DEPARTEMEN
KEPERAWATAN GADAR/KRITIS
Disusun Oleh:
IDA DWIYANTI (183210019)
7. Komplikasi
Komplikasi yang terberat dari preeklampsia adalah kematian ibu dan janin,
namun beberapa komplikasi yang dapat terjadi baik pada ibu maupun janin adalah
sebagai berikut (Marianti, 2017) :
1) Bagi Ibu
a. Sindrom HELLP (Haemolysis, elevated liver enzymes, and low platelet count),
adalah sindrom rusaknya sel darah merah, meningkatnya enzim liver, dan
rendahnya jumlah trombosit.
b. Eklamsia, preeklamsia bisa berkembang menjadi eklamsia yang ditandai
dengan kejang-kejang.
c. Penyakit kardiovaskular, risiko terkena penyakit yang berhubungan dengan
fungsi jantung dan pembuluh darah akan meningkat jika mempunyai riwayat
preeklamsia.
a. Prematuritas.
b. Kematian Janin.
c. Terhambatnya pertumbuhan janin.
d. Asfiksia Neonatorum.
8. Pemeriksaan Penunjang
Beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada preeklampsia
adalah sebagai berikut (Abiee, 2012) :
1. Pemeriksaan Laboratorium
1) Pemeriksaan darah lengkap dengan hapusan darah :
a) Penurunan hemoglobin (nilai rujukan atau kadar normal hemoglobin
untuk wanita hamil adalah 12-14 gr %)
b) Hematokrit meningkat ( nilai rujukan 37 – 43 vol %).
c) Trombosit menurun ( nilai rujukan 150 – 450 ribu/mm3 ).
2) Urinalisis
Ditemukan protein dalam urine.
3) Pemeriksaan Fungsi hati
a) Bilirubin meningkat ( N= < 1 mg/dl ).
Anatomi fisiologi sistem reproduksi wanita dibagi menjadi 2 bagian yaitu: alat
reproduksi wanita bagian dalam yang terletak di dalam rongga pelvis, dan alat
reproduksi wanita bagian luar yang terletak di perineum (Bobak, 2010).
a. Struktur Eksterna
c. Multi load
Menurut Imbarwati (2009), IUD ini terbuat dari plastik (polyethelene) dengan dua
tangan kiri dan kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjang dari ujung atas ke
ujung bawah 3,6 cm. Batang diberi gulungan kawat tembaga dengan luas
permukaan 250 mm2 atau 375 mm2 untuk menambah efektifitas. Ada tiga jenis
ukuran multi load yaitu standar, small, dan mini.
d. Lippes loop
Menurut Imbarwati (2009), IUD ini terbuat dari polyethelene, berbentuk huruf
spiral atau huruf S bersambung. Untuk memudahkan kontrol, dipasang benang
pada ekornya Lippes loop terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran
panjang bagian atasnya. Tipe A berukuran 25 mm (benang biru), tipe B 27,5 mm
(benang hitam), tipe C berukuran 30 mm (benang kuning) dan tipe D berukuran
30 mm dan tebal (benang putih). Lippes loop mempunyai angka kegagalan yang
rendah. Keuntungan dari pemakaian IUD jenis ini adalah bila terjadi perforasi,
jarang menyebabkan luka atau penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan plasti.
4. Cara Kerja
Menurut Saifudin (2010), Cara kerja IUD adalah:
a.Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ketuba falopi
b. Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri.
c. AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun
AKDR membuat sperma sulit masuk kedalam alat reproduksi perempuan dan
mengurangi kemampuan sperma untuk fertilisasi.
d. Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus.
5. Efektivitas
Pengkajian :
a. Identitas klien
b. Keluhan utama : kaji TTV dan adanya perdarahan
c. Riwatan kesehatan yang terdiri atas :
1) riwayat kesehatan sekarang yaitu keluhan sampai saat pergi ke RS / pada saat
pengkajian
2) riwayat kesehatan masa lalu
d. Riwayat pembedahan : kaji adanya pembedahan yang pernah dialami oleh klien
dan jenis pembedahan
e. Riwayat penyakit dahulu : kaji adanya penyakit yang pernah dialami oleh klien
misalnya DM, jantung. hipertensi, dll
f. Riwayat kesehatan keluarga : kaji adanya penyakit turunan dan penyakit menular
yang terdapt dalam keluarga
g. Riwayat kesehatan reproduksi : kaji tentang menarche, siklus haid, lamanya,
banyaknya, sifat darah, bau, warna, dan adanya dismenorea
h. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas : kaji bagaimana keadaan anak, klien
mulai dari dalam kandungan hingga saat ini.
3 Kelebihan volume Tujuan: setelah dilakukan 1. Pantau dan catat intake dan
cairan tindakan keperawatan …x… output setiap hari.
berhubungan volume cairan kembali 2. Pemantauan tanda-tanda vital,
dengan penurunan seimbang catat waktu pengisian kapiler
tekanan osmotik, Kriteria hasil: terbebas dari (CRT).
perubahan edema, tekanan kapiler paru 3. Memantau dan menimbang berat
permeabilitas dan tanda-tanda vital dalam badan ibu.
pembuluh darah. batas normal. 4. Observasi keadaan edema.
5. Berikan diet rendah garam sesuai
hasil kolaborasi dengan ahli gizi.
4. Implementasi
Implementasi adalah realisasi rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Kegiatan dalam pelaksanaan meliputi penguimpulan data berkelanjutan,
mengobservasirespon klien selama dan sesudah pelaksanaan tindakan, serta menilai data
yang baru. Implementasi menurut teori adalah mengidentifikasi bidang bantuan situasi
yang membutuhkan tambahan beragam dan mengimplementasikan intervensi keperawatan
dengan praktik terdiri atas keterampilan kognitif, interpersonal dan psikomotor (teknis).
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada klien pada batu kandung kemih, pada
prinsipnya adalah menganjurkan klien untuk banyak minum, mengobservasi tanda-tanda
vital, mengawasi pemasukan dan pengeluaran cairan, mengajarkan teknik relaksasi untuk
mengatasi nyeri, memberikan obat dan memantau hasil pemeriksaan darah lengkap sesuai
program serta melibatkan keluarga dalam setiap tindakan yang dilakukan.
Mendokumentasikan semua tindakan keperawatan yang dilakukan ke dalam catatan
keperawatan secara lengkap yaitu ; jam, tgl, jenis tindakan, respon klien dan nama lengkap
perawat yang melakukan tindakan keperawatan.
5. Evaluasi
Evaluasi adalah penilaian dengan cara membandingkan perubahan keadaan pasien
dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan. Merupakan tahap
akhir dalam proses dalam keperawatan,dimana perawat mampu menilai apakah tujuan
dapat tercapai atau tidak mencakup SOAP. SOAP adalah yang bersifat sederhana,
jelas,logis,dan tertulis. Metode 4 langkah yang dinamakan SAOP ini dipakai untuk
mendokumentasikan asuhan keperawatan pasien dalam cacatan kemajuan.
Agustina, L. (2018). Asuhan Keperawatan Ny.M Post SC Indikasi PEB Di RSUD Bangil
Pasuruan. Retrieved from https://repository.kertacendekia.ac.id/media/298882-
asuhan-keperawatanpada-ny-m-dengan-diag-9eacec69.pdf. (Diakses pada tanggal 17
Januari 2022 pukul 20.57 WIB)
Anggraeni, D. (2011). Asuha Pada Bayi Baru Lahir. 7–33.
Bobak. (2010). Konsep Post Partum. Post Partum, 3(2), 9–16. Retrieved from
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-norhimawat-62812-
babii.pdf (Diakses pada tanggal 17 Januari 2022 pukul 21.08 WIB)
Faiqoh, E. (2014). Hubungan karakteristik ibu, anc dan kepatuhan perawatan ibu hamil
dengan terjadinya preeklampsia. Jurnal Berkala Epidemiologi.
Hartati & Maryunani. (2015). Konsep Asuhan Persalinan Sectio Caesarian.
Retrieved from http://eprints.stikes-aisyiyah.ac.id/891/7/BAB 15 KU.pdf (Diakses pada
tangga 17 Januari 2022 pukul 21.22 WIB)
Hidayati, R. (2014). Aplikasi Teori Adaptasi Dalam Asuhan Keperawatan. Retrieved from
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-3/20391269-SPRahma Hidayati.pdf
(Diakses pada tanggal 17 Januari 2022 pukul 21.52 WIB)
Indah, R. (2010). Konsep dasar asuhan Neonatus, bayi & balita.
Kumalasari, I. (2014). Modul Bahan Ajar Asuhan Bayi Baru Lahir. (November), 1–116.
Lisa Margareta. (2017). Konsep Dasar Post Partum.
Marliana & Hani, T. (2018). WOC Preeklampsi. Retrieved from
https://www.scribd.com/document/381045484/130854856-PathwayPreeklamsi-doc
(Diakses pada tanggal 17 Januari 2022 pukul 21.54 WIB)
Maryunani, A. (2016). Manajemen Kebidanan. Jakarta.
Nuraini,A.(2017). Pre Eclampsia. Retrieved from
http://repository.ump.ac.id/846/3/Affifah Nur Ariani BAB II.pdf (Diakses pada
tanggal 17 Januari 2022 pukul 21.55 WIB)
POGI.(2016).PNPK Pre Eklamsi. Retrieved from
https://pogi.or.id/publish/download/pnpk-dan-ppk/ (Diakses pada tanggal 17 Januari
2022 pukul 22.02 WIB)
Rusniati, H. (2017). Tindakan Keperawatan Post Partum Normal dan Adaptasi Fisiologi
Pada Ibu Postpartum Di Rumah Sakit Aceh. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas
Keperawatan.