Anda di halaman 1dari 39

Laporan Pendahuluan Praktek Mandiri Terstruktur Pendampingan

Akademi Kebidanan Bakti Utama Pati


Tahun Akademik 2011/2012

Nama Praktikan : Ambarwati


Kelompok/ Semester : I/III
Jenis Perasat : KBI&KBE
Mata Kuliah : Kegawatdaruratan Maternal&Neonatal
Dosen Pendamping : Etni Dwi A., S.Si.T

A. Pengertian : Suatu tindakan untuk mengontrol dengan segera homorrage postpartum


B. Tujuan :
1. Menghentikan perdarahan pasca bersalin
2. Mencegah terjadinya Haemoragic Post Partum (HPP)
3. Mencegah terjadinya syok

C. Persiapan Alat :
1. Lembar informed consent ( persetujuan ).
2. Alas bokong dan alas penutup perut bawah.
3. Larutan antiseptik.Analgesik (tramadol 1-2 mg/kgBB).
4. Oksitosin 20 IU (2 ampul).
5. Ergometrin 0,20 mg/ml.
6. Set infus (jarum ukuran 16 atau 18).
7. Cairan infus (ringer Laktat 3 botol).
8. Misoprostol 600-1000mcg.
9. Oksigen dan regulator 10,1 U/ml.
10. Tensimeter dan stateskop.
11. Lampu sorot.
12. Sarung tangan DTT/steril (4 pasang).
13. Tabung dan jarum suntik (5 ml dan nomor 23)
14. 2 buahKateter nelaton.
15. Handuk bersih.
16. Sarung tangan panjang

D. Prosedur Pelaksana:
KBI
1. Menyambut ibu dan yang mendampingi ibu
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan maksud& tujuan prosedur yang akan dilakukan
4. Meminta persetujuan tindakan
5. Persiapan alat, perlengkapan, dan pasien
6. Menyiapkan alat
7. Mengenakan APD (celemek, topi, kacamata, masker dan alas kaki tertutup)
8. Mencuci tangan dengan sabun
9. Memakai sarung tangan
10. Mengosongkan kandung kemih pasien
11. Melakukan pemeriksaan dengan benar sehingga dapat dipastikan bahwa perdarahan
ini disebabkan oleh atonia uteri
12. Penolong berdiri di depan vulva
13. Membasahi tangan kanan dengan larutan antiseptik.
14. Menyisihkan kedua labia mayora ke arah lateral dengan ibu jari dan jari telunjuk.
15. Memasukkan tangan yang lain secara obstetrik ke dalam introitus vagina (bila perlu
berikan analgesik).
16. Mengubah tangan obstetrik menjadi kepalan dan letakkan dataran punggung jari
telunjuk hingga kelingking pada forniks inferior dan dorong segmen bawah rahim ke
kranioanterior.
17. Meletakkan telapak tangan luar pada dinding perut, upayakan untuk mencakup
bagian belakang korpus uterus seluas atau sebanyak mungkin.
18. Melakukan kompresi uterus selama 5 menit dengan cara mendekatkan telapak tangan
luar dengan kepalan tangan dalam forniks anterior.
19. Mempertahankan posisi demikian bila perdarahan berhenti, hingga kontraksi uterus
benar-benar membaik kemudian lanjutkan langkah berikutnya.
Amati apakah uterus berkontraksi, jika :
YA, maka lanjutkan KBI selama 2 menit, kemudian keluarkan tangan perlahan-lahan
lalu pantau kala IV dengan ketat.
TIDAK, maka lanjutkan langkah berikutnya.
20. Meminta keluarga untuk melakukan kompresi bimanual eksterna. Keluarkan
perlahan-lahan tangan kanan dengan mengubah kepalan menjadi tangan obstetrik.
21. Memasukkan kedua tangan ke dalam wadah yang sudah berisi larutan klorin 0,5%
lalu bersihkan sarung tangan.
22. Mengajarkan keluarga cara melakukan KBE (Kompresi Bimanual Eksterna),
kemudian minta keluarga melakukan KBE sementara bidan memasang infus dan
memberikan obat uterotonika.
23. Membereskan alat-alat dan memasukkan dalam larutan clorin 0,5%, membuang
sampah dan membersihkan tempat tidur (dekontaminasi)
24. Mencuci tangan dalam larutan klorin 0,5 % dan lepas handscon dalam keadaan
terbalik
25. Mencuci tangan & melepas APD
26. Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu
27. Lakukan dokumentasi hasil tindakan

KBE
1. Menyambut ibu dan yang mendampingi ibu
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan maksud& tujuan prosedur yang akan dilakukan
4. Meminta persetujuan tindakan
5. Persiapan alat, perlengkapan, dan pasien
6. Menyiapkan alat
7. Mengenakan APD (celemek, topi, kacamata, masker dan alas kaki tertutup)
8. Mencuci tangan dengan sabun
9. Memakai sarung tangan
10. Penolong berdiri menghadap sisi kanan pasien.
11. Tekan ujung jari telunjuk, tengah, dan manis satu tangan diantara simpisis dan
umbilikus pada korpus depan bawah sehingga fundus uterus naik ke arah dinding
abdomen.
12. Meletakkan sejauh mungkin telapak tangan lain di korpus uterus bagian belakang
dan dorong uterus ke arah korpus depan.
13. Menggeser perlahan-lahan ujung ketiga jari tangan pertama ke arah fundus sehingga
telapak  tangan dapat menekan korpus uterus bagian depan.
14. Melakukan kompresi korpus uterus dengan jalan menekan dinding belakang dan
dinding depan uterus dengan telapak tangan kiri dan kanan (mendekatkan tangan
belakang dan depan).
15. Perhatikan perdarahan. Bila perdarahan berhenti, pertahankan posisi tersebut hingga
uterus dapat berkontraksi dengan baik. Bila perdarahan belum berhenti, lanjutkan
pertolongan berikutnya. 
16. Memberikan Ergometrin 0,2 mgIM atau Misoprostol 600-1000 mcg per rektal.
(Ergometrin tidak diberikan untuk ibu hipertensi).
17. Memasang infus menggunakan jarum ukuran 16 atau 18 dan berikan Oksitosin 20
unit dalam 500 ml Ringer Laktat, habiskan 500 cc pertama secepat mungkin.
18. Memakai sarung tangan  DTT dan ulangi KBI
19. Amati perkembangannya, apakan uterus berkontraksi. Jika :
YA, maka pantau pasien dengan seksama selama kala IV.
TIDAK, maka lanjutkan ke langkah berikutnya.
20. Segera merujuk pasien
21. Membereskan alat-alat dan memasukkan dalam larutan clorin 0,5%, membuang
sampah dan membersihkan tempat tidur (dekontaminasi)
22. Mencuci tangan dalam larutan klorin 0,5 % dan lepas handscon dalam keadaan
terbalik
23. Mencuci tangan & melepas APD
24. Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu
25. Lakukan dokumentasi hasil tindakan

Pati, Rabu 9 November 2011


Dosen Pendamping Praktikan

(Etni Dwi A., S.Si.T) (Ambarwati)

Laporan Pendahuluan Praktek Mandiri Terstruktur Pendampingan


Akademi Kebidanan Bakti Utama Pati
Tahun Akademik 2011/2012

Nama Praktikan : Catur Fatmawati


Kelompok/ Semester : III/I
Jenis Perasat : KBI&KBE
Mata Kuliah : Kegawatdaruratan Maternal&Neonatal
Dosen Pendamping : Etni Dwi A., S.Si.T

A. Pengertian : Suatu tindakan untuk mengontrol dengan segera homorrage postpartum


B. Tujuan :
1. Menghentikan perdarahan pasca bersalin
2. Mencegah terjadinya Haemoragic Post Partum (HPP)
3. Mencegah terjadinya syok

C. Persiapan Alat :
1. Lembar informed consent ( persetujuan ).
2. Alas bokong dan alas penutup perut bawah.
3. Larutan antiseptik.Analgesik (tramadol 1-2 mg/kgBB).
4. Oksitosin 20 IU (2 ampul).
5. Ergometrin 0,20 mg/ml.
6. Set infus (jarum ukuran 16 atau 18).
7. Cairan infus (ringer Laktat 3 botol).
8. Misoprostol 600-1000mcg.
9. Oksigen dan regulator 10,1 U/ml.
10. Tensimeter dan stateskop.
11. Lampu sorot.
12. Sarung tangan DTT/steril (4 pasang).
13. Tabung dan jarum suntik (5 ml dan nomor 23)
14. 2 buahKateter nelaton.
15. Handuk bersih.
16. Sarung tangan panjang

D. Prosedur Pelaksana:
KBI
1. Menyambut ibu dan yang mendampingi ibu
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan maksud& tujuan prosedur yang akan dilakukan
4. Meminta persetujuan tindakan
5. Persiapan alat, perlengkapan, dan pasien
6. Menyiapkan alat
7. Mengenakan APD (celemek, topi, kacamata, masker dan alas kaki tertutup)
8. Mencuci tangan dengan sabun
9. Memakai sarung tangan
10. Mengosongkan kandung kemih pasien
11. Melakukan pemeriksaan dengan benar sehingga dapat dipastikan bahwa perdarahan
ini disebabkan oleh atonia uteri
12. Penolong berdiri di depan vulva
13. Membasahi tangan kanan dengan larutan antiseptik.
14. Menyisihkan kedua labia mayora ke arah lateral dengan ibu jari dan jari telunjuk.
15. Memasukkan tangan yang lain secara obstetrik ke dalam introitus vagina (bila perlu
berikan analgesik).
16. Mengubah tangan obstetrik menjadi kepalan dan letakkan dataran punggung jari
telunjuk hingga kelingking pada forniks inferior dan dorong segmen bawah rahim ke
kranioanterior.
17. Meletakkan telapak tangan luar pada dinding perut, upayakan untuk mencakup
bagian belakang korpus uterus seluas atau sebanyak mungkin.
18. Melakukan kompresi uterus selama 5 menit dengan cara mendekatkan telapak tangan
luar dengan kepalan tangan dalam forniks anterior.
19. Mempertahankan posisi demikian bila perdarahan berhenti, hingga kontraksi uterus
benar-benar membaik kemudian lanjutkan langkah berikutnya.
Amati apakah uterus berkontraksi, jika :
YA, maka lanjutkan KBI selama 2 menit, kemudian keluarkan tangan perlahan-lahan
lalu pantau kala IV dengan ketat.
TIDAK, maka lanjutkan langkah berikutnya.
20. Meminta keluarga untuk melakukan kompresi bimanual eksterna. Keluarkan
perlahan-lahan tangan kanan dengan mengubah kepalan menjadi tangan obstetrik.
21. Memasukkan kedua tangan ke dalam wadah yang sudah berisi larutan klorin 0,5%
lalu bersihkan sarung tangan.
22. Mengajarkan keluarga cara melakukan KBE (Kompresi Bimanual Eksterna),
kemudian minta keluarga melakukan KBE sementara bidan memasang infus dan
memberikan obat uterotonika.
23. Membereskan alat-alat dan memasukkan dalam larutan clorin 0,5%, membuang
sampah dan membersihkan tempat tidur (dekontaminasi)
24. Mencuci tangan dalam larutan klorin 0,5 % dan lepas handscon dalam keadaan
terbalik
25. Mencuci tangan & melepas APD
26. Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu
27. Lakukan dokumentasi hasil tindakan

KBE
1. Menyambut ibu dan yang mendampingi ibu
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan maksud& tujuan prosedur yang akan dilakukan
4. Meminta persetujuan tindakan
5. Persiapan alat, perlengkapan, dan pasien
6. Menyiapkan alat
7. Mengenakan APD (celemek, topi, kacamata, masker dan alas kaki tertutup)
8. Mencuci tangan dengan sabun
9. Memakai sarung tangan
10. Penolong berdiri menghadap sisi kanan pasien.
11. Tekan ujung jari telunjuk, tengah, dan manis satu tangan diantara simpisis dan
umbilikus pada korpus depan bawah sehingga fundus uterus naik ke arah dinding
abdomen.
12. Meletakkan sejauh mungkin telapak tangan lain di korpus uterus bagian belakang
dan dorong uterus ke arah korpus depan.
13. Menggeser perlahan-lahan ujung ketiga jari tangan pertama ke arah fundus sehingga
telapak  tangan dapat menekan korpus uterus bagian depan.
14. Melakukan kompresi korpus uterus dengan jalan menekan dinding belakang dan
dinding depan uterus dengan telapak tangan kiri dan kanan (mendekatkan tangan
belakang dan depan).
15. Perhatikan perdarahan. Bila perdarahan berhenti, pertahankan posisi tersebut hingga
uterus dapat berkontraksi dengan baik. Bila perdarahan belum berhenti, lanjutkan
pertolongan berikutnya. 
16. Memberikan Ergometrin 0,2 mgIM atau Misoprostol 600-1000 mcg per rektal.
(Ergometrin tidak diberikan untuk ibu hipertensi).
17. Memasang infus menggunakan jarum ukuran 16 atau 18 dan berikan Oksitosin 20
unit dalam 500 ml Ringer Laktat, habiskan 500 cc pertama secepat mungkin.
18. Memakai sarung tangan  DTT dan ulangi KBI
19. Amati perkembangannya, apakan uterus berkontraksi. Jika :
YA, maka pantau pasien dengan seksama selama kala IV.
TIDAK, maka lanjutkan ke langkah berikutnya.
20. Segera merujuk pasien
21. Membereskan alat-alat dan memasukkan dalam larutan clorin 0,5%, membuang
sampah dan membersihkan tempat tidur (dekontaminasi)
22. Mencuci tangan dalam larutan klorin 0,5 % dan lepas handscon dalam keadaan
terbalik
23. Mencuci tangan & melepas APD
24. Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu
25. Lakukan dokumentasi hasil tindakan

Pati, Rabu 9 November 2011


Dosen Pendamping Praktikan

(Etni Dwi A., S.Si.T) (Catur Fatmawati)


Laporan Pendahuluan Praktek Mandiri Terstruktur Pendampingan
Akademi Kebidanan Bakti Utama Pati
Tahun Akademik 2011/2012

Nama Praktikan : Dwi Mularsih


Kelompok/ Semester : III/I
Jenis Perasat : KBI&KBE
Mata Kuliah : Kegawatdaruratan Maternal&Neonatal
Dosen Pendamping : Etni Dwi A., S.Si.T

A. Pengertian : Suatu tindakan untuk mengontrol dengan segera homorrage postpartum


B. Tujuan :
1. Menghentikan perdarahan pasca bersalin
2. Mencegah terjadinya Haemoragic Post Partum (HPP)
3. Mencegah terjadinya syok

C. Persiapan Alat :
1. Lembar informed consent ( persetujuan ).
2. Alas bokong dan alas penutup perut bawah.
3. Larutan antiseptik.Analgesik (tramadol 1-2 mg/kgBB).
4. Oksitosin 20 IU (2 ampul).
5. Ergometrin 0,20 mg/ml.
6. Set infus (jarum ukuran 16 atau 18).
7. Cairan infus (ringer Laktat 3 botol).
8. Misoprostol 600-1000mcg.
9. Oksigen dan regulator 10,1 U/ml.
10. Tensimeter dan stateskop.
11. Lampu sorot.
12. Sarung tangan DTT/steril (4 pasang).
13. Tabung dan jarum suntik (5 ml dan nomor 23)
14. 2 buahKateter nelaton.
15. Handuk bersih.
16. Sarung tangan panjang

D. Prosedur Pelaksana:
KBI
1. Menyambut ibu dan yang mendampingi ibu
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan maksud& tujuan prosedur yang akan dilakukan
4. Meminta persetujuan tindakan
5. Persiapan alat, perlengkapan, dan pasien
6. Menyiapkan alat
7. Mengenakan APD (celemek, topi, kacamata, masker dan alas kaki tertutup)
8. Mencuci tangan dengan sabun
9. Memakai sarung tangan
10. Mengosongkan kandung kemih pasien
11. Melakukan pemeriksaan dengan benar sehingga dapat dipastikan bahwa perdarahan
ini disebabkan oleh atonia uteri
12. Penolong berdiri di depan vulva
13. Membasahi tangan kanan dengan larutan antiseptik.
14. Menyisihkan kedua labia mayora ke arah lateral dengan ibu jari dan jari telunjuk.
15. Memasukkan tangan yang lain secara obstetrik ke dalam introitus vagina (bila perlu
berikan analgesik).
16. Mengubah tangan obstetrik menjadi kepalan dan letakkan dataran punggung jari
telunjuk hingga kelingking pada forniks inferior dan dorong segmen bawah rahim ke
kranioanterior.
17. Meletakkan telapak tangan luar pada dinding perut, upayakan untuk mencakup
bagian belakang korpus uterus seluas atau sebanyak mungkin.
18. Melakukan kompresi uterus selama 5 menit dengan cara mendekatkan telapak tangan
luar dengan kepalan tangan dalam forniks anterior.
19. Mempertahankan posisi demikian bila perdarahan berhenti, hingga kontraksi uterus
benar-benar membaik kemudian lanjutkan langkah berikutnya.
Amati apakah uterus berkontraksi, jika :
YA, maka lanjutkan KBI selama 2 menit, kemudian keluarkan tangan perlahan-lahan
lalu pantau kala IV dengan ketat.
TIDAK, maka lanjutkan langkah berikutnya.
20. Meminta keluarga untuk melakukan kompresi bimanual eksterna. Keluarkan
perlahan-lahan tangan kanan dengan mengubah kepalan menjadi tangan obstetrik.
21. Memasukkan kedua tangan ke dalam wadah yang sudah berisi larutan klorin 0,5%
lalu bersihkan sarung tangan.
22. Mengajarkan keluarga cara melakukan KBE (Kompresi Bimanual Eksterna),
kemudian minta keluarga melakukan KBE sementara bidan memasang infus dan
memberikan obat uterotonika.
23. Membereskan alat-alat dan memasukkan dalam larutan clorin 0,5%, membuang
sampah dan membersihkan tempat tidur (dekontaminasi)
24. Mencuci tangan dalam larutan klorin 0,5 % dan lepas handscon dalam keadaan
terbalik
25. Mencuci tangan & melepas APD
26. Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu
27. Lakukan dokumentasi hasil tindakan

KBE
1. Menyambut ibu dan yang mendampingi ibu
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan maksud& tujuan prosedur yang akan dilakukan
4. Meminta persetujuan tindakan
5. Persiapan alat, perlengkapan, dan pasien
6. Menyiapkan alat
7. Mengenakan APD (celemek, topi, kacamata, masker dan alas kaki tertutup)
8. Mencuci tangan dengan sabun
9. Memakai sarung tangan
10. Penolong berdiri menghadap sisi kanan pasien.
11. Tekan ujung jari telunjuk, tengah, dan manis satu tangan diantara simpisis dan
umbilikus pada korpus depan bawah sehingga fundus uterus naik ke arah dinding
abdomen.
12. Meletakkan sejauh mungkin telapak tangan lain di korpus uterus bagian belakang
dan dorong uterus ke arah korpus depan.
13. Menggeser perlahan-lahan ujung ketiga jari tangan pertama ke arah fundus sehingga
telapak  tangan dapat menekan korpus uterus bagian depan.
14. Melakukan kompresi korpus uterus dengan jalan menekan dinding belakang dan
dinding depan uterus dengan telapak tangan kiri dan kanan (mendekatkan tangan
belakang dan depan).
15. Perhatikan perdarahan. Bila perdarahan berhenti, pertahankan posisi tersebut hingga
uterus dapat berkontraksi dengan baik. Bila perdarahan belum berhenti, lanjutkan
pertolongan berikutnya. 
16. Memberikan Ergometrin 0,2 mgIM atau Misoprostol 600-1000 mcg per rektal.
(Ergometrin tidak diberikan untuk ibu hipertensi).
17. Memasang infus menggunakan jarum ukuran 16 atau 18 dan berikan Oksitosin 20
unit dalam 500 ml Ringer Laktat, habiskan 500 cc pertama secepat mungkin.
18. Memakai sarung tangan  DTT dan ulangi KBI
19. Amati perkembangannya, apakan uterus berkontraksi. Jika :
YA, maka pantau pasien dengan seksama selama kala IV.
TIDAK, maka lanjutkan ke langkah berikutnya.
20. Segera merujuk pasien
21. Membereskan alat-alat dan memasukkan dalam larutan clorin 0,5%, membuang
sampah dan membersihkan tempat tidur (dekontaminasi)
22. Mencuci tangan dalam larutan klorin 0,5 % dan lepas handscon dalam keadaan
terbalik
23. Mencuci tangan & melepas APD
24. Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu
25. Lakukan dokumentasi hasil tindakan

Pati, Rabu 9 November 2011


Dosen Pendamping Praktikan

(Etni Dwi A., S.Si.T) (Dwi Mularsih )


Laporan Pendahuluan Praktek Mandiri Terstruktur Pendampingan
Akademi Kebidanan Bakti Utama Pati
Tahun Akademik 2011/2012

Nama Praktikan : Eka Rini


Kelompok/ Semester : III/I
Jenis Perasat : KBI&KBE
Mata Kuliah : Kegawatdaruratan Maternal&Neonatal
Dosen Pendamping : Etni Dwi A., S.Si.T

A. Pengertian : Suatu tindakan untuk mengontrol dengan segera homorrage postpartum


B. Tujuan :
1. Menghentikan perdarahan pasca bersalin
2. Mencegah terjadinya Haemoragic Post Partum (HPP)
3. Mencegah terjadinya syok

C. Persiapan Alat :
1. Lembar informed consent ( persetujuan ).
2. Alas bokong dan alas penutup perut bawah.
3. Larutan antiseptik.Analgesik (tramadol 1-2 mg/kgBB).
4. Oksitosin 20 IU (2 ampul).
5. Ergometrin 0,20 mg/ml.
6. Set infus (jarum ukuran 16 atau 18).
7. Cairan infus (ringer Laktat 3 botol).
8. Misoprostol 600-1000mcg.
9. Oksigen dan regulator 10,1 U/ml.
10. Tensimeter dan stateskop.
11. Lampu sorot.
12. Sarung tangan DTT/steril (4 pasang).
13. Tabung dan jarum suntik (5 ml dan nomor 23)
14. 2 buahKateter nelaton.
15. Handuk bersih.
16. Sarung tangan panjang

D. Prosedur Pelaksana:
KBI
1. Menyambut ibu dan yang mendampingi ibu
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan maksud& tujuan prosedur yang akan dilakukan
4. Meminta persetujuan tindakan
5. Persiapan alat, perlengkapan, dan pasien
6. Menyiapkan alat
7. Mengenakan APD (celemek, topi, kacamata, masker dan alas kaki tertutup)
8. Mencuci tangan dengan sabun
9. Memakai sarung tangan
10. Mengosongkan kandung kemih pasien
11. Melakukan pemeriksaan dengan benar sehingga dapat dipastikan bahwa perdarahan
ini disebabkan oleh atonia uteri
12. Penolong berdiri di depan vulva
13. Membasahi tangan kanan dengan larutan antiseptik.
14. Menyisihkan kedua labia mayora ke arah lateral dengan ibu jari dan jari telunjuk.
15. Memasukkan tangan yang lain secara obstetrik ke dalam introitus vagina (bila perlu
berikan analgesik).
16. Mengubah tangan obstetrik menjadi kepalan dan letakkan dataran punggung jari
telunjuk hingga kelingking pada forniks inferior dan dorong segmen bawah rahim ke
kranioanterior.
17. Meletakkan telapak tangan luar pada dinding perut, upayakan untuk mencakup
bagian belakang korpus uterus seluas atau sebanyak mungkin.
18. Melakukan kompresi uterus selama 5 menit dengan cara mendekatkan telapak tangan
luar dengan kepalan tangan dalam forniks anterior.
19. Mempertahankan posisi demikian bila perdarahan berhenti, hingga kontraksi uterus
benar-benar membaik kemudian lanjutkan langkah berikutnya.
Amati apakah uterus berkontraksi, jika :
YA, maka lanjutkan KBI selama 2 menit, kemudian keluarkan tangan perlahan-lahan
lalu pantau kala IV dengan ketat.
TIDAK, maka lanjutkan langkah berikutnya.
20. Meminta keluarga untuk melakukan kompresi bimanual eksterna. Keluarkan
perlahan-lahan tangan kanan dengan mengubah kepalan menjadi tangan obstetrik.
21. Memasukkan kedua tangan ke dalam wadah yang sudah berisi larutan klorin 0,5%
lalu bersihkan sarung tangan.
22. Mengajarkan keluarga cara melakukan KBE (Kompresi Bimanual Eksterna),
kemudian minta keluarga melakukan KBE sementara bidan memasang infus dan
memberikan obat uterotonika.
23. Membereskan alat-alat dan memasukkan dalam larutan clorin 0,5%, membuang
sampah dan membersihkan tempat tidur (dekontaminasi)
24. Mencuci tangan dalam larutan klorin 0,5 % dan lepas handscon dalam keadaan
terbalik
25. Mencuci tangan & melepas APD
26. Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu
27. Lakukan dokumentasi hasil tindakan

KBE
1. Menyambut ibu dan yang mendampingi ibu
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan maksud& tujuan prosedur yang akan dilakukan
4. Meminta persetujuan tindakan
5. Persiapan alat, perlengkapan, dan pasien
6. Menyiapkan alat
7. Mengenakan APD (celemek, topi, kacamata, masker dan alas kaki tertutup)
8. Mencuci tangan dengan sabun
9. Memakai sarung tangan
10. Penolong berdiri menghadap sisi kanan pasien.
11. Tekan ujung jari telunjuk, tengah, dan manis satu tangan diantara simpisis dan
umbilikus pada korpus depan bawah sehingga fundus uterus naik ke arah dinding
abdomen.
12. Meletakkan sejauh mungkin telapak tangan lain di korpus uterus bagian belakang
dan dorong uterus ke arah korpus depan.
13. Menggeser perlahan-lahan ujung ketiga jari tangan pertama ke arah fundus sehingga
telapak  tangan dapat menekan korpus uterus bagian depan.
14. Melakukan kompresi korpus uterus dengan jalan menekan dinding belakang dan
dinding depan uterus dengan telapak tangan kiri dan kanan (mendekatkan tangan
belakang dan depan).
15. Perhatikan perdarahan. Bila perdarahan berhenti, pertahankan posisi tersebut hingga
uterus dapat berkontraksi dengan baik. Bila perdarahan belum berhenti, lanjutkan
pertolongan berikutnya. 
16. Memberikan Ergometrin 0,2 mgIM atau Misoprostol 600-1000 mcg per rektal.
(Ergometrin tidak diberikan untuk ibu hipertensi).
17. Memasang infus menggunakan jarum ukuran 16 atau 18 dan berikan Oksitosin 20
unit dalam 500 ml Ringer Laktat, habiskan 500 cc pertama secepat mungkin.
18. Memakai sarung tangan  DTT dan ulangi KBI
19. Amati perkembangannya, apakan uterus berkontraksi. Jika :
YA, maka pantau pasien dengan seksama selama kala IV.
TIDAK, maka lanjutkan ke langkah berikutnya.
20. Segera merujuk pasien
21. Membereskan alat-alat dan memasukkan dalam larutan clorin 0,5%, membuang
sampah dan membersihkan tempat tidur (dekontaminasi)
22. Mencuci tangan dalam larutan klorin 0,5 % dan lepas handscon dalam keadaan
terbalik
23. Mencuci tangan & melepas APD
24. Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu
25. Lakukan dokumentasi hasil tindakan

Pati, Rabu 9 November 2011


Dosen Pendamping Praktikan

(Etni Dwi A., S.Si.T) (Eka Rini)


Laporan Pendahuluan Praktek Mandiri Terstruktur Pendampingan
Akademi Kebidanan Bakti Utama Pati
Tahun Akademik 2011/2012

Nama Praktikan : Eka Endra


Kelompok/ Semester : III/I
Jenis Perasat : KBI&KBE
Mata Kuliah : Kegawatdaruratan Maternal&Neonatal
Dosen Pendamping : Etni Dwi A., S.Si.T

A. Pengertian : Suatu tindakan untuk mengontrol dengan segera homorrage postpartum


B. Tujuan :
1. Menghentikan perdarahan pasca bersalin
2. Mencegah terjadinya Haemoragic Post Partum (HPP)
3. Mencegah terjadinya syok

C. Persiapan Alat :
1. Lembar informed consent ( persetujuan ).
2. Alas bokong dan alas penutup perut bawah.
3. Larutan antiseptik.Analgesik (tramadol 1-2 mg/kgBB).
4. Oksitosin 20 IU (2 ampul).
5. Ergometrin 0,20 mg/ml.
6. Set infus (jarum ukuran 16 atau 18).
7. Cairan infus (ringer Laktat 3 botol).
8. Misoprostol 600-1000mcg.
9. Oksigen dan regulator 10,1 U/ml.
10. Tensimeter dan stateskop.
11. Lampu sorot.
12. Sarung tangan DTT/steril (4 pasang).
13. Tabung dan jarum suntik (5 ml dan nomor 23)
14. 2 buahKateter nelaton.
15. Handuk bersih.
16. Sarung tangan panjang

D. Prosedur Pelaksana:
KBI
1. Menyambut ibu dan yang mendampingi ibu
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan maksud& tujuan prosedur yang akan dilakukan
4. Meminta persetujuan tindakan
5. Persiapan alat, perlengkapan, dan pasien
6. Menyiapkan alat
7. Mengenakan APD (celemek, topi, kacamata, masker dan alas kaki tertutup)
8. Mencuci tangan dengan sabun
9. Memakai sarung tangan
10. Mengosongkan kandung kemih pasien
11. Melakukan pemeriksaan dengan benar sehingga dapat dipastikan bahwa perdarahan
ini disebabkan oleh atonia uteri
12. Penolong berdiri di depan vulva
13. Membasahi tangan kanan dengan larutan antiseptik.
14. Menyisihkan kedua labia mayora ke arah lateral dengan ibu jari dan jari telunjuk.
15. Memasukkan tangan yang lain secara obstetrik ke dalam introitus vagina (bila perlu
berikan analgesik).
16. Mengubah tangan obstetrik menjadi kepalan dan letakkan dataran punggung jari
telunjuk hingga kelingking pada forniks inferior dan dorong segmen bawah rahim ke
kranioanterior.
17. Meletakkan telapak tangan luar pada dinding perut, upayakan untuk mencakup
bagian belakang korpus uterus seluas atau sebanyak mungkin.
18. Melakukan kompresi uterus selama 5 menit dengan cara mendekatkan telapak tangan
luar dengan kepalan tangan dalam forniks anterior.
19. Mempertahankan posisi demikian bila perdarahan berhenti, hingga kontraksi uterus
benar-benar membaik kemudian lanjutkan langkah berikutnya.
Amati apakah uterus berkontraksi, jika :
YA, maka lanjutkan KBI selama 2 menit, kemudian keluarkan tangan perlahan-lahan
lalu pantau kala IV dengan ketat.
TIDAK, maka lanjutkan langkah berikutnya.
20. Meminta keluarga untuk melakukan kompresi bimanual eksterna. Keluarkan
perlahan-lahan tangan kanan dengan mengubah kepalan menjadi tangan obstetrik.
21. Memasukkan kedua tangan ke dalam wadah yang sudah berisi larutan klorin 0,5%
lalu bersihkan sarung tangan.
22. Mengajarkan keluarga cara melakukan KBE (Kompresi Bimanual Eksterna),
kemudian minta keluarga melakukan KBE sementara bidan memasang infus dan
memberikan obat uterotonika.
23. Membereskan alat-alat dan memasukkan dalam larutan clorin 0,5%, membuang
sampah dan membersihkan tempat tidur (dekontaminasi)
24. Mencuci tangan dalam larutan klorin 0,5 % dan lepas handscon dalam keadaan
terbalik
25. Mencuci tangan & melepas APD
26. Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu
27. Lakukan dokumentasi hasil tindakan

KBE
1. Menyambut ibu dan yang mendampingi ibu
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan maksud& tujuan prosedur yang akan dilakukan
4. Meminta persetujuan tindakan
5. Persiapan alat, perlengkapan, dan pasien
6. Menyiapkan alat
7. Mengenakan APD (celemek, topi, kacamata, masker dan alas kaki tertutup)
8. Mencuci tangan dengan sabun
9. Memakai sarung tangan
10. Penolong berdiri menghadap sisi kanan pasien.
11. Tekan ujung jari telunjuk, tengah, dan manis satu tangan diantara simpisis dan
umbilikus pada korpus depan bawah sehingga fundus uterus naik ke arah dinding
abdomen.
12. Meletakkan sejauh mungkin telapak tangan lain di korpus uterus bagian belakang
dan dorong uterus ke arah korpus depan.
13. Menggeser perlahan-lahan ujung ketiga jari tangan pertama ke arah fundus sehingga
telapak  tangan dapat menekan korpus uterus bagian depan.
14. Melakukan kompresi korpus uterus dengan jalan menekan dinding belakang dan
dinding depan uterus dengan telapak tangan kiri dan kanan (mendekatkan tangan
belakang dan depan).
15. Perhatikan perdarahan. Bila perdarahan berhenti, pertahankan posisi tersebut hingga
uterus dapat berkontraksi dengan baik. Bila perdarahan belum berhenti, lanjutkan
pertolongan berikutnya. 
16. Memberikan Ergometrin 0,2 mgIM atau Misoprostol 600-1000 mcg per rektal.
(Ergometrin tidak diberikan untuk ibu hipertensi).
17. Memasang infus menggunakan jarum ukuran 16 atau 18 dan berikan Oksitosin 20
unit dalam 500 ml Ringer Laktat, habiskan 500 cc pertama secepat mungkin.
18. Memakai sarung tangan  DTT dan ulangi KBI
19. Amati perkembangannya, apakan uterus berkontraksi. Jika :
YA, maka pantau pasien dengan seksama selama kala IV.
TIDAK, maka lanjutkan ke langkah berikutnya.
20. Segera merujuk pasien
21. Membereskan alat-alat dan memasukkan dalam larutan clorin 0,5%, membuang
sampah dan membersihkan tempat tidur (dekontaminasi)
22. Mencuci tangan dalam larutan klorin 0,5 % dan lepas handscon dalam keadaan
terbalik
23. Mencuci tangan & melepas APD
24. Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu
25. Lakukan dokumentasi hasil tindakan

Pati, Rabu 9 November 2011


Dosen Pendamping Praktikan

(Etni Dwi A., S.Si.T) (Eka Endra)


Laporan Pendahuluan Praktek Mandiri Terstruktur Pendampingan
Akademi Kebidanan Bakti Utama Pati
Tahun Akademik 2011/2012

Nama Praktikan : Ninik Widyaingsih


Kelompok/ Semester : III/I
Jenis Perasat : KBI&KBE
Mata Kuliah : Kegawatdaruratan Maternal&Neonatal
Dosen Pendamping : Etni Dwi A., S.Si.T

A. Pengertian : Suatu tindakan untuk mengontrol dengan segera homorrage postpartum


B. Tujuan :
1. Menghentikan perdarahan pasca bersalin
2. Mencegah terjadinya Haemoragic Post Partum (HPP)
3. Mencegah terjadinya syok

C. Persiapan Alat :
1. Lembar informed consent ( persetujuan ).
2. Alas bokong dan alas penutup perut bawah.
3. Larutan antiseptik.Analgesik (tramadol 1-2 mg/kgBB).
4. Oksitosin 20 IU (2 ampul).
5. Ergometrin 0,20 mg/ml.
6. Set infus (jarum ukuran 16 atau 18).
7. Cairan infus (ringer Laktat 3 botol).
8. Misoprostol 600-1000mcg.
9. Oksigen dan regulator 10,1 U/ml.
10. Tensimeter dan stateskop.
11. Lampu sorot.
12. Sarung tangan DTT/steril (4 pasang).
13. Tabung dan jarum suntik (5 ml dan nomor 23)
14. 2 buahKateter nelaton.
15. Handuk bersih.
16. Sarung tangan panjang

D. Prosedur Pelaksana:
KBI
1. Menyambut ibu dan yang mendampingi ibu
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan maksud& tujuan prosedur yang akan dilakukan
4. Meminta persetujuan tindakan
5. Persiapan alat, perlengkapan, dan pasien
6. Menyiapkan alat
7. Mengenakan APD (celemek, topi, kacamata, masker dan alas kaki tertutup)
8. Mencuci tangan dengan sabun
9. Memakai sarung tangan
10. Mengosongkan kandung kemih pasien
11. Melakukan pemeriksaan dengan benar sehingga dapat dipastikan bahwa perdarahan
ini disebabkan oleh atonia uteri
12. Penolong berdiri di depan vulva
13. Membasahi tangan kanan dengan larutan antiseptik.
14. Menyisihkan kedua labia mayora ke arah lateral dengan ibu jari dan jari telunjuk.
15. Memasukkan tangan yang lain secara obstetrik ke dalam introitus vagina (bila perlu
berikan analgesik).
16. Mengubah tangan obstetrik menjadi kepalan dan letakkan dataran punggung jari
telunjuk hingga kelingking pada forniks inferior dan dorong segmen bawah rahim ke
kranioanterior.
17. Meletakkan telapak tangan luar pada dinding perut, upayakan untuk mencakup
bagian belakang korpus uterus seluas atau sebanyak mungkin.
18. Melakukan kompresi uterus selama 5 menit dengan cara mendekatkan telapak tangan
luar dengan kepalan tangan dalam forniks anterior.
19. Mempertahankan posisi demikian bila perdarahan berhenti, hingga kontraksi uterus
benar-benar membaik kemudian lanjutkan langkah berikutnya.
Amati apakah uterus berkontraksi, jika :
YA, maka lanjutkan KBI selama 2 menit, kemudian keluarkan tangan perlahan-lahan
lalu pantau kala IV dengan ketat.
TIDAK, maka lanjutkan langkah berikutnya.
20. Meminta keluarga untuk melakukan kompresi bimanual eksterna. Keluarkan
perlahan-lahan tangan kanan dengan mengubah kepalan menjadi tangan obstetrik.
21. Memasukkan kedua tangan ke dalam wadah yang sudah berisi larutan klorin 0,5%
lalu bersihkan sarung tangan.
22. Mengajarkan keluarga cara melakukan KBE (Kompresi Bimanual Eksterna),
kemudian minta keluarga melakukan KBE sementara bidan memasang infus dan
memberikan obat uterotonika.
23. Membereskan alat-alat dan memasukkan dalam larutan clorin 0,5%, membuang
sampah dan membersihkan tempat tidur (dekontaminasi)
24. Mencuci tangan dalam larutan klorin 0,5 % dan lepas handscon dalam keadaan
terbalik
25. Mencuci tangan & melepas APD
26. Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu
27. Lakukan dokumentasi hasil tindakan

KBE
1. Menyambut ibu dan yang mendampingi ibu
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan maksud& tujuan prosedur yang akan dilakukan
4. Meminta persetujuan tindakan
5. Persiapan alat, perlengkapan, dan pasien
6. Menyiapkan alat
7. Mengenakan APD (celemek, topi, kacamata, masker dan alas kaki tertutup)
8. Mencuci tangan dengan sabun
9. Memakai sarung tangan
10. Penolong berdiri menghadap sisi kanan pasien.
11. Tekan ujung jari telunjuk, tengah, dan manis satu tangan diantara simpisis dan
umbilikus pada korpus depan bawah sehingga fundus uterus naik ke arah dinding
abdomen.
12. Meletakkan sejauh mungkin telapak tangan lain di korpus uterus bagian belakang
dan dorong uterus ke arah korpus depan.
13. Menggeser perlahan-lahan ujung ketiga jari tangan pertama ke arah fundus sehingga
telapak  tangan dapat menekan korpus uterus bagian depan.
14. Melakukan kompresi korpus uterus dengan jalan menekan dinding belakang dan
dinding depan uterus dengan telapak tangan kiri dan kanan (mendekatkan tangan
belakang dan depan).
15. Perhatikan perdarahan. Bila perdarahan berhenti, pertahankan posisi tersebut hingga
uterus dapat berkontraksi dengan baik. Bila perdarahan belum berhenti, lanjutkan
pertolongan berikutnya. 
16. Memberikan Ergometrin 0,2 mgIM atau Misoprostol 600-1000 mcg per rektal.
(Ergometrin tidak diberikan untuk ibu hipertensi).
17. Memasang infus menggunakan jarum ukuran 16 atau 18 dan berikan Oksitosin 20
unit dalam 500 ml Ringer Laktat, habiskan 500 cc pertama secepat mungkin.
18. Memakai sarung tangan  DTT dan ulangi KBI
19. Amati perkembangannya, apakan uterus berkontraksi. Jika :
YA, maka pantau pasien dengan seksama selama kala IV.
TIDAK, maka lanjutkan ke langkah berikutnya.
20. Segera merujuk pasien
21. Membereskan alat-alat dan memasukkan dalam larutan clorin 0,5%, membuang
sampah dan membersihkan tempat tidur (dekontaminasi)
22. Mencuci tangan dalam larutan klorin 0,5 % dan lepas handscon dalam keadaan
terbalik
23. Mencuci tangan & melepas APD
24. Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu
25. Lakukan dokumentasi hasil tindakan

Pati, Rabu 9 November 2011


Dosen Pendamping Praktikan

(Etni Dwi A., S.Si.T) (Ninik Widyaningsih)


Laporan Pendahuluan Praktek Mandiri Terstruktur Pendampingan
Akademi Kebidanan Bakti Utama Pati
Tahun Akademik 2011/2012

Nama Praktikan : Purwaningsih


Kelompok/ Semester : III/I
Jenis Perasat : KBI&KBE
Mata Kuliah : Kegawatdaruratan Maternal&Neonatal
Dosen Pendamping : Etni Dwi A., S.Si.T

A. Pengertian : Suatu tindakan untuk mengontrol dengan segera homorrage postpartum


B. Tujuan :
1. Menghentikan perdarahan pasca bersalin
2. Mencegah terjadinya Haemoragic Post Partum (HPP)
3. Mencegah terjadinya syok

C. Persiapan Alat :
1. Lembar informed consent ( persetujuan ).
2. Alas bokong dan alas penutup perut bawah.
3. Larutan antiseptik.Analgesik (tramadol 1-2 mg/kgBB).
4. Oksitosin 20 IU (2 ampul).
5. Ergometrin 0,20 mg/ml.
6. Set infus (jarum ukuran 16 atau 18).
7. Cairan infus (ringer Laktat 3 botol).
8. Misoprostol 600-1000mcg.
9. Oksigen dan regulator 10,1 U/ml.
10. Tensimeter dan stateskop.
11. Lampu sorot.
12. Sarung tangan DTT/steril (4 pasang).
13. Tabung dan jarum suntik (5 ml dan nomor 23)
14. 2 buahKateter nelaton.
15. Handuk bersih.
16. Sarung tangan panjang

D. Prosedur Pelaksana:
KBI
1. Menyambut ibu dan yang mendampingi ibu
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan maksud& tujuan prosedur yang akan dilakukan
4. Meminta persetujuan tindakan
5. Persiapan alat, perlengkapan, dan pasien
6. Menyiapkan alat
7. Mengenakan APD (celemek, topi, kacamata, masker dan alas kaki tertutup)
8. Mencuci tangan dengan sabun
9. Memakai sarung tangan
10. Mengosongkan kandung kemih pasien
11. Melakukan pemeriksaan dengan benar sehingga dapat dipastikan bahwa perdarahan
ini disebabkan oleh atonia uteri
12. Penolong berdiri di depan vulva
13. Membasahi tangan kanan dengan larutan antiseptik.
14. Menyisihkan kedua labia mayora ke arah lateral dengan ibu jari dan jari telunjuk.
15. Memasukkan tangan yang lain secara obstetrik ke dalam introitus vagina (bila perlu
berikan analgesik).
16. Mengubah tangan obstetrik menjadi kepalan dan letakkan dataran punggung jari
telunjuk hingga kelingking pada forniks inferior dan dorong segmen bawah rahim ke
kranioanterior.
17. Meletakkan telapak tangan luar pada dinding perut, upayakan untuk mencakup
bagian belakang korpus uterus seluas atau sebanyak mungkin.
18. Melakukan kompresi uterus selama 5 menit dengan cara mendekatkan telapak tangan
luar dengan kepalan tangan dalam forniks anterior.
19. Mempertahankan posisi demikian bila perdarahan berhenti, hingga kontraksi uterus
benar-benar membaik kemudian lanjutkan langkah berikutnya.
Amati apakah uterus berkontraksi, jika :
YA, maka lanjutkan KBI selama 2 menit, kemudian keluarkan tangan perlahan-lahan
lalu pantau kala IV dengan ketat.
TIDAK, maka lanjutkan langkah berikutnya.
20. Meminta keluarga untuk melakukan kompresi bimanual eksterna. Keluarkan
perlahan-lahan tangan kanan dengan mengubah kepalan menjadi tangan obstetrik.
21. Memasukkan kedua tangan ke dalam wadah yang sudah berisi larutan klorin 0,5%
lalu bersihkan sarung tangan.
22. Mengajarkan keluarga cara melakukan KBE (Kompresi Bimanual Eksterna),
kemudian minta keluarga melakukan KBE sementara bidan memasang infus dan
memberikan obat uterotonika.
23. Membereskan alat-alat dan memasukkan dalam larutan clorin 0,5%, membuang
sampah dan membersihkan tempat tidur (dekontaminasi)
24. Mencuci tangan dalam larutan klorin 0,5 % dan lepas handscon dalam keadaan
terbalik
25. Mencuci tangan & melepas APD
26. Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu
27. Lakukan dokumentasi hasil tindakan

KBE
1. Menyambut ibu dan yang mendampingi ibu
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan maksud& tujuan prosedur yang akan dilakukan
4. Meminta persetujuan tindakan
5. Persiapan alat, perlengkapan, dan pasien
6. Menyiapkan alat
7. Mengenakan APD (celemek, topi, kacamata, masker dan alas kaki tertutup)
8. Mencuci tangan dengan sabun
9. Memakai sarung tangan
10. Penolong berdiri menghadap sisi kanan pasien.
11. Tekan ujung jari telunjuk, tengah, dan manis satu tangan diantara simpisis dan
umbilikus pada korpus depan bawah sehingga fundus uterus naik ke arah dinding
abdomen.
12. Meletakkan sejauh mungkin telapak tangan lain di korpus uterus bagian belakang
dan dorong uterus ke arah korpus depan.
13. Menggeser perlahan-lahan ujung ketiga jari tangan pertama ke arah fundus sehingga
telapak  tangan dapat menekan korpus uterus bagian depan.
14. Melakukan kompresi korpus uterus dengan jalan menekan dinding belakang dan
dinding depan uterus dengan telapak tangan kiri dan kanan (mendekatkan tangan
belakang dan depan).
15. Perhatikan perdarahan. Bila perdarahan berhenti, pertahankan posisi tersebut hingga
uterus dapat berkontraksi dengan baik. Bila perdarahan belum berhenti, lanjutkan
pertolongan berikutnya. 
16. Memberikan Ergometrin 0,2 mgIM atau Misoprostol 600-1000 mcg per rektal.
(Ergometrin tidak diberikan untuk ibu hipertensi).
17. Memasang infus menggunakan jarum ukuran 16 atau 18 dan berikan Oksitosin 20
unit dalam 500 ml Ringer Laktat, habiskan 500 cc pertama secepat mungkin.
18. Memakai sarung tangan  DTT dan ulangi KBI
19. Amati perkembangannya, apakan uterus berkontraksi. Jika :
YA, maka pantau pasien dengan seksama selama kala IV.
TIDAK, maka lanjutkan ke langkah berikutnya.
20. Segera merujuk pasien
21. Membereskan alat-alat dan memasukkan dalam larutan clorin 0,5%, membuang
sampah dan membersihkan tempat tidur (dekontaminasi)
22. Mencuci tangan dalam larutan klorin 0,5 % dan lepas handscon dalam keadaan
terbalik
23. Mencuci tangan & melepas APD
24. Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu
25. Lakukan dokumentasi hasil tindakan

Pati, Rabu 9 November 2011


Dosen Pendamping Praktikan

(Etni Dwi A., S.Si.T) (Purwaningsih)


Laporan Pendahuluan Praktek Mandiri Terstruktur Pendampingan
Akademi Kebidanan Bakti Utama Pati
Tahun Akademik 2011/2012

Nama Praktikan : Sri Awet Hurhasih


Kelompok/ Semester : III/I
Jenis Perasat : KBI&KBE
Mata Kuliah : Kegawatdaruratan Maternal&Neonatal
Dosen Pendamping : Etni Dwi A., S.Si.T

A. Pengertian : Suatu tindakan untuk mengontrol dengan segera homorrage postpartum


B. Tujuan :
1. Menghentikan perdarahan pasca bersalin
2. Mencegah terjadinya Haemoragic Post Partum (HPP)
3. Mencegah terjadinya syok

C. Persiapan Alat :
1. Lembar informed consent ( persetujuan ).
2. Alas bokong dan alas penutup perut bawah.
3. Larutan antiseptik.Analgesik (tramadol 1-2 mg/kgBB).
4. Oksitosin 20 IU (2 ampul).
5. Ergometrin 0,20 mg/ml.
6. Set infus (jarum ukuran 16 atau 18).
7. Cairan infus (ringer Laktat 3 botol).
8. Misoprostol 600-1000mcg.
9. Oksigen dan regulator 10,1 U/ml.
10. Tensimeter dan stateskop.
11. Lampu sorot.
12. Sarung tangan DTT/steril (4 pasang).
13. Tabung dan jarum suntik (5 ml dan nomor 23)
14. 2 buahKateter nelaton.
15. Handuk bersih.
16. Sarung tangan panjang

D. Prosedur Pelaksana:
KBI
1. Menyambut ibu dan yang mendampingi ibu
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan maksud& tujuan prosedur yang akan dilakukan
4. Meminta persetujuan tindakan
5. Persiapan alat, perlengkapan, dan pasien
6. Menyiapkan alat
7. Mengenakan APD (celemek, topi, kacamata, masker dan alas kaki tertutup)
8. Mencuci tangan dengan sabun
9. Memakai sarung tangan
10. Mengosongkan kandung kemih pasien
11. Melakukan pemeriksaan dengan benar sehingga dapat dipastikan bahwa perdarahan
ini disebabkan oleh atonia uteri
12. Penolong berdiri di depan vulva
13. Membasahi tangan kanan dengan larutan antiseptik.
14. Menyisihkan kedua labia mayora ke arah lateral dengan ibu jari dan jari telunjuk.
15. Memasukkan tangan yang lain secara obstetrik ke dalam introitus vagina (bila perlu
berikan analgesik).
16. Mengubah tangan obstetrik menjadi kepalan dan letakkan dataran punggung jari
telunjuk hingga kelingking pada forniks inferior dan dorong segmen bawah rahim ke
kranioanterior.
17. Meletakkan telapak tangan luar pada dinding perut, upayakan untuk mencakup
bagian belakang korpus uterus seluas atau sebanyak mungkin.
18. Melakukan kompresi uterus selama 5 menit dengan cara mendekatkan telapak tangan
luar dengan kepalan tangan dalam forniks anterior.
19. Mempertahankan posisi demikian bila perdarahan berhenti, hingga kontraksi uterus
benar-benar membaik kemudian lanjutkan langkah berikutnya.
Amati apakah uterus berkontraksi, jika :
YA, maka lanjutkan KBI selama 2 menit, kemudian keluarkan tangan perlahan-lahan
lalu pantau kala IV dengan ketat.
TIDAK, maka lanjutkan langkah berikutnya.
20. Meminta keluarga untuk melakukan kompresi bimanual eksterna. Keluarkan
perlahan-lahan tangan kanan dengan mengubah kepalan menjadi tangan obstetrik.
21. Memasukkan kedua tangan ke dalam wadah yang sudah berisi larutan klorin 0,5%
lalu bersihkan sarung tangan.
22. Mengajarkan keluarga cara melakukan KBE (Kompresi Bimanual Eksterna),
kemudian minta keluarga melakukan KBE sementara bidan memasang infus dan
memberikan obat uterotonika.
23. Membereskan alat-alat dan memasukkan dalam larutan clorin 0,5%, membuang
sampah dan membersihkan tempat tidur (dekontaminasi)
24. Mencuci tangan dalam larutan klorin 0,5 % dan lepas handscon dalam keadaan
terbalik
25. Mencuci tangan & melepas APD
26. Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu
27. Lakukan dokumentasi hasil tindakan

KBE
1. Menyambut ibu dan yang mendampingi ibu
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan maksud& tujuan prosedur yang akan dilakukan
4. Meminta persetujuan tindakan
5. Persiapan alat, perlengkapan, dan pasien
6. Menyiapkan alat
7. Mengenakan APD (celemek, topi, kacamata, masker dan alas kaki tertutup)
8. Mencuci tangan dengan sabun
9. Memakai sarung tangan
10. Penolong berdiri menghadap sisi kanan pasien.
11. Tekan ujung jari telunjuk, tengah, dan manis satu tangan diantara simpisis dan
umbilikus pada korpus depan bawah sehingga fundus uterus naik ke arah dinding
abdomen.
12. Meletakkan sejauh mungkin telapak tangan lain di korpus uterus bagian belakang
dan dorong uterus ke arah korpus depan.
13. Menggeser perlahan-lahan ujung ketiga jari tangan pertama ke arah fundus sehingga
telapak  tangan dapat menekan korpus uterus bagian depan.
14. Melakukan kompresi korpus uterus dengan jalan menekan dinding belakang dan
dinding depan uterus dengan telapak tangan kiri dan kanan (mendekatkan tangan
belakang dan depan).
15. Perhatikan perdarahan. Bila perdarahan berhenti, pertahankan posisi tersebut hingga
uterus dapat berkontraksi dengan baik. Bila perdarahan belum berhenti, lanjutkan
pertolongan berikutnya. 
16. Memberikan Ergometrin 0,2 mgIM atau Misoprostol 600-1000 mcg per rektal.
(Ergometrin tidak diberikan untuk ibu hipertensi).
17. Memasang infus menggunakan jarum ukuran 16 atau 18 dan berikan Oksitosin 20
unit dalam 500 ml Ringer Laktat, habiskan 500 cc pertama secepat mungkin.
18. Memakai sarung tangan  DTT dan ulangi KBI
19. Amati perkembangannya, apakan uterus berkontraksi. Jika :
YA, maka pantau pasien dengan seksama selama kala IV.
TIDAK, maka lanjutkan ke langkah berikutnya.
20. Segera merujuk pasien
21. Membereskan alat-alat dan memasukkan dalam larutan clorin 0,5%, membuang
sampah dan membersihkan tempat tidur (dekontaminasi)
22. Mencuci tangan dalam larutan klorin 0,5 % dan lepas handscon dalam keadaan
terbalik
23. Mencuci tangan & melepas APD
24. Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu
25. Lakukan dokumentasi hasil tindakan

Pati, Rabu 9 November 2011


Dosen Pendamping Praktikan

(Etni Dwi A., S.Si.T) (Sri Awet Hurhasih)


Laporan Pendahuluan Praktek Mandiri Terstruktur Pendampingan
Akademi Kebidanan Bakti Utama Pati
Tahun Akademik 2011/2012

Nama Praktikan : Dwi Hanny F


Kelompok/ Semester : III/I
Jenis Perasat : KBI&KBE
Mata Kuliah : Kegawatdaruratan Maternal&Neonatal
Dosen Pendamping : Etni Dwi A., S.Si.T

A. Pengertian : Suatu tindakan untuk mengontrol dengan segera homorrage postpartum


B. Tujuan :
1. Menghentikan perdarahan pasca bersalin
2. Mencegah terjadinya Haemoragic Post Partum (HPP)
3. Mencegah terjadinya syok

C. Persiapan Alat :
1. Lembar informed consent ( persetujuan ).
2. Alas bokong dan alas penutup perut bawah.
3. Larutan antiseptik.Analgesik (tramadol 1-2 mg/kgBB).
4. Oksitosin 20 IU (2 ampul).
5. Ergometrin 0,20 mg/ml.
6. Set infus (jarum ukuran 16 atau 18).
7. Cairan infus (ringer Laktat 3 botol).
8. Misoprostol 600-1000mcg.
9. Oksigen dan regulator 10,1 U/ml.
10. Tensimeter dan stateskop.
11. Lampu sorot.
12. Sarung tangan DTT/steril (4 pasang).
13. Tabung dan jarum suntik (5 ml dan nomor 23)
14. 2 buahKateter nelaton.
15. Handuk bersih.
16. Sarung tangan panjang

D. Prosedur Pelaksana:
KBI
1. Menyambut ibu dan yang mendampingi ibu
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan maksud& tujuan prosedur yang akan dilakukan
4. Meminta persetujuan tindakan
5. Persiapan alat, perlengkapan, dan pasien
6. Menyiapkan alat
7. Mengenakan APD (celemek, topi, kacamata, masker dan alas kaki tertutup)
8. Mencuci tangan dengan sabun
9. Memakai sarung tangan
10. Mengosongkan kandung kemih pasien
11. Melakukan pemeriksaan dengan benar sehingga dapat dipastikan bahwa perdarahan
ini disebabkan oleh atonia uteri
12. Penolong berdiri di depan vulva
13. Membasahi tangan kanan dengan larutan antiseptik.
14. Menyisihkan kedua labia mayora ke arah lateral dengan ibu jari dan jari telunjuk.
15. Memasukkan tangan yang lain secara obstetrik ke dalam introitus vagina (bila perlu
berikan analgesik).
16. Mengubah tangan obstetrik menjadi kepalan dan letakkan dataran punggung jari
telunjuk hingga kelingking pada forniks inferior dan dorong segmen bawah rahim ke
kranioanterior.
17. Meletakkan telapak tangan luar pada dinding perut, upayakan untuk mencakup
bagian belakang korpus uterus seluas atau sebanyak mungkin.
18. Melakukan kompresi uterus selama 5 menit dengan cara mendekatkan telapak tangan
luar dengan kepalan tangan dalam forniks anterior.
19. Mempertahankan posisi demikian bila perdarahan berhenti, hingga kontraksi uterus
benar-benar membaik kemudian lanjutkan langkah berikutnya.
Amati apakah uterus berkontraksi, jika :
YA, maka lanjutkan KBI selama 2 menit, kemudian keluarkan tangan perlahan-lahan
lalu pantau kala IV dengan ketat.
TIDAK, maka lanjutkan langkah berikutnya.
20. Meminta keluarga untuk melakukan kompresi bimanual eksterna. Keluarkan
perlahan-lahan tangan kanan dengan mengubah kepalan menjadi tangan obstetrik.
21. Memasukkan kedua tangan ke dalam wadah yang sudah berisi larutan klorin 0,5%
lalu bersihkan sarung tangan.
22. Mengajarkan keluarga cara melakukan KBE (Kompresi Bimanual Eksterna),
kemudian minta keluarga melakukan KBE sementara bidan memasang infus dan
memberikan obat uterotonika.
23. Membereskan alat-alat dan memasukkan dalam larutan clorin 0,5%, membuang
sampah dan membersihkan tempat tidur (dekontaminasi)
24. Mencuci tangan dalam larutan klorin 0,5 % dan lepas handscon dalam keadaan
terbalik
25. Mencuci tangan & melepas APD
26. Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu
27. Lakukan dokumentasi hasil tindakan

KBE
1. Menyambut ibu dan yang mendampingi ibu
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan maksud& tujuan prosedur yang akan dilakukan
4. Meminta persetujuan tindakan
5. Persiapan alat, perlengkapan, dan pasien
6. Menyiapkan alat
7. Mengenakan APD (celemek, topi, kacamata, masker dan alas kaki tertutup)
8. Mencuci tangan dengan sabun
9. Memakai sarung tangan
10. Penolong berdiri menghadap sisi kanan pasien.
11. Tekan ujung jari telunjuk, tengah, dan manis satu tangan diantara simpisis dan
umbilikus pada korpus depan bawah sehingga fundus uterus naik ke arah dinding
abdomen.
12. Meletakkan sejauh mungkin telapak tangan lain di korpus uterus bagian belakang
dan dorong uterus ke arah korpus depan.
13. Menggeser perlahan-lahan ujung ketiga jari tangan pertama ke arah fundus sehingga
telapak  tangan dapat menekan korpus uterus bagian depan.
14. Melakukan kompresi korpus uterus dengan jalan menekan dinding belakang dan
dinding depan uterus dengan telapak tangan kiri dan kanan (mendekatkan tangan
belakang dan depan).
15. Perhatikan perdarahan. Bila perdarahan berhenti, pertahankan posisi tersebut hingga
uterus dapat berkontraksi dengan baik. Bila perdarahan belum berhenti, lanjutkan
pertolongan berikutnya. 
16. Memberikan Ergometrin 0,2 mgIM atau Misoprostol 600-1000 mcg per rektal.
(Ergometrin tidak diberikan untuk ibu hipertensi).
17. Memasang infus menggunakan jarum ukuran 16 atau 18 dan berikan Oksitosin 20
unit dalam 500 ml Ringer Laktat, habiskan 500 cc pertama secepat mungkin.
18. Memakai sarung tangan  DTT dan ulangi KBI
19. Amati perkembangannya, apakan uterus berkontraksi. Jika :
YA, maka pantau pasien dengan seksama selama kala IV.
TIDAK, maka lanjutkan ke langkah berikutnya.
20. Segera merujuk pasien
21. Membereskan alat-alat dan memasukkan dalam larutan clorin 0,5%, membuang
sampah dan membersihkan tempat tidur (dekontaminasi)
22. Mencuci tangan dalam larutan klorin 0,5 % dan lepas handscon dalam keadaan
terbalik
23. Mencuci tangan & melepas APD
24. Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu
25. Lakukan dokumentasi hasil tindakan

Pati, Rabu 9 November 2011


Dosen Pendamping Praktikan

(Etni Dwi A., S.Si.T) (Dwi Hanny F)


Laporan Pendahuluan Praktek Mandiri Terstruktur Pendampingan
Akademi Kebidanan Bakti Utama Pati
Tahun Akademik 2011/2012

Nama Praktikan : Dwi Zuni Eti


Kelompok/ Semester : III/I
Jenis Perasat : KBI&KBE
Mata Kuliah : Kegawatdaruratan Maternal&Neonatal
Dosen Pendamping : Etni Dwi A., S.Si.T

A. Pengertian : Suatu tindakan untuk mengontrol dengan segera homorrage postpartum


B. Tujuan :
1. Menghentikan perdarahan pasca bersalin
2. Mencegah terjadinya Haemoragic Post Partum (HPP)
3. Mencegah terjadinya syok

C. Persiapan Alat :
1. Lembar informed consent ( persetujuan ).
2. Alas bokong dan alas penutup perut bawah.
3. Larutan antiseptik.Analgesik (tramadol 1-2 mg/kgBB).
4. Oksitosin 20 IU (2 ampul).
5. Ergometrin 0,20 mg/ml.
6. Set infus (jarum ukuran 16 atau 18).
7. Cairan infus (ringer Laktat 3 botol).
8. Misoprostol 600-1000mcg.
9. Oksigen dan regulator 10,1 U/ml.
10. Tensimeter dan stateskop.
11. Lampu sorot.
12. Sarung tangan DTT/steril (4 pasang).
13. Tabung dan jarum suntik (5 ml dan nomor 23)
14. 2 buahKateter nelaton.
15. Handuk bersih.
16. Sarung tangan panjang

D. Prosedur Pelaksana:
KBI
1. Menyambut ibu dan yang mendampingi ibu
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan maksud& tujuan prosedur yang akan dilakukan
4. Meminta persetujuan tindakan
5. Persiapan alat, perlengkapan, dan pasien
6. Menyiapkan alat
7. Mengenakan APD (celemek, topi, kacamata, masker dan alas kaki tertutup)
8. Mencuci tangan dengan sabun
9. Memakai sarung tangan
10. Mengosongkan kandung kemih pasien
11. Melakukan pemeriksaan dengan benar sehingga dapat dipastikan bahwa perdarahan
ini disebabkan oleh atonia uteri
12. Penolong berdiri di depan vulva
13. Membasahi tangan kanan dengan larutan antiseptik.
14. Menyisihkan kedua labia mayora ke arah lateral dengan ibu jari dan jari telunjuk.
15. Memasukkan tangan yang lain secara obstetrik ke dalam introitus vagina (bila perlu
berikan analgesik).
16. Mengubah tangan obstetrik menjadi kepalan dan letakkan dataran punggung jari
telunjuk hingga kelingking pada forniks inferior dan dorong segmen bawah rahim ke
kranioanterior.
17. Meletakkan telapak tangan luar pada dinding perut, upayakan untuk mencakup
bagian belakang korpus uterus seluas atau sebanyak mungkin.
18. Melakukan kompresi uterus selama 5 menit dengan cara mendekatkan telapak tangan
luar dengan kepalan tangan dalam forniks anterior.
19. Mempertahankan posisi demikian bila perdarahan berhenti, hingga kontraksi uterus
benar-benar membaik kemudian lanjutkan langkah berikutnya.
Amati apakah uterus berkontraksi, jika :
YA, maka lanjutkan KBI selama 2 menit, kemudian keluarkan tangan perlahan-lahan
lalu pantau kala IV dengan ketat.
TIDAK, maka lanjutkan langkah berikutnya.
20. Meminta keluarga untuk melakukan kompresi bimanual eksterna. Keluarkan
perlahan-lahan tangan kanan dengan mengubah kepalan menjadi tangan obstetrik.
21. Memasukkan kedua tangan ke dalam wadah yang sudah berisi larutan klorin 0,5%
lalu bersihkan sarung tangan.
22. Mengajarkan keluarga cara melakukan KBE (Kompresi Bimanual Eksterna),
kemudian minta keluarga melakukan KBE sementara bidan memasang infus dan
memberikan obat uterotonika.
23. Membereskan alat-alat dan memasukkan dalam larutan clorin 0,5%, membuang
sampah dan membersihkan tempat tidur (dekontaminasi)
24. Mencuci tangan dalam larutan klorin 0,5 % dan lepas handscon dalam keadaan
terbalik
25. Mencuci tangan & melepas APD
26. Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu
27. Lakukan dokumentasi hasil tindakan

KBE
1. Menyambut ibu dan yang mendampingi ibu
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan maksud& tujuan prosedur yang akan dilakukan
4. Meminta persetujuan tindakan
5. Persiapan alat, perlengkapan, dan pasien
6. Menyiapkan alat
7. Mengenakan APD (celemek, topi, kacamata, masker dan alas kaki tertutup)
8. Mencuci tangan dengan sabun
9. Memakai sarung tangan
10. Penolong berdiri menghadap sisi kanan pasien.
11. Tekan ujung jari telunjuk, tengah, dan manis satu tangan diantara simpisis dan
umbilikus pada korpus depan bawah sehingga fundus uterus naik ke arah dinding
abdomen.
12. Meletakkan sejauh mungkin telapak tangan lain di korpus uterus bagian belakang
dan dorong uterus ke arah korpus depan.
13. Menggeser perlahan-lahan ujung ketiga jari tangan pertama ke arah fundus sehingga
telapak  tangan dapat menekan korpus uterus bagian depan.
14. Melakukan kompresi korpus uterus dengan jalan menekan dinding belakang dan
dinding depan uterus dengan telapak tangan kiri dan kanan (mendekatkan tangan
belakang dan depan).
15. Perhatikan perdarahan. Bila perdarahan berhenti, pertahankan posisi tersebut hingga
uterus dapat berkontraksi dengan baik. Bila perdarahan belum berhenti, lanjutkan
pertolongan berikutnya. 
16. Memberikan Ergometrin 0,2 mgIM atau Misoprostol 600-1000 mcg per rektal.
(Ergometrin tidak diberikan untuk ibu hipertensi).
17. Memasang infus menggunakan jarum ukuran 16 atau 18 dan berikan Oksitosin 20
unit dalam 500 ml Ringer Laktat, habiskan 500 cc pertama secepat mungkin.
18. Memakai sarung tangan  DTT dan ulangi KBI
19. Amati perkembangannya, apakan uterus berkontraksi. Jika :
YA, maka pantau pasien dengan seksama selama kala IV.
TIDAK, maka lanjutkan ke langkah berikutnya.
20. Segera merujuk pasien
21. Membereskan alat-alat dan memasukkan dalam larutan clorin 0,5%, membuang
sampah dan membersihkan tempat tidur (dekontaminasi)
22. Mencuci tangan dalam larutan klorin 0,5 % dan lepas handscon dalam keadaan
terbalik
23. Mencuci tangan & melepas APD
24. Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu
25. Lakukan dokumentasi hasil tindakan

Pati, Rabu 9 November 2011


Dosen Pendamping Praktikan

(Etni Dwi A., S.Si.T) (Dwi Zuni Eti)

Anda mungkin juga menyukai