1
1. Visi Rumah Sakit
“Menjadi Rumah Sakit pilihan pertama di Provinsi Lampung”
2
5. Peran Rumah Sakit Mardi Waluyo
Sebagai mitra kerja pemerintah ikut mengambil peran dalam
mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal tanpa
membedakan status, suku, agama, ras dan golongan.
3
laki-laki dengan 9 tempat tidur, dan jumlah tempat tidur 28 bed
Kelas III.
b. Tingkat Ketergantungan
Tingkat ketergantungan pasien dibagi menjadi tiga yaitu minimal
care (keperawatan mandiri), partial care (keperawatan sebagian)
dan total care (Keperawatan Maksimal).
1) Minimal care memerlukan waktu perawatan 1-2 jam/24 jam.
Kriteria klien pada klasifikasi ini adalah klien masih dapat
melakukan sendiri kebersihan diri, mandi, dan ganti pakaian
termasuk minum, observasi tanda vital tiap shift, pengobatan
minimal, status psikologi stabil dan persiapan prosedur
memerlukan pengobatan.
2) Partial care memerlukan waktu perawatan 3-4 jam/24jam.
Kriteria klien pada klasifikasi ini perlu bantuan dalam
memenuhi kebersihan diri, makan dan minum, ambulasi,
pemantauan tanda vital setiap 6 jam.
4
3) Total care memerlukan waktu perawatan 5-6 jam/24 jam.
Kriteria klien pada klasifikasi ini harus dibantu tentang segala
sesuatunya, posisi yang diatur, observasi tanda vital setiap 4
jam, makan memerlukan slang nasogastrik, menggunakan
terapi, pemakaian alat suction dan kadang gelisah.
5
b. Manajemen Unit
Ruang Flamboyan terdiri dari 6 kamar yang di bagi menjadi kamar
A digunakan untuk pasien khusus wanita dengan 5 tempat tidur,
kamar B digunakan untuk pasien penyakit dalam laki-laki maupun
perempuan dengan 5 tempat tidur, kamar C digunakan untuk 2
kamar isolasi pasien infeksius dan 4 kamar pasien TBC, kamar D
digunakan sebagai kamar alternatif bila kamar lainnya penuh,
untuk laki-laki dan perempuan dengan 3 tempat tidur, kamar E
digunakan untuk pasien bedah dan penyakit dalam khusus laki-laki
dengan 9 tempat tidur, dan jumlah tempat tidur 28 bed Kelas III.
Terdapat 18 staff perawat terbagi dalam 1 orang head nurse, 12
orang dapat berperan sebagai ka-sift maupun pelaksana, dan 6
orang perawat pelaksana serta dibantu 4 orang POS (pembantu
orang sakit). Rooster terbagi dalam 3 shift yaitu pagi (07.00-14.00
WIB), siang (14.00-21.00 WIB), dan malam (21.00-07.00 WIB).
Metode asuhan keperawatan yang digunakan adalah model praktik
keperawatan profesional (MPKP), yang terbagi dalam 2 tim
dengan 1 ka-shift dan beberapa perawat pelaksana pada masing-
masing tim. Tim 1 mengasuh kamar E, A, dan B tim 2 mengasuh
kamar D, C, dan isolasi.
6
resiko jatuh rendah 7-11 dan resiko jatuh tinggi >12). Pengkajian
resiko jatuh ini dilakukan pada setiap pasien baru dan pengkajian
ulang dilakukan setiap shiff. Pasien dengan resiko jatuh tinggi,
pada gelang identitas pasien ditempel pin warna kuning.
Pengkajian dan pencegahan resiko jatuh pada pasien lansia
menggunakan skala sydney scoring. Pengkajian ini terdiri dari 6
item terdiri dari: riwayat jatuh, status mental, penglihatan,
kebiasaan berkemih, transport dari tempat tidur ke kursi roda dan
kembali ketempat tidur, dan mobilitas. Hasil skor terbagi menjadi 3
yaitu: resiko tinggi 27-30, resiko sedang 6-26, resiko rendah <6.
Ruang Flamboyan mempunyai ruang khusus untuk menyiapkan
obat injeksi yang tidak dilakukan dikamar pasien. Pada pasien
baru, ada 4 macam edukasi yang diberikan yaitu: resiko jatuh, cuci
tangan, manajemen nyeri dan asuhan keperawatan terkait kasus
pasien.
7
pagi 1:6 (1 perawat mengelola 6 pasien), dinas siang 1:6 (1 perawat
mengelola 6 pasien), dinas malam 1:8 (1 perawat mengelola 8
pasien). Pada bidang kedokteran terdapat 20 dokter full time terdiri
dari dokter spesialis penyakit dalam sebanyak 3 dokter, spesialis
bedah 1 dokter, dokter umum 9 dokter, spesialis radiologi 1 dokter,
spesialis saraf 1 dokter, spesialis gigi 1 dokter, spesialis gigi anak 1
dokter, spesialis obsgyn 1 dokter, spesialis laboratorium 1 dokter,
dan dokter spesialis anestesi 1 dokter. Terdapat 6 dokter part time
terdiri dari dokter bedah 2, dokter bedah anak 1, dokter spesialis
anak 1, dokter THT 1, dan dokter mata 1. Sehingga jumlah total
dokter sebanyak 26 dokter.
Kepala Ruang:
Pelaksana Perawatan:
Pembantu Orang Sakit (POS):
1. Benyamin Sensis, A.Md.Kep
2. Sri Rika Wulandari, Amd.Kep 1. Hendri Kristina Natalia
3. Lucia Purwaningrum, 2. Fransiska Maya
A.Md.Kep 3. Asmiyati
4. Esra Rismawati, A.Md.Kep 4. Dwi Martha
5. Made Nina Sasmita, A.Md.Kep
6. Hana Padmi, A.Md.Kep
7. Denti A.,A.Md.Kep
8. Yayuk Ajeng, A.Md.Kep
9. Teges, A.Md.Kep
10. Rita Yuliana, A.Md.Kep
11. Avila E.,A.Md.Kep
12. Dedik Kurniawan, S.Kep.,Ns
13. Christine Martha A.,A.Md.Kep
14. William Agung, S.Kep
15. Tika Apri S, A.Md.Kep
16. Priscilia Evita N.M, Amd. Kep
17. Kirana Febi Larasati, Amd. Kep
8
Perhitungan jumlah tanaga keperawatan yang diperlukan (rumus
Yan Med, 2001):
1) Jumlah tenaga keperawatan yang diperlukan:
jumlah jam perawatan 88,4
= =12,62→ 13
jam kerja efektif 7
2) Perlu ditambah faktor koreksi dengan hari libur/cuti/hari besar
(Iossday):
jumlah hari minggu dalam 1tahun +cuti x jumlah perawat 52+ 12+ 12+2 x 13 78 x 13
= = =3
jumlah hari kerja 287 287
3) Jumlah jam yang digunakan mengerjakan tugas non-
keperawatan, asumsi 25% dari jam pelayanan keperawatan:
jumlah tenaga keperawatan+loss day x 25 13+ 4+25
= =4,25
100 100
Jadi jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan sebanyak:
13 + 4 + 4,5 = 21,5 22 perawat.
9
atau operan menggunakan sistem tradisional/ operan hanya di
lakukan nurse station dilanjutkan dengan keliling dikamar
pasien tanpa mevalidasi keadaan pasien.
2) Material
a) Alat Medis
No Alat Jumlah
1 Alat ukur GDS 1
2 Bak instrumen kecil 1
3 Bak instrumen sedang 1
4 Bengkok plastic 3
5 Kom tertutup 3
6 Debulizer 2
7 EKG 1
8 Galipot 4
9 Galipot (kom terbuka) 1
10 Gunting aff hetting (14 cm) 1
11 Gunting jaringan (14 cm) 4
12 Gunting jaringan (18 cm) 1
13 Gunting lurus (14 cm) 3
14 Gunting tumpul (14cm) 1
15 Gunting verban (14cm) 2
16 Gunting verban (18 cm) 3
17 Klem (12 cm) 2
18 Klem arteri (14cm) 1
19 Klem bengkok (14 cm) 1
20 Klem lurus (16 cm) 1
21 Korentang + tempatnya (21 cm) 2
22 Lampu baca rontgen 1
23 Lampu infra red 2
24 Manual resuscitator (ambubag) 1
25 Pincet anatomis (14 cm) 9
26 Pincet cirugis (14 cm) 2
27 Saturasi 3
28 Spuit gliserin 1
29 Stetoskop 5
30 Suction mobile 1
31 Tensimeter 1
32 Tensimeter jam 3
33 Thermometer 3
34 Thermometer digital 4
35 Tourniquet 3
36 Tromol (dressing drum) 1
10
37 Tromol besar (20 cm) 1
38 Tromol sedang (15 cm) 2
39 Tromol kecil (14 cm) 1
40 Tabung O2 1
41 Kursi roda 2
b) Non Medis
Pintu darurat, alarm kebakaran, dan alat pemadam api
ringan (APAR).
3) Money
Penyusunan anggaran ruang Flamboyan ditentukan oleh bagian
administrasi rumah sakit Mardi Waluyo Metro Lampung.
4) Marketing
Marketing ditentukan berdasarkan fasilitas dan keinginan
pasien/kemampuan pasien. Penentuan ruangan ditentukan oleh
bagian admisi.
5. Lingkungan Kerja
a. Lingkungan Fisik
1) Nurse Station
Berada di antara ruang perawatan D dan E dengan fasilitas meja,
kursi, AC, computer, telephone, alat tulis, trolly serba guna,
rekam medis, timbangan, trolly tindakan dan trolly obat, almari
penyimpanan dokumen ruangan, wastafel, loker penyimpanan
barang pribadi perawat, almari es, safety box, dispenser, kamar
mandi, tempat lap tangan, lemari penyimpanan obat oral dan
loker penyimpanan alat medis seperti selang oksigen, abocath,
spuit, selang catheher.
2) Ruang Obat
11
Ruang ini adalah ruang yang digunakan untuk menyimpan obat
injeksi, dan tempat mengoplos obat injeksi. Ruang obat terdapat,
almari es untuk menyimpan obat, kipas angin, troly
penyimpanan alat steril.
3) Lorong Belakang Ruang Perawat dan Kamar D
Lorong belakang ruang perawat dan kamar D adalah ruangan
yang digunakan untuk meletakkan loker perawat dan tempat
sampah yang terdiri dari tempat sampah infeksius dan non
infeksius. Ruang ini terdapat rak penyimpanan bengkok, baki,
dan alat setelah di gunakan.
4) Ruang Linen
Ruangan ini digunakan menyimpanan alat medis seperti
nebulizer, masker nebulizer, tabung oksigen, EKG, dan terdapat
almari penyimpanan linen bersih.
5) Loker penyimpanan barang pasien
Tempat loker ini digunakan untuk penyimpanan barang pribadi
pasien dan keluarga pasien.
6) Spoel Hook
Tempat ini digunakan untuk mencuci dan merendam alat setelah
digunakan serta tempat mencuci dan penyimpan baskom mandi.
7) Kamar perawatan
Terdiri dari beberapa ruangan yaitu:
a) Kamar A: ruang kelas III dengan kapasitas 5 tempat tidur,
ditujukan untuk pasien dalam berjenis kelamin perempuan
b) Kamar B: ruang kelas III dengan kapasitas 5 tempat tidur
ditujukan untuk pasien penyakit dalam berjenis kelamin
perempuan.
c) Kamar C: ruang kelas III dengan kapasitas 6 tempat tidur,
terdiri dari 2 ruangan isolasi untuk pasien dengan penyakit
infeksius dan 4 ruangan untuk pasien TBC.
12
d) Kamar D: ruang kelas III dengan kapasitas 3 tempat tidur,
ditujukan sebagai kamar alternative bila kamar lainnya
penuh, berjenis kelamin laki-laki dan perempuan.
e) Kamar E: ruang kelas III dengan kapasitas 9 tempat tidur,
ditujukan untuk pasien bedah dan penyakit dalam berjenis
kelamin laki-laki.
Fasilitas yang disediakan antara lain tempat tidur pasien, bantal
pasien, lampu, kipas, meja kursi, almari, bel pasien, kamar mandi
dalam, jam dinding, tempat sampah rumah tangga di luar kamar,
handrub di depan masing-masing kamar.
b. Lingkungan Non-fisik
Dalam rangka menjalankan komunikasi yang baik setiap pagi
sebelum melakukan aktivitas dinas pagi dilakukan renungan pagi
di depan ruang Anggrek 1 bersama dengan karyawan ruangan lain
secara bergiliran.
6. Kajian Indikator Mutu Ruangan (BOR, AVLOS, TOI, BTO)
a. BOR (Bed Occupancy Ratio)
Menurut Depkes RI (2005), BOR adalah prosentase pemakaian
tempat tidur pada satuan waktu tertentu.
Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara 60-85% (Depkes
RI, 2005).
Jumla h hari perawatan ruma h sakit
x 100 %
Jumla h tempat tidur x jumla h hari dalam satu periode
13
Jumlah pasien pada tanggal 10 Juni 2019 2019 = 27 pasien
27
BOR= x 100 %=96,4 %
28
Jumlah pasien pada tanggal 11 Juni 2019 2019 = 27 pasien
27
BOR= x 100 %=96,4 %
28
Jumlah pasien pada tanggal 12 Juni 2019 2019 = 27 pasien
27
BOR= x 100 %=96,4 %
28
14
Tn. S 7 Juli 2018 11 Juli 2018 Hidup
Sdr. R 8 Juli 2018 11 Juli 2018 Hidup
Sdr. S 7 Juli 2018 11 Juli 2018 Hidup
¿¿
7. Pendidikan
Pendidikan perawat di ruang Flamboyan terdiri dari:
8. Pelatihan
Di ruang Flamboyan terdapat 18 perawat dan 4 Pembantu Orang Sakit
(POS), setiap tenaga mengikuti pelatihan untuk meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan diruang Flamboyan. Pelatihan dibagi menjadi dua
yaitu pelatihan tenaga medis dan tenaga non-medis.
Pelatihan yang diadakan adalah :
15
a) Pelatihan yang wajib diikuti oleh semua karyawan magang yaitu
Program Orientasi Umum (POU), Program Orientasi Khusus
(POK) Bantuan Hidup Dasar (BHD), Fire And Safety, Infection
Control, Hand Higyene.
b) Pelatihan lain yang diberikan oleh rumah sakit yaitu Basic Life
Support (BLS), Management Kepala Bangsal diikuti oleh Kepala
Ruang,service excellent
16