Askep Headache
Askep Headache
(HEADACHE)
Nuzulul Zulkarnain Haq
BAB 1
PENDAHULUAN
Sakit Kepala merupakan masalah kesehatan yang paling sering terjadi. Beberapa orang sering
mengalami sakit kepala, sedangkan yang lainnya hampir tidak pernah merasakan sakit
kepala. (info-sehat-kita.blogspot.com)
Sakit kepala menahun dan sakit kepala kambuhan bisa terasa sangat nyeri dan mengganggu,
tetapi jarang mencerminkan keadaan kesehatan yang serius. Suatu perubahan dalam pola atau
sumber sakit kepala (misalnya dari jarang menjadi sering, sebelumnya ringan sekarang
menjadi berat) bisa merupakan pertanda yang serius dan memerlukan tindakan medis segera.
(anonim,2009)
Sekarang ini banyak sekali obat-obat sakit kepala yang dijual bebas di toko-toko obat atau
apotik. Di televisi juga banyak iklan yang menawarkan obat sebagai solusi sakit kepala.
Namun hampir semua obat tersebut tidaklah mampu mengatasi sakit kepala dengan sebenar-
benarnya. Memang untuk reaksinya sangat cepat dalam meredakan sakit kepala, namun di
lain waktu ia akan kambuh kembali. Akibatnya kita menjadi ketergantungan dan bila
dikonsumsi terus penerus dapat menyebabkan pembuluh darah kian tersumbat sebab obat -
obat tersebut sebenarnya adalah toksin bagi tubuh kita karena terbuat dari bahan kimia.
(anonim,2009)
Hampir setiap orang pernah merasakan nyerinya sakit kepala. Data menunjukkan, 90%
populasi manusia pernah mengalami penyakit yang menimbulkan rasa nyut-nyut atau cekot-
cekot ini sekali atau dua kali dalam setahun. Sakit kepala juga menjadi alasan terbanyak
kedua orang mendatangi dokter.(Dede arif rahman, 2009)
Untuk itu kita sebagai calon tenaga kesehatan, kita perlu mengetahui dan memahami tanda
dan gejala berbagai penyakit khususnya di sini sakit kepala.
Untuk mengetahui bagaimana asuhan kerawatan yang tepat pada penyakit sakit kepala.
Tujuan Khusus
1.4 Manfaat
Kita yang nantinya sebagai tenaga kesehatan dapat mengetahui dan faham akan asuhan
keperawatan yang tepat untuk pasien dengan masalah sakit kepala (headache), sehinggga di
dunia rumah sakit nanti dapat menerapkan asuhan keperawatan ke pasien dengan masalah
sakit kepala secara tepat.
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Nyeri kepala (headache atau chepalgia) merupakan keluhan yang sangat umum pada pasien.
Chepalgia atau sakit kepala adalah salah satu keluhan fisik paling utama pada manusia. Sakit
kepala pada kenyataannya adalah gejala bukan penyakit dan dapat menunjukkan penyakit
organik (neurologi atau penyakit lain), respon stress, vasodilatasi (migren), tegangan otot
rangka (sakit kepala tegang) atau kombinasi respon tersebut. Karena nyeri kepala sering
menyertai pada penyakit-penyakit lainnya, terkadang pasien mengobati sendiri nyeri
kepalanya, padahal banyak nyeri kepala yang disebabkan karena penyakit serius seperti
infeksi dan tumor intracranial, meningitis, infeksi akut, cedera kepala, hipoksia serebral, atau
penyakit kronis dan akut pada mata, hidung, dan tenggorokan. Nyeri kepala terjadi ketika
area sensitif pada kepala distimulus kemudian diproyeksikan ke permukaan dan dirasakan di
daerah distribusi syaraf yang bersangkutan. Area-area tersebut diantaranya kulit kepala,
periosteum, syaraf kranial V, IX, X, daerah meningen(Tarwono,2007)
2.2 Klasifikasi
• Intrakranial
– Meningitis / ensefaliti
– Perdarahan subaraknoid
– Hematoma subdural
– Tumor intrakranial
• Ekstrakranial
– Migren
– Glaucoma
– Neuritis optika
– Insufisiensiserebro-vaskuler
a) Migrain
b) Ketegangan-jenis sakit kepala
c) sindrom sakit kepala Cluster
d) Sakit kepala yang berhubungan dengan trauma kepala
e) gangguan Vascular
f) Sakit kepala yang berhubungan dengan nonvascular intrakranial gangguan
g) Sakit kepala yang berhubungan dengan zat atau mereka
penarikan
Dalam hal ini yang dibahas hanya sebatas migren, tension, dan cluster
a. Migren
Menurut International Headache Society (IHS), migren adalah nyeri kepala berulang dengan
serangan nyeri yang berlangsung 4-72 jam. Nyer biasanya sesisi (unilateral), sifatnya
berdenyut, intensitas nyerinya sedang sampai berat, diperhebat oleh aktivitas dan dapat
disertai mual dan atau muntah dan perubahan visual. Fotopobia, dan fonofobia.
Secara umum migren dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:
1. Migren tanpa aura (migren umum), pada migren yang jenis ini tidak ditemukan
aura, tetepi dapat ditemukan adanya gejala prodromal.
2. Migren dengan aura (migren klasik), pada migren jenis ini nyeri kepala didahului
oleh adanya gejala neurology fokal yang berlangsung sementara atau disebut juga
aura. Aura dapat berupa gangguan visual, hemisensorik, hemiparesis atau disfasia,
ataupun kombinasi dari semua gangguan tadi
Tension-type headache adalah suatu keadaan yang melibatkan sensasi leher atau rasa tidak
nyaman di kepala, kulit kepala, atau leher yang biasanya berhubungan dengan ketegangan
otot di daerah ini.
Sekurang-kurangnya terdapat 10 serangan nyeri kepala yang memenuhi kriteria di bawah ini
dan dengan jumlah hari nyeri kepala <15 hari/bulan. Nyeri kepala berlangsung antara 30
menit hingga 7 hari. Sekurang-kurangnya terdapat 2 karakteristik nyeri di bawah ini:
Frekuensi dan rata-rata nyeri kepala > 15 hari/bulan dan berlangsung > 6 bulan serta
memenuhi kriteria diatas.
3. Cluster
Nyeri kepala cluster merupakan nyeri kepala vaskuler, dikenal dengan istilah nyeri kepala
Harton,nyeri kepala histamine, migren merah. Nyeri kepala ini dirasakan sesisi seperti
ditusuk-tusuk pada separuh kepala, pada area bola mata, pipi, hidung, langit-langit, gusi, dan
menjalar ke frontal, temporal, dan oksipital. Sisi yang terkena konjungtivanya menjadi
merah, timbulnya lakrimasi, ptosis, edema mata, sebelah hidung tersumbat, dan hipersaliva.
Nyeri kepala ini terjadi pada waktu-waktu tertentu, umumnya pada dini harri dan
biasanya pasien akan terbangun karena nyeri. Serangan ini berlangsung 15 menit sampai 5
jam dan terjadi beberapa kali selama 2-6 minggu. Factor pencetus nyeri kepala cluster adalah
makanan dan minuman yang beralkohol.
2.3 ETIOLOGI
a. Migren
1. Faktor fisik.
Stress dan depresi pada umumnya berperan sebagai faktor pencetus sekitar 87%, exacerbasi
maupun mempertahankan lamanya nyeri kepala. Prevalensi life time depresi pada penduduk
adalah sekitar 17%. Pada penderita depresi dijumpai adanya defisit kadar serotonin dan
noradrenalin di otaknya.
1. depresi
2. kecemasan
3. kurang tidur atau perubahan pola tidur rutin
Jadwal tidur yang berubah juga bisa membuat sakit kepala, misalnya tidur terlambat. Sebisa
mungkin tidur teratur.
1. tidak makan
Sakit kepala karena tegang. Gejalanya diawali dengan ketegangan di otot leher, bahu, dan
tengkorak akibat tekanan emosional. Sakitnya selalu berawal dari kepala belakang, merambat
ke depan, lalu ke kedua sisi kepala.
Leher tegang akibat bekerja sambil duduk yang terlalu lama, misalnya mengetik dengan
komputer.
c. Cluster
Penyebab pasti sakit kepala cluster tidak diketahui, tetapi ketidak normalan pada
hypothalamus sepertinya berperan. Serangan cluster terjadi seperti rutinitas harian, dan siklus
periode cluster sering mengikuti musim dalam setahun. Pola ini menunjukkan pola jam
biologis tubuh terlibat. Pada manusia, jam biologis tubuh terdapat pada hypothalamus, yang
berada di dalam pada tengah otak. Ketidaknormalan hypothalamus menerangkan waktu dan
siklus alami sakit kepala cluster. Penelitian mendeteksi peningkatan aktifitas pada
hypothalamus menajdi sumber sakit kepala cluster. Faktor lain yang mungkin juga terlibat
adalah:
Hormon
Orang dengan sakit kepala cluster memiliki ketidaknormalan tingkat hormon tertentu, seperti
melatonin dan cortisol, terjadi saat periode cluster.
Neurotransmitter
Berubahnya tingkat beberapa reaksi kimia yang membawa impuls syaraf pada otak
(neurotransmitter), seperti serotonin, mungkin memiliki peran dalam tumbuhnya sakit kepala
cluster.
Tidak seperti migrain atau sakit kepala karena ketegangan, sakit kepala cluster umumnya
tidak berkaitan dengan pemicu seperti makanan, perubahan hormon atau stress. Tapi sekali
periode cluster mulai, mengkonsumsi alkohol dapat dengan cepat memicu pecahnya sakit
kepala karena alkohol adalah pemicu tercepat terjadinya sakit kepala selama periode klaster
dan juga dapat memiliki efek bahkan sebelum minuman pertama selesai. Untuk alasan ini,
banyak orang dengan sakit kepala cluster menghindari alkohol pada saat durasi periode
cluster. Pemicu lain yang mungkin juga termasuk adalah penggunaan obat medis, seperti
nitroglycerin, obat yang digunakan untuk penyakit jantung.
A. Migren
Tanda dan gejala migren bervariasi di antara penderita. Terdapat 4 fase yang umum terjadi
pada penderita migren, tetapi semuanya tidak harus selalu dialami oleh penderita.
(Wikipedia)
1. Fase Prodromal. Fase ini dialami 40-60% penderita migren. Gejalanya berupa
perubahan mood, iritabel, depresi atau euforia, perasaan lemah, letih, lesu, tidur
berlebihan, menginginkan jenis makanan tertentu (coklat) dan gejala lainnya. Gejala
ini muncul beberapa jam atau hari sebelum fase nyeri kepala. Fase in memberi
pertanda kepada penderita atau keluarga bahwa akan terjadi serangan migren.
2. Fase Aura. Aura adalah gejala neurologis fokal kompleks yang mendahului atau
menyertai serangan migren. Fase ini mucul bertahap selama 5-20 menit, dan bertahan
kurang dari 60 menit. Aura ini dapat berupa sensasi visual, sensorik, motorik, atau
kombinasi dari aura-aura tersebut.
Aura visual muncul pada 64% kasus dan merupakan gejala neurologis yang paling umum
terjadi. Yang khas untuk migren adalah scintillating scotoma: tampak bintik-bintik kecil yang
banyak, gangguan visual homonim, gangguan salah satu sisi lapangan pandang, persepsi
adanya cahaya berbagai warna yang bergerak pelan (fenomena positif). Kelainan visual
lainnya adalah adnya skotoma ( fenomena negatif) yang bisa timbul pada salah satu mata atau
kedua mata. Kedua fenomena ini bisa timbul bersamaan dan berbentuk zig-zag. Aura pada
migren biasanya hilang dalam beberapa menit dan kemudian diikuti dengan periode laten
sebelum timbul nyeri kepala. Walaupun ada juga yang melaporkan tanpa periode laten.
1. Fase Nyeri Kepala. Nyeri kepala migren biasanya berdenyut, unilateral dan awalnya
berlokasi di daerah frontotemporalis dan okular, kemudian setelah 1-2 jam menyebar
secara difus ke arah posterior. Serangan berlangsung selama 4-72 jam pada orang
dewasa, sedangkan pada anak-anak berlangsung pada 1-48 jam. Intensitas nyeri
nerkisar dari sedang sampai berat dan dapat mengganggu pasien dalam melakukan
aktivitas sehari-hari.
2. Fase Postdromal. Pasien mungkin merasa lelah, iritabel, konsentrasi terganggu, dan
perubahan mood. Akan tetapi, beberapa orang merasa ‘segar’ atau euforia setelah
serangan, sedangkan yang lainnya merasa depresi dan lemas.
1. Sakit yang mengerikan, biasanya terdapat pada atau sekitar mata, tapi dapat merambat
pada area lain di wajah, kepala, leher dan pundak.
2. Sakit pada satu sisi
3. Kegelisahan
4. Keluar air mata secara berlebihan
5. Mata merah sebagai efek samping
6. Lendir atau basah pada lubang hidung sebagai efek samping pada wajah
7. Berkeringat, kulit pucat pada wajah
8. Bengkak di sekitar mata sebagai efek samping pada wajah
9. Ukuran pupil yang mengecil
10. Kelopak mata yang layu
2.5 PATOFISILOGI
Menurut Buku Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem Persarafan,
patofisiologi headache sebagai berikut:
a. Migren
Migren headache merupakan gangguan nyeri kepala ditandai dengan adanya serangan nyeri
yang berkepanjangan dan tiba-tiba dengan vasokonstriksi yang diikuti dengan vasodilatasi.
Migren headache dapat diawali dengan adanya aura atau berbagai sensasi prodromal seperti
silau, penglihatan ganda dsb dimana ini merupakan indikasi adanya disfungsi serebral fokal.
Berkenaan dengan migren ini dikatakan bahwa kemungkinan disebabkan oleh ketegangan
emosional yang berkepanjangan. Ini akan menyebabkan reflek vasospasmus dari beberapa
arteri di kepala termasuk arteri yang mensuplai otak. Vasospasmus akan menyebabkan
sebagian otak menjadi iskemik dan menyebabkan gejala prodromal. Iskemik yang
berkepanjangan menyebabkan dinding vaskular menjadi flasik dan tidak mampu
mempertahankan tonus vaskular. Desakan darah menyebabkan pembuluh darah berdilatasi
dan terjadi peregangan dinding arteri sehingga menyebabkan nyeri atau migren.
c. Cluster
2.6 PENATALAKSANAAN
a. Migren
Aspirin dan NSAID dosis tinggi (900 mg) untuk serangan ringan serta sedang.
Kombinasi analgesik dan antiemetik, contoh: aspirin dengan metoklopramid atau
parasetamol dengan domperidon untuk serangan ringan sampai sedang.
Analgesik yang mengandung opiat, contoh: almotriptan, eletriptan, frovatriptan,
naratriptan, sumatriptan, rizatriptan, zolmitriptan yang terdapat dalam bentuk sediaan
oral, semprotan hidung, subkutan, dan rektal supositoria. Sediaan oral sesuai untuk
intensitas nyeri kepala ringan sampai sedang untuk menjaga absorbsinya. Obat ini
harus diberikan dengan dosis optimal dan sebaiknya diulang setiap 2 jam (untuk
naratriptan setiap 4 jam), sampai nyeri kepala hilang sepenuhnya atau telah mecapai
dosis maksimal. Golongan triptan sebaiknya tidak digunakan dalam 24 jam setelaj
pemakaina triptan jenis lain.
Dihidroergotamin (DHE) untuk semua jenis serangan.
Terapi Non-farmakologi
melakukan latihan peregangan leher atau otot bahu sedikitnya 20 sampai 30 menit
perubahan posisi tidur
pernafasan dengan diafragma atau metode relaksasi otot yang lain
Penyesuaian lingkungan kerja maupun rumah :
Pencahayaan yang tepat untuk membaca, bekerja, menggunakan komputer, atau saat
menonton televisi
Hindari eksposur terus-menerus pada suara keras dan bising
Hindari suhu rendah pada saat tidur pada malam hari
Terapi farmakologi
Menggunakan analgesik atau analgesik plus ajuvan sesuai tingkat nyeri. Contoh :
Obat-obat OTC seperti aspirin, acetaminophen, ibuprofen atau naproxen sodium.
Produk kombinasi dengan kafein dapat meningkatkan efek analgesik
Untuk sakit kepala kronis, perlu assesment yang lebih teliti mengenai penyebabnya,
misalnya karena anxietas atau depresi pilihan obatnya adalah antidepresan, seperti
amitriptilin atau antidepresan lainnya. Hindari penggunaan analgesik secara kronis
memicu rebound headache
c. Cluster
Oksigen
Ergotamin
Dosis sama dengan dosis untuk migrain
Sumatriptan
Verapamil
Litium
Ergotamin
Metisergid
Kortikosteroid
Topiramat
1. Terapi Akupuntur
1. Latihan fisik
Latihan fisik mengurangi intensitas dan bahkan membebaskan sakit kepala sebagian pasien
hingga enam bulan. Selain itu juga bisa dilakukan latihan olahraga yang mengarah pada otot-
otot bahu dan leher, masing-masing selama 100 kali, dan ditambah pula dengan mengayuh
sepeda ergonomik serta peregangan.
1. Latihan relaksasi
Latihan relaksasi mencakup latihan pernapasan, teknik mengendalikan stres, serta bagaimana
bersikap rileks selama beraktivitas dan dalam menjalani hidup sehari-hari.
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
KASUS
Pasien A datang dengan keluhan utama nyeri kepala. Nyeri kepala dirasakan sudah 2 bulan
kambuh- kambuhan. Sakit kepala terasa berdenyut seperti mau pecah dari sekitar mata
sebelah kiri, dahi hingga belakang kepala, timbul tidak tiap hari dirasakan paling berat dan
mengganggu saat datang ke rumah sakit. Nyeri kepala bertambah saat beraktivitas sehingga
aktivitas sehari- hari terganggu. Keluhan berkurang saat pasien memejamkan mata. Nyeri
kepala setiap kali kambuh dirasakan tidak makin memberat. Timbul terutama saat siang hari
dan kelelahan. Nyeri berlangsung kurang lebih 30 menit disertai mata nrocoh. Mata tidak
merah, penglihatan tidak kabur dan berkunang- kunang, tidak mual muntah. Pasien memiliki
beberapa gigi berlubang.
Pengkajian:
IDENTITAS :
Nama : Ny. A
Umur : 23 tahun
Agama : Islam
KELUHAN UTAMA:
Nyeri kepala
Ny. A merasa nyeri kepala sudah sejak dua bulan yang lalu, timbul tidak tiap hari,
sifatnya kambuh-kambuhan. Sakit kepala terasa berdenyut seperti mau pecah dari sekitar
mata sebelah kiri, dahi hingga belakang kepala. Nyeri kepala bertambah saat beraktivitas
sehingga aktivitas sehari- hari terganggu. Keluhan berkurang saat Ny. A memejamkan mata.
Nyeri kepala setiap kali kambuh dirasakan tidak makin memberat. Timbul terutama saat
siang hari dan kelelahan. Nyeri berlangsung kurang lebih 30 menit disertai mata nrocoh.
Dirasakan paling berat dan mengganggu saat datang ke rumah sakit. Sebelum sesaat Ny A
merasakan nyeri kepala yang berdenyut, Ny A melihat kilatan cahaya yang menjadi tanda
awal sebelum Ny A migren.
Pasien pernah mengalami serangan seperti ini namun tidak sesering akhir-akhir ini.
Pasien mengaku bahwa pada beberapa keluarga juga mengeluh penyakit migren.
PEMERIKSAAN FISIK
Tanda-tanda Vital:
Suhu: 36,60C
Nadi: 88 x/menit
RR: 22 x/menit
B1 (breathing) : Normal
B2 (blood) : Normal
B3 (brain) : Ny. A compos mentis, GCS 4-5-6, nyeri terasa berdenyut dari sekitar mata
sebelah kiri, dahi hingga belakang kepala. Mata mengalami lakrimasi.
B4 (bladder) : Normal
DATA PENUNJANG
Ht : 40,3 % (35-47)
Irama : sinus
HR : 88 x/mnt
ANALISIS DATA
S: skala 6
Nyeri
0
Suhu: 36,6 C
Nadi: 88 x/menit
RR: 22 x/menit
Tensi: 120/80 mmHg
2. DS : Pasien mengungkapkan Banyak sresor datang Ketidakefektifan
malu meminta bantuan saat sakit koping individu
kepala muncul, karena di rasa
masalah biasa.
Stres
DO : Konsentrasi yang lemah
DO : Anoreksia
GCS = 4,5,6
CO2
Pernafasan anaerob
Lemas
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri berhubungan dengan nyeri kepala
2. Tidak efektifnya koping individu berhubungan dengan nyeri dan perubahan gaya
hidup
3. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan penurunan suplai O2 di seluruh tubuh
INTERVENSI KEPERAWATAN
Kriteria hasil : Pasien mengatakan nyeri berkurang atau tidak merasa nyeri
No Intervensi Rasional
1 Pantau dan catat tanda-tanda awal nyeri Adanya tanda awal nyeri sering
kepala, penurunan, lokasi, lamanya, terjadi pada pasien migren sehingga
dan tanda-tanda lainnya dapat diidentifikasi upaya
pencegahan
2 Anjurkan pasien untuk mencatat Mengetahui reaksi pemberian obat
perkembangan tingkat nyeri apakah ada perubahan penurunan
tingkat nyeri
3 Anjurkan pada klien untuk mengurangi Menghindari stimulus nyeri dan
aktivitas yang berat dan menambah meningkatkan rasa nyaman.
waktu istirahat
4 Massage kepala dan leher Meningkatkan relaksasi dan
menurunkan ketegangan otot
5 Kompres hangat atau dingin pada Kompres dingin dapat
daerah kepala mengakibatkan vasodilatasi,
sehingga dapat menurunkan nyeri
kepala. Kompres hangat dapat
meningkatkan sirkulasi darah dan
menurunkan tegangan otot
6 Kolaborasi pemberian obat: Mengurangi rasa nyeri skala ringan
hingga sedang dan rasa mual
aspirin dengan metoklopramid
Kriteria hasil : Pasien menyatakan mengerti cara mengatasi nyeri kepala yang benar
No Intervensi Rasional
1 Observasi perilaku pasien dan Pasien dengan nyeri kepala akan
perubahan yang terjadi saat nyeri terjadi perubahan prilaku, seperti
sensitive, marah, depresi
2 Pantau mekanisme koping pasien saat Menentukan efektifitas koping
terjadi serangan
3 Dorong pasien untuk mengekspresikan Menyampaikan perasaan dapat
masalah yang dihadapi sekarang seperti mengurangi masalah
rasa takut
4 Berikan support dan berikan informasi Membangkitkan kemampuan untuk
yang realistik mengurangi rasa nyeri
No Intervensi Rasional
1 Rancang jadwal harian pasien Mencegah aktivitas pasien yang
berlebihan
2 Tingkatkan aktifitas secara Meningkatkan tingkat toleransi
bertahap dengan periode istirahat aktivitas pasien
diantara dua aktifitas misalnya
duduk dulu sebelum berjalan
setelah tidur
3 Observasi respon individu Evaluasi kelemahan dan tingkat
terhadap aktivitas toleransi aktivitas pasien
4 Bantu aktivitas dan motivasi Motivasi dapat meningkatkan
klien untuk melakukan aktivitas keinginan sehingga pasien lebih
sesuai kemampuan percaya diri dalam
melaksanakan aktivitasnya
secara mandiri.
BAB 4
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Sakit Kepala merupakan masalah kesehatan yang paling sering terjadi. Beberapa orang sering
mengalami sakit kepala, sedangkan yang lainnya hampir tidak pernah merasakan sakit
kepala.
Sekarang ini banyak sekali obat-obat sakit kepala yang dijual bebas di toko-toko obat atau
apotik. Di televisi juga banyak iklan yang menawarkan obat sebagai solusi sakit kepala.
Namun hampir semua obat tersebut tidaklah mampu mengatasi sakit kepala dengan sebenar-
benarnya. Memang untuk reaksinya sangat cepat dalam meredakan sakit kepala, namun di
lain waktu ia akan kambuh kembali. Akibatnya kita menjadi ketergantungan dan bila
dikonsumsi terus penerus dapat menyebabkan pembuluh darah kian tersumbat.
Untuk itu kita sebagai calon tenaga kesehatan, kita perlu mengetahui dan memahami tanda
dan gejala berbagai penyakit khususnya di sini sakit kepala.
Daftar Pustaka
Anonim.http://www.fk.uwks.ac.id/elib/Arsip/Departemen/Ilmu%20Penyakit
%20Saraf/Chepalgia%20%5BCompatibility%20Mode%5D.pdf (09 Des 2010, 19:30)
Anonim.http://www.jawaban.com/index.php/money/detail/id/67/news/090328230810/limit/0/
(09 Des 2010, 20:15)
(Situs) http://nuzulul-fkp09.web.unair.ac.id/artikel_detail-35567.html