Anda di halaman 1dari 17

Resume Undang- Undang No. 28 Tahun 2004 | Pajak Summary | PT.

HBMS Consulting

RESUME:

Undang- Undang No. 28 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang- Undang No.16 Tahun 2001
tentang Yayasan.

Pasal 1

Yang dimaksud dengan :

- Yayasan adalah badan hukum yang kekayaannya dipisahkan dan diperuntukan untuk bidang sosial,
keagamaan dan kemanusiaan.

- Pengadilan adalah Pengadilan Negeri yang daerah hukumnya meliputi kedudukan Yayasan.

- Kejaksaan adalah Kejaksaan Negeri yang daerah hukumnya meliputi kedudukan Yayasan.

- Akuntan Publik adalah akuntan yang memiliki izin sebagai akuntan publik.

- Hari adalah hari kerja

- Menteri adalah Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia (Menkurnham)

Pasal 2

Organisasi yayasan terdiri atas Pembina, Pengurus dan Pengawas.


Pasal 3

Yayasan dapat melakukan kegiatan usaha dengan cara mendirikan badan usaha, namun tidak dapat
membagikan hasil usaha kepada Pembina, Pengurus dan Pengawas.

Pasal 4

Kedudukan Yayasan berdasarkan AD/ART.

Pasal 5 (perubahan)

Yayasan dilarang membagikan gaji, upah, honorarium atau bentuk lain yang dapat dinilai dengan uang
kepada Pembina, Pengurus dan Pengawas. Namun dapat dikecualikan apabila, organisasi yayasan
bukanlah pendiri yayasan dan tidak terafiliasi dengan Pendiri, Pembina dan Pengawas, serta
melaksanakan kepengurusan yayasan secara langsung dan penuh.

Pasal 6

Yayasan wajib membayar segala biaya yang dikeluarkan dalam rangka organisasi yayasan
menjalankan tugasnya.

Pasal 7 dan 8

Yayasan dapat mendirikan badan usaha yang kegiatannya sesuai dengan maksud dan tujuan yayasan
dan tidak bertentangan dengan ketertiban umum, kesusilaan & uu. Yayasan hanya dapat menyertakan
modal paling banyak 25% dari seluruh nilai kekayaan yayasan. Organisasi yayasan dilarang merangkap
sebagai Direksi/Pengurus dan Dewan Komisaris/Pengawas.
Pasal 9

Yayasan didirikan oleh WNI dengan memisahkan sebagian harta kekayaan pendirinya sebagai
kekayaan awal, serta disahkan dengan akta notaris yang dibuat dalam bahasa indonesia. Dalam
hal yayasan didirkan oleh WNA atau sebagian WNA, tata cara pendiriannya diatur dengan PP.

Pasal 10

Pembuatan akta pendirian yayasan dapat diwakili oleh orang lain berdasarkan surat kuasa.

Pasal 11

Yayasan berstatus badan hukum setelah akta pendirian yayasan disahkan oleh Menkumham. Untuk
mendapatkan pengesahan, pendiri yayasan/kuasanya mengajukan permohonan pada Menkumham
melalui Notaris pembuat akta pendirian yayasan.

Pasal 12

Permohonan pengesahan diajukan secara tertulis kepada Menkumham, pengesahan tersebut


diberikan atau ditolak dalam jangka waktu paling lambat 30 hari terhitung sejak tanggal permohonan
diterima, dalam hal diperlukan pertimbangan pengesahan diberikan/ ditolak paling lambat 14 hari
sejak jawaban atas permintaan pertimbangan diterima. Apabila permintaan pertimbangan tidak
diterima, pengesahan diberikan/ditolak paling lambat 30 hari sejak tanggal permintaan pertimbangan
disampaikan.

Pasal 13

Dalam hal permohonan pengesahan ditolak, Menkumham wajib memberitahukan secara tertulis
mengenai alasan penolakan bahwa permohonan tidak sesuai dengan ketentuan uu ini dan peraturan
pelaksananya.
Pasal 13A (tambahan)

Segala perbuatan Pengurus atas Yayasan sebelum memperoleh status badan hukum menjadi
tanggung jawab Pengurus secara tanggung renteng.

Pasal 14

Akta pendirian memuat AD Yayasan sekurang-kurangnya:

nama dan tempat kedudukan;

maksud dan tujuan yayasan;

jangka waktu pendirian;

jumlah kekayaan awal yang dipisahk an dari kekayaan pendiri;

cara memperoleh dan penggunaan kekayaan;

tata cara pengangkatan, pemberhentian dan penggantian organisasi yayasan;

hak dan kewajiban organisasi;

tata cara penyelenggaran rapat organisasi yayasan;

ketentuan mengenai perubahan AD;

penggabungan dan pembubaran Yayasan;

penggunaan kekayaan sisa lukidasi atau penyaluran kekayaan setelah pembubaran.

Pasal 15

Yayasan tidak boleh memakai nama yang telah dipakai secara sah oleh Yayasan lain atau bertentangan
dengan ketertiban umum dan/ atau kesusilaan.
Pasal 16

Yayasan didirikan untuk jangka waktu tertentu dan tidak tertentu. Dalam hal yayasan didirikan
untuk jangka waktu tertentu, Pengurusan dapat mengajukan perpanjangan kepada Menteri paling
lambat 1 tahun sebelum berakhirnya waktu pendirian yayasan.

Pasal 17

AD dapat diubah, kecuali mengenai maksud dan tujuan Yayasan.

Pasal 18

Perubahan AD hanya dilaksanakan dengan akta notaris berdasarkan keputusan rapat Pembina
yang dihadiri paling sedikit 2/3 dari jumlah anggota Pembina.

Pasal 19

Keputusan rapat pembina dalam Pasal 18 ditetapkan berdasarkan musyawarah untuk mufakat.

Pasal 20

Dalam hal persetujuan rapat pembina tidak tercapai, rapat pembina yang kedua dapat
diselenggarakan paling cepat 3 hari terhitung sejak tanggal rapat pembina pertama. Rapat pembina
kedua sah apabila dihadiri oleh lebih dari ½ dari seluruh anggota Pembina dan keputusan rapat
pembina menjadi sah berdasarkan persetujuan suara terbanyak dari Pembina yang hadir.

Pasal 21
Perubahan AD meliputi nama dan kegiatan yayasan harus mendapat persetujuan Menkumham dan
perubahan AD lain cukup diberitahukan.

Pasal 22

Ketetuan Pasal 11 dan Pasal 12 secara mutatis mutandis dan berlaku juga bagi permohonan perubahan
AD, pemberian persetujuan dan penolakan atas perubahan AD .

Pasal 23

Perubahan AD tidak dapat dilakukan pada saat Yayasan dinyatakan pailit, kecuali atas persetujuan
kurator.

Pasal 24

Akta pendirian Yayasan yang telah disahkan sebagai badan hukum atau perubahan AD yang telah
disetujui wajib diumumkan dalam Tambahan Berita Negara RI yang dilakukan oleh Menkumham
dalam jangka waktu paling lambat 14 hari terhitung sejak tanggal akta pendirian Yayasan
disahkan atau perubahan AD disetujui.

Pasal 25

DIHAPUS

Pasal 26

Kekayaan yayasan berasal dari sejum lah kekayaan yang dipisahk an dalam bentuk uang atau barang
yang digunakan untuk maksud dan tujuan yayasan.
Kekayaan yayasan dapat diperoleh pula dari: sumbangan/bantuan. Wakaf, hibah, hibah

wasiat dan perolehan lain yang tidak bertentangan dengan AD Yayasan/peraturan perundang-
undangan.

Pasal 27

Dalam hal tertentu Negara dapat memberikan bantuan kepada Yayasan yang diatur oleh PP.

Pasal 28

Pembina adalah perseorangan sebagai pendiri yayasan/perseorangan berdasarkan keputusan rapat


anggota pembina yang memiliki dedikasi tinggi dan mempunyai kewenangan yang tidak diserahkan
kepada Pengurus atau Pengawas. Kewenangan tersebut meliputi: Perubahan AD, pengangkatan dan
pemberhentian Pengurus dan Pengawas, pengesahan program kerja yayasan, penetapan kebijakan
umum yayasan, penetapan keputusan mengenai penggabungan dan pembubaran yayasan. Dalam hal
terjadi kekosongan pembina, paling lambat 30 hari anggota pengurus dan anggota pengawas wajib
mengadakan rapat gabungan untuk mengangkat pembina.

Pasal 29

Anggota pembina tidak boleh merangkap sebagai anggota penguru dan anggota pengawas.

Pasal 30

Pembina mengadakan rapat sekurangnya 1 kali dalam setahun untuk mengevaluasi kekayaan, hak dan
kewajiban perkembangan yayasan untuk tahun yang akan datang.
Pasal 31

Pengurus adalah orang perseorangan yang mampu melaksanakan perbuatan hukum dalam
melaksanakan kepengurusan yayasan.

Pasal 32 (Perubahan)

Pengurus Yayasan diangkat oleh Pembina berdasarkan keputusan rapat pembina untuk jangka waktu 5
tahun dan dapat diangkat kembali yang masa jabatannya ditentukan dalam AD Dalam hal pengurus
melakukan tindakan yang merugikan yayasan, maka pengurus dapat diberhentikan berdasarkan
keputusan rapat pembina. Susunan Pengurus terdiri atas seorang ketua, sekretaris dan bendahara.

Pasal 33 (Perubahan)

Dalam hal terjadi penggantian Pengurus, Pengurus yang menggantikan menyampaikan


pemberitahuan secara tertulis kepada Menkumham yang disampaikan paling lambat 30 hari terhitung
sejak tanggal penggantian Yayasan.

Pasal 34 (Perubahan)

Pengurus dapat diberhentikan sewaktu-waktu berdasarkan keputusan rapat pembina. Berdasarkan


permohonan/permintaan Kejaksaan yang mewakili kepentingan umum, Pengadilan dapat
membatalkan pengangkatan, pemberhentian, dan penggantian Pengurus yang dilakukan tidak sesuai
ketentuan AD paling lambat 30 hari sejak permohonan pembatalan diajukan.

Pasal 35

Pengurus Yayasan bertanggungjawab penuh dengan itikad baik atas kepengurusan Yayasan baik didalam
maupun diluar pengadilan, dan setiap Pengurus bertanggungjawab penuh atas tindakannya yang
mengakibatkan kerugian bagi Yayasan dan pihak ketiga. Pengurus dapat mengangkat dan
memberhentikan pelaksana kegiatan yayasan. Pelaksana berdasarkan AD Yayasan.

Pasal 36

Anggota Pengurus tidak berwenang mewakili Yayasan apabila terjadi perkara didepan pengadilan antara
yayasan dan anggota pengurus yang bersangkutan atau anggota pengurus yang bersangkutan
mempunyai kepentingan yang bertentangan dengan Yayasan.

Pasal 37

AD dapat membatasi kewenangan Pengurus. Pengurus tidak berwenang mengikat Yayasan sebagai
penjamin utang, mengalihkan kekayaan yayasan kecuali dengan persetujuan pembina dan membebani
kekayaan yayasan untuk kepentingan pihak lain.

Pasal 38

Pengurus dilarang mengadakan perjanjian dengan organinasi yang terafiliasi dengan Yayasan,
Pembina, Pengurus dan/atau Pengawas Yayasan. Larangan tersebut dapat dikecualikan dalam hal
perjanjian bermanfaat untuk maksud dan tujuan Yayasan.

Pasal 39

Dalam hal terjadi kepailitan karena kelalaian pengurus dan kekayaan yayasan tidak cukup untuk
menutup kerugian, maka setiap anggota pengurus secara tanggung renteng bertanggung jawab atas
kerugian tersebut dan anggota pengurus yang terbukti melakukan kelalaian berdasarkan putusan
pengadilan tidak dapat diangkat sebagai pengurus pada yayasan manapun selama 5 tahun sejak
putusan tersebut berkekuatan hukum tetap. Anggota pengurus yang dapat membuktikan bahwa
kepailitan bukan karena kelalaiannya tidak bertanggung jawab secara tanggung renteng.
Pasal 40

Pengawas adalah perseorangan yang mampu melakukan perbuatan hukum yang bertugas untuk
melakukan pengawasan serta memberi nasihat kepada Pengurus berdasarkan AD. Pengawas tidak boleh
merangkap sebagai pembina atau pengurus.

Pasal 41

DIHAPUS

Pasal 42

Pengawas menjalan tugas dengan itikad baik.

Pasal 43

Pengawas dapat memberhentikan sementara anggota Pengurus paling lambat 7 hari sejak tanggal
pemberhentian sementara dan wajib dilaporkan secara tertulis kepada Pembina. Dalam waktu 7 hari
setelah laporan diterima, Pembina wajib memanggil anggota pengurus untuk diberi kesempatan
membela diri.

Dalam waktu 7 hari setelah pembelaan diri, Pembina wajib mencabut keputusan pemberhentian
sementara atau memberhentikan anggota Pengurus tersebut.

Pasal 44 (Perubahan)

Pengawas yayasan diangkat oleh Pembina berdasarkan keputusan rapat Pembina untuk jangka
waktu 5 tahun dan dapat diangkat kembali yang masa jabatann ya ditentukan dalam AD.
Pasal 45

Dalam hal terjadi penggantian Pengawas, Pengurus menyampaikan pemberitahuan secara tertulis
pada Menkumham dalam jangka waktu 30 hari sejak tanggal penggantian pengawas.

Pasal 46

Pengawas yayasan sewaktu-waktu dapat diberhentikan berdasarkan rapat pembina. Atas permohonan
yang berkepentingan/atas permintaan kejaksaan yang mewakili kepentingan umum, Pengadilan
dapat membatalkan pengangkatan , pemberhentian atau penggantian pengawas paling lam bat 30
hari sejak permohonan pembatalan diajukan.

Pasal 47

Dalam hal terjadi kepailitan karena kelalaian pengawas dan kekayaan yayasan tidak cukup untuk
menutup kerugian, maka setiap anggota pengawas secara tanggung renteng bertanggung jawab atas
kerugian tersebut dan anggota pengawas yang terbukti melakukan kelalaian berdasarkan putusan
pengadilan tidak dapat diangkat sebagai pengawas pada yayasan manapun selama 5 tahun sejak
putusan tersebut berkekuatan hukum tetap. Anggota pengawas yang dapat membuktikan bahwa
kepailitan bukan karena kelalaiannya tidak bertanggung jawab secara tanggung renteng.

Pasal 48

Pengurus wajib membuat dan menyimpan catatan/tulisan yang meliputi hak dan kewajiban yang
berkaitan dengan kegiatan usaha Yayasan, serta menyimpan dokumen keuangan yayasan berupa
bukti pembukuan dan data pendukung administrasi keuangan.

Pasal 49
Dalam jangka waktu paling lambat 5 bulan terhitung sejak tanggal tahun buku yayasan ditutup,
Pengurus wajib menyusun laporan tahunan secara tertulis yang memuat :

laporan keadaan dan kegiatan yayasan selam a tah un buku yang lalu serta hasil yang telah dicapai; dan

laporan keuangan yang terdiri atas laporan posisi keuangan pada akhir periode, laporan aktivitas ,
laporan arus kas dan catatan laporan keuangan.

yayasan wajib mencantumk an laporan tahunan dalam hal yayasan mengadakan transaksi dengan
pihak lain.

Pasal 50

Laporan dalam Pasal 49 ditandatangani oleh Pengurus dan Pengawas sesuai dengan AD dan disahkan
oleh Pembina.

Pasal 51

Pengurus dan Pengawas bertanggungjawab secara tangun g renteng terhadap pihak yang dirugikan
akibat laporan tahunan yang tidak benar.

Pasal 52 (Perubahan)

Ikhtisar laporan tahunan Yayasan dium umk an pada papan pengumum an dikantor yayasan dan
wajib diumumk an dalam surat kabar harian berbahasa indonesia bagi yayasan yang memperoleh
bantuan Negara, bantuan luar negeri/ bantuan pihak lain sebesar Rp.500.000.000 atau lebih
dalam 1 tahun buku yang laporan keuangannya diaudit oleh Akuntan Publik.

Pasal 53

Pemeriksaan terhadap yayasan dapat dilakukan berdasarkan penetapan pengadilan atas


permintaan kejaksaan dalam hal mewakili kepentingan umum dalam hal terdapat dugaan bahwa
organisasi yayasan melakukan perbuatan melawan hukum/bertentangan dengan AD yang merugikan
yayasan, pihak ketiga dan negara.

Pasal 54

Pengadilan dapat menolak / mengabulkan permohonan pemeriksaan terhadap yayasan. Dalam hal
permohonan pemeriksaan dikabulkan, pengadilan mengeluarkan penetapan dan mengangkat 3
orang ahli sebagai pemeriksa yang bukan merupakan pembina, pengurus dan pengawas yayasan.

Pasal 54

lkhtisar laporan tahunan Yayasan diumumkan pada papan pengumuman dikantor yayasan dan
wajib diumumkan dalam surat kabar harian berbahasa indonesia bagi yayasan yang memperoleh
bantuan Negara, bantuan luar negeri/ bantuan pihak lain sebesar Rp.500.000.000 atau
lebih; atau mempunyai kekayaan diluar harta wakaf sebesar Rp.20.000.000.000 atau lebih dan
laporan keuangannya diaudit oleh Akuntan Publik.

Pasal 55

Pemeriksa berwenang memeriksa semua dokumen dan kekayaan yayasan untuk kepentingan
pemeriksaan dan dapat memperoleh keterangan yang diperlukan melalui pembina, pengawas,
pengurus dan pelaksana kegiatan yayasan.

Pasal 56

Pemeriksa wajib menyampaikan laporan hasil pemeriksaan kepada Ketua Pengadilan dikedudukan
Yayasan paling lambat 30 hari sejak tanggal pemeriksaan dan wajib memberikan salinan
laporan pemeriksaaan kepada pemohon / kejaksaan dan yayasan tsb.

Pasal 57
Penggabungan yayasan mengakibatkan yayasan yang menggabungkan diri menjadi bubar.
Penggabungan yayasan dilakukan dengan: Penggabungan hanya dapat dilakukan berdasarkan
keputusan rapat pembina yang dihadiri paling sedikit ¾ dari jumlah anggota pembina dan disetujui
paling sedikit oleh ¾ anggota pembina yang hadir.

Pasal 58 (Perubahan)

Pengurus dari masing-masing yayasan yang menggabungkan diri menyusun usul rencana penggabungan
yang telah disetujui oleh Pembina masing-masing yayasan, usul rencana penggabungan tsb
dituangkan dalam akta penggabungan yang dibuat dihadapan notaris dalam bahasa indonesia.

Pasal 59

Pengurus yayasan hasil penggabungan wajib menggumumkan hasil penggabungan dalam surat
kabar harian berbahasa indonesia paling lambat 30 hari sejak tanggal penggabungan selesai.

Pasal 60 (Perubahan)

Akta perubahan AD Yayasan basil penggabungan wajib disam paikan kepada Menkumham untuk
memperoleh persetujuan dengan dilampiri akta penggabungan. Persetujuan dan penolakan
permohonan perubahan AD Yayasan diberikan dalam jangka waktu paling lama 60 hari sejak
permohonan diterima.

Pasal 61

Tata cara penggabungan yayasan diatur lebih lanjut dengan PP.

Pasal 62
Yayasan bubar karena jangka waktu dalam AD yayasan berakhir; tujuan dalam AD yayasan telah
tercapai atau tidak tercapai; dan yayasan dapat bubar akibat putusan pengadilan.

Pasal 63

Dalam hal yayasan bubar karena jangka waktu berakhir, Pembina menunjuk likuidator untuk
membereskan kekayaan Yayasan.

Pasal 64

Dalam hal yayasan bubar karena putusan pengadilan, maka pengadilan menunjuk likuidator dan kurator
(dalam hal yayasan bubar karena pailit, maka berlaku peraturan UU kepailitan) untuk membereskan
kekayaan Yayasan.

Pasal 65

Likuidator dan kurator yang ditunjuk melakukan pemberesan kekayaan yayasan paling lambat 5
hari sejak tanggal penunjukkan wajib mengumumkan pembubaran yayasan dan proses likuidasinya
dalam surat kabar harian berbahasa indonesia.

Pasal 66

Paling lambat 30 hari sejak tanggal likuidasi berakhir, Likuidator dan kurator wajib
mengumumkan hasil likuidasi dalam surat kabar harian berbasa indonesia.

Pasal 67

Paling lambat 7 hari sejam tanggal proses likuidasi berakhir, Likuidator dan kurator wajib melaporkan
pembubaran Yayasan kepada Pembina.
Pasal 68 (Perubahan)

Kekayaan hasil likuidasi diserahkan pada yayasan lain atau badan hukum lain yang mempunyai
kesamaan kegiatan dengan yayasan yang bubar.Dalam hal sisa hasil likuidasi tidak diserahan pada
yayasan atau badan hukum lain, kekayaan tersebut diserahkan kepada negara.

Pasal 69

Yayasan asing yang tidak berbadan hukum indonesia dapat melakukan kegiatannya sepanjang
tidak merugikan masyarakat dan negara indonesia.

Pasal 70

Setiap organisasi yayasan yang melanggar pasal 5 dipidana penjara paling lama 5 tahun dan
dikenakan pidana tambahan.

Pasal 71

Yayasan yang telah didaftarkan di PN dan diumumkan dalam tambahan berita negara republik
indonesia; atau telah didaftarkan di PN dan mempunyai izin dari instansi terkait tetap diakui sebagai
badan hukum dengan jangka waktu paling lambat 3 tahun terhitung sejak uu ini berlaku dan wajib
menyesuaikan AD dengan uu ini.

Yayasan yang telah didirikan namun belum berstatus badan hukum, dapat memperoleh status badan
hukum dengan menyesuaikan AD yayasan dengan uu ini dan mengajukan permohonan pada
Menkumham paling lambat 1 tahun terhitung sejak uu ini berlaku.
Yayasan yang tidak menyesuaikan AD nya dengan uu ini, tidak dapat menggunakan kata "Yayasan" dan
dapat dibubarkan berdasarkan putusan pengadilan.

Pasal 72

Yayasan yang kekayaannya berasal dari bantuan Negara, bantuan luar negeri dan/atau sumbangan
masyarakat wajib mengumumkan ikhtiar laporan keuangan yang mencakup kekayaan selama 10 tahun
sebelum uu ini berlaku dan tidak menghapus hal dari pihak berwajib untuk melakukan pemeriksaan,
penyidikan dan penuntutan apabila terjadi dugaan pelanggaran hukum.

Pasal 72A

Ketentuan AD dalam Pasal 71 (1) dan (2) yang belum sesuai dengan uu ini, tetap berlaku sepanjang
tidak bertentangan dengan uu ini.

Pasal 72 B

Permohonan pengesahan akta pendirian yayasan, permohonan perubahan AD Yayasan dan


pemberitahuan penyesuaian AD Yayasan yang telah diterima Menkumham di proses berdasarkan
ketentuan uu ini.

Pasal 73

UU ini berlaku sejak 6 agustus 2001. Perubahan berlaku sejak 6 Oktober 2004.

Direktorat Jendral Pajakbkpm

Anda mungkin juga menyukai