Anda di halaman 1dari 16

BAB II

KAJIAN SITUASI MANAJEMEN KEPERAWATAN


RUANG FLAMBOYAN

A. Kajian Situasi Rumah Sakit Mardi Waluyo Kota Metro Lampung


Kehadiran Rumah Sakit Mardi Waluyo di Lampung atas keinginan
masyarakat transmigrasi pada waktu itu. Melalui seorang pendeta yang
bernama Pdt. Harjo Warsito yang diutus gereja Kristen Jawa untuk
pengabaran injil, mereka minta untuk didatangkan tenaga kesehatan,
mengingat saat itu banyak warga transmigran terjangkit malaria dan
banyak warga yang meninggal dunia. Atas dorongan masyarakat inilah
bapak Pdt. Harjo Warsito mengajak seorang mantri kesehatan (Bpk.
Sutrono) dan seorang bidan (Ibu Parjinah) berangkat ke Lampung,
bersama-sama untuk melayani masyarakat transmigran dalam pelayanan
kesehatan.

Rumah sakit Mardi Waluyo diresmikan/didirikan pada tanggal 06 Juni


1950 dan sampai sekarang mengalami perkembangan dan memiliki 3 unit
cabang klinik Kota Gajah, Klinik Pasir Gunung Jaya, dan klinik Rajabasa.
Rumah sakit Mardi Waluyo adalah rumah sakit umum dengan tipe C,
alamat RS Mardi Waluyo: Jl. Jendral Sudirman No. 156 Metro. Kemilikan
Yayasan Kristen Untuk Kesehatan Umum (YAKKUM) dengan jumlah
tempat tidur 210, direktur untuk periode 2015-2020 adalah drg. Budiono,
MARS. Fasilitas pelayanan buka 24 jam: IGD, ICU, Kamar bersalin,
kamar operasi, farmasi, Laboratorium, Radiologi, rawat inap. Untuk
pelayan medis poliklinik umum dan spesialis, general cek up, pelayanan
rawat inap: VIP, Klas I, II dan III. Pelayanan CT-Scan dan Gakin Waluyo.
Pelayanan pasien Jamkesmas dimulai tahun 2006 dan BPJS PBI dan non
PBI pada tahun 2014 sampai sekarang.

1
1. Visi Rumah Sakit
“Menjadi Rumah Sakit pilihan pertama di Provinsi Lampung”

2. Misi Rumah Sakit


a. Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu tinggi, unggul,
aman, holistic dengan sentuhan kasih dan terjangkau oleh
masyarakat.
b. Menyelenggarakan pelatihan, penelitian dan pengembangan
manajemen yang berkesinambungan untuk menghasilkan sumber
daya manusia (SDM) yang kapabel, berkomitmen, sejahtera, dan
berjiwa kasih.

3. Motto Rumah Sakit


“SIMPATIK”, siap memberi pelayanan atas dasar iman dan kasih.
Berasal dari kata simpati yang berarti menaruh kasih.
Simpatik berarti: perilaku yang membangkitkan rasa kasih.
SI (siap): selalu dalam kondisi siaga untuk memberikan pertolongan
mengutamakan kepentingan dinas diatas kepentingan pribadi.
M (memberi): rela berkorban dan tidak semata mencari keuntungan.
P (pelayanan): rendah hati, sabar, mengutamakan kepuasan orang yang
dilayani.
A (atas dasar): landasan
I (iman): keyakinan teguh kepada penyertaan tuhan.
K (kasih): cinta yang luas.

4. Sifat, Maksud dan Tujuan Rumah Sakit


Mengupayakan pelayanan yang holistik dengan sentuhan kasih melalui
upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif dan edukatif bagi
masyarakat dengan tindakan yang dapat dipertanggungjawabkan.

2
5. Peran Rumah Sakit Mardi Waluyo
Sebagai mitra kerja pemerintah ikut mengambil peran dalam
mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal tanpa
membedakan status, suku, agama, ras dan golongan.

B. Kajian Situasi di Ruang Flamboyan


1. Karakteristik Unit/Bangsal
a. Visi Ruangan
Tidak terdapat Visi di ruang Flamboyan
b. Misi Ruangan
Tidak terdapat Misi di ruang Flamboyan
c. Model Layanan
Model layanan keperawatan yang digunakan di ruang Flamboyan
adalah Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP) dengan
metode tim. Pelayanan asuhan keperawatan di ruang Flamboyan
dibagi menjadi 2 tim dimana masing-masing tim mempunyai ketua
tim dan perawat pelaksana serta dibantu Pembantu Orang Sakit
(POS).
d. Letak Ruangan
Ruang Flamboyan terletak di Lantai I dengan denah ruangan
terlampir pada lampiran 1.
e. Kapasitas Unit/Ruangan
Kapasitas ruang Flamboyan terdiri dari 6 kamar yang di bagi
menjadi kamar A digunakan untuk pasien khusus wanita dengan 5
tempat tidur, kamar B digunakan untuk pasien penyakit dalam laki-
laki maupun perempuan dengan 5 tempat tidur, kamar C digunakan
untuk 2 kamar isolasi pasien infeksius dan 4 kamar pasien TBC,
kamar D digunakan sebagai kamar alternatif bila kamar lainnya
penuh, untuk laki-laki dan perempuan dengan 3 tempat tidur,
kamar E digunakan untuk pasien bedah dan penyakit dalam khusus

3
laki-laki dengan 9 tempat tidur, dan jumlah tempat tidur 28 bed
Kelas III.

Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan selama 3 hari pada


tanggal 11 - 13 Juni 2019 ruang Flamboyan ditemukan, kondisi
ruangan yang bersih, panas, kurang penerangan, kurang ventilasi
udara, jarak bed pasien terlalu dekat sehingga menyulitkan perawat
untuk melakukan tindakan keperawatan.

2. Analisis Terhadap Klien


a. Karakteristik
Ruang Flamboyan merupakan ruangan perawatan pasien Penyakit
Dalam kelas III. Di Ruang Flamboyan tidak hanya merawat pasien
dengan Penyakit Dalam tetapi juga merawat pasien bedah, syaraf,
anak, THT, mata dan obsgyn.

b. Tingkat Ketergantungan
Tingkat ketergantungan pasien dibagi menjadi tiga yaitu minimal
care (keperawatan mandiri), partial care (keperawatan sebagian)
dan total care (Keperawatan Maksimal).
1) Minimal care memerlukan waktu perawatan 1-2 jam/24 jam.
Kriteria klien pada klasifikasi ini adalah klien masih dapat
melakukan sendiri kebersihan diri, mandi, dan ganti pakaian
termasuk minum, observasi tanda vital tiap shift, pengobatan
minimal, status psikologi stabil dan persiapan prosedur
memerlukan pengobatan.
2) Partial care memerlukan waktu perawatan 3-4 jam/24jam.
Kriteria klien pada klasifikasi ini perlu bantuan dalam
memenuhi kebersihan diri, makan dan minum, ambulasi,
pemantauan tanda vital setiap 6 jam.

4
3) Total care memerlukan waktu perawatan 5-6 jam/24 jam.
Kriteria klien pada klasifikasi ini harus dibantu tentang segala
sesuatunya, posisi yang diatur, observasi tanda vital setiap 4
jam, makan memerlukan slang nasogastrik, menggunakan
terapi, pemakaian alat suction dan kadang gelisah.

3. Analisis Unit Layanan Keperawatan


a. Flow of Care
1) Prosedur pelayanan rawat inap
Pasien biasa berasal dari Poli Klinik, Instalasi Gawat Darurat
(IGD), Intensif Care Unit (ICU), dan ruang rawat inap lainnya,
pasien masuk ruang Flamboyan, kemudian perawat melakukan
serah terima pasien kepada perawat ruang Flamboyan dengan
menggunakan form transfer yang sudah terisi lengkap yang
harus ditanda tangani perawat yang menyerahkan dan perawat
yang menerima, kemudian perawat ruang Flamboyan
melakukan assesment keperawatan. Pada saat di kamar pasien,
perawat memberikan edukasi tentang hak dan kewajiban
pasien, pasien dilakukan identifikasi, diajarkan cara mencuci
tangan, jelaskan jam visite dokter, jam kunjung. Kemudian
diorientasikan tentang ruangan Flamboyan yang terdiri dari
kamar mandi pasien, jalur evakuasi, counter perawat, loker
pasien (belakang) apabila lemari pasien di dalam kamar penuh.
2) Pulang dan kunjungan kontrol:
a) Pasien dipulangkan setelah mendapat persetujuan dokter.
b) Pada saat pulang pasien diberikan catatan mengenai diet,
jadwal kontrol, obat pulang beserta aturan pakainya,
edukasi perawatan luka bila perlu, sarat-sarat asuransi
(bila ada).
c) Kunjungan control di poli klinik tempat memberi layanan
(RS) sesuai dengan jadwal.

5
b. Manajemen Unit
Ruang Flamboyan terdiri dari 6 kamar yang di bagi menjadi kamar
A digunakan untuk pasien khusus wanita dengan 5 tempat tidur,
kamar B digunakan untuk pasien penyakit dalam laki-laki maupun
perempuan dengan 5 tempat tidur, kamar C digunakan untuk 2
kamar isolasi pasien infeksius dan 4 kamar pasien TBC, kamar D
digunakan sebagai kamar alternatif bila kamar lainnya penuh,
untuk laki-laki dan perempuan dengan 3 tempat tidur, kamar E
digunakan untuk pasien bedah dan penyakit dalam khusus laki-laki
dengan 9 tempat tidur, dan jumlah tempat tidur 28 bed Kelas III.
Terdapat 18 staff perawat terbagi dalam 1 orang head nurse, 12
orang dapat berperan sebagai ka-sift maupun pelaksana, dan 6
orang perawat pelaksana serta dibantu 4 orang POS (pembantu
orang sakit). Rooster terbagi dalam 3 shift yaitu pagi (07.00-14.00
WIB), siang (14.00-21.00 WIB), dan malam (21.00-07.00 WIB).
Metode asuhan keperawatan yang digunakan adalah model praktik
keperawatan profesional (MPKP), yang terbagi dalam 2 tim
dengan 1 ka-shift dan beberapa perawat pelaksana pada masing-
masing tim. Tim 1 mengasuh kamar E, A, dan B tim 2 mengasuh
kamar D, C, dan isolasi.

Pengkajian dan pencegahan pasien resiko jatuh di ruang flamboyan


menggunakan skrening resiko jatuh skala morse pada pasien
dewasa. Pengkajian ini terdiri dari, 6 item meliputi: riwayat jatuh,
diagnosa skunder, alat bantu, terpasang infus, gaya berjalan, dan
status mental yang dihitung ulang setiap shiff pagi (resiko tinggi
>45, resiko sedang 25-44, resiko rendah 0-24). Pada pasien anak
anak menggunakan humpty dumpty fall scale (DHFS). Pengkajian
ini terdiri dari 7 item meliputi usia, penggunaan obat, diagnosa,
kerusakan kognitif, faktor lingkungan, respon terhadap
pembedahan/anastesi dan jenis kelamin (hasil skor terbagi 2 yaitu

6
resiko jatuh rendah 7-11 dan resiko jatuh tinggi >12). Pengkajian
resiko jatuh ini dilakukan pada setiap pasien baru dan pengkajian
ulang dilakukan setiap shiff. Pasien dengan resiko jatuh tinggi,
pada gelang identitas pasien ditempel pin warna kuning.
Pengkajian dan pencegahan resiko jatuh pada pasien lansia
menggunakan skala sydney scoring. Pengkajian ini terdiri dari 6
item terdiri dari: riwayat jatuh, status mental, penglihatan,
kebiasaan berkemih, transport dari tempat tidur ke kursi roda dan
kembali ketempat tidur, dan mobilitas. Hasil skor terbagi menjadi 3
yaitu: resiko tinggi 27-30, resiko sedang 6-26, resiko rendah <6.
Ruang Flamboyan mempunyai ruang khusus untuk menyiapkan
obat injeksi yang tidak dilakukan dikamar pasien. Pada pasien
baru, ada 4 macam edukasi yang diberikan yaitu: resiko jatuh, cuci
tangan, manajemen nyeri dan asuhan keperawatan terkait kasus
pasien.

Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan selama 5 hari pada


tanggal 11 Juni 2019 di dapatkan hasil:
1) Pelaksanaan tindakan keperawatan kepada pasien terdapat
beberapa perawat pelaksana yang belum sesuai dengan standar
prosedur operasional (SPO) yang sudah ditetapkan oleh pihak
Rumah Sakit. (Saat dilakukan tindakan keperawatan
pemasangan infus terdapat perawat pelaksana yang
menusukkan mandrine IV di bed pasien, tidak menggunakan
pengalas.

4. Sumber Daya/kekuatan Kerja


a. Manusia
Ruang Flamboyan memiliki 30 bed dengan ketenagaan 18 perawat
yang terdiri dari 1 kepala ruangan, 17 perawat pelaksana.
Perbandingan antara perawat dinas dengan pasien adalah dinas

7
pagi 1:6 (1 perawat mengelola 6 pasien), dinas siang 1:6 (1 perawat
mengelola 6 pasien), dinas malam 1:8 (1 perawat mengelola 8
pasien). Pada bidang kedokteran terdapat 20 dokter full time terdiri
dari dokter spesialis penyakit dalam sebanyak 3 dokter, spesialis
bedah 1 dokter, dokter umum 9 dokter, spesialis radiologi 1 dokter,
spesialis saraf 1 dokter, spesialis gigi 1 dokter, spesialis gigi anak 1
dokter, spesialis obsgyn 1 dokter, spesialis laboratorium 1 dokter,
dan dokter spesialis anestesi 1 dokter. Terdapat 6 dokter part time
terdiri dari dokter bedah 2, dokter bedah anak 1, dokter spesialis
anak 1, dokter THT 1, dan dokter mata 1. Sehingga jumlah total
dokter sebanyak 26 dokter.

Kepala Ruang:

Sugi Gunanto, S.Kep.,Ns

Pelaksana Perawatan:
Pembantu Orang Sakit (POS):
1. Benyamin Sensis, A.Md.Kep
2. Sri Rika Wulandari, Amd.Kep 1. Hendri Kristina Natalia
3. Lucia Purwaningrum, 2. Fransiska Maya
A.Md.Kep 3. Asmiyati
4. Esra Rismawati, A.Md.Kep 4. Dwi Martha
5. Made Nina Sasmita, A.Md.Kep
6. Hana Padmi, A.Md.Kep
7. Denti A.,A.Md.Kep
8. Yayuk Ajeng, A.Md.Kep
9. Teges, A.Md.Kep
10. Rita Yuliana, A.Md.Kep
11. Avila E.,A.Md.Kep
12. Dedik Kurniawan, S.Kep.,Ns
13. Christine Martha A.,A.Md.Kep
14. William Agung, S.Kep
15. Tika Apri S, A.Md.Kep
16. Priscilia Evita N.M, Amd. Kep
17. Kirana Febi Larasati, Amd. Kep

Struktur Organisasi Ruang Flamboyan

8
Perhitungan jumlah tanaga keperawatan yang diperlukan (rumus
Yan Med, 2001):
1) Jumlah tenaga keperawatan yang diperlukan:
jumlah jam perawatan 88,4
= =12,62→ 13
jam kerja efektif 7
2) Perlu ditambah faktor koreksi dengan hari libur/cuti/hari besar
(Iossday):
jumlah hari minggu dalam 1tahun +cuti x jumlah perawat 52+ 12+ 12+2 x 13 78 x 13
= = =3
jumlah hari kerja 287 287
3) Jumlah jam yang digunakan mengerjakan tugas non-
keperawatan, asumsi 25% dari jam pelayanan keperawatan:
jumlah tenaga keperawatan+loss day x 25 13+ 4+25
= =4,25
100 100
Jadi jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan sebanyak:
13 + 4 + 4,5 = 21,5  22 perawat.

b. Non Manusia (Method, Material, Money, Marketing)


1) Metode
Metode keperawatan yang digunakan di ruang Flamboyan
adalah metode keperawatan tim dengan penanggung jawab
adalah ketua tim pada masing-masing shift. Menurut Keliat
(2011) bentuk fungsi pengarahan antara lain operan, pre-
conference, post-conference, iklim motivasi, supervisi,
delegasi. Pada pre conference kepala ruangan melakukan
diskusi tentang aspek klinik setelah operan dan sebelum
melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien. Pada post
conference kepala ruangan diskusi tentang aspek klinik
sebelum operan dan sesudah melaksanakan asuhan
keperawatan pada pasien.

Berdasarkan hasil pengamatan selama 5 hari dari tanggal 24 -


28 Juli 2018 di ruang Flamboyan didapatkan data handover

9
atau operan menggunakan sistem tradisional/ operan hanya di
lakukan nurse station dilanjutkan dengan keliling dikamar
pasien tanpa mevalidasi keadaan pasien.
2) Material
a) Alat Medis
No Alat Jumlah
1 Alat ukur GDS 1
2 Bak instrumen kecil 1
3 Bak instrumen sedang 1
4 Bengkok plastic 3
5 Kom tertutup 3
6 Debulizer 2
7 EKG 1
8 Galipot 4
9 Galipot (kom terbuka) 1
10 Gunting aff hetting (14 cm) 1
11 Gunting jaringan (14 cm) 4
12 Gunting jaringan (18 cm) 1
13 Gunting lurus (14 cm) 3
14 Gunting tumpul (14cm) 1
15 Gunting verban (14cm) 2
16 Gunting verban (18 cm) 3
17 Klem (12 cm) 2
18 Klem arteri (14cm) 1
19 Klem bengkok (14 cm) 1
20 Klem lurus (16 cm) 1
21 Korentang + tempatnya (21 cm) 2
22 Lampu baca rontgen 1
23 Lampu infra red 2
24 Manual resuscitator (ambubag) 1
25 Pincet anatomis (14 cm) 9
26 Pincet cirugis (14 cm) 2
27 Saturasi 3
28 Spuit gliserin 1
29 Stetoskop 5
30 Suction mobile 1
31 Tensimeter 1
32 Tensimeter jam 3
33 Thermometer 3
34 Thermometer digital 4
35 Tourniquet 3
36 Tromol (dressing drum) 1

10
37 Tromol besar (20 cm) 1
38 Tromol sedang (15 cm) 2
39 Tromol kecil (14 cm) 1
40 Tabung O2 1
41 Kursi roda 2

b) Non Medis
Pintu darurat, alarm kebakaran, dan alat pemadam api
ringan (APAR).

3) Money
Penyusunan anggaran ruang Flamboyan ditentukan oleh bagian
administrasi rumah sakit Mardi Waluyo Metro Lampung.

4) Marketing
Marketing ditentukan berdasarkan fasilitas dan keinginan
pasien/kemampuan pasien. Penentuan ruangan ditentukan oleh
bagian admisi.

5. Lingkungan Kerja
a. Lingkungan Fisik
1) Nurse Station
Berada di antara ruang perawatan D dan E dengan fasilitas meja,
kursi, AC, computer, telephone, alat tulis, trolly serba guna,
rekam medis, timbangan, trolly tindakan dan trolly obat, almari
penyimpanan dokumen ruangan, wastafel, loker penyimpanan
barang pribadi perawat, almari es, safety box, dispenser, kamar
mandi, tempat lap tangan, lemari penyimpanan obat oral dan
loker penyimpanan alat medis seperti selang oksigen, abocath,
spuit, selang catheher.
2) Ruang Obat

11
Ruang ini adalah ruang yang digunakan untuk menyimpan obat
injeksi, dan tempat mengoplos obat injeksi. Ruang obat terdapat,
almari es untuk menyimpan obat, kipas angin, troly
penyimpanan alat steril.
3) Lorong Belakang Ruang Perawat dan Kamar D
Lorong belakang ruang perawat dan kamar D adalah ruangan
yang digunakan untuk meletakkan loker perawat dan tempat
sampah yang terdiri dari tempat sampah infeksius dan non
infeksius. Ruang ini terdapat rak penyimpanan bengkok, baki,
dan alat setelah di gunakan.
4) Ruang Linen
Ruangan ini digunakan menyimpanan alat medis seperti
nebulizer, masker nebulizer, tabung oksigen, EKG, dan terdapat
almari penyimpanan linen bersih.
5) Loker penyimpanan barang pasien
Tempat loker ini digunakan untuk penyimpanan barang pribadi
pasien dan keluarga pasien.
6) Spoel Hook
Tempat ini digunakan untuk mencuci dan merendam alat setelah
digunakan serta tempat mencuci dan penyimpan baskom mandi.
7) Kamar perawatan
Terdiri dari beberapa ruangan yaitu:
a) Kamar A: ruang kelas III dengan kapasitas 5 tempat tidur,
ditujukan untuk pasien dalam berjenis kelamin perempuan
b) Kamar B: ruang kelas III dengan kapasitas 5 tempat tidur
ditujukan untuk pasien penyakit dalam berjenis kelamin
perempuan.
c) Kamar C: ruang kelas III dengan kapasitas 6 tempat tidur,
terdiri dari 2 ruangan isolasi untuk pasien dengan penyakit
infeksius dan 4 ruangan untuk pasien TBC.

12
d) Kamar D: ruang kelas III dengan kapasitas 3 tempat tidur,
ditujukan sebagai kamar alternative bila kamar lainnya
penuh, berjenis kelamin laki-laki dan perempuan.
e) Kamar E: ruang kelas III dengan kapasitas 9 tempat tidur,
ditujukan untuk pasien bedah dan penyakit dalam berjenis
kelamin laki-laki.
Fasilitas yang disediakan antara lain tempat tidur pasien, bantal
pasien, lampu, kipas, meja kursi, almari, bel pasien, kamar mandi
dalam, jam dinding, tempat sampah rumah tangga di luar kamar,
handrub di depan masing-masing kamar.
b. Lingkungan Non-fisik
Dalam rangka menjalankan komunikasi yang baik setiap pagi
sebelum melakukan aktivitas dinas pagi dilakukan renungan pagi
di depan ruang Anggrek 1 bersama dengan karyawan ruangan lain
secara bergiliran.
6. Kajian Indikator Mutu Ruangan (BOR, AVLOS, TOI, BTO)
a. BOR (Bed Occupancy Ratio)
Menurut Depkes RI (2005), BOR adalah prosentase pemakaian
tempat tidur pada satuan waktu tertentu.
Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara 60-85% (Depkes
RI, 2005).
Jumla h hari perawatan ruma h sakit
x 100 %
Jumla h tempat tidur x jumla h hari dalam satu periode

Bed Occupancy Rate atau Tingkat Hunian RS yang ditemukan


pada tanggal 11-13 Juni 2019
Jumlah pasien pada tanggal 10 Juni 2019 = 27 pasien
Jumlah pasien pada tanggal 11 Juni 2019 = 27 pasien
Jumlah pasien pada tanggal 12 Juni 2019 = 27 pasien

BOR = Bed Occupancy Rate

13
Jumlah pasien pada tanggal 10 Juni 2019 2019 = 27 pasien
27
BOR= x 100 %=96,4 %
28
Jumlah pasien pada tanggal 11 Juni 2019 2019 = 27 pasien
27
BOR= x 100 %=96,4 %
28
Jumlah pasien pada tanggal 12 Juni 2019 2019 = 27 pasien
27
BOR= x 100 %=96,4 %
28

b. AVLOS (Average Length of Stay)


Menurut Depkes RI (2005), ALVOS adalah rata-rata lama rawat
seorang pasien. Secara umum nilai AVLOS yang ideal antara 6-9
hari.

Jumla h lama rawat


Jumla h pasienkeluar (hidup +mati)

Daftar lama pasien di rawat dan pasien pulang tanggal 11 Juni


2019.
NamaPasie Tanggal Tanggal Keluar hidup/
n Masuk Keluar meninggal
Ny. S 8 Juli 2018 11 Juli 2018 Hidup
Ny. D 7 Juli 2018 11 Juli 2018 Hidup
Ny. E 9 Juli 2018 11 Juli 2018 Hidup
Ny. K 8 Juli 2018 11 Juli 2018 Hidup
Tn. S 7 Juli 2018 11 Juli 2018 Hidup
Sdr. R 8 Juli 2018 11 Juli 2018 Hidup
Sdr. S 7 Juli 2018 11 Juli 2018 Hidup
37
LOS : = 4,1
7
Daftar lama pasien di rawat dan pasien pulang tanggal 12 Juni
2019.
NamaPasie Tanggal Tanggal Keluar hidup/
n Masuk Keluar meninggal
Ny. S 8 Juli 2018 11 Juli 2018 Hidup
Ny. D 7 Juli 2018 11 Juli 2018 Hidup
Ny. E 9 Juli 2018 11 Juli 2018 Hidup
Ny. K 8 Juli 2018 11 Juli 2018 Hidup

14
Tn. S 7 Juli 2018 11 Juli 2018 Hidup
Sdr. R 8 Juli 2018 11 Juli 2018 Hidup
Sdr. S 7 Juli 2018 11 Juli 2018 Hidup

c. TOI (Turn Over Interval)


Menurut Depkes RI (2005), TOI adalah rata-rata hari dimana
tempat tidur tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi
berikutnya. Ideal tempat tidur kosong tidak terisi adalah 1-3 hari

( Jumla h tempat tidur x periode )−h ari perawatan


=¿
Jumla h pasien keluar( hidup+ mati)

d. BTO (Bed Turn Over)


Menurut Depkes Ri (2005), BTO adalah frekuensi pemakaian
tempat tidur pada suatu periode, berapa kali tempat tidur dipakai
dalam satu satuan waktu tertentu. Ideal dalam 1 tahun, satu
tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali.

¿¿

7. Pendidikan
Pendidikan perawat di ruang Flamboyan terdiri dari:

Pendidikan Jumlah Perawat Presentase


Ners 2 11,11 %
S.kep 1 5,56 %
Diploma 15 83,33 %

8. Pelatihan
Di ruang Flamboyan terdapat 18 perawat dan 4 Pembantu Orang Sakit
(POS), setiap tenaga mengikuti pelatihan untuk meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan diruang Flamboyan. Pelatihan dibagi menjadi dua
yaitu pelatihan tenaga medis dan tenaga non-medis.
Pelatihan yang diadakan adalah :

15
a) Pelatihan yang wajib diikuti oleh semua karyawan magang yaitu
Program Orientasi Umum (POU), Program Orientasi Khusus
(POK) Bantuan Hidup Dasar (BHD), Fire And Safety, Infection
Control, Hand Higyene.
b) Pelatihan lain yang diberikan oleh rumah sakit yaitu Basic Life
Support (BLS), Management Kepala Bangsal diikuti oleh Kepala
Ruang,service excellent

16

Anda mungkin juga menyukai