Anda di halaman 1dari 7

MENGELOLA DAN MENGEMBANGKAN BUDIDAYA JAMUR BONGGOL

UNTUK MENINGKATKAN PEREKONOMIAN DAN KEMANDIRIAN REMAJA


DESA WAWONDURU, KECAMATAN WOJA, KABUPATEN DOMPU, NUSA
TENGGARA BARAT

Oleh :

Kelompok KKN Terpadu FKIP Universitas Mataram Desa Wawonduru

e-mail :

Abstrak
PENDAHULUAN Bonggol jagung jika dibiarkan saja akan
menjadi limbah yang tidak berguna tetapi
Desa Wawonduru yang mayoritas
jika dimanfaatkan dengan tepat dapat
masyarakatnya bermata pencaharian
bernilai tinggi. Salah satunya dengan
sebagai petani tidak sedikit yang memilih
memanfaatkan bonggol jagung sebagai
menanam jagung dibanding dengan
media pembuatan jamur janggel. Jamur
menanam singkong dan tebu. Hal ini
janggel yang dihasilkan dapat dikonsumsi
dikarenakan masa tanam hingga panen
sendiri maupun dipasarkan.
yang membutuhkan waktu lebih pendek
dibandingkan dengan menanam Singkong Pemanfaatan limbah hasil panen
dan tebu. Menanam jagung dalam satu adalah salah satu alternatif menjaga
tahun bisa dipanen dua hingga tiga kali kebersihan lingkungan dari pencemaran
tergantung dengan jenis atau varietas disamping untuk kreativitas dan
jagung dan musim tanam yang peningkatan sumber perekonomian.
mendukung. Masa panen adalah masa Beberapa penelitian telah dilakukan terkait
yang paling ditunggu petani untuk dengan pemanfaatan limbah hasil panen
memetik keuntungan dari hasil tanamnya. seperti penelitian Artiyani (2012) yang
Namun kondisi harga jual hasil panen yang memanfaatkan limbah kulit singkong
tidak stabil tidak jarang masyarakat menjadi paving block; Hasanah, dkk
menjumpai harga rendah pada saat panen (2014) memanfaatkan limbah tanaman
tiba. Hal demikian menjadi dilema jagung dan kulit coklat sebagai pupuk
tersendiri bagi petani yang kebanyakan organik; juga penelitian Pratiwi, Lestari, &
hanya bisa mengandalkan perekonomian Widianto memanfatkan limbah buah salak
dari hasil panennya. Biasanya jagung sebagai substrat Nata De Salacca. dari
dijual setelah melalui proses penggilingan beberapa penelitian tersebut jelas bahwa
hingga terpisah antara bonggol dengan biji terdapat nilai positif dari kreativitas
jagung. Setelah itu bonggol jagung memanfaatkan limbah hasil panen bahkan
(disebut juga janggel) biasanya hanya limbah menjadi tinggi nilai ekonominya
dibakar atau terkadang dimanfaatkan untuk manakala dikelola secara tepat.
bahan bakar memasak Secara tradisional. Melihat permasalahan tersebut,
Masyarakat perlu mengetahui penulis tertarik melakukan pengabdian
pemanfaatan bonggol jagung yang dapat masyarakat di desa Wawonduru kecamatan
digunakan untuk meningkatkan Woja Kabupaten Dompu dalam rangka
perekonomian serta kreativitas produksi. “Mengelola dan Mengembangkan
Budidaya Jamur Bonggol untuk B. Kontrol Program dan Evaluasi
Meningkatkan Perekonomian dan
Pengontrolan program KKN
Kemndirian Remaja Desa wawonduru” di
dilakukan secara rutin setiap hari sesuai
Desa Wawonduru Kecamatan Woja
dengan program kerja yang akan
Kabupaten Dompu”, dengan harapan
dilaksanakan, begitu pula terkait dengan
masyarakat dapat mengembangkan olahan
kegiatan evaluasi dilakukan setiap hari
produk jamur janggel menjadi produk-
sesuai dengan program yang dibuat untuk
produk yang beraneka dan menarik,
mengetahui masalah ataupun kendala yang
sehingga dapat meningkatkan
dihadapi dilokasi.
perekonomian masyarakat desa.
C. Sosialisasi
METODE PELAKSANAAN
Sosialisasi program kerja dilakukan
Metode pelaksanaan yang penulis pada awal kegiatan atau sebelum
terapkan dalam program proposal KKN pelaksaan program kerja yang telah
(Kuliah Kerja Nyata) Terpadu yang disusun. Sosialisasi tersebut bertujuan
berlokasi di Desa Wawonduru, Kecamatan untuk menginformasikan dan
Woja ini disusun secara sistematis agar memperkenalkan program yang akan
sesuai dengan penerapanya. Adapun dilaksanakan selama kegiatan KKN
metode pelaksanaan yang digunakan (Kuliah Kerja Nyata) dilaksanakan.
sebagai berikut : Sosialisasi dilakukan dengan diskusi dan
pendekatan langsung dengan masyarakat
A. Observasi
dan mengundang para remaja untuk
Sasaran observasi merupakan hal
melakukan sosialisai ringan terkait
Penting sebelum penulis melakukan
program yang akan dilaksanakan selama
kegiatan. Hal ini tentunya akan sangat
masa KKN.
bermanfaat, karena akan mempermudah
penulis mengetahui permasalahan yang
D. Wawancara
ada pada lokasi pengabdian, selain itu
penulis akan mudah mengetahui potensi Wawancara dilaksanakan bersama
yang dimiliki pada lokasi daerah tempat aparatur desa, tokoh masyarakat, dan
pengabdian KKN. remaja desa wawonduru untuk mengetahui
keadaan desa serta informasi yang dapat
menunjang eksekusi pelaksanaan
revitalisasi program KKN ( Kuliah Kerja Luas tanah Sawah 1.200 Ha, Luas
Nyata ) di desa wawonduru. Perkebunan 20 Ha, Luas Kuburan 1,25 Ha
Luas pekarangan 950 Ha, Luas taman 205
HASIL DAN PEMBAHASAN
Ha, Perkantoran 14,5 Ha, dan Luas
A. Profil Desa prasarana umum lainnya 3 Ha. Luas total
tanah sawah di Desa Wawonduru sebesar
331 ha/m2, yakni terdiri dari luas sawah
irigasi 96 Ha/m2, Luas sawah tadah hujan
Ha/m2. Luas Total tanah kering 53,9
Ha/m2, dengan luas ladang 51,5 Ha/m2,
Pemukiman 1200/Ha/m2, Luas pekarangan
Gambar 1.1 Peta Desa Wawonduru
sebesar 1200/m2. Luas tanah rawa sebesar
Desa Wawonduru adalah salah satu 30 Ha/m2 dan tanah perkebunan rakyat 20
Desa yang berada di Kecamatan Woja, Ha/m2, tanah perkebunan perorangan 30
Kabupaten Dompu, Provinsi Nusa Ha/m2.
Tenggara Barat, Indonesia.
Desa Wawonduru membawahi 9 dusun
Batas wilayah Desa Wawonduru di yaitu; Dusun Rato Baka, Dusun,
antaranya adalah : Wawonduru Barat, Dusun Wawonduru

 sebelah Utara : Kel. Montabaru Timur, Dusun Raba Tumpu, Dusun

 Sebelah selatan : Desa Mbawi Bolonduru, Dusun Temba Kolo, Dusun


Ntori, Dusun Teta, Dusun Maria. Jumlah
 Sebelah timur : Kel. Kandai Dua/Desa
penduduk Wawonduru yang sudah didata
Dore Bara
sebanyak 9674 jiwa. Jumlah laki-laki 1976
 Sebelah barat : Desa Mumbu/Ke. Monta
orang, jumlah perempuan 1887 orang,
Baru.
Jumlah kepala keluarga 1150 KK, dan
Desa Wawonduru berjarak sekitar 5
Kepadatan Penduduk per km2 . Jumlah
kilometer dari Kota Dompu. Desa
tersebut terjadi peningkatan jumlah jiwa
Wawonduru ini terletak di bagain tengah
yang disebabkan oleh adanya kelahiran
Kecamatan Woja. Wilayahnya berupa
bayi, perpindahan penduduk, serta warga
dataran rendah dan perbukitan. Desa ini
Desa Wawonduru yang berada di luar
memiliki topografi dengan aliran sungai,
daerah dan luar negeri. Kepercayaan /
dan bantaran sungai. Luas wilayah Desa
agama yang dianut oleh penduduk Desa
Wawonduru ini sebesar 3.828,75 Ha. Yaitu
Wawonduru terdiri dari berbagai agama
terdiri dari luas tanah Pemukiman 950 Ha,
dan etnis , yaitu agama Islam dan etnis mengolah limbah bonggol jagung,
Mbojo sebagai mayoritas penduduk. karena banyaknya limbah bonggol
yang dibuang percuma oleh petani,
Desa Wawonduru merupakan desa
sehingga menggerakkan niat
peralihan dari berbagai daerah disekitar
pengabdian KKN untuk mengangkat
kabupaten bima maupun dompu seperti
tema yang berakaitan dengan
Kelurahan Kandai, Kab. Dompu dan
pengolahan limbah tersebut.
Kec.Wawo. Kab. Bima, Desa Wawonduru
masih kental akan adat dan budaya, sebut 1. foto sosialisasi desa, foto sosialisasi
saja tradisi kreku kandei (Tumbuk Alu), dengan remaja, foto sosialisasi dengan
tradisi tersebut merupakan kegiatan yang masyarakat.
biasa dilakukan pada saat acara
2. foto mengamati tempat budidaya jamur
pernikahan. Selain itu adapun tradisi lain
yang biasa dilaksanakan di Desa 2. promosi produk
Wawonduru yakni pawai obor yang
3. foto perbaikan dan pengadaan fasilitas
dilaksanakan setiap bulan ramadhan tiga
penunjang operasional desa (bersih-bersih
hari sebelum hari raya idul fitri, selain itu
TPU)
Desa Wawonduru masih menjaga budaya
yang diwariskan oleh nenek moyang yakni 4. foto jumat bersih
tradisi menenun. Desa Wawonduru juga
5. foto sabtu sehat
termaksud desa yang terkenal dengan
sebutan kampung KB serta kampung atlet 6. foto kegiatan mengajar ngaji dan
karena banyaknya atlet olahraga yang kampung english
berasal dari Desa tersebut, sebut saja atlet
7.
sempak bola dan Volly ball yang sering
mewakili lomba tingkat kabupaten maupun
provinsi.

B. Pelaksanaan Program
Proses pelaksanaan program
pengabdian KKN (Kuliah kerja Nyata)
di Desa Wawonduru, Kecamatan
Woja, Kabupaten Dompu dengan tema
“Desa Preneur” melalui kegiatan
KESIMPULAN bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat
sebagai motivasi untuk masyarakat agar
Berdasarkan hasil diskusi dalam pencarian
lebih kreatif dalam berkarya melalui
data menjelaskan bahwa masyarakat desa
pemanfaatan barang-barang di sekitar.
wawonduru merupakan masayarakat yang
Mengembangkan jamur bonggol jagung
mata pencariannya ialah petani. Jumlah
menjadi salah satu cara berpikir
penduduk 3861 jiwa dengan luas tanah
masyarakat untuk dapat memanfaatkan
lahan pertanian yaitu 1.220 Ha yang lebih
barang bekas atau limbah lainnya agar
luas daripada luas pemukiman itu sendiri
bernilai ekonomi.
yaitu , 950 Ha.. Hampir 80% masyarakat
di Desa Wawonduru berprofesi sebagai
petani, karena Desa Wawonduru memiliki
lahan pertanian yang cukup luas sehingga
sangat strategis untuk mengembangkan
hasil pertanian menjadi produk yang
memiliki nilai tambah yang lebih. Salah
satunya adalah masalah limbah hasil
pertanian seperti bonggol jagung yang
menumpuk.Hasil pelaksanaan pengabdian
masyarakat dalam bentuk pemberdayaan
masyarakat dalam pemanfaatan bonggol
jagung menjadi jamur jagung ini
menunjukkan adanya antusiasme dari
kepala desa maupun masyarakat yang
terlibat dalam kegiatan pelatihan. Dengan
harapan produksi jamur dapat dilakukan
dalam skala besar sehingga bisa
menembus supermarket atau tempat
perbelanjaan lainnya. Hasil wawancara
dengan beberapa masyarakat yang terlibat
dalam kegiatan pengabdian ini mengatakan
DAFTAR PUSTAKA

Hamidatun Nihayah. 2020. Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pemanfaatan Limbah


Bonggol Jagung (Janggel) Menjadi Jamur Janggel di Desa Sedeng AL-UMRON: Jurnal
Pengabdian kepada Masyarakat.

Mursyidah & Irzaman. (2015) Pembuatan Bibit Jamur Tiram Putih dengan Melibatkan
Remaja di Desa Situ Ilir.

Wiwin Rita Sari dkk, (2018) Pelatihan pemanfaatan bonggol jagung sebagai media
pembuatan jamur janggel didesa Gantiwarno Lampung Timur, jurnal PKM IKIP Mataram.

Anda mungkin juga menyukai