Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIK MANDIRI TERSTRUKTUR

PENDAMPINGAN (PMTTP)

AKADEMI KEBIDANAN BAKTI UTAMA PATI TAHUN AKADEMIK 2014/2015

Nama Mahasiswa :

Nim :

Mata Kuliah :

Jenis Kompetensi :

Perasat : Penanganan PEB/E

Semester/Kelompok :

A. Latar Belakang

Preeklampsi berat adalah suatu keadaan  hiperdinamik dimana ditemukan hipertensi


dan proteinuria akibat hiperfungsi ginjal . Pada preeclampsia berat, volume plasma yang
beredar menurun, sehinga terjadi hemokonsentrasi dan peningkatan hematokrit maternal.
Terjadi spasme pembuluh darah disertai dengan retensi garam dan air . Menyebabkan perfusi
organ maternal menurun, termasuk perfusi ke unit janin-uteroplasenta. Vasospasme siklik
menurunkan perfusi organ dengan menghancurkan sel-sel darah merah, sehingga kapasitas
oksigen maternal menurun. Jika semua arteriola dalam tubuh mengalami spasme, maka
tekanan darah dengan sendirinya akan naik, sebagai usaha untuk mengatasi kenaikan tekanan
perifer agar oksigenasi jaringan dapat tercukupi. Kenaikan berat badan dan edema yang
belum diketahui sebabnya, ada yang mengatakan disebabkan oleh retensi air dan garam
akibatnya penimbunan air yang berlebihan dalam ruangan interstisial. Patofisiologi
preeklampsi berat setidaknya berkaitan dengan perubahan fisiologis kehamilan. Adaptasi
fisiologis normal pada kehamilan meliputi:
-        Peningkatan volume plasma darah
-        Vasodilatasi
-        Penurunan resistensi vascular sistemik (systemic vascular resistance)
-        Peningkatan curah jantung
-        Penurunan tekanan osmotik koloid
Komplikasi yang dapat terjadi antara lain : atonia uteri, sindrom HELLP, ablasio retina,
KID (Koagulasi Intravaskular Diseminata), gagal ginjal, perdarahan otak, edema paru, gagal
jantung, hingga syok dan kematian.
B. Tujuan
1. mencegah terjadinya kejang.
2. menurunkan tekanan darah
3.
C. Indikasi
1. diberikan pada ibu hamil yang mengalami pre eklamsi berat hingga kejang.
2. diberikan pada ibu hamil yang protein urinnya positif 2 dan positif 3
3. ibu hamil yang tekanan darah diastoliknya lebih dari 110.
D. Kontra Indikasi
Ibu hamil yang normal
E. Persiapan Alat & Bahan
Alat :
1. Baki dan pengalas
2. Korentang
3. Bak instrument
4. APD (topi,celemek, masker,)
5. Spuit 10 cc
6. Tabung oksigen
7. Masker oksigen
8. \
9. Spatel
10. Abocath
11. Infuse set
12. Cairan RL
13. Kateter
14. Urine bag
15. Tensi
16. Thermometer
17. Linex atau dopler
18. Stetoskop
19. Handscoon
20. MgSO4 40%
21. Aquabides
22. Bengkok
23. Kapas alcohol
24. Kom kecil
25. Jam

F. Prosedur Pelaksanaan

1. Menyapa dengan sopan dan ramah, memperkenalkan diri kepada pasien/keluarga,


memposisikan pasien, merespon reaksi pasien, percaya diri, menjagaa privasi pasien
2. Menjelaskan keadaan pasien
3. menjelaskan tindakan, tujuan atau prosedur yang akan dilakukan dan meminta
persetujuan
4. Jika pasien kejang, beri obat antikonvulsan (MgS04)
5. Siapkan perlengkapan untuk penanganan kejang (jalan nafas, slym suiqer, masker dan
balon oksigen )
6. Beri oksigen 4-5 liter per menit
7. Lindungi pasien dari kemungkinan trauma, tapi jangan diikat terlalu keras
8. Baringkan pasien pada sisi kiri untuk mengurangi resiko aspirasi
9. Setelah kejang, aspirasi mulut dan tenggorokan jika perlu
10. Untuk penanganan umum berikan obat anti hipertensi jika tekanan diastolic > 110 mmHg
11. Pasang infuse RL dengan jarum besar (16/18)
12. Ukur keseimbangan cairan, jangan sampai terjadi overload cairan
13. Kateterisasi urine untuk memantau pengeluaran urine dan proteinuria
14. Jika jumlah urine <30 ml per jam ;
* Hentikan MgSO4 dan berikan cairan IV (NaCl 0,9% atau RL) pada kecepatan 1 liter
per 8 jam
* Pantau kemungkinan edema paru.
15. Jangan tinggalkan pasien sendirian. Kejang disertai aspirasi muntah dapat
mengakibatkan kematian ibu dan janin
16. Observasi tanda-tanda vital, reflek, dan denyut jantung janin setiap jam
17. Auskultasi paru untuk mencari tanda-tanda edema paru
18. Hentikan pemberian cairan I.V dan berikan deuretik misalnya furosemid 40 mg I.V
sekali saja jika ada edema paru
19. Nilai pembekuan darah dengan uji pembekuan sederhana (bedside closing test). Jika
pembekuan tidak terjadi sesudah 7 menit, kemungkinan terdapat koagulopati
G. Kesimpulan, Saran & Advice
H. Daftar Pustaka

Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan neonatal.2002. tridasa printer:Jakarta

Sarwono Prawirohardjo. 201. Ilmu Kebidanan. Jakarta, Yayasan Bina Pustaka


SarwonoPrawirohardjo

Anda mungkin juga menyukai