A. DASAR TEORI
Kehilangan air dapat dilihat dari dua sisi : dari sisi kehilangan itu sendiri dan dari sisi jika tidak
kehilangan. Pemahaman dua dimensi ini memberikan kita gambaran bahwa kehilangan air
merupakan wanprestasi dari suatu proses pelayanan air secara keseluruhan. Ini penilaian dari
sisi kehilangan air. Sementara dari sisi jika tidak kehilangan memberikan nilai bahwa ada hak
publik yang diambil yang seharusnya ada (DPU 2009:II/22). Agar pelayanan air PDAM ke
masyarakat tidak terganggu dan dapat mencapai standart pelayanan maka harus
memperhatikan aspek-aspek yang sangat berpengaruh yaitu kualitas, kontinuitas, dan kuantitas
(K3). Untuk itu pengelola air minum di Indonesia mulai mencari suatu metodologi yang tepat
digunakan untuk indikasi kehilangan air.
Kehilangan air adalah jumlah air yang tercatat di water meter namun tidak menjadi
penghasilan dalam suatu perusahaan yang menyediakan air bersih. Kehilangan air
diklasifikasikan menjadi :
Un- Accounted
Water Air yang tidak tercatat ( terukur ) tetapi tidak dapat dipertanggung jawabkan. Air
yang hilang tidak terpantau, tidak diketahui lokasi kebocorannya atau kedudukannya.
Non Revinue Water
Air yang tidak menjadi penghasilan tetapi dapat dipertanggung jawabkan. Air yang hilang
dapat diukur dan diketahui besarnya namun tidak dapat direkeningkan.
SUMBER-SUMBER KEHILANGAN AIR
Kehilangan fisik
Kebocoran pada pipa Distribusi
1. Kebocoran pada badan pipa
2. Kebocoran pada alat sambung
3. Kebocoran pada air valve
4. Kebocoran pada gate valve
5. Perbaikan pipa
6. Pengurasan pipa
Kehilangan non fisik
Kesalahan pada meter pelanggan
1. Akurasi meter pelanggan
2. Kesalahan bacaan water meter pelanggan
Kesalahan administrasi
1. Kesalahan pembacaan angka meter : jumlah receck yang ada
2. Kesalahan pembuatan rekening : jumlah rekening yang salah
UNTUK MENGETAHUI PENYIMPANGAN METER AIR / EROR WATER METER
% Error water meter : x 100%
Toleransi error akuration : 5%
Apabila hasil eror water meter :
Tidak akurat dan nilai yang dihasilkan adalah (+) maka ini keuntungan bagi PDAM
Tidak akurat dan nilai yang dihasilkan adalah (-) maka ini kerugian bagi PDAM
Akurat dan nilai yang dihasilkan adalah (+) maka ini keuntungan bagi PDAM
Akurat dan nilai yang dihasilkan adalah (-) maka ini kerugian bagi PDAM
B. TUJUAN
1. Mengetahui tingkat keakuratan water meter
2. Mengetahui tingkat kehilangan air
3. Mengetahui prinsip kerja water meter
4. Mengetahui cara pembacaan water meter
5. Menerapkan teori yang telah diperoleh dalam perkuliahan dengan praktik
secara langsung
C. MANFAAT
Mahasiswa dapat menentukan dan dapat mengetahui tingkat keakuratan water meter,
yang bisa diterapkan nantinya dalam kegiatan di lapangan.
E. CARA KERJA
Prosedur akurasi water meter :
1. Lihatlah posisi water meter dan catat stand water meter.
2. Siapkan beaker glass dan pembaca water meter.
3. Isi beaker glass sampai angkat diwater meter bertambah 1 L.
4. Ukur jumlah air yang ada dibejana dengan menggunkan gelas ukur
5. Catat hasil yang didapat.
6. Menghitung tingkat akurasi water meter dengan rumus :
% Error water meter : x 100%
F. DATA PENGAMATAN
Tabel Hasil Akurasi
G. PERHITUNGAN
Starting Flow
Rumus : Volume
Waktu
H. PEMBAHASAN
Dari praktik yang telah dilakukan diperoleh persen error water meter sebesar 0,81 % dan dari data
diatas diperoleh perbedaan volume yang cukup jauh, kami telah mengulangi percobaan tersebut
hingga seakurat mungkin tetapi hasil yang diperoleh tetap sama, lumayan jauh dari toleransi error
water meter. Hal ini berarti status water meter tidak akurat tetapi menguntungkan pihak PDAM
karena volume yang terbaca oleh water meter lebih besar daripada air yang keluar saat pengukuran.
I. KESIMPULAN
Dari pelaksanaan praktik akurasi water meter dengan percobaan 3 kali dengan water meter
yang sama, diperoleh % error water meter sebesar 0,81 %, jadi dapat disimpulkan bahwa water
meter dalam kondisi yang kurang baik karena hasil eror water meter melebihi dari toleransi
error water dengan status water meter tidak akurat tetapi menguntungkan pihak PDAM.
J. DOKUMENTASI