PERENCANAAN PUSKESMAS
KRITERIA 1.1.1
PENETAPAN JENS PELAYANAN √
POKIR:
Puskesmas sebagai Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) bidang kesehatan yang
bersifat fungsional dan unit layanan yang bekerja profesional harus memiliki Visi,
Misi, Tujuan dan Tata Nilai yang mencerminkan Tugas Pokok dan Fungsinya sebagai
penyedia layanan UKM maupun UKPPP. (lihat PP 18 tahun 2016 tentang Perangkat
Daerah)
Puskesmas wajib menyediakan pelayanan sesuai dengan visi, misi, tujuan dan tata
nilai, hasil analisis kebutuhan dan harapan masyarakat, hasil analisis peluang
pengembangan pelayanan, hasil analisis risiko pelayanan dan perat uran perundang-
undangan
Untuk mendapatkan hasil analisis kebutuhan masyarakat perlu dilakukan analisis
situasi data kinerja Puskesmas, data status kesehatan masyarakat di wilayah kerja
termasuk hasil pelaksanaan PIS-PK yang disusun secara terpa du yang berbasis
wilayah kerja Puskesmas. (UKM : 2.1.1 dan 2.8.3)
Agar Puskesmas dapat mengelola upaya kesehatan dengan baik dan berkesinambungan
dalam mencapai tujuan nya, maka Puskesmas harus menyusun rencana kegiatan untuk
periode 5 (lima) tahunan yang selanjutnya akan d irinci lagi ke dalam rencana tahunan
Puskesmas berupa Rencana Usulan Kegiatan (RUK) dan Rencana Pelaksana an
Kegiatan (RPK) sesuai siklus perencanaan anggaran daerah
Perencanaan Puskesmas dilakukan secara terpadu baik KMP, upaya kesehatan
masyarakat (UKM), Up aya Kesehatan Perseorangan (UKP), Kefarmasian, dan
Laboratorium & disusun bersama dengan sektort erkait dan masyarakat
Rencana Usulan Kegiatan (RUK) disusun secara terintegrasi melalui penetapan Tim
Manajemen Puskesm as, yang akan dibahas dalam Musrenbang Desa dan Musrenbang
Kecamatan untuk kemudian diusulka n ke Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota
Penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan (RPK) dilakukan berdasarkan Alokasi
anggaran sesuai Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) yang disetujui oleh Dinkes
Kab/Kota;
Membandingkan alokasi kegiatan yang disetujui dengan RUK yg diusulkan dan situasi
pada saat penyusunan RPK tahunan
RPK dirinci menjadi RPK Bulanan bersama target pencapaiannya dan direncanakan
kegiatan pengawasan dan pengendaliannya
Perencanaan baik Rencana Lima Tahunan dan RPK dimungkinkan untuk
dirubah/disesuaikan dengan kebutuhan saat itu apabila dalam hasil analisis
pengawasan dan pengendalian kegiatan dijumpai kondi si tertentu termasuk perubahan
kebijakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
EP:
1. Ditetapkan visi, misi, tujuan dan tatanilai yang menjadi acuan dalam
penyelenggaraan Puskesmas mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan hingga
evaluasi kinerja Puskesmas:
a. SK tentang Visi,Misi,Tujuan,Tata Nilai sesuai Dinkes & Pemda/Pemkot
4. Rencana Usulan Kegiatan (RUK) disusun dengan melibatkan lintas program dan
lintas sektor, berdasarkan rencana strategis Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/
Kota, Rencana Lima Tahunan Puskesmas dan hasil penilaian kinerja:
a. RUK (Terintegrasi oleh TMP PK44/2016 hal 34-36; hal 71-72 (form 4);
UKM;UKP; Perbaikan mutu; Upaya mitigasi risiko;dls)
b. Notulen penyusunan (LP & LS)
EP
1. Ditetapkan kebijakan tentang hak dan kewajiban pasien, dan jenis-jenis pelayanan
serta kegiatan yang disediakan oleh Puskesmas:
a. SK tentang Hak dan Kewajiban Pasien
2. Dilakukan sosialisasi tentang hak dan kewajiban pasien, jenis-jenis pelayanan serta
kegiatan yang disediakan oleh Puskesmas:
a. Bukti Sosialisasi
b. Media sosialisasi
c. Wawancara : 1). Petugas Metode; Waktu; Bahan; 2). Pasien Tau; Mau;
Mampu)
3. Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut terhadap penyampaian informasi terkait hak dan
kewajiban pasien, jenis-jenis pelayanan dan kegiatan-kegiatan Puskesmas terhadap
pengguna layanan, lintas program maupun lintas sektor serta pemanfaatan pelayanan
dan kesesuaian pelaksanaan kegiatan dengan jadwal yang disusun:
a. Bukti Keg. evaluasi HKP & Jenis Pelayanan
b. Bukti Jajag Pendapat
c. Wawancara: 1) Petugas Evaluasi & RTL; 2) Pasien Wkt; Pemahaman
:tau?;mau?;mampu? Kesesuaian dg Jadwal)
4. Dilakukan upaya untuk memperoleh umpan balik dari masyarakat serta dilakukan
evaluasi dan tindak lanjut terhadap umpan balik:
a. Tim Pengelola umpan balik & keluhan
b. Register (Pencatatan & pelaporan)
c. Media untuk menampung umpan balik & keluhan
d. Wawancara Pasien
STANDAR 1.2.
TATA KELOLA ORGANISASI
KRITERIA 1.2.1
STRUKTUR ORGANISASI √
POKIR:
Agar dapat menjalankan tugas pokok dan fungsi organisasi, perlu disusun
struktur organisasi Puskesmas yang ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan
daerah Kabupaten/Kota sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku
Untuk tiap jabatan yang ada dalam struktur organisasi yang telah ditetapkan
oleh Kepala Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota, perlu ada kejelasan tugas,
wewenang, tanggungjawab dan persyaratan jabatan
Pengisian jabatan dalam organisasi berdasarkan persyaratan jabatan
Efektivitas struktur dan pengisian jabatan perlu dikaji ulang secara periodik
EP:
1. Ada struktur organisasi Puskesmas yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Daerah
Kabupaten/ Kota dengan kejelasan uraian jabatan yang ada dalam struktur organisasi
yang memuat uraian tugas, tanggung jawab, wewenang, dan persyaratan jabatan:
a. SK Kepala Dinas Kesehatan Kab/Kota ttg :
o Struktur Organisasi Puskesmas (fungsional), Struktur fungsional mengacu
pada PMK 43/ 2019
o Dilengkapi dengan uraian jabatan, uraian tugas, tanggung jawab dan
wewenang sertapersyaratan jabatan
3. Terdapat kebijakan dan prosedur yang jelas dalam pendelegasian wewenang dari
Kepala Puskesmas kepada Penanggung jawab upaya, dari Penanggung jawab upaya
kepada koordinator pelayanan, dan dari koordinator pelayanan kepada pelaksana
pelayanan kegiatan apabila meninggalkan tugas atau terdapat kekosongan pengisian
jabatan:
a. SK Kepala Puskesmas ttg Pendelegasian Wewenang (manajerial)
1.2.2. DOKUMEN REGULASI
√
POKIR:
Pedoman tata naskah sebagai acuan dalam penyusunan dokumen regulasi yang
meliputi kebijakan, pedoman, panduan, kerangka acuan, dan prosedur, maupun dalam
pengendalian dokumen eksternal dan dokumen bukti rekaman pelaksanaan kegiatan
Pedoman tata naskah mengatur, al:
o Penyusunan,tinjauan & pengesahan
o Pengendalian dokumen termasuk perubahan
o Pemeliharaan dokumen
o Pengelolaan dokumen eksternal
o Masa retensi
o Alur pneyusunan & distribusi
Penyusunan Pedoman tata naskah Puskesmas dapat merujuk pada kebijakan masing-
masing daerah dan atau sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan terkait
tata naskah dinas
EP:
1. Ditetapkan pedoman tata naskah Puskesmas sebagaimana diminta dalam pokok
pikiran:
a. Pedoman Tata Naskah Puskesmas:
o Sesuai yg diminta dalam Pokok Pikiran Kriteria
o Komponen Tata Naskah Puskesmas sebaiknya mengacu pada Pedoman Tata
Naskah yang ditetapkan oleh Dinkes Kab/Kota
POKIR:
Puskesmas perlu m engidentifikasi jaringan dan jejaring yang ada di wilayah kerja
Puskesmas untuk optimalisasi koordinasi dan atau rujukan di bidang upaya kesehatan
J aringan pelayanan Puskesmas meliputi: Puskesmas pembantu, Puskesmas keliling,
dan praktik bidan desa, atau sesuai dengan ketentuan yang berlaku
J ejaring Puskesmas meliputi UKBM, UKS, klinik, rumah sakit, apotek, laboratorium,
praktik mandiri tenaga kesehatan, dan Fasilitas kesehatan lainnya.
Puskesmas selain melakukan pembinaan terhadap jaringan Puskesmas dan UKBM,
juga melakukan pembinaan terhadap jejaring fasilitas kesehatan tingkat pertama
Program pembinaan meliputi aspek KMP, UKM, UKP, Kefarmasian dan
Laboratorium, termasuk pembinaan ketenagaan, sarana prasarana, dan pembiayaan
dalam upaya pemberian pelayanan yang bermutu
EP:
1. Dilakukan identifikasi jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring Puskesmas di
wilayah kerja Puskesmas untuk optimalisasi koordinasi dan atau rujukan di bidang
upaya kesehatan:
a. Dokumen bukti identifikasi jaringan dan jejaring di wilayah kerja Puskesmas
b. Register data2 jaringan dan Jejaring Puskesmas
3. Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut terhadap rencana dan jadwal pelaksanaan
program pembinaan jaringan dan jejaring:
a. Hasil Evaluasi Pembinaan jaringan dan jejaring di wilayah kerja Puskesmas
b. RTL Pembinaan jaringan dan Jejaring Puskesmas
c. Bukti pelaksanaan tindak lanjut Pembinaan Jaringan dan Jejaring Puskesmas
KRITERIA 1.2.4.
SISTEM INFORMASI PUSKESMAS √
POKIR:
Puskesmas menyediakan data dan informasi yang dimanfaatkan sebagai bahan
pertimbangan pengambilan keputusan sesuai dengan kebutuhan masyarakat maupun
pengambilan keputusan pada tingkat kebijakan di Dinas Kesehatan daerah
kabupaten/kota termasuk penyampaian informasi kepada masyarakat dan pihak
terkait
Ketersediaan data dan informasi akan memudahkan Tim Peningkatan Mutu, para
penanggung jawab upaya pelayanan, dan masing-masing pelaksana pelayanan baik
UKM maupun UKP, Kefarmasian dan Laboratorium dalam merencanakan,
melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi keberhasilan upaya kegiatan
peningkatan mutu dan keselamatan pengguna layanan
Pengumpulan, penyimpanan, analisis data dan pelaporan data yang masuk ke dalam
sistem informasi dilakukan sesuai dengan periodisasi yang telah ditentukan
Distribusi informasi baik secara internal maupun eksternal
dilakukan sesuai dengan ketentuan
EP:
1. Dilaksanakan pengumpulan, penyimpanan, analisis data dan pelaporan serta distribusi
informasi sesuai dengan ketentuan perundang- undangan terkait Sistem Informasi
Puskesmas:
a. SK Ka Puskesmas tentang Sistem Informasi Puskesmas, mengacu pada Pmk
31/2020 (mencakup Tim Pengelola SIP, Pengelolaan SIP (sejak Pencatatan,
Pengumpulan, Analisis data, Pelaporan dan Distribusi Informasi)
b. SOP Pengelolaan SIP (sejak Pencatatan, Pengumpulan, Analisis data, Pelaporan
dan Distribusi Informasi)
c. Dokumen bukti pelaksanaan Sistem Informasi Puskesmas: mulai dari pengumpulan
data, bukti analisis data, bukti pelaporan, bukti distribusi informasi
d. Wawancara kepada petugas tentang Pelaksanaan Sistem Informasi Puskesmas, dan
pemanfaatan data/informasi untuk pelayanan maupun untuk manajemen
POKIR:
Pemenuhan kebutuhan SDM di Puskesmas berdasarkan jumlah, jenis dan
kompetensi maka perlu dilakukan analisis jabatan dan analisis beban kerja
Penyusunan analisis jabatan dan analisis beban kerja mengikuti ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Analisis Jabatan yang dimaksud di Puskesmas merujuk pada jabatan sesuai
dengan struktur organisasi Puskesmas, jabatan fungsional tenaga Puskesmas, dan
jabatan pelaksana di Puskesmas.
Pemenuhan SDM tersebut dimaksudkan untuk memberikan pelayanan sesuai
kebutuhan dan harapan pengguna layanan dan masyarakat
EP:
1. Dilakukan analisis jabatan dan analisis beban kerja sesuai kebutuhan pelayanan
dan ketentuan peraturan perundang-undangan:
a. Dokumen analisis kebutuhan tenaga
2. Disusun peta jabatan, uraian jabatan dan kebutuhan tenaga berdasar analisis
jabatan dan analisis beban kerja:
a. Dokumen peta jabatan dan uraian jabatan
3. Dilakukan upaya untuk pemenuhan kebutuhan tenaga baik dari jenis, jumlah dan
kompetensi sesuai dengan peta jabatan dan hasil analisis beban kerja:
a. Upaya pemenuhan kebutuhan tenaga berdasarkan peta jabatan
KRITERIA 1.3.2 . URAIAN TUGAS
√
POKIR:
Kepala Puskesmas menetapkan uraian tugas setiap pegawai sebagai acuan dalam
melaksanakan kegiatan pelayanan
Uraian tugas pegawai berisi tugas pokok dan tugas tambahan serta kewenangan
dan tanggung jawab yang ditetapkan oleh Kepala Puskesmas.
Kepala Puskesmas dalam menetapkan tugas pokok memperhatikan: jenis
pelayanan, kegiatan dan SK jabatan fungsional. Bagi pegawai non ASN, tugas pokok
adalah tugas yang sesuai dengan surat keputusan pengangkatan sebagai tenaga
kesehatan di Puskesmas berdasarkan standar kompetensi lulusan
Tugas tambahan adalah tugas yang diberikan kepada pegawai untuk mendukung
kelancaran pelaksanaan program dan kegiatan
Penilaian kinerja pegawai dilakukan untuk melihat capaian sasaran kerja baik
ASN maupun non ASN, mengurangi variasi pelayanan, dan meningkatkan kepuasan
pengguna layanan
Indikator penilaian kinerja setiap pegawai Puskesmas disusun dan ditetapkan
berdasarkan uraian tugas dan tata nilai yang disepakati
EP:
1. Ada penetapan uraian tugas yang berisi tugas pokok dan tugas tambahan untuk
setiap pegawai:
a. SK Penetapan Uraian Tugas
b. Dilakukan penilaian kinerja pegawai minimal setahun sekali dan tindak lanjut terhadap
hasil penilaian kinerja pegawai untuk upaya perbaikan:
a. Dokumen hasil Penilaian Kinerja Pegawai
b. RTL
KRITERIA 1.3.3 .
DOKUMEN (file) KEPEGAWAIAN √
POKIR:
Puskesmas wajib menyediakan file kepegawaian untuk tiap pegawai yang bekerja
di Puskesmas sebagai bukti bahwa pegawai yang bekerja memenuhi persyaratan yang
ditetapkan dan dilakukan upaya pengembangan untuk memenuhi persyaratan tersebut.
Tenaga Kesehatan yang bekerja di Puskesmas harus mempunyai Surat Tanda
Registrasi (STR), dan atau Surat Izin Praktik (SIP) sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan
File kepegawaian tiap pegawai berisi antara lain:
o bukti pendidikan (ijazah) dan verifikasinya
o bukti surat tanda registrasi (STR) dan verifikasinya secara periodik
o bukti surat izin praktik (SIP) dan verifikasinya secara periodik
o uraian tugas pegawai dan/atau rincian wewenang klinis tenaga kesehatan
o bukti sertifikat pelatihan
o bukti pengalaman kerja jika dipersyaratkan
o hasil penilaian kinerja pegawai
o bukti kebutuhan pengembangan/pelatihan
o bukti evaluasi penerapan hasil pelatihan
o bukti pelaksaanaan orientasi.
EP:
1. Ditetapkan dan tersedia kelengkapan isi file kepegawaian untuk tiap pegawai yang
bekerja di Pukesmas yang terpelihara sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan;
a. SK
b. Dokumen File Kepegawaian yang termutakhir untuk setiap tenaga puskesmas
2. Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut secara periodik terhadap kelengkapan dan
pemutakhiran data kepegawaian:
a. Dokumen Evaluasi
b. Dokumen tindak lanjut secara periodik terhadap kelengkapan dan pemutakhiran
data kepegawaian Puskesmas
KRITERIA 1.3.4 .
ORIENTASI PEGAWAI √
POKIR:
Setiap pegawai baru dan alih tugas baik yang diposisikan sebagai Pimpinan
Puskesmas, Penanggung jawab Upaya Puskesmas, koordinator pelayanan, maupun
pelaksana kegiatan harus mengikuti orientasi, agar pegawai baru dan alih tugas
memahami tugas, peran, dan tanggung jawab yang akan diemban
Khusus Puskesmas yang menerima mahasiswa dengan tujuan magang maka
pelaksanaan orientasi dilaksanakan sesuai dengan kebijakan Puskesmas dan kurikulum
dari Institusi Pendidikan
Kegiatan orientasi umum dilaksanakan untuk mengenal secara garis besar visi,
misi, tata nilai, tugas pokok dan fungsi serta struktur organisasi Puskesmas, program
mutu Puskesmas dan keselamatan pengguna layanan, serta program pengendalian
infeksi.
Kegiatan orientasi khusus difokuskan pada orientasi di tempat tugas yang menjadi
tanggung jawab dari pegawai yang bersangkutan dan tanggung jawab spesifik sesuai
dengan penugasan pegawai tersebut.
Pada kegiatan orientasi khusus ini pegawai baru diberi/dijelaskan terkait apa yang
boleh dan tidak boleh dilakukan, bagaimana melakukan dengan aman sesuai dengan
Panduan Praktik Klinis, panduan asuhan lainnya dan pedoman program lainnya.
EP:
1. Kegiatan orientasi dilaksanakan sesuai kerangka acuan yang disusun:
a. SK penetapan pelaksaan Orientasi
b. KAK Orientasi
POKIR:
Pegawai yang bekerja di Puskesmas mempunyai risiko terpapar infeksi yang
dapat menimbulkan penyakit akibat kerja, terjadinya kecelakaan kerja terkait dengan
pekerjaan yang dilakukan dalam pelayanan baik langsung maupun tidak langsung
Program pemeriksaan kesehatan secara berkala perlu dilakukan sesuai ketentuan
yang ditetapkan oleh Kepala Puskesmas, demikian juga pemberian imunisasi bagi
pegawai sesuai dengan hasil identifikasi risiko epidemiologi penyakit infeksi, serta
program perlindungan pegawai terhadap penularan penyakit infeksi proses pelaporan
jika terjadi paparan, tindak lanjut pelayanan kesehatan, dan konseling perlu disusun
dan diterapkan
Pegawai juga berhak untuk mendapat p erlindungan dari kekerasan yang
dilakukan oleh pengguna layanan, keluarga pengguna layanan, maupun oleh sesama
pegawai
Dalam Program kesehatan dan keselamatan kerja pegawai, semua staf harus
memahami bagaimana cara mereka melaporkan, cara mereka dirawat, dan cara
mereka menerima konseling dan tindak lanjut akibat cedera seperti tertusuk jarum
(suntik), paparan terhadap penyakit menular, memahami identifikasi risiko dan
kondisi yang berbahaya dalam fasilitas serta masalah-masalah kesehatan dan
keselamatan lainnya
EP:
1. Program K3 bagi pegawai disusun, ditetapkan, dilaksanakan, dan dievaluasi:
a. SK Program K3
b. Dokumen Program K3
c. Dokumen Pelaksanaan Program K3
d. Dokumen Evaluasi Program K3.
3. Ada program dan pelaksanaan imunisasi bagi pegawai sesuai dengan tingkat risiko
dalam pelayanan:
a. Dokumen pelaksanaan imunisasi bagi pegawai sesuai dengan tingkat risiko dalam
pelayanan.
4. Dilakukan konseling dan tindak lanjut terhadap pegawai yang terpapar penyakit
infeksi, kekerasan, atau cedera akibat kerja:
a. Dokumen konseling dan tindak lanjut terhadap pegawai yang terpapar penyakit
infeksi, kekerasan, atau cedera akibat kerja.
STANDAR 1.4.
MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK)
KRITERIA 1.4.1 PROGRAM MFK
√
POKIR:
Puskesmas perlu menyusun program MFK
a. Manajemen Keselamatan dan keamanan
b. Manajemen bahan dan limbah berbahaya dan beracun
c. Manajemen Bencana/disaster
d. Manajemen Penanganan Kebakaran
e. Manajemen Alat Kesehatan
f. Manajemen system utilisasi
g. Pendidikan (edukasi) petugas
Dilakukan identifikasi dan pembuatan peta risiko (huruf a sd f)
Tetapkan tim atau petugas yang menjalankan program MFK
Dilakukan evaluasi minimal per tri wulan
EP:
1. Terdapat petugas yang bertanggung jawab dalam MFK serta tersedia program
MFK yang ditetapkan setiap tahun berdasarkan identifikasi risiko:
a. SK PJ/Tim Program MFK
b. Dokumen Program tahunan berisi a - g (lihat format)
3. Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut per tri wulan terhadap pelaksanaan program
MFK meliputi huruf a sampai huruf f pada pokok pikiran:
a. Dokumen evaluasi dan RTL triwulan
KRITERIA 1.4.2
PROGRAM KESELAMATAN DAN KEAMANAN √
POKIR:
Program untuk keselamatan dirancang untuk mencegah terjadinya cedera bagi
pasien, petugas, pengunjung dan masyarakat akibat Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3), seperti tertusuk jarum, tertimpa bangunan, keb akaran, gedung roboh, dan
tersengat listrik
Program keselamatan bagi petugas terintegrasi dengan program keselam atan dan
kesehatan kerja
Program untuk keamanan perlu direncanakan untuk mencegah terjadinya
kejadian kekerasan fisik maupun cedera akibat lingkungan fisik yang tidak aman
seperti penculikan bayi, pencurian, dan kekerasan pada petugas
Apabila Puskesmas mengalami renovasi dan atau konstruksi bangunan m aka
perlu disusun Infection Control Risk Assesment (ICRA) renovasi untuk memastikan
proses renovasi dan atau konstruksi bangunan dilakukan sec ara aman dan mengontrol
terjadinya penyebaran infeksi (lihat juga PPI 5.5.2
EP:
1. Dilakukan identifikasi terhadap pengunjung, petugas dan petugas alih daya
(outsourcing):
a. Dokumen Program Keselamatan & Keamanan (lihat format) berisi: identifikasi
terhadap pengunjung, petugas dan petugas alih daya (outsourcing)
POKIR:
Bahan berbahaya beracun (B3) dan limbah B3 perlu diidentifikasi dan
dikendalikan secara aman.
Puskesmas perlu menginventarisasi B3 meliputi lokasi, jenis, dan jumlah B3 serta
limbahnya yang disimpan. Daftar inventaris ini selalu dimutahirkan sesuai dengan
perubahan yang terjadi di tempat penyimpanan .
Pengolahan limbah B3 sesuai standar (penggunaan dan pemilahan, pewadahan
dan penyimpanan/TPS B3 serta pengolahan akhir)
Tersedia IPAL sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
EP:
1. Dilaksanakan program pengelolaan B3 dan limbahnya sesuai angka satu sampai tujuh
huruf b:
a. SK pengelolaan B3 dan limbahnya sesuai angka satu sampai tujuh huruf b
POKIR:
Puskesmas sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama(FKTP) ikut
bertanggung jawab untuk berperan aktif dalam upaya mitigasi dan
penanggulangan bila terjadi bencana baik internal maupun eksternal.
Strategi untuk menghadapi bencana perlu disusun sesuai dengan potensi bencana
yang mungkin terjadi berdasarkan hasil penilaian kerentanan bahaya (Hazard
Vulnerability Assesment).
Program kesiapan menghadapi bencana disusun dan disimulasikan (setiap tahun
secara internal atau melibatkan komunitas secara luas, terutama ditujukan untuk
menilai kesiapan sistem 2) sampai dengan 6) yang telah diuraikan di bagian c kriteria
1.5.1.
Setiap pegawai wajib mengikuti pelatihan/lokakarya dan simulasi pelaksanaan
program tanggap darurat yang diselenggarakan minimal setahun sekali agar siap jika
sewaktu-waktu terjadi bencana
Debriefing adalah sebuah review yang dilakukan setelah simulasi bersama
peserta simulasi dan observer yang bertujuan untuk menindaklanjuti hasil dari
simulasi.
Hasil dari kegiatan debriefing didokumentasikan
EP:
1. Dilakukan identifikasi risiko terjadinya bencana internal dan eksternal sesuai dengan
letak geografis Puskesmas dan akibatnya terhadap pelayanan:
a. Dokumen Hazard Vulnerability Assement
b. Matrix Tingkat Risiko Bencana
2. Dilaksanakan program manajemen bencana meliputi angka satu sampai dengan angka
tujuh huruf c pada kriteria 1.4.1:
a. Dokumen program/perencanaan manajemen bencana/Disaster plan
(keselamatan dan keamanan; bahan dan limbah berbahaya dan beracun; penanganan
kebakaran; Alat kesehatan; system utilisasi; pendidikan (edukasi) petugas)
b. Dokumen hasil (apabila terjadi bencana)
3. Dilakukan simulasi dan evaluasi tahunan meliputi angka dua sampai dengan angka
enam huruf c pada kriteria 1.4.1:
a. Dokumen simulasi/GAUN
b. Dokumen debriefing simulasi.
POKIR:
Setiap fasilitas kesehatan termasuk Puskesmas mempunyai risiko terhadap
terjadinya kebakaran
Program pencegahan dan penanggulangan kebakaran perlu disusun sebagai wujud
kesiagaan Puskesmas terhadap terjadinya kebakaran
Yang dimaksud dengan sistem proteksi adalah penyediaan proteksi kebakaran
baik aktif mau pasif.
Proteksi kebakaran aktif, contohnya APAR, sprinkler, detektor panas, dan
detektor asap,
Proteksi kebakaran secara pasif, contohnya: jalur evakuasi, pintu darurat, tangga
darurat, tempat titik kumpul aman.
EP:
1. Dilakukan program pencegahan dan penanggulangan kebakaran angka satu sampai
angka empat huruf d pada kriteria 1.4.1:
a. Dokumen program pencegahan dan penanggulangan kebakaran, berisi: Identifikasi
Risiko Kebakaran; Inspeksi, Pengujian, Pemeliharaan Sistem Proteksi7
Penanggulangan Kebakaran; Jalur Evakuasi; Edukasi Dan Simulasi: Proteksi &
Evakuasi; Larangan Merokok
b. Dokumen Edukasi dan sosialisasi/GAUN
2. Dilakukan inspeksi, pengujian dan pemeliharaan terhadap alat deteksi dini, alarm,
jalur evakuasi, serta keberfungsian alat pemadam api:
a. Dokumen (terkini) hasil inspeksi, pengujian dan pemeliharaan (kelengkapan,
kondisi kelayakan sistim proteksi dan Sarana penanganan kebakaran, Uji coba
terhadap sistim proteksi dan sarana penanggulangan kebakaran; Memasang label
tanda bahaya dilokasi risiko kebakaran)
POKIR:
Penggunaan Aplikasi Sarana, Prasarana, dan Alat Kesehatan (ASPAK) oleh
Puskesmas dilakukan untuk memastikan pemenuhan terhadap standar sarana,
prasarana, dan alat kesehatan.
Data sarana, prasarana, dan alat kesehatan di Puskesmas harus diinput dalam
ASPAK dan divalidasi untuk menjamin kebenarannya
Agar tidak terjadi keterlambatan atau gangguan dalam pelayanan, alat kesehatan
harus tersedia, berfungsi dengan baik, dan siap digunakan saat diperlukan. Program
yang dimaksud meliputi kegiatan pemeriksaan dan kalibrasi secara berkala, sesuai
dengan panduan produk tiap alat kesehatan.
Pemeriksaan alat kesehatan yang dilakukan petugas meliputi : kondisi alat, ada
tidaknya kerusakan, kebersihan, status kalibrasi, dan fungsi alat
EP:
1. Dilakukan inventarisasi alat kesehatan sesuai dengan ASPAK
a. SK penanggung jawab
b. Daftar inventaris sesuai ASPAK
POKIR:
Sistem utilitas meliputi air, listrik, gas medis dan sistem penunjang lainnya seperti
genset, panel listrik, perpipaan air dan lainnya.
Program pengelolaan sistem utilitas perlu disusun untuk menjamin ketersediaan
dan keamanan dalam menunjang kegiatan pelayanan Puskesmas
Sumber air adalah sumber air bersih dan air minum.
Sumber air dan listrik cadangan perlu disediakan untuk pengganti jika terjadi
kegagalan air dan/ atau listrik.
Puskesmas harus menyediakan cadangan sumber air, listrik dan gas medis selama
7 hari 24 jam sesuai kebutuhan.
Prasarana air, listrik, dan prasarana penting lainnya, seperti genset, perpipaan air,
panel listrik, perlu diperiksa dan dipelihara untuk menjaga ketersediaannya dalam
mendukung kegiatan pelayanan \.
Prasarana air bersih perlu dilakukan pemeriksaan seperti, uji kualitas air secara
periodik sesuai dengan ketentuan peraturanperundang- undangan
EP:
1. Dilaksanakan program pengelolaan sistem utilitas dan sistem penunjang lainnya sesuai
huruf f pada kriteria 1.4.1:
a. SK penanggung jawab
b. Dokumen program pengelolaan sistem utilitas
2. Sumber air, listrik dan gas medik tersedia selama 7 hari 24 jam untuk pelayanan di
Puskesmas:
a. Daftar ketersediaan listrik, air, gas medik
b. Daftar Identifikasi area berisiko kegagalan listrik, air
c. Hasil pemeriksaan kualitas air (terkini)
d. Diagram pemeliharaan
e. Dokumen pemeliharaan sistim utilitas
KRITERIA 1.4.8. DIKLAT MFK
√
POKIR:
Dalam rangka meningkatkan pemahaman, kemampuan, dan keterampilan dalam
pelaksanaan Manajemen Fasilitas Dan Keselamatan (MFK) perlu dilakukan
pendidikan petugas agar dapat menjalankan peran mereka dalam menyediakan
lingkungan yang aman bagi pasien, petugas, dan masyarakat.
Pendidikan petugas dapat berupa edukasi, pelatihan, dan inhouse
training/worksop/ lokakarya.
Pendidikan petugas sebagaimana dimaksud tertuang dalam rencana program
pendidikan manajamen fasilitas dan keselamatan
EP:
1. Ada rencana program pendidikan Manajemen Fasilitas dan Keselamatan bagi petugas.
a. Dokumen Program Diklat MFK (6 program MFK)
EP:
1. Ditetapkan indikator kinerja Puskesmas sesuai dengan jenis-jenis pelayanan yang
disediakan dan kebijakan pemerintah Pusat dan Daerah:
a. SK Jenis-Jenis Pelayanan Di Puskesmas
b. SK Penetapan Indikator Mutu Kinerja (Manajemen, UKM & UKP)
c. Indikator Kinerja Manajemen
d. Indikator Kinerja Cakupan Pelayanan UKM
e. Indikator Kinerja Cakupan Pelayanan UKP
EP:
1. Dilakukan lokakarya mini bulanan dan tribulanan secara konsisten dan periodik untuk
mengkomunikasikan, mengkoordinasikan dan mengintegrasikan upaya- upaya
Puskesmas:
a. Dokumen Hasil Lokakarya mini bulanan/GAUN & Jadwal
b. Dokumen Hasil Lokakarya mini tribulanan/GAUN & Jadwal
3. Dilakukan tindak lanjut terhadap rekomendasi lokakarya mini bulanan dan triwulan
dalam bentuk perbaikan pelaksanaan kegiatan:
a. Dokumen Hasil TL
KRITERIA 1.5.3.
AUDIT INTERNAL & PERTEMUAN TINJAUAN MANAJEMEN √
POKIR:
Kinerja Puskesmas yang dilakukan perlu dipantau apakah mencapai target yang
ditetapkan, yang dapat dilakukan melalui audit internal dan tinjauan manajemen
Audit internal merupakan salah satu mekanisme pengawasan dan pengendalian
yang dilakukan secara sistematis oleh tim audit internal yang dibentuk oleh Kepala
Puskesmas
Jika ada permasalahan yang ditemukan dalam audit internal tetapi tidak dapat
diselesaikan sendiri oleh pimpinan dan pegawai Puskesmas, maka permasalahan
tersebut dapat dirujuk ke Dinas Kesehatan daerah Kabupaten/Kota untuk ditindak
lanjuti
Pelaksanaan kinerja direncanakan dan dipantau serta ditindaklanjuti.
Kepala Puskesmas dan Penanggung jawab Mutu secara periodik melakukan
pertemuan tinjauan manajemen untuk membahas umpan balik pelanggan, keluhan
pelanggan, hasil audit internal, hasil penilaian kinerja, perubahan proses
penyelenggaraan Upaya Puskesmas dan kegiatan pelayanan Puskesmas, maupun
perubahan kebijakan mutu jika diperlukan, serta membahas hasil pertemuan tinjauan
manajemen sebelumnya,dan rekomendasi untuk perbaikan.
Pertemuan tinjauan manajemen dipimpin oleh Penanggung jawab Mutu
EP:
1. Kepala Puskesmas membentuk tim audit internal dengan
uraian tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang jelas:
a. SK Tim Audit (Dilengkapi
Uraian Tugas
Wewenang
Tanggung Jawab
2. Disusun rencana program audit internal tahunan yang dilengkapi kerangka acuan audit
dan dilakukan kegiatan audit sesuai dengan rencana yang telah disusun:
a. Rencana program AI Tahunan
b. KAK AIPuskesmas (Admen;UKM; UKP)
c. Dokumen Hasil AI/GAUN
3. Ada laporan dan umpan balik hasil audit internal kepada Kepala Puskesmas, Tim Mutu,
pihak yang diaudit dan unit terkait:
a. Laporan AI
b. Umpan Balik Auditor Berupa Temuan, Rekomendasi & RTL
4. Tindak lanjut dilakukan terhadap temuan dan rekomendasi dari hasil audit internal baik
oleh kepala Puskesmas, penanggung jawab maupun pelaksana:
a. Dokumen Hasil TL Temuan/GAUN
b. Dokumen monitoring oleh Auditor
STANDAR 1.6.
PERAN DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
KRITERIA 1.6.1.
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN OLEH DINKES KAB/KOTA √
POKIR:
Dalam rangka menjalankan tugas, fungsi dan tanggung jawab, Dinas Kesehatan
Daerah Kabupaten/Kota melakukan bimbingan teknis dan supervisi, pemantauan
evaluasi, dan pelaporan serta peningkatan mutu pelayanan kesehatan
Pembinaan yang dilakukan Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota dalam hal
penyelenggaraan Puskesmas mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan hingga
evaluasi kinerja Puskesmas
Pembinaan tersebut dilaksanakan secara periodik termasuk pembinaan dalam
rangka pencapaian target PIS PK, target Standar Pelayanan Minimal (SPM), dan
Program Prioritas Nasional (PPN), serta pemenuhan standar akreditasi
Tugas pembinaan meliputi: pendampingan persiapan penilaian untuk survei
akreditasi termasuk pra survei, pendampingan pasca survei dalam rangka tindaklanjut
hasil rekomendasi surveiior (penyusunan PPS), pembinaan mutu pasca survei dan
monev mutu.
EP:
1. Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota menetapkan struktur organisasi Puskesmas sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan:
a. SK Kadiskes tentang Struktur Organisasi Puskesmas (PMK 43/2019
3. Ada bukti Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota melaksanakan pembinaan secara terpadu
termasuk pembinaan oleh tim TPMDK sesuai ketentuan kepada Puskesmas secara periodik
dengan menggunakan indikator pembinaan program dan menyampaikan hasil pembinaan
kepada Puskesmas:
a. Dokumen Hasil Pembinaan/GAUN
b. Dokumen Perencanaan Perbaikan Strategis (PPS)
4. Ada bukti Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota melakukan pendampingan penyusunan
Rencana Usulan Kegiatan Puskesmas dan Rencana Pelaksanaan Kegiatan:
a. Dokumen Hasil Pendampingan (oleh Tim) Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan
Puskesmas Dan Rencana Pelaksanaan Kegiatan
5. Ada bukti Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota menindaklanjuti pelaksanaan lokakarya
mini Puskesmas yang menjadi wewenang dalam rangka membantu menyelesaikan masalah
kesehatan yang tidak bisa diselesaikan di tingkat Puskesmas:
a. Rekomendasi Hasil Minlok utk ditindaklanjuti oleh Dinkes (Surat dan Lampirkan Notulen)
b. Dokumen TL oleh Tim Kab/Kota dalam membantu Puskesmas.
6. Ada bukti Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota melakukan verifikasi dan memberikan
umpan balik evaluasi kinerja Puskesmas:
a. Bukti Dinkes Kab/Kota melakukan verifikasi dan memberikan Umpan Balik evaluasi
Kinerja Puskesmas
7. Puskesmas melakukan tindak lanjut terhadap hasil pembinaan Dinas Kesehatan Daerah
Kabupaten/ Kota:
a. Dokumen TL dari PPS