Anda di halaman 1dari 31

LATIHAN KEPEMIMPINAN I

Target
1. Peserta paham esensi dan konsep dakwah terutama dakwah thulabby (dakwah kampus)
2. Peserta memiliki komitmen untuk berdakwah melalui LDK
Materi
1. Konsep diri
2. Problematika umat
3. Konsep dakwah
4. Ke-LDK-an
5. Amal jamai
Deskripsi Materi

Materi Target Deskripsi singkat


Ada dua hal pokok yang dibahas pada materi kali ini.
Peserta memahami hakikat penciptaan
Pertama, hakikat penciptaan manusia yaitu sebagai seorang
manusia (sebagai abdullah dan
hamba dan khalifah di muka bumi dimana akan
khalifatullah)
mempertanyakan dari mana, untuk apa, akan kemana seorang
Peserta mengenali potensi diri dan
Konsep diri manusia diciptakan. Kedua, idealitas seorang muslim dan
idealita seorang manusia
peradaban Islam dimana Rasulullah sebagai sosok teladan
Peserta memiliki kebanggaan menjadi dan zaman Rasul sebagai inspirator peradaban sehingga akan
seorang muslim dan bagian dari umat terbangun sebuah kebanggaan akan jati dirinya sebagai
Islam seorang muslim.
Peserta peka terhadap kondisi dirinya Materi ini akan membenturkan idealita umat Islam dan
dan lingkungannya realitanya saat ini dimana keterpurukan terjadi pada semua
peserta mampu mengidentifikasi lini kehidupan. Jika ditarik akar permasalahannya akan ada
Probelmatika permasalahan diri dan masyarakatnyat dua faktor: internal umat Islam dan eksternal umat Islam.
Umat dalam konteks kekinian Pada tataran internal, masih ada sebagian umat Islam yang
peserta memiliki semangat untuk masih dangkal pamahaman keislamannya. Sementara di sisi
bergerak melakukan perubahan diri lain, seperti ada sebuah koalisi besar yang bersatu untuk
dan sosial masyarakat sekitar melumat umat Islam secara terorganisir.
Peserta paham akan dakwah sebagai Materi akan membahas tentang posisi dakwah sebagai
solusi atas permasalahan umat jembatan antara realita dan idealita (solusi atas problematika
Peserta paham konsep dakwah Rasul umat) dan bagaimana konsep dakwah Rasul serta dakwah
Konsep Dakwah
dan dakwah dari masa ke masa dari masa ke masa terutama dakwah kekinian. Lalu,
Peserta paham urgensi dan konsep membahas konsep dakwah kampus sebagai salah satu metode
dakwah kampus dakwah kekinian dan kedisinian.
Peserta paham secara utuh LDK Materi ini akan membahas urgensi adanya LDK sebagai
(SKI) sebagai sarana dakwah sarana dakwah masa kini, sejarah LDK, visi misi, serta LDK
Ke-LDK-an
memiliki komitmen untuk terus saat ini (SWOT, grandtheme, struktur, arahan kerja, pengurus,
bergerak di LDK (SKI) dsb)
Peserta urgensi dan konsep amal
Materi akan membahas tentang urgensi dan konsep amal
jamai
jamai sebagai salah satu hal yang asasi dalam dakwah yang
Amal Jamai Peserta mengenal dan memiliki terorganisir. Selanjutnya akan lebih mengenalkan antara
ukhuwah terhadap seluruh pengurus pengurus yang satu dengan yang lain.
LDK

LATIHAN KEPEMIMPINAN II
Target
1. Peserta memiliki ruh dakwah yang kokoh
2. Peserta memiliki alur berfikir yang matang dalm menyusun rencana-rencana dakwahnya
Materi
1. Analisis Shirah
2. Analisis Sosial
3. Desain Kegiatan
Deskripsi Materi

Materi Target Deskripsi singkat


Menggambarkan sejarah dakwah Rasul dari pra kenabian
Peserta paham sejarah dakwah Rasul
hingga wafatnya Rasul serta mengambil hikmah atas
Peserta paham akan solusi-solusi yang
peristiwa-peristiwa yang terjadi saat itu. Selain itu juga
Rasul lakukan untuk menyingkapi
Analisis Shirah menggambarkan metode-metode dakwah Rasul yang
problematika dakwah
kemudian dibagi atas beberapa fase (secara sembunyi-
Peserta memiliki ruh dakwah yang sembunyi, terang-terangan, membangun dan memimpin
semakin kokoh daulah Islam)
Peserta memiliki alur berfikir yang
matang dalam menyusun sebuah
rencana dakwah (kegiatan atau
Menggambarkan tentang urgensi atas alur berfikir yang
proker)
matang dalam menyususn rencana kerja LDK. Lalu,
Analisis Sosial Peserta paham konsep analisis sosial
menggambarkan ansalisis sosial dan desain kegiatan sebagai
dan Desain dan desain kegiatan sebagai salah satu
salah satu metode berfikir kritis serta langkah-langkahnya
Kegiatan metode berfikir
sehingga peserta mampu mengaplikasikannya dalam
Peserta mampu mengaplikasikan kehidupan dakwahnya
metode analisis sosial dan desain
kegiatan dalam kehidupan
berorganisasi

LATIHAN KEPEMIMPINAN III


Target

1. Peserta memiliki memiliki pemikiran strategis dan komitment untuk mengembangkan lembaga

Materi
1. Konsepsi Tauhid
2. Problematika global umat Islam
3. Renstra Lembaga
4. Sinergitas dakwah kampus
Deskripsi Materi

Materi Target Deskripsi singkat


Peserta paham tentang konsep Allah Menggambarkan tentang konsep ketauhidan Allah yang
dalam tauhid uluhiyah, rububiyah, tercermin dalam tauhid yang empat sehingga tercermin
mulkiyah, asma wa sifat konsep islam yang ideal dimana islam sebagai sebuah dien
Konsepsi Tauhid
Peserta paham tentang urgersi dan (agama) dan daulah (tat dunia). Menggambarkan pula
metodologi untuk membumikan bagaimana metodologi untuk membumikan kalimat tauhid
kalimat tauhid
Peserta paham kondisi umat Islam Mengambarkan tentang kondisi terkini umat Islam yang
secara global lemah di antara ideologi-ideologi besar dunia yang. Faktor
Problematika Peserta mampu menganalisis internal, pemahaman Islam yang dangkal dan perpecahan
Global Umat penyebab permasalahan baik secara antar pemikiran Islam menyebabkan Umat Islam yang
Islam internal maupun eksternal beraada dalam posisi sulit di tengah-tengah ideology-ideologi
besar dunia, semisal kapitalisme, lberalisme, sekulerisme,
sosialisme, zionisme, dsb
Peserta mengerti langkah-langkah Menggambarkan urgensi serta metode pembuatan renstra
untuk membuat renstra lembaga lembaga melalui metode analisis sosial. Produk minimal dari
Renstra (LDK-SKI) masing-masing materi ini adalah peserta mampu membuat renstra lembaga
Lembaga Peserta mampu mengamplikasikan satu tahun mendatang secara detail mulai dari grandtheme
renstra ini di masa yang akan datang hingga arahan kerja sebagai hasil atas analisis sosial medan
dakwah.
Peserta paham akan urgensi menggambarkan tentang urgensi dan kondisi sinergitas
sinergitas dakwah kampus dakwah kampus terutama lini daawy melalui FSLDIK. Dan
Peserta paham tentang peta politik juga membedah FSLDIK, mulai dari sejarah, visi misi,
Sinergitas kondisi FSLDIK saat ini serta FSLDIK masa datang. Selain
dakwah kampus terutama lini
Dakwah itu, bagaimana membangun sinergitas gerak dengan lembaga-
daawy
Kampus lembaga pergerakan lain yang terkait (BEM, KM/Hima,
Peserta mampu bersinergis dalam
mengembangkan dakwah kampus UKM. Dsb)
melalui lembaga masing-masing

*Materi dan target disarikan dari training kaderisasi FSLDIK, Februari 2009 dan modul Taining Kepemimpinan Jamaah Shalahhuddin
dari masa ke masa
METODOLOGI PENYAMPAIAN METERI
(Jamaaah Shalahuddin Version)*

Materi Metodologi**
Membuat tulisan tentang Who Am I yang menggambarkan tentang deskripsi diri (biodata,
karakter, kelebihan, kekurangan, cita-cita, dsb)
Tugas membaca artikel atau buku (ref: Model Manusia Muslim Abad XXI karya Anis Matta)
yang menggambarkan tentang konsep diri yang ideal
Konsep diri
Focus Group Discussion yang akan mendiskusikan tentang konsep diri yang ideal
Nonton film atau video tentang konsep diri yang ideal misal nonton film biografi tokoh
Islam, cth: the message (ar-risalah)
Klasikal dimana ada penceramah yang menerangkan tentang materi
Mencari dan membaca artikel yang berisi data tentang problematika umat baik yang di
Indonesia maupun mancanegara
Focus Group Discussion yang akan mendiskusikan tentang problematika umat berdasarkan
data-data yang ada.
Presentasi dari hasil FGD tersebut dan diakhiri dengan penarikan kesimpulan.
Problematika Umat
Nonton film atau video tentang contoh nyata problematika umat kontemporer dan kemudian
di bedah
Spreeding ke masyarakat untuk melihat realita masyarakat secara langsung sebagai sampel
problematika umat
Klasikal dimana ada penceramah yang menerangkan tentang materi
Focus Group Discussion yang akan mendiskusikan tentang solusi atas problematika umat
Konsep Dakwah yang kemudian diarahkan solusi atas itu semua yaitu dakwah dan konsep-konsepnya
Klasikal dimana ada penceramah yang menerangkan tentang materi
Presentasi tentang profil LDK (Sejarah, Visi, Misi, Struktur, dsb)
Ke-LDK-an Haflah yang menggambarkan profil lembaga
Talkshow tentang profil lembaga dari beberapa perspektif
Training manajerial: team building
Amal Jamai Klasikal dimana ada penceramah yang menerangkan tentang materi
Out bond dengan hikmah ke-amaljamai-an
Tugas membaca Shirah Nabawiyah dari penulis manapun
Tugas diskusi dengan Ustadz dengan bahasan shirah nabawiyah dan hikmahnya
FGD dengan bahasan diskusi tentang shirah nabawiyah dan hikmah yang dapat diambil
Analisis Shirah
dalam konteks kekinian dan kedisinian
Presentasi dari hasil FGD tersebut dan diakhiri dengan penarikan kesimpulan.
Klasikal dimana ada penceramah yang menerangkan tentang materi
Tugas mencari dan mempelajari data yang akan didiskusikan untuk dianalisis
Pemberian materi tentang ansos dan desain kegiatan
Analisis Sosial dan Workshop ansos dan desain kegiatan dimana peserta akan melakukan analisis sosial terhadap
Desain Kegiatan suatu tema tertentu berdasarkan data yang ada dengan metode ansos dan kemudian membuat
suatu kegiatan berdasarkan hasil ansos dengan metode desain kegiatan
Presentasi dan pengkritisan terhadap hasil workshop
Tugas membaca artikel atau buku tentang konsep tauhid (ref: Petunjuk Jalan karya Sayyid
Quthb)
Bedah buku Petunjuk Jalan karya Sayyid Quthb dimana peserta akan membedah buku ini
Konsepsi Tauhid
secara otodidak bab per babnya
Presentasi atas hasil bedah buku Petunjuk Jalan
Klasikal dimana ada penceramah yang menerangkan tentang materi
Problematika Global Tugas mencari dan mempelajari data tentang ideologi-ideologi besar dunia dan pemikiran-
Umat Islam pemikiran besar Islam
Tugas membaca buku tentang ideologi-ideologi besar dunia dan pemikiran-pemikiran besar
Islam (ref: Gerakan Keagamaan dan Pemikiran penyusun WAMY dan Menuju Jamaatul
Muslimin karya Husain bin Muhammad bin Ali Jabir)
FGD tentang ideologi-ideologi besar dunia dan pemikiran-pemikiran besar Islam
Presentasi hasil FGD
Klasikal dimana ada penceramah yang menerangkan tentang materi
Mencari dan mempelajari data tentang medan dakwah LDK
Memahami AD/ART LDK
Tugas diskusi tentang LDK bersama alumni LDK maupun tokoh yang paham akan ke-LDK-
an
Renstra Lembaga
Penjelasan tentang materi Renstra Lembaga
Workshop pembuatan renstra lembaga dimana peserta akan menganalisis kebutuhan kebuhan
medan dakwah yang produk akhirnya adalah renstra lembaga (AD/ART dan Grand design)
Presentasi pengkritisan terhadap hasil workshop
Sinergitas Dakwah FGD tentang sinergitas dakwah kampus
Kampus Klasikal dimana ada penceramah yang menerangkan tentang materi
*Beberapa metodologi yang pernah digunakan dalam Training Kepemimpinan JS
**Metodologi ini disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan dimana bisa hanya salah satu, gabungan dari beberapa metode yang ada, atau kreasi atas
metode-metode yang ada
KONSEP DIRI

Ada pertanyaan-pertanyaan mendasar yang harus dijawab oleh seorang manusia terutama dalam posisinya
sebagai seorang muslim.
1. Siapa saya? Atau dari mana saya berasal?
2. Kenapa saya hidup? Dan untuk apa saya hidup?
3. Bagaimana saya hidup?
Banyak sekali derivasi dari 3 pertanyaan besar tersebut. Yang kita lakukan dalam Latihan Kepemimpinan 1 ini
adalah memberi sebuah awalan dan alur berpikir untuk mencoba menjawab 3 pertanyaan besar di atas sesuai
dengan konsep diri muslim.
Sebelum mulai mengenali diri, fungsikan seluruh panca indera kita lalu bukalah pikiran dan hati kita,
hubungkan keduanya melalui sebuah kesadaran awal bahwa kita adalah ciptaan Dzat Yang Maha Besar dan
dilahirkan dalam keadaan fithrah (bersih dan suci), tapi pada saat itu juga coba ajak pikiran kita untuk berfikir
tentang logika penciptaan berdasarkan ilmu atau teori yang kalian pahami agar kesadaran atas diri yang terserak
selama ini kembali pada fitrah. Kunci utama mengenali diri adalah kejujuran dan keterbukaan. Maka milikilah
keduanya pada hati dan pikiran kita.
Untuk memahami siapa diri kita maka kita harus paham konsepsi akan diri kita dimana kita memahami diri kita
berdasarkan subjektifikasi (aku diri), objektifikasi (aku sosial) dan idealnya diri kita (aku ideal). Secara mudah,
tingkatan konsep diri terbagi menjadi 3 hal besar, yaitu:
1. Aku diri : Aku yang seperti aku pahami
Ini merupakan cara kita mempersepsi diri kita. Setiap kita memiliki pemahaman diri kita apa adanya.
2. Aku sosial : Aku seperti yang dipahami orang lain disekitarku
Cara orang memahami kita akam mempengaruhi diri kita. Proses pembentukan makna dibentuk secara
kumulatif dalam diri kita. Dengan apresiasi inilah pemahaman kita berkembang.
3. Aku Ideal : Aku yang aku inginkan

Ada orang yang begitu kuat keyakinan aku idealnya namun tidak memiliki korelasi dengan aku diri,
orang inilah yang disebut sebagai pemimpi. Orang seperti ini idak mendasari aku ideal dengan aku
dirinya. Hal ini dapat terjadi karena dia tidak mengetahui subjek apa yang terdapat dalam aku diri untuk
di-upgrade menjadi aku ideal. Ada pula orang yang tidak memiliki aku ideal, hanya aku diri. Jadilah ia
orang yang biasa-biasa saja. Para psikolog mengatakan bahwa laki-laki memiliki self confident yang
lebih kuat daripada wanita, sehingga banyak mengabaikan pengaruh sosial atau komentar orang
terhadap mereka. Abu Bakar pernah berdoa, Ya Allah, ampunilah aku atas apa yang mereka tidak
ketahui tentang diriku dan jadikanlah aku lebih dari apa yang mereka duga.
Dalam membentuk konsep diri, kita memerlukan suatu standar. Nilai Islam harus kita jadikan standar yang
membimbing kita. Dengan mengetahui konsep diri yang jelas, kita akan mengetahui secara terfokus apa yang
dapat kita kontribusikan. Dengan konsep diri kita akan mengetahui sejauh mana arah yang kita miliki.
Buka Al Quran dan di banyak sekali ayat Allah memberi gambaran tentang bagaimana bumi ini berjalan,
bagaimana karakteristik dan kriteria manusia, jin, malaikat, dll, bagaimana agar menjadi manusia yang baik, apa
saja yang boleh dan tidak boleh atau sebaiknya tidak dan sebaiknya kita lakukan. Dan di banyak ayat lain akan
kita temukan bahwa Allah menyediakan alam semesta dengan segala potensinya ini untuk orang-orang yang
berakal, orang-orang yang mau berpikir dan mau memahami.
Manusia sebagai makhluk Allah Swt. tentu memiliki kedudukan yang berbeda dari ciptaan-Nya yang lain. Oleh
karena itu mereka mempunyai imtiyazat (keistimewaan) sebagai makhluk Allah Swt. Al-Quran
menyebutkannya dalam beberapa sisi. Di antaranya,
1. Mukarram (makhluk yang dimuliakan)
Sebagai makhluk yang dimuliakan Allah Swt. manusia diberikan keistimewaan. Bentuk fisik yang bagus
dengan tata letak yang tepat menjadikan dirinya berbeda dengan makhluk lainnya. Sesungguhnya Kami
telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya (QS. At Tiin: 4). Dengan tampilan fisik
dan bentuk yang bagus manusia juga diberikan keistimewaan lainnya, yakni ditundukkannya alam
semesta untuk kehidupannya. Manusia bisa mengarungi samudera yang luas. Mengelilingi dunia,
menikmati panorama indahnya alam raya.
2. Mukallaf (makhluk yang dibebankan tugas).
Dengan kelebihan dan karunia yang diberikan kepada mereka, manusia dibeban tugaskan untuk
beribadah dan mengatur serta merawat jagat raya yang menjadi sarana hidupnya dengan sebaik-baiknya.
Agar mereka menyadari bahwa karunia itu tidak datang dengan sendirinya melainkan ia adalah
pemberian Tuhan sehingga mereka seharusnya berterima kasih pada-Nya dengan senantiasa beribadah.
"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku" (QS. Ad
Dzariyat: 56)
3. Mujzi (makhluk yang mendapatkan balasan atas amalannya)
Dalam menjalankan beban tugasnya manusia pun mendapatkan balasan atas amalannya. Mereka yang
menunaikan tugasnya dengan baik manusia berhak meraih anugerah keridhaan dan surga-Nya."Barang
siapa yang mengerjakan amal kebaikan seberat dzarrah pun niscaya dia akan mendapatkan
balasannya. Dan barang siapa yang mengerjakan amal kejahatan seberat dzarrah pun niscaya dia akan
mendapatkan balasannya pula" (QS. Az Zalzalah: 7 8).
Orang yang marifah (mengenali) kepada Allah meyakini bahwa setiap gerak langkahnya, ucapannya, dan
getaran hatinya selalu diawasi oleh Allah, karena Allah Maha Melihat dan Maha Mengawasi. Semut hitam yang
berjalan di atas batu hitam di malam kelam tak luput dari pengawasan-Nya. Sehelai daun kering yang jatuh dari
pohonnya di tengah hutan belantara tak lepas dari perhitungan-Nya. Sebutir debu yang diterbangkan angin di
tengah padang pasir yang luas ada dalam kuasa-Nya. Deburan ombak di tengah samudera ada dalam
genggaman-Nya.
Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa. Kemudian Dia bersemayam di atas Arsy. Dia
mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan segala apa yang keluar daripadanya, dan apa yang turun dari
langit dan apa yang naik kepadannya. Dan Dia besamamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha
Melihat apa kamu kerjakan (QS Al-Hadid: 4).
Dengan keyakinan seperti ini, mereka tidak berani melanggar perintah dan larangan Allah. Mereka tidak berani
memakan harta yang bukan miliknya, mereka tidak berani berdusta, dan mereka tidak berani melangkah di luar
garis yang telah ditetapkan oleh Allah. Setiap pelanggaran akan ada dosa, dan setiap dosa akan berujung pada
siksa api neraka. Marifatullah akan melahirkan rasa takut pada siksa Allah.
Renungkanlah! Orang yang mengenal Allah dengan pengenalan yang mendalam, yakin bahwa Allah Maha
Pengasih dan Penyayang. Betapa banyak nikmat yang telah Allah berikan kepada manusia, tapi sering tidak
disadari oleh manusia. Kita sering memuji-muji indahnya pemandangan alam yang terhampar di depan mata,
tapi kita jarang memuji Pemberi mata kita. Kita sering kagum mendengar suara gemercik air mengalir dari
bebatuan, tapi jarang sekali kita mengagumi kepada Pencipta telinga kita. Kita sering merasakan nikmatnya
aneka makanan yang disajikan, tapi kita lupa pada Pemberi lidah.
Yang perlu kita yakini adalah bahwa tidak ada satu makhluk pun yang diciptakan sia-sia. Jadi, setiap diri
kita pasti berguna untuk orang lain, tergantung kita mau memanfaatkan diri kita untuk memberi manfaat pada
sekitar kita atau tidak, karena Allah tidak meremehkan amal-amal kecil yang bernilai misalnya saja: senyum
adalah sedekah, atau menyingkirkan batu di jalan, menjaga lisan kita dari gibah, itu semua adalah hal-hala kecil
yang dengan mudah bisa kita lakukan asal ada kemauan dan tekad.
Terkadang kita mengalami hambatan yaitu penilaian orang lain terhadap kita. Untuk mengatasi yang satu ini
kita yakin saja bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Tapi jangan selau menjadikan ini sebagai bentuk
apologi. Yang harus kita lakukan adalah introspeksi diri dan ini butuh kejujuran dan keterbukaan.
Sementara itu, dalam kehidupan ini kita memiliki satu contoh teladan yang digariskan Allah hidup sebagai
Rasul akhir zaman. Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu)
bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (QS
Al Ahzab: 21).
Konsep diri seorang manusia tergambar secara sempurna pada diri seorang Rasul sebagaimana Aisyah yang
menggambarkan Akhlak Rasul bak Al quran yang berjalan. Bagaimana Rasul hidup sebagai seorang hamba
Allah, hidup sebagai seorang pemimpin bagi keluarga dan umat dan bagaimana pula beliau hidup untuk
membangun peradaban ideal (baca: peradaban Islam). Dan akan kita saksikan pula bagaimana zaman Rasul
sebagai sebuah zaman terbaik yang pernah tercatat dalam lembar sejarah umat manusia.
Jadi, tidak ada hal dapat kita lakukan saat ini selain introspeksi sembari merenungi kembali hakikat diri sebagai
seorang muslim sejati dimana Rasul sebagai acuan yang paripurna.

Sumber:
Modul Training Kepemimpinan Jamaah Shalahuddin I, Turgo, 9-11 Mei 2008
Modul Training Kepemimpinan Jamaah Shalahuddin I, Kaliurang 17-19 Juni 2005
PROBLEMATIKA UMAT

Problematika, sebuah kata yang sangat familiar di teliga kita semua. Secara mudah, kita dapat memahami
problematika adalah suatu kondisi dimana kenyataan (realita) berbeda dari apa yang seharusnya terjadi
(idealita). Problematika sedapat mungkin harus dihindari oleh siapa pun. Namun demikian tampaknya
problematika akan selalu menjadi bagian tak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Untuk menghindarinya
rasanya tak mungkin. Yang mungkin dilakukan adalah bagaimana memanajemennya agar tidak terlalu
berdampak negatif bahkan mungkin mampu memberikan dampak yang positif.
Dalam Latihan Kepemimpinan I kali ini, problematika umat menjadi salah satu topik yang coba dikaji.
Perhatikan dan kaji data-data di bawah ini tentang gamabarn umat Islam Indonesia saat ini sebagai data yang
mungkin dapat mewakili gambaran umat Islam di seluruh dunia.

Laporan UNDP, kualitas SDM Indonesia ada pada peringkat 10 dari 14 negara berkembang.
Di Asia Pasifik, kualitas guru di Indonesia ada pada peringkat 14 dari 14 negara berkembang.
Sepanjang tahun 2007, Komisi Nasional Perlindungan Anak mengungkapkan 33,9 juta anak Indonesia
dilanggar hak pendidikannya. Dari jumlah tersebut, 11 juta anak berusia 7-8 tahun buta huruf dan sama
sekali tidak mengenyam bangku sekolah, sedangkan sisanya putus sekolah.
Pada tahun 2006, anak yang mampu melanjutkan studi ke tingkat perguruan tinggi hanya sekitar 14 %,
sedangkan yang tidak mampu sekitar 80%.
Bila diperinci 4.370.492 anak putus sekolah dasar, 18.296.332 anak putus sekolah menengah pertama
dan 325.393 anak putus sekolah menengah atas, dan sisanya 11 juta anak sisanya buta huruf karena tidak
sekolah (Suara Islam, 4-17 Januari 2008).
Pada 2006, pengangguran terbuka (open unemployed) mencapai 10,4 % dari total angkatan kerja atau
sekitar 10 juta orang (hampir penduduk Malaysia) sementara jumlah yang bekerja paruh waktu
(underemployed), yakni bekerja kurang dari 35 jam/minggu, sebesar 29,9 juta orang atau 31,4 %
(Sumber: www.bps.go.id)
Kerugian negara akibat korupsi Rp. 4,3 Trilyun (2004), Rp. 5,3 Trilyun (2005), dan Rp. 14,4 Trilyun
(2006). Sebagian besar krupsi terjadi di BUMN dan BUMD dengan kerugian mencapai Rp. 11,66
Trilyun. Sepanjang 2006 terdapat 6.879 pengaduan kasus korupsi. (ICW)
Dengan asumsi kemiskinan jika berpenghasilan di bawah USD 1 per hari, maka 39,05 juta atau 17,75 %
penduduk Indonesia tergolong miskin (2006) dan 37,17 juta atau 16,58 % penduduk Indonesia tergolong
miskin (2007). Bila standar dinaikkan US $ 2 perhari (standar World Bank), jumlah penduduk yang hidup di
bawah garis kemiskinan naik jadi 60% atau 132 juta orang (sebagai perbandingan, sapi di Eropa mendapat
subsidi US $ 2,5 perhari). Sumber: BPS dan Kompas
Data Bappenas 2006, hutang Indonesia sebesar USD 130 Milyar, terdiri dari : utang Luar Negeri USD
67,9 Milyar dan Utang domestik Rp. 658 Trilyun. Setiap tahun cicilan hutang LN yang jatuh tempo Rp. 96
Trilyun, plus beban hutang domestik Rp. 60 Trilyun (Total Rp 150 170 Trilyun pertahun).
Dsb
Dapat kita rangkum bahwa problematika global umat Islam terjadi pada semua sektor kehidupan: ideologi,
politik, ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, hukum, dan hankam. Pertanyaannya, apa yang harus kita lakukan?
Dirangkum dari berbagai sumber

KONSEP DAKWAH

Kita semua sudah sangat memahami kondisi umat Islam saat ini jauh dari idealita yang ada. Kemudian, kita
mulai berfikir apa yang harus kita lakukan sebagai agen perubahan. Para Rasul telah mengajarkan kita akan satu
hal yang kemudian menjadi solusi atas setiap problematika yang hadir: dakwah.
Dakwah merupakan sebuah istilah yang tidak asing lagi di telinga kita. Namun jika kita bertanya pada diri kita
sendiri, sudah tahukah kita apa itu dakwah. Dakwah secara bahasa artinya seruan, panggilan atau ajakan.
Sedangkan secara istilah dakwah adalah mengajak manusia kepada jalan Allah berupa kebaikan dan petunjuk,
dan menyuruh berbuat baik dan mencegah berbuat munkar yang dilarang Allah dan Rosul-Nya untuk mencapai
kebahagiaan dunia dan kebahagiaan akhirat.
Setelah kita mengetahui difinisi dakwah maka selanjutnya kita perlu mengetahu apa tujuan dari dakwah ini.
Tujuan dakwah adalah mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya yaitu dari dari kegelapan syirik
menuju cahaya tauhid, dari kegelapan bidah menuju cahaya sunnah, dan dari kegelapan maksiat menuju cahaya
taat. Allah berfirman: Alif, laam raa. (Ini adalah) Kitab yang kami turunkan kepadamu supaya kamu
mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu)
menuju jalan Tuhan yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji. (QS. Ibrahim: 1).
Dakwah merupakan tugas agung yang telah diemban oleh setiap nabi dan rosul Allah dari masa ke masa, dan
kemudian dilanjutkan oleh dai-dai Allah yang mendapatkan petunjuk yaitu orang-orang yang menyampaikan
ilmu yang benar, mengamalkannya dan mendakwahkannya hingga akhir zaman nanti.
Bagaimana dengan hukum berdakwah? Hukum dakwah pada asalnya adalah fardlu kifayah, artinya ketika telah
ada sebagian dari umat ini yang melakukannya maka telah gugur kewajiban tersebut bagi sebagian umat yang
lainnya. Namun, dengan kondisi dunia sekarang ini yang dipenuhi dengan kemungkaran dan kemaksiatan
kepada Allah, dan banyaknya manusia yang mulai meninggalkan ajaran agama ini maka kewajiban dakwah
berubah menjadi fardlu ain, artinya diwajibkan kepada setiap muslim sesuai dengan kemampuannya masing-
masing.
Dakwah merupakan salah satu bagian dari ibadah kepada Allah, maka dakwah harus memenuhi dua syarat
pokok yaitu pertama, ikhlas hanya mengharap ridlo Allah dan kedua, mengikuti tuntunan Rosulullah
dalam berdakwah. Sehingga barangsiapa yang berdakwah dengan mengharapkan sesuatu selain Allah maka
Allah akan menolak amalan dakwahnya. Dan barangsiapa yang berdakwah menyimpang dari metode/petunjuk
Rosulullah maka dakwahnya hanya akan merusak dan tidak memperbaiki.
Selanjutnya bagaimana metodenya? Pada dasarnya dakwah itu dilakukan dengan lemah lembut, namun dakwah
harus dilakukan dengan hikmah (bijaksana). Sebagaimana Allah berfirman: Serulah (manusia) kepada jalan
Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah
yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. An-Nahl: 125). Kemudian dakwah juga
harus dilakukan diatas bashiroh. Allah taala berfirman: Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, Aku dan orang-
orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan bashiroh, Maha Suci Allah, dan Aku bukan
termasuk orang-orang yang musyrik". Bashiroh bisa diartikan sebagai hujjah (argumen) yang jelas. Berdakwah
dengan bashiroh bisa dijabarkan bahwa seseorang yang mau berdakwah maka harus memiliki 3 hal yaitu
pertama, pengetahuan tentang apa yang akan didakwahkan, yaitu ilmu syariat. Kedua, pengetahuan tentang
kondisi objek dakwah, dan ketiga, pengetahuan tentang metode dakwah, agar apa yang ingin didakwahkan
sampai kepada objek yang didakwahi.
Setelah kita mengetahui tentang dakwah, maka langkah selanjutnya kita juga harus mengetahui sifat-sifat atau
akhlak-akhlak yang harus dimiliki oleh seorang aktivis dakwah. Sifat-sifat tersebut diantaranya: pertama,
ikhlas dalam berdakwah kepada Allah. Kedua, membekali diri dengan ilmu agama. Ketiga, sabar dalam
mengemban beban dakwah serta tidak tergesa-gesa dan lemah lembut dalam berdakwah. Keempat, beramal
dengan dakwahnya dan menjadi contoh yang baik dari apa yang didakwahkannya. Sebenarnya masih banyak
sifat-sifat yang lain, tapi minimal 4 sifat itu yang harus kita miliki.
Dapat kita simpulkan bahwa dakwah adalah sebuah perubahan sosial masyarakat. Dan itulah tugas seorang
Nabi dan Rasul beserta para penerus dakwahnya. Yang menjadi pertanyaan kemudian adalah bagaimana
dakwah ini kita turunkan dalam konteks kekinian dan kedisinian.
Saat ini posisi kita adalah sebagai seorang dai yang sedang menempuh pendidikan tinggi di UGM sehingga kita
harus paham konsep dakwah kontekstual: dakwah kampus. Dakwah kampus merupakan sebuah fase yang
penting dalam dakwah secara umum. Salah satu tujuannya adalah mensuplai alumni yang berafiliasi terhadap
Islam serta mengoptimalkan peran kampus dalam proses transformasi masyarakat menuju masyarakat yang
madani. Dengan peran ini, maka dakwah kampus merupakan sebuah dakwah yang harus dilakukan. Untuk
seorang Aktivis Dakwah Kampus (ADK), dakwah di kampus juga bisa dijadikan sebagai tempat latihan
beramal, mempersiapkan diri untuk memasuki medan dakwah yang lebih berat, yakni dakwah di masyarakat
kelak.
Lembaga Dakwah Kampus (LDK) pada suatu kampus menjadi sebuah kebutuhan. Dia berfungsi sebagai garda
terdepan dalam syiar Islam di Kampus. Dia mempunyai fungsi utama dalam hal dakwiy (syiar dan kaderisasi)
dan khidamy (pelayanan). Dua fungsi utama ini menjadi target awal bagi sebuah LDK dalam menjalankan
amanahnya. Seiring waktu berjalan, ternyata LDK dirasa perlu melakukan sebuah ekspansi terhadap agenda
dakwahnya ke arah siyasi (sosial dan politik), faniy (keprofesian) dan ilmiy (keilmuan). Adanya ekspansi
dakwah ini bertujuan agar dakwah yang dilakukan bisa merangkul semua masyarakat dan melingkupi semua
aspek kehidupan.
Itulah dakwah. Dalam perjalanan hidup kita, dakwah adalah aktivitas yang menjadi shahabat setia. Dakwahlah
nafas kehidupan itu. Tanpa dakwah, apalah arti hidup ini. Bukankah kita adalah dai sebelum menjadi sesuatu?

Sumber:
Modul Training Kepemimpinan Jamaah Shalahuddin I 1427 H
Buku Risalah Manajemen Dakwah Kampus
KE-LDK-AN*
JAMAAH SHALAHUDDIN DAHULU, KINI, DAN MASA DEPAN

Sejarah panjang Jamaah Shalahuddin yang dikenal dengan sebutan JS atau Jasha, telah tertorehkan di
Universitas Gadjah Mada, kampus tertua di Indonesia. Diantara lembaga-lembaga dawah kampus (LDK) yang
berjumlah sekitar 200-an lebih di seluruh Indonesia, JS memang LDK yang terbilang cukup tua, disamping
Jamaah Masjid Kampus Salman ITB dan Jamaah Masjid Kampus Arief Rahman Hakim UI. Lihat saja usianya
yang hingga saat ini telah mencapai 25 tahun sejak didirikan pada tahun 1976.
Mari kita simak sekelumit sejarah terbentuknya JS
Sekitar tahun 1974-1975 organisasi kemahasiswaan masih berbentuk Dema (Dewan Mahasiswa). Pada saat itu
muncul pemikiran untuk mengemas dakwah dalam bentuk yang lain. Sehingga diadakan peringatan Maulid
Nabi yang besar yang dinamakan Maulid Pop. Kegiatan ini berupaya menampilkan Islam dalam perspektif
budaya ilmiah kampus. Di antaranya menghadirkan tokoh-tokoh budaya (Dialog Budaya oleh YB
Mangunwijaya, Amri Yahya, Syubah Asa, Taufiq Ismail, Ir. Syahirul Alim) dan dimeriahkan dengan adanya
pameran lukisan (Ahmad Sadali, AD Pirous, Amri Yahya dll). Karena acaranya yang besar dan membutuhkan
tempat strategis maka dipilihlah tempat yang representatif yaitu Gelanggang Mahasiswa UGM. Selain itu
dipertimbangkan jika dilaksanakan di Masjid Mardliyah (selatan RSU Dr. Sardjito) dirasa tidak strategis.
Pada bulan Ramadhan dibentuk kepanitiaan Ramadlan In Campus (RIC). Pada tahun 1976 di bulan
Ramadhan, muncul gagasan untuk menamai Jama'ah Shalahuddin yang diusulkan oleh beberapa orang di
antaranya Muslikh Zainal Asikin, Akhmad Fanani dan Djafnan Tsan Affandi, Erlius, Samhari Baswedan, A
Luqman, M Toyibi, Hadi Prihatin (founding fathers Jama'ah Shalahuddin). Nama Shalahuddin dipilih karena
ia adalah tokoh pahlawan Islam yang mampu menerjemahkan Islam tidak hanya sebagai doktrin ibadah yang
sempit, tetapi dapat menjabarkannya melalui kerja keras, profesional, disiplin, dan tatapan masa depan yang
jauh.
Seiring bergulirnya waktu, karena organisasi terbentuk dan membutuhkan kegiatan yang berkesinambungan,
akhirnya dirintis kegiatan shalat Jumat di Gelanggang Mahasiswa. Hiruk pikuk kegiatan rutin ini tentu
membutuhkan sekretariat untuk shalat Jumat. Organisasi Jama'ah Shalahuddin yang legal terbentuk pertama
kali ini diketuai oleh Mansur Romi.
Dalam perjalanan awalnya, Jama'ah Shalahuddin banyak mendapat dukungan tokoh-tokoh Islam Yogyakarta
di antaranya AR Baswedan, Ir. RHA Syahirul Alim M.Sc, Ir. Basith Wahid, drs. Aslam Hadi, drs. Saefullah
Mahyudin dan Bapak AR Fachrudin (Ketua Muhammadiyah saat itu). Pemerintah sendiri lewat Mendikbud
Daoed Joesoef pernah memerintahkan Rektor UGM untuk membubarkan Jama'ah Shalahuddin, dengan dalih
banyak pengurus Jama'ah Shalahuddin terlibat demonstrasi menentang pemberlakuan NKK/BKK pada tahun
1978, masa rezim Orde Baru. Untunglah perintah itu ditolak oleh Rektor UGM saat itu. Menteri yang sama
pernah pula mempertanyakan kegiatan sholat Jumat dan Tarawih di Gelanggang Mahasiswa UGM. Mengenai
masalah syariat seperti shalat Jumat, Shalahuddin waktu itu berkonsultasi dengan Bapak AR Fachruddin.
Menurut beliau hal ini tidak bertentangan dengan syariat. Pak AR juga berjanji akan sholat Jumat di
Gelanggang Mahasiswa jika tidak ada jadwal mengisi khutbah di tempat lain.
Jama'ah Shalahuddin sendiri ditetapkan menjadi Unit Kerohanian Islam di bawah Pembantu Rektor III mulai
tahun 1987 oleh Rektor UGM saat itu, Prof. Dr. Koesnadi Hardjasoemantri, SH. Untuk itu Jama'ah
Shalahuddin berhak mendapatkan sepetak tempat di Gelanggang Mahasiswa, bekas ruang rias. Pembina UKI
saat itu yang ditunjuk Rektor adalah Prof. dr. Ahmad Muhammad Djojosugiro (alm. wafat dalam tragedi
Mina), Drs. Hasan Basri, Dr. Chairil Anwar, Ir. Muhyidin Mawardi, M.Sc, serta Drs. Wagiyo. Namun saat ini
Pembina JS masih dipercayakan kepada bapak Drs. Hasan Basri (dosen Psikologi) dan bapak Dr. Chairil
Anwar (dosen FMIPA).
Akhir tahun 1999, pada momentum Ramadhan Di Kampus 1420 H menjelang pergantian millenium Jama'ah
Shalahuddin hijrah ke Masjid Kampus UGM, sebagai rumah barunya. Namun posisi bekas sekretariat di
Gelanggang Mahasiswa akan tetap difungsikan sebagai sarana dakwah dan fungsional sehari-hari sebagai
mushola Gelanggang Mahasiswa. Mengapa JS pindah ke Maskam (Masjid Kampus) ? Hal ini atas
kepercayaan pihak Rektor kepada JS agar Maskam ada yang mengelola pemakmurannya. Hal ini barangkali
cukup wajar karena JS merupakan satu-satunya lembaga keIslaman di tingkat universitas.
Perlulah kita ketahui sekilas sejarah berdirinya Masjid Kampus UGM, yang dalam hal ini peran JS cukup
signifikan di dalam memperjuangkan berdirinya Maskam .
Kehausan untuk memiliki sebuah masjid sendiri terasa sekali di kalangan civitas akademika UGM. Hal ini bisa
kita lihat mulai munculnya mushola-mushola di hampir tiap fakultas di UGM. Dan tak bisa dipungkiri ini
adalah realita bahwa bagaimana pun masjid adalah kebutuhan.
Mahasiswa muslim UGM benar-benar rindu kehadiran sebuah masjid kampus. Dan pada saat Jama'ah
Shalahuddin telah ditarik menjadi UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) maka makin jelas bahwa mereka berharap
terhadap Jama'ah Shalahuddin untuk bersama-sama memperjuangkan berdirinya Masjid Kampus. Menurut
catatan dalam Laporan Pertanggungjawaban Pengurus Jama'ah Shalahuddin tahun 1989 tercantum bahwa
seluruh universitas negeri di Indonesia (khususnya di Jawa) telah memiliki Masjid Kampus. Bahkan ada
beberapa yang memiliki lebih dari satu. UGM yang merupakan universitas tertua dengan jumlah fakultas dan
alumni terbesar di Indonesia ini malah belum memilikinya. Di laporan pertanggungjawaban itu tertulis bahwa
isu Masjid Kampus mulai gencar pada Ramadlan 1407 H. Dua permasalahan mendasar Masjid Kampus
adalah lokasi dan sumber dana. Hingga tanggal 31 Desember 1988 telah dicapai titik terang tentang lokasi
masjid, yaitu direncanakan di sebelah tenggara Fak. Psikologi (saat itu masih berupa tanah makam Cina).
Permasalahan dana belum dibahas secara intensif sampai tanggal 31 Desember 1988 saat Rektor
menginformasikan adanya tawaran dari Yayasan Amal Bhakti Muslim Pancasila (YAMP). Akibat tawaran itu
tersebut arah pembicaraan tentang Masjid Kampus berubah. Semula berbicara tentang bagaimana
mewujudkan Masjid Kampus, beralih ke bagaimana menyikapi tawaran tersebut. Pembicaraan yang terakhir
ini melibatkan pula Sie Kerohanian Islam (SKI) fakultas.
Pembicaraan pengurus Jama'ah Shalahuddin berkesimpulan bahwa pengurus keberatan untuk menerima
tawaran YAMP itu. Demikian pula SKI. Bahkan mereka telah membuat pernyataan bersama tentang sikap
keberatan itu dan disampaikan ke rektor pada tanggal 27 Januari 1989. Salah satu pertimbangan untuk
menolak tawaran tersebut adalah kemampuan UGM (termasuk alumninya) untuk membangun sendiri
masjidnya.
Kemudian pembicaraan Masjid Kampus mulai terhenti. Pada tanggal 23 Februari 1989 team dari Jama'ah
Shalahuddin yang menangani masalah Masjid Kampus menghadap rektor dan rektor meminta untuk menunda
pembicaraan masalah tersebut.
Seiring perjalanan waktu, perjuangan itu tidak berhenti di tengah jalan. Harapan mahasiswa UGM untuk
merasakan sejuknya sebuah Masjid Kampus menjadi bekal dalam setiap langkah perjuangan. Hal ini
berlangsung sangat lama. Perjuangan ini makin mendorong pemikiran untuk mewujudkan Masjid Kampus.
Perjuangan mahasiswa atas Masjid Kampus terjawab dengan terbentuknya panitia pembangunan Masjid
Kampus oleh rektorat tahun 1990. Hal yang melegakan mahasiswa ini bukan merupakan titik akhir perjuangan
mahasiswa untuk mewujudkan Masjid Kampus. Bahkan dengan terbentuknya panitia ini semakin jelas bahwa
untuk mendirikan Masjid Kampus tidak semudah yang dibayangkan. Mahasiswa yang dilibatkan dalam
kepanitiaan Masjid Kampus dalam hal ini diwakili oleh Jama'ah Shalahuddin yang kebagian peran sebagai tim
dana dan kesekretariatan. Merasakan benar panjang dan terjalnya perjuangan yang harus dilalui. Sumbangsih
mahasiswa terhadap keberadaan Masjid Kampus tidak hanya sebatas itu, mahasiswa-mahasiswa Arsitektur
yang tergabung dalam KMA Wiswakharman ikut berperan besar. Karena KMA adalah wadah penggodokan
rancangan awal sebuah fisik masjid lengkap dengan fasilitasnya yang dibutuhkan arah yang jelas yang akan
dituju oleh masyarakat masjid. Maksudnya setiap bagian bangunan yang akan berdiri mempunyai makna dan
fungsi tertentu. Tidak sesederhana masjid itu berdiri tetapi dibutuhkan penggalian konsep yang mendasari
setiap bagian bangunan itu. Dalam KMA sendiri secara kebetulan terdapat aktivis Jama'ah Shalahuddin. Di
mana Jama'ah Shalahuddin sendiri pada saat itu adalah organisasi yang paling representatif untuk menggali
konsep kemasjidan tersebut dikorelasikan oleh bangunan masjid. Jama'ah Shalahuddin adalah Unit
Kerohanian Islam UGM yang sarat kegiatan sehingga sewajarnya tahu kebutuhan tempat apa saja yang perlu
dibangun oleh Masjid Kampus. Sehingga secara tidak langsung Jama'ah Shalahuddin sendiri memberikan
kontribusi dasar dalam pembangunan Masjid Kampus.
Pada tahun 1990-an, Jama'ah Shalahuddin secara struktural masuk ke dalam kepanitiaan. Perlu disadari
bahwa Jama'ah Shalahuddin adalah organisasi kemahasiswaan di mana pergantian generasinya berjalan
secara periodik satu tahun-an. Transfer ide dan informasi ke setiap generasi belum tentu menjamin generasi
berikutnya seperti atau serupa generasi sebelumnya. Sehingga keterlibatan dalam kepanitiaan berjalan
fluktuatif tergantung pada personal pengurus Jama'ah Shalahuddin. Pembangunan Masjid Kampus sendiri
terkesan lamban karena ada permasalahan krusial yaitu permasalahan lokasi yang masih berupa makam.
Selama makam masih berada di sana maka jelas sulit memastikan kapan pembangunan masjid dimulai. Hal ini
menyebabkan pencarian dana tidak diekspose karena belum adanya kepastian. Secara logika hubungan
keduanya sangat erat. Dari sini menyebabkan panitia pembangunan Masjid Kampus mengadakan pertemuan
tidak secara reguler. Pertemuan dilaksanakan sewaktu-waktu di saat masih ada perubahan informasi. Karena
saat itu panitia masih menunggu kepastian tempat untuk memindahkan makam. Enam tahun adalah waktu yang
terlalu lama untuk sebuah penantian kepastian tempat itu. Hal ini menyebabkan panitia Masjid Kampus
nampak lamban menanganinya. Dari tahun 1990-1996 Panitia Pembangunan Masjid Kampus menitikberatkan
pada pemindahan makam dan sudah ada 3 tempat secara berturut-turut yang disediakan untuk makam yaitu
Gunung Sempu, Gamping dan terakhir adalah Piyungan menjadi tempat pilihan untuk lokasi makam. Dan
selama 6 tahun itu pula pengurus Jama'ah Shalahuddin telah berganti-ganti dan perjuangan mewujudkan
Masjid Kampus tetap berjalan. Hingga akhirnya pada tahun 1998 dilaksanakanlah peletakan batu pertama
pendirian Masjid Kampus, yang pada tahun tersebut merupakan momentum lahirnya Orde Reformasi yang
cukup monumental dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia.
Kiprah JS selama ini tentu saja tidak akan pernah terlepaskan dengan visi dan misi yang diembannya. Saat ini
JS memiliki visi dan misi yang perlu kita pahami bersama, yaitu :
Visi Jama'ah Shalahuddin
1. Jama'ah Shalahuddin adalah lembaga dakwah yang merupakan bagian dari muslimin di dunia yang bergerak
demi kejayaan Islam.
2. Perjuangan muslim adalah menegakkan kalimatullah di muka bumi sampai tidak ada lagi fitnah dan agama
ini hanya milik Allah SWT.
3. Pelaku dakwah berjuang dan bergerak dengan tujuan semata-mata mancari ridho Allah SWT.
4. Senantiasa berbenah diri mengambil hikmah dari pihak manapun untuk meningkatkan kualitas dalam usaha
mencapai misinya.
Misi Jama'ah Shalahuddin
1. Mewujudkan Jama'ah Shalahuddin sebagai pusat pergerakan, pembinaan, pengkaderan, pengkajian dan
pelayanan.
2. Memakmurkan masjid kampus UGM dan mengupayakannya sebagai pusat keislaman (Islamic Centre)
Untuk mewujudkan visi dan misinya maka setiap anggota dan pengurus diharapkan memiliki prinsip-prinsip
dasar dalam melaksanakan segala aktivitasnya, yaitu ikhlash dalam beramal dan selalu tampil prima dengan
kata lain memiliki jiwa dan semangat itqan/profesional. Hal inilah jati diri JS yang ada sejak berdirinya dan
akan senantiasa diwariskan oleh para pendahulu kepada generasi selanjutnya. Dengan demikian, tidak boleh
mengenal putus asa dalam berusaha untuk mencapai ikhlash dan prima. Latihan demi latihan harus terus
dilakukan. Tidak boleh takut untuk berbuat dan berusaha bangkit dengan semangat yang tidak boleh padam,
walau hambatan dan tantangan senantiasa datang menerpanya.
Alhamdulillah, telah bermunculan para alumni JS yang sukses di bidangnya, berbekal tempaan yang pernah
mereka dapatkan di JS dengan segala pernik-perniknya. Di bidang pendidikan, banyak yang menjadi dosen,
diantarannya seperti : Dr. Wasis Wildan (dosen Teknik, mantan Ketua Umum JS), Dr. Chairil Anwar (dosen
FMIPA), dr. Mansyur (dosen Kedokteran, mantan Ketua Umum JS). Di bidang perekonomian, diantaranya : Ir.
Wahyu Hidayat (Dirut. PT. Merpati Nusantara Airlines, mantan ketua RDK), Edi Setijono (Direktur PT. Aseli
Dagadu Djokdja), Ahmad Sumiyanto, SE (Direktur BMT Al Ikhlash). Di bidang sosial budaya, diantaranya :
Emha Ainun Najib. Di bidang Sosial Politik, diantaranya : Boedi Dewantoro, SH (Wakil Ketua DPRD I DIY),
Drs. Wajdi Rahman (DPRD II Kodya YK), Drs. Zaid Suprih Hidayat (DPRD II Sleman). Dan masih banyak lagi
kiprah para alumni dalam berbagai bidang, baik tingkat daerah maupun nasional. Perlu kita ketahui ada ikatan
alumni JS yang bernama Keluarga Alumni Jamaah Shalahuddin (KAJASHA) yang sekarang ketuanya adalah
Dr. Edi Meiyanto (dosen Farmasi).
Barangkali ini dahulu yang perlu kami sampaikan dan sebenarnya masih banyak yang perlu Anda ketahui. Oleh
karena itu silakan datang ke Sekretariat JS di Sayap Selatan Masjid Kampus UGM untuk menatap masa depan
bersama Shalahuddin.

Sumber:
Modul Training Kepemimpinan Jamaah Shalahuddin I dari masa ke masa

*ke-LDK-an merupakan materi yang menggambarkan tantang LDK masing-masing


AMAL JAMAI

AMAL JAMAI
Amal jamai merupakan proses dakwah yang terekam dengan kuat di dalam al-Quran dan as-Sunnah, baik
eksplisit maupun implisit yaitu:

Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai,
dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliyah) bermusuh-musuhan,
maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang
bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari
padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh
kepada yang maruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. (Q.S.
3:103-104)
Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja
hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena)
mengharap perhiasan kehidupan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah
kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu
melewati batas. (Q.S. 18:28)
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur
seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh. (Q.S. 61:4)
Sesungguhnya serigala memakan kambing yang sendirian
Al-Mukmin lil mukmin kalbunyani yasyuddu badhuhum badha. Mukmin yang satu dengan mukmin
yang lain seperti bangunan yang saling topang satu sama lain
Pengertian Amal Jama'i
'Amal berarti bekerja, berbuat atau menghasilkan. Bagi seorang muslim, beramal berarti berbuat, mengerjakan
dan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya, umat dan agama. Karenanya bekerja menjadi
kewajiban bagi setiap muslim.
Jama'i berasal dari kata jama'ah. Jama'ah adalah suatu rerkumpulan orang-orang untuk mencapai hal-hal
tertentu. Yang disebut dengan jama'ah sedikitnya terdiri dari dua orang. Sesuai dengan sabda Rosulullah SAW.
"Barang siapa yang ingin mendapatkan pahala berjama'ah maka shalatlah bersamanya. [Dikeluarkan oleh
Ahmad, Daraimi, Tirmidzi, Hakim, Baihaqi, dan Ibnu Hazm dari hadist Abu Sa'id Al-Khudri] "Shalat
berjama'ah itu lebih besar pahalanya 27 tingkat dari shoIat sendirian." [Muttafaq alaih dari hadist Ibnu Umar]
Amal Jama'i atau kerja bersama adalah kegiatan yang merupakan produk suatu keputusan jama'ah yang selaras
dengan manhaj (sistem) yang lelah ditentukun bersama, untuk mencapai tujuan tertentu.
Pentingnya Amal Jama'i
Manusia, seranjang zaman, secara fitrah tidak dapat hidup sendirian. Ia selalu membutuhkan manusia lain untuk
mencapai tujuan hidupnya. Lihat kisah:

Fir'aun [26:34-37]
Ratu Balqis [27:32-33]
Nabi Musa AS [20:29-32]
Kaum kafir Makkah [8:30]
Bagi manusia muslim, Allah telah mengarahkan agar da1am melaksanakan aktifitasnya dengan beramal jama'i
[61:4, 3:104]. Realitas yang ada juga mengharuskan bahwa kerja yang sukses harus dilakukan secaru kolektif.
Sebab tangan sebelah tidak bisa bertepuk. Lidi, jika hanya sebatang, tidak dapat membersihkan daun-daun di
halaman.
Untuk menegakkan Islam di hati kaum muslimin, menghadapi kemungkaran yang terjadi dan melawan tipu
daya musuh, diperlukan kerja jama'ah. Dari sini amal jama'i menjadi wajib. Karena kaidah ushul fi'qih
menyatakan: "Sesuai kewajiban yang tidak sempurna pelaksanaannya dengannya, maka ia adalah wajib".
Selain itu, Islam bukan agama individu, melainkan agama satu umat, satu tanah air dan satu tubuh. Islam
menyeru kepada kesatuan kaum muslimin. Allah berfirman: Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali
(angama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai [3:103].
Ciri-ciri Amal Jama'i

Aktifitas yang akan dijalankan harus bersumher dari keputusan atau rerseluruhan jama'ah
Jama'ah yang dimaksud harus mempunyai visi dan misi, serta struktur organisasi yang tersusun rapi.
Setiap tindakan dan aktifitasnya harus sesuai dengan dasar dan strategi atau pendekatan yang telah
digariskan oleh jama'ah.
Seluruh tindakannya harus bertujuan untuk mencapai cita-cita yang telah ditetapkan bersama.

PENGORGANISASIAN DALAM ISLAM


Definisi
Organisasi adalah wadah orang-orang atau sekelomrok orang untuk kerjasama dalam mencapai tujuan tertentu
yang diinginkan.
Urgensi Pengorganisasian

Fitrah. Kecenderungan untuk berkumrul [39:72-75]


Ash-shulthon. Untuk menggalang kekuatan [55:33]
An-Ni'mah. Merupakan nikmat dari Allah [3:103, 8:62-63]
Dalam rangka menghadari musuh Islam [8:73, 61:4]
Syarat tegaknva organisasi secara umum organisasi akan tegak jika terdapat pengelolaan atau unsur-unsur
manajemen:

Planning, perencanaan yang matang.


Oganizing, konsep yang baik
Actuating, pelaksanaan
Controling, pengawasan dan pengendalian yang baik.
Syarat-Syarat Organisasi lslam

Gerakan yang konstan (Harokatul Mustamiroh) [2:195]


Tujuan yang benar (Al-Ghoyatus Shohihah) [2:207]
Metode dan Sistem Yang Jelas (Al-Minhajul Wadhiah) [12:108]
Pemimpin yang lkhlas (Al-Qiyadatul Mukhlishoh) [48:5]
Pengikut yang taat setia (Al-Jundiyatul Muthii'ah) [3:79, 3:146-148]

Sikap yang Dibutuhkan dalam Berorganisasi Islam

Sikap Moral, yaitu iman. Keimanan merupakan landasan Allah bertindak dan berbuat.
Sikap Operasional, yaitu Islam. Pekerjaan yang dilakukan selalu berada dalam kerangka tuntunan dan
ajaran Islam.
Sikap Hasil, yaitu Ihsan. Pekerjaan dilaksanakan dengan sungguh-sungguh, teratur, berencana,
berdasarkan ilmu, dan tidak asal-asalan, dilakukan berorientasi pada hasil yang baik
Struktur Organisasi
Sebuah organisasi harus memiliki struktur, agar:

Seseorang mempunyai wewenang atau kekuasaan yang jelas.


Hubungan kerja antar anggota teratur.
Dasar Struktur Organisasi

Pembagian Kekuasaan/wewenang (authority)


Tanggung jawab (responsibility).

Sumber:
Musthafa Masyhur, Amal Jama'i: Gerakan Bersama, Al-Islahi Press
Abdurrahman Bin Abdul Khaliq Al-Yusuf, Legitimasi Amal Jama'i, Pustaka Tadabbur.
Musthafa Masyhur, AL-Qiyadah Wal Jundiyah, AL-lslahi Press.
Dr. Yusuf Al-Qordhawi, Priorilas Gerakan Is!am JiIid I, Usamah Press.
Dan sumber-sumber lainnya
ANALISIS SHIRAH

Kehidupan Rasulullah Saw memberikan kepada kita contoh-contoh mulia, baik sebagai pemuda Islam yang
lurus perilakunya dan terpercaya di antara kaum dan juga kerabatnya, ataupun sebagai dai kepada Allah dengan
hikmah dan nasehat yang baik, yang mengerahkan segala kemampuan utnuk menyampaikan risalahnya. Juga
sebagai kepala negara yang mengatur segala urusan dengan cerdas dan bijaksana, sebagai suami teladan dan
seorang ayah yang penuh kasih sayang, sebagai panglima perang ang mahir, sebagai negarawan ynag pandai
dan jujur, dan sebagai Muslim secara keseluruhan (kaffah) yang dapat melakukan secara imbang antara
kewajiban beribadah kepada Allah dan bergaul dengan keluarga dan sahabatnya dengan baik.
Begitu pentingnya pemahaman akan materi Sirah Nabi sebagai gambaran kehidupan paling utuh, dimana nilai-
nilai Islam saat itu direalisasikan. Atau diperjuangkan. Maka Lembaga Dakwah Kampus sebagai salah satu
komunitas dakwah, sangat perlu untuk memahami dan mengambil intisari-intisari (ibrah) dari berbagai
peristiwa kehidupan nabi. Mulai dari awal mula Islam diserukan sampai kemudian disebar-luaskan hingga
membentuk suatu masyarakat yang paling sempurna dalam menerapkan nilai-nilai Islam; Madinah.
Tujuan mengkaji Sirah Nabawiyah bukan sekedar untuk mengetahui peristiwa-peristiwa sejarah yang
mengungkapkan kisah-kisah dan kasus yang menarik. Karena itu, tidak sepatutnya kita menganggap kajian fikih
Sirah Nabawiyah termasuk sejarah, sebagaimana kajian tentang sejarah hidup salah seorang Khalifah, atau
sesuatu periode sejarah yang telah silam.

Kita akan melihat berbagai permasalah yang hadir dalam gerak dakwah Rasul dari yang paling simpel hingga
yang paling kompleks. Dengan bimbingan Allah, Rasul secara apik mengemas solusi permasalahan itu dalam
sebuah gerakan dakwah yang cerdas namun tetap militan.
Oleh karena itulah dalam Latihan Kepemimpinan II kali ini mengambil fokus bahasan pada Analisis Sirah Nabi
sebagai suatu upaya dalam menjaga proses dakwah ini tetap berada dalam asholah-nya. Juga menjadi sarana
paling tepat dalam menumbuhkan semangat perjuangan menegakan nilai-nilai Islam, dikarenakan seakan-akan
mengalami sendiri tiap-tiap bagian dari episode perjuangan Nabi. Serta menjadi salah satu upaya pendekatan
dalam nantinya melakukan desain dakwah (desain kegiatan) melalui tahapan analisa sosial.
Dengan kita kembali mempelajari kembali sejarah dakwah Rasul maka diharapkan akan tertanamkannya nilai-
nilai atau ruh semangat dakwah aqidah Rasulullah Saw dalam diri pribadi, serta teraplikasikan dalam gerak
dakwah.
Itulah beberapa hal yang melatar-belakangi kenapa materi Sirah Nabi menjadi begitu penting. Selain, satu hal
lagi yang diharapkan dengan adanya penekanan pada materi ini, maka Lembaga Dakwah Kampus kedepan bisa
menjadi lebih bergairah lagi, bersemangat lagi dalam mendakwahkan Islam disebabkan pemahaman akan Fiqh
Dakwah yang komprehensif melalui Fiqh Sirah ini.

Sumber:
Said Ramadhan Al-Buthy, Sirah Nabawiyah: Analisis Ilmiyah Manhajiyah terhadap Sejarah Pergerakan Islam di Masa Rasulullah SAW
Modul Training Kepemimpinan Jamaah Shalahuddin II dari masa ke masa
ANALISIS SOSIAL DAN DESAIN KEGIATAN

Analisis Sosial
Pengertian analisis sosial adalah usaha untuk memperoleh gambaran yang lengkap mengenai situasi sosial
dengan menelaah kaitan-kaitan historis dan struktural. Analisis sosial juga merupakan alat yang memungkinkan
kita menangkap realita sosial yang kita hadapi. Sehingga akan membantu kita menentukan langkah yang tepat
untuk menyelesaikan masalah sosial tersebut.
Metode analisis sosial adalah sebuah metode metode perumusan prosedural/beralur. Setiap poin-poin
kesimpulan dalam setiap tahapannya tidak lahir begitu saja melainkan kelanjutan dari alur tahapan sebelumnya.
Dan semuanya akan selalu berhubungan terus, tidak ada tahapan yang terputus. Metode perumusan beralur
hingga kini masih merupakan metode terbaik yang paling sesuai dengan logika manusia, berfikir prosedural dari
awal hingga akhir, sehingga metode ini masih dipakai terus di Lembaga Dakwah Kampus dalam menentukan
geraknya.
Syarat-syarat sebelum melakukan analisis sosial

Pahami lebih dulu siapa diri kita, apa visi misi kita, dan siapa yang menjadi objek ansos kita.
Dalam konteks LDK, ketiganya bisa diketahui setelah menelaah AD/ART LDK.
Pahami benar apa itu Ansos agar tidak terjebak pada intelektualisme dan scientism.
Cermat dalam menentukan paradigma yang digunakan untuk mendefinisikan masalah.
Kuasai alat analisa (media) yang akan banyak digunakan untuk mendefinisikan masalah.
Kuasai alat analisa yang akan banyak digunakan pada saat pengumpulan data. Sedangkan pada saat
analisis jangan mengabaikan analisis aktor dan analisis faktor sebagai kerangka berfikir (misalnya :
siapa aktornya, apa determinannya dan apa kepentingan di baliknya)
Kuasai teknik-teknik memfasilitasi pertemuan dan pemrosesan data.
Pertajam kepekaan terhadap kondisi dan budaya lokal.
Langkah-langkah dalam analisis sosial:
Identifikasi masalah, yaitu mendaftar masalah yang ada dan yang mungkin akan ada, yang relevan
dengan visi misi kita. Sesuatu dikatakan sebagai masalah atau bukan, parameternya adalah Islam itu
sendiri. Penggunaan data sangatlah penting dalam hal ini untuk akurasi identifikasi masalah yang kita
lakukan.
Perumusan masalah, yaitu melakukan klasifikasi dan merumuskan masalah-masalah tersebut. Dalam
mengklasifikasikan dan merumuskan masalah disarankan untuk menggunakan istilah-istilah Islam.
Dalam tahapan ini, pengetahuan yang mendalam tentang Islam sangatlah dibutuhkan.
Penentuan akar masalah, yaitu memutuskan masalah yang menjadi sebab utama dari munculnya
masalah-masalah lainnya. Cara termudah dalam menentukan akar masalah adalah dengan merujuk
kepada rosyiquna fi ilmi, yaitu para ulama yang dipercaya ilmu dan agamanya.
Analisis kebutuhan, yaitu menentukan kebutuhan apa saja yang dibutuhkan untuk bisa menyelesaikan
akar masalah.
Alternative penyelesaian, yaitu menentukan penyelesaian-penyelesaian/ solusi-solusi untuk memenuhi
kebutuhan tersebut. Satu kebutuhan biasanya bisa dipenuhi dengan lebih dari satu penyelesaian/solusi.
Pilihan kata/ istilah sangatlah penting untuk diperhatikan, tidak boleh asal-asalan, karena akan sangat
berpengaruh pada aplikasi di lapangan nanti.
Analisis SWOT, yaitu mengukur kemampuan diri kita dengan mempertimbangkan kekuatan,
kelemahan, kesempatan, dan ancaman. Dalam melakukannya perlu proporsional disesuaikan dengan
kebutuhannya untuk memilih penyelesaian akhir. Kelemahan SWOT adalah tingkat subjektivitas yang
tinggi, maka diperlukan wisdom (kearifan, kebijaksanaan) dari para pelakunya. Data juga penting untuk
akurasi analisis.
Penyelesaian akhir, yaitu menentukan penyelesaian akhir yang dipilih untuk dikerjakan dari alternatif
yang ada setelah mempertimbangkan kemampuan diri.
Menentukan tema besar, yaitu rangkaian kata yang akan menjadi jargon dan semangat bagi anggota
LDK dan menjadi bahasa publik ke masyarakat, yang merupakan simbol dari penyelesaian akhir yang
akan dilaksanakan oleh LDK.

Desain Kegiatan
Design kegiatan merupakan sebuah proses kreatif penciptaan sebuah kegiatan, diawali dengan analisis sosial
hingga realisasi penyelesaian masalah dengan operasionalisasi konsep.
Design kegiatan merupakan sebuah penjabaran dari konsep penyelesaian masalah dalam analisis sosial yang
telah dilakukan. Ciri khas kegiatan LDK yang perlu diperhatikan:

Kreatif dan Inovatif


Efektif dan Efisien
Profesional
Syari
Tahapan Tahapan Design Kegiatan

Analisa Sosial (Ansos)


Proses analisis kondisi sosial, pengidentifikasian maslah hingga penentuan solusi penyelesaiannya.
Tujuan,
adalah sesuatu yang hendak kita tuju, terkait dengan masalah sosial yang dihadapi. Tujuan ini diambil
dari penyelesaian akhir yang kita peroleh.
Target
adalah sesuatu yang harus dicapai saat kegiatan yang kita lakukan itu selesai. Bentuk harus konkrit dan
spesifik, untuk kebutuhan yang ingin dicapai. Harus terukur (parameternya). Parameter ditentukan
untuk daoat mengukur tercapai tidaknya target yang telah kita tetapkan
Materi
adalah sekumpulan sesuatu yang digunakan untuk bisa mencapai target yang telah ditentukan dan tujuan
yang telah ditetapkan.
Metode
adalah cara yang digunakan untuk menyampaikan materi-materi yang telah disusun. Bentuk kegiatan
akan muncul dalam tahapan ini.
Instrumen
adalah segala hal yang diperlukan untuk mendukung metode, baik materiil maupun non materiil.
Prosedur
adalah memuat sistematika/alur tahap demi tahap tentang apa yang harus dipersiapkan agar kegiatan
bisa terlaksana sesuai yang direncanakan.
Operasionalisasi
Operasionalisasi adalah tahapan pelaksanaan kegiatan setelah dibentuknya OC atau kepanitiaan
kegiatan.
Pra Kegiatan:
List Kebutuhan
Membuat Job Description/ Arahan Kerja Panitia
Membuat Time Schedule/ Petunjuk Pelaksanaan (juklak)
Melakukan koordinasi, komunikasi, kontrol, dan evaluasi
Membuat Run Down/ Petunjuk Teknis (juknis)
Hari-H Kegiatan:
Briefing Panitia
Mengkoordinir Acara

Melakukan Evaluasi Akhir


Evaluasi akhir merupakan evaluasi total yang dilakukan pada akhir penyelenggaraan kegiatan untuk
keseluruhan paket kegiatan. Pada sesi ini di evaluasi apakah target kegiatan terpenuhi atau tidak. Juga
dibandingkan antara modul dengan dokumentasi proses yang berlangsung sehingga bisa diketahui di
mana terjadi penyimpangan. Pada tahapan ini kita merencanakan kapan evaluasi total dilakukan, dan apa
saja yang dibutuhkan untuk melakukan evaluasi total tsb.
Membuat Laporan Pertanggungjawaban [LPJ]
Setelah selesai evaluasi maka panitia diwajibkan membuat laporan pertanggungjawaban secara lisan
maupun tertulis kepada ketua Jamaah Shalahuddin. Inti dari isi LPJ ini terkait dengan seberapa jauh
pencapaian target kegiatan. Selain itu LPJ ini juga untuk kebutuhan pelaporan atas penggunaan dana
rektorat kepada pihak universitas.
Membuat Dokumentasi
Tujuan dari dokumentasi ini adalah agar kepanitiaan selanjutnya mendapatkan gambaran tentang
kegiatan yang sejenis. Sehingga mereka tidak mengulang kesalahan yang sama maupun tidak
memikirkan masalah yang sama, yang sebenarnya sudah dipikirkan solusinya oleh pendahulu mereka.
Dan pada akhirnya yang mereka lakukan adalah pemilkiran tentang teknik/metode baru yang lebih maju
dan lebih efektif untuk suatu kegiatan. Dokumentasi arsip dan file-file kegiatan juga wajib dilakukan
oleh panitia. Dokumentasi disatukan dan dijilid hardcover secara rapi. Dokumentasi ini kemudiaan
disimpan di perpustakaan JS sebagai sebuah referensi baru.

Sumber/;
Modul Kepemimpinan Jamaah Shalahuddin II dari masa ke masa
KONSEPSI TAUHID

Seluruh umat manusia kini berada dalam jurang kehancuran, kata Sayyid Quthb dalam permulaan Petunjuk
Jalan. Kehancuran akibat hilangnya nilai dari semua ideologi yang pernah dan sedang memimpin dunia.
Nasionalisme, Liberalisme, Sosialisme, Marxisme, dsb pun gagal memimpin dunia akibat kekeringan nilai
meskipun melimpah akan materi. Tapi, ada satu masa ketika dunia pernah kaya akan nilai dimana sebuah
peradaban besar telah sukses mengejawantahkan sistemnya yang penuh akan nilai: Islam.
Generasi awal umat Islam dengan gemilang berhasil menurunkan kalimat Ilahiah menjadi bahasa peradaban
manusia. Inilah generasi Qurani yang unik, generasi yang menerima Islam dengan paripurna melalui Quran
yang diwahyukan dan Sunnah yang dicontohkan oleh Rasul.
Generasi ini berjaya bukan karena Rasul hidup ditengah-tengah mereka. Bukan. Bukankah Rasul diutus untuk
umat hingga akhir zaman. Jadi, mustahil faktor keberadaan Rasul yang hidup di tengah-tengah sebuah gererasi
menjadi faktor penentu. Generasi ini mampu berjaya sebagai sebuah konsekuensi logis akan interaksi mereka
akan Quran yang diturunkan melalui Rasul. Ini lebih karena tiga faktor. Pertama, mereka tidak memiliki
sumber pedoman hidup selain Quran sehingga mereka bersih akan konsep dan sistem selain sistemNya. Kedua,
mereka tidak menjadikan Quran sebagai sumber ilmu, pengetahuan, ketenangan, maupun sumber keindahan
meskipun didalamnya ada nilai-nilai ini. Namun, mereka menjadikan Quran sebagai suatu perintah yang harus
dilaksanakan tanpa ada sanggahan sedikitpun. Ketiga, mereka dengan Quran itu mampu mengubah hidup
secara total dari kejahiliahan menuju cahaya Ilahi.
Jika pioner kebangkitan umat menginginkan keberhasilan sebagaimana keberhasilan generasi pertama ini,
mereka harus meneladani karakter pribadi dan karakter dakwah pada masa mereka. Qur'an Makki selama 13
tahun telah mengajarkan jalan dakwah bagi generasi pertama umat ini. Selama masa yang amat panjang ini
Quran tidak pernah megajarkan generasi ini selain konsep aqidah dan Qur'an tidak melompat pada pembahasan
lain, apalagi masalah cabang/furu'iyah bahkan syariat. Ini pula yang dijadikan seruan dakwah oleh Rasulullah,
meskipun peluang mendapatkan perlawanan lebih besar dari pada dakwah lain. Rasulullah tidak mendakwahkan
nasionalisme Arab, tidak pula keadilan sosial dan perbaikan moral. Meskipun ketiga hal terakhir ini peluangnya
lebih besar untuk didukung orang-orang Arab, tetapi ia bisa menjadi Tuhan baru dan bersifat rapuh. Sedangkan
aqidah, tauhid, ia akan terpatri kuat memberi daya dorong yang hebat, di samping itulah kebenaran hakiki yang
harus menjadi pondasi setiap perubahan.
Inilah konsepsi tauhid. Konsep dimana seorang manusia akan dikembalikan pada Tuhannya dengan meniadakan
nilai-nilai selainNya. Perubahan yang terjadi karena tauhid adalah perubahan revolusioner pada diri seseorang
atau bangunan umat. Sebab perubahan Islam berarti peralihan dari mengikuti manhaj makhluk menuju manhaj
Pencipta. Perubahan Islam berarti meninggalkan sistem produk manusia untuk memilih sistem ciptaan Allah.
Perubahan Islam berarti mencampakkan hukum buatan hamba untuk merengkuh dan mengaplikasikan hukum
Allah. Perubahan inilah yang akan memuliakan manusia, serta membawa mereka menuju rahmat, setelah hidup
penuh dengan kehinaan dan kelemahan.
Pioner umat yang akan melakukan misi perubahan revolusioner ini harus percaya diri dengan manhajnya;
manhaj Islam, manhaj Qur'an. Maka, persoalan jihad juga harus diterima apa adanya sebagaimana konsep
Qur'an yang telah dijelaskan Sayyid Quthb dalam Fi Zhilalil Qur'an saat menafsirkan surat Al-Anfal dan At-
Taubah. Intinya, jihad bukan defensif, tetapi ofensif. Manhaj yang sama seperti dipahami Ibnul Qayyim dalam
Zaadul Maad. Saat dakwah dihalangi oleh kekuatan politik atau kekuasaan, maka jihad harus menetralisir
kekuatan itu sehingga dakwah bebas disebarkan.
Inilah jalan yang diinginkan Allah terhadap tentara-tentaraNya. Sebuah transformasi total dari penghambaan
terhadap makhluk dan ciptaannya menjadi penghambaan terhadap Allah semata. Tiada Pencipta dan Pengatur
selain Allah. Tiada yang berhak diibadahi selainNya. Tiada kuasa selain kuasaNya. Tiada yang memiliki asma
yang agung selain asmaNya.
Inilah jalan itu. Jalan yang menyatukan seluruh manusia dalam satu panji. Bukan panji kesukuan, panji
kekerabatan, maupun panji nasionalisme sempit, melainkan panji Tauhid. Tauhid ini pula yang kemudian
mengakar kuat dalam diri umat dan peradabannya menjadi suatu budaya yang penuh akan nilai tanpa harus
meninggalkan identitasnya.
Inilah jalan itu. Jalan yang sengaja Allah pilihkan untuk hambanya yang kuat lagi beriman. Jalan yang dihiasi
bukan dengan materi, kekuasaan, maupun pujian. Namun, jalan yang kemudian dihiasi dengan onak dan duri.
Dan kita sebagai pioner kebangkitan itu hanya mampu berdoa sembari tawakal yang total kepada pemilik segala
kekuasaan agar bumi ini kembali dihiasi dengan kalimat Tauhid. Laa ilaha illallah.

Sumber:
Maalim Fi ath-Thariq (Petunjuk Jalan) karya Sayyid Quthb
PROBLEMATIKA GLOBAL UMAT ISLAM

Umat Islam saat ini berada dalam dilema yang luar biasa. Di satu sisi, umat Islam berada pada hegemoni
ideologi-ideologi besar dunia. Sementara itu, internal umat Islam yang kaya akan pemikiran dan gerakan
menyebabkan umat Islam seolah-olah diserap seluruh energinya untuk menuntaskan masalah-masalah
internalnya yang dalam tataran ideal seharusnya tidak perlu terjadi.
Dunia kini kaya akan pemikiran dan gerakan, baik keislaman maupun non keislaman. Dalam buku Gerakan
Keagamaan dan Pemikiran yang diterbitkan oleh WAMY tak kurang dari 50 lebih ideologi besar dunia telah
hadir dan berkembang baik yang masih eksis hingga yang telah menjadi sejarah. Berikut ini adalah beberapa
gerakan dan pemikiran baik Islam maupun selainnya yang dinilai paling berpengaruh dalam kehidupan umat
Islam dalam konteks kekinian.
1. Westernisasi
Westernisasi adalah sebuah arus besar yang mencoba mewarnai dunia terutama dunia Islam dengan gaya
Barat dengan cara menggusur kepribadian kaum muslimin sehingga menjadi kaum muslimin menjadi
tawanan budaya yang meniru secara total peradaban Barat.
2. Kristenisasi
Kristenisasi adalah sebuah gerakan yang lahir untuk mewarnai dunia dengan nilai-nilai kristiani dan
lebih bersifat politis kolonialis.
3. Darwinisme
Darwinisme adalah gerakan pemikiran yang dinisbatkan kepada penggagas teori evolusi Charles Darwin
dengan teori penciptaan dan pertumbuhannya yang mengguncang nilai-nilai agama.
4. Kapitalisme
Kapitalisme adalah sebuah sistem ekonomi yang filsafat sosial dan politiknya didasarkan kepada asas
pengembangan hak milik pribadi dan pemeliharaannya serta perluasan paham kebebasan dengan tujuan
utama yaitu meraih profit sebesar-besarnya walaupun harus melampaui batas yang ada.
5. Komunisme
Komunisme adalah sebuah aliran berfikir berlandaskan kepada atheisme yang menjadikan materi
sebagai asas segala-galanya dan menganggap sejarah manusia hanya diwarnai sebagai pertarungan kaum
borjuis terhadap kaum proletar yang kemudian berakhir dengan kediktatoran kaum proletar.
6. Zionisme
Zionisme adalah sebuah gerakan politik ekstrim Yahudi yang berupaya mendirikan negara Israel di tanah
Palestina dan kemudian dari negara ini diharapkan bisa memimpin dunia seluruhnya.
7. Sekulerisme
Sekulerisme adalah paham yang memisahkan antara kegiatan duniawi dengan kegiatan ukhrawi dimana
tidak ada campur tangan agama atas segala urusan duniawi.
8. Ikhwanul Muslimin
Ikhwanul Muslimin adalah gerakan Islam terbesar saat ini yang mecoba mengembalikan kejayaan Islam
dengan berlandaskan Quran dan sunnah dan dengan prinsip universalitas Islam dimana tidak mengenal
adanya pemisahan antara satu aspek dengan aspek lain dalam gerakannya.
9. Jamaah Tabligh
Jamaah Tabligh adalah sebuah jamaah islamiyah yang dakwahnya berpijak pada penyampaian (tabligh)
tentang keutamaan Islam beserta ibadahnya kepada setiap orang yang dapat dijangkau dengan menjauhi
bentuk-bentuk kepartaian dan masalah-masalah politik.
10. Dakwah Salafiyah (Wahabbi)
Dakwah Salafiyah (Wahabbi) adalah gerakan ishlah (reformasi) yang menyerukan agar akidah Islam
dikembalikan kepada asalnya yang murni dan menekankan pada pemurnian tauhid dari syirik dengan
segala manifestasinya.
11. Hizbut Tahrir
Hizbut Tahrir adalah partai politik Islam yang dakwahnya berpijak di atas keharusan untuk
mengembalikan khilafah Islamiyah yang bertopang pada fikrah (ide) sebagai sarana paling pokok dalam
perubahan.
12. Syiah Imamiyah
Syiah Imamiyah adalah sebuah kelompok umat Islam yang berpegang teguh bahwa Ali lah yang berhak
mewarisi khlaifah dan bukan Abu Bakar, Umar, dan Ustman ra dan meyakini adanya dua belas imam
sebagai penerus dakwah Nabi.
Dalam konteks ke-Indonesia-an kita akan menemukan banyak sekali ragam dari gerakan pemikiran Islam di
Indonesia. Sebagai contoh, gerakan Islam tradisional seperti NU dan Muhammadiyah, gerakan Islam modern
dan cenderung moderat seperti Tarbiyah (IM), dan gerakan Islam fundamentalis dan cenderung ekstrim kanan
seperti HTI, MMI dan FPI.
Dari realita yang ada dapat kita simpulkan bahwa ada sebuah arus global yang mencoba menggoyahkan pondasi
Umat Islam yang saat ini cenderung lemah dan defensif. Dan umat Islam ditantang untuk memanfaatkan semua
potensi yang ada demi menjaga eksistensinya dalam percaturan global.

Sumber:
Gerakan Keagamaan dan Pemikiran yang diterbitkan oleh WAMY
Sumber lainnya
RENSTRA LEMBAGA

Design Lembaga Dakwah Kampus (LDK) adalah tahapan proses merencanakan langkah strategis dakwah yang
akan ditempuh oleh LDK untuk beberapa tahun ke depan. Dengan begitu, maka LDK akan mampu mengetahui
posisi dan peran strategisnya dalam dakwah dan perbaikan umat menuju tegaknya kalimat tauhid di muka bumi.
Berikut ini adalah tahapan-tahapan dalam menyusun rencana strategis (renstra)
1. ANALISA SOSIAL (ANSOS)
adalah untuk memperoleh gambaran yang lengkap mengenai situasi dan kondisi sosial objek dan medan
dakwah dengan menelaah kaitan-kaitan historis dan struktural. Analisis sosial juga merupakan alat yang
memungkinkan kita menangkap realita sosial yang kita hadapi. Analisis sosial akan membantu kita untuk
menemukan akar masalah dari berbagai masalah yang menimpa umat Islam.. Sebelum melakukan ansos,
kita perlu mengetahui lebih dulu siapa diri kita, apa visi misi kita, dan siapa yang menjadi objek ansos kita.
Dalam konteks LDK, ketiganya bisa diketahui setelah menelaah AD/ART LDK.
Langkah-langkah dalam analisis sosial:
Identifikasi masalah, yaitu mendaftar masalah yang ada dan yang mungkin akan ada, yang relevan
dengan visi misi kita. Sesuatu dikatakan sebagai masalah atau bukan, parameternya adalah Islam itu
sendiri. Penggunaan data sangatlah penting dalam hal ini untuk akurasi identifikasi masalah yang kita
lakukan.
Perumusan masalah, yaitu melakukan klasifikasi dan merumuskan masalah-masalah tersebut. Dalam
mengklasifikasikan dan merumuskan masalah disarankan untuk menggunakan istilah-istilah Islam.
Dalam tahapan ini, pengetahuan yang mendalam tentang Islam sangatlah dibutuhkan.
Sistematisasi masalah, yaitu melakukan sistematisasi atau mencoba mengetahui apakah ada hubungan
sebab akibat antar masalah-masalah yang sudah dirumuskan sebelumnya. Disini juga, sangatlah
dibutuhkan pemahaman Islam yang komprehensif dan integral.
Penentuan akar masalah, yaitu memutuskan masalah yang menjadi sebab utama dari munculnya
masalah-masalah lainnya. Cara termudah dalam menentukan akar masalah adalah dengan merujuk
kepada rosyiquna fi ilmi, yaitu para ulama yang dipercaya ilmu dan agamanya.
Analisis kebutuhan, yaitu menentukan kebutuhan apa saja yang dibutuhkan untuk bisa menyelesaikan
akar masalah.
Alternatif penyelesaian, yaitu menentukan penyelesaian-penyelesaian atau solusi-solusi untuk
memenuhi kebutuhan tersebut. Satu kebutuhan biasanya bisa dipenuhi dengan lebih dari satu
penyelesaian/solusi. Pilihan kata/ istilah sangatlah penting untuk diperhatikan, tidak boleh asal-asalan,
karena akan sangat berpengaruh pada aplikasi di lapangan nanti.
Analisis SWOT, yaitu mengukur kemampuan diri kita dengan mempertimbangkan kekuatan, kelemahan,
kesempatan, dan ancaman. Dalam melakukannya perlu proporsional disesuaikan dengan kebutuhannya
untuk memilih penyelesaian akhir. Kelemahan SWOT adalah tingkat subjektivitas yang tinggi, maka
diperlukan wisdom (kearifan, kebijaksanaan) dari para pelakunya. Data juga penting untuk akurasi
analisis.
Penyelesaian akhir, yaitu menentukan penyelesaian akhir yang dipilih untuk dikerjakan dari alternatif
yang ada setelah mempertimbangkan kemampuan diri.
Menentukan tema besar, yaitu rangkaian kata yang akan menjadi jargon dan semangat bagi anggota
LDK dan menjadi bahasa publik ke masyarakat, yang merupakan simbol dari penyelesaian akhir yang
akan dilaksanakan oleh LDK.

2. DESIGN LDK
Tujuan,
adalah sesuatu yang hendak kita tuju, terkait dengan masalah sosial yang dihadapi. Tujuan ini
diambil/dikutip dari penyelesaian akhir yang kita peroleh.
Target
adalah sesuatu yang harus dicapai dalam jangka waktu tertentu. Bentuk harus konkrit dan bisa terukur
(dilengkapi dengan parameter). Target yang disusun mencakup target jangka panjang (4 tahun) dan
target jangka pendek (1 tahun kepengurusan).
Materi
adalah sekumpulan sesuatu yang digunakan untuk bisa mencapai target yang telah ditentukan dan tujuan
yang telah ditetapkan. Materi ini biasanya berupa konsep atau bagian dari ajaran Islam. Materi ini
sifatnya agak detail, perlu dirumuskan dan disistematisasikan/ dialurkan. Materi ini diturunkan dari
target jangka panjang hingga menjadi materi untuk target jangka pendek.
Metode
adalah cara yang digunakan untuk menyampaikan materi-materi yang telah disusun untuk mencapai
tujuan dan target. Di tahapan metode ini, kita juga harus menyusun strategi dakwah, sehingga
pembahasan metode adalah pembahasan yang cukup panjang dan penting. Dalam konteks mendesign
LDK, dalam menentukan metode perlu memperhatikan misi dan beberapa prinsip dakwah dakwah LDK.
Selain itu sebelum merumuskan metode/ strategi dakwah, maka perlu menjawab beberapa beberapa
pertanyaan berikut, yaitu 1) dimana posisi LDK sekarang? 2) kemana LDK akan dibawa? (posisi peran
LDK ingin dimana, kebutuhan dakwah apa yang ingin dipenuhi dan lahan dakwah mana yang ingin
digarap). Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan berpengaruh pada metode. Selanjutnya beberapa hal
berikut bisa dipertimbangkan untuk melengkapi isi strategi kita:
Bagaimana memenuhi kebutuhan umat akan dakwah
Bagaimana merespon perubahan lingkungan dakwah
Bagaimana mengalahkan musuh dakwah
Bagaimana memperbesar peran kita dalam dakwah
Bagaimana mengelola fungsi dan mengembangan kemampuan organisasi dakwah kita
Bagaimana mencapai visi dan target strategis dakwah kita

Instrumen
adalah segala hal yang diperlukan untuk mendukung metode, baik materiil maupun non materiil.
Instrumen ini bisa juga dibagi kembali menjadi 2 yaitu:
Hardware (organisasi).
Menentukan Struktur Organisasi (mis.departemen/bso/arahankerja...)
Menentukan Kebijakan-Kebijakan/ Prosedur Umum Organisasi.(mis. Kaderisasi mjd
tanggungjawab bersama...)
Membangun lingkungan kerja dan budaya organisasi yang mendukung. (mis. Profesional,
amanah, islami...)
Software (sumber daya manusia) Human Resource Planning (HRP).
Kebutuhan/ Spesifikasi kader untuk menjalankan metode/strategi dahwah, baik kualitas
maupun kuantitasnya.
Kondisi kader saat ini yang tersedia.
Temukan gaps atau kesenjangannya.
Cari cara/solusi hilangkan gaps tersebut.

Prosedur
adalah memuat sistematika/alur tahap demi tahap tentang apa yang harus dilakukan (action plan) dari
strategi dan instrumen yang sudah disusun diatas. Prosedur ini berisikan time schedule dan tahapan aksi
nyata yang akan dilakukan. (mis. Open recruitmen kapan aja, musyker kapan,mtt, bagaimana
membangun profesionalisme, kaderisasi, dll, ......) Tahapan mendesign LDK berakhir sampai disini.
Operasionalisasi
adalah tahapan menjalankan rencana aksi yang ada di dalam prosedur.
Evaluasi
adalah tahapan melakukan monitoring dan evaluasi dari apa yang sudah dijalankan. Revisi dilakukan
jika memang diperlukan karena adanya evaluasi pelaksanan kinerja, perubahan kondisi, kesempatan
baru, atau ide baru.

Sumber:
Modul Kepemimpinan Jamaah Shalahuddin III dari masa ke masa
SINERGITAS DAKWAH KAMPUS

Dawah thulabi atau lebih spesifik dakwah kampus adalah bagian integral dari dawah Islam secara umum.
Tujuannya pun sejalan dengan tujuan dawah Islam. Mengembalikan peran umat sebagai guru dunia dan
mercusuar peradaban umat manusia sehingga Islam menjadi Rahmatan Lil-Alamin. Maka dawah thulabi
mampu menjadi sarana yang memberikan kontribusi signifikan dalam agenda dawah alami, yaitu sebagai
lingkaran awal pembentukan masyarakat Islami.
Dalam perjalanannya, dakwah kampus membutuhkan sinersitas antar elemen-elemen penyusunnya. Sinergitas
yang dibutuhkan dakwah kampus ini begitu kompleks, mulai dari sinergitas sumber daya manusia sebagai aset
terbesar dakwah hingga sinergitas arah gerak elemen dakwah kampus. Sinergitas ini mutlak dibutuhkan.
Tanpanya, dakwah kampus akan kehilangan arah yang nantinya akan menghilangkan eksistensi dakwah kampus
itu sendiri.
Dakwah kampus butuh sebuah pengkoordinasian yang matang dan cerdas antar lininya. Harus ada pola
koordinasi yang jelas antara elemen daawy, siyasi, ilmi, maupun elemen-elemen vital lainnya. Sinergitas yang
kokoh inilah yang kemudian menjadi pondasi utama bangunan ideal dakwah kampus.
Dalam konteks daawy, setidaknya ada dua ranah sentral yang harus disinergiskan: struktural dan fungsional.
Secara struktural, bagaimana ada sebuah pola komunikasi dan koordinasi yang optimal antara Jamaah
Shalahuddin sebagai LDK dan Sentra Kerohanian Islam sebagai LDF. Bagaimana pula Jamaah Shalahuddin
benar-benar berfungsi sebagaimana idealnya sebagai pemimpin atau qiyadah bagi SKI. Dalam bahasa yang
lebih mudah bagaimana sinergitas yang ada benar-benar mampu memposisikan JS sebagai payung SKI yang
mengayomi seluruh SKI di bawahnya.
Secara fungsional, setidaknya ada lima fungsi startegis yang diprioritaskan untuk disinergiskan antara JS dan
SKI: kaderisasi, syiar, jaringan, media, dan kemuslimahan. Pertama, sinergitas yang ada mampu menghasilkan
kader yang mampu mencapai standar mutu kader (SMK) yang telah disepakati dan setiap lembaga mampu
melakukan alur formal kaderisasi dengan muatan dan materi yang terstandardisasi. Selain itu dengan adanya
sinergitas, pengelolan kader irisan dan transfer kader mampu berjalan dengan optimal. Kedua, sinergitas
tersebut mampu melakukan pengelolaan syiar-syiar Islami yang masif dan optimal dengan berlandaskan
standar kualifikasi syiar (SKS). Selain itu, bagaiamana mampu mengelola isu-isu kontemporer strategis
sehingga JS dan SKI mampu menjadi issue maker di kampus UGM. Ketiga, dengan adanya sinergitas SKI-JS
mampu mengefektifkan pengelolaan jaringan-jaringan yang ada di masing-masing lembaga. Dan juga, JS dan
SKI mampu menjadi inisiator bagi tercipta dan berjalan efektifnya jaringan mihani atau keprofesian pada ranah
nusantara. Keempat, dengan sinergitas tersebut mampu melakukan pengelolaan media baik cetak maupun
elektronik yang dimiki JS dan SKI. Media yang ada mampu berfungsi dengan optimal sebagai sarana
pewacanaan JS dan SKI. Kelima, dengan adanya sinergitas, ada pengelolaan yang baik terkait syiar dan
pembinaan kemuslimahan JS dan SKI.
Oleh karena itu, sebagai sarana untuk menciptakan sinergitas baik struktural maupun fungsional maka dalam
tataran teknisnya, disepakati lahirnya sebuah wasilah bernama Forum Silaturahim Lembaga Dakwah Intra
Kampus (FSLDIK). Dalam perjalanannya, FSLDIK kemudian mencoba menawarkan satu bentuk pola
sinergitas dengan adanya pusat komunikasi (Puskom) yang berisikan para masul SKI-JS dan adanya lima
jaringan khusus (Jarsus) yang mengampu fungsi-fungsi strategis yang ada dengan berisikan penanggung jawab
fungsi di masing-masing lembaga. Secara umum, gambaran FSLDIK digambarkan dengan bagan di bawah ini.

Sudah bertahun-tahun pola sinergitas dijalankan melalui wasilah FSLDIK. Banyak kelebihan, namun juga
banyak kelemahan dengan pola seperti ini. Yang kemudian menjadi pekerjaan rumah bagi kita semua selaku
stake holder dakwah kampus UGM adalah bagaimana lebih mengefektifkan pola sinergitas. Bagaimana di masa
yang akan datang pola komunikasi dan koordinasi antara JS dan SKI menjadi benar-benar optimal dan efektif.
Dan itu pekerjaan besar kita bersama demi sebuah cita akan sinergitas dakwah kampus UGM.

Disarikan dari:
Matrikulasi Kader SKI-JS Desember 2009
Grand Design FSLDIK UGM 1430-1431 H

Anda mungkin juga menyukai