Anda di halaman 1dari 4

NO JENIS NARKOTIKA dan MEKANISME KERJA

PSIKOTROPIKA
1 opiat seperti morfin, heroin  Opiate dapat menurunkan SSP,
(putaw), petidin, candu. menurunkan sensasi nyeri, menurunkan
Ganja (kanabis), marijuana, emosi, nyeri penurunan
hashis. Kokain meliputi serbuk respirasi,menimbulkan rasa lemah, mual,
kokain, pasta kokain daun koka. muntah dll. Obat ini digunakan dengan
Ekstasi cara di hisap, injeksi, peroral.
heroin  Ganja , efek yang ditimbulkan oleh ganja
adalah cenderung merasa lebih santai,
euphoria atau rasa gembira yang
berlebihan (mudah tertawa), perasaan
waktu berlalu lambat, aktif berkomunikasi,
denyut nadi bertambah cepat , suhu
badan naik, kering pada mulut dan
tenggorokan. Ciri2 yang mencolok pada
orang yang keracunan ganja terdapat
pada mata yang memerah dan bolamata
yang turun.
Bahaya : sesak nafas, bronchitis dan
kanker paru2.
 Kokain efek dari pemakaian kokain ini
membuat si pemakai merasa menjadi
segar, kehilangan nafsu makan,
menambah rasa percaya diri, dan dapat
menghilangkan rasa sakit dan lelah. Bila
pemakaian ini secara terus meneurs dan
pemakaian berhenti ia akan menjadi
lemas, tidak bergairah, lupa ingatan, dan
turunya BB secara drastic, gelisah. Cara
kerja kokain yaitu dengan mempenaruhi
susunan saraf pusat, menimbulkan
gangguan pada otak, timbul pengaruh
pada kesadaran, akan timbul waspada
berlebihan.
 Ekstasi diketahui dapat meningkatkan
suasana hati, energi, nafsu makan, dan
gairah seksual. Namun, ketika efek
tersebut berakhir, ekstasi dapat
memberikan efek samping seperti
kebingungan, depresi, kecemasan, dan
gangguan tidur, sehingga membuat
penggunanya membutuhkan dosis
tambahan.
Selain itu, ekstasi juga bisa menyebabkan:

Denyut jantung dan tekanan darah


meningkat, Otot menegang, Mual,
Penglihatan kabur, Pusing, Berkeringat
atau kedinginan

Jenis narkoba ini hadir dalam bentuk bubuk putih


atau cokelat yang bisa digunakan dengan cara
disuntik, dihirup, atau dihisap. Efek langsung
yang didapatkan dari penyalahgunaan heroin
adalah perasaan senang dan tenang pengguna
juga bisa mengalami efek samping, seperti:

 Kesulitan bernapas
 Kemerahan pada kulit
 Mulut kering
 Pupil menyempit
 Mual

2 Stimulansia ,amfetamin,  Stimulansia dalam dosis rendah


mefenamin, sedatifa hipnotika, menimbulkan peninggian kewaspadaan,
Morpin, metadon, opium, perasaan segar-nyaman, an penekan
haloperidol, trihexyphenidil, nafsu makan. Dalam bidang kedokteran
chlorpromazine, diazepam digunakan dalam pengobatan narkolepsi,
obesitas (karena efek penean nafsu
makan), dan pengobatan keadaan
depresi. Gejala kelebihan dosis
ditunjukkan dengan adanya perasaan
panic, delirium, agitasi, euphoria, dan
sibuk seperti ingin berperang. Serta
biasanya dapat menimbulkan kejang-
kejang, kolaps sirkulatoir, perdarahan
otak dan koma juga kematian. Gejala
putus obat ditunjukkan dengan terjadinya
keadaan depresi yang berat sesudah
toksik akut, berkurangnya nafsu makan.
 Amfetamin , jenis ini merangsang rasa
gelisah dan membuat si pemakai susah
tidur, bernafas cepat ,jantung berdebar-
debar, menimbulkan rasa percaya diri.
Pemakaian dosisi kecil jenis ini dapat
mempengaruhi suasana hati secara
drastic, apatis, temperamental.
Pemakaian dalam jangka panjang akan
menyebabkan si pemakai insomnia,
timbul rasa ketakutan yang berlebihan
dan gagguan kurang tidur dan kurang
makan, depresi. Efek yang timbul karena
zat ini menyerang saraf pusat, jantung ,
menyebabkan rasa berdebar dan nyeri di
dada. Pada fase pemutusan obat si
pemakai akan mengalami suatu kondisi
yang sanat mengganggu karena
keinginanya yang kuat akan pemakaian
obat tersebut.
 Metamfetamin di kenal dengan nama
shabu-shabu yang menyerang saraf dan
menimbulkan efek rasa gelisah, sulit tidur
pernafasan pendek, jantung berdebar, si
pemakai akan merasa energik dan
kehilangan nafsu makan. Efek
metamfetamin serupa dengan amfetamin,
bedanya pada perbandingan antara efek
sentral dan perifer.
 Sedative Hipnotika jenis obat ini
merupakan jenis obat psikotropika
golongan IV, golongan ini sangat
membantu bagi pengobatan klien yang
mendertia stress dengan gejala-gejala
kecemasan dan gangguan tidur.
Penyalahgunaan jenis ini dapat
menimbulkan mental bagi pemakainya
dengan gejala gejala seperti emosi labi,
hilangnya hambatan dorongan atau
impulse seksual dan agresif, kehilangan
pengendalian diri sehingga sering terlebat
tindak kekerasan dan hubnungan seks
bebas sampai pada pemerkosaan,
mudah tersinggung dan marah. Pada
gangguan syaraf dapat terjadi pembicara
cadel, gangguan koordinasi, cara jalan
yang tidak mantap, dan ganggua
perhatian dan daya ingat. Efek perilaku
maladaptive misalnya gangguan daya
nilai realitas, perkelahian, gagal
bertanggung jawab.
3 Codein , etilmorfina, polkodina,  Secara farmakologi, codeine atau kodein
dan propiram merupakan agonis reseptor opiat yang
bekerja dengan mengaktifkan reseptor µ,
dan ditandai dengan efek analgesik kerja
cepat, sangat dipengaruhi oleh
polimorfisme CYP2D6 dan terutama
dikeluarkan melalui urin

Anda mungkin juga menyukai