Anda di halaman 1dari 24

TUGAS BESAR STR.

BAJA : PERENCANAAN GUDANG


SEMESTER GANJIL 2021/2022
1. Menggambar denah bangunan (gudang)

lebar bangunan
(bentang kuda-kuda)

jarak antar kuda-kuda


panjang bangunan
gambar denah bangunan/gudang (berskala)

2. Menggambar denah pondasi dan slopebangunan


(gudang)
pondasi telapak bt. bertulang

slope

lebar bangunan (b)

kolom

jarak antar kuda-kuda (a)

panjang bangunan (nxa)

gambar denah pondasi dan slope (berskala)


3. Menggambar denah denah atap
- Tentukan jenis penutup atap
- Tentukan jarak gording berdasarkan jenis penutup atap (lihat spesifikasi teknis
Jarak gording yang yang disyaratkan /brosur ) penutup atap.
- Gambarkan sagrot/ penggantung gording dan ikatan angin pada atap

b
jarak gording
a
potongan
a memanjang :
proyeksi vertikal

α
gording
kuda-kuda

tampak atas : jarak


gording proyeksi
horizontal

ikatan angin kuda-kuda


gording penggantung gording/sagrot

bentang kuda-kuda
jarak gording

kolom nok

jarak antar kuda-kuda

gambar rencana atap (berskala)


4. menggambar potongan memanjang

nok gording kuda-kuda penggantung gording/sagrot

ikatan angin kuda-kuda

ikatan angin
kolom
kolom/blk ring
ikatan angin dinding/kolom
base plate
slope

pondasi

b. gambar potongan memanjang (berskala)

5. menggambar potongan melintang


gording
profil C

kuda-kuda profil
dobel siku

kolom
profil WF

pondasi beton
bertulang

c. gambar potongan melintang (berskala)


gording profil C

kuda-kuda profil dobel siku gordin


g
profil
C

kolom profil WF
kuda-k
uda
profil
WF
kolom
profil
pondasi beton WF
bertulang
d. gambar potongan melintang (berskala)p
ondas
i
beton
bertula
ng
I. Perencanaan gording :
perencanaan gording meliputi :
penentuan dimensi penampang, perhitungan pembebanan, perhiutungan statika,
perhitungan kekuatan penampang dan perhitungan lendutan.

kuda-kuda

gording
kuda-kuda

keterangan :
b = jarak gording
L = jarak antar kuda-kuda
b

b
b
luasan pengaruh beban
gording

L L
Pembabanan pada gording :
Beban mati : - berat penutup atap (kg/m)
- berat sendiri gording (kg/m)
Beban hidup : - beban pekerja (kg)
Beban angin : beban merata tegak lurus bidang atap (kg/m)
Y sagrot dianggap sebagai
tumpuan
X
PL = beban hidup pekerja
qD = beban mati pada gording

X X
qx = q sinα
qy = q cosα
α q
L

x
PL Y

defleksi sagrot dianggap sebagai X


arah tumpuan
sumbu x
sumbu batang
PL
s
inα

o sα PLx= PL sinα
PL PL c defleksi PLy = PL cosα
x arah
y α PL
sumbu y

a. Momen akibat beban mati (MD) : b. Momen beban hidup terpusat (ML) :

Mmax. tehadap sumbu koordinat : Mmax. terhadap sumbu koordinat :

terhadap sumbu x : momen terhadap sumbu x :

MDx = 1/8 qDy . L2 MPULx = (1/4 PLy L)

terhadap sumbu y : momen terhadap sumbu y :

MDy = 1/8 qDx . L2 = 0 MuDy = (1/4PLx L) = 0


c. Beban hidup angin (w) :
beban hidup angin (sesuai SNI pembebanan). Y
arah beban angin tegak lurus bidang atap )
bekerja sebagai beban merata per meter pangang Wy (hisap)
untuk dinding tertutup : tekan
untuk dinding terbuka : hisap X
terhadap sumbu y : Wy ; terhadap sumbu x : 0

X Wy(tekan)
momen akibat beban angin :
α
MUWx = ( 1/8 Wy L2 ) ; MuWy = 0

kombinasi beban :
bertujuan untuk mengetahui beban terbesar yang bekerja pada gording yang digunakan untuk
perhitungan kekuatan penampang.

Momen kombinasi : c. kombinasi beban mati, beban hidup atap dan


Beban mati : beban angin (beban sementara) :
MUDx = 1.4 MDx ; momen arah sumbu x :
MUDy = 1.4 MDy Mux = 1.2 MuDx + 1.6 MuPx + 0.8 MuWX
kombinasi beban mati dan beban hidup Mux = 1.2 MuDx + + 1.3 MuWX
atap (beban tetap) : momen arah sumbu y :
momen arah sumbu x : Muy = 1.2 MuDy + 1,6 MuPy + 0.8 MuWY
Mux = 1.2 MDx + 0.5 MuPx Muy = 1.2 MuDy + + 1.3 MuWY
momen arah sumbu y : catatan : memen yang dipakai adalah momen yang
Muy = 1.2 MuDy + 0.5 MuPy terbesar dari momen kombinasi
Δ

Momen kapasitas penampang gording : lendutan gording :

ØMnx = Ø Zx . Fy ≥ Mux lendutan arah smbu X :

ØMny = Ø Zy . Fy ≥ Muy Δx = 5/384 (qDX . L4/EIx) + 1/48 (PLX . L3/EIx)

Persyaratan momen beaxial : lendutan arah sumbu y :

(Mux/ØMnx) + (Muy/ØMny) ≤ 1 Δy = 5/384 (qDy . L4/EIy) + 1/48 (PLy . L3/EIy)

dimana : Ø =0.9 Δ = √(Δx2 + Δy2) ≤ Δ ijin = L/240


catatan :

Zx = modulus penampang plastis terhadap sumbu x

Zy = modulus penampang plastis terhadap sumbu y

qDX dan qDY = beban mati merata sumbu x dan sumbu y tanpa koefifien beban

PLX dan PLY = beban hidup terpusatsumbu x dan sumbu y tanpa koefisien beban

E = 200.000 Mpa (modulus elastisitas baja)

Ix dan Iy = momen inersia penampang terhadap sumbu x dan sumbu y

menghitung modulus penampang plastis Zx dan Zy profil c :

a modulus penampang plastis merupakan statis momen penampang


terhadap sumbu penampang yang ditinjau.
ht t
modulus penampang plastis terhadap sumbu x :

h c Zx = 2[(1/2ht .t)(1/4t)] + 2 [(a.t)(1/2ht-1/2a)] + 2[(b-2t)t .1/2(ht-t)]


Y

Zx = 1/4ht.t2 + a.t (ht-a) + (ht-2t)(ht-t)


modulus penampang plastis terhadap sumbu y :
t Zy = ht.t (c-1/2 t) + 2 a.t (b-c-1/2t) + 2t(c-t)(1/2(c-t) +2(b-c-t) 1/2(b-c-t)
X

Zy = h.t(c-1/2 t) + 2 a.t(b-c-1/2 t) + t(c-t)2 + (b-c-t)2


Perencanaan penggantung gording/sag-rot :

x
y nP

gaya yang
Px diterima sagrot

y Px

kuda-kuda
Px
X
sagrot
Wy(tekan)
α

beban pada sagrot :


gording
- beban penutup atap
- berat sendiri gording
- beban hidup pekerja luasan beban
untuk 1 sag-rot

Syarat kekuatan sag-rot : Cek syarat kelangsingan batang Tarik :

Ø Pn = A.Fy ≥ nPux Lk/rmin < 240

luas penampang sagrot : Lk = panjang efektif batang ikatan angin

A = nPux/Fy ; A = 1/4Πd2 rmin = √(Imin/A)

diameter sagrot d = √(4 nPux/Π.Fy) Imin = momen inersia penampang minimum

A = luas penampang batang


Perencanaan ikatan angin atap :

ikatan angin kuda-kuda kuda-kuda


A F
¼ Pw1

gording

G
½ Pw1
D
B

E H
¼ Pw1
dind
in g
½ Pw2

ikatan angin kolom


dinding
C

½ Pw2
E
gording dinding

ikatan angin
A Beban yang bekerja pada ikatan angin :
P
F
- Beban angin yang bekerja berdasarkan SNI pembebanan
yang berlaku
1
- Luas bidang dinding ABE diterima oleh ikatan angin atap
jarak ikatan
- Luas bidang dinding BCEF diterima oleh ikatan angin
angin
dinding
- Beban angin berupa beban titik yang bekerja pada titik
2
P buhul

D G
z
jarak kuda-kuda
catatan :

- Perhiutungan ikatan angin dilakukan pada bangunan gudang yag tertutup (dengan dinding)
- Pada bangunan gudang yang terbuka (tanpa dinding), ikatan angin tetap harus dipasang yang
berfungsi untuk pengikat antar kuda-kuda atau kolom
- ikatan angin merupakan batang Tarik sehingga :
- bila bekerja angin kiri maka ikatan angin yang bekerja adalah batang 2- AB-BD
- bila bekerja angin kanan maka ikatan angin yang bekerja adalah batang 1- AC-CD

A F P A F
P
P

α α α
1
l = jarak ikatan l = jarak
angin ikatan
2 angin

D G D G

b = jarak kuda2 b = jarak


kuda2

tn α = b/l maka α = …………… syarat kekuatan : (batang Tarik )

gaya batang : (lihat batang 2-AB-BD) Ø Pn = Ø (A.Fy) ≥ Pu ; Pu = S2 = P/sinα

∑H = 0 maka P – S2(sin α) = 0 luas penampang ikatan angin (A):

S2 = p/(sinα) Ø (A.Fy) = S2 = P/sinα

A = P/(Ø Fy sinα) ; Fy = tegangan leleh baja = 200.000 Mpa

Bila dipakai penampang bulat (baja tulangan) :

A = ¼ ᴨd2 ; maka

diameter batang d = √(4 Pu/ᴨ.Fy sinα)

cek syarat kelangsingan batang Tarik :

Lk/rmin < 240


Lk = panjang efektif batang ikatan angin
rmin = √(Imin/A) ; A = luas penempang batang
Perencanaan gording dinding:
kolom
penutup
dinding gording dinding
Wx

b
b

penutup dinding b

Wx L L
y

Wx
b x

y y

Pembebanan gording dinding :

beban vertical :

- berat dinding = ……………… kg/m


- berat profil = ……………… kg/m

qD = ……………… kg/m ; beban berfaktor q UD = 1.4 qD

momen berfaktor maksimum : MUD = 1/8(qUD.L2)

kapasitas penampang :

Ø Mn = Ø (Zx . Fy) ≥ MUD


beban horizontal : berasal dari beban angin (W)

beban angin W = jarak antar gording dinding x beban angin/m2

beban berfaktor : Wu = 0.8 W

momen berfaktor maksimum MUW = 1/8 (Wu . L2)

kapasitas penampang : Ø Mn = Ø (Zy . Fy) ≥ MUW

catatan :

- perhitungan Zx dan Zy sama dengan perhitungan Zx dan Zy pada perhitungan gording


- perhitungan ikatan angin dinding sama dengan perhitungan ikatan angin atap.

perencanaan kuda-kuda :
langkah-langkah perencanan :
1. gambar rencana kuda-kuda
2. tentukan dimensi penampang kuda-kuda
- kuda-kuda rangka batang : profil dobel siku ( 2 x 80x80x8 s/d 2 x 120/120x 10 )
- kuda-kuda gable frame (portal) : profil WF ( sebagai acuan dasar, tinggi profil balok bisa diambil
L/20 s/d L/24 , dimana L = panjang batang)
3. beban kuda-kuda :
a. beban mati kuda-kuda (D) : beban mati bekerja secara vertical terhadap kuda-kuda
- beban penutup atap = luasan atap x berat penutup atap/m 2
- beban gording = berat gording/m x panjang gording/m
- berat sendiri kuda-kuda = 1.1[(panjang kuda-kuda x berat profil/m)/n(jumlah titik buhul)]
b. beban hidup kuda-kuda :
 beban hidup pekerja (La = 100 kg)
 beban air hujan (H) : berat jenis air = 1000 kg/m 3
- beban air hujan = luas bidang atap ( b . L ) x t(tebal air hujan) x ɣ air
c. beban angin : beban angin bekerja secara tegak lurus bidang atap
- beban angin W = luasan bidang atap (b.L) x beban angin/m 2

tekan dinding tertutup hisap


ng
dindi a
k
ter u
b
keterangan : koefisien beban angin dapat dilihat di SNI pembebanan
luasan atap

gording
b
b
b

L L

gambar : luasan pengaruh beban untuk satu titik buhul

P
P P
P P
P P
P P
½P ½P

RA RB
1
gambar : beban mati dan beban hidup pada kuda-kuda

½W ½W
W W
W W
W W
W W
½W ½W

HwA
HwB

RwA RwB

gambar : beban angin yang bekerja pada kuda-kuda rangka batanguntuk dindig tertutup
½W ½W
W W
W W
W W
W W
½W ½W

HwA
HwB

RwA RWB

gambar : beban angin yang bekerja pada kuda-kuda untuk dindig terbuka

P
P P
P P
P P
P P
P P
P P

jepit jepit

gambar : beban mati dan beban hidup yang bekerja pada portal
W W
W W
W W
W W
W W
W W
W W

W (hisap)

jepit jepit

gambar : beban angin yang bekerja pada portal

4. Perhitungan mekanika/statika

perhitungan statika meliputi perhitungan statika untuk beban mati, beban hidup dan beban angin
dan melakukan kombinasi beban diatas dengan tujuan untuk mendapatkan gaya dalam yang paling
besar yang bekerja pada struktur

kombinasi pembebanan :

beban mati : qUD = 1.4 qD

beban tetap (kombinasi beban mati + beban hidup) : qu = 1.2 qD + 0.5 ( La atau H )

beban sementara ( kombinasi beban mati + beban hidup + beban angin )

qu = 1.2 qD + 1.6 (La atau H) + 0.8 W atau

qu = 1.2 qD + 1.3 W + 0.5 (La atau H )

catatan : - perhitungan kekuatan penampang diambil nilai yang terbesar dari hasil kombinasi diatas.

- pemberian koefisien beban dapat dilakukan pada saat perhitungan statika (staadpro) di
menu pilihan “kombinasi pembebanan”

Pemeriksaan kekuatan/kapasitas penampang :

Pemeriksan kapasitas penampang bertujuan untuk memeriksa kemampuan penampang dalam memikul
beban luar yang bekerja pada struktur.
Ø Rn ≥ ɣ Q dimana Rn = kapasitas penampang , Q = beban luar , Ø = reduksi kekuatan dan ɤ =
factor beban

kuda-kuda rangka batang : pemeriksaan kekuatan batang tarik : Ø Tn ≥ Tu

kapasitas Tarik kondisi leleh (Ag) : ØTn = Ø Ag.Fy ; Ø = 0.9

kapasitas Tarik kondisi fraktur (Ae) : Ø Tn = Ø Ae.Fu ; Ø = 0.75

pemeriksaan kekuatan batang tekan : Pr = Ø Pn ≥ Pu dimana Pn = Fcr . Ag dengan Ø = 0.9

balok portal : Pemeriksaan terhadap momen lentur : Ø Mn ≥ Mu ; Ø Mn = Ø Zx .Fy

pemeriksaan terhadap gaya geser : Øv Vn ≥ Vu ; Øv Vn = 1.0 (0.6 Fy d.tw) dan d = h-2tf

Øv = 1.0 untuk gaya geser sejajar web/badan

Perencanaan kolom :
a. Kolom dengan kuda-kuda rangka batang :

½W ½W
W W
W W
W W
W W
½W ½W

HwA
VwA VwB

RA+VwA
RB +VwB
HwA

diasumsikan kolom tunggal


dengan beban dari reaksi
Hw perletakan kuda-kuda dan
beban angin pada dinding
V

M
H

gambar : beban yang bekerja pada kolom untuk perencanaan kolom pada kuda-
kuda rangka batang
b. kolom dengan rangka portal :

W W
W W
W W
W W
W W
W W
W W

perencanaan kolom
menggunakan gaya
dalam hasil perhitungan
W (tekan) statika portal W (hisap)

jepit jepit

gambar : beban yang bekerja pada kolom untuk perencanaan kolom pada kuda-kuda portal

RVD
RVB RVCB RVCD
0 0

HB HD
RVBC
MBA 0 gaya-gaya dalam hasil free body RVDC MDE
untuk perencanaan kolom 0

MAB MED
HA HE

RVA RVE
kekuatan penampang kolom :
(Pu/Øc Pn) + 8/9 (Mu/Øb Mn) ≥ 1 untuk (Pu/ØcPn) ≥ 0.2

(Pu/2Øc Pn) + (Mu/Øb Mn) ≥ 1 untuk (Pu/ØcPn) < 0.2 ( Øc = 0.85 dan Øb = 0.9 SNI baja)

Perencanaan sambungan : P
u
kuda-kuda rangka batang :
sambungan baut :

tentukan Pmax pada batang (batang Tarik dan tekan)


T
tentukan mutu baut u
kuat geser I baut : Vd = Øf Vn = Øf r1 (fu)b . Ab

kuat tumpu 1 baut : Rd = Øf Rn = 2.4Øf. db. tp. Fu (baut)

kuat tumpu plat penyambung : Rd(plat) = Øf Rn = 2.4Øf. db. tp. Fu (plat)

cil
terke
nilai
bil
diam
jumlah baut n = Pumax / kuat 1 baut terkecil

sambungan las :

syarat kuat geser las : ØRnw ≥ Ru ; Ø = 0.9 (bahan dasar/profil)

Ø = 0.8 (bahan las)

tentukan Pmax pada batang (batang Tarik dan tekan)

tentukan mutu pakan las yang dipakai

kuat geser las panjang 1 cm : Rnw = t t . (0.6Fy) ( untuk bahan dasar/profil)

Rnw = t t . (0.6Fyw) ( untuk bahan las ) dan t t = tebal las sudut

panjang las :

Kuda-kuda portal :
V
sambungan balok – balok : u
sambungan momen pada sayap :

Tu = Mu/(h-tf)

kuat geser I baut : Vd = Øf Vn = Øf r1 (fu)b . Ab M


u
kuat tumpu 1 baut : Rd = Øf Rn = 2.4Øf. db. tp. Fu (baut)

kuat tumpu plat penyambung : Rd(plat) = Øf Rn = 2.4Øf. db. tp. Fu (plat)


cil
terke
nilai
bil
diam

jumlah baut n = Tu / kuat 1 baut terkecil


sambungan geser pada badan (web) :

jumlah baut n = Vu / kuat 1 baut terkecil

sambungan balok-kolom :

sambungan momen pada sayap balok-kolom :

Tu = Mu/(h-tf)

kuat geser I baut : Vd = Øf Vn = Øf r1 (fu)b . Ab

kuat tumpu 1 baut : Rd = Øf Rn = 2.4Øf. db. tp. Fu (baut)

kuat tumpu plat penyambung : Rd(plat) = Øf Rn = 2.4Øf. db. tp. Fu (plat) diam
jumlah baut n = Tu / kuat 1 baut terkecil bil
nilai
sambungan geser pada badan (web) balok-kolom : terk
ecil
jumlah baut n = Vu / kuat 1 baut terkecil

kombinasi sambungan M dan V pada kolom :

Vu
Tu

(h – tf)

Tu
Mu
Perencanaan base plate (plat landas) :

Reaksi perletakan kolom untuk


HU perhitungan base plater

ang
kur

HU gaya yang bekerja pada base


plate dan letak angkur
σ min

ang
kur plat base plate

PU
dibuat dobel
PU
P>>>

MU

panjang angkur yang tertanam


M<<<

MU
L di koklm beton bertulang
( direncanakan)
σ max

base plate

(-) tegangan dibawah base plate “tekan”


bla M <<<< dan P >>>>>

(+)
tegangan dibawah base plate tertarik
(-)
dan tertekan bila M >>> dan P <<<
Gambar sambungan rangka batang :
4
2

3 5
keep plan

/ Gambar detail sambungan 1


/
/ Skala :
/ Gambar detail sambungan 2

Skala :

Gambar detail sambungan 4

Skala :
Gambar detail sambungan 3

Skala :

Gambar detail sambungan 5

Skala :
Gambar sambungan portal : 3

2
Gambar detail sambungan 1

keep
4 plan
Skala :

3
Gambar detail sambungan
Skala :

Gambar detail sambungan 2


Skala :
kolom WF

plat landas
(base plate)

L= baut angkur

kolom beton bertulang

las sayap
las badan

baut angkur

B
plat landas (base plate)

kolom beton bertulang

Anda mungkin juga menyukai