1. Narator
2. Kancil
3. Pak Tani
4. Ireng
5. Istri Pak Tani
PROLOG:
Pagi yang sangat cerah. Matahari bersinar dengan indah. Pak Tani bersiap-siap pergi ke ladang dengan
sangat gembira dengan memanggul pacul.
Petani : Aku akan pergi ke ladang untuk memeriksa kebun timunku, mungkin saja besok
sudah bisa dipanen.
Sesampainya di kebun timun Pak Tani sangat terkejut. Buah timun di kebunnya banyak yang rusak.
Petani : Aduh siapa yang berani merusak buah timunku ini. Mengapa harus dirusak? Aku
bukan petani yang pelit, jika ada orang yang mau timunku ambil saja. Tapi tidak
untuk dirusak. Pasti hewan yang merusak dan mencuri kebun mentimun ku
adalah si Kancil’
Pak Tani mencari akal untuk menjebak si Kancil. Pak Tani akhirnya berhasil mencari akal untuk
menjebak si Kancil dengan membuat orang-orangan yang di beri pelekat sangat kuat. Menjelang sore
orang-orangan itu sudah selesai dibuat dan di bawa ketengah kebun timun untuk di pasang.
Petani : Aku tahu kancil hewan yang sangat cerdik, dia bisa melakukan apa saja untuk
mencuri timunku.
Ternyata dugaan Pak Petani benar, malam harinya Kancil datang untuk mengambil mentimun. Kancil
tertawa melihat orang-orangan yang di buat Pak Tani.
Kancil hanya melewati orang-orangan itu. Ia memakan timun yang muda-muda. Ternyata tak banyak
yang di makan si Kancil. Hanya 3 buah timun ia sudah merasa kenyang. Ia juga tidak merusak timun
yang lainnya.
Setelah makan timun. Kancil menghampiri orang-orangan yang dibuat Pak Tani, dan sifat jail si Kancil.
Ia pukul orang-orangan itu dengan kaki depannya.
Kancil : Aduh… kenapa melekat seperti ini? Kaki ku tidak dapat di gerakkan!
Hei orang-orangan jelek. Lepaskan kakiku. Kalau tidak, akan kupukul lagi kau!’
Kancil memukul orang-orangan itu dengan kaki yang satu lagi. Sehingga membuat kedua kakinya merekat
ke orang-orangan yang sudah dibuat oleh petani. Pelekat yang di pasang Pak Petani di baju orang-orangan
itu sangat kuat. Kancil tak bisa melepaskan diri. Sekuat tenaga ia berusaha tetapi tidak berhasil.
Semalaman Kancil menangis.
Kancil : Huu…huu… Adakah hewan lain yang lewat? Aku ingin melepaskan ini. Tolong aku!
Pak Tani : Ha..ha..ha.. Ku tangkap kau Kancil. Dasar biang kerok. Kau boleh mengambil
makan timunku Cil. Tapi tidak untuk merusak buah yang lain (Sambil marah)
Kancil : Ampun Pak Tani. Bukan aku yang merusak timunmu, aku hanya makan 2-3 buah
timun. Dan perutku sudah merasa sangat kenyang
Pak Tani tidak percaya dengan perkataan si Kancil. Leher si Kancil di ikat dan di bawa Pak Tani ke
rumahnya.
Sesampainya di rumah Pak Tani, Kancil langsung diletakkan di dalam kurungan ayam.
Pak Tani : Kancil, batu ini sangat kuat. Kau tak dapat meloloskan diri dari sini. Aku akan
pergi sebentar ke pasar untuk membeli bumbu sate.
Kancil :Ampunilah aku Pak Tani, jangan sate aku. Dagingku pahit dan tidak enak. Tolong
bebaskan aku. Aku berjanji tidak akan mengganggu kebun timunmu
Pak Tani : Tidak mau! Kau membuatku tidak bias panen timunku dan aku harus memperbaiki
kebunku lagi.
Istri Pak Tani : Sudahlah, bebaskan si Kancil. Dia sudah meminta maaf
Pak Tani : Tidak bisa! Dia harus kukurung di sini dan kujadikan sate. Aku ingin pergi
sekarang! Kamu jagalah dia
Istri Pak Tani : Kamu ini sangat keras kepala. Baiklah jika itu maumu. Aku tidak bisa melarangmu!
Pada saat Pak Tani pergi ke pasar untuk membeli bumbu sate, Istri Pak Tani sedang berada di halaman
belakang rumah untuk mencuci baju, Tiba-tiba ada seekor anjing yang merupakan peliharaan Pak Tani
datang menghampiri kurungan si Kancil. Anjing hitam itu bernama Ireng.
Ireng : Hai Kancil. Sudah lama tidak melihatmu di kebun. Kenapa kau di kurung di sini?
Kancil : Begini Reng, aku ini akan di jadikan menantu oleh Pak Tani. Mangkannya Pak
Tani pergi ke pasar untuk membeli makanan yang lezat-lezat untukku calon
menantunya.
Ireng : Hah..? Kamu itu tidak pantas Cil, badan mu kecil. Lebih baik aku saja yang
menjadi menantu Pak Tani. Aku sudah bertahun-tahun menjadi peliharaannya.
Kancil : Tapi Pak Tani sudah memilih aku Reng. Sudah sana pergilah kau Ireng!
Ireng : Tidah boleh! Yang bisa dijadikan petani sebagai menantu adalah aku, bukan
kamu. Sini aku gantikan saja kamu. Kamu pergi dari sini!
KAncil : Aku tidak mau! Petani sudah memilihku. Aku akan tetap di sini.
Ireng : Cil, kalau kau tidak mau aku gantikan sekarang juga batu yang ada di atas
kurungan itu akan aku dorong dan lehermu akan ku gigit sampai putus (marah
sekali)
Kancil : Wah, kamu membuatku takut Reng. Kamu jangan begitu dong!
KAncil : BAiklah jika itu memang keinginanmu. Aku akan pergi dari sini. Tetapi kamu
harus melepaskan batu di atasku.
Si Ireng mendorong batu hingga terjatuh, kurungan itu terbuka dan Kancil keluar dari kurungannya.
Sedangkan Ireng menggantikan Kancil masuk ke dalam kurungan.
KAncil : Selamat Ireng, sebentar lagi kau akan menjadi menantu Pak Tani. (sambal
tersenyum)
Ireng : Iya dong! Hanya aku yang pantas. Sana, kamu pergi saja. Tinggalkan aku di sini
Kancil pun pergi meninggalkan rumah petani tanpa diketahui oleh istri petani. Petani akhirnya kembali
dari pasar. Ia sangat kaget melihat Kancil yang berada di kurungan berubah menjadi Ireng anjing
peliharannya.
Istri Pak Tani : Ya ampun, dia pasti kabur saat aku berada di halaman belakang rumah.
Bagaimana ini suamiku?
Pak Tani : Kau sungguh-sungguh mau menjadi menantuku? (dengan muka kesal)
Pak Tani : Sekarang keluarlah dari kurungan itu, lau duduklah yang manis dan pejamkan
mata. Aku akan segera memanggil putriku didalam rumah.
Ireng segera menuruti permintaan dari Pak Tani. Dia sangat gembira karena akhirnya dia bisa menjadi
keluarga dari Pak Tani. Ternyata yang dikeluarkan Pak Tani bukanlah putrinya melainkan sebuah kayu.
Ireng : Tunggu Tuanku! Ampun! Maafkan aku! Ampun Tuanku! (sambal kesakitan)
Si Ireng menjerit dan melarikkan diri. Dia baru sadar bahwa telah terjebak dalam tipu muslihat si
Kancil. Ia sangat marah karena ditipu si Kancil.
Ireng : Awas kau Kancil jika nanti ketemu akan ku gigit kau!
Ireng yang sangat marah karena di tipu si Kancil. Seluruh badannya masih terasa sakit setelah di pukul
Pak Tani. Ia berlari sangat kencang mencari dan mengejar si Kancil.
Kancil sudah mencoba berlari sekencang yang dia bisa. Namun kecepatan si Kancil memang belum bisa
dibandingkan dengan Ireng yang merupakan anjing pemburu, maka dalam beberapa saat Si Ireng sudah
bisa berada di belakang.
Kancil pun berlari sekuat tenaga namun Ireng tetap bisa menangkapnya.
Kancil : Ma..maafkan aku Ireng, aku hanya ingin lepas dari rumah Pak Tani. Dia
menuduhku merusak pohon timunnya padahal aku hanya makan 2 – 3 buah lalu pulang
Dengan penuh luka di leher, si Kancil pun pulang ke rumah. Dia kemudian mengobati lukanya dengan
perasaan menyesal karena telah merusak kebun milik Pak Tani dan telah membohongi Ireng.
Jawablah pertanyaan di bawah ini!
Judul drama
2. Siapakah tersebutyang
tokoh-tokoh adalah
diceritakan pada cerita tersebut dan bagaimana sifat tokoh-
tokohnya?
Nama tokoh Penokohan (Sifat/karakter)