MODUL PKD 2021 (Tanpa Cover) Fix
MODUL PKD 2021 (Tanpa Cover) Fix
PelatihanKader Dasar | iv
Modul ini merupakan materi PKD yang dirangkum
dari berbagai narasumber, semoga bermanfaat bagi
sahabat-sahabati. Serta terima kasih kepada seluruh
Panitia Pelaksana yang telah berpartisipasi dalam
tersusun nya modul sederhana ini. Mohon maaf jika ada
beberapa redaksi yang salah atau kurang kata dan
kalimat.
Tim Penyusun
Sttering Committee (SC)
PKD 2021 Komisariat Bela Negara
PelatihanKader Dasar | v
SILABUS MATERI PKD
NO
. MATERI TUJUAN POKOK PEMBAHASAN DURASI
1. Paradigma Peserta memahami (1) Pengertian Paradigma dan 90 Menit
PMII paradigma gerakan PMII pilihan paradigmatik PMII
dan menjadikanya (2) Kerangka berpikir
sebagai metodologi paradigma kritis transformatif
berpikir dan gerakan (3) Peran paradigma sebagai
serta dalam salah satu landasan strategi
mengimplementasikann dan taktik gerakan.
ya dalam perilaku, sikap (4) Penerapan paradigma kritis
dan kehidupan pribadi, transformative
berorganisasi dan (5) Alasan PMII memilih
berdialektika dalam paradigma kritis transformatif
pergerakan.
2. Strategi Peserta memahami pola (1) Pemahaman Lingkungan 90 Menit
Pengembangan dan strategi ke depan Organisasi PMII
PMII PMII sebagai upaya (2) Strategi penguasaan ruang-
untuk menentukan posisi ruang strategis di kampus
gerakan ke depan. (3) Strategi pengembangan
PMII
(4) Strategi Pembinaan dan
Pengembangan Kader
(5) Identifikasi peluang dan
potensi PMII.
(6) Membaca alternatif peran
gerakan PMII untuk
menentukan posisinya di
masa kini dan masa depan
3. Analisis Sosial (1) Peserta memiliki (1) Pengertian, ruang lingkup, 90 Menit
II dan Rekayasa perangkat konseptual unsur dan fungsi ansos dan
Sosial untuk memahami reksos
kenyataan masyarakat (2) Prinsip-prinsip dan model
di tingkat lokal, analisis sosial.
nasional dan global. (3) Langkah dan strategi ansos
Lebih dari itu peserta (4) Metode analisis reksos
diharapkan mampu (5) Prinsip-prinsip teoritik
memahami karakter rekayasa sosial
dan pola sosial dalam (6) Peran ansos dan reksos
kenyataan masyarakat dalam strategi gerakan PMII
sebagai pengetahuan
dasar bagi mungkinnya
sebuah gerakan.
(2) Peserta memiliki
Halaman Judul..............................................................i
Kata Pengantar ..............................................................ii
Silabus Materi PKD.......................................................vi
Daftar Isi .......................................................................x
Aswaja Sebagai Manhaj Al-Fikr Wal Harakah .............1
Peta Gerakan Islam di Indonesia.............................. 31
Nahdhatun Nisa’ ............................................................... 49
PMII dan Gerakan Mahasiswa ................................. 73
Paradigma PMII ...........................................................91
Analisis Sosial dan Rekayasa Sosial ......................... 116
Analisis Wacana Kritis .............................................. 131
Format Ekonomi Politik Indonesia .......................... 146
Strategi Pengembangan PMII................................... 161
Pengelolaan Opini dan Pengorganisiran Massa ...... 182
A. Sketsa Sejarah
Membicarakan tentang Ahlussunnah wal Jamaah, maka tidak
bisa lepas dan selalu ada kaitannya dengan hadits Nabi SAW
B. Pengertian ASWAJA
Secara semantik arti Ahlussunnah wal Jama’ah adalah
sebagai berikut. Ahl berarti pemeluk, jika dikaitkan dengan
aliran atau madzhab maka artinya adalah penganut aliran
atau penganut madzhab. Kata al-Sunnah mempunyai arti
‘jalan’ atau karakter. Disamping memiliki arti al-Hadits.
Disambungkan dengan kata Ahl keduannya bermakna pengikut
jalan Nabi, para Sahabat dan Tabi’in. Sedangkan kata al-
Jamaah diartikan sebagai perkumpulan. Bila dimaknai
secara kebahasaan Ahlusssunnah Wal Jamaah berarti segolongan
orang- orang (komunitas) yang selalu mengikuti jalan Nabi
Muhammad SAW, para Sahabat dan Tabi’in.
KH. Sirajuddin Abbas mendefinisikan ahlussunnah
Wal Jama’ah sebagai kaum yang menganut I’tiqad yang dianut
oleh Nabi Muhammad SAW dan sahabat-sahabat beliau. Drs.
KH. Syamsudin Anwar, Mendefinisikan Ahlussunnah Wal
Jama’ah adalah penganut ajaran, paham (doktrin) yang
menganut pada sunnah Nabi dan I’tiqad para sahabat
Nabi.
Kemudian pengertian ini mengalami perubahan ketika
Ahlussunnah diartikan menurut presfektif Nahhdhatul ‘Ulama
(NU). Dalam Qanun Asasi yang dirumuskan Hadhrastus
Syaikh KH. Hasyim ‘Asy’ari tertulis bahwa Aswaja
merupakan sebuah paham keagamaan di mana dalam bidang
aqidah menganut pendapat Abu Hasan al-Asy’ari dan al-
NAHDHATUN NISA’
Prawacana
Nahdlatun berasal dari kata “nahdlah” yang artinya
bangkit dan “nisa” adalaah perempuan. Secara etimologi
Nahdlatun Nisa berarti kebangkitan perempuan dari masa ke
masa yang kemudian gerakannya menjadi pembaharu tanpa
membongkar tradisi. Jika dikaitkan dengan kata bangkit,
maka sontak mindset kita langsung dibawa kepada gaya hidup
kebaat-baratan dimana gerakan gender awal mula diteriakkan
pada abad ke-18. Dalam sejarahnya sendiri, perempuan
Indonesia yang selalu berada dibawah laki-laki dalam
mendapatkan hak berpendidikan, kesehatan dan ekonomi
politik, membuat perempuan Indonesia tergugah untuk
menyuarakan hak.
Pada masa penjajahan, perlakuan ketidakadilan yang
diterima perempuan Indonesia, khususnya dalam lingkup
keluarga, ditulis dalam surat-surat Kartini dari tahun 1878
sampai 1904 yang dibukukan pada mermulaan abad ke -20
surat- surat kartini banyak berbicara tentang nilai-nilai
tradisi yang cenderung membelenggu perempuan,
tergantung pada laki-laki sehingga perempuan menjadi
kaum yang tidak berdaya. Strategi perjuangan yang
dilakukan oleh kartini untuk mengatasi permasalahan yang
dialami kaumnya adalah dengan melakukan pendekatan
Pelatihan Kader Dasar | 50
pendidikan. sehingga bukti adalah berdirinya Indischere
Vereeninging yang selanjutnya bernama Perhimpunan
Indonesia, didirikannya organisasi perempuan tahun 1912 oleh
Poetry Mardika Atas bantuan Budi Utomo. sehingga pada masa
selanjutnya muncul lah organisasi perempuan yang modern
dengan program utamanya sangat bagus untuk memajukan
perempuan dalam pendidikan dan menghilangkan perlakuan
tidak adil terhadap kaum perempuan. Dua bulan setelah
Kongres Pemuda yang melahirkan Sumpah Pemuda 1928,
pada tanggal 22-26 Desember 1928 diadakannya Kongres
Perempuan Indonesian pertama di Yogyakarta. Kongres ini
merupakan lembaran baru bagi pergerakan Indonesia. Berbagai
organisasi perempuan bersatu bekerjasama untuk kemajuan
kaum perempuan.
Kongres Perempuan Indonesian pertama ini kemudian
dilihat sebagai bentuk kebangkitan politik perempuan
Indonesia. Meskipun masih menghindari diskusi politik,
Kongres ini dapat menjadi penanda keluarnya perempuan
Indonesia dari peran domestik ke ranah sosial. Kongres ini pun
menghasilkan tiga tuntutan kepada pemerintah kolonial pada
masa itu; 1) Penambahan sekolah untuk anak-anak
perempuan; 2) Syarat menjelaskan arti taklik saat akad nikah
kepada mempelai wanita; 3) pemberian tunjangan kepada
janda-janda dan anak yatim piatu.
Selain itu, Kongres tersebut juga menghasilkan
organisasi Perikatan Perempuan Indonesia (PPI), yang pada
kongres di tahun berikutnya berubah nama menjadi
Perikatan Perhimpunan Isteri Indonesia (PPII). Baik PPI
maupun PPII merupakan federasi yang menghimpun
organisasi-organisasi perempuan lokal maupun organisasi
Konsepsi Gender
Gender secara leksikon merupakan identitas gramatikal
yang berfungsi mengklasifikasikan suatu benda pada
kelompok-kelompoknya. Penggolongan ini secara garis besar
berhubungan dengan dua jenis kelamin, masing-masing sering
dirumuskan dengan kategori feminin dan maskulin. Secara
terminologis, gender digunakan untuk menandai perbedaan
segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat dengan
perbedaan seksual. Perbedaan yang dimaksud termasuk di
dalamnya adalah bahasa, tingkah laku, pikiran, makanan,
ruang, waktu, harta milik, tabu, teknologi, media massa,
mode, pendidikan, profesi, alat-alat produksi, dan alat-alat
rumah tangga. Gender sendiri sebenarnya memiliki definisi
terminologis yang variatif, namun demikian sesungguhnya ia
saling melengkapi. Selain itu, pembatasannya juga lebih banyak
terkait dengan perbedaan antara laki-laki dan perempuan.
Menurut Heyzer (1991), gender adalah peranan laki-laki dan
perempuan dalam suatu tingkah laku sosial yang terstruktur.
Sedangkan Illich (1983) berpendapat bahwa gender
Pelatihan Kader Dasar | 55
dimaksudkan untuk membedakan antara laki-laki dan
perempuan secara sosial, yang mengacu pada unsur
emosional, kejiwaan, dan tingkah laku. Di sisi lain, Lerner
(1986) mendefinisikan gender sebagai suatu tingkah laku
yang sesuai dengan jenis kelamin pada suatu masyarakat
yang dilaksanakan pada waktu tertentu.
Perbedaan Sex dan Gender
Gender secara umum digunakan unttuk mengidentikasi
perbedaan laki- laki dan perempuan dari segi sosial budaya.
Sedangkan sex secara umum digunakan untuk
mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan perempuan dari segi
anatomi biologis. Istilah sex berkonsentrasi pada aspek
biologis seseorang, meliputi perbedaan komposisi kimia dan
hormone dalam tubuh, anatomi fisik, reproduksi, dan
karakteristik biologis lainnya. Sementara gender lebih
banyakberkonsentrasi pada aspek sosial budaya, psikologis dan
aspekaspek non biologis lainnya. Secara fisik biologis, laki-laki
dan perempuan tidak saja dibedakan oleh identitas jenis
kelamin, bentuk dan anatomi biologi lainnya, melainkan
juga komposisi kimia dalam tubuh. Perbedaan yang terakhir ini
menimbulkan akibat- akibat fisik biologis.
Teori feminis kontemporer sangat berhati-hati
membedakan antara jenis kelamin dan gender. Dengan
berlandaskan pada karya Margaret Mead: Sex and Temprament in
Three Primitive Societies (1935), teori ini menempatkan
pandangan bahwa jenis kelamin adalah biologis dan prilaku
gender adalah konstruksi sosial. 8 Secara mendasar, gender
berbeda dari jenis kelamin biologis. Jenis kelamin biologis
merupakan giving. Manusia dilahirkan sebagai seorang laki-
Aliran Feminisme
1. Feminisme liberal
Apa yang disebut sebagai Feminisme Liberal ialah
pandangan untuk menempatkan perempuan yang memiliki
kebebasan secara penuh danindividual. Aliran ini menyatakan
bahwa kebebasan dan kesamaan berakar pada rasionalitas dan
pemisahan antara dunia privat dan publik. Setiap manusia
demikian menurut mereka punya kapasitas untuk berpikir
dan bertindak secara rasional, begitu pula pada perempuan.
Akar ketertindasan dan keterbelakngan pada perempuan ialah
karena disebabkan oleh kesalahan perempuan itu sendiri.
Perempuan harus mempersiapkan diri agar mereka bisa
bersaing di dunia dalam kerangka "persaingan bebas" dan
Daftar Rujukan
DAFTAR RUJUKAN
Sayyid Santoso, Nur. 2016. Hand-Out Diskusi Materi Kaderisasi PMII.
Cilacap: PMII Jaringan Inti Ideologi
Akal Fikiran
Tindakan
Keyakinan Rumusan
yang
Data Masalah
dilakukan
Fakta
REKAYASA SOSIAL
A. Prolog: Sebuah Kasus Awal
Mulanya biasa saja. Sebuah masyarakat di daerah
terpencil pinggiran hutan di Kalimantan adalah
komunitas adat yang setia terhadap warisan tradisi
leluhur. Pemahaman mereka atas hutan, pohon dan
tanah masih bersifat sakral dan berdimensikan
transendental. Tapi sejak upaya modernisasi dari negara
melalui proyek pembangunan dengan program
transmigrasi, pengembangan kawasan desa hutan,
pariwisata, dan apapun namanya, daerah tersebut mulai
terbuka bagi masuknya arus masyarakat dari luar
komunitas adat, tak terkecuali masuknya Media Televisi
Epilog
Namun demikian dalam melakukan rekayasa sosial
harus dihindarkan berbagai bentuk kesalahan (asumsi)
yang kemudian disebut sebagai kesesatan berpikir
(fallacy). Artinya, harus dicermati dan diwaspadai juga,
bahwa dalam masyarakat yang hendak dirancang
rekayasa sosialnya (misal korban) masih mengendapnya
berbagai bentuk pola pikir yang dapat mengganggu
jalannya rekayasa sosial. Rekayasa sosial akan mendapat
tantangan bisa jadi bukan berasal dari pihak luar atau
kelompok sosial di luar, tetapi justru dalam masyarakat
yang hendak dirancang perubahan sosial; masyarakat
yang menjadi korban dari kelompok kepentingan. Tanpa
perencanaan yang matang bisa jadi bukan keberhasilan
yang diperoleh justru kitalah menjadi penyebab kian
melembaganya problem sosial.
2) Konteks
Analisis wacana kritis mempertimbangkan konteks wacana,
seperti latar, situasi, peristiwa, dan kondisi. Wacana
dipandang, diproduksi, dimengerti, dan dianalisis pada
konteks tertentu. Titik perhatian dari analisis wacana
adalah menggambarkan teks dan konteks secara bersama-
sama dalam suatu proses komunikasi.
3) Historis
Aspek penting untuk memahami sebuah teks adalah
dengan menempatkan wacana itu dalam konteks
historis tertentu, wacana diproduksi dalam konteks
tertentu, dan tidak dapat serta merta dimengerti
tanpa melihat konteks lain yang menyertainya.
4) Kekuasaan
Analisis wacana kritis juga mempertimbangkan elemen
kekuasaan. Konsep kekuasaan adalah salah satu kunci
hubungan antara wacana dengan masyarakat. Analisis
wacana kritis tidak hanya membatasi diri pada detil teks
atau struktur wacana saja, juga kondisi sosial, politik,
ekonomi, dan budaya tertentu. Kekuasaan itu dalam
hubungannya dengan wacana, penting untuk melihat apa
yang di sebut dengan kontrol. Seorang individu atau
kelompok mengontrol orang atau kelompok lain melalui
wacana. Mengontrol tidak selalu dalam bentuk fisik,
melainkan dapat pula melalui mental atau psikis.
5) Ideologi
Teori-teori klasik mengatakan bahwa ideologi dibangun
DAFTAR RUJUKAN
Prawacana
Ekonomi-politik pada masa sekarang sudah menjadi
topik mendasar di dalam hubungan internasional, era di mana
liberalisasi ekonomi terjadi hampir di tiap negara dan
interdenpendensi (kondisi negara menjadi sejajar dan saling
berketergantungan satu sama lain) yang semakin menguat,
orientasi kebijakan luar negeri tidak lagi pada permasalahan
Power (kekuasaan) yang melekat kepada politik saja, tetapi
juga kepada orientasi Welfare (kesejahteraan), sebagai contoh
sederhana; bentuknya bisa berupa bagaimana politik
(negara/pemerintahan) mempengaruhi aktivitas pasar
(ekonomi) dan juga sebaliknya bagaimana mekanisme negara
(politik) dipengaruhi oleh unsur-unsur ekonomi (pasar), dalam
sudut pandang realisme ( struggle for power ) bagaimana
sumber-sumber ekonomi memberi kekuatan pada negara
dan sebaliknya bagaimana faktor negara/politik digunakan
untuk meraih kekuatan/sumber- sumber ekonomi.
Dalam perkembangannya, perdebatan ekonomi-politik
pun telah bergeser dari yang sebelumnya masih berkisar pada
ideologi (merkantilisme, liberalisme dan marxisme), sekarang
lebih kepada metodologi dan rasionalitas, Robert Gilpin
berpendapat bahwa mengapa ideologi di dalam ekonomi-politik
harus ditolak, karena area pembuktian ketiga aliran tadi tidak
bisa dibuktikan dengan argumen yang logis dan uji coba
empiris.
Mohtar Mas’oed menjelaskan Ekonomi Politik mengkaji
tentang kerkaitan antara fenomena politik dan ekonomi,
antara negara dan pasar, antara lingkungan domestik dan
Pelatihan Kader Dasar | 150
internasional, dan antara pemerintah dengan masyarakat.
Para ahli Ekonomi Politik Internasional (EPI)
memfokuskan pada konsep yang berbeda-beda terhadap makna
variabel “politik” dan “ekonomi” tersebut. Menurut Rober
Gilpin, hakikat politik adalah negara (state), sedangkan hakikat
aktivitas ekonomi adalah pasar (market). Carles Lindblom
menyebut hakikat atau konsep pokok ekonomi politik adalah
pertukaran (exchange) sebagai representasi ekonomi dan
kewenangan (authory) sebagai representasi politik. Sementara
Klaus Knorr menggunakan konsep kekayaan (wealt) dan
kekuasaan/kekuatan (power) sebagai hakikat ekonomi
politik.
Sistem ekonomi
1. Sistem Ekonomi Kapitalis
Sistem ekonomi kapitalis bersandar kepada pemilikan
pribadi maupun swasta terhadap alat-alat produksi, kegiatan
distribusi, maupun pertukaran. Sehingga tiga hal utama
tersebut berada penuh di tangan swasta. Sistem ekonomi
kapitalis mendominasi secara keseluruhan dari sistem ekonomi
yang dianut oleh negara-negara di dunia. Menurut Winardi
(1990) Sistem ekonomi kapitalis ini, merupakan suatu system
ekonomi di mana hak milik pribadi atas alat-alat produksi,
kegiatan distribusi, serta pemanfaatannya untuk mencapai laba
dalam kondisi maupun situasi yang sangat kompetitif, menjadi
ciri utama dalam system ini. Jika kita melihat sejarah,
kapitalisme dibangun dari buah pemikiran tokoh ekonomi
besar yaitu Adam Smith, dia merupakan tokoh dari mazhab
klasik (Tho’in, 2015: 120).
Pilar-pilar sistem ekonomi kapitalis Sistem
ekonomi kapitalis ini menyadarkan diri secara penuh kepada
Pelatihan Kader Dasar | 151
hal-hal di bawah ini:
a) Private property atau hak milik swasta (Pengakuan yang
luas atas hak-hak pribadi)
b) The invisibel hand atau dibina oleh tangan tak terlihat
(Campur tangan pemerintah diusahakan sekecil
mungkin. “The Invisible Hand” yang mengatur
perekonomian menjadi efisien)
c) Idividualisme ekonomi (Paham individualisme
didasarkan materialisme,
warisan zaman Yunani Kuno (disebut hedonisme)
d) Free market kompetition atau persaingan dan pasar
bebas
e) Pemilikan alat-alat produksi di tangan individu
f) Inidividu bebas memilih pekerjaan/ usaha yang
dipandang baik bagidirinya.
g) Pasar berfungsi memberikan “signal” kepada produsen
dan konsumendalam bentuk harga-harga.
h) Motif yang menggerakkan perekonomian mencari laba
i) Manusia dipandang sebagai mahluk
homoeconomicus, yang selalu mengejar kepentingan
(keuntungan) sendiri
2. Sistem Ekonomi Sosialis
Sistem ekonomi ini merupakan bentuk resistensi dari
sistem ekonomi sebelumnya yaitu sistem ekonomi kapitalis.
Karena sistem ekonomi kapitalis dituding menjadi penyebab
tidak tercapainya suatu kesejahteraan masyarakat yang
merata. Sistem ekonomi sosialis merupakan kebalikan dari
system ekonomi kapitalis, yang mana menyerahkan segala
siklus ekonomi sepenuhnya kepada mekanisme pasar yang
Demokrasi Ekonomi
Sistem ekonomi Pancasila yang dimili Indonesia
kadang disebut juga sebagai demokrasi ekonomi. Dijelaskan
oleh Latief (2004) sebagaimana dikutip Pasaribu bahwa
“demokrasi ekonomi yang menjadi dasar pelaksanaan
pembangunan dan yang meliputi ciri-ciri positif maupun
negatif yang harus dihindarkan. Garis-garis Besar Haluan
Negara yang merupakan pedoman bagi kebijaksanaan
pembangunan di bidang ekonomi Indonesia berbunyi:
Pelatihan Kader Dasar | 157
“pembangunan ekonomi yang didasarkan pada Demokrasi
Ekonomi menentukan bahwa masyarakat harus memegang
peran aktif dalam kegiatan pembangunan (Purwandaya: 2017,
Suroso: 2004 dan Pasaribu, 2017: 7).
Demokrasi Ekonomi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar
atas asas kekeluargaan.
2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan
menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara.
3) Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya
dikuasai oleh engara dan digunakan untuk sebesarbesar
kemakmuran rakyat.
4) Sumber-sumber kekayaan dan keuangan engara
digunakan denganpermufakatan Lembagalembaga
5) Perwakilan Rakyat, serta pengawasan terhadap
kebijaksanaannya ada pada Lembagalembaga Perwakilan
Rakyat pula.
6) Warga negara memiliki kebebasan dalam memilih
pekerjaan yang dikehendaki serta mempunyai hak akan
pekerjaan dan penghidupan yang layak.
7) Hak milik perorangan diakui dan pemanfaatannya
tidka boleh bertentangan dengan kepentingan
masyarakat.
8) Potensi, inisiatif dan daya kreasi setiap warga Negara
diperkembangkan sepenuhnya dalam batasbatas yang tidak
merugikan kepentingan umum.
9) Fakir miskin dan anak-anak etrlantar dipelihara oleh
Negara (Rintuh: 2005 dan Pasaribu, 2017: 7).
Sedangkan Sistem Ekonomi Pancasila memiliki ciri ciri
sebagai berikut:
Pengembangan
Strategi Perubahan
Diagnosa Analisis
Umpan Balik intervensi
Masalah Organisasi
Pengukuran dan
Penilaian
PERENCANAAN STRATEGIS
Perencanaan strategis (Strategic Planning) ialah suatu
istilah jangka panjang, proses penilaian yang berorientasi
masa depan, penetapan tujuan, dan membangun strategi
yang memetakan jalur eksplisit antara sekarang dan visi
masa depan, yang bergantung pada pertimbangan cermat
kemampuan organisasi dan lingkungan, dan menyebabkan
alokasi sumber daya berbasis prioritas dan keputusan
lainnya. (CSDF: 1998)
Model-Model Perencanaan Strategis
a) Perencanaan Strategis Dasar (Basic Strategic Planning)
Perencanaan strategis ini terdiri dari langkah-langkah
berikut, yaitu : (1) mengidentifikasi tujuan organisasi; (2)
memilih tujuan; (3) mengidentifikasi strategi implementasi
yang spesifik; (4) mengidentifikasi rencana aksi (action
plans) untuk mengimplementasikan setiap strategi; serta (5)
memantau dan memperbaharui rencana.
b) Perencanaan Skenario (Scenario Planning)
Perencanaan scenario digunakan untuk menggambarkan
situasi di masa depan dalam situasi sekarang. Adapun
langkah-langkah dari perencanaan skenario adalah : (1)
mengidentifikasi beberapa kekuatan eksternal yang
penting dan memproyeksikan pengaruhnya terhadap
organisasi; (2) membahas tiga skenario masa depan yang
berbeda untuk setiap perubahan dari kekuatan eksternal,
dan meninjau skenario terburuk; (3) menyarankan strategi
yang potensial untuk menanggapi perubahan dari masing-
Pelatihan Kader Dasar | 169
masing scenario; (4) mendeteksi pertimbangan umum
dalam strategi; serta (5) memilih perubahan eksternal
yang paling mungkin dan mengidentifikasi strategi yang
paling responsif.
c) Perencanaan Penyelarasan (Alignment Planning)
Model ini dapat digunakan untuk organisasi yang perlu
menyempurnakan strategi mereka atau isu-isu yang dialami
terkait efisiensi internal. Tujuannya adalah untuk
menyelaraskan misi organisasi dan sumber daya agar
lebih efektif. Langkah-langkah yang harus dilakukan, yaitu :
(1) menggaris bawahi misi, program, sumber daya, dan
dukungan yang diperlukan; (2) mengidentifikasi apa
sudah berjalan dengan baik dan apa yang perlu
penyesuaian; (3) mengidentifikasi bagaimana melakukan
penyesuaian;
d) Perencanaan Berbasis Isu (Issues Based Planning)
Organisasi yang sudah besar dan berpengalaman bisasnya
menggunakan model yang lebih komprehensif dan efektif.
Berikut langkah-langkahnya, yaitu: (1) melakukan penilaian
eksternal / internal; (2) erancang strategi utama untuk
mengatasi masalah dan tujuan; (3) mengembangkan atau
memperbarui visi, misi, nilai-nilai; (4) menetapkan rencana
aksi; (5) merekam penilaian, tujuan, dan strategi, misi, visi,
dan rencana aksi dalam dokumen Rencana Strategis; (6)
mengembangkan dokumen rencana operasional tahunan;
(7) mengembangkan rencana angaran tahunan; (8)
menjalankan program dan kegiatan tahunan; serta (8)
pemantauan / meninjau / mengevaluasi / memperbarui
dokumen Rencana Strategis.
e) Perencanaan Pengorganisasian Diri (Self-Organizing Planning)
Daripada proses linear seperti model lainnya, Self-
Organizing Planning berjalan dengan proses yang lebih
alami. Perlu ada proses refleksi bersama terhadap proses
dan system melalui dialog, eksplorasi, dan teknik
Pelatihan Kader Dasar | 170
storyboard. Berikut adalah langkah-langkahnya, yaitu :
(1) memperjelas dan mengartikulasikan nilai-nilai budaya
organisasi; (2) mengartikulasikan visi kelompok ; (3)
melakukan dialog berkala (kuartalan) tentang apa yang
dibutuhkan organisasi membutuhkan untuk mencapai visi dan
memutuskan apa yang akan dilakukan berikutnya; (4) berfokus
pada proses belajar daripada metode linier; (5) menumbuhkan
kesabaran untuk proses-proses yang sedang berlangsung; (6)
memutuskan bagaimana menggambarkan rencana strategis
kepada para pemangku kepentingan.
f) Perencanaan Terpadu (Hibrid-Integrated Planning)
Menggabungkan proses dari dua atau lebih model yang
menghasilkan efek hibrida. Salah satu contoh adalah
model Balanced Score Card (BSC), yang mengintegrasikan
unsur proses perencanaan berbasis isu-isu dan keselarasan.
Robert Kaplan dari Harvard Business School, dan
konsultan bisnis, David Norton, mengembangkan Model
Perencanaan Strategis Balanced Scorecard tahun 1992.
Lebih setengah dari 500 perusahaan Fortune di Amerika
Serikat dan sejumlah lembaga pemerintah di semua
tingkatan menggunakan model ini. Model BSC
mengarahkkan fokus strategis organisasi terhadap factor-
faktor kunci kesuksesan organisasi. Manajemen strategis
menerjemahkan ukuran kunerja dan target ke dalam
inisiatif tindakan.
(A)
(B)
STRENGT Comparativ
Mobilization
H e
Advantag
e
(C)
(D)
WEAKNES Divestment/
Damage
S Investment
Control
Sumber:Hisyam, 1998
Keterangan:
Sel A: Comparative Advantages, Sel ini merupakan pertemuan
dua elemen kekuatan dan peluang sehingga memberikan
kemungkinan bagi suatu organisasi untuk bisa berkembang
lebih cepat.
Sel B: Mobilization, Sel ini merupakan interaksi antara
ancaman dan kekuatan. Di sini harus dilakukan upaya
mobilisasi sumber daya yang merupakan kekuatan organisasi
untuk memperlunak ancaman dari luar tersebut, bahkan
kemudian merubah ancaman itu menjadi sebuah peluang.
A. Pengertian
1. Opini Publik
Seperti ilmu sosial lainnya, definisi opini
(pendapat) sulit untuk dirumuskan secara lengkap dan
utuh. Ada berbagai definisi yang muncul, tergantung
dari sisi mana kita melihat. Ilmu komunikasi
mendefinisikan opini sebagai pertukaran informasi
yang membentuk sikap, menentukan isu dalam
masyarakat dan dinyatakan secara terbuk. Ilmu
psikologi mendefinisikan opini publik sebagai hasil
dari sikap sekumpulan orang yang memperlihatkan
reaksi yang sama terhadap rangsangan yang sama dari
luar (Leonard W. Doob).
Opini publik memiliki karakteristik sebagai berikut:
a) Dibuat berdasarkan fakta, bukan kata-kata
b) Dapat merupakan reaksi terhadap masalah
tertentu, dan reaksi itudiungkapkan
c) Masalah tersebut disepakati untuk dipecahkan
d) Dapat dikombinasikan dengan kepentingan pribadi
e) Yang menjadi opini publik hanya pendapat dari
mayoritas anggotamasyarakat
f) Opini publik membuka kemungkinan adanya
tanggapan
g) Partisipasi anggota masyarakat sebatas
kepentinganmereka, terutamayang terancam
h) Memungkinkan adanya kontra-opini
Daftar Rujukan