Wasiat Inkorting Dan Inbreng
Wasiat Inkorting Dan Inbreng
Pelaksanaan Wasiat
1
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Op.Cit., Pasal 874
Contoh kasus 1 :
1/5
C D E
Jawaban:
Harta Peninggalan A = 1
Pelaksanaan Wasiat :
C = 1/5
Sisa HP. A = 1 – 1/5 = 4/5, untuk B, C, D dan E
B, C, D dan E masing-masing = 1/4 x 4/5 = 1/5
Jadi Pembagaian HP. A :
B = 1/5
C = 1/5 + 1/5 = 2/5
D = 1/5
E = 1/5
_________ +
5/5
Contoh kasus 2 :
C D E
Jawaban :
Harta Peninggalan A :
Aktiva :
1. Rumah jln Pemuda No. 10 =Rp. 800.000.000.-
2. Tanah dan bangunan di Jakarta
Pusat, Jalan Menteng Raya seharga=Rp. 10.000.000.000.-
3. -Uang Tunai sebesar =Rp. 5.000.000.000.-
4. -Deposito di Bank BNI sebesar =Rp. 15.000.000,000.-
5. -sebuah Mobil senilai =Rp. 500.000.000.-
----------------------------
+
Rp. 31.300.000.000.-
Pasiva:
-Utang di bank BNI sebesar = Rp. 1.300.000.000.-.
----------------------------
-
Saldo = Rp. 30.000.000.000.-
Pelaksanaan Wasiat :
Legaat kepada C; Rumah jln Pemuda = Rp. 800.000.000.-
------------------------------
-
Sisa harta = Rp. 29.200.000.000.-
Untuk B, C, D dan E, masing-masing = 1/4 x 29.200.000.000 = Rp.
7.300.000.000.-
Jadi Pembagian HP. A :
B = 7. 300.000.000.-
C = 7.300.000.000 +800.000.000 = 8.100.000.000
D = 7. 300.000.000.-
E = 7. 300.000.000.-
---------------------------- +
30.000.000.000.-
Contoh kasus 3 :
A B
C D E
Jawaban :
Harta Peninggalan A :
Aktiva :
1. Rumah jln Pemuda No. 10 =Rp. 800.000.000.-
2. Tanah dan bangunan di Jakarta
Pusat, Jalan Menteng Raya seharga=Rp. 10.000.000.000.-
3. -Uang Tunai sebesar =Rp. 5.000.000.000.-
4. -Deposito di Bank BNI sebesar =Rp. 15.000.000,000.-
5. -sebuah Mobil senilai =Rp. 500.000.000.-
----------------------------
+
Rp. 31.300.000.000.-
Pasiva:
-Utang di bank BNI sebesar = Rp. 1.300.000.000.-.
----------------------------
-
Saldo = Rp. 30.000.000.000.-
Pelaksanaan Wasiat :
Legaat kepada C; Rumah jln Pemuda = Rp. 800.000.000.-
------------------------------
-
Sisa harta = Rp. 29.200.000.000.-
Erfstelling : B = 1/5 x 29.200.000.000 = 5.840.000.000.-
-------------------------------
-
Sisa harta = 23.360.000.000.-
Untuk B, C, D dan E, masing-masing = 1/4 x 23.360.000.000=
5.840.000.000.-
Jadi Pembagian HP. A =
B = 5.840.000.000 + 5.840.000.000 = 11.680.000.000.-
C = 5.840.000.000 + 800.000.000 = 6.640.000.000.-
D = 5.840.000.000.-
E = 5.840.000.000.-
-------------------------- +
30.000.000.000.-
2
Ibid., Pasal 879
mereka masing-masing, baik yang sudah, maupun yang
akan dilahirkan.3
3
Ibid., Pasal 973
akan menyerahkan barang-barang yang dihibahkannya
kepada sekalian anak mereka masing-masing, baik yang
sudah, maupun yang akan dilahirkan.4
4
Ibid., Pasal 974
5
Ibid., Pasal 976
bahkan menghibahkan kepada pihak lain semasa hidupnya, barang-
barang yang diterimanya berdasarkan wasiat tersebut, dan apabila
barang-barang tersebut ternyata masih ada pada saat si penerima
beban atau perintah tersebut meninggal dunia maka barang-barang
tersebut diserahkan kepada anak-anaknya, baik anak yang telah ada
maupun yang akan dilahirkan kemudian.
6
Ibid., Pasal 881
7
Ibid., Pasal 989
C. Pencabutan dan Gugurnya Wasiat
8
Ibid., Pasal 992 jo 934
9
Ibid., Pasal 992
10
Ibid., Pasal 993
bentuknya, pun biar kiranya absalah ia sebagai akta
otentik.”11
Contoh kasus :
A B
X C D E F
Jawaban :
Harta Peninggalan A :
Aktiva :
1. Rumah jln Pemuda No. 10 =Rp. 800.000.000.-
2. Tanah dan bangunan di Jakarta
Pusat, Jalan Menteng Raya seharga=Rp. 10.000.000.000.-
3. -Uang Tunai sebesar =Rp. 5.000.000.000.-
4. -Deposito di Bank BNI sebesar =Rp. 15.000.000,000.-
5. -sebuah Mobil senilai =Rp. 500.000.000.-
----------------------------
+
Rp. 31.300.000.000.-
Pasiva:
-Utang di bank BNI sebesar = Rp. 1.100.000.000.-.
----------------------------
-
Saldo = Rp. 30.200.000.000.-
Pelaksanaan Wasiat :
Pasal 994 : Legaat kepada X berupa Rumah jalan Pemuda, batal
akrena bertentangan dengan legaat kepada C
Legaat kepada X = Uang Tunai = Rp. 200.000.000.-
Legaat kepada C; Rumah jln Pemuda = Rp. 800.000.000.-
------------------------------
-
Sisa harta = Rp. 29.200.000.000.-
Erfstelling : B = 1/5 x 29.200.000.000 = 5.840.000.000.-
-------------------------------
-
Sisa harta = 23.360.000.000.-
Untuk B, C, D dan E, masing-masing = 1/4 x 23.360.000.000=
5.840.000.000.-
Jadi Pembagian HP. A =
B = 5.840.000.000 + 5.840.000.000 = 11.680.000.000.-
C = 5.840.000.000 + 800.000.000 = 6.640.000.000.-
D = 5.840.000.000.-
E = 5.840.000.000.-
-------------------------- +
30.000.000.000.-
D. Pertambahan (Aanwas)
Contoh kasus 1 :
A B
1/3
C D
X Y Z
Jawaban:
HP. A = 1
Pelaksanaan Wasiat:
Pasal 906 :Wasiat kepada Z tidak dapat dilaksanakan.
Pasal 1002 ayat (1) dan ayat (2) : Aaanwas, bagian Z untuk
X dan Y
Jadi Ersfteling untuk X dan Y = 1/3, masing-masing = 1/6
Sisa HP. A = 1 – 1/3 = 2/3, untuk C dan D.
Pasal 852 : C dan D masing-masing = 1/2 x 2/3 = 1/3
Contoh kasus 2 :
C D
X Y Z
Jawaban:
HP. A = 1
Pelaksanaan Wasiat:
Pasal 906 :Wasiat kepada Z tidak dapat dilaksanakan.
Pasal 1002 ayat 3 : Adanya kata-katan “masing-masing
dengan bagian yang sama besarnya bukan berarti bagian
masing-masing telah ditentukan jumlahnya.
Pasal 1002 ayat (1) dan ayat (2): Aaanwas, bagian Z untuk
X dan Y
Jadi Ersfteling untuk X dan Y = 1/3, masing-masing = 1/6
Sisa HP. A = 1 – 1/3 = 2/3, untuk C dan D.
Pasal 852 : C dan D masing-masing = 1/2 x 2/3 = 1/3
Contoh kasus 3 :
C D
X Y Z
Jawaban:
HP. A = 1
Pelaksanaan Wasiat:
Pasal 906 :Wasiat kepada Z tidak dapat dilaksanakan.
Pasal 1002 : oleh karena bagian masing-masing telah
ditetapkan secara tegas maka tidak terdapat aanwas. Jadi
bagian Z sebesar 1/9 kembali kedalam boedel
Jadi Ersfteling untuk X = 1/9 dan Y = 1/9, masing-masing
= 1/6
Sisa HP. A = 1 – 1/9 – 1/9 = 7/9, untuk C dan D.
Pasal 852 : C dan D masing-masing = 1/2 x 7/9 = 7/18
I. BAGIAN MUTLAK (LEGITIME PORTIE)
A. Pengertian
13
Subekti, Pokok-Pokok Hukum Perdata, Op.Cit., hal. 113
sedianya harus diwarisi oleh mereka masing-masing
dalam pewarisan;
Dengan sebutan anak, termasuk juga didalamnya sekalian
keturunannya, dalam derajat keberapapun juga, akan
tetapi mereka terakhir ini hanya dihitung sebagai
pengganti si anak yang mereka wakili dalam mewarisi
warisan si yang mewariskannya.” 14
A B
HP. A = 1
Pasal 914 KUHPerdata : LP. C = 1/ 2 x bagiannya ab intestatonya
= 1/2 x 1/2 = 1/4
14
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Op.Cit Pasal 914
15
Ibid, Pasal 914 yat 1, ayat 2 dan ayat3
Contoh kasus 2 : Hanya ada 1 (satu) orang anak
A B
C
HP. A = 1
Pasal 914 KUHPerdata : LP. C = 1/ 2 x bagiannya ab
intestatonya = 1/2 x 1 = 1/2
A B
C D
HP. A = 1
Pasal 914 KUHPerdata : LP. C dan D masing-masing = 2/3 x
bagiannya ab intestatonya = 2/3 x 1/3 = 2/9
A B
C D
HP. A = 1
Pasal 914 KUHPerdata : LP. C dan D masing-masing = 2/3 x
bagiannya ab intestatonya = 2/3 x 1/2 = 1/3
A B
C D E
HP. A = 1
Pasal 914 KUHPerdata : LP. C, D dan E masing-masing = 3/4 x
bagiannya ab intestatonya = 3/4 x 1/4 = 3/16
A B
C D E F
HP. A = 1
Pasal 914 KUHPerdata : LP. C, D, E dan F masing-masing = 3/4 x
bagiannya ab intestatonya = 3/4 x 1/5 = 3/20
B C
A D
16
Ibid., Pasal 914 ayat 4
HP. A = 1
Pasal 915 KUHPerdata : LP. B dan C masing-masing = 1/2 x
bagiannya ab intestatonya = 1/2 x 1/3 = 1/6
Contoh kasus 2 :
B C
A D E
HP. A = 1
Pasal 915 KUHPerdata : LP. B dan C masing-masing = 1/2 x
bagiannya ab intestatonya = 1/2 x 1/4 = 1/8
Contoh kasus :
A
HP. A = 1
Pasal 915 KUHPerdata : LP. B, C dan D masing-masing = 1/2 x
bagiannya ab intestatonya
Menghitung bagian ab intestate B, C dan D :
HP. A = 1, di kloving :
- 1/2 bagian untuk B dan C, masing-masing = 1/4
- 1/2 bagian untuk D
Jadi :
- LP B dan C masing-masing = 1/2 x 1/4 = 1/8
- LP D = 1/2 x 1/2 = 1/4
X C D E F
Jawaban:
HP. A = 1.
Pasal 916 KUHPerdata : LP X = 1/2 x bagian ab
intestatonya
Berdasarkan ketentuan Pasal 863 KUHPerdata, Bagian ab
intestato X = 1/3 x seandainyan ia anak sah = 1/3 x 1/6 =
1/18.
Jadi LP X = 1/2 x 1/18 = 1/36
Y X C D E F
Jawaban:
HP. A = 1.
Pasal 916 KUHPerdata : LP X dan Y masing-masing = 1/2
x bagian ab intestatonya
Berdasarkan ketentuan Pasal 863 KUHPerdata, besarnya
bagian ab intestato X dan Y masing-masing memperoleh=
1/3 x 1/7 = 1/21
Jadi LP X dan Y masing-masing = 1/ 2 x 1/21 = 1/42
C. Pemotongan (Inkorting)
17
Ibid., Pasal 920
2. Urutan pemotongan
Contoh kasus 1 :
20
Pemotongan semu hanya dilakukan dalam perhitungan pemisahan dan
pembagian harta warisan
A B
4/9
X C D
Perhitungan:
Inkorting :
LP C dan LP D berdua kurang Rp. 40.000.000.- , diambil
dari bagian B sebagai ahli ab intestate yaitu sebesar Rp.
20.000.000.-
Masih kurang sebesar Rp. RP. 40.000.000 – Rp.
20.000.000 = Rp. 20.000.000.- diambil dari wasiat kepada
B
Jadi Pembagian harta warisan:
B= Rp. 120.000.000 + Rp. 20.000.000.- - Rp. 20.000.000
– Rp. 20.000.000 = Rp. 100.000.000
C= Rp. 40.000.000.-
D= Rp. 40.000.000.-
--------------------------- +
Rp. 180.000.000.-
Contoh kasus 2 :
4/9
C D
X
Perhitungan:
Contoh kasus :
A B
120 jt
3/4
C D E
Perhitungan:
Harta warisan A = Rp. 240.000.000.-
Pelaksanaan wasiat:
Hibah Wasiat kepada E = Rp. 120.000.000.-
-------------------------------
--
-sisa harta warisan : Rp. 120.000.000.-
- Wasiat kepada D = 3/4x 120.000.000 = Rp.
90.000.000.-
-------------------------------
-
-sisa harta warisan : Rp.
30.000.000.-
Untuk ahli waris ab intestato, yaitu C, D, E, masing-masing
memperoleh = 30.000.000 : 3 = Rp. 10.000.000.-
Cek LP C, D dan E:
Pasal 914 KUHPerdata : LP C, D dan E masing-masing =
3/4 x 1/4 x Rp. 240.000.000 = Rp. 40.000.000.-
LP D dan E tidak dilanggar karena mereka telah menerima
lebih besar dari LPnya, D telah memperoleh = 90.000.000
+ 10.000.000 = 100.000.000, sedangkan E telah menerima
= 120.000.000 + 10.000.000 = 130.000.000
LP C = 40.000.000, sedangkan C baru terima = 10.000.000,
Jadi LP C masih kurang sebesar 40.000.000 – 10.000.000 =
Rp. 30.000.000.-
Inkorting :
LP C masih kurang = 30.000.000.
Inkorting dari wasiat D dan E
Wasiat D : E = 90.000.000 : 120.000.000 = 3 : 4
Jadi D dikurangi = 3/7 x 30.000.000 = 12.857.143
E dikurangi = 4/7 x 30.000.000= 17.142.857
C = Rp. 40.000.000.-
D= 90.000.000 + 10.000.000 – 12.857.143 =
Rp. 87.142.857.-
E = 120.000.000.000 + 10.000.000 – 17.142.857 =
Rp. 112.857.143.-
--------------------------------- +
Rp. 240.000.000.-
Contoh kasus 1:
100 jt A B
21
Ibid., Pasal 921
200 jt
X C D E
Jawaban:
Cek LP C, D dan E
Pasal 921 KUHPerdata : HP. A = 1.200.000.000 +
200.000.000 + 100.000.000 = 1.500.000.000
Pasal 914 jo 921 KUHPerdata= LP C, D dan E masing-
masing = ¾ x bagiannya menurut UU = 3/4 x 1/3 x
1.500.000.000 = 1/4 x 1.500.000.000 = 375.000.000
Jadi LP C, D, E msing-masing = 375.000.000, sedangkan
C, D dan E masing-masing telah terima 400.000.000.- . LP
C, D, dan E tidak dilanggar
Contoh kasus 2 :
30 jt A B
150 jt
Y C D E
X
Perhitungan :
Harta warisan A =
Rumah Rp. 200.000.000.-
Uang Tunai Rp. 220.000.000.-
------------------------ +
Rp. 420.000.000.-
Pelaksanaan Wasiat:
Hibah Wasiat kepada X = ½ Rp. 150.000.000.-
---------------------------- -
Sisa harta warisan =Rp. 270.000.000.-
22
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Op.Cit., Pasal 923
23
Ibid., Pasal 925
24
Ibid., Pasal 927
yang telah dibebankan kepada barang-barang itu oleh penerima
hibah.25
25
Ibid., Pasal 928
a. Adanya ahli waris non legitimaris (Dalam Kasus Pewarisan
Golongan I berarti ada suami/isteri. Dalam kasus
Pewarissan Golongan II berarti ada saudara-saudara
maupun keturunan saudara)
b. Adanya ahli waris legitimaris (Dalam Kasus Pewarisan
Golongan I berarti ada anak-anak Pewaris, termasuk anak
luar kawin yanmg diakui sah. Dalam kasus Pewarissan
Golongan II berarti ada orang tua yang masih hidup
dan/atau anak luar kawin yang diakui sah oleh Pewaris)
c. Adanya wasiat dan/atau hibah, yang diberikan kepada
orang-orang selain ahli waris non legitimaris.(Jadi yang
menerima wasiat atau hibah bukan ahli waris non
legitimaris, dalam hal ini wasiat atau hibah tersebut
diberikan kepada pihak ketiga atau diberikan kepada ahli
waris legitimaris).
Apabila ketiga unsur tersebut dipenuhi maka berlaku Pasal 916 a
KUHPerdata, dimana untuk menghitung bagian mutlak ahli wais
legimaris terhadap penerima hibah atau wasiat tersebut maka ahli
waris legitimaris dianggap tidak ada.
Contoh Kasus 1 :
A B
1/2
C D
X
Perhitungan :
Harta warisan A = Rp. 300.000.000.-
Pelaksanaan Wasiat:
Wasiat kepada X = ½ x 300.000.000 = Rp. 150.000.000.-
---------------------------- -
Sisa harta warisan =Rp. 150.000.000.-
---------------------- -
Masih kurang sebesar Rp.
50.000.000.-
Diinkorting dari wasiat X
Pembagian harta warisan A:
B = 50.000.000 – 50.000.000 = Rp. 0
C = Rp. 100.000.000.-
D = Rp. 100.000.000.-
X= 150.000.000 – 50.000.000 = Rp. 100.000.000.-.
------------------------ +
Rp. 300.000.000.-
Contoh Kasus 2:
A B
1/2
C D
Perhitungan :
Harta warisan A = Rp. 300.000.000.-
Pelaksanaan Wasiat:
Wasiat kepada C = 1/2 x 300.000.000 = Rp. 150.000.000.-
---------------------------- -
Sisa harta warisan =Rp. 150.000.000.-
Contoh kasus 1 :
A meninggal dunia, meninggalkan isteri (B) dan 2 (dua) orang anak
C dan D. Dalam wasiatnya A mengangkat isterinya B dan
kawannnya X sebagai ahli warisnya, masing-masing untuk sebesar
1/2 (satu perdua) bagian dari harta peninggalan A.
1/2
A B
1/2
X
C D
26
Setelah dilakukannya perhitungan Bagian Mutlak ahli waris legitimaris
terhadap ahli waris non legitimaris dan dilakukannya inkorting atau
pemotongan terhadap bagian yang telah diterima ahli waris non legitimaris,
baik berdasarkan undang-undang maupun berdasarkan wasiat dan/atau
hibah (dengan ketentuan wasiat dipotong terlebih dahulu, dan kemudian jika
belum mencukupi dilakukan inkorting terhadap hibah yang diterima ahli
waris non legitimaris) maka perhitungan Bagian Mutlak ahli waris
legitimaris dilakukan terhadap pihak ketiga. Dalam perhitungan bagian
mutlak ahli waris legitimaris terhadap pihak ketiga, bagian mutlak ahli
waris legitimaris terhadap ahli waris non legitimaris dan pelaksanaan
inkoringnya kita anggap tidak ada. Hal tersebut karena untuk melakukan
pemotongan atau inkoring terhadap wasiat dan/atau hibah yang diterima
oleh pihak ketiga harus tetap dilakukan sesuai urutan inkoting.
HP. A = 1
Pelaksanaan wasiat, untuk B dan X masing-masing = 1/2.
Sisa = 0. Jadi C dan D tidak menerima bagian = 0
Dalam hal ini akan terdapat perhitungan Bagian Mutlak C dan D
sebagai berikut:
LP C dan D masing-masing terhadap B, yang dihitung
berdasarkan Pasal 914 KUHPerdata, yaitu masing-masing
sebesar = 2/3 x 1/3 = 2/9
LP C dan D masing-masing terhadap X, yang dalam hal ini
berlaku ketentuan Pasal 916 a KUHPerdata, dimana B
dianggap tidak ada, jadi LP C dan D masing-masing = 2/3
x 1/2 = 1/3
Untuk melakukan pengurangan (inkorting) terhadap B dan X maka
dilakukan secara proporsional yang dilihat dari besarnya wasiat
yang diterima jadi B : X = 1/2 : 1/2 = 1 : 1, dengan tetap
memperhatikan urutan inkorting.
Jadi kita lihat bahwa C dan D masing-masing belum menerima
bagian. Pelaksanaan inkortingnya adalah sebagai berikut:
LP C dan D masing-masing terhadap B, sebesar 2/9,
masing-masing belum menerima bagian. Jadi C dan D
masing-masing masih kurang = 2/9. C dan D berdua
masing kurang sebesar 4/9. Kekurangan ini langsung
diambil dari wasiat, sesuai urutan inkorting, karena semua
harta habis dipakai untuk wasiat. Jadi wasiat terhadap B
dikurangi sebesar 1/227 x 4/9 = 2/9. Untuk C dan D,
masing-masing = 1/2 x 2/9 = 1/9
LP C dan D masing-masing terhadap X, sebesar 1/3,
masing-masing belum menerima bagian.28 Jadi C dan D
masing-masing masih kurang = 1/3. C dan D berdua
masing kurang sebesar 2/3. Kekurangan ini langsung
diambil dari wasiat, sesuai urutan inkorting, karena semua
harta habis dipakai untuk wasiat. Jadi wasiat terhadap X
dikurangi sebesar 1/229 x 2/3 = 1/3. Untuk C dan D
masing-masing = 1/2 x 1/3 = 1/6
27
Kenapa 1/2 (satu perdua)? Ini karena wasiat kepada B dan X dikurangi
secara proporsional dari besarnya wasiat yang diterima oleh B dan X
28
Hal ini dilihat dari kondisi pada saat sebelum dilakukannya perhitungan
Bagian Mutlak.
Jadi Pembagian HP. A :
Contoh kasus 2 :
1/2
A B
1/2
C D
HP. A = 1
Pelaksanaan wasiat, untuk B dan C masing-masing = 1/2.
Sisa = 0. Jadi D tidak menerima bagian = 0
Dalam hal ini akan terdapat perhitungan Bagian Mutlak C dan D
sebagai berikut:
LP C dan D masing-masing terhadap B
- Pasal 914 KUHPerdata: LP C dan D masing-
masing sebesar = 2/3 x 1/3 = 2/9
- LP C terhadap B, sebesar 2/9 = 4/18. C telah
terima = 9/18. Jadi LP C tidak dilanggar.
29
Kenapa 1/2 (satu perdua)? Ini karena wasoat kepada B dan X dikurangi
secara proporsional dari besarnya wasiat yang diterima oleh B dan X
- LP D terhadap B, sebesart 2/9. D belum menerima
bagian.
Kekurangan LP D terhadap B diambil dari wasiat terhadap
B, secara proporsional yaitu Wasiat kepada B : Wasiat
kepada C = ½ : ½ = 1 : Jadi Wasiat kepada B dikurangi
sebesar = 1/2 x 2/9 = 1/9
LP D terhadap C
- Dalam hal ini berlaku ketentuan Pasal 916 a
KUHPerdata, karena dipenuhinya tiga syarat. Jadi
B dianggap tidak ada, jadi LP D = 2/3 x 1/2 = 1/3.
- D belum menerima bagian.
Kekurangan LP D terhadap C diambil dari wasiat kepada
C, secara proporsional yaitu Wasiat kepada C : Wasiat
kepada B = ½ : ½ = 1 : 1
Jadi wasiat kepada C dikurangi sebesar = 1/2 x 1/3 = 1/6
Jadi Pembagian HP. A :
B = 1/2 - 1/9 = 9/18 – 2/18 = 7/18
C = 1/2 - 1/6 = 9/18 – 3/18 = 6/18
D = 1/9 + 1/6= 2/18 + 3/18 = 5/18
------------------------------------ +
18/18
Contoh kasus 3 :
1/2
A B
180 jt
C D
X
HP. A = Rp 360.000.000.-
Pelaksanaan wasiat:
Legaat kepada X sebesar = Rp. 180.000.000.-
Sisa HP. A = Rp. 180.000.000.-
Erfstelling kepada B = 1/2 x Rp. 180.000.000 = Rp.
90.000.000.-
Sisa HP. A = Rp. 90.000.000.- untuk B, C dan D. C dan D
masing-masing = 1/3 x Rp. 90.000.000 = Rp. 30.000.000.-
A. Pengertian
30
Ibid., Pasal 1086
Contoh kasus 1: Hibah yang diterima anak
A B
Rp. 60 jt
C D E
C D E
A B
31
Ibid., Pasal 1087
Rp. 60 jt
C D E
Contoh kasus:
32
Ibid., Pasal 1088
A meninggal dunia meninggalkan ahli waris 3 (tiga) orang anaknya,
yaitu C, D dan E. Semasa hidupnya A telah memberi hibah kepada
C, uang tunai sebesar Rp. 60.000.000.-. Pada saat A meninggal
dunia terdapat harta warisan sebesar Rp. 90.000.000.-
A B
Rp. 60 jt
C D E
Contoh kasus :
A B
Rp. 60 jt
F C D E
33
Ibid., Pasal 1090
210.000.000.-, dibagikan kepada C, D, dan E , masing-masing
memperoleh 210.000.000 : 3 = Rp. 70.000.000.-
34
Ibid., Pasal 1091
Contoh kasus :
A B
1/5
Rp. 60 jt
X C D E
Perhitungan:
HP. A = Rp. 150.000.000
Pelaksanaan Wasiat:
Hibah wasiat kepada X = 1/5 x Rp. 150.000.000 = Rp. 30.000.000.-
Sisa HP. A = Rp. 120.000.000.-
Pasal 1090: C inbreng = Rp. 60.000.000.-
---------------------- +
Rp. 180.000.000.- untuk C, D dan E
masing-masing = Rp. 60.000.000.-
Jadi Pembagian HP. A:
X = Rp. 30.000.000.-
C = Rp. 60.000.000 – Rp. 60.000.000 = Rp.0.-
D = Rp. 60.000.000.-
E = Rp. 60. 000.000.-
--------------------------- +
Rp.150.000.000.-
A B
Rp. 60 jt
C D E
35
Ibid., Pasal 1092
Jadi Pembagian HP. A:
C = Rp. 70.000.000 – Rp. 60.000.000 = Rp. 10.000.000.-
D = Rp. 70.000.000.-
E = Rp. 70. 000.000.-
--------------------------- +
Rp.150.000.000.-
A B
Rp. 60 jt
C D E
36
Ibid., Pasal 1093 KUHPerdata
37
Ibid., Pasal 1094
38
Ibid., Pasal 1095
K. Inbreng atas pemberian selain pemberian berupa
benda dan uang tunai (hibah dalam arti materil)
39
Ibid., Pasal 1096
40
Lihat Satrio. J, Hukum Waris, Op.Cit., hal. 369 dan Pitlo. A, Hukum
Waris, Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Jilid 2, Op.Cit,.
hal. 121
pengeluaran-pengeluaran untuk memperoleh
keahlian dalam bidang perdagangan, kesenian,
pekerjaan tangan atau perusahaan;
biaya sekolah;
biaya pernikahan, pakaian dan perhiasan untuk
perlengkapan perkawinan.41
41
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Op.Cit., Pasal 1097
42
Ibid., Pasal 1099