan arti
&verbal. Beri pujian Jelaskan tujuan cara dari berdoa dan
Setelah 4x pertemuan, mengontrol spiritual dengan beribadah
diharapkan pasien dapat berdoa dan beribadah
mengontrol spiritual Agar klien
memahami maksud
4.2 Latih cara mengontrol spiritual Jelaskan cara mengontrol dari mengontrol
( berdoa dan beribadah ) spiritual dengan berdoa dan spritual dengan
beribadah cara berdoa

Agar memahami
cara melakukannya
Demonstrasikan cara
mengontrol spiritual dengan
berdoa dan beribadah Guna melihat
tingkat pemahaman
Minta klien untuk berdoa dan klien
beribadah bersama - sama
Guna melihat
tingkat

95
Diagnosa Tujuan Kriteria Tindakan keperawatan Rasional
Re – demonstrasikan kemandirian klien
Cara mengontrol spritual dalam berdoa dan
dengan berdoa dan beribadah beribadah

Agar pasien dapat


melakukan
Masukan jadwal kegiatan kegiatan secara
latihan fisik, minum obat, rutin
Setelah 4x pertemuan, verbal dan spiritual
pasien mampu memasukan
jadual kegiatan unutk
4.3 Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan fisik, minum obat, Mengetahui sejauh
latihan fisik, minum obat, verbal dan verbal dan spiritual mana kemampuan
spiritual Evaluasi kemampuan pasien pasien melakukan
dalam melakukan latihan fisik latihan fisik, obat,
Setelah 4x pertemuan, 1,2, obat, verbal dan spiritual verbal,spritual
diharapkan pasien dapat Mengetahui tingkat
SP 5 melakukan latihan fisik 1,2, kemampuan pasien
5.1 Evaluasi kegiatan latihan fisik 1,2, obat, verbal dan spiritual Nilai kemampuan pasien yang
obat, verbal dan spiritual. Beri pujian dapat dilakukan secara mandiri
Setelah 5x pertemuan,
diharapkan pasien dapat Mengetahui
melakukan semua keberhasilan pasien
5.2 Nilai kemampuan yang telah mandiri kemampuan secara mandiri Nilai kemampuan pasien dalam dalam mengontrol
mengontrol PK PK
Setelah 5x pertemuan,
diharapkan pasien dapat

96
Diagnosa Tujuan Kriteria Tindakan keperawatan Rasional
mengontrol PK
5.3 Nilai apakah PK terkontrol

Diagnosa Tujuan Kriteria Tindakan Keperawatan Rasional


Perilaku Keluarga
Kekerasa SP 1
n 1.1 Diskusikan masalah yang dirasakan Setelah 1x pertemuan, Diskusikan permasalahan yang Mengetahui
dalam merawat pasien diharapkan keluarga klien dihadapi keluarga dalam permasalahan yang
mampu mengetahui merawat klien. muncul
permasalahan yang mungkin
muncul dalam merawat
pasien.

1.2 Jelaskan pengertian, tanda & gejala, Setelah 1x pertemuan,


dan proses terjadinya PK (gunakan diharapkan keluarga klien
booklet) mampu memahami
pengertian, tanda & gejala,
dan proses terjadinya PK

a. Pengertian PK Jelaskan pengertian PK Keluarga dapat


mengerti apa itu
PK
Jelaskan tanda & gejala pada
b. Tanda & gejala PK PK Meminimalisir
terjadinya PK/

97
Diagnosa Tujuan Kriteria Tindakan Keperawatan Rasional
Jelaskan proses terjadinya PK terlambat
c. Proses terjadinya PK penanganan
Mewaspadai agar
tidak terjadi PK
Jelaskan cara merawat klien
1.3 Jelaskan cara merawat klien PK Setelah 1x pertemuan, PK Keluarga mengerti
diharapkan keluarga klien merawat anggota
dapat merawat klien PK keluarga yang
menderita PK

1.4 Latih satu cara merawat PK dengan Setelah 1x pertemuan,


melakukan kegiatan fisik : tarik diharapkan keluarga klien
nafas dalam dan pukul kasur dan dapat merawat klien PK
bantal dengan kegiatan fisik : tarik
nafas dalam dan pukul kasur
dan bantal.
Jelaskan keluarga klien teknik Merilekskan klien
a. Tarik nafas dalam merawat PK : tarik nafas dalam

Jelaskan keluarga klien teknik Emosi pasien


b. Pukul kasur dan bantal merawat PK : memukul kasur tersampaikan tanpa
dan bantal menciderai orang
lain
Setelah 1x pertemuan,
1.5 Anjurkan membantu pasien sesuai keluarga klien dapat
jadual dan memberi pujian membantu pasien sesuai

98
Diagnosa Tujuan Kriteria Tindakan Keperawatan Rasional
jadual dan memberi pujian

a. Membantu pasien sesuai jadual Jelaskan pada keluarga untuk Melatih pasien
membantu pasien sesuai jadual untuk mematuhi
yang dibuat jadual
b. Memberi pasien pujian
Jelaskan pada keluarga untuk Membuat pasien
memberi pujian merasa dihargai
dan berguna
SP 2 Setelah 1x pertemuan,
1.1 Evaluasi kegiatan keluarga dalam diharapkan keluarga mampu Tanyakan pada keluarga cara Mengetahui tingkat
merawat/ melatih pasien fisik. Beri pujian merawat/ melatih pasien merawat pasien secara fisik kepahaman
secara fisik dan memberi keluarga dalam
pujian merawat

Setelah 2x pertemuan,
1.2 Jelaskan 6 benar cara memberikan diharapkan keluarga mampu Jelaskan pada keluarga cara Meninimalisir
obat memberikan obat secara 6 memberikan obat secara 6 kelasalahan dalam
benar benar pemberian obat dan
meningkatkan
Setelah 2x pertemuan, ketepatan kerja
diharapkan keluarga mampu Latih cara memberikan/ obat
1.3 Latih cara memberikan/membimbing memberikan obat membimbing minum obat Agar tidak terjadi
minum obat kesalahan obat
Setelah 2x pertemuan,
diharapkan keluarga dapat Bantu keluarga pasien sesuai

99
Diagnosa Tujuan Kriteria Tindakan Keperawatan Rasional
1.4 Anjurkan membantu pasien sesuai membantu pasien sesuai jadual Membantu pasien
jadual dan memberi pujian jadual dan memberi pujian mematuhi jadual

Setelah 2x pertemuan,
SP 3 diharapkan keluarga dapat Evaluasi kemampuan keluarga
1.1 Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/melatih pasien dalam merawat/melatih pasien Mengetahui
merawat/melatih pasien fisik. fisik dan member pujian secara fisik dan memberi kemampuan
Beri pujian pujian keluarga dalam
merawat/
melatih pasien
secara fisik dan
Setelah 3x pertemuan, memberi pujian
diharapkan keluarga dapat
1.2 Latih cara membimbing : cara bicara membimbing cara bicara Latih keluarga cara Agar keluarga
yang baik yang baik membimbing cara bicara yang mampu
baik memberikan contoh
cara bicara yang
Setelah 3x pertemuan, baik
diharapkan keluarga dapat
1.3 Latih cara membimbing kegiatan membimbing pasien secara Latih keluarga untuk Mendekatkan diri
spiritual spiritual membimbing pasien secara dengan Tuhan
spiritual
Setelah 3x pertemuan,
diharapkan keluarga dapat
1.4 Anjurkan membantu pasien sesuai membantu pasien sesuai Membantu pasien
jadual dan memberikan pujian jadual Anjurkan keluarga untuk untuk mematuhi

100
Diagnosa Tujuan Kriteria Tindakan Keperawatan Rasional
membantu pasien sesuai jadual jadual
Setelah 3x pertemuan,
SP 4 diharapkan keluarga dapat
1.1 Evaluasi kegiatan dalam merawat/
merawat / melatih pasien Mengetahui sejauh
melatih pasien fisik, memberikan
fisik, memberikan obat, Evaluasi kemampuan keluarga mana kemampuan
obat, latihan bicara yanglatihan bicara yang dalam merawat / melatih keluarga dalam
baik&kegiatan pasien fisik, memberikan obat, merawat / melatih
latihan bicara yang pasien fisik,
baik&kegiatan memberikan obat,
Setelah 4x pertemuan, latihan bicara yang
diharapkan keluarga dapat baik&kegiatan
1.2 Jelaskan follow up ke RSJ/PKM, melakukan follow up ke Meminimalisir
tanda kambuh, rujukan RSJ/PKM, tanda kambuh, keterlambatan
rujukan Jelaskan pada keluarga penanganan dan
pentingnya follow up, tanda follow up proses
kambuh, rujukan penyembuhan
pasien

Setelah 4x pertemuan,
diharapkan keluarga mampu
1.3 Anjurkan membantu pasien sesuai membantu pasien sesuai Membantu pasien
jadual dan memberikan pujian jadual menepati jadual
Anjurkan keluarga untuk yang disepakati
membantu pasien sesuai jadual
Setelah 4x pertemuan,
SP 5 diharapkan keluarga mampu
1.1 Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/melatih pasien Mengetahui

101
Diagnosa Tujuan Kriteria Tindakan Keperawatan Rasional
merawat/melatih pasien fisik, fisik, memberikan obat, cara keberhasilan
memberikan obat, cara bicara bicara yang baik & kegiatan Evaluasi kemampuan keluarga keluarga dalam
yang baik & kegiatan spiritual spiritual dan follow up. Beri dalam merawat/melatih pasien merawat pasien
dan follow up. Beri pujian pujian fisik, memberikan obat, cara fisik, memberikan
bicara yang baik & kegiatan obat, cara bicara
spiritual dan follow up. Beri yang baik &
pujian kegiatan spiritual
Setelah 5x pertemuan, dan follow up. Beri
diharapkan keluarga mampu pujian
1.2 Nilai kemampuan keluarga merawat pasien Mengetahui
merawat pasien kemampuan
Nilai kemampuan keluarga keluarga dalam
Setelah 5x pertemuan, merawat pasien merawat pasien
diharapkan keluarga mau
1.3 Nilai kemampuan keluarga melakukan dan mampu melakukan Mengetahui
kontrol ke RSJ/PKM kontrol ke RSJ/PKM kemampuan
Nilai kemampuan keluarga keluarga dalam
dalam melakukan kontrol ke melakukan kontrol
RSJ/PKM secara rutin ke RSJ/PKM
secara rutin

102
G. CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien : Sdr.T
Ruang : Flamboyan

Hari/Tanggal, DiagnosaKeperawata Paraf ,


No. Implementasi EvaluasiKeperawatan
Jam n Nama

1. Jumat, 19 Juli Perubahan persepsi SP 1 S:


2019 sensori: Halusinasi : Pasien mengatakan melihat
penglihatan 1. Mendiskusikan isi halusinasi bayangan menakutkan, dalam
Jam 09.00 wib klien sehari 2 kali muncul, bayangan
2. Mendiskusikan frekuensi (dalam sering muncul pada malam hari,
sehari) klien mengalami pasien melihat saat sepi, pasien
halusinasi mengatakan sangat takut
3. Mendiskusikan waktu terjadinya terhadap bayangan yang muncul
halusinasi kepada klien dan marah.
4. Mendiskusikan situasi dan O : Pasien mendengarkan penjelasan
kondisi yang menimbulkan atau dan memperhatikan perawat,
tidak menimbulkan halusinasi pasien masih lupa dan tidak bisa
5. Mendiskusikan perasaan yang mempraktekkan cara
saat itu pasien rasakan (saat menghardik
halusinasi) A : halusinasi pendengaran dan Willi
6. Mendiskusikan kepada klien apa penglihatan
yang dirasakan jika terjadi P :
halusinasi, beri kesempatan klien - Klien : anjurkan melakukan
untuk mengungkapkan control halusinasi dengan cara
perasaannya menghardik sesuai dengan

103
7. Menjelaskan pengertian jadwal kegiatan harian yang
halusinasi telah disepakati.
8. Menjelaskan tujuan mengontrol - Perawat ; ulangi SP 1, untuk
halusinasi dengan menghardik mengoptimalkan SP 1

2. Sabtu, 20 Juli Perubahan persepsi SP 1 S:


2019 sensori: Halusinasi : pasien mengatakan masih
penglihatan 1. Menjelaskan cara melihat bayangan menakutkan,
Jam 10.00 wib mengontrol halusinasi pasien takut jika bayangan
dengan menghardik muncul
2. Mendemonstrasikan cara O :
menghardik halusinasi - Pasien mau melakukan cara
3. Mendemonstrasikan menghardik halusinasi
bersama-sama dengan klien - Pasien sering lupa langkah-
cara menghardik halusinasi langkah menghardik halusinasi
4. Meminta klien dan harus di ingatkan
mendemonstrasikan secara - Pasien mau memperagakan
mandiri cara menghardik cara menghardik halusinasi
halusinasi A : SP 1 belum tercapai
5. Membantu pasien P:
memasukkan latihan - Klien : anjurkan melakukan
mengontrol halusinasi control halusinasi dengan cara
dengan cara menghardik ke menghardik sesuai dengan
dalam jadwal kegiatan Willi
jadwal kegiatan harian yang
harian. telah disepakati.
6. Memberikan pujian positif - Perawat ; ulangi SP 1, untuk
kepada klien mengoptimalkan SP 1

104
3. Senin, 22 juli Perubahan persepsi SP 1: S:
2019 sensori: Halusinasi : Pasien mengatakan semalam
penglihatan 1. Menjelaskan cara melihat lagi bayangan yang
Jam 10.00 wib mengontrol halusinasi menakutkan, pasien melihat
dengan menghardik sekali setelah magrib
2. Mendemonstrasikan cara O :
menghardik halusinasi - Pasien mau melakukan cara
3. Mendemonstrasikan menghardik halusinasi
bersama-sama dengan klien - Pasien sudah bisa fokus, kontak
cara menghardik halusinasi mata baik
4. Meminta klien - Pasien mau memperagakan
mendemonstrasikan secara cara menghardik halusinasi
mandiri cara menghardik - Pasien sudah melakukan cara
halusinasi menghardik sesuai jadwal yang
5. Membantu pasien sudah dibuat
memasukkan latihan A : SP 1 tercapai
mengontrol halusinasi P : Lanjutkan SP 2 Willi
dengan cara menghardik ke
dalam jadwal kegiatan
harian.
6. Memberikan pujian positif
kepada klien

105
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Halusinasi adalah gangguan persepsi sensori dari suatu obyek tanpa adanya
rangsangan dari luar, gangguan persepsi sensori ini meliputi seluruh
pancaindra. Halusinasi merupakan salah satu gejala gangguan jiwa yang klien
mengalami perubahan sensori persepsi, serta merasakan sensasi palsu berupa
suara, penglihatan, pengecapan perabaan, atau penciuman. Klien merasakan
stimulus yang sebetulnya tidak ada (Ah. Yusuf, 2015). Berdasarkan
pengkajian yang dilakukan pada Tn. S penulis mendapatkan data sebagai
berikut: “Klien mengatakan Klien mengatakan mendengar suara warga
dikampung yang menyuruh klien untuk melakukan kerja bakti dikampung,
suara terdengar saat jam 6 sore setelah magrib, sering terdengar 3 kali, suara
muncul saat klien sedang sendirian dan saat tidur, klien takut dengan suara itu
dan klien memukul – mukul meja untuk menghilangkan suara itu.

Berdasarkan data yang didapatkan penulis mengangkat diagnosa prioritas


adalah gangguan persepsi sensori : halusinasi penglihatan. Rencana tindakan
halusinasi yang dilakukan pada pasien yaitu: identifikasi halusinasi: isi,
frekuensi, waktu terjadi, situasi pencetus, perasaan, respon dan fase-fase
halusinasi. Jelaskan cara mengontrol halusinasi: hardik, obat, bercakap-cakap,
melakukan kegiatan. Latih cara mengontrol halusinasi dengan menghardik
dan minum obat, masukan pada jadwal kegiatan harian untuk latihan
menghardik, minum obat dan bercakap-cakap. Selama 2 hari melakukan
asuhan keperawatan, pasien dapat melakukan menghardik dengan mandiri,
minum obat sesuai jadwal terapi yang diberikan dan bercakap-cakap dengan
teman sekamar.

133
134

B. Saran
1. Untuk perawat :
a. Perawat perlu meningkatkan aktivitas klien terutama klien-klien denga
halusinasi.
b. Mengikutsertakan klien dalam terapi aktivitas kelompok.
2. Untuk di Rumah Sakit
a. Dapat mempertahankan keperawatan yang komprehensif yang telah
dilakukan selama ini.
b. Pertahankan kerjasama dalam keperawatan kepada pasien, dapat
meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan disetiap sub
keperawatan.
3. Bagi institusi STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta
Dapat diajukan sebagai acuan untuk meningkatkan pengetahuan dalam
perawatan pasien halusinasi.
4. Untuk mahasiswa :
a. Tingkatkan pengetahuan dalam mengelola kasus agar dapat
memberikan asuhan keperawatan secara profesional.
b. Mempersiapkan diri baik fisik maupun materi sebelum praktek
khususnya dalam bidang keperawatan jiwa.
DAFTAR PUSTAKA

Akemat dan  Keliat, Budi Anna. 2010. Model Praktik Keperawatan Profesional
Jiwa. Jakarta : EGC.

Direja, Ade Herman S. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta :
Nuha Medika.

Kusumawati, Farida. 2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta : Salemba


Medika.

Pieter, Herri Zan. 2010. Pengantar Psikologi dalam Keperawatan. Medan :


Kencana.

Nurjannah, Intansari. 2010. Aplikasi Proses Keperawatan Pada Diagnosa Resiko


Kekerasan Diarahkan Pada Orang Lain Dan Gangguan Sensori Persepsi.
Yogyakarta : Moco Medika

Stuart, G.W. 2016. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta : EGC.

134
LAMPIRAN
STRATEGI PELAKSANAAN
HALUSINASI

Nama klien : Tn. T


Masalah keperawatan : Halusinasi Penglihatan
Pertemuan :1
Hari/tanggal : Jumat, 19 Juli 2019
Waktu : 09.00 – 09.20 WIB

A. Proses keperawatan
1. Kondisi klien
Ds :
klien mengatakan melihat bayangan yang menakutkan, klien
pergi kemanapun tetap melihat bayangan tersebut, bayangan
tersebut datang lebih sering pada malam hari saat akan tidur,
pasien ketakutan dan akan lari saat melihat bayangan
Do :
Pasien tampak berhati hati dalam berbicara, kontak mata baik.
2. Diagnosis keperawatan
Gangguan persepsi sensori : Halusinasi penglihatan
3. Strategi pelaksanaan ke – 1
a. Identifikasi halusinasi : Isi, frekuensi, waktu terjadi, situasi
pencetus, perasaan, respon
b. Jelaskan cara mengontrol halusinasi : Hardik, obat, bercakap
– cakap, melakukan
kegiatan

c. Latih cara mengontrol halusinasi dengan menghardik


d. Masukan pada jadwal kegiatan untuk latihan menghardik
4. Rencana tindakan
a. Identifikasi halusinasi : Isi, frekuensi, waktu terjadi, situasi
pencetus, perasaan, respon
1) Diskusikan isi halusinasi
2) Diskusikan frekuensi halusinasi
3) Diskusikan waktu terjadi halusinasi
4) Diskusikan situasi pencetus halusinasi
5) Diskusikan perasaan halusinasi
6) Diskusikan respon halusinasi
b. Jelaskan cara mengontrol halusinasi : Hardik, obat, bercakap
– cakap, melakukan kegiatan
1) Jelaskan cara mengontrol halusinasi dengan menghardik
2) Jelaskan cara mengontrol halusinasi dengan obat
3) Jelaskan cara mengontrol halusinasi dengan bercakap –
cakap
4) Jelaskan cara mengontrol halusinasi dengan melakukan
kegiatan
c. Latih cara mengontrol halusinasi dengan menghardik
1) Jelaskan cara mengontrol halusinasi dengan melakukan
kegiatan
2) Jelaskan tujuan mengontrol halusinasi dengan
menghardik
3) Jelaskan cara mengontrol halusinasi dengan menghardik
4) Demonstrasikan cara mengontrol halusinasi dengan
menghardik
5) Minta klien untuk melakukan menghardik halusinasi
bersama – sama
6) Re – demostrasikan oleh pasien cara mengontrol
halusinasi dengan menghardik
7) Beri pujian
d. Masukan pada jadwal kegiatan untuk latihan menghardik
1) Diskusikan dengan klien untuk jadwal yang akan dibuat
2) Bimbing klien dalam membuat jadwal
3) Motivasi klien untuk mematuhi jadwal
5. Strategi komunikasi
a. Orientasi
1) Salam terapeutik
Selamat pagi pak! Masih ingat saya, ya saya willi , saya
mahasiswa dari Stikes Bethesda yang akan merawat
bapak selama 3 hari ini.
2) Evaluasi/validasi
Bagaimana perasaan bapak hari ini? apa yang dirasakan
bapak saat ini?
3) Kontrak
a) Topik
Baiklah pak, bagaimana kalau kita bercakap-cakap
tentang bayangan yang selama ini bapak lihat?
b) Tempat
Dimana kita mau duduk? ya baiklah,kita disini saja,
c) Waktu
Bapak mau berapa lama kita ngobrolnya? bagaimana
kalau 15 menit?
b. Kerja
Apakah bapak melihat bayangan tidak nyata? apa yang
dilakukan bayangan itu? apakah bapak terus melihat
bayangan itu atau sewaktu-waktu? Kapan bapak terakhir
kali melihat bayangan itu? berapa kali sehari? pada waktu
bapak sedang apa ketika bayangan itu muncul? apakah
ketika bapak sendiri? apa yang bapak rasakan pada saat
bayangan itu muncul? apa yang bapak lakukan saat
melihatnya? apakah dengan cara itu bayangan bisa hilang?
bagaimana kalau kita belajar cara-cara untuk mencegah
bayangan itu muncul? Ada beberapa cara untuk mencegah
bayangan itu muncul yaitu dengan menghardik, minum obat,
bercakap –cakap, dan melakukan kegiatan. Tapi hari ini kita
belajar 1 cara dulu, yaitu dengan cara menghardik. Caranya
adalah saat bayangan itu muncul bapak langsung menutup
mata dan bilang didalam hati “pergi! pergi! pergi! ... saya
tidak mau lihat, kamu tidak nyata, kamu itu palsu jangan
ganggu saya!!” Begitu diulang-ulang sampai bayangan itu
ilanng. Coba sekarang bapak lakukan! Nah, begitu...bagus!
coba lagi! Nah bagus, bapak sudah bisa!. Nah sekarang mari
kita masukan kegiatan menghardik hari ini kejadwal
kegiatan harian, mari saya bantu cara masukan kegiatannya.
Nah sekarang mau kapan lagi kita belajar cara menghardik?
Baik pak.

c. Terminasi
1) Evaluasi subjektif
Bagaimana perasaan bapak setelah kita ngobrol – ngobrol
hari ini dan latihan cara mengontrol halusinasi dengan
menghardik?
2) Evaluasi objektif
Baik tadi bapak telah melakukannya dengan baik dan
memahami penjelasan yang saya lakukan, dan tadi juga
bapak bisa melakukan cara menghardik secara mandiri.
Bapak hebat hari ini.
3) Rencana tindak lanjut
Baiklah pak, kalau bayangan itu muncul lagi, silahkan
bapak coba cara tersebut. Begitu ya.
4) Kontrak
a) Topik
Bagaimana kalau besok kita belajar dan latihan
mengontrol halusinasi itu dengan cara yang kedua
yaitu dengan minum obat?
b) Tempat
Bagaimana kalau besok kita belajar dan latihan
mengontrol halusinasi itu dengan cara yang kedua
yaitu dengan minum obat? Baiklah, dimana besok
kita mau ngobrol-ngobrolnya.
c) Waktu
Bapak mau jam berapa? bagaimana kalau didepan
sini saja? Baiklah kalau begitu pak, Jadi besok kita
ketemu lagi jam 8 pagi didepan taman untuk
melakukan cara mengontrol halusinasi yang kedua
yaitu minum obat ya pak. Baik, kegiatan kita hari ini
sudah selesai, saya pamit dulu, sampai ketemu besok
ya pak, selamat pagi.
ANALISA PROSES INTERAKSI (API)
PADA Bapak L DENGAN MASALAH KEPERAWATAN
HALUSINASI

Nama Klien : Bapak L


Usia : 35 Tahun
Status Interaksi : SP 1 Halusinasi
Lingkungan : Interaksi dilakukan di depan kamar klien
Deskripsi Klien : Pasien rapi dan menggunakan seragam ruangan
Tujuan :

1. Pasien dapat menyebutkan isi, frekuensi, waktu terjadi,


situasi pencetus, perasaan dan respon halusinasi
2. Pasien dapat memahami cara mengontrol halusinasi :
hardik,obat,bercakap – cakap,melakukan kegiatan
3. Pasien dapat melakukan cara mengontrol halusinasi
dengan menghardik
4. Pasien dapat memasukan jadwal kegiatan untuk latihan
menghardik

Identitas Mahasiswa : William Adi Tama


Waktu : Jumat, 12 Juli 2019
Jam : 14.30 s/d 15.30 WIB
Tabel
Kegiatan API

Komunikasi Verbal Komunikasi Non Verbal Analisa Berpusat Pada Perawat Analisa Berpusat Pada Klien Rasional

P: P: P: Ucapan salam
Selamat pagi Pak Kontak mata, berjabat tangan, Berharap klien dapat menemui sebagai tanda
mendekati klien. dan berkenalan. awal dari
K: K: terjadinya
Kontak mata tenang Merasa senang disapa oleh hubungan saling
perawat percaya

K: K: K: Belum terbina
Selamat pagi juga mas Pasien melihat ke arah mahasiswa Pasien malu hubungan saling
P: P: percaya, perlu
Mengajak ngobrol di luar dekat Merasa senang karena klien mau ditingkatkan
kamar mengikuti ajakan yang ditawarkan

P: P: P: Untuk
Perkenalkan nama saya Kontak mata memperbaiki duduk Berharap dapat melanjutkan menimbulkan rasa
Willi, saya mahasiswa sambil mendekat. bincang-bincang. percaya bagi klien
STIKES Bethesda tugas terlebih dahulu
disini dengan tujuan untuk K: K: perawat
merawat semua klien disini Memperhatikan perawat dan tunduk Klien tidur di tempat tidur, memperkenalkan
termasuk bapak juga kelihatan malu-malu. diri.
Apakah hari ini bapak mau
berbincang-bincang dengan
saya?
Komunikasi Verbal Komunikasi Non Verbal Analisa Berpusat Pada Perawat Analisa Berpusat Pada Klien Rasional

K: K: K: Belum terbawa
Ya. Kontak mata lama, menunduk Ada keraguan pada diri klien hubungan saling
Saya mau mas ? P: P: percaya sehingga
Memperhatikan tingkah laku klien. Berharap dapat melanjutkan klien nampak
percakapan. malu-malu.

P: P: P: Memotivasi klien
Dengan bapak siapa? Kontak mata, tersenyum, sambil Perawat berharap klien dapat untuk mengenal
Senang di panggil bapak mengharapkan klien mau menjawab memperkenalkan dirinya diri sendiri
siapa? pertanyaan, sikap tubuh dan tangan
mempersilakan klien utuk berbicara.
K: K:
Kontak mata kepada perawat Klien senang disapa, tersenyum,
dan kelihatan mau
memperkenalkan dirinya.
Komunikasi Verbal Komunikasi Non Verbal Analisa Berpusat Pada Perawat Analisa Berpusat Pada Klien Rasional

K: K: K: Menyebutkan
Nama saya ”T” sy biasa Kontak mata sering, wajah mulai Klien bicara lancar bisa nama
dipanggil T bersahabat, menanyakan pertanyaan menjawab pertanyaan menandakan
balik kesediaan
P: P: menerima
Mengamati non verbal klien. Perawat senang klien menjawab hubungan.
pertanyaan, dan senang ketika
mendapat pertanyaan dari pasien.

P: P: P: Mengahargai
Bagaimana kalau kita Kontak mata hangat dan Perawat senang, bisa menjawab pertanyaan yng
berbincang – bincang dan memperhatikan respon non verbal pertanyaan dari klien diajukan, dan
belajar cara memutuskan klien. membuat suasana
bayangan yang sering bapak menjadi lebih
lihat, apakah bapak tidak K:Senyum. K: cair.
keberatan? Klien senang, perawat menjawab
Baik bapak kita mau pertanyaan
berbincang – bincang
dimana?mau berapa lama?

K: K: K: Respon positif
Di depan kamar saja, 15 Kontak mata hangat, ekspresi muka Klien mulai terbuka memandakan
menit saja bersahabat BHSP mulai
P: P: terjalin.
Tenang melihat pasien, Perawat senang klien aktif
memperhatikan perilaku non-verbal. berkomunikasi
Komunikasi Verbal Komunikasi Non Verbal Analisa Berpusat Pada Perawat Analisa Berpusat Pada Klien Rasional

P: P: P: Pertanyaan yang
Baik bu, apa yang bapak Kontak mata dan lebih dekat ke arah Berharap agar pasien di tanyakan
biasa lihat baying-bayang? pasien menceritakan apa yang menjadi bertujuan untuk
Apa yang dikatakan keluhannya selama di rumah sakit menggali
bayangan itu? Seberapa seberapa jauh
sering bayangan itu K: K: masalah yang di
muncul? Kapan bayangan Klien serius menatap ke arah perawat Ada keinginan banyak untuk alami dan
itu muncul? Bayangan itu dan menyimak penyampaian yang di mengungkapkan perasaanyang mengganggu
muncul saat bapak sedang sampaikan klien rasakan klien
melakukan kegiatan apa?
Apakah saat bapak sedang
sendiran saja? Bagaimana
perasaan bapak saat melihat
bayangan itu? Bagaimana
respon bapak terhadap
bayangan itu?

K: K: K: Klien mulai
Saya melihat bayangan yang Kontak mata klien ke arah kamar dan Klien sangat terbuka dengan terbuka
menakutkan, kemanapun ekspresi wajah datar perasaaan yang di rasakan mengungkapkan
saya pergi tetap melihat apa yang
bayangan tersebut, dirasakannya
bayangan tersebut datang P: P:
lebih sering pada malam Mengamati non verbal klien Perawat senang klien
hari saat akan tidur, saya menceritakan semua yang
takut dan akan lari saat ditanyakan sesuai masalah yang
Komunikasi Verbal Komunikasi Non Verbal Analisa Berpusat Pada Perawat Analisa Berpusat Pada Klien Rasional

melihat bayangan dialami

P: P: P: Dengan
Bagus pak, sudah mau Kontak mata, mulai medekati klien Senang berinteraksi dengan klien menanyakan
mencertitakan masalah yang dengan ekspresi wajah antusias dan berharap agar klien dapat kesediaan klien
bapak alami selama ini. menerima ajaran yang ingin di untuk menerima
Nah, sekarang bagaiamana ajarakan bimbingan dari
kalau kita belajar cara K: perawat
mengontrol halusinasi untuk Kontak mata lama dan K:
menghilangkan bayangan mengungkapkan ingin belajar Klien menunjukan sikap
yang biasa bapak selalu menerima dan ingin belajar
lihat?
Apakah bapak bersedia?

K: K: K: Klien mulai
Iya mas saya bersedia Kontak mata dan ekspresi wajah Klien menunjukan sikap menunjukan
senang menerima siakap dan
perasaan untuk
P: P: mau menerima
Mengamati non verbal klien Senang klien menerima kesediaan ajaran yang di
untuk mau belajar bersama berikan

P: P: P: Penjelasan yang
Jadi cara mengontorol Mempertahankan kontak mata dan Perawat berharap agar di sampaikan
halusinasi itu ada 4 cara ya memberikan demonstrasi penyampaian yang di berikan bertujuan agar
pak, yang pertama dengan dapat memberikan pengetahuan klien bisa
Komunikasi Verbal Komunikasi Non Verbal Analisa Berpusat Pada Perawat Analisa Berpusat Pada Klien Rasional

cara menghardik,lalu yang dan keterampilan klien mengerti dan


kedua dengan obat,yang memahami cara
ketiga dengan cara bercakap melakukannya
– cakap lalu yang terahkir K : K: serta dapat
dengan melakukan kegiatan. Menyimak dengan serius dan tatapan Senang dengan penjelasan dan menerapkannya
Nah,sekarang kita akan mata tajam dan serius ajaran yang di berikan dalam kehidupan
belajar dulu satu cara klien
mengontrol halusinasi yaitu
dengan cara menghardik.
Menghardik ini bertujuan
untuk menhilangkan.
Sekarang silahkan bapak
memperhatikan cara
menghardik.
Akan saya contohkan
seperti ini.
caranya adalah saat
bayangan itu muncul bapak
langsung menutup mata dan
bilang didalam hati “pergi!
pergi! pergi! ... saya tidak
maulihat , kamu tidak nyata,
kamu itu palsu jangan
ganggu saya!!” Begitu
diulang-ulang sampai
baingan itu tidak ada lagi.
Komunikasi Verbal Komunikasi Non Verbal Analisa Berpusat Pada Perawat Analisa Berpusat Pada Klien Rasional

Nah sekarang coba kita


lakukan bersama – sama
setelah itu bapak bisa
melakukannya sendiri

K: K: K: Sikap keseriusan
Iya mas Klien tampak senang dengan wajah Klien aktif menyimak klien mulai
yang berseri menunjukan
penerimaan atas
P: P: ajaran dan latihan
Mengamati non verbal klien Senang karena klien menerima yang akan di
dan mau di ajarkan berikan

P: P: P: Pujian yang di
Wah bapak hebat bisa Kontak mata santai dengan ekspresi Memberikan semangat dan pujian berikan oleh
melakukannya dengan wajah yang berseri bagi klien perawat
baik,nah serkarang mari kita membangkitkan
masukan kegiatan hari ini ke K: K: semangat bagi
jadwal harian bapak ya . Klien menyimak dengan wajah ceria Klien memberikan senyuman klien untuk terus
Mari pak begini. ceria saat di beri pujian belajar

K: K: K: Jawaban klien
Iya mas Kontak mata dan menunduk kearah Klien menerima bimbingan menunjukan
lembar jadwal kegiatan harian dengan turut terlibat bersama keterbukaan klien
kepada perawat
P: P:
Komunikasi Verbal Komunikasi Non Verbal Analisa Berpusat Pada Perawat Analisa Berpusat Pada Klien Rasional

Mengamati non verbal klien Senang klien mau di bimbing

P: P: P: Pertanyaan yang
Bagaimana perasaan bapak Kontak mata tetap di pertahankan Berharap klien dapat menyampaik di ungkapkan
setelah kita bercakap – dan menujukan sikap ajakan perasaanya selama melakukan bertujuan untuk
cakap dan belajar tentang kegiatan mengevaluasi
mengontrol halusinasi perasaan yang di
dengan menghardik? rasakan klien
Nah,tadi bapak sudah bagus K: K: selama kegiatan
ya bisa melakukan kegiatan Mendengar dengan serius Klien mempunyai keinginan
menghardik dengan baik ya. untuk di ungkapakan
Jadi nanti jika bayangan itu
muncul lagi silahkan bapak
menhgardik bayangan itu
dengan cara yang kita
lakukan tadi

K: K: K: Ekspresi yang
Saya merasa senang bisa Kontak mata tertujuh ke perawat Klien menunjukan ekspresi klien ungkapkan
belajar bagiaman cara wajah yang senang menunjukan
menghilangkan bayangan penerimaan yang
yang sering saya lihat P: P: klien alami
Mengamati non verbal klien Senang klien mau di bimbing bersama perawat

P: P: P: Perjanjian yang
Bagaimana kalau besok kita Menatap klien dan bicara dengan Berharap klien dapat menepati telah dilakukan
belajar dan latihan perjanjian yang telah di sepakati guna memberikan
Komunikasi Verbal Komunikasi Non Verbal Analisa Berpusat Pada Perawat Analisa Berpusat Pada Klien Rasional

mengontrol halusinasi itu jelas bersama kesepakatan


dengan cara yang kedua antara kedua
yaitu dengan minum obat? belah pihak yaitu
Baiklah, dimana besok kita K: K: anatar pasien dan
mau ngobrol-ngobrolnya? Klien menyimak dengan penuh Klien senang bisa betemu lagi perawat
Bapak mau jam berapa? perhatian besok
bagaimana kalau didepan
taman saja? Baiklah kalau
begitu pak, Jadi besok kita
ketemu lagi jam 8 pagi
didepan kamar untuk
melakukan cara mengontrol
halusinasi yang kedua yaitu
minum obat ya buk. Baik,
kegiatan kita hari ini sudah
selesai, saya pamit dulu,
sampai ketemu besok ya
pak, selamat pagi.

K: K: K: Ekspresi yang
Iya mas makasih Kontak mata tertujuh ke perawat Klien menunjukan ekspresi klien ungkapkan
wajah yang senang menunjukan
penerimaan yang
P: P: klien alami
Mengamati non verbal klien Senang klien mau menerima dan bersama perawat
dibimbing

Anda mungkin juga menyukai