Anda di halaman 1dari 24

BUKU ACUAN TEKNIS

PENGGUNAAN FILLER
untuk Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin
Editor
dr. Lis Surachmiati, SpKK(K)
dr. Edwin Djuanda, SpKK(K)

2018
Kelompok Studi Dermatologi Kosmetik Indonesia
Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia

Penerbit:
BUKU ACUAN TEKNIS
PENGGUNAAN FILLER
untuk Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin

Editor
Lis Surachmiati
Edwin Djuanda
Buku Acuan Teknis
Penggunaan Filler
untuk Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin

viii + 12 hal
14,8 x 21 cm
ISBN No. : 978-602-71185-8-4

Edisi Pertama tahun 2018

Copyright ©2018 : KSDKI & PERDOSKI


Penerbit : Centra Communications
Editor : Lis Surachmiati
Edwin Djuanda
Penyelaras Naskah : Centra Communications

Hak Pengarang dan Penerbit Dilindungi oleh Undang-Undang


Dilarang memperbanyak, mencetak dan menerbitkan sebagian atau
seluruh isi buku ini dengan cara dan dalam bentuk apapun juga tanpa
seijin dari penulis dan penerbit
KATA PENGANTAR

Berbagai faktor seperti keinginan tampil cantik dan muda, minat


yang lebih besar terhadap prosedur non-invasif, perkembangan
teknologi bahan yang disuntikkan ke kulit, membuat kebutuhan akan
“injectables” selalu meningkat di seluruh dunia.

Dokter spesialis kulit dan kelamin merupakan dokter pemimpin ilmiah


dalam penggunaan, indikasi, kontraindikasi dan komplikasi semua
“injectables” kulit termasuk filler untuk kecantikan .

Berkembangnya pasar dan kemudahan untuk mendapatkan bahan


dan teknik penyuntikan yang lebih mudah menambah pula risiko
terjadinya komplikasi. Komplikasi bisa terjadi karena banyak faktor.
Untuk membuat komplikasi minimal, dokter penyuntik harus dibekali
dengan pedoman yang cukup untuk memahami anatomi, daerah
yang harus dihindari dan mengenal bahan filler yang disuntikkan,
termasuk apa yang harus dilakukan bila terjadi komplikasi.

Filler yang terbanyak di gunakan adalah filler asam hialuronat.


Komplikasi yang paling ditakuti adalah oklusi vaskular termasuk
emboli yang dapat menyebabkan nekrosis kulit bahkan kebutaan
permanen bilamana sumbatan mengalir ke arteri retina. Untungnya
komplikasi ini dapat diterapi dengan penggunaan enzim hyaluronidase
sesegera mungkin.

Pedoman ini diharapkan menjadi pedoman bagi para dokter


penyuntik khususnya dokter spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia.
Juga dapat menjadi acuan dokter spesialis lain bilamana terjadi
komplikasi sehingga manajemen pasien oleh disiplin dokter spesialis
lain dapat satu suara dan maksimal demi kepentingan pasien.

Buku Acuan Teknis Penggunaan Filler iii


Perlu diperhatikan bagi para penyuntik pemula harus mendapatkan
dulu pembekalan yang benar mengenai dasar anatomi, teknik
penyuntikan, level penyuntikan, area berbahaya yang tidak boleh
disuntik, karakteristik filler yang digunakan, dll. Semua ini adalah demi
keamanan bagi pasien.

Semoga Pedoman Injeksi Filler yang pertama kali dibuat di


Indonesia ini, akan banyak berguna bagi masyarakat kedokteran dan
memberikan keamanan bagi masyarakat Indonesia pengguna filler.

Atas nama para kontributor


Edwin Djuanda

iv Buku Acuan Teknis Penggunaan Filler


KATA PENGANTAR
PP PERDOSKI

Sejawat sekalian
Ucapan selamat dan penghargaan sebesar- besarnya di sampaikan
pada ketua Kelompok Studi Dermatologi Kosmetik Indonesia (KSDKI)
serta seluruh kontributor buku, atas diterbitkannya buku panduan
penggunaan "filler" ini. Program dengan tujuan memberikan
penguatan kompetensi kepada seluruh anggota dibidang estetik
medik memang merupakan hal yang krusial saat ini menjelang
diterbitkannya regulasi estetik.
Perhatian tentang keamanan perlu dititikberatkan dalam menangani
pasien augmentasi selain penanganan komplikasi. Yang penting
diikuti juga adalah kaidah dalam pembuatan suatu panduan. Telaah
kritis yang diambil dari studi literatur yang baik dapat diambil sebagai
evidence, dan tentunya disesuaikan dengan keadaan di negara kita.
Tentunya dapat ditambahkan pula dari berbagai metode klinis para
pakar di Indonesia.
Panduan ini merupakan salah satu buku pegangan yang dihasilkan
dari kerja kelompok studi, sehingga diharapkan juga menjadi daya
picu untuk kelompok studi lainnya juga membuat panduan dengan
memilih satu topik yang dianggap penting.
Tentunya para kontributor terbuka untuk saran, tambahan, dan
perbaikan materi yang terus menerus agar buku ini sempurna.
Harapan saya buku ini dapat terdistribusi untuk semua anggota
PERDOSKI di semua daerah, sehingga dapat dipakai sebagai panduan
kerja saat Sejawat praktek klinik dan semoga KSDKI terus berkarya.

Salam PERDOSKI
Yulianto Listiawan, DR. Dr. Sp.KK(K), FINSDV, FAADV

Buku Acuan Teknis Penggunaan Filler v


KATA PENGANTAR
KETUA KSDKI

Kami ucapkan selamat dan terima kasih kepada seluruh kontributor,


atas jerih payah sejawat sekalian hingga dapat tersusun Pedoman
Penggunaan Filler. Buku pedoman ini disusun atas kerjasama para
sejawat pakar dalam bidang ini, dalam koordinasi Kelompok Studi
Dermatologi Kosmetik Indonesia (KSDKI).

Besar harapan kami, buku Pedoman Penggunaan Filler ini dapat


dimanfaatkan oleh para dokter untuk memberikan pelayanan
terbaik dan aman bagi masyarakat Indonesia, khususnya terhadap
penggunaan Filler.

Kami ucapkan terima kasih kepada Ketua Umum Pengurus Pusat


PERDOSKI atas dukungannya dalam penyusunan buku pedoman ini.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada seluruh pihak dan mitra kerja,
yang telah mendukung, memfasilitasi, dan bekerjasama sehingga
seluruh proses penyusunan buku pedoman ini dapat berjalan dengan
baik.

Ketua KSDKI
Abraham Arimuko

vi Buku Acuan Teknis Penggunaan Filler


DAFTAR KONTRIBUTOR

Abraham Arimuko

Adri D. Prasetyo

Ago Harlim

Andreas Widiansyah

Edwin Djuanda

Gunawan Budisantoso

Lilik Norawati

Lis Surachmiati

Martha

Silvia Veronica

Sjarif M. Wasitaatmadja

Sri Ellyani

Syarief Hidayat

Teddy Sutrisna

Buku Acuan Teknis Penggunaan Filler vii


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................iii
KATA SAMBUTAN PP PERDOSKI.............................................................................v
KATA SAMBUTAN KETUA KSDKI............................................................................vi
DAFTAR KONTRIBUTOR..........................................................................................vii
DAFTAR ISI....................................................................................................................ix
1. PENGANTAR...........................................................................................................1
2. KOMPETENSI..........................................................................................................1
3. DEFINISI...................................................................................................................2
4. BAHAN FILLER........................................................................................................2
5. JENIS FILLER............................................................................................................2
6. AREA BERBAHAYA ...............................................................................................2
7. AREA TERAPI FILLER.............................................................................................3
8. INDIKASI..................................................................................................................3
9. KONTRAINDIKASI MUTLAK...............................................................................4
10. KONTRAINDIKASI RELATIF.................................................................................4
11. INFORMED CONSENT...........................................................................................4
12. PERSIAPAN PRATINDAKAN...............................................................................5
13. TINDAKAN SECARA UMUM..............................................................................5
14. TINDAKAN PASCA TINDAKAN FILLER............................................................5
15. TEKNIK INJEKSI FILLER.........................................................................................5
16. NASEHAT PADA PASIEN PASCA TINDAKAN FILLER....................................5
17. KOMPLIKASI DAN PENANGANANNYA..........................................................6
18. I. STRATEGI PENCEGAHAN KOMPLIKASI...................................................6
II. STRATEGI PENATALAKSANAAN KOMPLIKASI VASKULAR.................7
19. PENUTUP.................................................................................................................5
KEPUSTAKAAN.............................................................................................................9
ADENDUM.................................................................................................................. 11

viii Buku Acuan Teknis Penggunaan Filler


PEDOMAN PENGGUNAAN FILLER

1. PENGANTAR
Penggunaan filler dimulai pada tahun 1893 oleh dokter Neuber
yang berupaya mengganti kehilangan jaringan dengan gumpalan
lemak subkutan. Berbagai bahan lain yang pernah digunakan
antara lain parafin dan silikon, keduanya kemudian dinyatakan
illegal karena menyebabkan reaksi granuloma benda asing. Pada
awal tahun 1970, kolagen mulai digunakan sebagai filler, disusul
dengan penemuan berbagai bahan lain termasuk asam hialuronat
yang saat ini sangat populer.

Pedoman ini disusun bagi bahan filler yang telah memiliki izin
edar dan izin penggunaan dari Pemerintah Republik Indonesia.
Apabila didapatkan filler lain yang sangat bermanfaat, maka
PERDOSKI akan melakukan revisi pedoman yang ada.

2. KOMPETENSI
Kompetensi untuk melaksanakan tindakan pengisian filler dapat
diperoleh semasa pendidikan dokter spesialis kulit dan kelamin
atau pasca-pendidikan melalui pelatihan P2KB yang terakreditasi
PERDOSKI.

Peningkatan kemahiran didapat melalui penyegaran tentang


anatomi, jenis bahan filler, cara kerja filler, kelebihan dan
kekurangan setiap jenis filler, tahapan magang dan mandiri
keterampilan

Buku Acuan Teknis Penggunaan Filler 1


3. DEFINISI
Filler adalah bahan yang digunakan untuk memperbaiki
penampilan atau mengisi kekurangan volume pada dermis dan
lemak subkutan. Filler dapat digunakan sebagai modalitas tunggal
ataupun bersamaan dengan tindakan lain, misalnya bedah laser,
tindakan thread lift atau injeksi neurotoksin.

4. BAHAN FILLER
Sifat filler yang optimal
1. Durasi cukup lama
2. Nyeri minimal
3. Nontoksik
4. Non migratif
5. Tidak berasal dari hewan
6. Kemudahan penyuntikan
7. Kemudahan penyimpanan
8. Biodegradatif
9. Tidak memancing reaksi imunologis.
Catatan: bahan yang sudah teregistrasi Pemerintah RI

5. JENIS FILLER
1. Berdasarkan lama bertahan: temporer, semipermanen, per­manen
2. Berdasarkan lokasi implantasi : dermal, subdermal, supra­
periosteal
3. Berdasarkan asal: heterograft, allograft, autograft, sintetik

6. AREA BERBAHAYA
Mengingat pembuluh darah di wajah memiliki anastomosis dan
memiliki banyak cabang, penyuntikan di area mana pun dari
wajah dapat berisiko menimbulkan komplikasi, seperti kebutaan
dan nekrosis jaringan. Dalam suatu tinjauan literatur yang
dilakukan oleh Katie Beleznay dkk, sebanyak 98 kasus mengalami

2 Buku Acuan Teknis Penggunaan Filler


perubahan pada penglihatan pasien. Area yang memiliki risiko
tinggi untuk komplikasi kebutaan adalah glabella (38,3%), regio
nasal (25,5%), nasolabial fold (13,3%) dan dahi (12,2%). Lemak
otologus/autologous fat (47,9%) merupakan jenis filler yang
paling umum menyebabkan komplikasi pada penglihatan, asam
hialuronat (23,5%) merupakan jenis filler selanjutnya yang paling
umum yang juga menyebabkan komplikasi pada penglihatan.

7. AREA TERAPI FILLER


Filler pada dasarnya dapat digunakan pada seluruh bagian tubuh
misalnya:
Nasolabial fold
Marionette lines
Mental crease
Forehead augmentation
Temple countouring
Tear trough augmentation
Mid Facial Augmentation
Nose augmentation
Chin
Scar revision
Hand rejuvenation
Presternal

8. INDIKASI
1. Kerutan statis pada wajah
2. Memperbaiki penampilan wajah
3. Penanganan deformitas wajah
4. Sikatriks hipotrofik
5. Penyakit kulit angular cheilitis, skleroderma, AIDS, lipoatrophy
6. Peremajaan punggung tangan, leher, presternal/decollatage
dan genital

Buku Acuan Teknis Penggunaan Filler 3


9. KONTRAINDIKASI MUTLAK
• Kehamilan atau masa menyusui
• Infeksi pada area yang akan diinjeksi (misalnya herpes simpleks,
akne)
• Adanya jaringan hipertrofik atau skar keloid
• Abnormalitas darah (misalnya: trombositopenia, penggunaan
antikoagulan)

10. KONTRAINDIKASI RELATIF


• Penggunaan isotretinoin oral dalam 6 bulan terakhir
• Atrofi kulit (misalnya: penggunaan steroid jangka panjang,
sindroma genetik seperti Ehlors-Danlos)
• Riwayat penyembuhan yang terganggu (misalnya adanya
imunosupresi)
• Ada kelainan dermatosis aktif di area injeksi (misalnya: vitiligo,
psoriasis, dermatitis)
• Penyakit sistemik yang tidak terkontrol
• Reaksi anafilaksis sebelumnya
• Adanya riwayat alergi berat sebelumnya
• Adanya sensitivitas atau alergi terhadap lidokain
• Adanya sensitivitas atau alergi terhadap bahan produk filler
• Kelainan dismorfik tubuh
• Harapan yang berlebihan dari pasien

11. INFORMED CONSENT


Setiap tindakan didahului dengan pemberian informed consent
yaitu penjelasan pada pasien mengenai filler, sifat kimia dan asal
filler, indikasi penggunaan, perkiraan lama filler bertahan, izin edar
Pemerintah, kemungkinan efek samping.

4 Buku Acuan Teknis Penggunaan Filler


12. PERSIAPAN PRATINDAKAN
1. Seleksi pasien
2. Informed consent
3. Anamnesis penggunaan obat misalnya antikoagulan dan
riwayat alergi
4. Pemeriksaan fisik terutama area tindakan
5. Foto area target pratindakan
6. Pemilihan filler sesuai indikasi

13 TINDAKAN SECARA UMUM


1. Antisepsis area penyuntikan
2. Anestesi, sesuai kebutuhan
3. Injeksi menggunakan jarum suntik atau penggunaan kanula tumpul

14 TINDAKAN PASCA TINDAKAN FILLER


1. Moulding atau merapikan filler yang telah dimasukkan
2. Foto area target pasca tindakan
3. Analgesik bila diperlukan
4. Antibiotik topikal bila diperlukan

15. TEKNIK INJEKSI FILLER


• Linear threading
• Fanning
• Cross-hatching
• Layering
• Bolus

16 NASEHAT PADA PASIEN PASCA TINDAKAN FILLER


1. Segera hubungi dokter bila ada perubahan warna kulit,
rasa nyeri dan tanda-tanda radang pada area tindakan atau
sekitarnya, dan juga bila terdapat gangguan penglihatan.
2. Menjaga area tindakan dari segala bentuk trauma dan menjaga
kebersihan selama 2x24 jam

Buku Acuan Teknis Penggunaan Filler 5


17. KOMPLIKASI DAN PENANGANANNYA
Komplikasi dini:
1. Nyeri
2. Eritema
3. Hematoma
4. Edema
5. Asimetris
6. Anafilaksis/hipersensitivitas
7. Nekrosis jaringan
8. Kebutaan

Komplikasi lambat:
1. Nodul
2. Efek Tyndall
3. Abses
4. Infeksi
5. Biofilm
6. Granuloma
7. Komplikasi sistem saraf
8. Migrasi

18 I. STRATEGI PENCEGAHAN KOMPLIKASI:


1. Penyuntik harus mengetahui lokasi dan kedalaman
pembuluh darah di wajah dan variasi nya secara umum.
Selain itu penyuntik harus mengerti kedalaman dan target
injeksi pada lapisan kulit dengan lokasi yang berbeda.
2. Suntik secara perlahan dengan tekanan minimal.
3. Suntikkan bahan filler sedikit demi sedikit. Setiap titik
maksimal 0,1 ml. Tunggu sebentar sebelum menyuntikkan
bahan filler lagi. Hal ini akan mencegah jumlah besar bahan

6 Buku Acuan Teknis Penggunaan Filler


filler masuk ke dalam arteri, sehingga menyumbat atau
bahkan bisa berbalik arah (“retrograde”).
4. Gerakan ujung jarum pada saat menyuntik, untuk
mencegah jumlah deposit besar filler dalam satu lokasi.
5. Aspirasi sebelum injeksi.
6. Gunakan jarum dengan diameter kecil. Jarum berukuran
kecil akan mengeluarkan injeksi yang lebih lambat dan
oleh karenanya akan mengurangi kemungkinan oklusi
pembuluh darah.
7. Lebih baik menggunakan jarum berukuran kecil daripada
jarum berukuran besar, karena jarum berukuran besar
menjadi lebih sulit untuk mengontrol volume yang
disuntikkan dan meningkatkan kemungkinan menyuntik
bolus yang lebih besar.
8. Penyuntikan menggunakan jarum tajam maupun kanula
harus dilakukan dengan hati-hati.
9. Lakukan penyuntikkan dengan sangat hati-hati pada
pasien yang pernah melakukan operasi pada daerah
tersebut sebelumnya.
10. Selalu menyediakan hyaluronidase.

II. STRATEGI PENATALAKSANAAN KOMPLIKASI VASKULAR


a. Kulit
1. Jika pasien mengeluh adanya nyeri hebat pada area
pasca suntikan, disertai blanching atau kepucatan,
hentikan penyuntikan saat itu juga.
2. Pertimbangkan segera menyuntikkan hyaluronidase
(jika filler HA yang digunakan) pada area blanching dan
sekitarnya.
3. Lakukan evaluasi secara berkala sampai minimal 6 jam
pasca tindakan

Buku Acuan Teknis Penggunaan Filler 7


b. Mata
1. Jika pasien mengeluh adanya nyeri okular atau
perubahan pandangan , hentikan penyuntikan saat itu
juga. Segera hubungi kolega opthalmologis dan segera
rujuk pasien ke sana.
2. Pertimbangkan segera menyuntikkan hyaluronidase
(jika filler HA yang digunakan) pada area yang disuntik
dan sekitarnya
3. Lakukan evaluasi secara berkala sampai minimal 6 jam
pasca tindakan

19. PENUTUP
Filler adalah bagian yang penting dari proses peremajaan
kulit dan perbaikan penampilan. Tindakan penyuntikan aman
jika dikerjakan oleh dokter kulit yang kompeten, memiliki
pengetahuan tentang anatomi, area suntikan, teknik, insersi
sesuai anatomi. Injeksi filler dapat dilakukan bersamaan dengan
tindakan lain.

Seiring dengan meningkatnya penggunaan augmentasi jaringan


lunak untuk revolumisasi, sangat penting untuk mewaspadai
terjadinya komplikasi okular. Walaupun risiko tersebut sangat
kecil, namun pencegahan terhadap komplikasi yang dimulai
dengan edukasi dan kemampuan untuk mengenali potensi efek
samping yang dapat terjadi.

Strategi kunci pencegahan yang meliputi injeksi dalam jumlah


sedikit, menggunakan jarum kecil atau kanula, dan injeksi secara
perlahan harus diterapkan dalam tindakan kita.

8 Buku Acuan Teknis Penggunaan Filler


KEPUSTAKAAN
1. Vedamurthy M. Standard guidelines for the use of dermal fillers.
IJDVL 2008;74(7): 23-27
2. Pierre S, Liew S, Bernadin A. Basics of dermal filler rheology.
Dermatol Surg 2015;41: S120-126
3. Alam M, Gladstone H, Kramer E, Murphy JP, Nouri K, Neuhaus IM,
et al. ASDS Guidelines of care: injectable fillers. Dermatol Surg
2008;34:S115-148
4. Beleznay K, Carruthers JDA, Humphrey S, Jones D. Avoiding and
treating blindness from fillers: a review of the world literature.
Dermatol Surg 2015; 41:1097-1117
5. Aguilar P, Hersant B, SidAhmed-Mezi M, Bosc R, Vidal L, Meningaud
JP. Novel technique of vulvo-vaginal rejuvenation by lipofilling
and injection of combined platelet-rich-plasma and hyaluronic
acid: a case report. 2016; 5(1):1184
6. Fasola E, Gazzola R. Labia majora augmentation with hyaluronic
acid filler: technique and results. 2016; 36(10):1155-1163
7. Zerbinati N, Haddad RG, Bader A, Rauso R, D’Este E, Cipolla G et al. A
new hyaluronic acid polymer in the augmentation and restoration
of labia majora. J Bio Regul Homeost Agents. 2017;31(2):153-161
8. Lafailte P, Benedetto A. Fillers: Contraindications, side effects and
precautions. Journal of cutaneous and aesthetic surgery. 2010;
3(1)
9. Donofrio L. Soft tissue augmentation. In: Goldsmith LA, et al. (eds.).
Fitzpatrick’s dermatology in general medicine. New York: McGraw-
Hill, 2012:4299-4309.
10. Hirsch RJ. Dermal fillers. In Sadick N, Moy R, Lawrence N, Hirsch
RJ. Concise manual of cosmetic dermatologic surgery. New York:
McGraw Hill Medical, 2008:37-46.

Buku Acuan Teknis Penggunaan Filler 9


11. Sengelman RD, Tull S, Pollack SV. Soft tissue augmentation. In
Robinson JK, Hanke CW, Sengelman RD, Siegel DM. eds. Surgery
of the skin. Procedural dermatology. Philadelphia: Elsevier Mosby,
2005:437-62.
12. Beer KR, Narins R. Soft tissue augmentation. In Kaminer MS, Arndt
K, Dover JS, Rohrer TE, Zachary CB. Eds. Atlas of cosmetic surgery.
2nd ed. Philadelphia, 2009:287-308.
13. Dasiou-Plakida D. Dermofillers: collagen, hyaluronic acid, silicone,
methacrylate etc. In: Rusciani L, Robins P. Textbook of dermatologic
surgery. Padova: Picin, 2008:741-777.

10 Buku Acuan Teknis Penggunaan Filler


ADENDUM

PENATALAKSANAAN KOMPLIKASI VASKULAR


1. Komplikasi vaskular pada kulit
a. Segera menyuntikkan hyaluronidase (jika yang digunakan
adalah filler HA) pada area blanching dan sekitarnya dengan
dosis disesuaikan luasnya area yang terkena.
b. Rekomendasi dosis minimal 200-300 unit hyaluronidase, dosis
dapat ditingkatkan menjadi 1500 unit yang disuntikkan di
seluruh area blanching dan sekitarnya.
c. Pengenceran hyaluronidase: 1 vial hyaluronidase yang berisi
1500 Unit, diencerkan menggunakan 5 cc NaCl, untuk me­
ngurangi discomfort dapat menggunakan formulasi 4 cc NaCl
+ 1 cc lidokain 2%.
d. Penyuntikan hyaluronidase dapat menggunakan jarum tajam
30G ataupun kanula tumpul ukuran 25G.
e. Penyuntikan ulang dapat dilakukan setiap 1-2 jam
menggunakan rekomendasi dosis yang sama sampai terjadi
reperfusi maksimal.
f. Obat lain yang dapat diberikan adalah antibiotik oral, aspirin,
antihistamin dan antibiotik topikal.
g. Evaluasi dilakukan sampai 48 jam pasca terjadinya komplikasi.

2. Komplikasi vaskular pada mata:


a. Segera menyuntikkan hyaluronidase (jika filler HA yang
digunakan) pada area sekitar mata, hidung dan nasolabial
dengan dosis disesuaikan luasnya area yang terkena.

Buku Acuan Teknis Penggunaan Filler 11


b. Rekomendasi dosis minimal 200-300 unit, dosis dapat
ditingkatkan menjadi 1500 unit yang disuntikkan tersebar di
seluruh area blanching dan sekitarnya.
c. Pengenceran hyaluronidase: 1 vial hyaluronidase yang berisi
1500 Unit, diencerkan menggunakan 5 cc NaCl, untuk
mengurangi discomfort dapat menggunakan formulasi 4 cc
NaCl + 1 cc lidokain 2%.
d. Penyuntikan hyaluronidase dapat menggunakan jarum tajam
30G ataupun kanula tumpul ukuran 25G.
e. Pertimbangkan injeksi retrobulbar dengan hyaluronidase
300-600 unit (2-4 ml), menggunakan jarum tajam atau kanula
tumpul 25G, ulangi 1 jam kemudian sebanyak minimal 3 kali.
f. Obat lain yang dapat diberikan adalah antibiotik oral, aspirin,
antihistamin dan antibiotik topikal.
g. Mengurangi tekanan intraokular harus dipertimbangkan,
misalnya dengan pijatan okular, parasentesis rongga anterior,
mannitol IV, dan acetazolamide.
h. Evaluasi visus dilakukan sampai 48 jam pasca terjadinya
komplikasi.
i. Mengingat tingginya prevalensi komplikasi Susunan Saraf
Pusat yang menyertai komplikasi kebutaan, penting untuk juga
diperhatikan status neurologik pasien dan pertimbangkan
untuk melakukan pemeriksaan imaging otak jika terjadi
komplikasi visual.

12 Buku Acuan Teknis Penggunaan Filler

Anda mungkin juga menyukai