DISUSUN OLEH :
TIM LITERASI SMP PELITA BANDUNG
SMP PELITA BANDUNG
DISAHKAN:
Pada Hari :
Tanggal :
Pengawas Pembina
.........................
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya. Tim
Gerakan Literasi dan Numerasi Sekolah SMP PELITA telah menyusun Dokumen ini. Penyusunan
Dokumen ini merupakan salah satu upaya mengoptimalkan kegiatan proses pendidikan yang
dilaksanakan oleh sekolah Untuk meningkatkan Budaya membaca, menjadi sekolah ramah Literasi
dan adiktif untuk membaca oleh peserta didik dan warga sekolah. Program Gerakan Literasi dan
numerasi Sekolah pada SMP PELITA BANDUNG, yang merupakan pedoman dalam
mengimlementasikan keterbacaan warga SMP PELITA BANDUNG menuju masyarakat literat
sehingga mampu menjadi spirit dan motivasi peningkatan kinerja dan prestasi sekolah.
Dokumen Program Literasi dan Numerasi diSekolah ini disusun dengan mengacu pada Peraturan
Presiden no.18 tahun 2020 tentang peningkatan budaya literasi pengembangan budaya kegemaran
membaca. Namun demikian, kami menyadari bahwa Dokumen Program Gerakan Literasi dan
Numerasi ini masih belum sempurna. Penyempurnaan secara berkelanjutan akan terus dilakukan
seiring dengan perubahan dan penyempurnaan Program ini Kami mengucapkan terima kasih dan
penghargaan kepada seluruh warga sekolah dan Pengawas Sekolah Bapak/Ibu di lingkungan Smp
Pelita yang telah meluangkan waktu dan tenaganya untuk membantu baik waktu maupun
tenaganya untuk menyusun Dokumen ini.Semoga Allah SWT senantiasa memberikan petunjuk
terhadap segala upaya yang kita lakukan demi peningkatan Budaya baca di Indonesia.
Drs.H.Rustiandi
NUPTK.3135742643200033
3
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ 2
KATA PENGANTAR ............................................................................................ 3
BAB 1……………………………………………………………………….………..
1.1 Pendahuluan...................................................................................................... 5
BAB 2……………………………………………………………………………….. .7
1.2 Landasan Teori…………………………………………………………………..
a. Definisi …………………………………………………………………….…..8
b. Definisi literat menurut para ahli…………………………………………...…..
c. Manfaat literasi……………………………………………………………...…..
d. Prinsip-prinsip literasi ………………………………………………….……..
BAB 3 ………………………………………………………………….………....
1.3 Pembahasan
4
BAB 1
1.1 PENDAHULUAN
Literasi tidak sekedar membaca dan menulis, namun mencakup keterampilan berpikir
menggunakan sumber-sumber pengetahuan dalam bentuk cetak, visual, digital, dan auditori. Literasi
merupakan keterampilan penting dalam hidup. Sebagian besar proses pendidikan bergantung pada
kemampuan dan kesadaran literasi. Budaya literasi yang tertanam dalam diri peserta didik
memengaruhi tingkat keberhasilannya, baik di sekolah maupun dalam kehidupan bermasyarakat.
Gerakan Literasi Sekolah (GLS) adalah sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh dan
berkelanjutan untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang warganya literat
sepanjang hayat melalui pelibatan publik.
Hal yang paling mendasar dalam praktik literasi adalah kegiatan membaca. Keterampilan
membaca merupakan fondasi untuk mempelajari berbagai hal lainnya. Kemampuan ini penting bagi
pertumbuhan intelektual peserta didik. Melalui membaca peserta didik dapat menyerap pengetahuan
dan mengeksplorasi dunia yang bermanfaat bagi kehidupannya.Membaca memberikan pengaruh
budaya yang amat kuat terhadap perkembangan literasi peserta didik. Sayangnya, sampai saat ini
prestasi literasi membaca peserta didik di Indonesia masih rendah, berada di bawah rata-rata skor
internasional. Dari laporkan hasil studi yang dilakukan Central Connecticut State University di New
Britain, diperoleh informasi bahwa kemampuan literasi Indonesia berada pada peringkat 60 dari 61
negara yang disurvei (Jakarta Post, 2016).
5
Rendahnya literasi membaca tersebut akan berpengaruh pada daya saing bangsa dalam persaingan
global. Hal ini memberikan penguatan bahwa pembiasaan wajib baca sangat penting diterapkan
dalam pendidikan di Indonesia, karena wajib baca mempunyai tujuan yang sangat luas dan mendasar
yakni :
a. membentuk budi pekerti luhur;
b. mengembangkan rasa cinta membaca
c. merangsang tumbuhnya kegiatan membaca di luar sekolah
d. menambah pengetahuan dan pengalaman
e. meningkatkan intelektual
f. meningkatkan kreativitas
g. meningkatkan kemampuan literasi tinggi.
6
BAB 2
1.2 LANDASAN TEORI
Literasi adalah kemampuan seseorang dalam mengolah dan memahami informasi saat melakukan
proses membaca dan menulis. Dalam perkembangannya, definisi literasi selalu berevolusi sesuai
dengan tantangan zaman. Jika dulu definisi literasi adalah kemampuan membaca dan menulis. Saat
ini, istilah Literasi sudah mulai digunakan dalam arti yang lebih luas. Dan sudah merambah pada
praktik kultural yang berkaitan dengan persoalan sosial dan politik.
Definisi baru dari literasi menunjukkan paradigma baru dalam upaya memaknai literasi dan
pembelajaran nya. Kini ungkapan literasi memiliki banyak variasi, seperti Literasi media, literasi
komputer, literasi sains, literasi sekolah, dan lain sebagainya. Hakikat ber-literasi secara kritis dalam
masyarakat demokratis diringkas dalam lima verba: memahami, melibati, menggunakan,
menganalisis, dan mentransformasi teks. Kesemuanya merujuk pada kompetensi atau kemampuan
yang lebih dari sekedar kemampuan membaca dan menulis.
Dan secara etimologis istilah literasi sendiri berasal dari bahasa Latin “literatus” yang dimana artinya
adalah orang yang belajar. Dalam hal ini, literasi sangat berhubungan dengan proses membaca dan
menulis. Definisi menurut beberapa para ahli:
a. Merriam – Webster
Menurut kamus online Merriam – Webster, Literasi ialah suatu kemampuan atau kualitas melek
aksara di dalam diri seseorang dimana di dalamnya terdapat kemampuan membaca, menulis dan
juga mengenali serta memahami ide-ide secara visual.
b. Elizabeth Sulzby
Menurut Elizabeth Sulzby “1986”, Literasi ialah kemampuan berbahasa yang dimiliki oleh
seseorang dalam berkomunikasi “membaca, berbicara, menyimak dan menulis” dengan cara yang
berbeda sesuai dengan tujuannya. Jika didefinisikan secara singkat, definisi literasi yaitu
kemampuan menulis dan membaca.
7
c. Alberta
Menurut Alberta, Literasi ialah kemampuan membaca dan menulis, menambah pengetahuan dan
ketrampilan, berpikir kritis dalam memecahkan masalah, serta kemampuan berkomunikasi secara
efektif yang dapat mengembangkan potensi dan berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat.
Manfaat Literasi
Setelah melihat tujuan literasi yang begitu baik, hal ini tentunya masyarakat akan mendapatkan
berbagai manfaat darinya, dan adapun beberapa manfaat literasi ialah sebagai berikut:
2. Mengoptimalkan kinerja otak karena sering digunakan untuk kegiatan membaca dan menulis
Prinsip-Prinsip Literasi
Ada beberapa prinsip penting dalam pengembangan literasi di suatu lembaga pendidikan, menurut
Kylene Beers “2009”, berikut ini ialah beberapa prinsip pengembangan literasi sekolah yaitu:
1. Bersifat Berimbang
Setiap siswa memiliki kebutuhan yang berbeda satu dengan yang lain, sekolah harus menerapkan
prinsip ini dengan menerapkan strategi dalam membaca dan variasi bacaan.
8
3. Berlangsung Pada Suatu Kurikulum
Menurut Kylene Beers, seharusnya program literasi diterapkan pada seluruh siswa dan tidak
tergantung pada kurikulum tertentu, dengan kata lain kegiatan literasi menjadi suatu kewajiban bagi
semua guru dan bidang studi.
4. Pentingnya Keberagaman
Keberagaman ialah sesuatu yang layak untuk dihargai dan dirayakan di setiap sekolah. Hal ini dapat
dilakukan dengan cara menyediakan berbagai buku bertema kekayaan budaya negara Indonesia
sehingga siswa lebih mengenal budaya bangsa dan turut serta melestarikannya.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa literasi bukan hanya sekedar kemampuan membaca
dan menulis karena melibatkan pengetahuan bahasa (lisan dan tulisan), kemampuan kognitif, serta
pengetahuan mengenai genre dan kultural.
9
BAB 3
PEMBAHASAN
A. TUJUAN GERAKAN LITERASI DAN NUMERASI SEKOLAH
Gerakan Literasi dan numerasi Sekolah bertujuan untuk:
1. Menumbuh kembangkan budaya literasi membaca dan menulis siswa di sekolah,
2. Meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah agar literat,
3. Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan dan ramah anak agar warga
sekolah mampu mengelola pengetahuan,
4. Menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan beragam buku bacaan dan mewadahi
berbagai strategi membaca
B. PELAKSANAAN GERAKAN LITERASI DAN NUMERASI SEKOLAH
Pelaksanaan Gerakan literasi dan numerasi di SMP PELITA BANDUNG mempertimbangkan
tiga tahap literasi, yakni
1. pembiasaan
2. pengembangan
3. pembelajaran
C. TAHAP PEMBIASAAN
a. Membaca Lima Belas Menit Setiap Hari Pada Jam Ke-0.
Kegiatan ini merupakan upaya membiasakan membaca pada peserta didik.
1. Guru memandu peserta didik untuk membaca selama lima belas menit.
2. Guru dan peserta didik membaca selama lima belas menit.
3. Guru memotivasi peserta didik untuk gemar membaca.
b. Mengelola Sudut Baca.
Sudut baca ini merupakan upaya mendekatkan peserta didik pada buku.
Berikut ini salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk mengelola sudut baca.
1. Guru kelas memandu peserta didik untuk membuat sudut baca.
2. Setiap peserta didik menyumbang satu buku untuk sudut baca.
3. Ada peserta didik yang bertugas mengelola administrasi peminjaman buku.
4. Peserta didik wajib meminjam buku untuk dibaca.
10
c. Satu Peserta Diidk Didik Satu Buku (1 Tahun Sekali)
Program ini bertujuan untuk menambah jumlah koleksi buku di perpustakaan sekolah.
1) Peserta didik diminta membawa satu buku.
2) Peserta didik membaca buku yang dimiliki.
3) Setelah dibaca, buku itu disumbangkan pada perpustakaan sekolah.
4) Peserta didik dapat meminjam buku yang lain di sekolah.
5) Sekolah memiliki koleksi buku lebih banyak.
11
2) Setiap peserta didik menyumbang satu buku untuk sudut baca.
3) Ketua Kelas / Wakil Ketua Kelas bertugas mengelola administrasi peminjaman buku.
4) Peserta didik wajib meminjam buku untuk dibaca.
5) Peserta didik membuat resume hasil bacaan.
6) Peserta didik mengumpulkan hasil serume di meja guru.
7) Guru kelas memeriksa resume sebulan sekali.
8) Peserta didik membuat perayaan hasil membaca, misalnya menceritakan hasil bacaan di
kelas.
E. Tahap Pembelajaran
a. Membaca Buku Cerita (satu jam, seminggu sekali)
Kegiatan ini membiasakan peserta didik untuk membaca sastra. Kegiatan membaca buku cerita
dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:
1. membaca buku cerita,
2. membuat ringkasan isi cerita,
3. membuat bahan presentasi,
4. menceritakan kembali pada teman atau kelompok.
b. Mading Kelas
Kegiatan ini membiasakan peserta didik untuk menulis, mempublikasi, dan membaca karya secara
berkala. Berikut ini beberapa kegiatan dalam majalah dinding (mading) kelas.
1. membuat mading kelas,
2. menulis berita,
3. mempublikasikan berita di mading.
c. Wajib Kunjung Perpustakaan Sekolah
12
Kegiatan ini sudah dikenalkan pada tahap pembiasaan. Dalam tahap pembelajaran, ada tambahan
langkah terkait dengan tagihan akademik. Berikut ini alternatif langkah yang dapat dilakukan.
1) Pengelola perpustakaan memberikan jadwal kunjung ke perpustakaan kepada setiap guru
mata pelajaran.
2) Sesuai dengan jadwal, setiap guru mata pelajaran membawa peserta didik satu kelas untuk
berkunjung ke perpustakaan.
3) Guru memberikan tugas untuk membaca buku yang berkaitan topik pembelajaran, membuat
resume, dan berdiskusi.
BAB 4
KESIMPULAN
Gerakan Literasi dan Numerasi Sekolah adalah sebuah upaya yang dilakukan secara
menyeluruh dan berkelanjutan untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang
warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik.Hal yang paling mendasar dalam praktik
literasi adalah kegiatan membaca. Keterampilan membaca merupakan fondasi untuk mempelajari
berbagai hal lainnya. Kemampuan ini penting bagi pertumbuhan intelektual peserta didik. Melalui
membaca peserta didik dapat menyerap pengetahuan dan mengeksplorasi dunia yang bermanfaat bagi
kehidupannya.Membaca memberikan pengaruh budaya yang amat kuat terhadap perkembangan
literasi peserta didik. Keberhasilan Program ini sangat tergantung dari komitmen seluruh warga besar
SD Negeri 1 Semarapura Tengah dan pihak terkait secara kolaboratif.
Oleh karena itu diharapkan semua pihak terkait dapat ikut secara proaktif berperan dalam
kegiatan ini sesuai dengan tufoksi masing-masing.
13