Naskah Publikasi Rara
Naskah Publikasi Rara
NASKAH PUBLIKASI
Disusun Oleh :
RARA AYU SARTAGUS
2017123001
Latar Belakang : Daun salam (Eugenia polyantha Wight) yang biasa dimanfaatkan oleh
masyarakat Indonesia sebagai pelengkap bumbu dapur juga mempunyai khasiat sebagai obat.
Dalam pengobatan, daun salam digunakan untuk pengobatan kolesterol tinggi, kencing manis
(diabetes mellitus), tekanan darah tinggi (hipertensi), sakit maag (gastritis), diare dan kandungan
kimianya mempunyai aktivitas sebagai obat asam urat.
Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh rebusan daun salam terhadap penurunan kadar asam urat.
Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah quasi experimental design, serta rancangan
penelitian yang akan digunakan penulis adalah one group pre test-post test design. Sampel
penelitian adalah lansia di Posyandu Ngembat Padas Sragen yaitu sebanyak 36 orang lansia.
Teknik pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling. Analisis data dilakukan dengan
uji normalitas data menggunakan Shapiro-Wilk yang dilanjutkan analisis dengan menggunakan uji
statistik parametric dengan paired sample t-tes.
Hasil : Berdasarkan hasil analisis menggunakan uji statistik parametric dengan paired samplet-
test dengan paired test menunjukan p-value = 0,001 < α (0,05). dengan hasil uji t-test dengan
selisih -2,51 (IK95%-3,03 sampai -1,99) yang berarti H0 ditolak berarti menunjukan adanya
perbedaan asam urat pre test dan post test diberikan rebusan daun salam pada lansia di Posyandu
Lansia Desa Ngembat Padas Sragen dengan nilai mean sebelum diberikan rebusan daun salam
7,264 setelah diberikan menjadi 4,750, nilai minimum sebelum diberikan rebusan daun salam 6,1
setelah diberikan menjadi 3, dan nilai maksimum sebelum diberikan rebusan daun salam 12,4
menjadi 7,1.
Simpulan : Ada perbedaan signifikan pada asam urat yang di derita lansia penderita asam urat di
Posyandu Lansia Desa Ngembat Padas Sragen post test pemberian rebusan daun salam.
1
Mahasiswa Program Studi Keperawatan Universitas Sahid Surakarta.
2
Dosen Keperawatan Universitas Sahid Surakarta.
PENDAHULUAN
Dewasa ini kelebihan asam kelangsungan hidup. Bila terjadi
urat dalam darah (hiperurisemia) penyimpangan dalam proses ini,
menjadi masalah serius dan maka asam urat akan menumpuk
merupakan penyakit degeneratif (Ahmad, 2011).
yang mengganggu kesehatan Menurut World Health
yang dapat mengakibatkan cacat Organization (WHO) tahun
secara fisik (Artini et al., 2012). 2013, prevalensi penyakit asam
Kadar asam urat berlebih urat mengalami kenaikan jumlah
biasanya menyebabkan penderita hingga dua kali lipat
timbulnya penyakit yang dikenal antara tahun 1990-2010. Pada
dengan nama arthritis gout orang dewasa di Amerika Serikat
(Weaver, 2008). Arthritis gout penyakit asam urat mengalami
paling sering dialami pada lanjut peningkatan dan mempengaruhi
usia (Diantri dan Chandra, 2013). 8,3 juta (4%) orang Amerika.
Pada lanjut usia terjadi Prevalensi penyakit asam urat
kemunduran sel-sel karena proses di Indonesia terjadi pada usia di
penuaan yang berakibat pada atas 34 tahun sebesar 68%,
kelemahan organ, kemunduran penderita asam urat pada tahun
fisik, timbulnya berbagai macam 2007 diperkirakan mencapai 230
penyakit seperti peningkatan juta dan angka tersebut
kadar asam urat (Andry et al., diperkirakan akan meningkat
2009). Asam urat dihasilkan oleh tajam pada tahun 2020 (Ahmad,
setiap makhluk hidup akibat 2011). Berdasarkan hasil
proses metabolisme utama yaitu Kemenkes (2013) menunjukkan
suatu proses kimia dalam inti sel bahwa penyakit sendi di
yang berfungsi menunjang Indonesia yang diagnosis tenaga
kesehatan sebesar 11,9% dan sebesar 11,2% ataupun
prevalensi penyakit sendi di Jawa berdasarkan diagnosis dan gejala
Tengah tahun 2013 berdasarkan sebesar 25,5%.
diagnosis tenaga kesehatan
Istilah gout merupakan yang mengeluarkan dana.
penyakit yang menggambarkan Pengalaman klien yang harus
hiperurisemia (Sibella, 2010). membeli obat dengan harga yang
Hiperurisemia dapat mahal sehingga pengeluaran dana
menyebabkan nyeri, inflamasi untuk membeli obat dapat
vaskuler, proliferasi otot polos, berkurang setelah menggunakan
peningkatan produksi renin, dan pengobatan pengobatan
lesi vaskuler pada ginjal (Miftafu komplementer. Daun salam
dan Dwi, 2016). Obat-obatan (Syzygium Polyanthum Wight)
penurun kadar asam urat terdiri memiliki manfaat untuk peluruh
dari golongan urikosurik dan kencing (diuretik) dan anti nyeri
golongan penghambat xanthine (analgesik). Kandungan sebagai
oksidase. Selain menggunakan diuretik, daun salam dapat
obat konvensional seperti memperbanyak produksi urine
allopurinol, probenesid dan lain- sehingga dapat menurunkan
lain, hiperurisemia juga dapat kadar asam urat darah (Bangun,
diatasi dengan terapi 2013).
komplementer (Putra, 2009). Daun salam (Eugenia
Terapi komplementer polyantha Wight) yang biasa
merupakan terapi alamiah dimanfaatkan oleh masyarakat
diantaranya adalah dengan terapi Indonesia sebagai pelengkap
herbal. Pengobatan dengan bumbu dapur juga mempunyai
menggunakan terapi khasiat sebagai obat. Dalam
komplementer mempunyai pengobatan, daun salam
manfaat selain dapat digunakan untuk pengobatan
meningkatkan kesehatan secara kolesterol tinggi, kencing manis
menyeluruh juga lebih murah, (diabetes mellitus), tekanan darah
manfaat pengobatan dengan tinggi (hipertensi), sakit maag
menggunakan terapi (gastritis), diare dan kandungan
komplementer dirasakan oleh kimianya mempunyai aktivitas
pasien dengan penyakit kronik
sebagai obat asam urat dapatmenghambatenzimxantinok
(Wijayakusuma, 2010). sidase, yang
Menurut penelitian berfungsimenghambatpembentuk
Ardhiyanti (2013), khasiat yang anasamurat.
terkandung dalam daun salam Berdasarkan hasil studi
mempunyai senyawa-senyawa pendahuluan yang dilakukan di
seperti minyak atsiri, tanin, dan Posyandu Lansia Desa Ngembat
flavonoid.Minyakatsiridengankan Padas Sragen pada tanggal 6
dunganminyaksitratdaneugenol bulan Januari2019, didapatkan 40
yang orang lansia. Hasil wawancara
bersifatantibakteridanberaromagu kepada 15 orang lansia, para
rih.Taninmemilikikemampuanme lansia banyak mengeluhkan sakit
reduksidanberperanpentingdalam pada daerah sendi, seperti sendi
menyerapdanmenetralkanradikal pada daerah tangan, sendi pada
bebasdandekomposisiperoksida.F daerah tumit dan juga pada
lavonoid
daerah kaki. Hasil pemeriksaan Hasil wawancara kepada 10
terhadap 10 lansia masing- orang lansia di Posyandu Lansia
masing 5 laki-laki dan 5 Desa Ngembat Padas Gemolong
perempuan, diperoleh Sragen belum ada yang
hasilsebagaiberikut: 5 lansia mengetahui manfaat dari daun
memiliki kadar asam urat > 8 salam untuk menurunkan kadar
mg/dl, dan 5 lansia perempuan asam urat. Berdasarkan latar
memiliki kadar asam urat > 7 belakang masalah di atas maka
mg/dl. Para lansia juga peneliti mengadakan penelitian
mengatakan akibat rasa sakit dengan judul: “Pengaruh
yang ditimbulkan, Rebusan Daun Salam Terhadap
aktivitasmereka menjadi Penurunan Kadar Asam Urat
terganggu dan mereka merasa Pada Lansia”.
tidak nyaman disebabkan kondisi
yang sakit yang dideritanya.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang O = Lansia yang mengalami
digunakan oleh peneliti adalah peningkatan kadar asam
metode quasi eksperimen one urat.
group pre test-post test design. 01 = Pengukuran kadar asam urat
Dalam rancangan ini tidak ada sebelum diberikan rebusan
kelompok pembanding (control) daun salam.
tetapi sudah dilakukan observasi X = Pemberian rebusan daun
pertama (pretest) yang salam.
memungkinkan menguji 02 = Pengukuran kadar asam urat
perubahan-perubahan yang setelah diberikan rebusan
terjadi setelah adanya eksperimen daun salam
(program) (Nursalam, 2017). Paradigma desain penelitian
Berikut model tes awal-tes ini terdapat pretest sebelum diberi
akhir kelompok tunggal (The one perlakuan sehingga hasil
group pretest-posttest design). perlakuan dapat diketahui lebih
Tabel 3.1 Desain Penelitian akurat, karena dapat
Subjek Pre Post membandingkan dengan keadaan
Intervensi
test test sebelum diberi perlakuan
O 01 X 02
(Syamsuddin dan Damayanti,
Sumber : Nursalam (2017)
2011).
Keterangan :
HASIL PENELITIAN
1. KarakteristikResponden
Tabel 4.1
Karakteristik Demografi
RespondenPenelitian di
Posyandu LansiaDesa
Ngembat Padas, Mei 2019(n=36)
Distribusi Frekuensi
Karakteristik Responden Frekuensi
Presentase (%)
(orang)
Jenis kelamin
Laki-laki 8 22,2
Perempuan 28 77,8
Usia
45-59 tahun 36 100
Jumlah 36 100,00
Sumber: Data Primer (2019)
Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan mayoritas
karakteristik responden responden berusia seluruhnya
berdasarkan jenis kelamin diatas (>40 tahun) sebanyak 36
menunjukkan mayoritas responden (100%).
responden berjenis kelamin Karakteristik responden
perempuan sebanyak 28 berdasarkan riwayat asam urat
responden (77,8%), sedangkan menunjukkan mayoritas
sisanya responden yang berjenis responden memiliki riwayat asam
kelamin laki-laki sejumlah 8 urat tinggi seluruhnya tinggi asam
responden (22,2%). Karakterisktik urat sebanyak 36 responden
responden berdasarkan usia (100%). Karakteristik responden
berdasarkan pola makan tidak baik sebanyak 34 responden
menunjukkan mayoritas (94,4%). Dan lainnya pola makan
responden memiliki pola makan baik sebanyak 2 responden (5,6).
2. Hasil Uji Univariat
Uji univariat pada yaitu dataasam urat sebelum
umumnya untuk dan sesudah diberikan
menghasilkan distribusi dan rebusan daun salam.
persentase dari tiap variabel,
Tabel 4.2
DistribusiRespondenPenderitaAsamUrat
BerdasarkanSebelumdanSesudahDiberikanRebusanDaun Salam
Asam Urat
Sebelum Sesudah
Mean 7,264 4,750
Minimum 6,1 3
Maksimum 12,4 7,1
Sumber : Data primer (2019).
Dari tabel 4.2 maksimum 12,4. Sedangkan
menunjukkan asam urat asam urat sesudah diberikan
subyek penelitian rebusan daun salam rata-rata
berdasarkan sebelum 4,750 dengan asam urat
diberikan rebusan adalah minimum 3 dan asam
7,264 dengan asam urat maksimum 7,1.
minimum 6,1 dan asam urat
3. Hasil Uji Bivariat
a. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas menggunakan uji Shapiro Wilk, diperoleh hasil sebagai
berikut :
Tabel 4.3
Hasil Uji Normalitas Perbedaan Asam Urat Sebelum dan Sesudah Pemberian
Rebusan Daun Salam
Shapiro-Wilk
Statistik df Sig,
Pre test 0.816 36 0,000
Post test 0,904 36 0,005
Sumber : Data Primer (2019)
Dari tabel 4.3 di atas kelompok sebelum normal
menunjukan hasil uji tes sedangkan p-value (sesudah) =
normalitas Shapiro Wilk p-value 0,904 maka data kelompok
(sebelum) = 0,816 sehingga p- sesudah normal.
value> 0,05 maka data
b. Hasil Uji t-test
Analisis bivariat terhadap penurunan kadar
digunakan untuk mengukur asam urat. Hasil uji bivariat
tingkat asosiasi atau untuk dengan paired test diperoleh
mengetahui ada tidaknya hasil sebagai berikut:
pengaruh rebusan daun salam
Tabel 4.4
Hasil Ujit-
testPerbedaanAsamUratSebelumdanSesudahPemberianRebusa
nDaun Salam
PEMBAHASAN
Pengaruh Rebusan Daun Salam Terhadap Penurunan Asam Urat Pada
Lansia
DAFTAR PUSTAKA
Mojopahit Mojokerto.,
Diantri dan Chandra. (2013). journal.stikespemkabjombang
Pengaruh Asupan Purin dan .ac.id., Diakses pada 10
Cairan terhadap Kadar Februai 2019
Asam Urat Wanita Usia 50-
60 Tahun di Kecamatan Dewanti Sisilia, M. dan Teguh
Gajah Mungkur, Wahyudi. (2011). Uji
Semarang. Journal of Aktivitas Antimikroba
Nutrition College, Vol. 2 No.2 Infusum Daun Salam
(FoliaSyzygiumpoly
Departemen Kesehatan Republik polyanthum Wight) Terhadap
Indonesia. (2013). Laporan Pertumbuhan Bakteri
Hasil Riset Kesehatan Escherichia Coli Secara In-
Dasar(Riskesdas). Jakarta : Vitro. Jurnal Medika Planta,
Depkes RI. Vol. 1 No.4.
Departemen Pendidikan Doherty, Michael. (2009).New
Nasional. (2014). Kamus insight into the apidemiology
Besar Bahasa Indonesia of gout, Available from :
Pusat Bahasa. Jakarta : rheumatology.oxforjournals.
Gramedia. Org., Diakses tanggal 22
November 2018.
Desi Alvionita, D. Sevilia.,
Mumpuni, D. (2016). Dorland, W. A. N. (2010).
Pengaruh Konsumsi Jus Kamus kedokteran dorland,
Nanas Terhadap Penurunan edisi 31. EGC.
Kadar Asam Urat pada
Lansia di UPT Panti Werdha
Effendi, F dan Makhfudi. (2009) polyanthum (Wight) Walp
. Keperawatan Kesehatan leaves. International Journal
Komunitas : Teori dan of Medical Aromatic Plants,
Praktek Dalam Keperawatan. Volume 2 Nomor 2.
Jakarta : Salemba Medika.
Helmi, Z. N. (2012). Buku Ajar
Ekasari, Wiwied. (2018). Gangguan Muskuloskeletal,
Tanaman dan Kesehatan. Jakarta: Salemba
Sidoarjo : Indomedia Pustaka. Medika.
Tehupeiory, E. S. (2008).
Artritis Gout dalam Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam.
Jakarta : FKUI.
Wahyuningsih, R. (2013).
Penatalaksanaan Diet Pada
Pasien. Yogyakarta: Graha
Ilmu.