Anda di halaman 1dari 167

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.

L DENGAN MASALAH UTAMA


PERILAKU KEKERASAN PADA KASUS SKIZOFRENIA
DI RUANG EDELWEIS RUMAH SAKIT JIWA
DAERAH Dr. RM SOEDJARWADI
PROVINSI JAWA TENGAH

DISUSUN OLEH :
WILLIAM ADI TAMA
1804076

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


STIKES BETHESDA YAKKUM
YOGYAKARTA
2019
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. L DENGAN MASALAH UTAMA
PERILAKU KEKERASAN PADA KASUS SKIZOFRENIA
DI RUANG EDELWEIS RUMAH SAKIT JIWA
DAERAH Dr. RM SOEDJARWADI
PROVINSI JAWA TENGAH

ASUHAN KEPERAWATAN

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas di stase


keperawatan jiwa

WILLIAM ADI TAMA

1804076

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

STIKES BETHESDA YAKKUM

YOGYAKARTA

2019

ii
LEMBARAN PENGESAHAN

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik


STIKES Bethesda Yakkum RSJD Dr. RM Soedjarwadi
Yogyakarta Provinsi Jawa Tengah

Indah Prawesti, S.Kep.,Ns.,M.Kep Purnomo S.Kep.,Ns

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis persembahkan kehadirat Tuhan Yang Esa, karena berkat
rahmat dan karunia-nya semata sehingga penulis mampu menyelesaikan
penyusunan laporan hasil praktik klinik dengan judul “Asuhan keperawatan pada
Ny. L dengan masalah utama perilaku kekerasan pada kasus skizofrenia di Ruang
Edelweis Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. RM Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah”.
Penyusunan laporan praktik klinik ini dapat terlaksana dengan baik berkat
dukungan dari banyak pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Vivi Retno Intening, S.Kep.,Ns.,MAN selaku ketua Stikes Bethesda
Yakkum Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan penulis untuk
praktik klinik keperawatan jiwa di Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. RM
Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah.
2. Bapak dr. Tri kuncoro, M.M.R selaku direktur Rumah Sakit Jiwa Daerah
Dr. RM Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah yang telah menerima
praktikan dan memperbolehkan berproses di rumah sakit jiwa.
3. Bapak Purnomo S.kep.,Ns, selaku pembimbing klinik Rumah Sakit Jiwa
Daerah Dr. RM Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah.
4. Ibu Indah Prawesti, S.Kep.,Ns.,M.Kep , selaku dosen pembimbing
akademik STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta.
5. Perawat – perawat rumah sakit yang selalu memberikan motivasi dan
masukan.
6. Berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam penyusunan laporan praktik klinik.

iv
Dalam laporan praktik klinik ini, penulis menyadari masih belum sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik untuk laporan praktik klinik ini.

Yogyakarta, Juni 2019

Penulis

v
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................... ii


HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................................. iv
DAFTAR ISI ................................................................................................ vi
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................ 3
C. Tujuan Penulisan .................................................................. 3
D. Metode Pengumpulan Data .................................................. 4

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA


A. Teori Medis : Skizofrenia
5
1. Definisi Skizofrenia ....................................................... 5
2. Etiologi Skizofrenia ....................................................... 6
3. Tanda dan gejala Skizofrenia ........................................ 8
4. Klasifikasi Skizofrenia .................................................. 9
5. Penatalaksanaan Skizofrenia ......................................... 10
6. Terapi psikososial Skizofrenia ...................................... 12
7. Prognosis Skizofrenia ....................................................
B. Teori Keperawatan : Perilaku Kekerasan 12
13
1. Definisi PK ...................................................................
14
2. Rentang respon PK........................................................
15
3. Proses Kemarahan…………………………………......
16
4. Faktor Predisposisi………………………………….....
16
5. Faktor Presipitasi…………………………………........
17
6. Tanda dan gejala PK.......................................................

vi
7. Teori Keperawatan……………………………………. 19
8. NCP PK .........................................................................
BAB III TINJAUN KASUS 36
A. Pengkajian ............................................................................ 53
B. Analisa Data, Daftar Masalah, Pohon Masalah ................... 54
C. Daftar Diagnosa Keperawatan .............................................. 55
D. Rencana Keperawatan .......................................................... 123
E. Catatan Perkembangan .........................................................
BAB IV PENUTUP 133
134
A. Kesimpulan ..........................................................................
135
B. Saran ....................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................
LAMPIRAN

vii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Menurut data World Health Organization (WHO), masalah gangguan
kesehatan jiwa di seluruh dunia memang sudah menjadi masalah yang
sangat serius. Data WHO pada tahun 2010 menyatakan paling tidak ada satu
dari empat orang di dunia mengalami gangguan kesehatan jiwa. WHO
memperkirakan ada sekitar 450 juta orang di dunia mengalami gangguan
kesehatan jiwa. Sementara itu, menurut Uton Muchtar Rafei, Direktur WHO
wilayah Asia Tenggara hampir 1/3 dari penduduk di wilayah ini penah
mengalami gangguan neuropsikiatri. Hal ini dapat dilihat dari Survei
Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 saja di Indonesia
diperkirakan sebanyak 264 dari 1.000 anggota rumah tangga menderita
gangguan kesehatan jiwa. Arul Anwar (Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat
Departemen kesehatan) mengatakan bahwa jumlah penderita gangguan
kesehatan jiwa di masyarakat sangat tinggi, yakni satu dari empat penduduk
Indonesia menderita kelainan jiwa rasa cemas depresi, stress,,
penyalahgunaan obat, kenakalan remaja sampai skizofrenia. Di era
globalisasi, gangguan kejiwaan meningkat sebagai contoh penderita tidak
hanya dari kalangan bawah sekarang kalangan pejabat dan masyarakat
lapisan menengah ke atas juga terkena gangguan jiwa (Yosep, 2009)

Prognosis untuk skizofrenia pada umumnya kurang begitu


menggembirakan. Sekitar 25% pasien dapat pulih dai episode awal dan
fungsinya dapat kembali pada tingkat premorbid sebelum munculnya
gangguan tersebut. Sekitar 25% pasien tidak akan pernah pulih dan
perjalanan penyakitnya cenderung memburuk. Sekitar 50% berada
diantaranya, ditandai ada kekambuhan priodik dan ketidakmampuan
berfungsi dengan efektif kecuali untuk waktu yang singkat. Mortalitas
pasien skizofrenia lebih tinggi secara signifikan daripada populasi umum.

1
2

Sering terjadi bunuh diri, gangguan fisik yang menyertai masalah


penglihatan dan gigi, tekanan darah tinggi diabetes, penyakit yang
ditularkan secara seksual (Arif, 2011).

Undang – Undang Kesehatan Jiwa No. 03 tahun 1966 ditetapkan oleh


pemerintah Republik Indonesia (RI), maka jalan lebih terbuka untuk
mnghimpun semua potensi guna secara bertahap melaksanakan modernisasi
semua sistem rumah sakit serta fasilitas kesehatan jiwa di Indonesia.
Direktorat Kesehatan Jiwa mngadakan kerjasama dengan berbagai instansi
pemerintahan dan dengan bagian Ilmu Kedokteran Jiwa dari Fakultas
Kedokteran pemerintah maupun dengan badan Internasional (Maramis,
2009). Pemberian obat yang tidak tepat dengan standar dan tujuan terapi,
maka akan merugikan pasien. Penggunaan obat yang tidak rasional seperti
tidak tepat indikasi, dosis, obat dan pasien sering kali dijumpai dalam
praktik sehari – hari, baik di PUSKESMAS, rumah sakit maupun swasta.
Hal tersebut dapat menjadi penyebab kegagalan terapi pengobatan
skizofrenia (Anonim, 2012).

Oleh karena itu, penulis menulis makalah ini yang akan dibahas pada mata
kuliah Psikologi Keperawatan. Skizofrenia adalah gangguan psikotik yang
sifatnya merusak, melibatkan gangguan berfikir, persepsi, pembicaraan,
emosional, dan gangguan perilaku. Gangguan psikotik adalah gangguan
jiwa yang ditandai dengan ketidakmampuan individu menilai kenyataan
yang terjadi (Anonim, 2012). Gangguan jiwa skizofrenia merupakan
gangguan jiwa yang berat dan gawat yang dapat dialami manusia sejak
muda dan dapat berlanjut menjadi kronis dan lebih gawat ketika muncul
pada lanjut usia (lansia) karena menyangkut perubahan pada segi fisik,
psikologis dan sosial-budaya. Skizofrenia pada lansia angka prevalensinya
sekitar 1% dari kelompok lanjut usia (Dep.Kes.1992).
3

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, maka dapat di rumuskan permasalahan sebagai
berikut : “Bagaimana asuhan keperawatan pada Ny. L dengan masalah
utama Perilaku kekerasan pada kasus skizofrenia di Ruang Edelweis Rumah
Sakit Jiwa Daerah Dr. RM Soedjarwadi Klaten Provinsi Jawa Tengah tahun
2019?“.

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mengetahui asuhan keperawatan pada Ny. L dengan masalah utama
Perilaku kekerasan pada kasus skizofrenia di Ruang Edelweis Rumah
Sakit Jiwa Daerah Dr. RM Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah tahun
2019.
2. Tujuan Khusus
Diharapkan mahasiswa untuk merawat secara profesional dan mampu :
a. Melakukan pengkajian secara menyeluruh pada klien dengan kasus
Perilaku Kekerasan
b. Melakukan analisa data pada klien dengan kasus Perilaku
Kekerasan
c. Mengelompokan daftar masalah pada klien dengan kasus Perilaku
Kekerasan
d. Membuat pohon masalah pada klien dengan kasus Perilaku
Kekerasan
e. Menentukan diagnosa keperawatan pada klien dengan Perilaku
Kekerasan
f. Menyusun rencana asuhan keperawatan pada klien dengan Perilaku
Kekerasan
g. Melakukan implementasi pada asuhan keperawatan pada klien
dengan kasus Perilaku Kekerasan
4

h. Melakukan evaluasi dengan benar pada klien dengan Perilaku


Kekerasan
i. Mendokumentasikan asuhan keperawatan pada klien dengan
Perilaku Kekerasan
D. Metode Pengumpulan Data
1. Wawancara
Wawancara adalah menanyakan atau membuat tanya-jawab yang
berkaitan dengan masalah yang dihadapi oleh klien, biasa juga disebut
dengan anamnesa. Wawancara berlangsung untu menanyakan hal-hal
yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi klien dan merupakan
suatu komunikasi yang direncanakan.
Tujuan dari wawancara adalah untuk memperoleh data tentang masalah
kesehatan dan masalah keperawatan klien, serta untuk menjalin
hubungan antara perawat dengan klien. Selain itu wawancara juga
bertujuan untuk membantu klien memperoleh informasi dan
berpartisipasi dalam identifikasi masalah dan tujuan keperawatan, serta
membantu perawat untuk menentukan investigasi lebih lanjut selama
tahap pengkajian. Pengumpulan data dilakukan melalui tanya jawab
kepada klien atau keluarga yang dapat dilakukan setiap saat selama
pemberian asuhan keperawatan dengan memperhatikan kondisi pasien.
2. Observasi
Observasi adalah mengamati perilaku dan keadaan klien untuk
memperoleh data tentang masalah kesehatan dan keperawatan klien.
pengumpulan data dilakukan melalui hasil pengamatan tentang kondisi
klien dalam kerangka asuhan keperawatan.
Observasi dilakukan dengan menggunakan penglihatan dan alat indra
lainnya, melalui rabaan, sentuhan dan pendengaran. Tujuan dari
observasi adalah mengumpulkan data tentang masalah yang dihadapi
klien melalui kepekaan alat panca indra.
4. Studi Dokumentasi
5

Pengumpulan data didapatkan dari hasil yang telah didokumentasikan


sebelumnya atau studi dokumentasi yaitu salah satunya pada buku
catatan pemberian obat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Medis
1. Definisi Skizofrenia
Skizofrenia adalah suatu psikosa fungsional dengan gangguan utama
pada proses pikir serta disharmonisasi antara proses pikir, afek atau
emosi, kemauan dan psikomotor disertai distorsi kenyataaan terutama
karena waham dan halusinasi, assosiasi terbagi-bagi sehingga muncul
inkoherensi, afek dan emosi inadekuat, psikomotor menunjukkan
penarikan diri, ambivalensi dan perilaku bizar (Maramis, 2009)
2. Etiologi Skizofrenia
Menurut Maramis (2009), terdapat beberapa teori yang dikemukakan
para ahli yang menyebabkan terjadinya skizofrenia. Teori - teori
tersebut antara lain :
a. Endokrin
Teori ini dikemukakan berhubung dengan sering timbulnya
Skizofrenia pada waktu pubertas, waktu kehamilan atau
puerperium dan waktu klimakterium, tetapi teori ini tidak dapat
dibuktikan.
b. Metabolisme
Teori ini mengemukakan bahwa skizofrenia disebabkan karena
gangguan metabolisme karena penderita tampak pucat, tidak
sehat, ujung extremitas agak sianosis, nafsu makan berkurang dan
berat badan menurun serta pada penderita dengan stupor katatonik
konsumsi zat asam menurun. Hipotesa ini masih dalam
pembuktian dengan pemberian obat halusinogenik seperti
meskalin dan asam lisergik diethylamide (LSD-25). Obat-obat
tersebut dapat menimbulkan gejala-gejala yang mirip dengan
gejala-gejala skizofrenia, tetapi reversible.

5
6

c. Teori Adolf Meyer


Skizofrenia tidak disebabkan oleh penyakit badaniah sebab
hingga sekarang tidak dapat ditemukan kelainan patologis
anatomis atau fisiologis yang khas pada susunan saraf tetapi
Meyer mengakui bahwa suatu konstitusi yang inferior atau
penyakit badaniah dapat mempengaruhi timbulnya Skizofrenia.
Menurut Meyer Skizofrenia merupakan suatu reaksi yang salah,
suatu maladaptasi, sehingga timbul disorganisasi kepribadian dan
lama kelamaan orang tersebut menjauhkan diri dari kenyataan
(otisme).
d. Teori Sigmund Freud
Teori Sigmund freud juga termasuk teori psikogenik. Menurut
freud, skizofrenia terdapat :
1) Kelemahan ego, yang dapat timbul karena penyebab
psikogenik ataupun somatik
2) Superego dikesampingkan sehingga tidak bertenaga lagi dan
Id yamg berkuasa serta terjadi suatu regresi ke fase
narsisisme
3) Kehilangaan kapasitas untuk pemindahan (transference)
sehingga terapi psikoanalitik tidak mungkin
4) Eugen Bleuler Penggunaan istilah Skizofrenia menonjolkan
gejala utama penyakit ini yaitu jiwa yang terpecah belah,
adanya keretakan atau disharmoni antara proses berfikir,
perasaan dan perbuatan. Bleuler membagi gejala Skizofrenia
menjadi 2 kelompok yaitu gejala primer (gangguan proses
pikiran, gangguan emosi, gangguan kemauan dan otisme)
gejala sekunder (waham, halusinasi dan gejala katatonik atau
gangguan psikomotorik yang lain).
3. Tanda dan gejala
Menurut Maramis (2009), tanda dan gejala skizofrenia adalah :
a. Gejala Primer
7

Gangguan proses pikir (bentuk, langkah dan isi pikiran). Yang


paling menonjol adalah gangguan asosiasi dan terjadi inkoherensi
1) Gangguan afek emosi
a) Terjadi kedangkalan afek-emosi
b) Paramimi dan paratimi (incongruity of affect / inadekuat)
c) Emosi dan afek serta ekspresinya tidak mempunyai satu
kesatuan
d) Emosi berlebihan
e) Hilangnya kemampuan untuk mengadakan hubungan
emosi yang baik
2) Gangguan kemauan
a) Terjadi kelemahan kemauan
b) Perilaku negatifisme atas permintaan
c) Merasa pikiran/perbuatannya dipengaruhi oleh orang lain
(Otomatisme)
3) Gejala psikomotor
a) Mengunakan kata – kata yang baru (Neologisme)
b) Berbicara banyak dan tidak berhenti (Logorea)
c) Mempertahankan posisi tubuh dalam waktu yang lama
(Katelepsi)
d) Mengulang dari apa yang dikatakan oleh orang lain
(Echolalia)
b. Gejala Sekunder
1) Waham dan Halusinasi
Istilah ini menggambarkan persepsi sensori yang salah yang
mungkin meliputi salah satu dari kelima pancaindra.
Halusinasi pendengaran dan penglihatan yang paling umum
sering terjadi.
2) Halusinasi, yaitu pengalaman panca indera tanpa rangsangan
(stimulus). Misalnya penderita mendengar suara-suara atau
8

bisikan-bisikan di telinganya padahal tidak ada sumber dari


suara atau bisikan itu.
3) Kekacauan alam pikir, yang dapat dilihat dari isi
pembicaraannya. Misalnya bicaranya kacau, sehingga tidak
dapat diikuti alur pikirannya.
4. Klasifikasi Skizofrenia
Kraepelin membagi Skizofrenia dalam beberapa jenis berdasarkan
gejala utama antara lain :
a. Skizofrenia Simplek
Sering timbul pertama kali pada usia pubertas, gejala utama berupa
kedangkalan emosi dan kemunduran kemauan.
Gangguan proses berfikir sukar ditemukan, waham dan halusinasi
jarang didapat, jenis ini timbulnya perlahan-lahan.
b. Skizofrenia Hebefrenia
Permulaannya perlahan-lahan atau subakut dan sering timbul pada
masa remaja atau antara 15-25 tahun. Gejala yang menyolok ialah
gangguan proses berfikir, gangguan kemauan dan adanya
depersenalisasi atau double personality.
Gangguan psikomotor seperti mannerism, neologisme atau
perilaku kekanak-kanakan sering terdapat, waham dan halusinasi
banyak.
c. Skizofrenia Katatonia
Timbulnya pertama kali umur 15-30 tahun dan biasanya akut serta
sering didahului oleh stress emosional. Mungkin terjadi gaduh
gelisah katatonik atau stupor katatonik.
d. Skizofrenia Paranoid
Gejala yang menyolok ialah waham primer, disertai dengan
waham-waham sekunder dan halusinasi. Dengan pemeriksaan yang
teliti ternyata adanya gangguan proses berfikir, gangguan afek
emosi dan kemauan.
e. Episode Skizofrenia akut
9

Gejala Skizofrenia timbul mendadak sekali dan pasien seperti


dalam keadaan mimpi. Kesadarannya mungkin berkabut. Dalam
keadaan ini timbul perasaan seakan-akan dunia luar maupun
dirinya sendiri berubah, semuanya seakan-akan mempunyai suatu
arti yang khusus baginya.
f. Skizofrenia Residual
Keadaan Skizofrenia dengan gejala primernya Bleuler, tetapi tidak
jelas adanya gejala-gejala sekunder. Keadaan ini timbul sesudah
beberapa kali serangan Skizofrenia.
g. Skizofrenia Skizo Afektif
Disamping gejala Skizofrenia terdapat menonjol secara bersamaan
juga gejala-gejala depresi (skizo depresif) atau gejala mania (psiko-
manik). Jenis ini cenderung untuk menjadi sembuh tanpa defek,
tetapi mungkin juga timbul serangan lagi.
5. Penatalaksanaan Skizofrenia
Menurut Maramis (2009), penatalaksanaan skizofrenia adalah :
a. Terapi Somatik (Medikamentosa)
Obat-obatan yang digunakan untuk mengobati Skizofrenia disebut
antipsikotik. Antipsikotik bekerja mengontrol halusinasi, delusi
dan perubahan pola fikir yang terjadi pada Skizofrenia. Pasien
mungkin dapat mencoba beberapa jenis antipsikotik sebelum
mendapatkan obat atau kombinasi obat antipsikotik yang benar-
benar cocok bagi pasien.
Terdapat 3 kategori obat antipsikotik yang dikenal saat ini, yaitu :
1) Antipsikotik Konvensional
Obat antipsikotik yang paling lama penggunannya disebut
antipsikotik konvensional. Walaupun sangat efektif,
antipsikotik konvensional sering menimbulkan efek samping
yang serius.Contoh obat antipsikotik konvensional antara lain :
a) Haldol (haloperidol)
b) Mellaril (thioridazine)
10

c) Navane (thiothixene)
d) Prolixin (fluphenazine)
e) Stelazine ( trifluoperazine)
f) Thorazine ( chlorpromazine)
g) Trilafon (perphenazine)
2) Newer Atypcal Antipsycotic
Obat-obat yang tergolong kelompok ini disebut atipikal karena
prinsip kerjanya berbda, serta sedikit menimbulkan efek
samping bila dibandingkan dengan antipsikotik konvensional.
Beberapa contoh newer atypical antipsycotic yang tersedia,
antara lain :
a) Risperdal (risperidone)
b) Seroquel (quetiapine)
c) Zyprexa (olanzopine)
3) Clozaril
Clozaril mulai diperkenalkan tahun 1990, merupakan
antipsikotik atipikal yang pertama. Clozaril dapat membantu ±
25-50% pasien yang tidak merespon (berhasil) dengan
antipsikotik konvensional. Sangat disayangkan, Clozaril
memiliki efek samping yang jarang tapi sangat serius dimana
pada kasus-kasus yang jarang (1%), Clozaril dapat
menurunkan jumlah sel darah putih yang berguna untuk
melawan infeksi. Ini artinya, pasien yang mendapat Clozaril
harus memeriksakan kadar sel darah putihnya secara reguler..
Clozaril bila paling sedikit 2 dari obat antipsikotik yang lebih
aman tidak berhasil (Maramis, 2009)

6. Terapi Psikososial
Menurut Maramis (2009), terapi psikososial pada skizofrenia adalah :
a. Terapi perilaku
11

Teknik perilaku menggunakan hadiah ekonomi dan latihan


ketrampilan sosial untuk meningkatkan kemampuan sosial,
kemampuan memenuhi diri sendiri, latihan praktis, dan komunikasi
interpersonal. Perilaku adaptif adalah didorong dengan pujian atau
hadiah yang dapat ditebus untuk hal-hal yang diharapkan, seperti
hak istimewa dan pas jalan di rumah sakit. Dengan demikian,
frekuensi perilaku maladaptif atau menyimpang seperti berbicara
lantang, berbicara sendirian di masyarakat, dan postur tubuh aneh
dapat diturunkan.
b. Terapi berorintasi-keluarga
Terapi ini sangat berguna karena pasien skizofrenia seringkali
dipulangkan dalam keadaan remisi parsial, dimana pasien
skizofrenia kembali seringkali mendapatkan manfaat dari terapi
keluarga yang singkat namun intensif (setiap hari). Setelah periode
pemulangan segera, topik penting yang dibahas didalam terapi
keluarga adalah proses pemulihan, khususnya lama dan
kecepatannya. Seringkali, anggota keluarga, didalam cara yang
jelas mendorong sanak saudaranya yang terkena skizofrenia untuk
melakukan aktivitas teratur terlalu cepat. Rencana yang terlalu
optimistik tersebut berasal dari ketidaktahuan tentang sifat
skizofrenia dan dari penyangkalan tentang keparahan penyakitnya.-
Ahli terapi harus membantu keluarga dan pasien mengerti
skizofrenia tanpa menjadi terlalu mengecilkan hati. Sejumlah
penelitian telah menemukan bahwa terapi keluarga adalah efektif
dalam menurunkan relaps. Didalam penelitian terkontrol,
penurunan angka relaps adalah dramatik.

c. Terapi kelompok
Terapi kelompok bagi skizofrenia biasanya memusatkan pada
rencana, masalah, dan hubungan dalam kehidupan nyata.
12

Kelompok mungkin terorientasi secara perilaku, terorientasi secara


psikodinamika atau tilikan, atau suportif. Terapi kelompok efektif
dalam menurunkan isolasi sosial, meningkatkan rasa persatuan,
dan meningkatkan tes realitas bagi pasien skizofrenia. Kelompok
yang memimpin dengan cara suportif, bukannya dalam cara
interpretatif, tampaknya paling membantu bagi pasien skizofrenia.
d. Psikoterapi individual
Penelitian yang paling baik tentang efek psikoterapi individual
dalam pengobatan skizofrenia telah memberikan data bahwa terapi
akan membantu dan menambah efek terapi farmakologis.Suatu
konsep penting di dalam psikoterapi bagi pasien skizofrenia adalah
perkembangan suatu hubungan terapetik yang di alami pasien
7. Prognosis
Prognosis untuk skizofrenia hebefrenik sama dengan skizofrenia tipe
lainnya, prognosisnya pada umumnya kurang begitu menggembirakan.
Sekitar 25% pasien dapat kembali pulih dari episode awal dan
fungsinya dapat kembali pada tingkat prodromal (sebelum munculnya
gangguan tersebut). Sekitar 25% tidak akan pernah pulih dan
perjalanan penyakitnya cenderung memburuk. Sekitar 50% berada
diantaranya, ditandai dengan kekambuhan periodik dan
ketidakmampuan berfungsi dengan efektif kecuali untuk waktu yang
singkat (Maramis, 2009)

B. Teori keperawatan
1. Definisi
Perilaku Kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan
tindakan yang dapat membahayakan secara fisik, baik kepada diri
sendiri maupun orang lain. Sering juga di sebut gaduh gelisah atau
amuk dimana seseorang marah berespon terhadap suatu stressor
dengan gerakan motorik yang tidak terkontrol ( Yosep, 2010 ).
13

Pengertian marah adalah perasaan jengkel yang timbul karena adanya


kecemasan seseorang yang dianggapnya sebagai ancaman yang akan
datang (Stuart & Sundeen, 2009).

2. Rentang respons

Menurut Yosep (2010) rentang respon dari marah, seperti berikut:

respons adaptif resposn


maladaptif

asertif frustasi pasif agresif kekerasan

Keterangan:
Asertif, adalah perilaku yang bisa menyatakan perasaan dengan jelas
dan langsung, jarak bicara tepat, kontak mata tapi tidak mengancam,
sikap serius tapi tidak mengancam, tubuh lurus dan santai,
pembicaraan penuh percaya diri, bebas untuk menolak permintaan,
bebas mengungkapkan alasan pribadi kepada orang lain, bisa
menerima penolakan orang lain, mampu menyatakan perasaan pada
orang lain, mampu menyatakan cinta orang terdekat, mampu
menerima masukan/kritik dari orang lain. Jadi :
a. bila orang asertif marah, dia akan menyatakan rasa marah dengan
cara dan situasi yang tepat, menyatakan ketidakpuasannya dengan
memberi alasan yang tepat.
b. Frustasi, merupakan respon yang terjadi akibat gagal mencapai
tujuan yang tidak realistis atau hambatan dalam pencapaian
tujuan.
c. Perilaku Pasif, individu tidak mampu mengungkapkan
perasaannya, klien tampak pemalu, pendiam, sulit diajak bicara
karena rendah diri dan merasa kurang mampu.
14

d. Agresif, perilaku yang menyertai marah dan merupakan dorongan


untuk bertindak dalam bentuk destruktif dan masih terkontrol.
Perilaku yang tampak dapat berupa muka masam, bicara kasar,
menuntut,kasar disertai kekerasan.
e. Kekerasan, perasaan marah dan bermusuhan kuat disertai dengan
kehilangan kontrol diri. Individu dapat menyakiti diri sendiri,
orang lain dan merusak lingkungan.
3. Proses Kemarahan
Menurut Stuart dan Sundeen (2009), proses kemarahan perilaku
kekerasan, meliputi:
a. Stress, cemas, marah merupakan bagian kehidupan sehari-hari yang
harus dihadapi oleh setiap individu.
b. Stress dapat menyebabkan kecemasan yang menimbulkan perasaan
tidak menyenangkan dan terancam.
c. Kecemasan dapat menimbulkan kemarahan.
d. Respon terhadap marah diungkapkan dengan 3 cara:
1) Mengungkapkan secara verbal  konstruktif
2) Menekan
destruktif
3) Menantang
Akan timbul rasa bermusuhan
1) Kekerasan, pada diri sendiri atau orang lain
2) Depresi/psikosomatik
3) Agresi dan amuk

Menurut Fitria (2009), adapun perbedaan perilaku pasif, asertif dan


agresif, seperti pada tabel berikut:

Tabel Perbandingan Antara Perilaku Pasif, Asertif, Dan Agresif

Pasif Asertif Agresif


Isi Negatif dan Positif dan Menyombongkan
pembicaraan merendahkan menawarkan diri, diri, merendahkan
diri, contohnya contohnya orang lain,
perkataan: perkataan: “Saya contohnya
15

Pasif Asertif Agresif


”Dapatkah dapat….” perkataan: Kamu
saya” “Saya akan…” selalu…”
“Dapatkah “Kamu tidak
kamu” pernah….”
Tekanan suara Cepat, lambat, Sedang Keras dan ngotot
mengeluh
Posisi badan Menundukkan Tegap dan santai Kaku, condong ke
kepala depan
Jarak Menjaga jarak Mempertahankan Siap dengan jarak
dengan sikap jarak yang nyaman yang akan
mengabaikan menyerang
Penampilan Loyo, tidak Sikap tenag Mengancam,
dapat tenang posisi menyerang
Kontak mata Sedikit/sama Mempertahankan Mata melotot dan
sekali tidak kontak mata sesuai dipertahankan
dengan hubungan

4. Faktor prediposisi
Ada beberapa teori yang berkaitan dengan timbulnya perilaku
kekerasan menurut (yosep, 2010).
a. Faktor Psikologi
Psychoanalytical Theory; Teori ini mendukung bahwa perilaku
agresif merupakan naluri. Freud berpendapat bahwa perilaku
manusia dipengaruhi oleh dua insting. Pertama insting hidup yang
diekpresikan dengan seksualitas, Dan kedua insting kematian yang
diekpresikan dengan agresivitas.
Frustation-aggresion theory; Teori yang dikembangkan pengikut
Freud ini ini berawal dari asumsi, bahwa bila usaha seseorang
untuk mencapai suatu tujuan mengalami hambatan maka akan
timbul dorongan agresif yang pada gilirannya akan memotivasi
perilaku yang dirancang untuk melukai orang atau obyek yang
menyebabkan frustasi.
b. Faktor Sosial Budaya
Social-Learning Theory; Teori yang dikembangkan oleh Bandura
(2008) ini memgemukakan bahwa agresi tidak berbeda dengan
respon-respon yang lain. Agresi dapat dapat dipelajari melalui
observasi atau imitasi, dan semakin sering mendapatkan
16

penguatan maka semakin besar kemungkinan untuk terjadi. Jadi


seseorang akan berespon terhadap keterbangkitan emosionalnya
secara agresif sesuai dengan respon yang dipelajari.
Kultural dapat pula mempengaruhi perilaku kekerasan. Adanya
norma dapat membantu mendefinisikan ekpresi agresif mana yang
dapat diterima atau tidak dapat diterima, sehingga dapat
membantu individu untuk mengekpresikan marah dengan cara
yang asertif.
c. Faktor Biologis
Neorobilogical Faktor (Montague, 2009) bahwa dalam susunan
persyarafan ada juga yang berubah pada saat orang agresif. Sistem
limbik berperan penting dalam meningkatkan dan menurunkan
agresifitas. Neurotransmitter yang sering dikaitkan dengan
perilaku agresif yaitu; serotonin, dopamim, norepinephrin,
acetikolin, dan asam amino GABA (gamma aminobutiric acid).
GABA dapat menurunkan agresifitas, norepinephrin dapat
meningkatkan agresifitas, serotonin dapat menurunkan agresifitas
dan orang yang epilepsi.
5. Faktor presipitasi
Secara umum, sesorang akan berespon dengan marah apabila merasa
dirinya terancam. Ancaman tersebut dapat berupa injury secara psikis,
atau lebih dikenal dengan adanya ancaman terhadap konsep diri
seseorang. Ketika seseorang marasa terancam, mungkin dia tidak
menyadari sama sekali apa yang menjadi sumber kemarahanya.
Ancaman dapat berupa internal ataupun eksternal. Contoh stressor
internal adalah tidak berprestasi kerja, kehilangan orang yang dicintai,
respon terhadap penyakit kronis. Contoh stressor ekternal adalah
serangan fisik, putus hubungan, dikritik orang lain. Marah juga bisa
disebabkan perasaan jengkel yang menumpuk di hati atau kehilangan
kontrol terhadap situasi. Marah juga bisa timbul pada orang yang
dirawat inap.
17

6. Tanda dan gejala perilaku kekerasan:


Menurut Fitria, (2009), tanda dan gejala dari perilaku kekerasan,
adalah sebagai berikut:
a. Fisik: pandangan tajam, tangan mengepal, rahang mengatup,
wajah memerah, serta postur tubuh kaku.
b. Verbal: mengancam, mengumpat dengan kata-kata kotor, bicara
dengan nada keras dan kasar, sikap ketus.
c. Perilaku: menyerang orang lain, melukai diri sendiri/orang lain,
merusak lingkungan, sikap menentang, dan amuk/agresif.
d. Emosi: jengkel, selalu menyalahkan, menuntut, perasaan
terganggu, dan ingin berkelahi.
e. Intelektual: mendominasi, cerewet atau bawel, meremehkan, suka
berdebat, dan mengeluarkan kata-kata bernada sarkasme.
f. Sosial: penolakan untuk didekati, mengasingkan diri, melakukan
kekerasan, suka mengejek, dan mengkritik.
g. Spiritual: merasa diri berkuasa, tidak realistik, kreatifitas
terlambat, ingin orang lain memenuhi keinginannya, dan merasa
diri tidak berdosa.
7. Teori keperawatan
a. Pengkajian pasien resiko perilaku kekerasan
Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan
untuk melukai seseorang, baik secara fisik maupun psikologis.
Berdasarkan definisi ini, perilaku kekerasan dapat dilakukan secara
verbal , diarahkan pada diri sendiri,orang lain,dan lingkungan.
Perilaku kekerasan dapat terjadi dalam dua bentuk, yaitu perilaku
kekerasan saat sedang berlangsung atau perilaku kekerasan
terdahulu (riwayat perilaku kekerasan).
Tanda dan gejala yang ditemui pada pasien melalui observasi atau
wawancara tentang perilaku adalah sebagai berikut:
1) Muka merah dan tegang
2) Pandangan tajam
18

3) Mengatupkan rahang dengan kuat


4) Mengepalkan tangan
5) Jalan mondar mandir
6) Bicara kasar
7) Suara tinggi, menjerit atau berteriak
8) Mengancam secara verbal atau fisik
9) Melempar atau memukul benda/orang lain
10) Merusak barang atau benda
11) Tidak memiliki kemampuan mencegah/mengendalikan
perilaku kekerasan.
b. Diagnosa
Diagnosa yang ditetapkan sesuai data yang didapat, diagnosa
keperawatan resiko perilaku kekerasan dirumuskan jika pasien saat
ini tidak melakukan kekerasan, tetapi pernah melakukan perilaku
kekerasan dan belum dapat mengendalikan perilaku kekerasan.
Diagnosa yang sering muncul:
1) Risiko perilaku kekerasan
2) Gangguan proses piker: waham
3) Harga diri rendah kronis
4) Perubahan persepsi sensori: halusinasi
5) Isolasi sosial
6) Berduka disfungsional
7) Penatalaksanaan rigmen terapeuti inefektif
8) Koping keluarga inefektif.
c. Pohon masalah
Gangguan Proses Pikir: Waham (Efek)

Perilaku kekerasan (core problem)


19

Harga diri rendah (Penyebab)


Rencana tindakan keperawatan kepada klien

Diagnosa Tujuan Kriteria Tindakan keperawatan Rasional


Perilaku Pasien
Kekerasa SP 1
n 1.1 Identifikasi penyebab, tanda & Setelah 1x pertemuan, klien
gejala PK yang dilakukan, akibat mampu mengidentifikasikan
PK penyebab, tanda & gejala
PK yang dilakukan, dan
akibat PK .
Observasi / menanyakan Mengetahui
a. Mengidentifikasi penyebab PK penyebab klien melakukan PK penyebab klien
melakukan PK

Observasi tingkah laku klien Mengetahui tanda


b. Mengidentifikasi tanda gejala maupun ekspresi klien saat klien akan
PK yang dilakukan akan melakukan PK melakukan PK

Observasi akibat setelah klien Berhubungan


c. Mengidentifikasi akibat PK melakukan PK dengan jenis PK
yang dilakukan
klien, bisa
diantisipasi

1.2 Jelaskan cara mengontrol PK : fisik, Setelah 1x pertemuan, klien


obat, verbal, spiritual mampu mengerti cara
mengontrol PK : fisik, obat,
verbal, spiritual

19
Diagnosa Tujuan Kriteria Tindakan keperawatan Rasional
Jelaskan klien teknik Emosi klien
a. Cara mengontrol PK : fisik mengontrol PK : memukul tersampaikan
bantal namun tidak
menciderai

Edukasi klien untuk patuh Obat member efek


b. Cara mengontrol PK : obat minum obat relaksasi dan
mengurangi PK

Kontrol kepatuhan klien Menghindari


minum obat kekambuhan
karena tidak patuh
minum obat.

Jelaskan cara mengontrol PK Mengurangi cidera


c. Cara mengontrol PK : verbal dengan kata - kata secara fisik

Jelaskan klien untuk Mengalihkan


d. Cara mengontrol PK : spritual mendekatkan diri kepada perhatian pikiran
Tuhan dengan berdoa klien untuk
mengurangi PK

1.3 Latihan cara mengontrol PK secara Setelah 1x pertemuan, klien


fisik : tarik nafas dalam dan pukul mampu mengontrol PK
kasur dan bantal secara fisik : tarik nafas
dalam dan pukul kasur dan

20
Diagnosa Tujuan Kriteria Tindakan keperawatan Rasional
bantal Jelaskan tujuan mengontrol PK Memberi
dengan teknik nafas dalam pengetahuan arti
a. Tarik nafas dalam dari teknik nafas
dalam

Jelaskan cara mengontrol PK Agar klien tahu


dengan teknik nafas dalam cara melakukan
nafas dalam

Demonstrasika cara Agar klien


mengontrol PK dengan teknik memahami cara
nafas dalam melakukannya
Guna melihat
Minta klien untuk melakukan tingkat pemahaman
teknik nafas dalam bersama - klien
sama
Mengetahui tingkat
Re – demonstrasikan oleh kemandirian klien
pasien cara teknik nafas dalam dalam melakukan
nafas dalam

Guna memberi
Berikan pujian semangat atas
keberhasilan klien

Memberi
Jelaskan tujuan mengontrol PK pengetahuan arti

21
Diagnosa Tujuan Kriteria Tindakan keperawatan Rasional
dengan pukul bantal dan kasur dari pukul bantal
b. Pukul kasur dan bantal dan kasur

Agar klien tahu


Jelaskan cara mengontrol PK cara pukul bantal
dengan pukul bantal dan kasur dan kasur

Agar klien tahu


Demonstrasikan cara cara melakukannya
mengontrol PK dengan pukul
bantal dan kasur
Guna melihat
Minta klien untuk melakukan tingkat pemahaman
pukul bantal dan kasur bersama klien
- sama
Mengetahui tingkat
Re – demonstrasika oleh pasien kemandirian klien
cara mengontrol PK dengan dalam melakukan
pukul bantal dan kasur pukul bantal dan
kasur

Guna memberi
Berikan pujian semangat atas
keberhasilan klien

Mepercepat proses
Diskusikan klien untuk tentang penyembuhan klien

22
Diagnosa Tujuan Kriteria Tindakan keperawatan Rasional
Setelah 1x pertemuan, klien jadwal yang akan dilakukn dan mengurangi
1.4 Masukan pada jadwal kegiatan mampu melakukan terapi untuk mengontrol PK PK
untuk latihan fisik PK secara rutin.
Mengetahui sejauh
Bimbing klien dalam membuat mana pemahaman
jadwal pasien

Meningkatkan
Motivasi klien untuk mematuhi harga diri pasien
jadwal

SP 2 Setelah 2x pertemuan,
2.1 Evaluasi kegiatan latihan fisik. Beri diharapkan kegiatan
pujian pertemuan pertama dapat
dipahami dan dilakukan
dengan baik Mengevaluasi kegiatan fisik Guna menilai
yang telah dilakukan pada yang seberapa jauh klien
a. Evaluasi kegiatan fisik pertemuan pertama dapat melakukan
kegiatan fisik
dengan baik

Guna memberi
semangat atas
Beri pujian pasien keberhasilan klien

23
Diagnosa Tujuan Kriteria Tindakan keperawatan Rasional

b. Beri pujian

Setelah 2x pertemuan,
diharapkan keluarga mampu
2.2 Latih cara mengontrol PK dengan mengontrol PK dengan obat
obat (jelaskan 6 benar : jenis, guna, Mengetahui jenis
dosis, frekuensi, cara , kontinuitas obat yang sesuai
minum obat) Jelaskan jenis – jenis obat
pengontrol PK Agar tidak terjadi
a. Berdasarkan jenis obat salah obat
Jelaskan obat sesuai kegunaan
Menghindari
b. Berdasarkan guna obat adanya overdosis
Jelaskan dosis obat yang
dikonsumsi Kerja obat
c. Berdasarkan dosis obat maksimal
Jelaskan frekuensi pemakaian
obat Mengetahui batas
d. Berdasarkan frekuensi obat pemakaian obat
Jelaskan kontinuitas obat Keteraturan minum
obat
e. Berdasarkan kontinuitas obat
Agar latihan fisik
dan minum obat

24
Diagnosa Tujuan Kriteria Tindakan keperawatan Rasional
Beritahukan pada klien akibat bisa rutin
apabila tidak teratur minum dilaksanakan
obat
Mengetahui
kemampuan klien
Setelah 2x pertemuan, Masukkan latihan fisik dan dalam melakukan
diharapkan klien mampu minum obat pada jadwal kegiatannya
2.3 Masukan pada jadwal kegiatan untuk memasukan latihan fisik dan seacara rutin dan
latihan fisik dan minum obat minum obat pada jadwal teratur

Agar latihan fisik


dan obat dapat rutin
Setelah 3x pertemuan, Evaluasi kegiatan kemampuan dilaksanakan
SP 3 diharapkan klien mampu pasien dalam melatih fisik dan
3.1 Evaluasi kegiatan latihan fisik & obat. melakukan latihan fisik obat
Beri pujian & obat dengan benar Agar klien tahu
maksud dari
Setelah 3x pertemuan, Jelaskan tujuan menggungkapkan
diharapkan pasien mampu mengungkapkan perasaan yang tujuan
3.2 Latih cara mengontrol PK secara mengontrol PK secara di rasakan dengan benar, mengungkapkan
verbal (3 cara, yaitu : mengungkapkan verbal meminta yang diinginkan perasaan yang
perasaan yang dirasakan, meminta dengan benar dan menolak dirasakan
yang diinginkan, menolak yang tidak yang tidak di inginkan dengan
diinginkan dengan benar) benar Agar klien
memahami cara

25
Diagnosa Tujuan Kriteria Tindakan keperawatan Rasional
Jelaskan cara mengungkapkan mengungkapkan
perasaan yang di rasakan perasaannya
dengan benar, meminta yang dengan benar
diinginkan dengan benar dan
menolak yang tidak di inginkan
dengan benar
Agar klien
memahami cara
Demonstrasikan cara mengungkapkan
mengungkapkan perasaan yang perasaan yang di
di rasakan dengan benar, rasakan dengan
meminta yang diinginkan benar
dengan benar dan menolak
yang tidak di inginkan dengan
benar Guna menilai
tingkat pemahaman
Minta klien untuk melakukan klien
cara mengungkapkan perasaan
yang di rasakan dengan benar,
meminta yang diinginkan
dengan benar dan menolak
yang tidak diinginkan dengan
benar bersama - sama Mengetahui tingkat
kemandirian klien
Re - demostarikan oleh pasien dalam
cara mengungkapkan perasaan mengungkapkan
yang di rasakan dengan benar, perasaannya denga

26
Diagnosa Tujuan Kriteria Tindakan keperawatan Rasional
meminta yang diinginkan benar
dengan benar dan menolak
yang dengan benar Mengetahui
kemampuan pasien
Evaluasi pasien dalam dalam memahami
Setelah 3x pertemuan, kemampuan latihan fisik, obat latihan fisik, obat
SP 4 diharapkan pasien dapat & verbal & verbal
4.1 Evaluasi kegiatan latihan fisik & obat melakukan latihan fisik &
&verbal. Beri pujian obat & verbal Memberi
pengetahuan arti
Jelaskan tujuan cara dari berdoa dan
Setelah 4x pertemuan, mengontrol spiritual dengan beribadah
diharapkan pasien dapat berdoa dan beribadah
4.2 Latih cara mengontrol spiritual mengontrol spiritual Agar klien
( berdoa dan beribadah ) memahami maksud
Jelaskan cara mengontrol dari mengontrol
spiritual dengan berdoa dan spritual dengan
beribadah cara berdoa

Agar memahami
cara melakukannya
Demonstrasikan cara
mengontrol spiritual dengan
berdoa dan beribadah Guna melihat
tingkat pemahaman
Minta klien untuk berdoa dan klien
beribadah bersama - sama

27
Diagnosa Tujuan Kriteria Tindakan keperawatan Rasional
Guna melihat
tingkat
Re – demonstrasikan kemandirian klien
Cara mengontrol spritual dalam berdoa dan
dengan berdoa dan beribadah beribadah

Agar pasien dapat


melakukan
Masukan jadwal kegiatan kegiatan secara
latihan fisik, minum obat, rutin
Setelah 4x pertemuan, verbal dan spiritual
4.3 Masukkan pada jadwal kegiatan untuk pasien mampu memasukan
latihan fisik, minum obat, verbal dan jadual kegiatan unutk
spiritual latihan fisik, minum obat, Mengetahui sejauh
verbal dan spiritual mana kemampuan
Evaluasi kemampuan pasien pasien melakukan
dalam melakukan latihan fisik latihan fisik, obat,
SP 5 Setelah 4x pertemuan, 1,2, obat, verbal dan spiritual verbal,spritual
5.1 Evaluasi kegiatan latihan fisik 1,2, diharapkan pasien dapat Mengetahui tingkat
obat, verbal dan spiritual. Beri pujian melakukan latihan fisik 1,2, kemampuan pasien
obat, verbal dan spiritual Nilai kemampuan pasien yang
dapat dilakukan secara mandiri
Setelah 5x pertemuan,
5.2 Nilai kemampuan yang telah mandiri diharapkan pasien dapat Mengetahui
melakukan semua keberhasilan pasien
kemampuan secara mandiri Nilai kemampuan pasien dalam dalam mengontrol
mengontrol PK PK

28
Diagnosa Tujuan Kriteria Tindakan keperawatan Rasional
Setelah 5x pertemuan,
5.3 Nilai apakah PK terkontrol diharapkan pasien dapat
mengontrol PK

29
Diagnosa Tujuan Kriteria Tindakan Keperawatan Rasional
Perilaku Keluarga
Kekerasa SP 1
n 1.1 Diskusikan masalah yang Setelah 1x pertemuan, Diskusikan permasalahan yang Mengetahui permasalahan
dirasakan dalam merawat pasien diharapkan keluarga dihadapi keluarga dalam merawat yang muncul
klien mampu klien.
mengetahui
permasalahan yang
mungkin muncul
dalam merawat pasien.

1.2 Jelaskan pengertian, tanda & Setelah 1x pertemuan,


gejala, dan proses terjadinya PK diharapkan keluarga
(gunakan booklet) klien mampu
memahami pengertian,
tanda & gejala, dan
proses terjadinya PK
a. Pengertian PK Jelaskan pengertian PK Keluarga dapat mengerti
apa itu PK

b. Tanda & gejala PK Jelaskan tanda & gejala pada PK Meminimalisir terjadinya
PK/ terlambat penanganan
c. Proses terjadinya PK Jelaskan proses terjadinya PK Mewaspadai agar tidak
terjadi PK

1.3 Jelaskan cara merawat klien PK Setelah 1x pertemuan, Jelaskan cara merawat klien PK Keluarga mengerti
diharapkan keluarga merawat anggota keluarga
klien dapat merawat yang menderita PK

30
Diagnosa Tujuan Kriteria Tindakan Keperawatan Rasional
klien PK

1.4 Latih satu cara merawat PK Setelah 1x pertemuan,


dengan melakukan kegiatan diharapkan keluarga
fisik : tarik nafas dalam dan klien dapat merawat
pukul kasur dan bantal klien PK dengan
kegiatan fisik : tarik
nafas dalam dan pukul
kasur dan bantal.
a. Tarik nafas dalam Jelaskan keluarga klien teknik Merilekskan klien
merawat PK : tarik nafas dalam

b. Pukul kasur dan bantal Jelaskan keluarga klien teknik Emosi pasien
merawat PK : memukul kasur dan tersampaikan tanpa
bantal menciderai orang lain
1.5 Anjurkan membantu pasien Setelah 1x pertemuan,
sesuai jadual dan memberi keluarga klien dapat
pujian membantu pasien
sesuai jadual dan
memberi pujian
a. Membantu pasien sesuai Jelaskan pada keluarga untuk Melatih pasien untuk
jadual membantu pasien sesuai jadual mematuhi jadual
yang dibuat
Membuat pasien merasa
b. Memberi pasien pujian Jelaskan pada keluarga untuk dihargai dan berguna
memberi pujian

31
Diagnosa Tujuan Kriteria Tindakan Keperawatan Rasional

SP 2 Setelah 1x pertemuan,
1.1 Evaluasi kegiatan keluarga dalam diharapkan keluarga Tanyakan pada keluarga cara Mengetahui tingkat
merawat/ melatih pasien fisik. Beri mampu merawat/ merawat pasien secara fisik kepahaman keluarga
pujian melatih pasien secara dalam merawat
fisik dan memberi
pujian

Setelah 2x pertemuan,
1.2 Jelaskan 6 benar cara diharapkan keluarga Jelaskan pada keluarga cara Meninimalisir kelasalahan
memberikan obat mampu memberikan memberikan obat secara 6 benar dalam pemberian obat dan
obat secara 6 benar meningkatkan ketepatan
kerja obat
Setelah 2x pertemuan,
1.3 Latih cara diharapkan keluarga Latih cara memberikan/ Agar tidak terjadi
memberikan/membimbing minum mampu memberikan membimbing minum obat kesalahan obat
obat obat

Setelah 2x pertemuan,
1.4 Anjurkan membantu pasien diharapkan keluarga Bantu keluarga pasien sesuai jadual Membantu pasien
sesuai jadual dan memberi pujian dapat membantu mematuhi jadual
pasien sesuai jadual
dan memberi pujian

32
Diagnosa Tujuan Kriteria Tindakan Keperawatan Rasional
SP 3 Setelah 2x pertemuan,
1.1 Evaluasi kegiatan keluarga diharapkan keluarga Evaluasi kemampuan keluarga Mengetahui kemampuan
dalam merawat/melatih dapat merawat/melatih dalam merawat/melatih pasien keluarga dalam merawat/
pasien fisik. Beri pujian pasien fisik dan secara fisik dan memberi pujian melatih pasien secara fisik
member pujian dan memberi pujian
Setelah 3x pertemuan,
1.2 Latih cara membimbing : cara diharapkan keluarga Latih keluarga cara membimbing Agar keluarga mampu
bicara yang baik dapat membimbing cara bicara yang baik memberikan contoh cara
cara bicara yang baik bicara yang baik

Setelah 3x pertemuan,
1.3 Latih cara membimbing kegiatan diharapkan keluarga Latih keluarga untuk membimbing Mendekatkan diri dengan
spiritual dapat membimbing pasien secara spiritual Tuhan
pasien secara spiritual

Setelah 3x pertemuan,
1.4 Anjurkan membantu pasien diharapkan keluarga Anjurkan keluarga untuk Membantu pasien untuk
sesuai jadual dan memberikan pujian dapat membantu membantu pasien sesuai jadual mematuhi jadual
pasien sesuai jadual

SP 4 Setelah 3x pertemuan,
1.1 Evaluasi kegiatan dalam diharapkan keluarga Evaluasi kemampuan keluarga Mengetahui sejauh mana
merawat/ melatih pasien fisik, dapat merawat / dalam merawat / melatih pasien kemampuan keluarga
memberikan obat, latihan bicara melatih pasien fisik, fisik, memberikan obat, latihan dalam merawat / melatih
yang baik&kegiatan memberikan obat, bicara yang baik&kegiatan pasien fisik, memberikan
latihan bicara yang obat, latihan bicara yang
Setelah 4x pertemuan, baik&kegiatan

33
Diagnosa Tujuan Kriteria Tindakan Keperawatan Rasional
1.2 Jelaskan follow up ke RSJ/PKM, diharapkan keluarga Jelaskan pada keluarga pentingnya Meminimalisir
tanda kambuh, rujukan dapat melakukan follow up, tanda kambuh, rujukan keterlambatan penanganan
follow up ke dan follow up proses
RSJ/PKM, tanda penyembuhan pasien
kambuh, rujukan

Setelah 4x pertemuan,
1.3 Anjurkan membantu pasien diharapkan keluarga Anjurkan keluarga untuk Membantu pasien
sesuai jadual dan memberikan mampu membantu membantu pasien sesuai jadual menepati jadual yang
pujian pasien sesuai jadual disepakati

SP 5 Setelah 4x pertemuan,
1.1 Evaluasi kegiatan keluarga diharapkan keluarga Evaluasi kemampuan keluarga Mengetahui keberhasilan
dalam merawat/melatih mampu dalam merawat/melatih pasien keluarga dalam merawat
pasien fisik, memberikan merawat/melatih fisik, memberikan obat, cara bicara pasien fisik, memberikan
obat, cara bicara yang baik & pasien fisik, yang baik & kegiatan spiritual dan obat, cara bicara yang
kegiatan spiritual dan follow memberikan obat, cara follow up. Beri pujian baik & kegiatan spiritual
up. Beri pujian bicara yang baik & dan follow up. Beri pujian
kegiatan spiritual dan
follow up. Beri pujian
Setelah 5x pertemuan,
1.2 Nilai kemampuan keluarga diharapkan keluarga Nilai kemampuan keluarga Mengetahui kemampuan
merawat pasien mampu merawat merawat pasien keluarga dalam merawat
pasien pasien

Setelah 5x pertemuan,
1.3 Nilai kemampuan keluarga diharapkan keluarga Nilai kemampuan keluarga dalam Mengetahui kemampuan

34
Diagnosa Tujuan Kriteria Tindakan Keperawatan Rasional
melakukan kontrol ke RSJ/PKM mau dan mampu melakukan kontrol ke RSJ/PKM keluarga dalam
melakukan kontrol ke secara rutin melakukan kontrol ke
RSJ/PKM RSJ/PKM secara rutin

35
BAB III
TINJAUAN KASUS

Tanggal Pengkajian : 12 Juli 2019 Jam : 14.30 WIB


Oleh : William Adi Tama

A. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
Nama : Ny. L
Umur : 35 tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Tidak bekerja
Alamat : Klaten
Tg. Masuk RS : 09 Juli 2019
Ruang : Edelweis
Nomor CM : 027xxx
2. Alasan masuk
Pasien mengatakan masuk rumah sakit dibawa oleh keluarga ke rumah
sakit karena bingung, kntak kacau, emosi tidak stabil, banyak
berbicara, marah-marah dan memukul-mukul meja.
Masalah keperawatan: Perilaku kekerasan
3. Faktor prediposisi
a. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu?
√ Ya Tidak
b. Pengobatan sebelumnya :
Berhasil √ Kurang berhasil Tidak berhasil
37

c. Trauma :
Jenis Trauma Usia Pelaku Korban Saksi
Aniaya Fisik - - - -
Aniaya Seksual - - - -
Penolakan - - - -
Kekerasan dalam Keluarga - - - -
Tindakan Kriminal - - - -
Lain-lain - - - -

Penjelasan:
Klien mengatakan keluar masuk RSJ untuk mendapatkan
perawatan. Klien mengatakan tidak rutin minum obat dan kontrol.
Masalah Keperawatan :
Perubahan pertumbuhan dan perkembangan
Sindroma Trauma Perkosaan
Berduka antisipasi
Resiko tinggi perilaku kekerasan
Berduka fungsional
Respon pasca trauma
√ Lain-lain: Regimen terepeutik inefektif
d. Anggota Keluarga yang gangguan jiwa?
Ada √ Tidak ada
Bila ada hubungan keluarga :
Gejala : Tidak ada
Riwayat pengobatan : Tidak ada
Masalah Keperawatan :
Koping keluarga tidak efektif : ketidakmampuan
Resiko tinggi kekerasan
Koping keluarga tidak efektif : kompromi
√ Lain-lain: Tidak ada masalah keperawatan
38

e. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan?


Klien mengatakan Ibunya telah meninggal dan ayahnya menikah
lagi. Klien juga bercerai dengan suaminya.
Masalah Keperawatan :
Perubahan pertumbuhan dan perkembangan
Respon pasca trauma
Berduka antisipasi
Sindroma trauma perkosaan
Berduka disfungsional
√ Lain-lain, jelaskan: Tidak ada masalah keperawatan
4. Pemeriksaan fisik
a. Tanda vital : TD : 110/70 mmHg N : 86 x/menit RR:
20x/menit Suhu: 36,6 oc
b. Ukuran
Berat Badan (BB) : 58 Kg Tinggi Badan (TB) : 150 cm
IMT: 25,7 Gemuk
c. Keluhan Fisik
√ tidak ada Ada, jelaskan
Jelaskan: Klien mengatakan tidak ada keluhan fisik.
Masalah Keperawatan : tidak ada
Resiko tinggi perubahan suhu tubuh
Perubahan perlindungan
Defisit volume cairan
Kerusakan integritas jaringan
Perubahan volume cairan
Resiko tinggi terhadap infeksi
Kerusakan integritas kulit
Perubahan nutrisi : Kurang dari kebutuhan tubuh
Perubahan eliminasi feses
Perubahan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh
Perubahan eliminasi uri
39

Perubahan nutrisi : potensial lebih dari kebutuhan tubuh


5. Psikososial
6. Genogram

Keterangan:
: Laki-laki : Anggota serumah
: Perempuan : Sudah meninggal
: Pasien : Cerai
Jelaskan :
Klien anak ke 3 dari 4 bersaudara, ibu kandung klien telah meninggal,
ayah klien sudah menikah lagi dan memiliki 1 anak. Klien memiliki 2
orang anak, klien telah bercerai dengan suaminya, klien tinggal
bersama ayah dan ibu tirinya, anggota keluarga klien tidak ada yang
memiliki riwayat sakit jiwa.
a. Konsep Diri
1) Gambaran diri :
Pasien mengatakan malu terhadap dirinya karena dijauhi
tetangga dan temannya, dan dikatakan gila.
40

2) Identitas diri :
Nama saya L, umur 35 tahun, sudah menikah dan bercerai,
beragama muslim, rumah di Klaten, saya memiliki 2 anak.
3) Peran :
Pasien berperan sebagai seorang anak dan seorang ibu, pasien
mengatakan dulu bekerja dan sekarang hanya dirumah saja.
4) Ideal diri :
Klien mengatakan malu pulang kerumah karena dijauhi
tetangga dan teman, karena dikatakan gila.
5) Harga diri :
Saat ditanya apakah ibu bangga dengan dirinya, ibu L
menjawab “Iya”.
Masalah Keperawatan
Pengabaian unilateral Harga diri rendah
Gangguan citra tubuh Harga diri rendah situasional
Gangguan identitas diri √ Lain-lain: Tidak ada masalah
keperawatan
b. Hubungan Sosial
1) Orang yang berarti :
2) Peran serta kegiatan kelompok/masyarakat : tidak pernah ikut
3) Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Klien mengatakan malu bergaul dengan yang lain karena
dijauhi dan dikatakan gila..
Masalah Keperawatan :
Kerusakan komunikasi Isolasi sosial : menarik diri
Kerusakan interaksi sosial √ Lain-lain: tidak ada
masalah
c. Spiritual
1) Nilai dan keyakinan : Saya beragama muslim
2) Kegiatan ibadah : Saya selalu sholat ketika di rumah sakit.
Masalah Keperawatan : tidak ada
41

Disstress spiritual √ Tidak ada masalah keperawatan


7. Status Mental
a. Penampilan
Bagaimana penampilan klien dalam hal berpakaian, mandi, makan,
toilet training dan pemakaian sarana prasarana atau instrumentasi
dalam mendukung penampilan, apakah klien :
Tidak rapi
Penggunaan pakaian tidak sesuai
Cara berpakaian tidak seperti biasa
√ Lain-lain: Rapi
Jelaskan : Klien berpenampilan rapi, berpakaian sesuai aturan
memakai seragam rumah sakit ruang Edelweis, rambut disisir.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
Sindroma defisit perawatan diri (makan, mandi, toilet training,
instrumentasi)
Lain-lain, Jelaskan.
b. Pembicaraan
Cepat √ Keras Gagap
Inkoherensi Apatis Tidak mampu
mulai pembicaraan
Lambat Membisu Lain-lain, jelaskan
Jelaskan : pembicaraan tekanan suara keras.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
Kerusakan komunikasi
Kerusakan komunikasi verbal
Lain-lain.
c. Aktivitas Motorik
Lesu Tegang √ Gelisah
Agitasi TIK Grimas Tremor
Lain-lain.
Jelaskan : klien terlihat gelisah sering mondar-mandir.
42

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan


Resiko menciderai diri, orang lain dan lingkungan
Kerusakan mobilitas fisik
Defisit aktivitas deversional/hiburan
d. Afek dan Emosi
1) Afek
Datar Tumpul Labil Tidak sesuai
√ Lain-lain: Sesuai
Jelaskan : klien dapat berekspresi sesuai dengan yang klien
rasakan, saat klien membicarakan yang sedih klien terlihat sedih
dan saat klien menceritakan keluarganya klien senyum.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
Resiko tinggi cedera Kerusakan komunikasi verbal
Kerusakan komunikasi Kerusakan interaksi sosial
Lain-lain, jelaskan :
2) Alam perasaan (emosi)
Sedih Putus asa √ Gembira
Ketakutan Kuatir Lain-lain:
Jelaskan : Klien terlihat tenang dan gembira.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
Resiko tinggi menciderai diri, orang lain dan lingkungan
Ansietas Isolasi sosial
Resiko tinggi mencederai diri Ketakutan
Resiko tinggi penganiayaan diri
Ketidakberdayaan
Resiko tinggi mutilasi diri
Lain-lain, jelaskan
e. Interaksi Selama Wawancara
√ Bermusuhan Tidak kooperatif
Mudah tersinggung Defensif
√ Kontak mata ada Curiga
43

Lain-lain.
Jelaskan :
Klien menjawab dengan nada keras dan menatap lawan bicara
dengan mata melotot.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
Kerusakan komunikasi
Resiko tinggi penganiayaan diri
√ Resiko perilaku kekerasan
Kerusakan interaksi sosial
Resiko membahayakan diri
Resiko tinggi mutilasi diri
Isolasi sosial
Lain-lain, jelaskan :
f. Persepsi Sensori
1). Apakah ada gangguan? Ada √ Tidak ada
2). Halusinasi : Pendengaran √ Penglihatan
Pengecapan Penghidu Perabaan
3). Ilusi :
Ada √ Tidak ada
Lain-lain.
Jelaskan :
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
√ Perubahan persepsi sensori (halusinasi penglihatan).
Lain-lain, jelaskan.
g. Proses Pikir
1). Proses Pikir (Arus dan Bentuk Pikir)
Sirkumtansial Tangensial
Blocking Kehilangan asosiasi
Flight of idea Pengulangan pembicaraan
Lain-lain.
44

1) Jelaskan: Proses Pikir (Arus dan Bentuk Pikir) : Tidak ada masalah,
Pada waktu diajak bicara, klien bicara dengan intonasi keras dan
jelas, kecepatan spontan menjawab isi pembicaraan sesuai apa yang
diajukan.
2) Isi Pikir : tidak ada
√ Obsesi Hipokondria Depersonalisasi
Pikiran magis Ide terkait
Waham : Curiga
Agama Somatik Kebesaran
√ Curiga Nihilistik Sisip pikir
Siar pikir Kontrol pikir Lain-lain.
Jelaskan : klien mengatakan dirinya disiksa dan di perlakukan
tidak adil di RS.
Masalah Keperawatan :
√ Perubahan proses pikir: Waham curiga
h. Tingkat Kesadaran
Bingung Sedasi Stupor
Lain-lain.
Jelaskan : Klien tahu dia sedang dirawat di rumah sakit jiwa, klien
tahu alasan dia dibawa ke rumah sakit.
Adakah gangguan orientasi (disorientasi) :
Waktu Orang Tempat
Jelaskan :
klien tahu waktu: saat ini hari Jumat jam 09.00 wib, klien mengetahui
sedang bicara dengan siapa “Mas Willi”, klien dapat menyebutkan
nama teman sekamar ibu Gun, tahu tempat: saya sedang di rawat di
RSJ karena marah-marah di rumah.
Masalah Keperawatan : Perilaku kekerasan
√ Perilaku kekerasan
Perubahan proses pikir.
Lain-lain.
45

i. Memori
Gangguan daya ingat jangka panjang
Gangguan daya ingat jangka menengah
Gangguan daya ingat jangka pendek
Konfabulasi
Lain-lain.
Jelaskan :
klien mampu mengingat kejadian dimasa kecil yaitu klien
mengatakan waktu kecil klien tinggal bersama kedua orang tuanya
dan neneknya, Mampu mengingat kejadian jangka pendek, klien
mengatakan masuk ke RS diantar oleh ayah dan ibunya karena
klien marah-marah.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
Perubahan proses pikir, jelaskan.
j. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung
Mudah beralih
Tidak mampu berkonsentrasi
Tidak mampu berhitung sederhana
Lain-lain, jelaskan
Jelaskan : Klien dapat menghitung 1-20. Klien mampu
memperhatikan selama wawancara dan klien dapat menjawab
sesuai dengan topik.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
Perubahan proses pikir.
Isolasi sosial
Lain-lain, jelaskan :
k. Kemampuan Penilaian
Gangguan ringan Gangguan bermakna
Lain-lain.
Jelaskan :
46

Ketika ditanya lebih nyaman dirumah atau di RSJ klien


mengatakan lebih nyaman dirumah karena berkumpul dengan
keluarganya.
Masalah kepearawatan : Tidak ada masalah keperawatan
Perubahan proses pikir
l. Daya Tilik Diri
Mengingkari penyakit yang diderita
Menyalahkan hal-hal diluar dirinya
Lain-lain.
Jelaskan : Klien mengatakan sakit lagi karena tidak kontrol dan
tidak minum obat secara rutin ”.
Masalah Keperawatan :
Ketidakefektifan penatalaksanaan regiment terapeutik
Perubahan proses pikir
√ Regimen terapeutik inefektif
Lain-lain, jelaskan:
8. Kebutuhan perencanaan pulang
a. Kemampuan Klien Memenuhi Kebutuhan
Kemampuan memenuhi kebutuhan Ya Tidak
Makanan √
Keamanan √
Perawatan kesehatan √
Pakaian √
Transportasi √
Tempat tinggal √
Keuangan √
Lain-lain
Jelaskan : Klien mengatakan mampu melakukan secara mandiri
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
Perubahan pemeliharaan kesehatan
Perilaku mencari bantuan kesehatan
Lain-lain, jelaskan :
47

b. Kegiatan Hidup Sehari-hari (ADL)


1). Perawatan Diri
Kegiatan hidup sehari-hari Bantuan total Bantuan minimal
Mandi √
Kebersihan √
Makan √
Buang air kecil (BAK) √
Buang air besar (BAB) √
Ganti pakaian √
Jelaskan : Klien mampu melakukan sendiri
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
Perubahan pemeliharaan kesehatan
Sindroma defisit perawatan diri
Perubahan eliminasi feses
Perubahan eliminasi urin
Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah
Lain-lain, jelaskan :
c. Nutrisi
1). Apakah anda puas dengan pola makan anda?
√ Puas Tidak puas
Bila tidak puas, jelaskan :
2). Apakah saat makan anda memisahkan diri?
Ya √ Tidak
Bila ya, jelaskan :
3). Frekuensi makan sehari : 3x sehari
4). Nafsu makan
√ Meningkat Menurun Berlebihan
sedikit-sedikit
5). Berat badan
Meningkat Menurun
BB saat ini : 51 Kg BB terendah : - Kg
BB tertinggi : 65 Kg
48

Jelaskan : klien mengatakan BB sama dengan timbangan


sebelumnya.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
Perubahan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh
Perubahan nutrisi : potensial lebih dari kebutuhan tubuh
Lain-lain, jelaskan :
d. Tidur
1). Apakah ada masalah tidur
√ Tidak ada
Ada, jelaskan :
2). Apakah merasa segar setelah bangun tidur?
√ Segar
Tidak segar, jelaskan :
3). Apakah ada yang menolong anda untuk mempermudah tidur?
√ Tidak ada
Ada, jelaskan :
4). Tidur malam jam : 21.00 wib Bangun jam : 04.00 wib
Rata-rata tidur malam : 6-7 jam
5). Apakah ada gangguan tidur?
Sulit untuk tidur Bangun terlalu pagi
Samnambulisme Terbangun saat tidur
Gelisah saat tidur Berbicara saat tidur
√ Lain-lain, jelaskan : tidak ada
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
Gangguan pola tidur, spesifiknya :

e. Kemampuan Klien dalam Hal-Hal Berikut


1) Mengantisipasi kehidupan sehari-hari
√ Ya Tidak
2) Membuat keputusan berdasarkan keinginan sendiri :
49

√ Ya Tidak
3) Mengatur penggunaan obat :
√ Ya Tidak
4) Melakukan pemeriksaan kesehatan
√ Ya Tidak
Jelaskan : Klien biasa melakukan pemeriksaan kesehatan di
puskesmas jika sedang sakit.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
Konflik pengambilan keputusan
Ketidakpatuhan
Ketidakefektifan penatalaksanaan regiment terapeutik
√ Lain-lain, jelaskan :
f. Klien Memiliki Sistem Pendukung
1). Keluarga √ Ya Tidak
2).Teman sejawat Ya √ Tidak
3).Terapis √ Ya Tidak
4).Kelompok sosial Ya √ Tidak
Jelaskan : Klien mengatakan keluarga yang selalu mengurus klien.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
Perilaku mencari bantuan kesehatan
Lain-lain, jelaskan :
g. Apakah Klien Menikmati Saat Bekerja, Produktif atau Hobi?
√ Ya/menikmati
Tidak menikmati, jelaskan
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
Defisit aktivitas deversional/hiburan
Lainnya, jelaskan :
9. Mekanisme koping
Adaptif Maladaptif
Bicara dengan orang lain Menyendiri dan tidur dikamar
Mampu menyelesaikan masalah Kesal dan suka marah-marah
Teknik relaksasi Klien jala-jalan ke luar rumah
50

Jelaskan:
klien mengatakan kalau ada masalah klien marah-marah dan dikamar
sendiri tidak mau diganggu.

Masalah Keperawatan :
Kegiatan penyesuaian
√ Koping individu tidak efektif (defensif)
Koping individu tidak efektif (menyangkal)
Lain-lain, jelaskan :
10. Masalah psikososial dan lingkungan
a. Masalah dengan dukungan kelompok, spesifiknya
Tidak ada masalah dalam dukungan kelompok.
b. Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifiknya
Klien mengatakan malu bergaul dengan masyarakat karena
dikatakan gila.
c. Masalah dengan pendidikan, spesifiknya
Tidak ada masalah dengan pendidikan
d. Masalah dengan pekerjaan, spesifikasinya
Tidak ada masalah dengan pekerjaan
e. Masalah dengan perumahan, spesifiknya
Tidak ada masalah dengan dengan tempat tinggal atau rumah
f. Masalah dengan ekonomi, spesifiknya
Tidak ada masalah dengan ekonomi.
g. Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifiknya
Tidak ada masalah dengan pelayanan kesehatan
h. Masalah lainnya, spesifiknya halusinasi
Masalah Keperawatan :
Perubahan pemeliharaan kesehatan
Enuresis maturasi
Perubahan pola eliminasi urin (retensi urin)
Ketidakberdayaan
51

Perubahan pola eliminasi urin (inkontinensia total)


Keputusasaan
Perubahan pola eliminasi urin (inkontinensia disfungsional)
Perubahan kinerja peran
Perubahan pola eliminasi urin (inkontinensia refek)
Sindroma stress relokasi
Perubahan pola eliminasi urin (inkontinensia stress)
Perilaku mencari bantuan
Gangguan konsep diri (gangguan citra tubuh)
Gangguan konsep diri (gangguan identitas diri)
Gangguan konsep diri (gangguan harga diri)
Gangguan konsep diri (gangguan harga diri rendah kronik)
Gangguan konsep diri (gangguan harga diri rendah situasional)
√ Lain-lain, jelaskan : Harga diri rendah
11. Pengetahuan kurang tentang
Apakah klien mempunyai masalah yang berkaitan dengan pengetahuan
yang kurang tentang suatu hal?
Penyakit/gangguan jiwa Sistem pendukung
Faktor presipitasi Koping
Penyakit fisik √ Obat-obatan
Lain-lain.
Jelaskan : Klien kurang pengetahuan tentang obat apa saja yang
diminumnya.
Masalah Keperawatan :
Ketidakefektifan penatalaksanaan regiment terapeutik
Perilaku mencari bantuan kesehatan
Penatalaksanaan terapeutik tidak efektif
Ketidakpuasan
√ Defisiensi pengetahuan.
12. Aspek medis
Diagnosa medis : Skizofrenia
52

Terapi Medis
a. Diazepam 2x2 mg
b. Lodomer 2x2 mg
c. Risperidone 2x3mg
d. Thihexipenidyl 2x2mg
13. Analisis obat
No Nama obat Indikasi Kontrakindik Efek samping Implikasi
asi
1 Diazepam Untuk Hipersensitif Pusing,
Memperhatik
1x2 mg mengatasi terhadap mengantuk,
an 12 benar,
gangguan Diazepam mual, memberi
kecemasan sembelit dan
obat sampai
, insomnia ruam kulit.
benar-benar
dan diminum
kejang- oleh klien
kejang dan
memeperhati
kan efek
samping.
2 Lodomer Meredaka Hipersensitifi Mengantuk, Memperhatik
2x2 mg n gejala tas terhadap cemas, an 12 benar,
skizofreni Lodomer. pusing dan memberi
a dan mulut terasa obat sampai
masalah kering. benar-benar
perilaku diminum
atau oleh klien
emosional. dan
memeperhati
kan efek
samping..
3 Risperidon Obat yang Penyakit Insomnia, Memperhatika
digunakan Parkinson, gelisah, n 12 benar,
untuk kelainan inkontinensia memberi obat
menangani system saraf, urine, mual, sampai benar-
gangguan disfagia, muntah, sakit benar
mental angina, kejang, maag diminum oleh
dengan stroke, klien dan
gejala diabetes memeprhatika
psikosis, millitus n efek
seperti samping.
skizofrenia
atau
gangguan
bipolar
53

No Nama obat Indikasi Kontrakindik Efek samping Implikasi


asi
4 Trihexiphe Mengatasi Kontraindikasi Konstipasi, Memperhatika
nidyl gejala pada depresi pusing, sulit n 12 benar,
ekstrapiram susunan syaraf BAK, mulut memberi obat
idal(tremor, pusat yang kering, sampai benar-
tubuh kaku, hebat, pandangan benar
gerakan hipersensitif buram dan diminum oleh
tidak terhadap mual. klien dan
normal dan fluhenazine memperhatika
tidak atau ada n efek
terkendali), riwayat samping.
baik akibat sensitif
penyakit terhadap
parkinson phenotiazine.
atau efek
samping
obat.

B. ANALISA DATA, DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN


1. Analisa Data
No Data Masalah
.
1. DS : Perilaku kekerasan
Klien mengatakan suka marah-marah jika
keinginan tidak dituruti
DO:
Mata klien terlihat melotot, bicara dengan
nada keras.
2. DS: Perubahan proses pikir:
- klien mengatakan dirinya disiksa dan waham curiga
di perlakukan tidak adil di RS.
DO:
Isi pikir obsesi dan curiga dengan orang lain.
3. DS: Klien mengatakan ada anak kecil yang Perubahan persepsi
lari-lari dan ajak bermain sensori: halusinasi
DO: kontak klien kacau
4. DS: Regimen terapeutik
Klien mengatakan masuk RSJ karena tidak inefektif
rutin minum obat dan kontrol.
DO: Klien riwayat masuk RSJ
5. DS: Klien mengatakan ingin sendiri dahulu Koping individu
dan tidak mau diganggu serta marah-marah inefektif
jika keinginan tidak dituruti.
DO: Pasien terlihat sedang menyendiri
dikamarnya
6. DS: Klien mengatakan tidak tahu tentang obat Defisiensi pengetahuan
54

No Data Masalah
.
apa saja yang dia konsumsi selama ini
DO: Klien bertanya nama obat yang
diminumnya dengan perawat

2. Daftar Masalah Keperawatan


a. Perilaku kekerasan
b. Perubahan proses pikir: waham curiga
c. Koping individu inefektif
d. Regimen terapeutik inefektif
e. Defisiensi pengetahuan

3. Pohon Masalah
Perubahan proses pikir: Waham curiga (Efek)

Perilaku kekerasan (Core problem)


Koping individu
Inefektif Halusinasi penglihatan (Etiologi)

Regimen terapeutik Inefektif

Defisiensi pengetahuan

C. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Perilaku kekerasan
2. Perubahan persepsi sensori: halusinasi
3. Perubahan proses pikir: waham curiga
4. Regimen terapeutik inefektif
5. Koping individu inefektif
6. Defisiensi pengetahuan
Rencana tindakan keperawatan kepada klien

Diagnosa Tujuan Kriteria Tindakan keperawatan Rasional


Perilaku Pasien
Kekerasa SP 1
n 1.5 Identifikasi penyebab, tanda & Setelah 1x pertemuan, klien
gejala PK yang dilakukan, akibat mampu mengidentifikasikan
PK penyebab, tanda & gejala
PK yang dilakukan, dan
akibat PK .
Observasi / menanyakan Mengetahui
d. Mengidentifikasi penyebab PK penyebab klien melakukan PK penyebab klien
melakukan PK

Observasi tingkah laku klien Mengetahui tanda


e. Mengidentifikasi tanda gejala maupun ekspresi klien saat klien akan
PK yang dilakukan akan melakukan PK melakukan PK

Observasi akibat setelah klien Berhubungan


f. Mengidentifikasi akibat PK melakukan PK dengan jenis PK
yang dilakukan
klien, bisa
diantisipasi

1.6 Jelaskan cara mengontrol PK : fisik, Setelah 1x pertemuan, klien


obat, verbal, spiritual mampu mengerti cara
mengontrol PK : fisik, obat,
verbal, spiritual

55
Diagnosa Tujuan Kriteria Tindakan keperawatan Rasional
Jelaskan klien teknik Emosi klien
e. Cara mengontrol PK : fisik mengontrol PK : memukul tersampaikan
bantal namun tidak
menciderai

Edukasi klien untuk patuh Obat member efek


f. Cara mengontrol PK : obat minum obat relaksasi dan
mengurangi PK

Kontrol kepatuhan klien Menghindari


minum obat kekambuhan
karena tidak patuh
minum obat.

Jelaskan cara mengontrol PK Mengurangi cidera


g. Cara mengontrol PK : verbal dengan kata - kata secara fisik

Jelaskan klien untuk Mengalihkan


h. Cara mengontrol PK : spritual mendekatkan diri kepada perhatian pikiran
Tuhan dengan berdoa klien untuk
mengurangi PK

1.7 Latihan cara mengontrol PK secara Setelah 1x pertemuan, klien


fisik : tarik nafas dalam dan pukul mampu mengontrol PK
kasur dan bantal secara fisik : tarik nafas
dalam dan pukul kasur dan

56
Diagnosa Tujuan Kriteria Tindakan keperawatan Rasional
bantal Jelaskan tujuan mengontrol PK Memberi
dengan teknik nafas dalam pengetahuan arti
c. Tarik nafas dalam dari teknik nafas
dalam

Jelaskan cara mengontrol PK Agar klien tahu


dengan teknik nafas dalam cara melakukan
nafas dalam

Demonstrasika cara Agar klien


mengontrol PK dengan teknik memahami cara
nafas dalam melakukannya
Guna melihat
Minta klien untuk melakukan tingkat pemahaman
teknik nafas dalam bersama - klien
sama
Mengetahui tingkat
Re – demonstrasikan oleh kemandirian klien
pasien cara teknik nafas dalam dalam melakukan
nafas dalam

Guna memberi
Berikan pujian semangat atas
keberhasilan klien

Memberi
Jelaskan tujuan mengontrol PK pengetahuan arti

57
Diagnosa Tujuan Kriteria Tindakan keperawatan Rasional
dengan pukul bantal dan kasur dari pukul bantal
d. Pukul kasur dan bantal dan kasur

Agar klien tahu


Jelaskan cara mengontrol PK cara pukul bantal
dengan pukul bantal dan kasur dan kasur

Agar klien tahu


Demonstrasikan cara cara melakukannya
mengontrol PK dengan pukul
bantal dan kasur
Guna melihat
Minta klien untuk melakukan tingkat pemahaman
pukul bantal dan kasur bersama klien
- sama
Mengetahui tingkat
Re – demonstrasika oleh pasien kemandirian klien
cara mengontrol PK dengan dalam melakukan
pukul bantal dan kasur pukul bantal dan
kasur

Guna memberi
Berikan pujian semangat atas
keberhasilan klien

Mepercepat proses
Diskusikan klien untuk tentang penyembuhan klien

58
Diagnosa Tujuan Kriteria Tindakan keperawatan Rasional
Setelah 1x pertemuan, klien jadwal yang akan dilakukn dan mengurangi
1.8 Masukan pada jadwal kegiatan mampu melakukan terapi untuk mengontrol PK PK
untuk latihan fisik PK secara rutin.
Mengetahui sejauh
Bimbing klien dalam membuat mana pemahaman
jadwal pasien

Meningkatkan
Motivasi klien untuk mematuhi harga diri pasien
jadwal

SP 2 Setelah 2x pertemuan,
2.4 Evaluasi kegiatan latihan fisik. Beri diharapkan kegiatan
pujian pertemuan pertama dapat
dipahami dan dilakukan
dengan baik Mengevaluasi kegiatan fisik Guna menilai
yang telah dilakukan pada yang seberapa jauh klien
c. Evaluasi kegiatan fisik pertemuan pertama dapat melakukan
kegiatan fisik
dengan baik

Guna memberi
semangat atas
Beri pujian pasien keberhasilan klien

59
Diagnosa Tujuan Kriteria Tindakan keperawatan Rasional

d. Beri pujian

Setelah 2x pertemuan,
diharapkan keluarga mampu
2.5 Latih cara mengontrol PK dengan mengontrol PK dengan obat
obat (jelaskan 6 benar : jenis, guna, Mengetahui jenis
dosis, frekuensi, cara , kontinuitas obat yang sesuai
minum obat) Jelaskan jenis – jenis obat
pengontrol PK Agar tidak terjadi
f. Berdasarkan jenis obat salah obat
Jelaskan obat sesuai kegunaan
Menghindari
g. Berdasarkan guna obat adanya overdosis
Jelaskan dosis obat yang
dikonsumsi Kerja obat
h. Berdasarkan dosis obat maksimal
Jelaskan frekuensi pemakaian
obat Mengetahui batas
i. Berdasarkan frekuensi obat pemakaian obat
Jelaskan kontinuitas obat Keteraturan minum
obat
j. Berdasarkan kontinuitas obat
Agar latihan fisik
dan minum obat

60
Diagnosa Tujuan Kriteria Tindakan keperawatan Rasional
Beritahukan pada klien akibat bisa rutin
apabila tidak teratur minum dilaksanakan
obat
Mengetahui
kemampuan klien
Setelah 2x pertemuan, Masukkan latihan fisik dan dalam melakukan
diharapkan klien mampu minum obat pada jadwal kegiatannya
2.6 Masukan pada jadwal kegiatan untuk memasukan latihan fisik dan seacara rutin dan
latihan fisik dan minum obat minum obat pada jadwal teratur

Agar latihan fisik


dan obat dapat rutin
Setelah 3x pertemuan, Evaluasi kegiatan kemampuan dilaksanakan
SP 3 diharapkan klien mampu pasien dalam melatih fisik dan
3.3 Evaluasi kegiatan latihan fisik & obat. melakukan latihan fisik obat
Beri pujian & obat dengan benar Agar klien tahu
maksud dari
Setelah 3x pertemuan, Jelaskan tujuan menggungkapkan
diharapkan pasien mampu mengungkapkan perasaan yang tujuan
3.4 Latih cara mengontrol PK secara mengontrol PK secara di rasakan dengan benar, mengungkapkan
verbal (3 cara, yaitu : mengungkapkan verbal meminta yang diinginkan perasaan yang
perasaan yang dirasakan, meminta dengan benar dan menolak dirasakan
yang diinginkan, menolak yang tidak yang tidak di inginkan dengan
diinginkan dengan benar) benar Agar klien
memahami cara

61
Diagnosa Tujuan Kriteria Tindakan keperawatan Rasional
Jelaskan cara mengungkapkan mengungkapkan
perasaan yang di rasakan perasaannya
dengan benar, meminta yang dengan benar
diinginkan dengan benar dan
menolak yang tidak di inginkan
dengan benar
Agar klien
memahami cara
Demonstrasikan cara mengungkapkan
mengungkapkan perasaan yang perasaan yang di
di rasakan dengan benar, rasakan dengan
meminta yang diinginkan benar
dengan benar dan menolak
yang tidak di inginkan dengan
benar Guna menilai
tingkat pemahaman
Minta klien untuk melakukan klien
cara mengungkapkan perasaan
yang di rasakan dengan benar,
meminta yang diinginkan
dengan benar dan menolak
yang tidak diinginkan dengan
benar bersama - sama Mengetahui tingkat
kemandirian klien
Re - demostarikan oleh pasien dalam
cara mengungkapkan perasaan mengungkapkan
yang di rasakan dengan benar, perasaannya denga

62
Diagnosa Tujuan Kriteria Tindakan keperawatan Rasional
meminta yang diinginkan benar
dengan benar dan menolak
yang dengan benar Mengetahui
kemampuan pasien
Evaluasi pasien dalam dalam memahami
Setelah 3x pertemuan, kemampuan latihan fisik, obat latihan fisik, obat
SP 4 diharapkan pasien dapat & verbal & verbal
4.4 Evaluasi kegiatan latihan fisik & obat melakukan latihan fisik &
&verbal. Beri pujian obat & verbal Memberi
pengetahuan arti
Jelaskan tujuan cara dari berdoa dan
Setelah 4x pertemuan, mengontrol spiritual dengan beribadah
diharapkan pasien dapat berdoa dan beribadah
4.5 Latih cara mengontrol spiritual mengontrol spiritual Agar klien
( berdoa dan beribadah ) memahami maksud
Jelaskan cara mengontrol dari mengontrol
spiritual dengan berdoa dan spritual dengan
beribadah cara berdoa

Agar memahami
cara melakukannya
Demonstrasikan cara
mengontrol spiritual dengan
berdoa dan beribadah Guna melihat
tingkat pemahaman
Minta klien untuk berdoa dan klien
beribadah bersama - sama

63
Diagnosa Tujuan Kriteria Tindakan keperawatan Rasional
Guna melihat
tingkat
Re – demonstrasikan kemandirian klien
Cara mengontrol spritual dalam berdoa dan
dengan berdoa dan beribadah beribadah

Agar pasien dapat


melakukan
Masukan jadwal kegiatan kegiatan secara
latihan fisik, minum obat, rutin
Setelah 4x pertemuan, verbal dan spiritual
4.6 Masukkan pada jadwal kegiatan untuk pasien mampu memasukan
latihan fisik, minum obat, verbal dan jadual kegiatan unutk
spiritual latihan fisik, minum obat, Mengetahui sejauh
verbal dan spiritual mana kemampuan
Evaluasi kemampuan pasien pasien melakukan
dalam melakukan latihan fisik latihan fisik, obat,
SP 5 Setelah 4x pertemuan, 1,2, obat, verbal dan spiritual verbal,spritual
5.4 Evaluasi kegiatan latihan fisik 1,2, diharapkan pasien dapat Mengetahui tingkat
obat, verbal dan spiritual. Beri pujian melakukan latihan fisik 1,2, kemampuan pasien
obat, verbal dan spiritual Nilai kemampuan pasien yang
dapat dilakukan secara mandiri
Setelah 5x pertemuan,
5.5 Nilai kemampuan yang telah mandiri diharapkan pasien dapat Mengetahui
melakukan semua keberhasilan pasien
kemampuan secara mandiri Nilai kemampuan pasien dalam dalam mengontrol
mengontrol PK PK

64
Diagnosa Tujuan Kriteria Tindakan keperawatan Rasional
Setelah 5x pertemuan,
5.6 Nilai apakah PK terkontrol diharapkan pasien dapat
mengontrol PK

Diagnosa Tujuan Kriteria Tindakan Keperawatan Rasional


Perilaku Keluarga
Kekerasa SP 1
n 1.6 Diskusikan masalah yang dirasakan Setelah 1x pertemuan, Diskusikan permasalahan yang Mengetahui
dalam merawat pasien diharapkan keluarga klien dihadapi keluarga dalam permasalahan yang
mampu mengetahui merawat klien. muncul
permasalahan yang mungkin
muncul dalam merawat
pasien.

1.7 Jelaskan pengertian, tanda & gejala, Setelah 1x pertemuan,


dan proses terjadinya PK (gunakan diharapkan keluarga klien
booklet) mampu memahami
pengertian, tanda & gejala,
dan proses terjadinya PK

d. Pengertian PK Jelaskan pengertian PK Keluarga dapat


mengerti apa itu
PK
Jelaskan tanda & gejala pada
e. Tanda & gejala PK PK Meminimalisir

65
Diagnosa Tujuan Kriteria Tindakan Keperawatan Rasional
terjadinya PK/
Jelaskan proses terjadinya PK terlambat
f. Proses terjadinya PK penanganan
Mewaspadai agar
tidak terjadi PK
Jelaskan cara merawat klien
1.8 Jelaskan cara merawat klien PK Setelah 1x pertemuan, PK Keluarga mengerti
diharapkan keluarga klien merawat anggota
dapat merawat klien PK keluarga yang
menderita PK

1.9 Latih satu cara merawat PK dengan Setelah 1x pertemuan,


melakukan kegiatan fisik : tarik diharapkan keluarga klien
nafas dalam dan pukul kasur dan dapat merawat klien PK
bantal dengan kegiatan fisik : tarik
nafas dalam dan pukul kasur
dan bantal.
Jelaskan keluarga klien teknik Merilekskan klien
c. Tarik nafas dalam merawat PK : tarik nafas dalam

Jelaskan keluarga klien teknik Emosi pasien


d. Pukul kasur dan bantal merawat PK : memukul kasur tersampaikan tanpa
dan bantal menciderai orang
lain
Setelah 1x pertemuan,
1.10 Anjurkan membantu pasien sesuai keluarga klien dapat

66
Diagnosa Tujuan Kriteria Tindakan Keperawatan Rasional
jadual dan memberi pujian membantu pasien sesuai
jadual dan memberi pujian

a. Membantu pasien sesuai jadual Jelaskan pada keluarga untuk Melatih pasien
membantu pasien sesuai jadual untuk mematuhi
yang dibuat jadual
b. Memberi pasien pujian
Jelaskan pada keluarga untuk Membuat pasien
memberi pujian merasa dihargai
dan berguna
SP 2 Setelah 1x pertemuan,
1.1 Evaluasi kegiatan keluarga dalam diharapkan keluarga mampu Tanyakan pada keluarga cara Mengetahui tingkat
merawat/ melatih pasien fisik. Beri pujian merawat/ melatih pasien merawat pasien secara fisik kepahaman
secara fisik dan memberi keluarga dalam
pujian merawat

Setelah 2x pertemuan,
1.2 Jelaskan 6 benar cara memberikan diharapkan keluarga mampu Jelaskan pada keluarga cara Meninimalisir
obat memberikan obat secara 6 memberikan obat secara 6 kelasalahan dalam
benar benar pemberian obat dan
meningkatkan
Setelah 2x pertemuan, ketepatan kerja
diharapkan keluarga mampu Latih cara memberikan/ obat
1.3 Latih cara memberikan/membimbing memberikan obat membimbing minum obat Agar tidak terjadi
minum obat kesalahan obat
Setelah 2x pertemuan,

67
Diagnosa Tujuan Kriteria Tindakan Keperawatan Rasional
diharapkan keluarga dapat Bantu keluarga pasien sesuai
1.4 Anjurkan membantu pasien sesuai membantu pasien sesuai jadual Membantu pasien
jadual dan memberi pujian jadual dan memberi pujian mematuhi jadual

Setelah 2x pertemuan,
SP 3 diharapkan keluarga dapat Evaluasi kemampuan keluarga
1.2 Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/melatih pasien dalam merawat/melatih pasien Mengetahui
merawat/melatih pasien fisik. fisik dan member pujian secara fisik dan memberi kemampuan
Beri pujian pujian keluarga dalam
merawat/
melatih pasien
secara fisik dan
Setelah 3x pertemuan, memberi pujian
diharapkan keluarga dapat
1.2 Latih cara membimbing : cara bicara membimbing cara bicara Latih keluarga cara Agar keluarga
yang baik yang baik membimbing cara bicara yang mampu
baik memberikan contoh
cara bicara yang
Setelah 3x pertemuan, baik
diharapkan keluarga dapat
1.4 Latih cara membimbing kegiatan membimbing pasien secara Latih keluarga untuk Mendekatkan diri
spiritual spiritual membimbing pasien secara dengan Tuhan
spiritual
Setelah 3x pertemuan,
diharapkan keluarga dapat
1.4 Anjurkan membantu pasien sesuai membantu pasien sesuai Membantu pasien

68
Diagnosa Tujuan Kriteria Tindakan Keperawatan Rasional
jadual dan memberikan pujian jadual Anjurkan keluarga untuk untuk mematuhi
membantu pasien sesuai jadual jadual
Setelah 3x pertemuan,
SP 4 diharapkan keluarga dapat
1.4 Evaluasi kegiatan dalam merawat/ merawat / melatih pasien Mengetahui sejauh
melatih pasien fisik, memberikan fisik, memberikan obat, Evaluasi kemampuan keluarga mana kemampuan
obat, latihan bicara yang latihan bicara yang dalam merawat / melatih keluarga dalam
baik&kegiatan pasien fisik, memberikan obat, merawat / melatih
latihan bicara yang pasien fisik,
baik&kegiatan memberikan obat,
Setelah 4x pertemuan, latihan bicara yang
diharapkan keluarga dapat baik&kegiatan
1.5 Jelaskan follow up ke RSJ/PKM, melakukan follow up ke Meminimalisir
tanda kambuh, rujukan RSJ/PKM, tanda kambuh, keterlambatan
rujukan Jelaskan pada keluarga penanganan dan
pentingnya follow up, tanda follow up proses
kambuh, rujukan penyembuhan
pasien

Setelah 4x pertemuan,
diharapkan keluarga mampu
1.6 Anjurkan membantu pasien sesuai membantu pasien sesuai Membantu pasien
jadual dan memberikan pujian jadual menepati jadual
Anjurkan keluarga untuk yang disepakati
membantu pasien sesuai jadual
Setelah 4x pertemuan,
SP 5 diharapkan keluarga mampu

69
Diagnosa Tujuan Kriteria Tindakan Keperawatan Rasional
1.3 Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/melatih pasien Mengetahui
merawat/melatih pasien fisik, fisik, memberikan obat, cara keberhasilan
memberikan obat, cara bicara bicara yang baik & kegiatan Evaluasi kemampuan keluarga keluarga dalam
yang baik & kegiatan spiritual spiritual dan follow up. Beri dalam merawat/melatih pasien merawat pasien
dan follow up. Beri pujian pujian fisik, memberikan obat, cara fisik, memberikan
bicara yang baik & kegiatan obat, cara bicara
spiritual dan follow up. Beriyang baik &
pujian kegiatan spiritual
Setelah 5x pertemuan, dan follow up. Beri
diharapkan keluarga mampu pujian
1.4 Nilai kemampuan keluarga merawat pasien Mengetahui
merawat pasien kemampuan
Nilai kemampuan keluarga keluarga dalam
Setelah 5x pertemuan, merawat pasien merawat pasien
diharapkan keluarga mau
1.3 Nilai kemampuan keluarga melakukan dan mampu melakukan Mengetahui
kontrol ke RSJ/PKM kontrol ke RSJ/PKM kemampuan
Nilai kemampuan keluarga keluarga dalam
dalam melakukan kontrol ke melakukan kontrol
RSJ/PKM secara rutin ke RSJ/PKM
secara rutin

70
Diagnosa Tujuan Kriteria Tindakan Keperawatan Rasional
Halusinasi Pasien
SP 1
1.1 Identifikasi halusinasi: isi, frekuensi, Setelah 1x pertemuan,
waktu terjadi, situasi pencetus, klien mampu
perasaan, respon. mengidentifikasi isi,
frekuensi, waktu terjadi,
situasi pencetus, perasaan
dan respon halusinasi

a. mengidentifikasi isi halusinasi Kaji isi halusinasi klien Mengetahui isi halusinasi

b. mengidentifikasi frekuensi Kaji frekuensi halusinasi klien Mengetahui frekuensi


halusinasi halusinasi

c. mengidentifikasi waktu terjadinya Kaji waktu terjadi halusinasi Mengetahui waktu terjadi
halusinasi klien halusinasi

d. mengidentifikasi situasi pencetus Kaji situasi pencetus halusinasi Mengetahui situasi pencetus
halusinasi klien halusinasi

e. mengidentifikasi perasaan halusianasi Kaji perasaan halusinasi klien Mengetahui perasaan


halusinasi

f. mengidentifikasi respon halusinasi Kaji respon halusinasi klien Mengetahui respon


halusinasi

71
Diagnosa Tujuan Kriteria Tindakan Keperawatan Rasional

1.2 Jelaskan cara mengontrol halusinasi: Setelah dilakukan 1x


hardik, obat, bercakap-cakap, pertemuan, klien mampu
melakukan kegiatan. mengontrol halusinasi
dengan cara hardik, obat,
bercakap-cakap,
melakukan kegiatan
a. menjelaskan cara mengontrol Jelaskan cara mengontrol Mengontrol halusinasi
halusinasi dengan hardik halusinasi dengan hardik dengan menghardik

b. menjelaskan cara mengontrol Jelaskan cara mengontrol Mengontrol halusinasi


halusinasi dengan obat halusinasi dengan obat menggunakan obat

c. menjelaskan cara mengontrol Jelaskan cara mengontrol Mampu mengontrol


halusinasi dengan bercakap-cakap halusinasi dengan bercakap- halusinasi dengan bercakap-
cakap cakap
d. menjelaskan cara mengontrol Jelaskan cara mengontrol Mampu mengontrol
halusinasi dengan melakukan kegiatan halusinasi dengan melakukan halusinasi dengan
kegiatan melakukan kegiatan

1.3 Latih cara mengontrol halusinasi Setelah dilakukan 1x Jelaskan tujuan mengontrol Memberi pengetahuan arti
dengan menghardik. pertemuan, klien mampu halusinasi dengan menghardik dari cara menghardik
mengontrol halusinasi Jelaskan cara mengontrol Agar klien tahu cara
dengan meghardik halusinasi dengan menghardik menghardik
Demonstrasikan cara Agar klien memahami cara
mengontrol halusinasi dengan melakukannya
menghardik Guna melihat tingkat

72
Diagnosa Tujuan Kriteria Tindakan Keperawatan Rasional
Minta klien untuk melakukan pemahaman klien
menghardik halusinasi bersama
– sama Mengetahui tingkat
Re – demostrasikan oleh pasien kemandirian klien dalam
cara mengontrol halusinasi menghardik
dengan menghardik
Guna memberi semangat
Beri pujian atas keberhasilan klien
1.4 Masukkan pada jadwal kegiatan Setelah dilakukan 1x Membantu proses
untuk latihan menghardik pertemuan, klien mampu Diskusikan dengan klien untuk penyembuhan
melaksanakan kegiatan jadwal yang akan dibuat
latihan menghardik Bimbing klien dalam membuat
jadwal
Meningkatkan harga diri
Motivasi klien untuk mematuhi pasien
jadwal

Mengetahui tingkat
Evaluasi hasil kegiatan keberhasilan kegiatan
SP 2 menghardik menghardik
2.1 Evaluasi kegiatan menghardik. Beri Setelah dilakukan 1x
pujian pertemuan, klien mampu
mengevaluasi hasil
kegiatan menghardik

2.2 Latih mengontrol halusinasi dengan Setelah dilakukan 1x


obat (jelaskan 6 benar: jenis, guna, pertemuan, klien mampu

73
Diagnosa Tujuan Kriteria Tindakan Keperawatan Rasional
dosis, frekuensi, cara,kontinuitas mengontrol halusinasi
minum obat) menggunakan obat

a. Menjelaskan jenis obat Memahami jenis obat yang


Jelaskan jenis obat dikonsumsi

b. Menjelaskan kegunaan obat Mengetahui manfaat obat


Jelaskan kegunaan obat
c. Menjelaskan dosis obat Memahami dosis obat
Jelaskan dosis obat
d. Menjelaskan frekuensi obat Memahami frekuensi obat
Jelaskan frekuensi obat
e. Menjelaskan cara konsumsi obat Memahami cara konsumsi
Jelaskan cara konsumsi obat obat
f. Menjelaskkan kontinuitas minum obat Memahami kontinuitas
Jekaskan kontinuitas minum minum obat
obat Keteraturan minum obat
dapat mempercepat
Beritahukan pada klien akibat kesembuhan klien
apabila tidak teratur minum obat

2.3 Masukkan pada jadwal kegiatan Setelah dilakukan 2x Adanya kesepakatan jadwal
untuk latihan menghardik dan pertemuan, klien mampu
minum obat melaksanakan kegiatan Diskusikan dengan klien untuk
latihan menghardik dan jadwal yang akan dibuat Diharapkan klien patuh

74
Diagnosa Tujuan Kriteria Tindakan Keperawatan Rasional
minum obat sesuai jadwal
Bimbing klien dalam membuat
jadwal Mempercepat proses
penyembuhan
Motivasi klien untuk mematuhi
SP 3 jadwal
3.1 Evaluasi kegiatan latihan menghardik Setelah dilakukan 2x
dan obat. Beri pujian pertemuan, klien mampu
mengevaluasi hasil
kegiatan meghardik dan
minum obat
a. Mengevaluasi kegiatan latihan Mengetahui tingkat
menghardik keberhasilan kegiatan
Evaluasi kegiatan menghardik menghardik

b. Mengevaluasi kegiatan minum obat Mengetahui tingkat


keberhasilan kegiatan
Evaluasi kegiatan minum obat minum obat

3.2 Latih cara mengontrol halusinasi Setelah dilakukan 3x Memberi pengetahuan arti
dengan bercakap-cakap saat terjadi pertemuan, klien mampu dari bercakap - cakap
halusinasi. mengontrol halusinasi Jelaskan tujuan cara mengontrol Agar klien tahu cara
dengan bercakap-cakap halusinasi dengan bercakap bercakap -cakap
Jelaskan cara mengontrol Agar klien memahami cara
halusinasi dengan bercakap melakukannya

75
Diagnosa Tujuan Kriteria Tindakan Keperawatan Rasional
Demonstrasikan cara Guna melihat tingkat
mengontrol halusinasi dengan pemahaman klien
bercakap Mengetahui tingkat
Minta klien untuk melakukan kemandirian klien dalam
bercakap bersama – sama melakukan cara bercakap -
Re – demostrasikan oleh pasien cakap
cara mengontrol halusinasi Guna memberi semangat
dengan bercakap atas keberhasilan klien

Beri pujian
3.3 Masukkan pada jadwal kegiatan untuk Setelah dilakukan 3x
latihan menghardik, minum obat dan pertemuan, klien mampu
bercakap-cakap melaksanakan kegiatan
menghardik, minum obat,
dan bercakap-cakap sesuai
jadwal
a. memasukkan jadwal kegiatan latihan Adanya kesepakatan jadwal
menghardik

b. Memasukkan jadwal minum obat Diskusikan dengan klien untuk Diharapkan klien patuh
jadwal yang akan dibuat

c. Memasukkan jadwal bercakap-cakap Bimbing klien dalam membuat Mempercepat proses


jadwal penyembuhan

Motivasi klien untuk mematuhi


jadwal

76
Diagnosa Tujuan Kriteria Tindakan Keperawatan Rasional

SP 4
4.1Evaluasi kegiatan latihan menghardik, Setelah dilakukan 4x
obat, dan bercakap-cakap. Beri pujian pertemuan, klien mampu
mengevaluasi hasil
kegiatan menghardik,
minum obat dan bercakap-
cakap

a. Mengevaluasi kegiatan latihan Mengetahui tingkat


menghardik keberhasilan kegiatan
menghardik
Evaluasi hasil kegiatan
b. Mengevaluasi kegiatan minum obat menghardik Mengetahui tingkat
keberhasilan kegiatan
minum obat
Evaluasi hasil kegiatan minum
c. Mengevaluasi kegiatan bercakap- obat Mengetahui tingkat
cakap keberhasilan kegiatan
bercakap-cakap
Evaluasi hasil kegiatan bercakap
4.2 Latih cara mengontrol halusinasi Setelah 4x pertemuan, cakap Memberi pengetahuan arti
dengan melakukan kegiatan harian klien mampu mengontrol dari melakukan kegiatan
mulai 2 kegiatan ( membaca buku halusinasi dengan
dan dan merapikan buku ) melakukan membaca buku Jelaskan tujuan mengontrol Agar klien tahu cara
dan merapikan buku halusinasi dengan melakukan melakukan kegiatan
kegiatan

77
Diagnosa Tujuan Kriteria Tindakan Keperawatan Rasional
Jelaskan cara mengontrol
halusinasi dengan melakukan Agar klien memahami cara
kegiatan melakukannya
Demonstrasikan cara
mengontrol halusinasi dengan
melakukan kegiatan Guna melihat tingkat
Minta klien untuk melakukan pemahaman klien
kegiatan yang di sukai bersama-
sama dengan perawat Mengetahui tingkat
kemandirian klien dalam
Re – demostrasikan oleh pasien melakukan cara melakukan
cara mengontrol halusinasi kegiatan
dengan melakukan kegiatan Guna memberi semangat
atas keberhasilan klien
Beri pujian
Adanya kesepakatan jadwal
4.3 Masukkan pada jadwal kegiatan Setelah dilakukan 4x
untuk latihan menghardik, minum pertemuan, klien mampu Diskusikan dengan klien untuk
obat, bercakap-cakap, dan kegiatan melaksanakan kegiatan jadwal yang akan dibuat
harian. menghardik, minum obat, Diharapkan klien patuh
dan bercakap-cakap, dan
melakukan kegiatan harian Bimbing klien dalam membuat
sesuai jadwal jadwal Mempercepat proses
penyembuhan
Motivasi klien untuk mematuhi
jadwal

78
Diagnosa Tujuan Kriteria Tindakan Keperawatan Rasional
SP 5 Setelah dilakukan 4x
5.1 Evaluasi kegiatan latihan menghardik, pertemuan, klien mampu
obat & kegiatan harian. Beri pujian mengevaluasi hasil
kegiatan menghardik,
minum obat dan kegiatan
harian Mengetahui tingkat
keberhasilan kegiatan
a. Mengevaluasi hasil kegiatan Evaluasi hasil kegiatan latihan menghardik
menghardik menghardik
Mengetahui tingkat
keberhasilan minum obat
b. Mengevaluasi hasil kegiatan minum Evaluasi hasil kegiatan minum
obat obat Mengetahui tingkat
keberhasilan kegiatan harian
c. Mengevaluasi hasil kegiatan harian Evaluasi hasil kegiatan harian
Mampu melakukan kegiatan
Setelah dilakukan 5x harian
5.2 Latih kegiatan harian pertemuan, klien mampu Latih cara melakukan kegiatan
melakukan kegiatan harian harian dengan benar
Mengetahui tingkat
Setelah dilakukan 5x kemandirian klien
5.3 Nilai kemampuan yang telah mandiri pertemuan diharapkan Nilai kemampuan klien yang
pasien dapat melakukan dapat dilakukan secara mandiri
semua kegiatan secara
mandiri
Mengetahui tingkat
Setelah dilakukan 5x keberhasilan semua

79
Diagnosa Tujuan Kriteria Tindakan Keperawatan Rasional
5.4 Nilai apakah halusinasi terkontrol pertemuan, klien mampu Nilai status halusinasi tindakan
mengontrol halusinasi
Mengetahui permasalahan
dan dapat ditangani dengan
baik

Diagnosa Tujuan Kriteria Tindakan Keperawatan Rasional


Halusinasi Keluarga
SP 1
1.1 Diskusikan masalah yang Setelah 1x pertemuan, Diskusikan dengan keluarga Mengetahui permasalahan
dirasakan dalam merawat pasien diharapkan keluarga mampu permasalahan yang sering dan dapat ditangani dengan
mengetahui permasalah muncul saat merawat baik
yang muncul dalam merawat
pasien

1.2 Jelaskan pengertian, tanda & Setelah 1x pertemuan,


gejala, dan proses terjadinya diharapkan keluarga mampu
halusinasi (gunakan booklet) memahami pengertian, tanda

80
Diagnosa Tujuan Kriteria Tindakan Keperawatan Rasional
& gejala, dan proses
terjadinya halusinasi
a. Jelaskan pengertian halusinasi Jelaskan pada keluarga Keluarga paham dengan apa
mengenai apa itu halusinasi yang terjadi pada pasien

Keluarga dapat mengetahui


b. Tanda & gejala halusinasi Jelaskan tanda & gejala yang tanda & gejala yang muncul
muncul pada pasien halusinasi
Mengetahui secara dini
Jelaskan proses terjadinya terjadinya halusinasi
c. Proses halusinasi halusinasi

Keluarga dapat merawat


1.3 Jelaskan cara merawat halusinasiSetelah 1x pertemuan, Jelaskan cara merawat pasien pasien secara mandiri
diharapkan keluarga dapat halusinasi pada keluarga
merawat pasien halusinasi
Memandirikan keluarga
1.4 Latih cara merawat halusinasi : Setelah 1x pertemuan, Latih keluarga untuk melatih dalam merawat pasien
hardik diharapkan keluarga mampu pasien dengan menghardik
merawat pasien halusinasi halusinasi pasien
dengan cara menghardik
Membantu pasien menepati
1.5 Anjurkan membantu pasien sesuai Setelah 1x pertemuan, Anjurkan keluarga untuk jadual yang disepakati
jadual dan member pujian diharapkan keluarga mampu membantu pasien sesuai jadwal
membantu pasien sesuai
jadual

81
Diagnosa Tujuan Kriteria Tindakan Keperawatan Rasional
SP 2 Mengetahui tingkat
1.1 Evaluasi kegiatan keluarga dalam Setelah 1x pertemuan, Evaluasi keluarga dalam kepahaman keluarga dalam
merawat/melatih pasien diharapkan keluarga mampu merawat/melatih pasien merawat/melatih pasien
menghardik. Beri pujian merawat/melatih pasien menghardik menghardik
menghardik dan memberi
pujian
Menghindari
1.2 Jelaskan 6 benar cara memberikan Setelah 2x pertemuan, Jelaskan 6 benar memberikan kesalahan obat, overdosis
obat diharapkan keluarga mampu obat dan ketepatan obat
memberikan obat dengan 6
benar
Memandirikan keluarga
1.3 Latih cara memberikan/ Setelah 2x pertemuan, Latih keluarga untuk dalam merawat pasien
membimbing minum obat diharapkan keluarga mampu memberikan/
memberikan/ membimbing minum obat
membimbing minum obat
Membantu pasien menepati
1.4 Anjurkan membantu pasien sesuai Setelah 1x pertemuan, Anjurkan keluarga untuk jadwal yang disepakati
jadwal dan memberi pujian diharapkan keluarga mampu membantu pasien sesuai jadwal
membantu pasien sesuai
jadwal

SP 3 Mengetahui tingkat
1.1 Evaluasi kegiatan keluarga Setelah 1x pertemuan, Evaluasi keluarga dalam kepahaman keluarga dalam
dalam merawat/melatih pasien diharapkan keluarga mampu merawat/melatih pasien merawat/melatih pasien
menghardik dan memberikan merawat/melatih pasien menghardik obat menghardik obat

82
Diagnosa Tujuan Kriteria Tindakan Keperawatan Rasional
obat.Beri pujian menghardik obat dan
memberi pujian

1.2 Jelaskan cara bercakap – cakap Jelaskan cara bercakap – cakap Membertahukan informasi
dan melakukan kegiatan untuk Setelah 3x pertemuan, dan melakukan kegiatan untuk kepada keluarga agar turut
mengontrol halusinasi diharapkan keluarga mampu mengontrol halusinasi berpartisipasi dalam proses
bercakap – cakap dan pengontrolan halusinasi
melakukan kegiatan untuk pasien
mengontrol halusinasi

1.3 Latih dan sediakan waktu Latih dan sediakan waktu Bercakap – cakap saat
bercakap – cakap dengan Setelah 3x pertemuan, bercakap – cakap dengan halusinasi muncul dapat
pasien terutama saat halusinasi diharapkan keluarga mampu pasien terutama saat halusinasi menimalisirkan halusinasi
menyediakan waktu untuk yang muncul semakin parah
bercakap-cakap dengan dan tidak terkontrol
pasien terutama saat
halusinasi
1.4 Anjurkan membantu pasien Anjurkan membantu pasien Membantu pasien menepati
sesuai jadwal dan memberikan Setelah 3x pertemuan, sesuai jadwal jadwal yang disepakati
pujian diharapkan keluarga mampu
membantu pasien sesuai
jadwal
SP 4
1.1 Evaluasi kegiatan keluarga Evaluasi kegiatan keluarga Mengetahui tingkat
dalam merawat/melatih pasien Setelah 4x pertemuan, dalam kepahaman keluarga dalam
menghardik,memberikan obat diharapkan keluarga mampu Menghardik, merawat/melatih pasien

83
Diagnosa Tujuan Kriteria Tindakan Keperawatan Rasional
dan bercakap – cakap.Beri merawat/melatih pasien memberikan obat dan bercakap menghardik,membe
pujian menghardik,mem − cakap rikan obat dan bercakap −
berikan obat dan cakap
bercakap − cakap
1.2 Jelaskan follow up ke Jelaskan follow up ke
RSJ/PKM,tanda Setelah 4x pertemuan, RSJ/PKM,tanda kambuh,
kambuh,rujukan diharapkan keluarga mampu
follow up ke
RSJ/PKM,tanda
1.3 Anjurkan membantu pasien kambuh,rujukan Anjurkan membantu pasien Agar keluarga mengetahui
sesuai jadwal dan sesuai jadwal tanda – tanda kambuh yang
memberikan pujian Setelah 4x pertemuan, di alami klien dan mendapat
diharapkan keluarga mampu tindak lanjut yang
membantu pasien sesuai berikutnya
jadwal
SP 5
1.1 Evaluasi kegiatan keluarga Evaluasi kegiatan keluarga Membantu pasien menepati
dalam merawat/melatih pasien dalam merawat/melatih pasien jadwal yang disepakati
menghardik dan memberikan Setelah 4x pertemuan, menghardik dan memberikan
obat dan bercakap – cakap dan diharapkan keluarga mampu obat dan bercakap – cakap dan
melakukan kegiatan harian dan merawat/melatih pasien melakukan kegiatan harian dan
follow up.Beri pujian menghardik dan follow up.
memberikan obat dan
bercakap – cakap dan
1.2 Nilai kemampuan keluarga melakukan kegiatan harian Nilai kemampuan keluarga Mengetahui tingkat
merawat pasien dan follow up. merawat pasien kepahaman keluarga dalam
merawat/melatih pasien

84
Diagnosa Tujuan Kriteria Tindakan Keperawatan Rasional
Setelah 4x pertemuan, menghardik dan
diharapkan keluarga mampu memberikan obat dan
Menilai kemampuan bercakap – cakap dan
keluarga merawat pasien melakukan kegiatan harian
dan follow up.

Ketaatan keluarga dalam


1.3 Nilai kemampuan keluarga Nilai kemampuan keluarga proses penyembuhan pasien
melakukan control ke RSJ/PKM melakukan control ke di lihat dari seberapa jauh
RSJ/PKM kemampuan keluarga untuk
Setelah 4x pertemuan, melalukan pengontrolan ke
diharapkan keluarga mampu RSJ/PKM secara teratur
menilai kemampuan
keluarga melakukan control
ke RSJ/PKM

85
Diagnosa Perencanaan
No Tujuan Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi
1 Gangguan SP 1
Proses pikir: Klien mampu Setelah 1x pertemuan 1. Diskusikan bersama 1. Mengetahui
Waham curiga mengidentifikasi tanda klien mampu klien masalah tanda pengetahuan pasien
dan gejala waham mengidentifikasi tanda dan gejala waham tentang tanda dan
dan gejala waham. gejala waham
2. Minta klien 2. Mengevaluasi
menjelaskan kembali pengetahuan klien
tanda dan gejala tentang tanda dan
waham gejala waham
3. Meningkatkan
3. Beri pujian kepada harga diri klien
klien
SP 1
Klien mampu Setelah 1x pertemuan 1. Bantu klien orientasi 1. Melatih psikomotor
mengorientasi realitas: klien mampu realitas: panggil nama klien
panggil nama, orientasi mengorientasi realitas: a. Lakukan orientasi
waktu, orang dan panggil nama, orientasi realitas: panggil
tempat/lingkungan waktu, orang dan nama
tempat/lingkungan (perawatmelakukan

86
Diagnosa Perencanaan
No Tujuan Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi
terlebih dahulu)
b. Lakukan orientasi
realitas: panggil
nama (perawat
bersama klien
c. Minta klien (secara
mandiri) untuk
orientasi realitas:
panggil nama
2. Bantu klien orientasi
realitas: orientasi 2. Melatih psikomotor
waktu klien
a. Lakukan orientasi
realitas: orientasi
waktu
(perawatmelakukan
terlebih dahulu)
b. Lakukan orientasi
realitas: orientasi
waktu (perawat
bersama klien
c. Minta klien (secara
mandiri) untuk
orientasi realitas:
orientasi waktu
3. Bantu klien orientasi 3. Melatih psikomotor

87
Diagnosa Perencanaan
No Tujuan Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi
realitas: orang klien
a. Lakukan orientasi
realitas: orang
(perawatmelakukan
terlebih dahulu)
b. Lakukan orientasi
realitas: orang
(perawat bersama
klien
c. Minta klien (secara
mandiri) untuk
orientasi realitas:
orang
4. Bantu klien orientasi
realitas: orientasi 4. Melatih psikomotor
tempat/lingkungan klien
a. Lakukan orientasi
realitas: orientasi
tempat/lingkungan
(perawatmelakukan
terlebih dahulu)
b. Lakukan orientasi
realitas: orientasi
tempat/lingkungan
(perawat bersama
klien

88
Diagnosa Perencanaan
No Tujuan Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi
c. Minta klien (secara
mandiri) untuk
orientasi realitas:
orientasi
tempat/lingkungan
5. Beri pujian kepada
klien 5. Meningkatkan
harga diri klien

SP 1
Kien mampu Setelah 1x pertemuan 1. Diskusikan kebutuhan 1. Mengetahui
mengungkapkan klien mampu klien yang tidak kebutuhan klien
kebutuhan klien yang mengungkapkan terpenuhi yang tidak terpenuhi
tidak terpenuhi kebutuhan klien yang 2. Minta klien 2. Mengetahui
tidak terpenuhi menyebutkan kembali kebutuhan klien
kebutuhan klien yang yang tidak terpenuhi
tidak terpenuhi
3. Berikan pujian kepada 3. Meningkatkan
klien harga diri klien
SP 1
Klien mampu memenuhi Setelah 1x pertemuan 1. Jelaskan pengertian 1. Meningkatkan
kebutuhannya yang Klien mampu kebutuhan yang pengetahuan klien
realistis memenuhi realistis
kebutuhannya yang 2. Jelaskan tujuan 2. Meningkatkan

89
Diagnosa Perencanaan
No Tujuan Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi
realistis pemenuhan kebutuhan pengetahuan klien
yang realistis
3. Jelaskan cara 3. Meningkatkan
pemenuhan kebutuhan pengetahuan klien
yang realistis
4. Demonstrasikan cara 4. Melatih psikomotor
pemenuhan kebutuhan klien
yang realistis (perawat
terlebih dahulu)
5. Demonstrasikan cara
pemenuhan kebutuhan 5. Melatih psikomotor
yang realistis (perwat klien
bersama klien)
6. Minta klien
mendemonstrasikan 6. Melatih psikomotor
cara pemenuhan klien
kebutuhan yang
realistis (klien secara
mandiri)
7. Berikan pujian kepada
klien 7. Meningkatkan
harga diri klien
SP 1
Klien mampu memasukan Setelah 1x pertemuan Bimbing klien untuk Memasukan kegiatan
kegiatan pemenuhan klien mampu memasukan kegiatan pemenuhan kebutuhan
kebutuhan pada jadwal memasukan kegiatan pemenuhan kebutuhan dalam jadwal kegiatan

90
Diagnosa Perencanaan
No Tujuan Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi
kegiatan klien pemenuhan kebutuhan pada jadwal kegiatan klien harian merupakan
pada jadwal kegiatan upaya untuk
klien membiasakan diri
melatih dan
mengaplikasikan
pemenuhan kebutuhan
yang realistis

2 SP 2
Klien dapat mengevaluasi Setelah 1x pertemuan 1. Evaluasi kegiatan 1. Menilai
pemenuhan kebutuhan klien mampu pemenuhan kebutuhan kemampuan klien
klien mengevaluasi klien
pemenuhan kebutuhan a. Anjurkan klien
klien menjelaskan
tujuannya
b. Anjurkan klien
untuk
memperagakan
kegiatan
pemenuhan
kebutuhan klien
2. Meningkatkan
2. Beri pujian pada klien kepercayaan diri
klien
SP 2

91
Diagnosa Perencanaan
No Tujuan Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi
Klien mampu Setelah 1x pertemuan 1. Diskusikan 1. Mengungkapkan
mengungkapkan klien mampu kemampuan yang kemampuan positif
kemampuan yang mengungkapkan dimiliki klien yang dimiliki klien
dimilikinya kemampuan yang sebagai dasar
dimilikinya tindakan
selanjutnya
2. Minta klien
menyebutkan kembali 2. Mengungkapkan
kemampuan yang kemampuan positif
dimiliki klien yang dimiliki klien
sebagai dasar
3. Berikan pujian kepada tindakan
klien selanjutnya

3. Meningkatkan
kepercayaan diri
klien
SP 2
Klien dapat Setelah 1x pertemuan 1. Jelaskan pengertian 1. Meningkatkan
mendemonstrasikan klien mampu kemampuan yang pengetahuan klien
latihan kemampuan yang mendemonstrasikan dipilih
dimiliki latihan kemampuan 2. Jelaskan tujuan 2. Meningkatkan
yang dimiliki kemampuan yang pengetahuan klien
dipilih
3. Jelaskan cara 3. Meningkatkan
melakukan pengetahuan klien

92
Diagnosa Perencanaan
No Tujuan Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi
kemampuan yang
dipilih 4. Melatih psikomotor
4. Demonstrasikan cara klien
melakukan
kemampuan yang
dipilih (perawat 5. Melatih psikomotor
terlebih dahulu) klien
5. Demonstrasikan cara
melakukan
kemampuan yang 6. Melatih psikomotor
dipilih (perwat bersama klien
klien)
6. Minta klien
mendemonstrasikan
cara melakukan
kemampuan yang 7. Meningkatkan
dipilih (klien secara harga diri klien
mandiri)
7. Berikan pujian kepada
klien
SP 2
Klien mampu memasukan Setelah 1x pertemuan Bimbing klien untuk Memasukan kegiatan
kegiatan pemenuhan klien mampu memasukan kegiatan pemenuhan kebutuhan
kebutuhan dan kegiatan memasukan kegiatan pemenuhan kebutuhan dan dan kegiatan yang telah
yang telah dilatih pada pemenuhan kebutuhan kegiatan yang sudah dilatih dalam jadwal
jadwal kegiatan klien dan kegiatan yang dilatih pada jadwal kegiatan harian

93
Diagnosa Perencanaan
No Tujuan Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi
telah dilatih pada kegiatan klien merupakan upaya untuk
jadwal kegiatan klien membiasakan diri
melatih dan
mengaplikasikan
pemenuhan kebutuhan
yang realistis dan
kemampuan yang
dimiliki klien
3 SP 3
Klien dapat mengevaluasi Setelah 1x pertemuan 1. Evaluasi kegiatan 1. Menilai
pemenuhan kebutuhan klien mampu pemenuhan kebutuhan kemampuan klien
klien dan kegiatan yang mengevaluasi klien
dilakukan klien pemenuhan kebutuhan a. Anjurkan klien
klien dan kegiatan menjelaskan
yang dilakukan klien tujuannya
b. Anjurkan klien
untuk
memperagakan
kegiatan
pemenuhan
kebutuhan klien
2. Evaluasi kegiatan yang
dilakukan klien
a. Anjurkan klien 2. Menilai
menjelaskan kemampuan klien
tujuannya

94
Diagnosa Perencanaan
No Tujuan Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi
b. Anjurkan klien
untuk
memperagakan
kegiatan yang
diakukan klien
3. Beri pujian pada klien

3. Meningkatkan
kepercayaan diri
klien
SP 3
Klien mampu memahami Setelah 1x pertemuan 1. Jelaskan jenis, 1. Jenis : agar klien
tentang obat yang diharapkan klien kegunaan, serta dosis lebih mengenali
diminum (jenis, guna, mampu memahami obat jenis obat yang
dosis, frekuensi, cara, tentang obat yang dikonsumsi dirinya.
kontinuitas minum obat) diminum (jenis, guna, Kegunaan : agar
dan manfaat dari minum dosis, frekuensi, cara, klien mengetahui
obat tersebut kontinuitas minum manfaat dari obat
obat) dan manfaat dari yang diprogramkan
minum obattersebut Dosis : agar klien
memahami dosis
yang diberikan
2. Klien memahami
2. Jelaskan frekuensi, frekuensi, cara
cara pemberian dan pemberian dan
kontinuitas minum obat kontinuitas minum

95
Diagnosa Perencanaan
No Tujuan Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi
obat yang
diprogramkan

3. Mensukseskan
3. Demonstrasikan (oleh program
perawat) tentang pengobatan klien
minum obat secara
teratur dengan prinsip
6 benar (jenis, guna,
dosis, frekuensi, cara,
kontinuitas minum
obat) 4. Mensukseskan
program
4. Demonstrasikan pengobatan klien
(perawat bersama
klien) tentang minum
obat secara teratur
dengan prinsip 6 benar
(jenis, guna, dosis,
frekuensi, cara,
kontinuitas minum 5. Mensukseskan
obat) program
5. Minta klien pengobatan klien
mendemonstrasikan
dengan mandiri tentang
minum obat secara

96
Diagnosa Perencanaan
No Tujuan Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi
teratur dengan prinsip
6 benar (jenis, guna,
dosis, frekuensi, cara,
kontinuitas minum 6. mengevaluasi
obat) perasaan klien
6. Tanyakan manfaat tentang manfaat
yang dirasakan klien minum obat
setelah minum obat 7. Meningkatkan
kepercayaan diri
7. Beri reinforcement klien
positif pada klien
SP 3
Klien mampu memasukan Setelah 1x pertemuan Bimbing klien untuk Memasukan kegiatan
kegiatan pemenuhan klien mampu memasukan kegiatan pemenuhan kebutuhan,
kebutuhan, kegiatan yang memasukan kegiatan pemenuhan kebutuhan, kegiatan yang telah
telah dilatih dan minum pemenuhan kebutuha, kegiatan yang sudah dilatih dan minum obat
obat pada jadwal kegiatan kegiatan yang telah dilatih dan minum obat dalam jadwal kegiatan
klien dilatih dan minum obat pada jadwal kegiatan klien harian merupakan
pada jadwal kegiatan upaya untuk
klien membiasakan diri
melatih dan
mengaplikasikan
pemenuhan kebutuhan
yang realisti,
kemampuan yang
dimiliki klien dan

97
Diagnosa Perencanaan
No Tujuan Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi
minum obat
4 SP 4
Klien dapat mengevaluasi Setelah 1x pertemuan 1. Evaluasi kegiatan 1. Menilai
pemenuhan kebutuhan klien mampu pemenuhan kebutuhan kemampuan klien
klien, kegiatan yang mengevaluasi klien
dilakukan klien dan pemenuhan kebutuhan a. Anjurkan klien
minum obat klien, kegiatan yang menjelaskan
dilakukan klien dan tujuannya
minum obat b. Anjurkan klien
untuk
memperagakan
kegiatan
pemenuhan
kebutuhan klien
2. Evaluasi kegiatan yang 2. Menilai
dilakukan klien kemampuan klien
a. Anjurkan klien
menjelaskan
tujuannya
b. Anjurkan klien
untuk
memperagakan
kegiatan yang
diakukan klien
3. Evaluasi kegiatan 3. Menilai
minum obat kemampuan klien

98
Diagnosa Perencanaan
No Tujuan Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi
a. Anjurkan klien
menjelaskan
tujuannya
b. Anjurkan klien
untuk
memperagakan
kegiatan minum
obat
4. Beri pujian pada klien 4. Meningkatkan
kepercayaan diri
klien

SP 4
Klien dapat menyebutkan Setelah 1x pertemuan 1. Diskusikan kebutuhan 1. Mengetahui
kebutuhan lain dan diharapkan klien lain kebutuhan klien
mampu mampu menyebutkan a. Diskusikan dengan yang belum
mendemonstrasikan cara kebutuhan lain dan klien kebutuhan terpenuhi
melakukannya mampu lain yang belum
mendemonstrasikan terpenuhi
cara melakukannya b. Minta klien
menyebutkan
kembali kebutuhan
klien yang belum
terpenuhi
c. Berikan pujian
kepada klien

99
Diagnosa Perencanaan
No Tujuan Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi
2. Latih cara melakukan 2. Melatih psikomotor
kebutuhan lain klien
a. Jelaskan pengertian
kebutuhan lain
yang belum
terpenuhi
b. Jelaskan tujuan
pemenuhan
kebutuhan lain
yang belum
terpenuhi
c. Jelaskan cara
pemenuhan
kebutuhan lain
yang belum
terpenuhi
d. Demonstrasikan
cara pemenuhan
kebutuhan lain
yang belum
terpenuhi (perawat
terlebih dahulu)
e. Demonstrasikan
cara pemenuhan
kebutuhan lain
yang belum

100
Diagnosa Perencanaan
No Tujuan Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi
terpenuhi (perwat
bersama klien)
f. Minta klien
mendemonstrasikan
cara pemenuhan
kebutuhan lain
yang belum
terpenuhi (klien
secara mandiri)
g. Berikan pujian
kepada klien

SP 4
Klien mampu Setelah 1x pertemuan 1. Diskusikan 1. Mengetahui
menyebutkan kemampuan diharapkan klien kemampuan lain kemampuan lain
yang dimiliki, memilih mampu menyebutkan a. Diskusikan dengan yang dimiliki klien
yang akan dilatih dan kemampuan yang klien kemampuan
mendemonstrasikan cara dimiliki, memilih yang lain yang dipilih
melakukan kemampuan akan dilatih dan untuk dilatih
yang dipilih mendemonstrasikan b. Minta klien
cara melakukan menyebutkan
kemampuan yang kembali
dipilih kemampuan yang
dipilih untuk dilatih

101
Diagnosa Perencanaan
No Tujuan Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi
c. Berikan pujian
kepada klien
2. Anjurkan klien memiih 2. Memberi klien
kemampuan yang akan kesempatan
dilatih memilih
kemampuan yang
ingin di lakukan
klien
3. Latih klien melakukan 3. Melatih psikomotor
kemampuan yang klien
dipilih
a. Jelaskan pengertian
kemampuan yang
dipilih untuk dilatih
b. Jelaskan tujuan
melakukan
kemampuan yang
dipilih untuk dilatih
c. Jelaskan cara
melakukan
kemampuan yang
dipilih untuk dilatih
d. Demonstrasikan
cara melakukan
kemampuan yang
dipilih untuk dilatih

102
Diagnosa Perencanaan
No Tujuan Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi
(perawat terlebih
dahulu)
e. Demonstrasikan
cara melakukan
kemampuan yang
dipilih untuk dilatih
(perwat bersama
klien)
f. Minta klien
mendemonstrasikan
cara melakukan
kemampuan yang
dipilih untuk dilatih
(klien secara
mandiri)
g. Berikan pujian
kepada klien

SP 4
Klien mampu memasukan Setelah 1x pertemuan Bimbing klien untuk Memasukan kegiatan
kegiatan pemenuhan klien mampu memasukan kegiatan pemenuhan kebutuhan,
kebutuhan, kegiatan yang memasukan kegiatan pemenuhan kebutuhan, kegiatan yang telah
telah dilatih dan minum pemenuhan kebutuha, kegiatan yang sudah dilatih dan minum obat
obat pada jadwal kegiatan kegiatan yang telah dilatih dan minum obat dalam jadwal kegiatan
klien dilatih dan minum obat pada jadwal kegiatan klien harian merupakan
pada jadwal kegiatan upaya untuk

103
Diagnosa Perencanaan
No Tujuan Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi
klien membiasakan diri
melatih dan
mengaplikasikan
pemenuhan kebutuhan
yang realisti,
kemampuan yang
dimiliki klien dan
minum obat
5 SP 5
Klien dapat mengevaluasi Setelah 1x pertemuan 1. Evaluasi kegiatan 1. Menilai
kegiatan pemenuhan klien mampu pemenuhan kebutuhan kemampuan klien
kebutuhan klien, kegiatan mengevaluasi klien
yang dilakukan klien dan pemenuhan kebutuhan a. Anjurkan klien
minum obat klien, kegiatan yang menjelaskan
dilakukan klien dan tujuannya
minum obat b. Anjurkan klien
untuk
memperagakan
kegiatan
pemenuhan
kebutuhan klien
2. Evaluasi kegiatan yang
dilakukan klien
a. Anjurkan klien 2. Menilai
menjelaskan kemampuan klien
tujuannya

104
Diagnosa Perencanaan
No Tujuan Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi
b. Anjurkan klien
untuk
memperagakan
kegiatan yang
diakukan klien
3. Evaluasi kegiatan
minum obat
a. Anjurkan klien 3. Menilai
menjelaskan kemampuan klien
tujuannya
b. Anjurkan klien
untuk
memperagakan
kegiatan minum
obat
4. Beri pujian pada klien

4. Meningkatkan
kepercayaan diri
klien

SP 5
Klien mampu melakukan Setelah 1x pertemuan 1. Pantau perkembangan 1. Memantau
kegiatan yang telah diatih diharapkan klien kemampuan klien kemampuan klien
dengan mandiri mampu melakukan dalam melakukan
kegiatan yang telah pemenuhan kebutuhan,

105
Diagnosa Perencanaan
No Tujuan Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi
diatih dengan mandiri kegiatan yang telah
dilatih dan minum obat
2. Berikan penilaian pada 2. Mengetahui
pada kemampuan klien kemampuan klien
dalam melakukan dalam melakukan
pemenuhan kebutuhan, pemenuhan
kegiatan yang telah kebutuhan, kegiatan
dilatih dan minum obat yang telah dilatih
dan minum obat
3. Berikan pujian pada 3. Meningkatkan
klien kepercayaan diri
klien

SP 5
Klien mampu mengontrol Setelah 1x pertemuan 1. Pantau kemampuan 1. Mengevaluasi
munculnya waham dan diharapkan klien klien dalam kemampuan klien
frekuensi munculnya mampu mengontrol mengontrol waham dalammengontrol
waham berkurang munculnya waham dan waham
frekuensi munculnya 2. Pantau frekuensi 2. Menetukan
waham berkurang munculnya waham frekuensi
munculnya waham
3. Berikan penilaian 3. Penilaian sebagai
tentang kemampuan dasar tindakan
klien mengontrol selanjutnya
waham dan frekwensi

106
Diagnosa Perencanaan
No Tujuan Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi
munculnya waham
4. Berikan pujian pada 4. Meningkatkan
klien kepercayaan diri
klien
6 SP 1 Keluarga
Keluarga dapat Setelah 1x pertemuan Diskusikan bersama Menggali perasaan
mengungkapkan masalah diharapkan keluarga keluarga masalah yang keluarga dalam
yang dirasakan dalam mampu dirasakan dalam merawat merawat klien
merawat klien mengungkapkan klien
masalah yang
dirasakan dalam
merawat klien

SP 1 Keluarga
Keluarga dapat Setelah 1x pertemuan 1. Jelaskan kepada 1. Memberikan
menjelaskan kembali diharapkan keluarga keluarga tentang: pengetahuan kepada
pengertian, tanda dan mampu menjelaskan a. Pengertian keluarga tentang
gejala serta proses kembali pengertian, waham masalah yang
terjadinya waham tanda dan gejala serta b. Tanda dan gejala dialami klien
proses terjadinya waham
waham c. Proses terjadinya
waham 2. Untuk mengetahui
2. Minta klien apakah informasi
menjelaskan kembali yang telah berikan
tentang: telah dipahami oleh

107
Diagnosa Perencanaan
No Tujuan Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi
a. Pengertian keluarga klien
waham
b. Tanda dan gejala
waham
c. Proses terjadinya 3. Meningkatkan
waham harga diri keluarga
3. Berikan pujian pada
keluarga
SP 1 Keluarga
Keluarga dapat Setelah 1x pertemuan 1. Jelaskan kepada 1. Memberikan
menjelaskan kembali cara keluarga mampu keluarga tentang cara pengetahuan kepada
merawat: tidak disangkal, menjelaskan kembali merawat: keluarga tentang
tidak diikuti/diterima cara merawat: tidak a. Tidak disangkal perawatan yang
(netral) disangkal, tidak b. Tidak dapat diberikan
diikuti/diterima diikuti/diterima kepada klien
(netral) (netral)
2. Minta keluarga 2. Untuk mengetahui
menjelaskan kembali apakah informasi
cara merawat: yang telah berikan
a. Tidak disangkal telah dipahami oleh
b. Tidak keluarga klien
diikuti/diterima
(netral)
3. Berikan pujian pada 3. Meningkatkan
keluarga harga diri keluarga

108
Diagnosa Perencanaan
No Tujuan Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi

SP 1 Keluarga
Keluarga dapat Setelah 1x pertemuan 1. Jelaskan definisi 1. Meningkatkan
mendemonstrasikan cara keluarga mampu a. Kebutuhan klien pengetahuan
mengetahui kebutuhan mendemonstrasikan b. Kemampuan klien keluarga
klien dan mengetahui cara mengetahui 2. Jelaskan tujuan 2. Meningkatkan
kemampuan klien kebutuhan klien dan a. Cara mengetahui pengetahuan
mengetahui kebutuhan klien keluarga
kemampuan klien b. Cara mengetahui
kemampuan klien
3. Jelaskan cara 3. Meningkatkan
a. Cara mengetahui pengetahuan
kebutuhan klien keluarga
b. Cara mengetahui
kemampuan klien
4. Demonstrasikan cara
(dilakukan oleh 4. Melatih psikomotor
perawat terlebih keluarga
dahulu)
a. Cara mengetahui
kebutuhan klien
b. Cara mengetahui
kemampuan klien
5. Demonstrasikan cara
(dilakukan bersama 5. Melatih psikomotor
keluarga) keluarga

109
Diagnosa Perencanaan
No Tujuan Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi
a. Cara mengetahui
kebutuhan klien
b. Cara mengetahui
kemampuan klien
6. Minta keluarga
mendemonstrasikan 6. Melatih psikomotor
kembali cara (keluarga keluarga
mandiri)
a. Cara mengetahui
kebutuhan klien
b. Cara mengetahui
kemampuan klien
7. Beri pujian kepada
keluarga 7. Meningkatkan
harga diri keluarga

SP 1 Keluarga
Keluarga mampu Setelah 1x pertemuan 1. Anjurkan keluarga 1. Bantuan dari
membantu klien sesuai keluarga mampu membantu kegiatan keluarga akan
jadwal dan memberi membantu klien sesuai klien sesuai jadwal membantu klien
pujian jadwal dan memberi harian untuk melakukan
pujian kegiatan sesuai
jadwal harian
2. Anjurkan keluarga 2. Pujian dari keluarga
memberikan pujian akan meningkatkan
kepada klien harga diri klien

110
Diagnosa Perencanaan
No Tujuan Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi
2 SP 2 Keluarga
Keluarga dapat Setelah 1x pertemuan 1. Evaluasi kegiatan 1. Menilai
membimbing pasien keluarga mampu keluarga dalam kemampuan
memenuhi kebutuhannya mengevaluasi kegiatan membimbing klien keluarga
keluarga dalam memenuhi
membimbing pasien kebutuhannya:
memenuhi a. Anjurkan keluarga
kebutuhannya menjelaskan
tujuannya
b. Anjurkan keluarga
untuk
memperagakan
cara membimbing
klien memenuhi
kebutuhannya
2. Berikan pujian kepada
keluarga
2. Meningkatkan
harga diri kelurga
sehingga dapat terus
berupaya merawat
klien

SP 2 Keluarga
Keluarga dapat Setelah 1x pertemuan 1. Jelaskan definisi 1. Meningkatkan

111
Diagnosa Perencanaan
No Tujuan Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi
mendemonstrasikan cara diharapkan keluarga Pemenuhan kebutuhan pengetahuan
memenuhi kebutuhan mampu klien keluarga
klien mendemonstrasikan 2. Jelaskan tujuan 2. Meningkatkan
cara memenuhi memenuhi kebutuhan pengetahuan
kebutuhan klien klien keluarga
3. Jelaskan cara 3. Meningkatkan
memenuhi kebutuhan pengetahuan
klien keluarga
4. Demonstrasikan cara 4. Melatih psikomotor
(dilakukan oleh keluarga
perawat terlebih
dahulu) memenuhi
kebutuhan klien
5. Demonstrasikan cara 5. Melatih psikomotor
(dilakukan bersama keluarga
keluarga) memenuhi
kebutuhan klien
6. Minta keluarga 6. Melatih psikomotor
mendemonstrasikan keluarga
kembali cara (keluarga
mandiri) memenuhi
kebutuhan klien
7. Beri pujian kepada 7. Meningkatkan
keluarga harga diri keluarga
SP 2 Keluarga
Keluarga dapat Setelah 1x pertemuan 1. Jelaskan definisi 1. Meningkatkan

112
Diagnosa Perencanaan
No Tujuan Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi
mendemonstrasikan cara diharapkan keluarga kemampuan yang pengetahuan
melatih kemampuan yang mampu dimiliki klien keluarga
dimiliki klien mendemonstrasikan 2. Jelaskan tujuan melatih 2. Meningkatkan
cara melatih kemampuan yang pengetahuan
kemampuan yang dimiliki klien keluarga
dimiliki klien 3. Jelaskan cara melatih 3. Meningkatkan
kemampuan yang pengetahuan
dimiliki klien keluarga
4. Demonstrasikan cara 4. Melatih psikomotor
(dilakukan oleh keluarga
perawat terlebih
dahulu) melatih
kemampuan yang
dimiliki klien
5. Demonstrasikan cara 5. Melatih psikomotor
(dilakukan bersama keluarga
keluarga) melatih
kemampuan yang
dimiliki klien
6. Minta keluarga 6. Melatih psikomotor
mendemonstrasikan keluarga
kembali cara (keluarga
mandiri) melatih
kemampuan yang
dimiliki klien
7. Beri pujian kepada 7. Meningkatkan

113
Diagnosa Perencanaan
No Tujuan Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi
keluarga harga diri keluarga
SP 2 Keluarga
Keluarga mampu Setelah 1x pertemuan 1. Anjurkan keluarga 1. Bantuan dari
membantu klien sesuai keluarga mampu membantu kegiatan keluarga akan
jadwal dan memberi membantu klien sesuai klien sesuai jadwal membantu klien
pujian jadwal dan memberi harian untuk melakukan
pujian kegiatan sesuai
jadwal harian
2. Anjurkan keluarga 2. Pujian dari keluarga
memberikan pujian akan meningkatkan
kepada klien harga diri klien
3 SP 3 Keluarga
Keluarga mampu Setelah 1x pertemuan 1. Evaluasi kegiatan 1. Menilai
membimbing pasien diharapkan keluarga keluarga dalam kemampuan
memenuhi mampu membimbing membimbing klien keluarga
kebutuhannyadan pasien memenuhi memenuhi
melaksanakan kegiatan kebutuhannyadan kebutuhannya:
yang telah dilatih melaksanakan kegiatan a. Anjurkan keluarga
yang telah dilatih menjelaskan
tujuannya
b. Anjurkan keluarga
untuk
memperagakan
cara membimbing
klien memenuhi
kebutuhannya

114
Diagnosa Perencanaan
No Tujuan Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi
2. Evaluasi kegiatan
keluarga dalam 2. Menilai
membimbing klien kemampuan
melaksanakan kegiatan keluarga
yang telah dilatih:
a. Anjurkan keluarga
menjelaskan
tujuannya
b. Anjurkan keluarga
untuk
memperagakan
cara membimbing
klien melaksanakan
kegiatan yang telah
dilatih
3. Berikan pujian kepada
keluarga
3. Meningkatkan
harga diri kelurga
sehingga dapat terus
berupaya merawat
klien
SP 3 Keluarga
Keluarga mampu Setelah 1x pertemauan 1. jelaskan tentang prinsip 1. Meningkatkan
menjelaskan kembali obat diharapkan keluarga 6 benar minum obat kognitif keluarga
yang diminum pasien dan mampu menjelaskan (jenis, guna, dosis,

115
Diagnosa Perencanaan
No Tujuan Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi
dapat mendemonstrasikan kembali obat yang frekuensi, cara,
cara membimbingnya diminum pasien dan kontinuitas minum
dapat obat)
mendemonstrasikan 2. Jelaskan kepada 2. Meningkatkan
cara membimbingnya keluarga tujuan tentang kognitif keluarga
pentingnya
membimbing klien
dalam teratur minum
obat.
3. Jelaskan pada keluarga 3. Meningkatkan
cara membimbing klien kognitif keluarga
untuk teratur minum
obat
4. Demonstrasikan pada 4. Meningkatkan
keluarga cara psikomotor
memberikan obat keluarga dalam
dengan prinsip 6 benar merawat klien
(perawat terlebih
dahulu)
5. Demosntrasikan secara 5. Meningkatkan
bersama-sama dengan psikomotor
keluarga cara keluarga dalam
memberikan obat merawat klien
dengan prinsip 6 benar
6. Minta keluarga untuk 6. Meningkatkan
redemonstrasi cara psikomotor

116
Diagnosa Perencanaan
No Tujuan Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi
memberikan obat keluarga dalam
dengan prinsip 6 benar merawat klien
7. Berikan pujian kepada 7. Meningkatkan
keluarga harga diri kelurga
sehingga dapat terus
berupaya merawat
klien
SP 3 Keluarga
Keluarga mampu Setelah 1x pertemuan 1. Anjurkan keluarga 1. Bantuan dari
membantu klien sesuai keluarga mampu membantu kegiatan keluarga akan
jadwal dan memberi membantu klien sesuai klien sesuai jadwal membantu klien
pujian jadwal dan memberi harian untuk melakukan
pujian kegiatan sesuai
jadwal harian
2. Anjurkan keluarga 2. Pujian dari keluarga
memberikan pujian akan meningkatkan
kepada klien harga diri klien

9 SP 4 Keluarga
Keluarga dapat Setelah 1x pertemuan 1. Evaluasi kegiatan 1. Menilai
membimbing klien diharapkan keluarga keluarga dalam kemampuan
memenuhi kebutuhan mampu membimbing membimbing klien keluarga
klien, membimbing klien klien memenuhi memenuhi
melaksanakan kegiatan kebutuhan klien, kebutuhannya:
yang telah dilatih dan membimbing klien a. Anjurkan keluarga

117
Diagnosa Perencanaan
No Tujuan Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi
minum obat melaksanakan kegiatan menjelaskan
yang telah dilatih dan tujuannya
minum obat b. Anjurkan keluarga
untuk
memperagakan
cara membimbing
klien memenuhi
kebutuhannya
2. Evaluasi kegiatan
keluarga dalam 2. Menilai
membimbing klien kemampuan
melaksanakan kegiatan keluarga
yang telah dilatih:
a. Anjurkan keluarga
menjelaskan
tujuannya
b. Anjurkan keluarga
untuk
memperagakan
cara membimbing
klien melaksanakan
kegiatan yang telah
dilatih
3. Evaluasi kegiatan
keluarga dalam
membimbing klien 3. Menilai

118
Diagnosa Perencanaan
No Tujuan Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi
minum obat: kemampuan
a. Anjurkan keluarga keluarga
menjelaskan
tujuannya
b. Anjurkan keluarga
untuk
memperagakan
cara membimbing
klien minum obat
4. Berikan pujian kepada
keluarga

4. Meningkatkan
harga diri kelurga
sehingga dapat terus
berupaya merawat
klien
SP 4 Keluarga
Keluarga mampu Setelah 1 x pertemuan 1. Jelaskan follow up 1. Menentukan
memahami mengenai diharapkan keluarga (catatan tindakan
follow up ke RSJ/PKM, mampu memahami perkembangan) klien selnajutnya
tanda kambuh dan rujukan mengenai follow up ke ke RSJ/PKM
RSJ/PKM, tanda 2. Jelaskan tanda-tanda
kambuh dan rujukan kambuh selama 2. Meningkatkan
perawatan klien di kognitif keluarga
rumah : (mudah selama merawat

119
Diagnosa Perencanaan
No Tujuan Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi
tersinggung, isi klien dengan
pembicaraan tidak halusinasi.
sesuai kenyataan, tidak
bisa membedakan
antara kenyataan dan
bukan kenyataan,
menghindar dari orang
lain, mendominasi
pembicaraan,
menjalankan kegiatan
keagamaan secara
berlebihan
3. Segera hubungi
pelayanan kesehatan 3. Memperoleh
terdekat bila ada penanganan lebih
gejala-gejala di atas lanjut, cepat dan
(rujukan) tepat.
SP 4 Keluarga
Keluarga mampu Setelah 1x pertemuan 1. Anjurkan keluarga 1. Bantuan dari
membantu klien sesuai keluarga mampu membantu kegiatan keluarga akan
jadwal dan memberi membantu klien sesuai klien sesuai jadwal membantu klien
pujian jadwal dan memberi harian untuk melakukan
pujian kegiatan sesuai
jadwal harian
2. Anjurkan keluarga
memberikan pujian 2. Pujian dari keluarga

120
Diagnosa Perencanaan
No Tujuan Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi
kepada klien akan meningkatkan
harga diri klien
10 SP 5 Keluarga
Keluarga dapat Setelah 1x pertemuan 1. Evaluasi kegiatan 1. Menilai
membimbing klien diharapkan keluarga keluarga dalam kemampuan
memenuhi kebutuhan mampu membimbing membimbing klien keluarga
klien, membimbing klien klien memenuhi memenuhi
melaksanakan kegiatan kebutuhan klien, kebutuhannya:
yang telah dilatih dan membimbing klien a. Anjurkan keluarga
minum obat melaksanakan kegiatan menjelaskan
yang telah dilatih dan tujuannya
minum obat b. Anjurkan keluarga
untuk
memperagakan
cara membimbing
klien memenuhi
kebutuhannya
2. Evaluasi kegiatan
keluarga dalam 2. Menilai
membimbing klien kemampuan
melaksanakan kegiatan keluarga
yang telah dilatih:
a. Anjurkan keluarga
menjelaskan
tujuannya
b. Anjurkan keluarga

121
Diagnosa Perencanaan
No Tujuan Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi
untuk
memperagakan
cara membimbing
klien melaksanakan
kegiatan yang telah
dilatih
3. Evaluasi kegiatan
keluarga dalam
membimbing klien
minum obat: 3. Menilai
a. Anjurkan keluarga kemampuan
menjelaskan keluarga
tujuannya
b. Anjurkan keluarga
untuk
memperagakan
cara membimbing
klien minum obat
4. Berikan pujian kepada
keluarga

4. Meningkatkan
harga diri kelurga
sehingga dapat terus
berupaya merawat

122
Diagnosa Perencanaan
No Tujuan Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi
klien
SP 5 Keluarga
Keluarga mampu merawat Setelah 1x pertemuan Berikan penilaian Mengetahui
klien dengan waham diharapkan keluarga kemampuan keluarga kemampuan keluarga
mampu merawat klien dalam merawat klien merawat klien
dengan waham

SP 5 Keluarga
Keluarga mampu Setelah 1x pertemuan Berikan penilaian keluarga Mengetahui
melakukan kontrol ke diharapkan keluarga dalam melakukan kontrol kemampuan keluarga
RSJ/PKM mampu melakukan ke RSJ/PKM dalam melakukan
kontrol ke RSJ/PKM kontrol klien ke
RSJ/PKM.

123
123

D. CATATAN PERKEMBANGAN
Nama : Ny.L
Ruangan : Edelweis
Nomor CM : 027xxx

Hari/Tgl/Ja Diagnosa Tindakan keperawatan Evaluasi TTD


m Keperawatan keperawatan
Jumat Perilaku SP 1 : S:
12/07/2019 kekerasan 1. Mengidentifikasi Klien mengatakan Willi
15.00-17.30 Penyebab PK, tanda suka marah-marah
dan gejala PK, jika keinginan
akibat PK tidak dituruti
2. Menjelaskan cara O:
mengontrol PK - Mata klien
dengan latihan fisik terlihat
(teknik nafas dalam melotot
dan pukul bantal), - Bicara
obat, verbal, dan dengan nada
spritual keras.
3. Latih cara A:
mengontrol PK 1. Masalah
dengan latihan fisik keperawatan Willi
4. Masukan pada resiko perilaku
jadwal kegiatan kekerasan tertasi
harian latihan fisik 2. Strategi
pelaksanaan 1
resiko perilaku
kekerasan belum
tercapai
124

Hari/Tgl/Ja Diagnosa Tindakan keperawatan Evaluasi TTD


m Keperawatan keperawatan

P:
1. Klien
- Anjurkan Willi
klien untuk
melakukan
cara
mengontrol
perilaku
kekerasan
dengan teknik
nafas dalam
dan pukul
- Bimbing
klien untuk
memasukan
kegiatan yang
dilakukan ke
jadwal harian
klien
2. Perawat
- Buat kontrak
selanjutnya
untuk latihan
mengontrol
perilaku Willi
125

Hari/Tgl/Ja Diagnosa Tindakan keperawatan Evaluasi TTD


m Keperawatan keperawatan
kekerasa
teknik nafas
dalam dan
pukul bantal
- Evaluasi
kegiatan
mengontrol
perilaku
kekerasan
dengan teknik
nafas dalam
dan pukul
bantal
Sabtu Perilaku SP 1 : S:
13/07/2019 kekerasan 1. Mengidentifikasi Klien mengatakan Willi
09.30-12.30 Penyebab PK, tanda sudah bisa pukul
dan gejala PK, bantal tetapi tidak
akibat PK mau melakukan
2. Menjelaskan cara O:
mengontrol PK - Klien marah
dengan latihan fisik dan teriak
(teknik nafas dalam tidak
dan pukul bantal), menjalankan
obat, verbal, dan SP 1
spritual - Mata klien
3. Latih cara terlihat
mengontrol PK melotot
126

Hari/Tgl/Ja Diagnosa Tindakan keperawatan Evaluasi TTD


m Keperawatan keperawatan
dengan latihan fisik - Bicara
4. Masukan pada dengan nada
jadwal kegiatan keras.
harian latihan fisik A:
1. Masalah
keperawatan Willi
resiko perilaku
kekerasan tidak
tertasi

2. Strategi
pelaksanaan 1
resiko perilaku
kekerasan belum
tercapai
P:
1. Klien
- Anjurkan Willi
klien untuk
melakukan
cara
mengontrol
perilaku
kekerasan
dengan teknik
nafas dalam
dan pukul
127

Hari/Tgl/Ja Diagnosa Tindakan keperawatan Evaluasi TTD


m Keperawatan keperawatan
- Bimbing
klien untuk
memasukan
kegiatan yang
dilakukan ke
jadwal harian
klien
2. Perawat
- Buat kontrak
selanjutnya
untuk latihan Willi
mengontrol
perilaku
kekerasa
teknik nafas
dalam dan
pukul bantal
- Evaluasi
kegiatan
mengontrol
perilaku
kekerasan
dengan teknik
nafas dalam
dan pukul
bantal
Selasa Perilaku SP 2
128

Hari/Tgl/Ja Diagnosa Tindakan keperawatan Evaluasi TTD


m Keperawatan keperawatan
16/07/19 Kekerasan 2.7 Evaluasi kegiatan S:
05.00-06.00 latihan fisik. Beri - Klien Willi
pujian mengatakan
2.8 Latih cara sudah mampu
mengontrol PK mengontrol PK
dengan obat dengan latihan
(jelaskan 6 benar : fisik
jenis, guna, dosis, - Klien
frekuensi, cara , mengatakan
kontinuitas minum paham tentang
obat) nama obat,
k. Berdasarkan guna, frekuensi
jenis obat obat
l. Berdasarkan O:
guna obat - Kontak mata Willi
m. Berdasarkan tajam
dosis obat - Mempertahatika
n. Berdasarkan n dengan baik
frekuensi obat A: Masalah
o. Berdasarkan perilaku kekerasan Willi
kontinuitas obat teratasi
2.9 Masukan pada P:
jadwal kegiatan 1. Klien
untuk latihan fisik - Anjurkan Willi
dan minum obat klien untuk
melakukan
cara
129

Hari/Tgl/Ja Diagnosa Tindakan keperawatan Evaluasi TTD


m Keperawatan keperawatan
mengontrol
perilaku
kekerasan
dengan
minum obat
- Bimbing
klien untuk
memasukan
kegiatan yang
dilakukan ke
jadwal harian
klien
2. Perawat
- Buat kontrak
selanjutnya
untuk latihan
mengontrol
perilaku
kekerasan
dengan verbal
- Evaluasi
kegiatan
mengontrol
perilaku
kekerasan
dengan obat
130

Hari/Tgl/Ja Diagnosa Tindakan keperawatan Evaluasi TTD


m Keperawatan keperawatan
Selasa 16 Halusinasi SP1 S: Willi
Juli 2019 Penglihatan a. Mengidentifikasi – Pasien
06.00-06.30 halusinasi: isi, mengatakan
frekuensi, waktu ada bayangan
terjadi, situasi anak kecil
pencetus, perasaan, yang
respon memintanya
b. Menjelaskan cara untuk
mengontrol mengikuti
halusinasi: hardik,
obat, bercakap- O:
cakap, melakukakan Pasien mampu Willi
kegiatan menjelaskan
c. Melatih cara tujuan
mengontrol menghardik,
halusinasi dengan pasien dapat
menghardik melakukan
d. Menjelaskan cara
pengertian menghardik
mengontrol halusinasi Willi
halusinasi dengan dengan benar,
menghardik pasien dapat
e. Menjelaskan tujuan fokus
mengontrol A: Sp 1 berhasil
halusinasi dengan P:
menghardik Klien: anjurkan
f. Menjelaskan cara klien menghardik
131

Hari/Tgl/Ja Diagnosa Tindakan keperawatan Evaluasi TTD


m Keperawatan keperawatan
mengontrol saat bayangan itu
halusinasi dengan muncul
menghardik
g. Mendemonstrasikan Perawat: Evaluasi
cara menghardik SP 1 dan lanjut SP
h. Mendemonstrasikan 2
cara menghardik
bersama dengan
pasien
i. Meminta klien
mendemonstrasikan
cara mengontrol
halusinasi dengan
cara menghardik
j. Memberi pujian
pada pasien
k. Membimbing
pasien memasukan
pada jadwal
kegiatan untuk
latihan menghardik
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pada dasarnya konsep dan proses keperawatan jiwa tidak jauh berbeda dengan
keperawatan umum tetapi pada pelaksanaannya, terdapat beberapa perbedaan,
yaitu:
1. Asuhan Keperawatan umum dititik beratkan pada keadaan jasmani, tanpa
mengesampingkan keadaan jiwanya.
2. Asuhan keperawatan jiwa dititik beratkan pada keadaan jiwa, tanpa
mengesampingkan keadaan jasmani.
3. Keperawatan jiwa bertujuan menolong pasien agar bisa kembali ke
masyarakat sebagai individu yang dapat berdiri sendiri dan berguna, dicapai
melalui proses komunikasi efektif sehingga pasien dapat menerima diri
sendiri, memperbaiki hubungan sosial dan berdiri sendiri (mandiri).
4. Asuhan keperawatan jiwa lebih menekankan komunikasi terapeutik perawat
dengan pasien, tanpa mengesampingkan tata pemberian asuhan keperawatan
itu sendiri terutama dalam memperlakukan semua pasien.

Secara khusus pada kasus kelolaan asuhan keperawatan ini, yakni perilaku
kekerasan dapat disimpulkan berbagai hal sebagai berikut:
1. Setelah dilakukan asuhan keperawatan jiwa selama 3x24 jam, maka core
problem (perilaku kekerasan) belum teratasi tetapi etiologic halusinasi
teratasi, dibuktikan dengan tercapainya tujuan keperawatan yang diharapkan
bersama.
2. Pada saat proses keperawatan, klien sudah mulai stabil, sehingga perawat
bisa melakukan komunikasi efektif pada klien.

133
134

B. SARAN
1. Keluarga
Keluarga merupakan faktor pendukung berhasilnya perkembangan psikis
pasien. Keluarga merupakan peranan penting dalam memberi support system
bagi pasien dan selalu memberi motivasi dalam masa penyembuhan pasien.
Diharapkan keluarga dari pasien dapat mengunjungi pasien, untuk dapat
memberikan dukungan untuk mempercepat masa penyembuhan. Keluarga
sangat penting mengelola perawatan pasien di rumah agar tidak terjadi
kekambuhan lagi.
2. Bagi Institusi Rumah Sakit: RSJD DR.RM Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah
Penulis sangat menyadari bahwa selama kami melaksanakan praktik
keperawatan di RSJD ini, kami sangat diterima dengan baik. Pelayanan medis
maupun keperawatan di RSJD sudah sangat baik. Sehingga penulis
menyarankan untuk tetap mempertahankan komunikasi yang baik dengan
pasien dan keluarga, dan tetap menjadi rumah sakit jiwa andalan di kabupaten
Klaten, provinsi Jawa Tengah.
3. Bagi Perawat Ruang Edelweis
Penulis menyarankan agar rekan-rekan perawat di ruang Edelweis tetap
mempertahankan kualitas pelayanan dan melayani dengan ketulusan hati
seperti semboyan atau motto dari RSJD DR. RM Soedjarwadi Provinsi Jawa
Tengah.
4. STIKES Bethesda
Tetap menjalin kerja sama dengan RSJD RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa
Tengah. Dari RSJD RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah dapat
menerapkan teori yang kita pelajari dalam keperawatan psikiatri dengan
sebaik-baiknya.
DAFTAR PUSTAKA

Akemat dan  Keliat, Budi Anna. 2010. Model Praktik Keperawatan Profesional
Jiwa. Jakarta : EGC.

Direja, Ade Herman S. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta :
Nuha Medika.

Kusumawati, Farida. 2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta : Salemba


Medika.

Pieter, Herri Zan. 2010. Pengantar Psikologi dalam Keperawatan. Medan :


Kencana.

Nurjannah, Intansari. 2010. Aplikasi Proses Keperawatan Pada Diagnosa Resiko


Kekerasan Diarahkan Pada Orang Lain Dan Gangguan Sensori Persepsi.
Yogyakarta : Moco Medika

Stuart, G.W. 2016. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta : EGC.

134
LAMPIRAN
STRATEGI PELAKSANAAN
PERILAKU KEKERASAN

Nama Preceptee : William Adi Tama


NIM/Kelompok : 1804076/IX
Stase : Keperawatan Jiwa
Ruang : Edelweis
Kasus : Perilaku Kekerasan
Hari/Tanggal : Jumat, 12 Juli 2019 Pukul : 14.30 – 16.30 WIB

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Identitas Klien
Nama Klien : Ny. L
Umur : 35 Tahun
Alamat : Klaten
Ruangan : Edelweis
No RM : 027xxx
2. Kondisi Klien
DS :
Klien mengatakan suka marah-marah jika keinginan tidak dituruti.
DO:
Mata klien terlihat melotot, bicara dengan nada keras.
Diagnosa keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan.
3. Strategi pelaksanaan ke 1
1) Klien mampu mengidentifikasi penyebab, tanda dan gejala, perilaku
kekerasan yang dilakukan dan akibat dari perilaku kekerasan.
2) Klien mampu menjelaskan cara mengontrol perilaku kekerasan: fisik,
obat, verbal, dan spiritual.
3) Klien mampu mendemonstrasikan cara mengontrol perilaku kekerasan
secara fisik: tarik nafas dalam dan pukul kasur dan bantal.
4) Klien dapat memasukan dalam jadwal kegiatan untuk latihan fisik
4. Tindakan keperawatan
a. Identifikasi penyebab, tanda dan gejala, perilaku kekerasan yang
dilakukan dan akibat dari perilaku kekerasan.
b. Jelaskan cara mengontrol perilaku kekerasan: fisik, obat, verbal, dan
spiritual.
c. Latih cara mengontrol perilaku kekerasan secara fisik: tarik nafas dalam
dan pukul kasur dan bantal.
d. Ajarkan klien meIbu ukan dalam jadwal kegiatan untuk latihan fisik.

B. STRATEGI KOMUNIKASI
1. Tahap Orientasi
a. Memberikan Salam Terapeutik
“Selamat pagi bu, perkenalkan nama saya William Adi Tama mahasiswa
dari STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta yang praktik disini selama 1
bulan, saya senang dipanggil willi. Nama ibu siapa? Senangnya dipanggil
siapa?”
b. Evaluasi/Validasi
“Bagaimana perasaan ibu L saat ini? “
c. Kontrak
1) Topik
“Baik Ibu L sekarang kita akan berbincang-bincang dan latihan cara
mengontrol rasa marah dengan tarik nafas dalam dan memukul bantal
dan kasur. Apakah Ibu L bersedia?”
2) Tempat
“Ibu L mau dimana kita berbincang-bincang?”
3) Waktu
“Berapa lama Ibu L ingin berbincang-bincang? Bagaimana kalau 30
menit? Apakah Ibu setuju?”

2. Fase Kerja
“Baik kita mulai sekarang Ibu L, Apakah yang menyebabkan Ibu L marah-
marah? Apakah sebelumnya Ibu L pernah marah seperti kemaren? Apa
penyebabnya?”
“Apakah pada saat merasa marah dada terasa berdebar-debar, mata melotot
dan tangan mengepal?”
“Apa yang pernah Ibu L lakukan pada saat merasa marah?“
“ Menurut Ibu L adakah dampak atau akibat dari perbuatan yang Ibu L
lalukan pada saat merasa marah?”
“ Menurut Ibu L adakah cara lain yang lebih baik untuk mengontrol perasaan
marah, dengan baik tanpa menimbulkan kerugian bagi lingkungan, diri sendiri
dan orang lain disekitar?”
“Baik Ibu L, ada 4 cara mengontrol marah yaitu pertama dengan cara tarik
nafas dalam dan pukul kasur atau bantal, kedua dengan cara meminum obat,
ketiga dengan cara mengungkapkan rasa marah, meminta daan menolak
dengan benar dan keempat dengan kegiatan spiritual. Bagaimana kalau kita
belajar satu cara dulu yaitu mengontrol marah dengan cara tarik nafas dalam
dan pukul kasur atau bantal? Apakah Ibu L bersedia?.”
“sebelum kita memulai latihan tujuan daari kegiatan fisik tarik napas dalam,
memukul bantal dan kasur adalah untuk mengontrol dan mengendalikan rasa
marah dan membuat Ibu L lebih tenang. Caranya yaitu dengan letakan kedua
tangan diperut kemudian tarik nafas panjang lewat hidung, tahan sebentar lalu
perlahan-lahan keluarkan lewat mulut, lalu memukul bantal atau kasur. Saya
akan memberikan contoh, jadi seperti ini ... (mendemonstrasikan nafas dalam
dan memukul bantal atau kasur). Sekarang coba kita lakukan bersama-sama
Ibu , kita mulai (mempraktikan nafas dalam dan memukul bantal atau kasur).
Sekarang coba Ibu L praktekan sendiri. Bagus sekali Ibu . Coba di ulang
sekali lagi. Bagus Ibu L sudah dapat melakukannya”.
“Bagaimana kalau kita Ibu ukan latihan fisik nafas dalam dan memukul
bantal dalam jadwal kegiatan? Ibu L mau melakukan berapa kali dan jam
berapa?”
3. Tahap Terminasi
a. Evaluasi Subyektif
“Bagaimana perasaan Ibu L setelah latihan hari ini?”
b. Evaluasi Obyektif
“Coba sebutkan cara mengontrol marah? Coba praktekan kembali?
Bagus sekali Ibu L!”
c. Rencana Tindak Lanjut
“Baik, kalau Ibu L merasa kesal/marah cara tersebut bisa Ibu L lakukan
dan jangan lupa Ibu ukan ke dalam jadwal kegiatan harian”
d. Kontrak
1) Topik
“Baik, bagaimana kalau kita latihan cara mengontrol marah dengan
cara yang kedua yaitu minum obat? Apakah Ibu L bersedia?”
2) Tempat
“Ibu L mau kita berbincang-bincang dimana?”
3) Waktu
“Ibu L mau kita mulai berbincang-bincang jam berapa?”
“Baik Ibu L, sampai berjumpa lagi ya”
STRATEGI PELAKSANAAN
HALUSINASI

Nama klien : Ny. L


Masalah keperawatan : Halusinasi pendengaran
Pertemuan :1
Hari/tanggal : Selasa, 11 Juni 2019
Waktu : 08.00 – 08.20 WIB

A. Proses keperawatan
1. Kondisi klien
Ds :
Klien mengatakan melihat bayangan anak kecil yang menyuruh
klien untuk mengikutinya, bayangan Muncul saat jam 6 sore
setelah magrib, sering muncul 3 kali, baingan muncul saat klien
sedang sendirian dan saat tidur, klien takut dengan bayangan itu
dan klien memukul – mukul meja untuk menghilangkan
bayangan itu.
Do :
- Nada klien sedang
- Klien sering duduk sendiri
- Klien terkadang sering berbicara sendiri
2. Diagnosis keperawatan
Gangguan persepsi sensori : Halusinasi penglihatan
3. Strategi pelaksanaan ke – 1
a. Identifikasi halusinasi : Isi, frekuensi, waktu terjadi, situasi
pencetus, perasaan, respon
b. Jelaskan cara mengontrol halusinasi : Hardik, obat, bercakap
– cakap, melakukan
kegiatan

c. Latih cara mengontrol halusinasi dengan menghardik


d. Masukan pada jadwal kegiatan untuk latihan menghardik
4. Rencana tindakan
a. Identifikasi halusinasi : Isi, frekuensi, waktu terjadi, situasi
pencetus, perasaan, respon
1) Diskusikan isi halusinasi
2) Diskusikan frekuensi halusinasi
3) Diskusikan waktu terjadi halusinasi
4) Diskusikan situasi pencetus halusinasi
5) Diskusikan perasaan halusinasi
6) Diskusikan respon halusinasi
b. Jelaskan cara mengontrol halusinasi : Hardik, obat, bercakap
– cakap, melakukan kegiatan
1) Jelaskan cara mengontrol halusinasi dengan menghardik
2) Jelaskan cara mengontrol halusinasi dengan obat
3) Jelaskan cara mengontrol halusinasi dengan bercakap –
cakap
4) Jelaskan cara mengontrol halusinasi dengan melakukan
kegiatan
c. Latih cara mengontrol halusinasi dengan menghardik
1) Jelaskan cara mengontrol halusinasi dengan melakukan
kegiatan
2) Jelaskan tujuan mengontrol halusinasi dengan
menghardik
3) Jelaskan cara mengontrol halusinasi dengan menghardik
4) Demonstrasikan cara mengontrol halusinasi dengan
menghardik
5) Minta klien untuk melakukan menghardik halusinasi
bersama – sama
6) Re – demostrasikan oleh pasien cara mengontrol
halusinasi dengan menghardik
7) Beri pujian
d. Masukan pada jadwal kegiatan untuk latihan menghardik
1) Diskusikan dengan klien untuk jadwal yang akan dibuat
2) Bimbing klien dalam membuat jadwal
3) Motivasi klien untuk mematuhi jadwal
5. Strategi komunikasi
a. Orientasi
1) Salam terapeutik
Selamat pagi ibu! Masih ingat saya, ya saya willi , saya
mahasiswa dari Stikes Bethesda yang akan merawat ibu
selama 1 minggu ini.
2) Evaluasi/validasi
Bagaimana perasaan ibu hari ini? apa yang dirasakan ibu
saat ini?
3) Kontrak
a) Topik
Baiklah bu, bagaimana kalau kita bercakap-cakap
tentang bayangan yang selama ini ibu lihat?
b) Tempat
Dimana kita mau duduk? ya baiklah,kita disini saja,
c) Waktu
Ibu mau berapa lama kita ngobrolnya? bagaimana
kalau 15 menit?
b. Kerja
Apakah ibu melihat bayangan tidak nyata? apa yang
dilakukan bayangan itu? apakah ibu terus melihat bayangan
itu atau sewaktu-waktu? kapan ibu terakhir kali melihat
bayangan itu? berapa kali sehari? pada waktu ibu sedang apa
ketika bayangan itu muncul? apakah ketika ibu sendiri? apa
yang ibu rasakan pada saat bayangan itu muncul? apa yang
ibu lakukan saat melihatnya? apakah dengan cara itu
bayangan bisa hilang? bagaimana kalau kita belajar cara-
cara untuk mencegah bayangan itu muncul? Ada beberapa
cara untuk mencegah bayangan itu muncul yaitu dengan
menghardik, minum obat, bercakap –cakap, dan melakukan
kegiatan. Tapi hari ini kita belajar 1 cara dulu, yaitu dengan
cara menghardik. Caranya adalah saat bayangan itu muncul
ibu langsung menutup mata dan bilang didalam hati “pergi!
pergi! pergi! ... saya tidak mau lihat, kamu tidak nyata,
kamu itu palsu jangan ganggu saya!!” Begitu diulang-ulang
sampai bayangan itu ilanng. Coba sekarang ibu lakukan!
Nah, begitu...bagus! coba lagi! Nah bagus, ibu sudah bisa!.
Nah sekarang mari kita masukan kegiatan menghardik hari
ini kejadwal kegiatan harian, mari saya bantu cara masukan
kegiatannya. Nah sekarang mau kapan lagi kita belajar cara
menghardik? Baik bu.
c. Terminasi
1) Evaluasi subjektif
Bagaimana perasaan ibu setelah kita ngobrol – ngobrol
hari ini dan latihan cara mengontrol halusinasi dengan
menghardik?
2) Evaluasi objektif
Baik tadi ibu telah melakukannya dengan baik dan
memahami penjelasan yang saya lakukan, dan tadi juga
ibu bisa melakukan cara menghardik secara mandiri. Ibu
hebat hari ini.
3) Rencana tindak lanjut
Baiklah bu, kalau bayangan itu muncul lagi, silahkan ibu
coba cara tersebut. Begitu ya bu.
4) Kontrak
a) Topik
Bagaimana kalau besok kita belajar dan latihan
mengontrol halusinasi itu dengan cara yang kedua
yaitu dengan minum obat?
b) Tempat
Bagaimana kalau besok kita belajar dan latihan
mengontrol halusinasi itu dengan cara yang kedua
yaitu dengan minum obat? Baiklah, dimana besok
kita mau ngobrol-ngobrolnya.
c) Waktu
Ibu mau jam berapa? bagaimana kalau didepan sini
saja? Baiklah kalau begitu bu, Jadi besok kita ketemu
lagi jam 8 pagi didepan taman untuk melakukan cara
mengontrol halusinasi yang kedua yaitu minum obat
ya bu. Baik, kegiatan kita hari ini sudah selesai, saya
pamit dulu, sampai ketemu besok ya bu, selamat pagi.
ANALISA PROSES INTERAKSI (API)
PADA Ibu L DENGAN MASALAH KEPERAWATAN
HALUSINASI

Nama Klien : Ibu L


Usia : 35 Tahun
Status Interaksi : SP 1 Halusinasi
Lingkungan : Interaksi dilakukan di depan kamar klien
Deskripsi Klien : Pasien rapi dan menggunakan seragam ruangan
Tujuan :

1. Pasien dapat menyebutkan isi, frekuensi, waktu terjadi,


situasi pencetus, perasaan dan respon halusinasi
2. Pasien dapat memahami cara mengontrol halusinasi :
hardik,obat,bercakap – cakap,melakukan kegiatan
3. Pasien dapat melakukan cara mengontrol halusinasi
dengan menghardik
4. Pasien dapat memasukan jadwal kegiatan untuk latihan
menghardik

Identitas Mahasiswa : William Adi Tama


Waktu : Jumat, 12 Juli 2019
Jam : 14.30 s/d 15.30 WIB
Tabel
Kegiatan API

Komunikasi Verbal Komunikasi Non Verbal Analisa Berpusat Pada Perawat Analisa Berpusat Pada Klien Rasional

P: P: P: Ucapan salam
Selamat pagi Pak Kontak mata, berjabat tangan, Berharap klien dapat menemui sebagai tanda
mendekati klien. dan berkenalan. awal dari
K: K: terjadinya
Kontak mata tenang Merasa senang disapa oleh hubungan saling
perawat percaya

K: K: K: Belum terbina
Selamat pagi juga mas Pasien melihat ke arah mahasiswa Pasien malu hubungan saling
P: P: percaya, perlu
Mengajak ngobrol di luar dekat Merasa senang karena klien mau ditingkatkan
kamar mengikuti ajakan yang ditawarkan

P: P: P: Untuk
Perkenalkan nama saya Kontak mata memperbaiki duduk Berharap dapat melanjutkan menimbulkan rasa
Willi, saya mahasiswa sambil mendekat. bincang-bincang. percaya bagi klien
STIKES Bethesda tugas terlebih dahulu
disini dengan tujuan untuk K: K: perawat
merawat semua klien disini Memperhatikan perawat dan tunduk Klien tidur di tempat tidur, memperkenalkan
termasuk ibu juga kelihatan malu-malu. diri.
Apakah hari ini ibu mau
berbincang-bincang dengan
saya?
Komunikasi Verbal Komunikasi Non Verbal Analisa Berpusat Pada Perawat Analisa Berpusat Pada Klien Rasional

K: K: K: Belum terbawa
Ya. Kontak mata lama, menunduk Ada keraguan pada diri klien hubungan saling
Saya mau mas ? P: P: percaya sehingga
Memperhatikan tingkah laku klien. Berharap dapat melanjutkan klien nampak
percakapan. malu-malu.

P: P: P: Memotivasi klien
Dengan ibu siapa? Senang Kontak mata, tersenyum, sambil Perawat berharap klien dapat untuk mengenal
di panggil ibu siapa? mengharapkan klien mau menjawab memperkenalkan dirinya diri sendiri
pertanyaan, sikap tubuh dan tangan
mempersilakan klien utuk berbicara.
K: K:
Kontak mata kepada perawat Klien senang disapa, tersenyum,
dan kelihatan mau
memperkenalkan dirinya.
Komunikasi Verbal Komunikasi Non Verbal Analisa Berpusat Pada Perawat Analisa Berpusat Pada Klien Rasional

K: K: K: Menyebutkan
Nama saya ”L” sy biasa Kontak mata sering, wajah mulai Klien bicara lancar bisa nama
dipanggil L bersahabat, menanyakan pertanyaan menjawab pertanyaan menandakan
balik kesediaan
P: P: menerima
Mengamati non verbal klien. Perawat senang klien menjawab hubungan.
pertanyaan, dan senang ketika
mendapat pertanyaan dari pasien.

P: P: P: Mengahargai
Bagaimana kalau kita Kontak mata hangat dan Perawat senang, bisa menjawab pertanyaan yng
berbincang – bincang dan memperhatikan respon non verbal pertanyaan dari klien diajukan, dan
belajar cara memutuskan klien. membuat suasana
suara – suara yang sering menjadi lebih
ibu dengar ,apakah ibu tidak K:Senyum. K: cair.
keberatan? Klien senang, perawat menjawab
Baik ibu kita mau pertanyaan
berbincang – bincang
dimana?mau berapa lama?

K: K: K: Respon positif
Di depan kamar saja, 15 Kontak mata hangat, ekspresi muka Klien mulai terbuka memandakan
menit saja bersahabat BHSP mulai
P: P: terjalin.
Tenang melihat pasien, Perawat senang klien aktif
memperhatikan perilaku non-verbal. berkomunikasi
Komunikasi Verbal Komunikasi Non Verbal Analisa Berpusat Pada Perawat Analisa Berpusat Pada Klien Rasional

P: P: P: Pertanyaan yang
Baik bu, apa yang ibu biasa Kontak mata dan lebih dekat ke arah Berharap agar pasien di tanyakan
lihat baying-bayang? Apa pasien menceritakan apa yang menjadi bertujuan untuk
yang dikatakan bayangan keluhannya selama di rumah sakit menggali
itu? Seberapa sering seberapa jauh
bayangan itu muncul? K: K: masalah yang di
Kapan bayangan itu Klien serius menatap ke arah perawat Ada keinginan banyak untuk alami dan
muncul? Bayangan itu dan menyimak penyampaian yang di mengungkapkan perasaanyang mengganggu
muncul saat ibu sedang sampaikan klien rasakan klien
melakukan kegiatan apa?
Apakah saat ibu sedang
sendiran saja? Bagaimana
perasaan ibu saat melihat
bayangan itu? Bagaimana
respon ibu terhadap
bayangan itu?

K: K: K: Klien mulai
Klien mengatakan melihat Kontak mata klien ke arah kamar dan Klien sangat terbuka dengan terbuka
bayangan anak kecil yang ekspresi wajah datar perasaaan yang di rasakan mengungkapkan
menyuruh klien untuk apa yang
mengikutinya, bayangan dirasakannya
muncul saat jam 6 sore P: P:
setelah magrib, sering Mengamati non verbal klien Perawat senang klien
muncul 3 kali, bayangan menceritakan semua yang
muncul saat klien sedang ditanyakan sesuai masalah yang
Komunikasi Verbal Komunikasi Non Verbal Analisa Berpusat Pada Perawat Analisa Berpusat Pada Klien Rasional

sendirian dan saat tidur, dialami


klien takut dengan bayangan
itu dan klien memukul –
mukul meja untuk
menghilangkan bayangan
itu.
P: P: P: Dengan
Bagus bu, sudah mau Kontak mata, mulai medekati klien Senang berinteraksi dengan klien menanyakan
mencertitakan masalah yang dengan ekspresi wajah antusias dan berharap agar klien dapat kesediaan klien
ibu alami selama ini. menerima ajaran yang ingin di untuk menerima
Nah, sekarang bagaiamana ajarakan bimbingan dari
kalau kita belajar cara K: perawat
mengontrol halusinasi untuk Kontak mata lama dan K:
menghilangkan bayangan mengungkapkan ingin belajar Klien menunjukan sikap
yang biasa ibu selalu lihat? menerima dan ingin belajar
Apakah ibu bersedia?

K: K: K: Klien mulai
Iya mas saya bersedia Kontak mata dan ekspresi wajah Klien menunjukan sikap menunjukan
senang menerima siakap dan
perasaan untuk
P: P: mau menerima
Mengamati non verbal klien Senang klien menerima kesediaan ajaran yang di
untuk mau belajar bersama berikan
Komunikasi Verbal Komunikasi Non Verbal Analisa Berpusat Pada Perawat Analisa Berpusat Pada Klien Rasional

P: P: P: Penjelasan yang
Jadi cara mengontorol Mempertahankan kontak mata dan Perawat berharap agar di sampaikan
halusinasi itu ada 4 cara ya memberikan demonstrasi penyampaian yang di berikan bertujuan agar
bu, yang pertama dengan dapat memberikan pengetahuan klien bisa
cara menghardik,lalu yang dan keterampilan klien mengerti dan
kedua dengan obat,yang memahami cara
ketiga dengan cara bercakap K: K: melakukannya
– cakap lalu yang terahkir Menyimak dengan serius dan tatapan Senang dengan penjelasan dan serta dapat
dengan melakukan kegiatan. mata tajam dan serius ajaran yang di berikan menerapkannya
Nah,sekarang kita akan dalam kehidupan
belajar dulu satu cara klien
mengontrol halusinasi yaitu
dengan cara menghardik.
Menghardik ini bertujuan
untuk menhilangkan.
Sekarang silahkan ibu
memperhatikan cara
menghardik.
Akan saya contohkan
seperti ini.
caranya adalah saat
bayangan itu muncul ibu
langsung menutup mata dan
bilang didalam hati “pergi!
pergi! pergi! ... saya tidak
mau dengar, kamu tidak
Komunikasi Verbal Komunikasi Non Verbal Analisa Berpusat Pada Perawat Analisa Berpusat Pada Klien Rasional

nyata, kamu itu palsu jangan


ganggu saya!!” Begitu
diulang-ulang sampai
baingan itu tidak ada lagi.
Nah sekarang coba kita
lakukan bersama – sama
setelah itu ibu bisa
melakukannya sendiri

K: K: K: Sikap keseriusan
Iya mas Klien tampak senang dengan wajah Klien aktif menyimak klien mulai
yang berseri menunjukan
penerimaan atas
P: P: ajaran dan latihan
Mengamati non verbal klien Senang karena klien menerima yang akan di
dan mau di ajarkan berikan

P: P: P: Pujian yang di
Wah ibu hebat bisa Kontak mata santai dengan ekspresi Memberikan semangat dan pujian berikan oleh
melakukannya dengan wajah yang berseri bagi klien perawat
baik,nah serkarang mari kita membangkitkan
masukan kegiatan hari ini ke K: K: semangat bagi
jadwal harian ibu ya . Klien menyimak dengan wajah ceria Klien memberikan senyuman klien untuk terus
Mari bu begini. ceria saat di beri pujian belajar

K: K: K: Jawaban klien
Kontak mata dan menunduk kearah menunjukan
Komunikasi Verbal Komunikasi Non Verbal Analisa Berpusat Pada Perawat Analisa Berpusat Pada Klien Rasional

Iya mas lembar jadwal kegiatan harian Klien menerima bimbingan keterbukaan klien
dengan turut terlibat bersama kepada perawat
P:
Mengamati non verbal klien P:
Senang klien mau di bimbing

P: P: P: Pertanyaan yang
Bagaimana perasaan ibu Kontak mata tetap di pertahankan Berharap klien dapat menyampaik di ungkapkan
setelah kita bercakap – dan menujukan sikap ajakan perasaanya selama melakukan bertujuan untuk
cakap dan belajar tentang kegiatan mengevaluasi
mengontrol halusinasi perasaan yang di
dengan menghardik? rasakan klien
Nah,tadi ibu sudah bagus ya K: K: selama kegiatan
bisa melakukan kegiatan Mendengar dengan serius Klien mempunyai keinginan
menghardik dengan baik ya. untuk di ungkapakan
Jadi nanti jika bayangan itu
muncul lagi silahkan ibu
menhgardik bayangan itu
dengan cara yang kita
lakukan tadi

K: K: K: Ekspresi yang
Saya merasa senang bisa Kontak mata tertujuh ke perawat Klien menunjukan ekspresi klien ungkapkan
belajar bagiaman cara wajah yang senang menunjukan
menghilangkan bayangan penerimaan yang
yang sering saya lihat P: P: klien alami
Komunikasi Verbal Komunikasi Non Verbal Analisa Berpusat Pada Perawat Analisa Berpusat Pada Klien Rasional

Mengamati non verbal klien Senang klien mau di bimbing bersama perawat

P: P: P: Perjanjian yang
Bagaimana kalau besok kita Menatap klien dan bicara dengan Berharap klien dapat menepati telah dilakukan
belajar dan latihan jelas perjanjian yang telah di sepakati guna memberikan
mengontrol halusinasi itu bersama kesepakatan
dengan cara yang kedua antara kedua
yaitu dengan minum obat? K: K: belah pihak yaitu
Baiklah, dimana besok kita Klien menyimak dengan penuh Klien senang bisa betemu lagi anatar pasien dan
mau ngobrol-ngobrolnya? perhatian besok perawat
Ibu mau jam berapa?
bagaimana kalau didepan
taman saja? Baiklah kalau
begitu pak, Jadi besok kita
ketemu lagi jam 8 pagi
didepan kamar untuk
melakukan cara mengontrol
halusinasi yang kedua yaitu
minum obat ya buk. Baik,
kegiatan kita hari ini sudah
selesai, saya pamit dulu,
sampai ketemu besok ya bu,
selamat pagi.

K: K: K: Ekspresi yang
Iya mas makasih Kontak mata tertujuh ke perawat Klien menunjukan ekspresi klien ungkapkan
wajah yang senang menunjukan
Komunikasi Verbal Komunikasi Non Verbal Analisa Berpusat Pada Perawat Analisa Berpusat Pada Klien Rasional

penerimaan yang
klien alami
P: P: bersama perawat
Mengamati non verbal klien Senang klien mau menerima dan
dibimbing

Anda mungkin juga menyukai