Anda di halaman 1dari 7

BAB V

HASIL EVALUASI DAN PEMBAHASAN

5.1. Identifikasi Masalah

Suatu masalah ditetapkan jika terdapat kesenjangan antara keluaran dengan tolak
ukurnya, sedangkan penyebab masalah ditentukan bila ada kesenjangan antara unsur
sistem lainnya dengan tolak ukur. Identifikasi masalah dimulai dengan melihat adanya
kesenjangan antara pencapaian dan target.

No. Program Target Sasaran Pencapaian Pertahun Masalah


Pertahun
1. Penyehatan Air

a. Presentase penduduk (-)


80 % (2145 sasaran) 100 % (2145 sasaran)
memiliki akses air
bersih.

2. Hygiene Dan Sanitasi


Makanan Dan Minuman

a. Pembinaan tempat
32 % (17 sasaran) 100 % (17 sasaran) (-)
pengelolaan
makanan yang
memenuhi syarat
kesehatan.

3. Penyehatan Lingkungan
Pemukiman Dan Jamban
Keluarga

a. Presentase rumah
sehat. 66 % (480 sasaran) 100 % (480 sasaran) (-)

24
4. Sanitasi Berbasis
Masyarakat

a. Jumlah kelurahan
100 % (5 sasaran) 100 % (5 sasaran) (-)
melaksanakan
STBM.
b. Jumlah kelurahan
(+)
45,23 % (5 sasaran) 60 % (3 sasaran)
ODF.
5. Pengawasan Sanitasi

a. Inspeksi sanitasi
sarana air minum
50 % (9 sasaran) 60 % (5 sasaran) (+)
yang dilakukan
pengawasan.
b. Inspeksi pasar sehat
100 % (2 sasaran) 100 % (2 sasaran) (-)
(pasar tradisional
dan tempe).

Tabel 5. Hasil Pencapaian Program Gizi di Puskesmas Pasar Ambon.

Berdasarkan data diatas masalah yang ditemukan pada program kesehatan lingkungan
di Puskesmas Pasar Ambon pada Januari-Desember 2020 adalah kurangnya cakupan
jumlah kelurahan ODF dan inspeksi sanitasi sarana air minum yang dilakukan
pengawasan. Masalah ini ditegakkan karena adanya perbedaan antara hasil yang
diharapkan dengan tolak ukur, dimana target yang harus dicapai pada Januari-Desember
2020 adalah 100 % namun hanya tercapai 60 %.

5.2 Penetapan Prioritas Masalah


Berdasarkan Tabel 5, masalah yang ditemukan adalah kurangnya cakupan jumlah
kelurahan ODF dan inspeksi sanitasi sarana air minum yang dilakukan pengawasan.
Pencapaian 2 program tersebut lebih rendah dibandingkan target. Prioritas masalah dapat
ditentukan dengan menggunakan metode USG.

25
Masalah Urgency Seriousness Growth Hasil
Akhir
Sanitasi Berbasis
Masyarakat

a. Jumlah
4 4 5 80
kelurahan ODF.
Pengawasan Sanitasi

a. Inspeksi sanitasi
sarana air minum
3 4 5 60
yang dilakukan
pengawasan.

Tabel 6. Penentuan Prioritas Masalah Metode USG.

Berdasarkan tabel diatas capaian cakupan jumlah kelurahan ODF memiliki jumlah
hasil akhir metode USG yang paling tinggi dibandingkan dengan cakupan inspeksi
sanitasi sarana air minum yang dilakukan pengawasan.

5.3 Kerangka Konsep


Untuk mempermudah identifikasi faktor penyebab masalah kelurahan yang belum
ODF di Puskesmas Pasar Ambon tahun 2020 diperlukan kerangka konsep dengan
menggunakan pendekatan sistem:

Cakupan Program
Kelurahan yang belum
ODF
26
mempengaruhi keberhasilan
program

Aspek Input Aspek Proses Aspek Output

- Kualitas kader kurang. - Belum adanya penyuluhan - tercapainya target


- Biaya untuk jamban sehat harus kepada masyarakat mengenai seluruh kelurahan yang
iuran dari masyarakat setempat. kepemilikan jamban sehat. berada di wilayah kerja
puskesmas pasar ambon
- Puskesmas belum - Belum adanya pelatihan menjadi kelurahan ODF
mengalokasikan dana untuk pembuatan jamban sehat. (open defecation free).
jamban sehat. - Belum adanya sosialisasi
- Partisipasi masyarakat yang tentang kepemilikan jamban
masih minimal.. sehat. - tumbuh kesadaran dan
sikap masyarakat di
- Minimnya penyuluhan tentang - Belum berjalan dengan seluruh kelurahan
jamban sehat. maksimalnya sistem puskesmas pasar ambon
- Tidak terdapat pelatihan pelaporan online. untuk STOP BABS.
pembuatan jamban sehat. - Banyaknya masyarakat yang
- Belum optimalnya media merupakan pendatang
promosi (booklet, audiovisual) sementara dan pemilik
mengenai program. kontrakan tidak tinggal di
tempat tersebut.
- Kurangnya peran tokoh
masyarakat. - Ekonomi masyarakat
setempat menegah ke bawah.
- Minimnya partisipasi
masyarakat.
- Pendidikan masyarakat
masih rendah.
- Terbatasanya lahan untuk
membuat septic tank.

Gambar 2. Kerangka Konsep Evaluasi Program.

5.4 Identifikasi Penyebab Masalah


Dari kerangka konsep yang telah dibuat, selanjutnya dapat diidentifikasi mengenai
penyebab masalah dengan menggunakan diagram fishbone. Analisis penyebab masalah
pada diagaram ini menggunakan kategori 5 M (Man, Money, Material, Method, dan
Machine).

27
Kurangnya penyuluhan
INPUT jamban sehat.
Kurangnya partisipasi
masyarakat dalam Kurangnya pelatihan
Kurang optimalnya
mengumpulkan dana. pembuatan jamban sehat. Kurangnya peran tokoh
Jumlah kader cukup, media promosi (booklet,
masyarakat.
tetapi kualitas Partisipasi masyarakat audiovisual, media
Puskesmas belum
kurang. yang masih minimal. sosial).
mengalokasikan dana.

MAN MONEY METHOD MATERIAL MACHINE

Cakupan
jumlah
kelurahan
ODF sebesar
60 % dari
target 100 %
P2 P3
P1 LINGKUNGAN

Tidak ada masalah. Belum adanya penyuluhan Kurang maksimalnya Kurangnya kepedulian penduduk sementara
Belum adanya penyuluhan mengenai jamban sehat. sistem pelaporan online. dan menetap.
mengenai jamban sehat.
Belum adanya pelatihan
Sosialekonomi masih rendah.
pembuatan jamban sehat.

Belum adanya pelatihan Belum adanya sosialisasi tentang


Kurangnya partisipasi masyarakat.
pembuatan jamban sehat. pentingnya kepemilikan jamban
Keterbatasan lahan untuk pembuatan septic
sehat.
tank.

PROSES PROSES Banyaknya masyarakat yang merupakan


Tercapainya target
OUTPUT kelurahan ODF dan pendatang sementara dan pemilik kontrakan
STOP BABS tidak tinggal di tempat tersebut.
28
5.5 Menentukan Prioritas Penyebab Masalah
Dari diagram fishbone di atas, perlu ditentukan prioritas penyebab masalah yang
memiliki peranan dalam tercapainya keberhasilan program di Puskesmas Pasar Ambon.
Dengan menggunakan model teknik kriteria matriks pemilihan prioritas dapat dipilih
masalah yang paling dominan.

No Daftar Masalah I   T R JUM


IxTxR
P S RI DU SB PB PC
1 Man                    
Jumlah kader cukup, tetapi kualitas 4 4 3 3 3 4 3 2 3 144
kurang.
2 Method                  
Kurangnya penyuluhan jamban sehat. 4 4 4 3 4 4 4 3 3 243
Kurangnya pelatihan pembuatan jamban 4 4 3 3 3 4 3 3 3 216
sehat.
Partisipasi masyarakat yang masih 4 3 4 4 4 3 3 3 2 150
minimal.
3 Money                    
Kurangnya partisipasi masyarakat dalam 3 3 2 3 3 2 3 3 3 171
mengumpulkan dana.
Puskesmas belum mengalokasikan dana. 4 3 4 3 4 3 3 2 3 144
4 Machine                  
Kurangnya peran tokoh masyarakat. 4 3 3 3 3 2 3 3 3 189

5 Material                    
  Kurang optimalnya media promosi 4 3 4 3 4 3 3 2 3 144
(booklet, audiovisual, media sosial).

Tabel 7. Teknik Kriteria Matriks Pemilihan Prioritas Penyebab Masalah

Keterangan :
-I : Importancy (pentingnya masalah)
-P : Prevalence (besarnya masalah)
-S : Severity (akibat yang ditimbulkan masalah)
- RI : Rate of Increase (kenaikan besarnya masalah)

- DU : Degree of Unmeet Need (derajat keinginan masyarakat agar


masalah tersebut segera diselesaikan)

29
- SB : Social Benefit (keuntungan sosial karena selesainya masalah)
- PB : Public Concern (rasa prihatin masyarakat tentang masalah)
- PC : Political Climate (suasana politik)
-T : Technical feasibility (kelayakan teknologi)
-R : Resources availibility (sumber daya yang tersedia)

Dari data Tabel matriks diatas dapat dilihat komponen-komponen yang memiiki nilai
tertinggi sebagai berikut : kurangnya penyuluhan jamban sehat, kurangnya pelatihan
pembuatan jamban sehat, kurangnya peran tokoh masyarakat, kurangnya partisipasi
masyarakat dalam mengumpulkan dana, partisipasi masyarakat yang masih minimal,
jumlah kader cukup, tetapi kualitas kurang, puskesmas belum mengalokasikan dana dan
kurang optimalnya media promosi (booklet, audiovisual, media sosial).

30

Anda mungkin juga menyukai