Anda di halaman 1dari 2

Cerita Rakyat Melayu Riau : Legenda

Putri Tujuh

Legenda Putri Tujuh sangat termahsyur di Dumai dan menjadi cerita rakyat melayu Riau.
Legenda ini menceritakan tentang sebuah kerajaan bernama Seri Bunga Tanjung yang
terdapat di Dumai. Kerajaan ini diperintah oleh seorang Ratu yang bernama Cik Sima. Ratu
ini memiliki tujuh orang putri yang elok nan rupawan. Dari ketujuh putri tersebut, putri
bungsulah yang paling cantik, namanya Mayang Sari.

Putri Mayang Sari memiliki keindahan tubuh yang sangat mempesona, kulitnya lembut bagai
sutra, wajahnya elok berseri bagaikan bulan purnama, bibirnya merah bagai delima, alisnya
bagai semut beriring, rambutnya yang panjang dan ikal terurai bagai mayang. Karena itu,
sang Putri juga dikenal dengan sebutan Mayang Mengurai.

Seorang pangeran ternama bernama Empang Kuala terpikat dengan kecantikan Mayang Suri.
Kemudian ia bermaksud melamar sang gadis. Namun tanpa diduga, pinangan tersebut di
tolak oleh sang ratu dengan alasan putri tertua lah yang harus menikah terlebih dahulu.

Akibat penolakan tersebut, Pangeran Empang Kuala memutuskan untuk memerangi Kerajaan
Seri Bunga Tanjung. Ditengah berkecamuknya perang, Ratu Cik Sima memutuskan untuk
melindungi ketujuh putrinya dengan menyembunyikan mereka dalam sebuah lubang dengan
dibekali makanan untuk 3 bulan.

Namun ternyata perang berlangsung lebih dari 3 bulan. Memasuki bulan keempat, pasukan
Ratu Cik Sima semakin terdesak dan tak berdaya. Akhirnya, Negeri Seri Bunga Tanjung
dihancurkan, rakyatnya banyak yang tewas. Melihat negerinya hancur dan tak berdaya, Ratu
Cik Sima segera meminta bantuan jin yang sedang bertapa di bukit Hulu Sungai Umai.

Suatu senja, saat para pasukan pangeran Empang Kuala sedang beristirahat di hilir Umai.
Mereka berlindung di bawah pohon-pohon bakau. Namun, menjelang malam terjadi peristiwa
yang sangat mengerikan. Secara tiba-tiba mereka tertimpa beribu-ribu buah bakau yang jatuh
dan menusuk ke badan para pasukan Pangeran Empang Kuala. Pasukan itu pun berhasil
dilumpuhkan.

Sementara itu, tanpa disadari oleh Cik Ima, ketujuh putrinya telah tewas di dalam lubang
persembunyian akibat bekal mereka yang mereka miliki telah habis. Alangkah sedihnya Ratu
Cik Ima. Tak sanggup menahan duka, akhirnya Ia pun wafat.

Begitu terkenalanya legenda Putri Tujuh ini, Semenjak peristiwa itu, masyarakat Dumai
meyakini bahwa nama kota Dumai diambil dari kata “d‘umai” yang selalu diucapkan
Pangeran Empang Kuala ketika melihat kecantikan Putri Mayang Sari atau Mayang
Mengurai.

Di Dumai juga bisa dijumpai situs bersejarah berupa pesanggarahan Putri Tujuh yang terletak
di dalam komplek kilang minyak PT Pertamina Dumai. nama kilang itupun juga dikenal
dengan nama Kilang Putri Tujuh.

Kemudian bukit hulu Sungai Umai tempat pertapaan Jin diberi nama Bukit Jin. Dan konon
peristiwa tempat dilumpuhkannya pasukan Pangeran Empang Kuala tersebut berada di
kawasan Bandar Bakau Situs Legenda Putri Tujuh saat ini.

Lirik Tujuh Putri pun sampai sekarang dijadikan nyanyian pengiring Tari Pulai dan Asyik
Mayang bagi para tabib saat mengobati orang sakit.

Anda mungkin juga menyukai