Oleh :
NIM : 2001004
PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AN NUUR
2021/2022
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Pengertian
beberapa kali sehari sampai berapa kali seminggu. Jumlah feses yang
berupa feses (bowel). Defekasi adalah pengeluaran feses dari anus dan
rektum. Hal ini juga disebut bowel movement. Frekuensi defekasi pada
setiap orang sangat bervariasi dari beberapa kali perhari sampai 2 atau 3
kali perminggu. Banyaknya feses juga bervariasi setiap orang. Ketika
telah terbukti bahwa pengeluaran feses yang sering, dalam jumlah besar
Perry Edisi 4)
B. Fisiologi Defekasi.
hingga akhirnya keluar menjadi feses melalui anus dalam proses defekasi.
kali sehari hingga dua atau tiga kali seminggu. Jumlah yang dikeluarkan
di stimulasi dan individu menjadi ingin defekasi. Jika sfingter anal internal
dasar panggul, yang memindahkan feses ke saluran anus. Berikut ini akan
1. Mulut
2. Faring
3. Esofagus
menit.
5. Usus halus
penyerapan berlangsung.
6. Usus besar
membentuk masa padat yang disebut feses. Fungsi utama usus besar
saluran otot yang dilapisi oleh mukosa. Serat otot yang dilapisi oleh
karena itu usus besar membentuk kantung atau yang biasa disebut
dengan haustra. Kolon juga memberi fungsi perlindungan karena
ini juga akan melindungi usus besar dari aktifitas bakteri.Di dalam
peristalsis massa hanya terjadi beberapa kali dalam sehari pada orang
dewasa.
7. Rektum dan Anus
Setiap lipatan vertikal berisi sebuah vena dan arteri. Diyakini bahwa
diet, asupan dan haluran cairan, aktivitas, faktor psikologis, gaya hidup,
defekasi.
1. Perkembangan
Bayi yang baru lahir, batita, anak — anak,dan lansia adalah
makan. Karena usus belum matur, air tidak diserap dengan baik dan
feses menjadi lunak, cair, dan sering dikeluarkan. Apabila usus telah
berkurang.
b. Batita
sampai 2 tahun. Pada saat ini anak — anak telah belajar berjalan
dan sistem saraf dan sistem otot telah terbentuk cukup baik untuk
eliminasi.
d. Lansia
jumlah asupan cairan dan serat, serta kelemahan otot. Banyak lansia
Mereka yang tidak memenuhi kriteria ini sering kali mencari obat
Bagi beberapa orang dapat setiap dua hari sekali bagi orang lain,
dua kali dalam satu hari. Kecukupan serat dalam diet, kecukupan
2. Diet
Bagian massa (selulosa, serat) yang besar di dalam diet
rendah serat berkurang memiliki massa dan oleh karena itu kurang
yang encer.
3. Cairan
4. Aktivitas
5. Faktor psikologis
dari otak.
6. Kebiasaan defekasi
7. Obat-obatan
obat penenang tertentu dalam dosis besar dan pemberian morfin dan
saraf pusat.
8. Proses diagnostik
kondisi ini, defekasi normal biasanya tidak akan terjadi sampai klien
sfingter anal.
11. Nyeri
Berikut ini adalah masalah umum yang terkait dengan eliminasi fekal,
yaitu:
1. Konstipasi
kali per minggu. Ini menunjukkan pengeluaran feses yang kering, keras
tidak tuntas serta feses kering (SDKI, 2016). Konstipasi terjadi jika
f. Penggunaan laksatif
h. Sakit kepala
yaitu:
f. Kurangn privasi
2. Impaksi Fekal
(diare) dan tidak ad feses normal. Cairan feses merembes sampai keluar
Oleh karena itu, setelah pemeriksaan ini, laksatif atau enema biasanya
adanya impaksi fekal, klien sering kali diberikan suatu minyak sebagai
pelunak feses setiap hari. Jika upaya ini gagal, sering kali dibutuhkan
3. Diare
konstipasi dan terjadi akibat cepatnya pergerakan isi fekal di usus besar.
feses dengan frekuensi sering, tetapi diare tidak terjadi kecuali feses
berat di dalam tubuh, yang dapat terjadi dalam periode waktu singkat
mengiritasi kulit. Oleh karena itu, area di sekitar area anus harus dijaga
tetap bersih dan kering dan dilindungi dengan zink oksida atau salep lain.
5. Inkontinensia Alvi
fekal dan gas dari spingter anal. Inkontinensia dapat terjadi pada waktu-
waktu tertentu, seperti setelah makan, atau dapat terjadi secara tidak
neuromuskular, trauma medula spinalis, dan tumor pada otot sfingter anal
6. Flatulens
atau narkotik.
sebelum gas tersebut dapat diabsobsi, gas dapat dikeluarkan melalui anus.
E. Penatalaksanaan
1. Diare
kejadian buang air besar dengan konsistensi lebih cair dari biasanya,
dengan frekuensi tiga kali atau lebih dalam periode 24 jam. disebabkan
Obat tertentu dapat mengurangi beratnya diare dan penyakit (cari dosis
obat diare).
a. Rehidrasi
Jika pasien pada keadaan umum baik dan tidak dehidrasi maka
asupan cairan yang adekuat dapat dicapai dengan minuman ringan, sari
buah, dan sup. Jika pasien kehilangan cairan yang banyak dan dehidrasi
8% dan berat jika 8-10%. Dalam menentukan jumlah cairan yang akan
diberikan sesuai yaitu sesuai dengan jumlah cairan yang keluar dari
1) BJ plasma
2) Metode Pierce
3) Metode Daldiyono
Jika skor < 3 dan tidak ada syok maka hanya diberikan
per oral atau selang nasogastrik kecuali bila kontra indikasi atau
glukosa, 3,5 g NaCl, 2,5 g Natrium Bikarbonat dan 1,5 g KCl tiap
2. Diet
3. Obat anti-diare
pada pasien dengan infeksi balterial invasif. Obat diare non spesifik
bersudut sempit.
a. obat yang dapat mengurangi gejala paling efektif " derival opioid
4. Obat antimikroba.
b. Metronidazol
5. Konstipasi
kondisi sulit buang air besar, seperti tidak bisa buang air besar sama
sekali atau tidak sampai tuntas. Walaupun frekuensi buang air besar
konstipasi jika buang air besar kurang dari 3 kali dalam seminggu
pola makan dan gaya hidup, seperti meningkatkan konsumsi air dan
otot abdomen.
idiopatik berupa diet tinggi serat 20-30 gram per hari, banyak minum,
Pada keadaaan ini baru dapat dipakai laksatif berupa laktulosa, serat.
6. Obstipasi
a. Operasi
b. Diet
ini paling aman, jika masih tidak bisa diatasi, bisa diberikan
A. Pengkajian
1. Biodata Identitas klien : nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan,
agama, suku/ bangsa, pendidikan, pekerjaan, alamat dan nomor
register.
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
b. Riwayat kesehatan sekarang
c. Riwayat kesehatan dahulu
d. Riwayat kesehatan keluarga
3. Pengkajian pola fungsional
Pengkajian pola fungsional disesuaikan dengan memilih model
konseptual keperawatan, menggunakan Virginia Henderson.
4. Pemeriksaan Fisik
Data fokus:
Abdomen
1. Inspeksi : bentuk perut, gerakan kulit pada abdomen saat
inspirasi dan ekspirasi, adakah benjolan umbilikus, adakah
gangguan pigmentasi kulit, adakah lesi, asites atau tidak
2. Auskultasi : peristaltik usus berapa jumlah….x/menit
3. Perkusi : bunyi timpani, hipertimpani, redup (tergantung
kuadran yang mana)
4. Palpasi : ada nyeri tekan atau tidak, apakah ada massa
5. Pemeriksaan Penunjang
Dicantumkan hari & tanggal :
a) Pemeriksaan Laboratorium saat pengkajian dan hasil normalnya
b) Terapi : ditulis jenis obat, dosis obat, cara pemberian obat
c) Pemeriksaan diagnostik yang lain (Rontgen, EKG, EEG, USG, CT
Scan, MRI, bronkoskopi, dll), ditulis hasil pemeriksaannya.
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan menurut SDKI :
1. Inkontinensia fekal (D.0041)SDKI
2. Gangguan pola tidur ( D.0055) SDKI
C. Intervensi Keperawatan
1. Inkontinensia fekal (D. 0041) SDKI
a. Perawatan inkontinensia fekal( I.04612) SIKI
2. Gangguan pola tidur ( D.0055) SDKI
a. Dukungan tidur (I.05174) SIKI
D. Implementasi Keperawatan
1. Inkontinensia fekal b.d kehilangan pengendalian sfingter rektum
(D. 0041)SDKI
Observasi
- Identifikasi penyebab inkontinensia fekal baik fisik maupun
psikologis (mis gangguan saraf motorik bawah, penurunan
tonus otot, gangguan sfingter rektum, diare kronis,
gangguan kognitif, stress berlebihan)
- Identifikasi perubahan frekuensi defekasi dan konsistensi
feses
- Monitor kondisi kulit perianal
- Monitor keadekuatan evakuasi feses
- Monitor diet dan kebutuhan cairan
- Monitor efek samping pemberian obat
Terapeutik
- Bersihkan daerah perianal dengan sabun dan air
- Jaga kebersihan tempat tidur dan pakaian
- Laksanakan program latihan usus (bowel training), jika
perlu
- Jadwalkan BAB di tempat tidur, jika perlu
- Berikan celana pelindung/ pembalut/popok, sesuai
kebutuhan
- Anjurkan untuk menghindari makanan yang menyebabkan
diare
Edukasi
- Jelaskan definisi, jenis inkontinensia, penyebab
inkontinensia fekal
- Anjurkan mencatat karakteristik feses
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian obat diare (mis. Loperamide,
antropin)
2. Gangguan pola tidur b.d kurang kontrol tubuh ( D.0055) SDKI
a. SIKI: Dukungan tidur (I.05174)
Observasi
- Identifikasi pola aktivitas dan tidur
- Identifikasi faktor pengganggu tidur(fisik dan/psikologis)
- Identifikasi makanan dan minuman yang mengganggu tidur
(mis kopi, teh, alkohol,makan mendekati waktu tidur,
minum banyak air sebelum tidur)
- Identifikasi obat tidur yang di konsumsi
Terapeutik
- Modifikasi lingkungan (mis pencahayaan, kebisingan, suhu,
matras, dan tempat tidur)
- Batasi waktu tidur siang, jika perlu
- Fasilitasi menghilangkan stress sebelum tidur
- Tetapkan jadwal tidur rutin
- Lakukan prosedur untuk meningkatkan kenyamanan
(mis pijat, pengaturan posisi, terapi akupresur
- Sesuaikan jadwal pemberian obat dan atau tindakan untuk
menunjang siklus tidur-terjaga
Edukasi
- Jelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit
-Anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur
-Anjurkan menghindari makanan/minuman yang mengganggu
tidur
-Anjurkan penggunaan obat tidur yang tidak mengandung
supresor terhadap tidur REM
- Anjurkan faktor faktor yang berkontribusi terhadap gangguan
pola
tidur (mis psikologis, gaya hidup, sering berubah shift bekerja)
- Anjurkan relaksasi otot autogenik atau cara nonfarmakologi
lainnya
E. Evaluasi Keperawatan
i. Proses Defekasi normal yang disertai dengan pengeluaran feses
mudah dan konsistensi,frekuensi serta bentuk feses normal
https://www.halodoc.com/kesehatan/konstipasi.
https://www.google.com/search?client=firefox-b-
d&q=PENGERTIAN+DIARE+WHO.
PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Denifisi dan Kriteria Hasil
Potter & Perry. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Volume 2 Edisi 4.
Smeltzer, S.C & Bare, B.G. (1996). Brunner & Suddarths Textbook of Medical-
Dr. Ahmad H. Asdie, DSPD-KE). Yayasan Essentia Medica & Andi Offset:
Yogyakarta.
Sjamsuhidayat, R & Jong, W.D. Buku Ajar Ilmu Bedah. Ed 2. EGC: Jakarta.
Schrock, T.R. Handbook of Surgery. 7th Ed. [Terj. Adji Dharma, Petrus
Tjay, T.H & Rahardja, K. (2007). Obat-obat Penting: Khasiat, Penggunaan dan
NIM : 2001004
UNIVERSITAS AN NUUR
2021/2022