Makalah Vektor 1
Makalah Vektor 1
DIFERENSIASI VEKTOR
Di Buat Dalam Rangka memenuhi Tugas Mata Kuliah
Analisis Vektor
Dosen pembimbing
Ely Syafitri, M.Pd
UNIVERSITAS ASAHAN
TP. 2021/2022
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah swt yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan pengerjaan makalah yang berjudul ”Diferensiasi
Vektor”. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Analisis Vektor.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Kami sebagai
penyusun menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari para
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Hormat Kami,
KELOMPOK III
i
DAFTAR ISI
BAB I Pendahuluan..................................................................................................................1
2.8 Mekanika..................................................................................................................11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Vektor dalam matematika dan fisika adalah obyek geometri yang memiliki besar dan
arah. Vektor jika digambar dilambangkan dengan tanda panah (→). Besar vektor
proporsional dengan panjang panah dan arahnya bertepatan dengan arah panah. Vektor dapat
melambangkan perpindahan dari titik A ke B.
Vektor berperan penting dalam fisika seperti posisi, kecepatan dan percepatan obyek
yang bergerak dan gaya dideskripsikan sebagai vektor. Kalkulus Vektor (Bahasa Inggris :
Vektor Calculus) atau sering disebut Analisis Vektor dalam matematika adalah salah satu
cabang ilmu yang mempelajari analisis riil dari vektor dalam dua dimensi atau lebih dimensi.
Kalkulus vektor melingkupi operasi vektor (penjumlahan vektor, pengurangan vektor,
perkalian titik, dan perkalian silang vektor), diferensial vektor, integral vektor, dan teorema-
teorema yang berhubungan dengan operasi nabla.
Nabla adalah salah satu operator yang digunakan dalam kalkulus vektor. Cabang ilmu
ini sangat berguna bagi para insinyur dan fisikawan dalam menyelesaikan masalah karena
mengandung teknik-teknik dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan vektor.
Salah satu fokus dari kalkulus vektor adalah permasalahan bidang skalar, dimana terdapat
suatu nilai dalam setiap titik dalam ruang.
Contohnya pesawat terbang di malam hari tidak nyasar ke tempat lain karena pilot
mengemudikan pesawat dengan sistem vektor yang dikaligrasikan dengan komputer navigasi
pesawat sehingga pilot dapat memantau arah tujuan pendaratan pesawat.
1
6. Menjelaskan tentang Turunan Vektor
7. Menjelaskan tentang Turunan Geometri
8. Menjelaskan tentang Mekanika
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan tentang Diferensiasi
Vektor.
2
BAB II
PEMBAHASAN MATERI
R ⃗
Δ⃗ R (u+ Δu )−⃗
R (u)
=
Δu Δu
Gambar 2.1
d⃗
R Δ⃗
R lim ¿ ⃗ R ( u+ Δu )−⃗
R (u)
= lim = Δu→ 0 Jika limit ada.
du Δu →0 Δu Δu
d⃗
R
Karena merupakan vektor yang bergantung pada u, kita dapat menyatakan
du
d⃗
R d2 R
⃗
turunannya terhadap u. Jika turunan dari ada dapat dinotasikan sebagai . Turunan
du du2
tingkat tinggi dapat diperoleh dengan cara yang sama.
3
Dan spesifikasi fungsi vektor r⃗ (u) mendefinisikan x,y dan z sebagai fungsi u. Jika u
diganti, titik ujung dari r⃗ mendeskripsikan kurva ruang yang mempunyai persamaan
parametrik
d r⃗ dx ⃗ dy ⃗ dz ⃗
= i+ j+ k
du du du du
d r⃗
Jika u waktu yang bergantung pada t, menyatakan kecepatan v dengan titik ujung
du
d ⃗v d 2 r⃗
r⃗ mendeskripsikan kurva. Dengan cara yang sama, = menyatakan percepatan
dt dt 2
sepanjang kurva.
ekuivalen, ø(u) kontinu di u jika untuk masing – masing bilangan positif ε terdapat suatu
bilangan positif δ sedemikian sehingga
4
R (u) = R1(u)i⃗ + R2(u) ⃗j + R3(u)k⃗ dikatakan kontinu di u jika ketiga
Fungsi vektor ⃗
lim ⃗
fungsi skalar R1(u), R2(u), dan R3(u) kontinu kontinu di u jika Δu→ R (u + Δu) = ⃗
R (u). Secara
0
R (u) kontinu di u jika untuk masing – masing bilangan positif ε terdapat suatu
ekuivalen, ⃗
bilangan positif δ sedemikian sehingga :
R (u + Δu) - ⃗
│⃗ R (u)│< ε jika │Δu│< δ
Fungsi skalar atau vektor dari u dikatakan terdiferensiasi (dapat diturunkan) pada
tingkat n jika turunan ke – n ada. Fungsi yang dapat diturunkan biasanya kontinu namun
kebalikannya belum tentu benar. Jika tidak dinyatakan kita asumsikan bahwa semua fungsi
dapat diturunkan pada sebarang tingkat.
A, ⃗
Jika ⃗ B dan ⃗
C merupakan fungsi vektor yang dapat diturunkan terhadap skalar u,
dan ø merupakan fungsi skalar yang dapat diturunkan terhadap u, maka :
d ⃗ ⃗ d⃗
A dB ⃗
1. ( A + B) = +
du du du
Bukti :
d ⃗ ⃗ [ ⃗A ( u+ Δu )+ ⃗B ( u+ Δu ) ]−[ ⃗A ( u ) + ⃗B ( u ) ]
( A + B) = lim
du Δu→ 0 Δu
A (u+ Δu )−⃗
lim ¿ [ ⃗ A ( u ) ] lim ¿ [ ⃗
B ( u+ Δu )− ⃗
B ( u) ]
= Δu→ +
0
Δu Δu→ 0
Δu
d⃗A dB ⃗
= +
du du
d ⃗ ⃗ ⃗ d⃗ B d⃗ A ⃗
2. ( A . B) = A . + .B
du du du
Bukti :
d ⃗ ⃗ [ ⃗A ( u+ Δu ) . ⃗B ( u+ Δu) ]− [ ⃗A ( u ) . ⃗B ( u ) ]
( A . B) = lim
du Δu→ 0 Δu
5
=
A (u+ Δu ) . ⃗
⃗ B ( u+ Δu ) −⃗
A (u + Δu ) . ⃗
B ( u )+ ⃗
A ( u+ Δu ) . ⃗
B ( u ) −⃗
A (u). ⃗
B (u )
lim
Δu→ 0 Δu
A (u+ Δu ) .[ ⃗
⃗ B (u+ Δu )−⃗
B ( u )] A (u+ Δu )−⃗
⃗ A (u) . ⃗
B ( u)
= lim + lim
Δu→ 0 Δu Δu→ 0 Δu
d⃗
B d⃗ A ⃗
A.
=⃗ + .B
du du
d ⃗ ⃗ ⃗ d⃗ B d⃗ A ⃗
3. ( A x B) = A x + xB
du du du
Bukti :
d [ A ( t+ Δt ) X B ( t+ Δt ) ] −[ A ( t ) X B ( t ) ]
(A x B) = lim
dt Δt →0 Δt
A ( t+ Δt ) XB ( t + Δt )− A ( t + Δt ) XB ( t ) + A ( t+ Δt ) XB ( t )− A ( t ) XB(t)
= lim
Δt →0 Δt
A ( t+ Δt ) X [B ( t + Δt )−B ( t ) ] [ A ( t+ Δt )− A (t)] XB(t )
= lim + lim
Δt →0 Δt Δt →0 Δt
B ( t + Δt )−B(t )
= lim A ( t + Δt ) X lim +
Δt →0 Δt → 0 Δt
A ( t+ Δt )− A(t )
lim X B(t)
Δt →0 Δt
dB dA
=AX + XB
dt dt
d d⃗
A dø ⃗
4. A) = ø
(ø ⃗ + A
du du du
Bukti :
d [ ø ( t+ Δt ) A ( t+ Δt ) ]−[ø ( t ) A ( t ) ]
A ) = lim
(ø ⃗
dt Δt →0 Δt
ø ( t+ Δt ) A ( t+ Δt )−ø ( t+ Δt ) A ( t )+ ø ( t + Δt ) A ( t )−ø ( t ) A ( t )
= lim
Δt →0 Δt
ø ( t+ Δt ) [ A ( t+ Δt )− A ( t ) ] [ø ( t+ Δt )−ø ( t ) ] A ( t )
= lim + lim
Δt →0 Δt Δt →0 Δt
6
= Δtlim ø ( t+ Δt ) lim A ( t+ Δt )− A ( t ) + lim ø ( t+ Δt )−ø ( t ) A ( t )
→0
Δt →0 Δt Δt →0 Δt
d⃗ A dø ⃗
=ø + A
du du
d ⃗ ⃗ ⃗ ⃗ ⃗ dC ⃗ dB
⃗ d⃗ A ⃗ ⃗
5. ( A . B x C) = A . B x +⃗A. x⃗ C .BxC
du du du du
Bukti :
d ⃗ ⃗ ⃗ d (⃗
Bx⃗ C) d ⃗ A ⃗ ⃗
( A . B x C) A
=⃗ + . (B x C)
du du du
dC⃗ dB ⃗ d⃗A ⃗ ⃗
=⃗ A(⃗
Bx + x⃗C) + . (B x C)
du du du
dC⃗ d⃗B ⃗ d⃗A ⃗ ⃗
=⃗ A(⃗
Bx )+⃗ A( x C) + (B x C)
du du du
d ⃗ ⃗ ⃗ dC⃗ d⃗
B ⃗ d⃗
A ⃗ ⃗
6. { A x ( B x C ¿} = ⃗
A x (⃗
Bx )+⃗Ax( x C ¿+ ¿ .( B x C )
du du du du
Bukti :
d ⃗ ⃗ ⃗ d (⃗
Bx⃗C) d ⃗
A ⃗ ⃗
{ A x ( B x C ¿} = ⃗
A + x (B x C)
du du du
dC
⃗ d⃗ B ⃗ d⃗A ⃗ ⃗
A x(⃗
=⃗ Bx + x C) + x (B x C)
du du du
dC
⃗ d⃗
B ⃗ d⃗A ⃗ ⃗
A x(⃗
=⃗ Bx A x(
)+⃗ x C) + x (B x C)
du du du
Contoh :
1. Jika A = 5t2i + tj – t2k dan B = sin t i – cos t j. carilah :
d
a. (A . B)
du
d
b. (A x B)
du
d
c. (A . A)
du
Penyelesaian :
d ⃗ ⃗ d⃗
B d⃗ A ⃗
a. ( A . B) A.
=⃗ + .B
du du du
= (5t2i + tj – t2k) . (cost i + sint j) +
(10t i + j – 2t2k) . (sint i – cos t j)
= 5t2 cos t + t sin t + 10t sin t – cos t
= (5t 2−1 ¿ cos t + 11 t sin t
7
d ⃗ ⃗ d⃗
B d⃗ A ⃗
b. ( A x B) Ax
=⃗ + xB
du du du
i j k i j k
|
= 5t 2
t 3
−t + 10 t
cost sint 0
1
||
sint −cost
−2 t 2
0 |
= [t 3sin t i - t 3cos t j + (5t 2sin t – t cos t)k] +
[-3t2 cos t i - 3 t 3 sin t j + (-10 t cos t - sin t)k]
= ¿sint - 3 t 2cost)i – (t3 cos t + 3 t 2sint)j +
(5t 2sin t – sint -11t cost)k
d ⃗ ⃗ d⃗
A d⃗ A ⃗ d⃗
A
c. ( A . A) A.
=⃗ + . A = 2⃗
A
du du du du
= 2 (5t 2i + tj - t 3 k ) . (10ti + j - 3t 2k)
= 100t3 + 2t + 6t5
Penyelesaian :
8
2.5 TURUNAN PARSIAL DARI VEKTOR
∂2⃗
A ∂2 ⃗
A
= , yang berarti bahwa urutan pendiferensialan tidak dipermasalahkan.
∂x ∂ y ∂ y ∂ x
Aturan turunan parsial dari vektor mirip dengan turunan parsial dari fungsi skalar
A dan ⃗
pada kalkulus dasar. Jadi jika ⃗ B fungsi x,y,z maka sebagai contoh :
∂ ⃗ ⃗ ∂B
⃗ ∂⃗ A ⃗
1. (A.B¿ = ⃗A. + .B
∂x ∂X ∂X
∂ ⃗ ⃗ ∂⃗
B ∂⃗ A ⃗
2. (A x B¿ = ⃗
Ax + xB
∂x ∂X ∂X
∂2 ∂ ∂ ⃗ ⃗ ∂ ⃗ ∂⃗ B ∂⃗
A ⃗
3. A.⃗
(⃗ B¿ = { ( A . B ¿} = {A . + .B}
∂ y∂ x ∂ y ∂x ∂y ∂X ∂X
∂2 ⃗
B ∂⃗
A ∂⃗B ∂⃗ A ∂⃗B ∂2 A
A.
=⃗ + . + . + .
∂ y∂ x ∂ y ∂ X ∂x ∂ y ∂ y∂ x
B
⃗
Contoh Soal :
9
d
= ( cos t i−sin t j +k )
dt
= d ¿¿
= −sin t i−cos t j
A = A1 i⃗ + A2 ⃗j + A3 k⃗ maka d⃗
1. Jika ⃗ A = dA1 i⃗ + dA2 ⃗j + dA3 k⃗
A.⃗
2. d (⃗ B¿ = ⃗
A.d ⃗
B + d⃗
A.⃗
B
Ax⃗
3. d (⃗ B¿ = ⃗
A x d⃗
B+ d⃗
Ax⃗
B
∂⃗
A ∂⃗
A ∂⃗
A
4. Jika ⃗ A=
A (x , y , z) maka d⃗
A=⃗ dx + dy + dz
∂x ∂y ∂z
Turunan geometri melibatkan pembahasan tentang kurva ruang dan bidang. Jika C
d r⃗
kurva ruang yang didefinisikan oleh fungsi r⃗ (u), maka kita dapat mengetahui bahwa
du
merupakan vektor dalam arah tangen C. Jika skalar u dianggap sebagai arc panjang s yang
d r⃗
diukur dari suatu titik tertentu C maka merupakan vektor tangen satuan terhadap C dan
du
T . Rata – rata perubahan ⃗
dinotasikan dengan ⃗ T terhadap s merupakan ukuran kurva C dan
d T⃗ d T⃗
diberikan oleh . Arah dari pada sebarang titik C normal pada kurva di titik tersebut.
ds ds
N merupakan vektor satuan pada arah normal, hal ini disebut prinsip normal pada kurva.
Jika ⃗
d T⃗
Maka N dimana k disebut kelengkungan C pada titik tertentu. Nilai ρ= 1/k disebut jari
= k⃗
ds
jari kelengkungan.
10
C . Sistem koordinat ini disebut trihedral atau
panjang tangan kanan pada sebarang titik dari ⃗
triad di titik. Sejalan dengan perubahan s, sistem koordinat bergerak dan dikenal sebagai
trihedral bergerak.
T ,⃗
Himpunan relasi yang melibatkan turunan dari vektor yang fundamental ⃗ N dan ⃗
B
dikenal secara bersamaan sebagai Rumus Frenet – Serret yang diberikan oleh :
d T⃗
N
=k ⃗
ds
d⃗
N
B −k ⃗
=τ ⃗ T
ds
d⃗
B
N
=−τ ⃗
ds
dimana τ merupakan skalar yang disebut torsion. Nilai σ = 1/τ disebut jari – jari torsi.
Bidang yang bersinggungan dengan kurva di titik P merupakan bidang yang
memuat tangen dan prinsip normal di P. Bidang rectifying merupakan bidang yang melalui
P yang tegak lurus dengan prinsip normal.
Contoh Soal :
1. Carilah vektor singgung satuan T untuk kurva ruang x = 3 cos t, y = 3 sin t dan z = 4t!
Penyelesaian :
Vektor kedudukan dari sebarang titik pada kurva adalah :
R = 3 cos t I + 3 sin t j + 4t k, maka
dr
=−3 sin t i+3 cos t j+ 4 k
dt
dR dr
dt
= | |
dt
= √ ¿ ¿ ¿ = √ 9 ( sin 2 t+ cos2 t ) +16
11
dr
dr dr dt dt −3 sin t i+ 3cos t j + 4 k
Jadi, T = = = =
ds dt ds ds 5
dt
3 3
=- sin t i+ cos j+ 4 k
5 5
2.8 MEKANIKA
Dalam mekanika sering dilibatkan studi tentang pergerakan partikel sepanjng kurva,
studi ini dikenal dengan istilah kinematika. Hubungan antara pergerakan partikel tersebut
dengan geometri turunan sangatlah penting.
Studi tentang gaya dalam pergerakan benda disebut dinamika. Hal mendasar dalam studi
ini adalah hukum Newton yang menyatakan bahwa jika F merupakan gaya yang
⃗
dihasilkan oleh benda dengan massa m dan berpindah dengan kecepatan ⃗v maka :
d
F=
⃗ (m ⃗v ).
dt
d ⃗v
F=m
⃗ m ⃗a.
dt
Contoh soal :
12
b. Carilah besar dari kecepatan dan percepatan pada t = 0
Penyelesaian :
a. Vektor kedudukan r⃗ = xi + jy + zk = e−t i + 2 cos 3t j + 2 sin 3t k
Maka kecepatannya :
d r⃗
⃗v = =−e−t i−6 sin 3 t j+6 cos 3 t k
dt
Dan percepatannya :
d 2 r2 −t
a⃗ = =−e i−18 cos 3 t j+6 cos 3 t k
dt
dr 2 d 2 r2
b. Pada t = 0, =−i+ 6 kdan =i−18 j.Maka :
dt dt
Besarnya kecepatan pada t = 0 adalah √ (1)2+(6)2= √37
Besarnya percepatan pada t = 0 adalah √ (1)2+(−18)2=√ 325
BAB III
3.1. KESIMPULAN
Misalkan ⃗R (u) vektor yang bergantung pada variabel skalar tunggal u. Maka :
R ⃗
Δ⃗ R (u+ Δu )−⃗
R (u)
=
Δu Δu
R (u) tertentu merupakan vektor posisi r⃗ (u) yang menghubungkan titik
Jika vektor ⃗
asal O dan sebarang titik (x,y,z) pada sistem koordinat, maka :
Fungsi skalar atau vektor dari u dikatakan terdiferensiasi (dapat diturunkan) pada
tingkat n jika turunan ke – n ada. Fungsi yang dapat diturunkan biasanya kontinu
13
namun kebalikannya belum tentu benar. Jika tidak dinyatakan kita asumsikan bahwa
semua fungsi dapat diturunkan pada sebarang tingkat.
3.2 SARAN
Kami selaku penulis selalu terbuka kepada seluruh pembaca makalah ini agar selalu
memberikan saran dan masukan demi kesempurnaan makalah ini agar kelak makalah ini
mendekati sebuah kesempurnaan.
DAFTAR PUSTAKA
Spiegel, Murray R. 1994. Analisis Vektor dan Suatu Pengantar Analisis Tensor (Versi
S1/Metrik). Terjemahan oleh Hans J. Wospakrik. Jakarta: Erlangga.
14