Tugas Besar Drakot Rahmat Illahi 55
Tugas Besar Drakot Rahmat Illahi 55
DOSEN PENGAJAR :
ELMA SOFIA, ST., MT.
NIDN. 11.170693.01
ASISTENSI DOSEN :
ELMA SOFIA, ST., MT.
NIDN. 11.170693.01
DISUSUN OLEH :
RAHMAT ILLAHI
NPM. 17640177
REG PAGI BJM 4A
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat
dan karunia-Nya. Akhirnya kami dapat menyelesaikan penulisan Tugas Besar
yang berjudul “Perencanaan Drainase Perkotaan”.Tugas Besar Ini ini disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah Drainase Perkotaan.
1. Terima Kasih Kepada Ibu Elma Sofia ST., MT. Sebagai Dosen
Pengajar/Pengampu
2. Terima Kasih Kepada Ibu Elma Sofia ST., MT. Sebagai Asisten Dosen
Tugas Besar
3. Terima Kasih Kepada Saudara-Saudari yang telah bnyak membantu dalam
pengerjaan Tugas Besar ini.
RAHMAT ILLAHI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ..................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... viii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Maksud dan Tujuan ...........................................................................2
1.3 Batasan Masalah................................................................................ 2
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
Siklus keberadaan air di suatu lokasi dimana manusia bermukim, pada masa
tertentu akan mengalami keadaan berlebih, sehingga dapat mengganggu
kehidupan manusia. Selain itu, semakin kompleksnya kegiatan manusia dapat
menghasilkan limbah berupa air buangan yang dapat mengganggu kelangsungan
hidupnya, dan dengan adanya keinginan untuk meningkatkan kenyamanan dan
kesejahteraan hidup maka manusia mulai berusaha untuk mengatur lingkungannya
dengan cara melindungi daerah pemukimannya dari air berlebih dan air buangan.
Tujuan dari penulisan ini adalah sebagai salah satu Tugas Besar mata kuliah
Drainase Perkotaan, program Studi Teknik Sipil. Selain itu, penulis juga
bertujuan untuk meningatkan pengetahuan mengenai pentingnya keberadaan
saluran drainase pada sebuah kota atau daerah sebagai bagian dari
menanggulangi bencana banjir maupun krisis kekurangan air.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Drainase
1.) Single Purpose, yaitu saluran yang berfungsi mengalirkan satu jenis air
buangan, misalnya air hujan saja atau jenis air buangan lain seperti
limbah domestik, air limbah industri dan lain-lain.
1.) Saluran Terbuka, yaitu saluran yang lebih cocok untuk drainase air
hujan yang terletak di daerah yang mempunyai luasan yang cukup,
ataupun untuk drainase air non-hujan yang tidak membahayakan
kesehatan/menggangu lingkungan.
2.) Saluran Tertutup, yaitu saluran yang pada umumnya sering dipakai
untuk aliran air kotor (air yang mengganggu kesehatan/lingkungan)
atau untuk saluran yang terletak di tengah kota.
a). Siku
Dibuat pada daerah yang mempunyai topografi sedikit lebih tinggi dari
pada sungai. Sungai sebagai saluran pembuangan akhir berada di tengah
kota.
b). Paralel
Saluran utama terletak sejajar dengan saluran cabang. Dengan saluran
cabang (sekunder) yang cukup banyak dan pendek-pendek, apabila terjadi
perkembangan kota, saluran-saluran akan dapat menyesuaikan diri.
d). Alamiah
Sama seperti pola siku, hanya beban sungai pada pola alamiah lebih besar.
e). Radial
f). Jaring-jaring
Hidrologi adalah ilmu yang berkaitan dengan air di bumi, baik mengenai
terjadinya, peredarannya dan penyebarannya, sifat-sifatnya dan hubungan
dengan lingkungannya terutama dengan makhluk hidup (Bambang
Triatmodjo, 2008).
Siklus air merupakan fokus utama dari ilmu hidrologi. Laut merupakan
tempat penampungan air terbesar di bumi.Sinar matahari yang dipancarkan ke
bumi memanaskan suhu air di permukaan laut, danau, atau yang terikat pada
permukaan tanah.Kenaikan suhu memacu perubahan wujud air dan cair
menjadi gas.Molekul air dilepas menjadi gas. Ini dikenal sebagai proses
evaporasi (evaporation). Air yang terperangkap di permukaan tanaman juga
berubah wujud menjadi gas karena pemanasan oleh sinar matahari. Proses ini
dikenal sebagai transpirasi (transpiration).
lapisantanah, ke luar sebagai mata air (spring) dan bergabung dengan aliran
permukaan (surface run-off). Lebih jauh lagi air yang terinfiltrasi mungkin
dapat mengalami proses perkolasi ke dalam tanah menjadi aliran bawah tanah
(groundwater flow).
Hujan rencana adalah hujan harian maksimum yang akan digunakan untuk
menghitung intensitas hujan. Untuk mendapatkan curah hujan rancangan (Rt)
dilakukan melalui analisa frekuensi antara lain :
Persamaan
keterangan:
keterangan:
X = nilai variat pengamatan
Slog X = standart deviasi dari logaritma
n = jumlah data
log X = logaritma rata-rata
k = faktor frekuensi
keterangan:
XT = besarnya curah hujan yang terjadi dengan kala ulang T tahun
X = rata-rata x maksimum dari seri data Xi
k = faktor frekuensi
persamaan:
keterangan:
log X = logaritma rata-rata
Slog X = standart deviasi dari logaritma
Cs = koefisien kemencengan
k = faktor frekuensi
n = jumlah dataketerangan:
XT = besarnya curah hujan yang terjadi dengan kala ulang T tahun
X = rata-rata hitung variat
Sx = standard deviasi
Jika kecepatan aliran pada suatu titik tidak berubah terhadap waktu, maka
alirannya disebut aliran permanen atau tunak (steady flow), jika kecepatan
pada suatu lokasi tertentu berubah terhadap waktu maka alirannya disebut
aliran tidak permanen atau tidak tunak (unsteady flow).
Jika kecepatan aliran pada suatu waktu tertentu tidak berubah sepanjang
saluran yang ditinjau, maka alirannya disebut aliran seragam (uniform
flow).Namun, jika kecepatan aliran pada saat tertentu berubah terhadap jarak,
alirannya disebut aliran tidak seragam atau aliran berubah (nonuniform
flow or varied flow). Bergantung pada laju perubahan kecepatan terhadap
jarak, aliran dapat diklasifikasikan menjadi aliran berubah lambat laun
(gradually varied flow) atau aliran berubah tiba-tiba (rapidly varied flow).
1. Aliran laminar
Aliran dengan fluida yang bergerak dalam lapisan – lapisan, atau lamina –
lamina dengan satu lapisan meluncur secara lancar .Dalam aliran laminar ini
kekentalan (viskositas) berfungsi untuk meredam kecendrungan terjadinya
gerakan relatif antara lapisan. Sehingga aliran laminar memenuhi hukum
viskositas Newton
2. Aliran turbulen
3. Aliran transisi
Aliran kritis bila F=1 dan aliran dalam keadaan peralihan apabila 500 < Re <
2000[2]
Salah satu materi yang masuk dalam fluida statis adalah tekanan
hidrostatis. Pengertian tekanan hidrostatis adalah tekanan yang dialami
oleh benda di dalam zat cair yang diam. Yang berpengaruh terhadap besar
kecilnya tekanan hidrostatis adalah massa jenis zat cair, ketinggian zat
cair, dan percepatan gravitasi bumi.
Rumus tekanan hidrostatis :
Ph = ρ.g.h
P = Po+ρ.g.h
Keterangan :
Ph = tekanan hidrostatis, satuannya pascal (Pa atau N/m2)
P = tekanan total, satuannya pascal atau N/m2
Po = tekanan udara atau tekanan di atmosfer, satuannya pascal atau N/m2
g = percepatan gravitasi bumi, nilainya 9,8 m/s2 atau 10 m/s2
ρ = massa jenis zat cair, satunnya kg/m3
h= kedalaman zat cair dari permukaan, satuannya meter
Persamaan :
Q1 = Q2
V = C √RS
Dimana:
V : Kecepatan rata-rata (m/detik)
C : Faktor tahanan aliran (koefisien Chezy)
S : Kemiringan dasar saluran
2. Manning (1889)
Rumus Manning yang paling terkenal dan paling banyak digunakan
karena mudah pemakaiannya.
V = 1 n . R2/3 .S ½
C = 1 n . R1/6
Dimana:
R : Jari-jari hidrolis
S : Kemiringan saluran
n : koefisien Manning, yang dapat dilihat pada Lampiran.
a. Penampang Persegi
Jari-jari hidrolik:
R = ℎ⁄2
b. Penampang Trapesium
A = ( B+ ℎ)ℎ
B + 2ℎ√ m2 + 1
Dengan:
M = θ = 60o
c. Penampang Segitiga
A = ℎ2 tan θ atau h =
P = (2ℎ) sec θ
BAB III
Diketahui :
Tabel 3.1 Data curah hujan Desa Buah:
1991 130 76 77
1993 128 54 98
1994 117 60 64
1995 139 57 66
1996 113 60 33
1997 130 50 40
1998 134 55 75
1999 142 90 80
2003 162 79 98
2005 116 52 57
2006 110 52 64
2007 82 43 86
2008 74 110 55
2009 94 72 76
2010 94 38 99
2011 80 51 68
2012 80 37 112
2013 91 59 57
2015 85 127 48
I 41,X1X2
II 31, X1X2
IV 16, X1X2
V 48, X1X2
VI 5, X1X2
Permukiman 20 0,7
I Jalan 20 0,8
Persawahan 60 0,6
Persawahan 10 0,6
Jalan 25 0,8
II Permukiman 40 0,7
Jalan 30 0,8
Permukiman 20 0,7
Jalan 25 0,8
Permukiman 50 0,7
IV
Fasilitas Umum 10 0,5
Persawahan 20 0,6
Jalan 25 0,8
V Permukiman 30 0,7
Jalan 30 0,8
Permukiman 40 0,7
VI
Fasilitas Umum 15 0,5
Persawahan 25 0,6
Jalan 20 0,8
Tabel 3.4 Panjang Limpasan (Lo), Panjang Saluran Rencana (Ld), dan Elevasi
Saluran sebagai berikut :
Elevasi
BLOK Saluran Lo Ld
Awal Akhir
BAB IV
ANALISIS HIDROLOGI
Contoh perhitungan :
Ri = 127,33
R= = 1758/20 = 87.9
Sesuai tabel Reduce Mean dan Reduced Standart Deviation (Lampiran,) untuk
n = 20, maka
σn = 1,0628
Yn = 0,5236
Standar deviasi (σR)
σR = = = = 18,58
= = 17,48
R=μ+ .Y
R = 78,75 + .Y
Titik ini diplotkan pada grafik homogenitas, ternyata titik (20 : 2,2) berada
pada garis homogenitas, berarti data hujan pada ketiga stasiun hujan tersebut
adalah TIDAK HOMOGEN.
st. S.
st. Durian
No Tahun Mangga Pepaya
mm mm mm
1 2015 85 127 48
2 2014 117 162 73
3 2013 91 59 57
4 2012 80 37 112
5 2011 80 51 68
6 2010 94 38 99
7 2009 94 72 76
8 2008 74 110 55
9 2007 82 43 86
10 2006 110 52 64
11 2005 116 52 57
12 2004 108 160 61
13 2003 162 79 98
14 2002 112 120 85
15 2001 142 160 80
16 2000 128 100 56
17 1999 142 90 80
18 1998 134 55 75
19 1997 130 50 40
20 1996 113 60 33
Total 2194 1677 1403
R 109,7 83,85 70,15
A. Uji Konsistensi Stasiun (A)
Tabel 4.4 Uji Konsistensi Stasiun
Rata2 Curah akumulasi curah
Akumulasi Rata2
Tahun Sta. B,C Hujan Sta. hujan sta A
Stasiun BC (mm)
(mm) A (mm) (mm)
2015 87,5 87,5 85 85
2014 117,5 205 117 202
2013 58 263 91 293
RT = R + (Yt - Yn)
= 18.685
Untuk jumlah data (n) = 20, maka berdasarkan pada table Reduced Mean
dan reduced standard deviation diperoleh :
= 1,0628
Yn = 0,5236
Untuk PUH = 2 tahun, maka berdasarkan tabel reduced variate diperoleh
nilai Yt = 0,3665.Pemilihan PUHtahun berdasarkan pada pertimbangan
skala ekonomi dan skala resiko. Meskipun biaya yang dikeluarkan lebih
sedikit jika dibandingkan dengan PUH tahun tetapi faktor resiko genangan
masih tetap diperhitungkan.
RT = R + (Yt - Yn)
b= = 1,767
Se = = 7,383
= = = 0,088
Cs = = 0,528
Untuk PUH = 5 tahun, tabel distribusi log person tipe III, untuk Cs= 0,6
diperoleh Kx = 0,842
Nilai logaritma dari data curah hujan untuk PUH tahun, yaitu :
XT =X + KX. = 1,94 + (0,842*0,088) = 2,009
Tabel 4.11 Perhitungan Standar Deviasi untuk metode Log Person Tipe III
Ranking Ri Xi= log Ri Xi-X (Xi-X)2 (Xi-X)3
1 127 2,10 0,17 0,028817 0,004892
2 117 2,07 0,13 0,018019 0,002419
3 113 2,05 0,12 0,013898 0,001638
4 110 2,04 0,10 0,011001 0,001154
5 107 2,03 0,09 0,008619 0,000800
6 104 2,02 0,08 0,006699 0,000548
7 95 1,98 0,04 0,001682 0,000069
8 88 1,94 0,01 0,000086 0,000001
9 87 1,94 0,00 0,000007 0,000000
10 81 1,91 -0,03 0,000812 -0,000023
11 80 1,90 -0,03 0,001150 -0,000039
12 77 1,89 -0,05 0,002371 -0,000115
13 76 1,88 -0,05 0,002753 -0,000144
14 75 1,88 -0,06 0,003387 -0,000197
15 75 1,88 -0,06 0,003615 -0,000217
16 73 1,87 -0,07 0,004884 -0,000341
17 70 1,85 -0,09 0,007749 -0,000682
18 69 1,84 -0,10 0,009281 -0,000894
19 68 1,83 -0,10 0,010986 -0,001151
20 66 1,82 -0,11 0,012872 -0,001460
Total 38,70 0,148689 0,006255
Rata2 (X) 1,94
Sumber : Hasil Perhitungan
Tabel 4.12 Perhitungan HHM dengan metode Log Person Tipe III
PUH RT (mm/24
Kx Kx.δx Xt
tahun jam)
2 -0,099 -0,009 1,944 87,8912
5 0,8 0,071 1,864 73,1842
10 1,328 0,117 1,818 65,7216
25 1,939 0,172 1,764 58,0306
Sumber : Hasil Perhitungan
Xr = 86,14
Xr2 = 7419,51
m= =2
bi = = -52,656
menghitung nilai b
b = =0
oleh karena nilai b sangat kecil maka dalam perhitungan ini diambil b = 0
menghitung nilai (Xi + b)
n=1 Xi + b = 20
n = 20 Xi + b = 20
Pada tabel 4.14 dapat dilihat hasil perhitungan nilai (Xi+b)
Tabel 4.14 Perhitungan nilai (Xi+b)
No Xi Log Xi (xi+b) Log (xi+b) Log (xi+b)2
1 127 2,10 127,33 2,10 4,43
2 117 2,07 137,33 2,14 4,57
3 113 2,05 114,94 2,06 4,25
4 110 2,04 113,41 2,05 4,22
5 107 2,03 110,44 2,04 4,17
6 104 2,02 104,24 2,02 4,07
7 95 1,98 94,67 1,98 3,91
8 88 1,94 88,00 1,94 3,78
9 87 1,94 86,67 1,94 3,76
10 81 1,91 80,67 1,91 3,64
11 80 1,90 79,67 1,90 3,61
12 77 1,89 77,00 1,89 3,56
13 76 1,88 76,33 1,88 3,54
14 75 1,88 75,33 1,88 3,52
15 75 1,88 75,00 1,88 3,52
16 73 1,87 73,33 1,87 3,48
17 70 1,85 70,33 1,85 3,41
18 69 1,84 69,00 1,84 3,38
19 68 1,83 67,67 1,83 3,35
20 66 1,82 66,33 1,82 3,32
Total 38,70 75,49
Sumber : Hasil Perhitungan
- = 0,24
Pada tabel 4.15 dapat dilihat mengenai hasil perhitungan HHM dengan
metode Iwai Kadoya.
Tabel 4.15 Perhitungan HHM metode Iway Kadoya
Xo + (1/C. ξ) HHM mm/24
PUH ξ (1) 1/C. ξ (2) (4)=antilog(3)
(3) = Xo+(2) jam (5)=(4)-b
2 0,0000 1,94 86,14 86,14
5 0,5951 0,1458 2,08 120,49 120,49
10 0,9062 0,2220 2,16 143,60 143,60
25 1,2379 0,3032 2,24 173,14 173,14
Sumber : Hasil Perhitungan
I= = 19,38
Untuk PUH 5 tahun, maka nilai HHM yang digunakan adalah 117,21
mm/24jam (Metode Gumbell)
I= 27,11
Tabel 4.17 Perhitungan Intensitas Hujan
PUH I
2 19.38
5 27.11
10 32.31
25 38.96
Sumber : Hasil Perhitungan
Tabel 4.18 Dasar Durasi Hujan Kota Jakarta
Durasi Intensitas hujan Jakarta (mm/jam) untuk periode ulang hujan (tahun)
(menit)
2 5 10 25 50
5 126 148 155 180 191
10 114 126 138 156 168
20 102 114 123 135 144
40 76 87 96 105 114
60 61 73 81 91 100
120 36 45 51 58 63
240 21 27 30 35 40
Sumber : Hasil Perhitungan
Berikut ini contoh perhitungan intensitas hujan untuk PUH 5 tahun, durasi
(t) = 5 menit
I5menit =106,24 mm/jam
Untuk hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.19.
= 68,63
= 12,42
= 72,42
c. Intensitas hujan
14,84
I = 178,10
setiap durasi digunakan perumusan secara empiris, dimana data curah hujan
didasarkan pada rentang durasi per 60 menit (1 jam).
Dengan menggunakan tabel pedoman hujan Tanimoto didapat pola
distribusi curah hujan hanya diambil sampai 2 jam pertama (untuk hujan 170
mm) karena menghasilkan curah hujan yang maksimum. Untuk PUH 5
tahun, maka nilai HHM yang digunakan adalah jam (metode gumbel)
Menghitung nilai HHM, sebagai berikut :
= 44,08
= 14,19
= 29,13
= . = (60/5)*5,85 = 70,15
Contoh perhitungan
Untuk PUH (T) = 5 tahun; durasi (t) = 5 menit
= (0.21 ln 5+ 0.52) . (0.54× 5 0.25 + 0.5) . 29,13 = 7,69 mm/ jam
5518,675
41,02
119,919
= 2,494
= 0,46
2632,138
385,46
0,284
Sehingga persamaan yang didapatkan adalah
→ 152,956
Tabel 4.33 Perhitungan Rumus Intensitas hujan berdasarkan Data Distribusi Intensitas Hujan Metode Van Breen untuk PUH 2
tahun
log t x
No t I Ixt I2 I2xt log t log I log2t t0,5 I x t0,5 I2 x t0,5
log I
1 5 116,28 581,42 13522,06 67610,3 0,70 2,07 1,4437 0,49 2,24 260,02 30236,24383
2 10 105,21 1052,10 11069,08 110690,8 1,00 2,02 2,0221 1,00 3,16 332,70 35003,49819
3 20 94,13 1882,70 8861,39 177227,9 1,30 1,97 2,5679 1,69 4,47 420,98 39629,36266
4 40 70,14 2805,59 4919,59 196783,6 1,60 1,85 2,9573 2,57 6,32 443,60 31114,22062
5 60 56,30 3377,78 3169,29 190157,2 1,78 1,75 3,1126 3,16 7,75 436,07 24549,18291
6 120 33,22 3986,89 1103,84 132461,0 2,08 1,52 3,1634 4,32 10,95 363,95 12091,97863
7 240 19,38 4651,38 375,61 90147,1 2,38 1,29 3,0642 5,67 15,49 300,25 5818,967838
JUMLAH 494,67 18337,86 43020,86 965077,8 10,84 12,47 18,33 18,90 50,39 2557,58 178443,45
Sumber : Hasil Perhitungan
TALBOLT ISHIGURO
a = 5518,675 A = 385,46
b = 41,02 B = 0,284
SHERMAN
log a = 2,494
antilog
a = 312,188
n = 0,46
Tabel 4.35 Perhitungan Rumus Intensitas hujan berdasarkan Data Distribusi Intensitas Hujan Metode Van Breen untuk PUH 5
tahun
log t x
No t I Ixt I2 I2xt log t log I log2t t0,5 I x t0,5 I2 x t0,5
log I
1 5 148,61 743,03 22083,47 110417,3 0,70 2,17 1,5182 0,49 2,24 332,29 49380,13043
2 10 126,52 1265,15 16006,08 160060,8 1,00 2,10 2,1021 1,00 3,16 400,08 50615,65835
3 20 114,47 2289,32 13102,48 262049,6 1,30 2,06 2,6784 1,69 4,47 511,91 58596,0715
4 40 87,36 3494,23 7631,01 305240,6 1,60 1,94 3,1101 2,57 6,32 552,49 48262,77627
5 60 73,30 4397,91 5372,66 322359,7 1,78 1,87 3,3164 3,16 7,75 567,77 41616,46095
6 120 45,18 5422,08 2041,59 244991,0 2,08 1,65 3,4410 4,32 10,95 494,97 22364,51324
7 240 27,11 6506,49 734,97 176393,5 2,38 1,43 3,4112 5,67 15,49 419,99 11386,15126
JUMLAH 622,53 24118,20 66972,26 1581512,5 10,84 13,23 19,58 18,90 50,39 3279,49 282221,76
Sumber : Hasil Perhitungan
TALBOLT ISHIGURO
a = 7761,905 a = 540,78
b = 48,54 b = 0,813
SHERMAN
log a = 2,553
antilog
a = 357,434
n = 0,43
Tabel 4.37 Perhitungan Rumus Intensitas hujan berdasarkan Data Distribusi Intensitas Hujan Metode Van Breen untuk PUH 10
thn
log t x
No t I Ixt I2 I2xt log t log I log2t t0,5 I x t0,5 I2 x t0,5
log I
1 5 166,94 834,68 27867,35 139336,7 0,70 2,22 1,5535 0,49 2,24 373,28 62313,28758
2 10 148,63 1486,26 22089,73 220897,3 1,00 2,17 2,1721 1,00 3,16 470,00 69853,86476
3 20 132,47 2649,42 17548,60 350972,0 1,30 2,12 2,7609 1,69 4,47 592,43 78479,7276
4 40 103,39 4135,68 10689,93 427597,1 1,60 2,01 3,2273 2,57 6,32 653,91 67609,03356
5 60 87,24 5234,23 7610,31 456618,6 1,78 1,94 3,4509 3,16 7,75 675,74 58949,20183
6 120 54,93 6591,25 3016,98 362037,8 2,08 1,74 3,6173 4,32 10,95 601,70 33049,37428
7 240 32,31 7754,41 1043,94 250545,2 2,38 1,51 3,5925 5,67 15,49 500,54 16172,62053
JUMLAH 725,90 28685,92 89866,84 2208004,6 10,84 13,72 20,37 18,90 50,39 3867,59 386427,11
Sumber : Hasil Perhitungan
TALBOLT ISHIGURO
a = 9547,052 a = 656,57
b = 52,55 b = 1,003
SHERMAN
log a = 2,600
antilog
a = 397,905
n = 0,41
Tabel 4.39 Perhitungan Rumus Intensitas hujan berdasarkan Data Distribusi Intensitas Hujan Metode Van Breen untuk PUH 25
thn
log t x log
No t I Ixt I2 I2xt log t log I log2t t0,5 I x t0,5 I2 x t0,5
I
1 5 186,02 930,10 34603,23 173016,1 0,70 2,27 1,5864 0,49 2,24 415,95 77375,17122
2 10 163,62 1636,19 26771,24 267712,4 1,00 2,21 2,2138 1,00 3,16 517,41 84658,08686
3 20 140,25 2804,90 19668,66 393373,3 1,30 2,15 2,7932 1,69 4,47 627,19 87960,94134
4 40 111,03 4441,09 12327,06 493082,5 1,60 2,05 3,2769 2,57 6,32 702,20 77963,18713
5 60 97,39 5843,54 9485,27 569116,4 1,78 1,99 3,5359 3,16 7,75 754,40 73472,61742
6 120 61,36 7362,86 3764,71 451764,6 2,08 1,79 3,7173 4,32 10,95 672,13 41240,28029
7 240 38,96 9349,67 1517,64 364234,5 2,38 1,59 3,7859 5,67 15,49 603,52 23511,23757
JUMLAH 798,62 32368,35 108137,82 2712299,9 10,84 14,04 20,91 18,90 50,39 4292,81 466181,52
Sumber : Hasil Perhitungan
TALBOLT SHERMAN
log a = 2,619
a = 11194,919
antilog
b = 57,59
a = 415,697
n = 0,40
ISHIGURO
a = 771,25
b = 1,385
BAB V
C gab = = = 0,675
Tabel 5.2 Penentuan Blok Pelayanan, Tata Guna, dan Koefisien Pengaliran
tata guna Luas(Ha)
Blok Ha prosentase C Cgab
lahan TGL
Pemukiman 0.1 0.04 0.7
I 41.77 Jalan 0.1 0.04 0.8 0.675
persawahan 0.2 0.08 0.6
Pemukiman 0.1 0.03 0.7
II 31.77 Jalan 0.1 0.03 0.8 0.675
persawahan 0.2 0.06 0.6
Pemukiman 0.2 0.12 0.7
Jalan 0.1 0.06 0.8
III 60.77 0.620
Jalur Hijau 0.1 0.06 0.3
persawahan 0.1 0.06 0.6
Pemukiman 0.2 0.03 0.7
Jalan 0.1 0.02 0.8
IV 16.77 Fasilitas 0.600
Umum 0.1 0.02 0.5
Jalur Hijau 0.1 0.02 0.3
Pemukiman 0.2 0.10 0.7
Jalan 0.1 0.05 0.8
V 48.77 Fasilitas 0.600
Umum 0.1 0.05 0.5
Jalur Hijau 0.1 0.05 0.3
Pemukiman 0.1 0.01 0.7
Jalan 0.1 0.01 0.8
VI 5.77 Fasilitas 0.560
Umum 0.2 0.01 0.5
Jalur Hijau 0.1 0.01 0.3
Pemukiman 0.2 0.05 0.7
Jalan 0.1 0.02 0.8
Fasilitas
VII 22.77 0.1 0.02 0.5 0.600
Umum
Jalur Hijau 0.1 0.02 0.3
persawahan 0.1 0.02 0.6
Sumber :HasilPerhitungan
Sehingga :
Cs = 2tc / (2tc + td) = 0,76
I =
= 24,569 mm/jam
Q dapat di tentukan dengan rumus :
Q = 0,278 .C .I .A . Cs = 11,82
Untuk saluran – saluran lain dengan PUH = 2 tahun dapat dilihat pada tabel
berikut :
5 Kondisi optimum:
Saluran 1-2:
y= = 4,29
Perhitungan ini terdiri dari elevasi muka tanah, elevasi muka air di
saluran dan elevasi dasar saluran.
Perhitungan :
Saluran tersier 1 – 2 :
Elevasi muka tanah awal = 2,2
Elevasi muka tanah akhir = 2,1
Freeboard (Fb) = 0,2
Tinggi (h) saluran = 4,50 m
Slope saluran = 0,00008
Ld = 720 m
Elevasi muka air awal = elevasi muka tanah awal – Fb
= 2,2 - 0,2 = 2
Elevasi muka air akhir = elevasi muka tanah akhir – Fb
= 2,1 - 0,2 = 1,9
Kehilangan energi (Hf) = slope x Ld = 0,056
Elevasi dasar saluran awal
= elevasi muka tanah awal – Fb – tinggi (h) saluran
= 2,2 - 0,2 - 4,50 = -2,50
Elevasi dasarsaluran akhir
= Elevasi muka tanah akhir – Fb – h saluran – Hf
= 2,1 - 0,2 – 0,056 = -2,66
BAB VI
BILL OF QUANTITY
0,3
0,3
Pasangan Batu Kali
b2 Tanah dipadatkan
Gambar 6.1 Penampang Saluran Drainase
Volume = A × Ld ×2 = 642,24m3
Perhitungan volume batu kali selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 6.1.
b1 b b1 a
Y
X
b2 b3
Gambar 6.2 Penampang saluran
Sedangkan untuk perhitungan volume galian dapat dilihat pada Tabel 6.2
h b2 b1 b3 Ld b Vol
Saluran Tan 30 a Vol Y Vol X
(m) m m m m m Galian
6 ke 5 0,2 0,4 0,2 0,4 400 2,7 0,6 0,24 1056,00 460,8 1516,80
1 ke 7 0,3 0,4 0,2 0,4 370 2,7 0,6 0,36 1098,90 519,48 1618,38
7 ke 8 1,7 0,8 0,4 0,8 560 2,5 0,6 2,04 4765,60 5718,7 10484,32
Total 25601,06
Sumber : Hasil Perhitungan
Volume Saluran
Volume Saluran = b×H×Ld
= 180m3
Perhitungan volume saluran dapat dilihat pada Tabel 6.3
Table 6.3 Volume Saluran
Ld H b
Saluran Vol.Saluran
m (m) m
1 ke 2 720 0,1 2,5 180
2 ke 3 550 1,6 2,5 2200
4 ke 2 520 0,3 2,6 405,6
6 ke 5 400 0,2 2,7 216
1 ke 7 370 0,3 2,7 299,7
7 ke 8 560 1,7 2,5 2380
Total 5681,3
Sumber : Hasil Perhitungan
h b2 b Ld Vol.Tanah
Saluran
m M m m Padat
1 ke 7 0,3 0,4 2,7 370 255,3
7 ke 8 0,3 0,8 2,5 560 285,6
Total 1960,2
Sumber : Hasil Perhitungan
t1
Fb
h gor
h
t2
0,05
0,10
Beton 1:2:3
Lantai Kerja 1:2:3
Urugan pasir dipadatkan
Tabel 6.6 Perhitungan Volume Bahan dan Volume Tanah untuk Gorong-gorong
Volume Bahan
V
b V plat Vb V urugan V
h gorong2 L gorong2 V penutup V Galian Lantai
Gorong-gorong T1 T2 T3 gorong2 dasar dinding Pasir Gorong2
Kerja
m m m m3 m3 m3 m3 m3 m3 m3
7 ke 8 0.2 0.25 0.25 1.6242 1.0828 5 2.1242 2.6552 2.7070 26.287 0.524 1.049 8.505
2 ke 3 0.2 0.25 0.25 2.2778 1.5185 5 2.7778 3.4722 3.7963 40.016 0.691 1.382 17.085
total 4.9019 6.1274 6.5032 66.303 1.215 2.431 25.591
Sumber : Hasil Perhitungan
Volume Lantai Kerja dan Volume Urugan Pasir
V Lantai V urugan
Gorong-gorong b gorong2 T3 Lg Kerja Pasir
m m3 m3
7 ke 8 1,6242 0,25 5 0,5310 1,0621
2 ke 3 2,2778 0,25 5 0,6944 1,3889
Total 1,2255 2,4510
Sumber : Hasil Perhitungan
Volume Gorong-gorong
b
Gorong-gorong
h gorong2 Lg gorong2 Volume
m m m3
7 ke 8 1,0828 5 1,56242 8,7932
2 ke 3 1,5185 5 2,2778 17,2941
Sumber : Hasil Perhitungan
Harga Harga
No Uraian Pekerjaan Satuan Satuan Volume Pekerjaan
Rp Rp
2 Urugan kembali dengan M3 5.430,25 13.618 73.947.899,48
pemadatan
235.453.691,11
Sub Jumlah
Sumber : Hasil Perhitungan
BAB VII
PENUTUP
7.1. Kesimpulan
1. Titik ini diplotkan pada grafik homogenitas, ternyata titik (20 : 2,2)
berada pada garis homogenitas, berarti data hujan pada ketiga stasiun hujan
tersebut adalah TIDAK HOMOGEN.
2. Uji konsistensi ini digunakan agar penyimpangan pada hasil perhitungan
dapat diperkecil. Dasar dari metode ini adalah membandingkan curah hujan
tahunan akumulatif dari stasiun yang diuji dengan curah hujan rata-rata tahunan
akumulatif dari stasiun pembanding.
3. Dari tabeldiatas didapatkan rata-rata untuk durasi 60 dan 120 menit
(durasi hujan di indonesia) yang nilainya terbesar diantara ketiga metode adalah
intensitas hujan dengan metode Van Breen. Jadi nilai distribusi intensitas hujan
yang akan digunakan pada perhitungan selanjutnya adalah 7,69
4. Berdasarkan tabel dan grafik tersebut dapat diketahui bahwa selisih intensitas
hujan terkecil adalah hasil perhitungan dengan metode Talbolt. Berarti untuk
perhitungan intensitas hujan PUH 2 tahun digunakan metode dengan rumus :
Tabolt.
5. Perhitungan perencanaa system drainase dapat hasil deebit limpasannya
11,09(m3/detik) , rata – rata itensitas hujan yang besarnya tergantung waktu
konsentrasi adalah 24,569 mm/jam.
6. Perhitungan Elevasi dasar saluran awal-2,50 dan Elevasi dasarsaluran akhir
Adalah -2,66 beserta kecepatan gorong-gorong (Vg) = 2,3437.
7. RAB (Rancangan Anggaran Biaya) drainase adalah Rp. 887.501.023,14.-
7.2 Saran
Bagi teman teman yang ingin mendalami ilmu DRAINASE PERKOTAAN hendak
nya membaca artikel atau buku yang lebih lengkap.
DAFTAR PUSTAKA
Van Rafi’i, Candra Hakim. 2013. Analisis Geospasial Perubahan Tata GunaLahan
Terhadap Daerah Aliran Sungai Kuripan Lampung. Fakultas
Teknik,Universitas Lampung. Lampung.