R
DENGAN DIAGNOSA MEDIS DIABETES MELITUS TIPE 2
DI RUANG DAHLIA 2 RSUP Dr. SARDJITO”
DISUSUN OLEH:
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2021/2022
LEMBAR PENGESAHAN
OLEH:
OLEH:
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
Hari, tanggal : Selasa, 26 Oktober 2021
Pukul : 13.00 WIB
Tempat : Bangsal Dahlia 2 RSUP Dr. Sardjito
Metode : Wawancara, Observasi, Pemeriksaan Fisik, dan Studi Dokumen
Sumber Data : Pasien, Keluarga, Rekam Medis, dan Tim Kesehatan
Oleh : Milenia Ramadhani
1. IDENTITAS
a. Pasien
Nama : Ny. R
Tempat, tanggal lahir : Klaten, 20 Oktober 1960
Umur : 61 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SD/Sederajat
Pekerjaan : Petani
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : Kemalang, Klaten, Jawa Tengah
Status perkawinan : Kawin
Diagnosa medis : Diabetes Melitus Tipe 2
No. RM : 01.71.xx.xx
Tanggal masuk RS : 26 Oktober 2021
Jam masuk RS : 12.42 WIB
2. RIWAYAT KESEHATAN
a. Riwayat Kesehatan Pasien
1) Keluhan Utama
Pasien mengeluh lemas memberat sejak kemarin. Keluarga mengatakan bahwa
pasien agak sulit mengatur pola nafasnya. Keluarga juga mengatakan nafsu
makan pasien agak menurun. Keluarga mengatakan pasien post HD tadi pagi.
2) Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien merupakan rujukan dari RSU mitra Paramedika dengan keluhan lemas
sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit dan semakin memberat, kemudian
pasien berobat ke RSU mitra Paramedika. Pasien tidak demam, tidak batuk,
nafsu makan berkurang karena lemas (makan 3-4 sendok tiap makan), BAB
dan BAK tidak ada keluhan. Saat di RSU mitra Paramedika pasien rawat inap
1 malam didapatkan hiperkalemi refrakter (K 7.65˃8.2˃8.0).
Pasien merupakan penderita CIMF tegak dari BMP sejak 25 Februari 2021
dan mendapatkan terapi rutin citodrox 1×500 mg, allopurinol 1×300 mg, asam
folat 1×1 mg dan miniaspi 1×80 mg (terakhir mendapatkan terapi citodrox
bulan Juli 2021). Pasien dirujuk ke RSUP Dr. Sardjito karena suspek TLS,
CKD, hiperkalemi refrakter dan bradikardi simptomatis serta direncanakan
HD.
Keluarga mengatakan bahwa pasien sudah menderita Diabetes Melitus ±8
tahun yang lalu dengan gula darah tertinggi 300 mg/dL dan gula darah rerata
190-an mg/dL. Selama 8 tahun ini tidak pernah terdapat luka di kaki. Selama
±8 tahun ini pasien dapat terapi Metformin 3x500 mg. Pasien juga mempunyai
riwayat penyakit hipertensi sejak 8 tahun yang lalu sehingga mendapat terapi
Amlodipin 1x10 mg dan candesartan 1x16 mg, dengan tekanan darah tertinggi
180-an mmHg dan tekanan darah rerata 140-an mmHg. Pasien memiliki
riwayat penyakit ginjal dengan hiperkalemi. Pasien mengatakan belum
mengikuti vaksinasi covid dosis pertama dan pasien tidak kontak dengan
paenyandang covid-19 sebelumnya dengan hasil swab (-).
a) Riwayat kesehatan keluarga
(1) Riwayat kesehatan keluarga
Pasien dan keluarga mengatakan bahwa seluruh anggota
keluarganya tidak memiliki riwayat penyakit Diabetes Melitus,
penyakit menular, tidak ada yang pernah menjalani operasi, dan
tidak memiliki riwayat alergi terhadap apapun.
(2) Genogram
Keterangan :
: Garis keturunan
: Perempuan
Pasien mengatakan saat berbaring nafas terasa sesak dan berat. Pasien
mengatakan sulit mengatur nafasnya. Pernafasan tampak dangkal dan agak
cepat. Terpasang oksigen 4 liter per menit dengan nasal kanul. Tampak
adanya penggunaan otot bantu pernafasan.
c) Keadaan Kardiovaskuler
a. Sebelum Sakit
Pasien tidak merasakan nyeri dada saat beraktivitas dan tidak keringat
dingin. Aktivitas masih mandiri.
b. Selama Sakit
Pasien tidak merasakan nyeri dada dan tidak keringat dingin. Namun
aktivitas terkadang dibantu.
d) Skala Ketergantungan
KETERANGAN
AKTIFITAS
0 1 2 3 4
Bathing √
Toileting √
Eating √
Moving √
Ambulasi √
Walking √
Keterangan:
0 = Mandiri/ tidak tergantung apapun
1 = Dibantu dengan alat
2 = Dibantu orang lain
3 = Dibantu alat dan orang lain
4 = Tergantung total
4) Istirahat-Tidur
a) Sebelum Sakit
Pasien mengatakan mampu mengatur waktu kapan untuk beristirahat dan
kapan untuk beraktivitas. Pasien mengatakan pola tidurnya teratur dari jam
21.00 – 05.00 WIB. Pasien mengatakan jarang tidur siang, apabila tidur
siang hanya saat merasa kelalahan saja.
b) Selama Sakit
Pasien mengatakan lebih banyak tidur karena badannya terasa lemas. Pasien
mengatakan selalu tidur siang selama ±2 jam. Keluarga pasien mengatakan
bahwa seringkali pasien terbangun karena tidurnya kurang nyenyak.
5) Persepsi, Pemeliharaan, dan Pengetahuan terhadap Kesehatan
Pasien dan keluarga sudah mengetahui masalah kesehatan yang dialami yaitu
Diabates Melitus ketika ditanya mengenai Diabates Melitus pasien dan
keluarga mampu menjawab bahwa Diabates Melitus adalah penyakit dengan
kadar gula darah tinggi dan perlu penanganan lebih lanjut. Pasien sudah
melakukan pemeliharaan kesehatan terbukti dengan pasien sudah rutin minum
obat metformin 3x500 mg, rutin cek gula darah.
6) Pola Toleransi terhadap Stress-Koping
Pasien dan keluarga mengatakan untuk menghilangkan stress pasien biasanya
jalan-jalan setiap pagi. Pasien dan keluarga mengetahui jika stres dapat
menurunkan imunitas tubuh.
7) Pola Hubungan Peran
Pasien dan keluarga mengatakan selama sakit sedikit mempengaruhi perannya
sebagai seorang ibu rumah tangga. Pasien mengatakan walaupun begitu
keluarganya tetap mendukung proses kesembuhan pasien dengan selalu
mengingatkan pasien untuk minum obat rutin, dan mengingatkan pasien untuk
tidak terlalu kecapekan.
8) Kognitif dan Persepsi
Pasien dan keluarga mampu menangkap informasi yang diberikan oleh perawat
dengan baik, saat pasien dan keluarga dijelaskan mengenai kebutuhan nutrisi
pada penyandang DM.
9) Persepsi diri-Konsep diri
a) Gambaran Diri
Pasien mengatakan sudah ikhlas menerima sakitnya sebagai cobaan dari
Tuhan. Pasien mengatakan menyukai seluruh bagian tubuhnya.
b) Harga Diri
Pasien mengatakan tidak malu dengan kondisinya saat ini. Pasien
mengatakan masih banyak orang diluar sana yang kondisinya jauh lebih
buruk. Pasien mengatakan keluarga dan lingkungan sekitar tetap
mendukung kesembuhan pasien.
c) Peran Diri
Peran pasien dalam keluarga yaitu sebagai ibu rumah tangga. Peran pasien
dalam masyarakat sebagai warga, pasien tetap berperan dalam kegiatan di
masyarakat.
d) Ideal Diri
Pasien mengatakan ingin kondisi sakitnya segera membaik dan mampu
beraktivitas penuh seperti sedia kala.
e) Identitas Diri
Pasien mengatakan dia adalah seorang perempuan dan merupakan ibu dari
anak-anaknya. Pasien mampu menyebutkan nama, tanggal lahir, agama,
pendidikan, dan alamatnya. Pasien mengatakan sudah merasa puas dengan
dirinya sebagai seorang perempuan.
10) Reproduksi dan Kesehatan
Pasien mengatakan tidak pernah sakit gangguan reproduksi.
11) Keyakinan dan Nilai
Pasien dan keluarga mengatakan memaknai sakit ini sebagai cobaan dari Allah
sehingga harus sabar dalam menjalaninya. Pasien mengatakan harus tetap
semangat, berusaha semaksimal mungkin, berdoa, dan berserah diri pada Allah.
4. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan Umum
1) Kesadaran : Lemah, Composmentis, GCS: 15 (E 4 V5 M6 ). Pasien tampak lesu
2) Status Gizi
➢ BB : 58 kg
➢ TB : 156 cm
➢ IMT : 23,83 kg/m2 (Berat Badan Berlebih)
3) Tanda-Tanda Vital
➢ Tekanan darah : 172/80 mmHg
➢ Suhu : 37,70 C
➢ Nadi : 111×/menit
➢ RR : 26×/menit
➢ SP02 : 95%
5) Punggung
Punggung tampak bersih, tidak ada luka decubitus.
6) Jantung
a) Inspeksi
- Bentuk simetris dan tidak ada pembesaran.
- C/S1-S2 normal, bising (-), Cardiomegali (+)
b) Palpasi
- Ictus cordis teraba pada ruang intercostal kiri ke V, medial (2cm)
dari lateral linea medioclavicularis kiri.
c) Perkusi
- Terdengar suara dall/redup.
d) Auskultasi
- Regular S1 lub dan regular S2 dug.
7) Abdomen
a) Inspeksi
- Bentuk simetris dan tidak ada pembesaran.
b) Palpasi
- Tidak ada pengerasan maupun asites.
- Tidak ada nyeri tekan.
c) Perkusi
- Bising usus (+), supel, tympani, nyeri tekan (-)
d) Auskultusi
- Bising usus terdengar 4x/menit.
8) Anus/Rektum
Anus/Rektum tampak bersih, tidak ada luka, tidak ada benjolan.
9) Genetalia
Berjenis kelamin perempuan, terpasang DC terhitung sebanyak 700ml
terpantau dari jam 13.00 – 16.00 WIB.
10) Ekstremitas
a) Bagian atas/superior
Anggota gerak lengkap, tidak ada kelainan jari tangan, capillary refill <
3 detik, turgor kulit < 3 detik. Tidak ada edema. Kekuatan otot di semua
ekstremitas bagian atas adalah 5.
b) Bagian bawah/inferior
Anggota gerak lengkap, tidak ada kelainan jari kaki, capillary refill > 3
detik, turgor kulit > 3 detik. Tidak ada edema. Kekuatan otot di semua
ekstremitas bagian atas adalah 3. Terpasang HD cath di femural dextra.
➢ Pengkajian risiko jatuh Get Up and Go Test
No Penilaian Ya Tidak
Cara berjalan pasien (salah satu atau lebih)
1. Tidak seimbang/ sempoyongan/limbung. √
a.
2. Jalan dengan menggunakan alat bantu (kruk,
√
tripot, kursi roda, bantuan orang lain)
Menopang saat akan duduk: tampak memegang
Keterangan:
Tingkatan Resiko Penilaian
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
6. OBAT
Nama Obat Rute Dosis waktu Mulai Terapi
Infus NaCl 0,9% IV 20 tpm 24 Oktober 2021
Novorapid SC 4-4-4 setelah makan 26 Oktober 2021
Candesartan PO 1×16 mg 26 Oktober 2021
Allopurinol PO 1×300 mg 26 Oktober 2021
Amlodipine PO 1×10 mg 26 Oktober 2021
B. ANALISA DATA
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
3. Risiko jatuh berhubungan dengan faktor risiko: perubahan kadar glukosa darah.
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
(Milenia Ramadhani)
2 Selasa, 26 Oktober Selasa, 26 Oktober 2021 Jam 13.40 WIB Selasa, 26 Oktober 2021 Jam Selasa, 26 Oktober 2021 Jam
2021 Jam 13.40 WIB 13.40 WIB 13.40 WIB
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
Ketidakstabilan kadar selama 2 x 5 jam, diharapkan 1. Memonitor kadar glukosa
Manajemen hiperglikemia (SIKI, darah akan memberikan hasil
glukosa darah ketidakstabilan glukosa darah dapat 2018; I.03115; Hal. 180)
berhubungan dengan teratasi dengan kriteria hasil: yang memuaskan (stabil) jika
hiperglikemia: digunakan dengan benar
1. Monitor kadar glukosa darah, dan dipelihara dengan baik.
resistensi insulin Kestabilan Kadar Glukosa Darah (SLKI, jika perlu Untuk memantau kadar gula
2018; L.05022; Hal. 43)
2. Monitor tanda dan gejala dalam darah apakah mengalami
Ekspektasi: Meningkat hiperglikemia (mis. poliuri, penurunan atau penaikan
Kriteria Hasil A T polydipsia, polifagia, 2. Poliuria, polidipsia dan
Kesadaran 5 5 kelemahan, malaise, polifagia dapat menyebabkan
Keterangan: pandangan kabur, sakit kepala) tingkat kelesuan berlebih pada
3. Konsultasi dengan medis jika tubuh karena pengontrolan
1: Menurun fungsi yang tidak sesuai. Selain
2: Cukup menurun tanda dan gejala hiperglikemia
tetap ada atau memburuk itu, u ntuk mengetahui tingkat
3: Sedang
4: Cukup meningkat hiperglikemia sehingga dapat
4. Anjurkan pengelolaan diabetes
5: Meningkat ditentukan intervensi yang tepat
(mis. penggunaan insulin, obat
3. Agar dapat mengantisipasi dan
oral, monitor asupan cairan,
Kriteria Hasil A T menghambat keparahan yang
penggantian karbohidrat, dan
Lelah/lesu 2 3 diakibatkan oleh hiperglikemia
bantuan profesional kesehatan
4. Pengetahuan yang tepat dapat
Mulut kering 3 4 5. Kolaborasi pemberian insulin, meningkatkan pemahaman
Rasa haus 3 4 jika perlu pasien dan keluarga. Untuk
Keterangan: mencegah terjadinya
komplikasi akibat dari
1: Meningkat
2: Cukup meningkat hiperglikemi
3: Sedang (Milenia Ramadhani) 5. Pemberian insulin berfungsi
4: Cukup menurun untuk mempertahankan jumlah
5: Menurun glukosa dalam darah tetap
Kriteria Hasil A T normal
Kadar glukosa dalam darah 2 3
Jumlah urine 3 4
Keterangan:
1: Memburuk (Milenia Ramadhani)
2: Cukup memburuk
3: Sedang
4: Cukup membaik
5: Membaik
(Milenia Ramadhani)
3 Selasa, 26 Oktober Selasa, 26 Oktober 2021 Jam 13.50 WIB Selasa, 26 Oktober 2021 Jam Selasa, 26 Oktober 2021 Jam 13.50
2021 Jam 13.50 WIB 13.50 WIB WIB
Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pencegahan Jatuh (SIKI, 2018; 1. Identifikasi faktor risiko dapat
Risiko jatuh selama 2 x 5 jam, diharapkan risiko jatuh I.14540; Hal. 279) membantu mengetahui hal-hal
berhubungan dengan dapat teratasi dengan kriteria hasil: yang menyebabkan pasien jatuh
faktor risiko 1. Identifikasi faktor risiko jatuh
2. Skala risiko jatuh dapat
perubahan kadar Tingkat Jatuh (SLKI, 2018; L.14138; Hal. (mis. usia >65 tahun,
140) penurunan tingkat kesadaran, menentukan tingkat risiko jatuh
glukosa darah 3. Untuk mengurangi risiko jatuh
Ekspektasi: Menurun defisit kognitif, hipotensi
Kriteria Hasil A T ortostatik, gangguan pada pasien
keseimbangan, gangguan 4. Penempatan pasien dengan
Jatuh dari tempat tidur 3 4 penglihatan, neuropati) berisiko tinggi jatuh dekat nurse
Jatuh saat dipindahkan 3 4 2. Hitung risiko jatuh dengan station agar bisa memantau
menggunakan skala (mis. Fall
Keterangan: keadaan pasien dan mencegah
Morse Scale, Humpty Dumpty
Scale, jika perlu terjadinya hal-hal yang tidak
1: Menurun
2: Cukup menurun 3. Pastikan roda tempat tidur dan diinginkan
3: Sedang kursi roda selalu dalam kondisi 5. Mencegah pasien terjatuh atau
4: Cukup meningkat terkunci cidera saat berpindah posisi
5: Meningkat 4. Tempatkan pasien berisiko
tinggi jatuh dekat dengan
pantauan perawat dari nurse
station
5. Anjurkan memanggil perawat (Milenia Ramadhani)
(Milenia Ramadhani) jika membutuhkan bantuan
untuk berpindah
(Milenia Ramadhani)
E. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
(Milenia Ramadhani)
Rabu, 27 Rabu, 27 Oktober 2021 Jam 20.45 WIB
Oktober 2021 Menganjurkan asupan cairan 2000 S:
16.45 ml/hari, jika tidak ada kontra - Pasien mengatakan mulai bisa mengatur pola
(Milenia
indikasi nafasnya
Ramadhani)
- Pasien mengatakan keluhan sesak berkurang
- Keluarga mengatakan pasien sudah lebih baik dari
18.00 Mengelola kebutuhan oksigen sebelumnya
- Keluarga mengatakan tampak ada perbaikan dari laju (Milenia
napas Ramadhani)
- Pasien dan keluarga akan minum cukup sesuai
kebutuhan sesuai instruksi dokter
O: (Milenia
- Terpasang oksigen dengan nasal kanul 3 lpm Ramadhani)
- RR: 20×/menit
- Penggunaan otot bantu pernafasan berkurang
Memonitor pola nafas (frekuensi, - Nafas mulai melambat dan agak dalam
20.00
kedalaman, usaha nafas) - SpO2 : 99%
- Pasien terlihat lebih tenang dan usaha untuk
bernapas tidak terlalu adekuat
- Pasien tampak lebih rileks
A: Masalah teratasi sebagian
Indikator Capaian
Kriteria Hasil
Awal Target Akhir
Frekuensi napas 2 3 3
Kedalaman napas 3 4 4
Dispnea 3 4 3
Penggunaan otot bantu
3 4 3
napas
P: Pertahankan dan lanjutkan intervensi
- Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspectoran,
mukolitik, jika perlu
(Milenia Ramadhani)
Nama Pasien/No. CM : Ny. R/01.71.xx.xx
Ruang Perawatan : Dahlia 2 RSUP Dr. Sardjito
(Milenia Ramadhani)
Rabu, 27 Melakukan konsultasi dengan Rabu, 27 Oktober 2021 Jam 21.00 WIB
Oktober 2021 medis jika tanda dan gejala S:
16.45 - Pasien mengatakan lemas berkurang
hiperglikemia tetap ada atau (Milenia
memburuk - Keluarga pasien mengatakan urine pasien ± 1500 ml
Ramadhani)
dari siang sampai malam
Memberikan insulin novorapid 2 - Keluarga mengatakan nafsu makan pasien masih
18.00 unit melalui SC (porsi makan habis menurun
- Keluarga mengatakan porsi makan pasien hanya (Milenia
½ porsi)
habis ½ porsi Ramadhani)
- Keluarga mengatakan gula darah pasien sudah mulai
menurun
- Pasien mengatakan masih sering merasa haus (Milenia
20.00 Memonitor kadar glukosa darah O: Ramadhani)
- Mulut pasien tidak kering
- GDS: 190 mg/dL
- Kesadaran: compos mentis
- Pasien masih terlihat lesu
- Injeksi novorapid 2 unit SC diberikan jam 18.00
karena posri makan pasien habis ½ porsi
A: Masalah teratasi sebagian
Indikator Capaian
Kriteria Hasil
Awal Target Akhir
Kesadaran 5 5 5
Lelah/lesu 2 3 3
Mulut kering 3 4 4
Rasa haus 3 4 3
Kadar glukosa dalam
2 3 3
darah
Jumlah urine 3 4 3
P: Pertahankan dan lanjutkan intervensi
(Milenia Ramadhani)
Nama Pasien/No. CM : Ny. R/01.71.xx.xx
Ruang Perawatan : Dahlia 2 RSUP Dr. Sardjito
3. Risiko jatuh berhubungan dengan faktor risiko perubahan kadar glukosa darah
(Milenia Ramadhani)
BAB IV
KESIMPULAN
Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada pasien Ny. R dengan diagnosa medis
Diabetes Mellitus Tipe 2 dari tanggal 26 Oktober 2021, saya sebagai penulis sekaligus
pengasuh perawatan memperoleh pengalaman dalam mengkaji, merencanakan intervensi,
implementasi, hingga mendokumentasikan asuhan keperawatan terkhusus pada pasien
Ny. R dengan diagnosa medis Diabetes Mellitus Tipe 2 dan diagnosa keperawatan utama
pola napas tidak efektif.
1. Pengkajian pasien dengan metode wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, dan studi
dokumen. Selama wawancara dan observasi, pasien didampingi oleh keluarga
(anaknya) dalam membantu menjawab pertanyaan perawat. Tidak ada kendala dalam
tahap pengkajian dengan pasien Ny. R.
2. Diagnosa keperawatan pada pasien Ny. R dengan diagnosa Diabetes Mellitus Tipe 2
adalah pola napas tidak efektif, ketidakstabilan kadar glukosa darah, dan risiko jatuh.
Perencanaan keperawatan hingga implementasinya sesuai teori dengan
memperhatikan situasi, kondisi pasien serta sarana dan prasarana di rumah sakit yang
menggunakana pedoman SDKI, SIKI, SLKI.
Evaluasi keperawatan dari hasil asuhan keperawatan yang dilaksanakan selama 2 x
5 jam. Dari ketiga diagnosa keperawatan yang ditegakkan dan dilaksanakan
implementasinya, ketiga diagnosa keperawatan teratasi sebagian karena memerlukan
waktu yang panjang. Dengan demikian saya selaku penulis dan pemberi asuhan
keperawatan akan menjadikannya pembelajaran untuk dikembangkan pada kasus-kasus
serupa di masa yang akan datang.