Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN BULANAN - 8

BAB 2
KEGIATAN DAN ORGANISASI PENYEDIA JASA KONSULTAN

BAB 2
2.1. URAIAN KEGIATAN PENGAWASAN PEKERJAAN
2.1.1. KEGIATAN PELAKSANAAN PENGAWASAN
1. Turut serta dalam pelaksanaan rekayasa Iapangan dan membantu
memeriksa shop drawing yang disiapkan oleh Penyedia jasa.
2. Melaksanakan pengawasan teknis pekeijaan konstruksi jalan secara
profesional, efektif dan efisien sesuai dengan spesifikasi sehingga
terhindar dari resiko kegagalan konstruksi.
3. Memeriksa dan menyetujui laporan harian dan laporan mingguan
pekerjaan konstruksi.
4. Mengevaluasi dan menyetujui Monthly Certificate (MC).
5. Membuat laporan bulanan terkait progress pekerjaan dilapangan dan
membuat rekomendasi setiap permasalahan yang timbul dilapangan
kepada Pengguna Jasa.
6. Membuat laporan teknis (bila diperlukan) pada setiap terjadinya
perubahan kinerja pekerjaan.
7. Melakukan verifikasi dan validasi hasil pengukuran topografi yang
dilakukan Penyedia.
8. Melakukan inspeksi dan membuat laporan hasil inspeksi pemenuhan
tingkat layanan jalan.
9. Verifikasi hasil inspeksi pekerjaan yang dilakukan oleh Penyedia
pekerjaan konstruksi.
10. Penjaminan mutu pekerjaan dilapangan dengan menerapkan
prosedur kerja dan uji mutu pekerjaan sesuai dokumen kontrak.
11. Melakukan verifikasi pemenuhan tingkat layanan jalan yang dilakukan
Penyedia Jasa Konstruksi.
12. Melaksanakan koordinasi dengan Core Team Consultant P2JN dan
Regional Project Management Consultant (RPMC) Balai terkait (bila
ada).

2.1.2. URAIAN INSPEKSI PEMENUHAN TINGKAT LAYANAN JALAN DAN


JEMBATAN

PRESERVASI JALAN RUAS SOREANG – RANCABALI - CIDAUN 2-1


LAPORAN BULANAN - 8

1. Metode lnspeksi Kinerja jalan


Inspeksi :Setiap saat PPK dan atau Direksi Teknis dapat
melaksanakan inspeksi Lapangan terhadap pemenuhan indikator
kinerja jalan sebagaimana yang disyaratkan. Inspeksi tersebut
dilakukan atas inisiatif sendiri, kapan saja, dimana saja,disepanjang
ruas jalan yang termasuk dalam Kontrak. Sejak diberlakukan tingkat
layanan jalan, Penyedia harus membuat Laporan Mingguan
pemenuhan indikator kinerja jalan hasil inspeksi lapangan. lnformasi
yang tersedia dari inspeksi harian memenuhi indikator terhadap
kinerja masing masing komponen jalan untuk setiap segmen
penilaian sepanjang 100 meter bagian jalan dengan mencantumkan
batas waktu tanggap perbaikannya sebagaimana terlihat pada
formulir ( terlampir ).

2. Pekerjaan Pemelihaharaan Kinerja Jembatan


Pekerjaan yang diklasifikasikan sebagai pemeliharaan kinerja
Jembatan yaitu pembersihan setiap komponen Struktur Jembatan,
memperbaiki kerusakan elemen Jembatan, atau memelihara elemen
atau subelemen Jembatan guna menjaga kinerja Jembatan yang
disyaratkan. Penyedia Jasa dalam melaksanakan pekerjaan
pemeliharaan rutin dan/atau perbaikan harus melakukan
pengendalian lalu lintas disekitar lokasi pekerjaan dengan memasang
rambu rambu peringatan bagi pengguna Jembatan, untuk mencegah
Kecelakaan Lalu Lintas. Penydia jasa harus bertanggung jawab atas
pekerjaan pemeliharaan kinetja jembatan yang telah selesai
dilaksanakan dan harus segera memperbaiki kembali setiap
terjadinya kerusakan kembali, sesuai indikator kinerja jembatan yang
disyaratkan selama masa pelaksanaan. Adapun klasifikasi pekerjaan
pemeliharaan kinerja elemen jembatan meliputi :
a. Pemeliharaan Rutin
 Pembersihan jembatan
Pembersihan Jembatan meliputi pembersihan pada seluruh
struktur jembatan termasuk sampah, kotoran yang ada pada
dan sekitar bangunan atas jembatan termasuk sumbatan pada
pipa cucuran dan lantai jembatan, sambungan siar muai,

PRESERVASI JALAN RUAS SOREANG – RANCABALI - CIDAUN 2-2


LAPORAN BULANAN - 8

landasan, bangunan bawah, daerah jalan pendekat, serta


daerah aliran sungai, 100 m arah hulu dan hilir Jembatan.
 Perbaikan Pasangan Batu
Perbaikan Pasangan Batu meliputi pekerjaan perbaikan retak
adukan, pecah, gompal, pasangan batu pada bangunan
pengaman seperti talud, atau pengaman tebing daerah
timbunan (jalan pendekat), pengaman bangunan bawah dan
parapet.
 Perbaikan/pembuatan jalan akses pemeriksaan dan
pemeliharaan perbaikan/pembuatan jalan akses pemeriksaan
dan pemeliharaan meliputi perbaikan tangga inspeksi yang
berada pada sisi Kiri dan kanan kepala jembatan awal atau
kepala jembatan akhir, yang berfungsi sebagai fasilitas
pemeriksaan dan pemeliharaan jembatan, dari pasangan batu.
 Perbaikan Sandaran meliputi pekerjaan perbaikan sandaran
dengan tiang sandaran beton dan sandaran horizontal baja
atau tiang sandaran baja dan sadaran horizontal baja atau
sandaran dengan jenis dinding beton serta sandaran horizontal
dan vertikal dari bahan baja.
 Perbaikan kereb pada trotoar atau median pada pemeliharaan
kinerja jembatan ini, yaitu pekerjaan perbaikan dan
pengecatan Kereb pada trotoar atau median.

b. Padat Karya
Untuk jenis Pekerjaan Pembersihan Jembatan dan pengecatan
sederhana yang berupa pengecatan dekoratif (dengan bahan
sesuai sfesipikasi sebagai jenis cat yang bersifat decorative),
dapat dilaksanakan melalui program padat karya dengan
pengawasan dan pengarahan yang cukup ketat. Penyedia Jasa
harus menyampaikan program padat Katya yang disyahkan oleh
pengawas pekerjaan, yang sekurang kurangnya meliputi jenis
pekerjaan, lokasi pekerjaan, jadwal pelaksanaan dan perkiraan
jumlah tenaga ketja setempat yang dilibatkan.

PRESERVASI JALAN RUAS SOREANG – RANCABALI - CIDAUN 2-3


LAPORAN BULANAN - 8

2.2. LINGKUP DAN LAYANAN PENYEDIA JASA KONSULTANSI


Lingkup Pengawasan Manajemen Mutu sebagaimana harus dituangkan di
dalam Rencana Mutu Kegiatan (RMK) Pekerjaan Preservasi jalan dan jembatan
Wilayah 2 Provinsi Jawa Barat adalah sebagai berikut:

1. Persiapan:
a. Penyedia Jasa (Konsultan) berkewajiban menyusun Laporan
Pendahuluan dan Rencana Mutu Kontrak (RMK) Pengawasan
Pekerjaan. RMK merupakan bagian dari Laporan Pendahuluan yang
berisi tentang tata cara pencapaian mutu kontrak dan sebagainya sesuai
dengan persyaratan dan standar dokumen yang telah ditetapkan dan
tidak ada pembayaran terpisah untuk RMK.
b. Mempelajari hal-hal yang terkait dokumen kontrak pekerjaan konstruksi
berbasis kinerja, termasuk pengendalian manajemen dan keselamatan
lalu-lintas serta SMK3 Konstruksi, dan Dokumen Lingkungan.
c. Membantu PPK Pekerjaan Konstruksi dalam pelaksanaan Rapat
Persiapan Pelaksanaan/Pre-Construction Meeting (PCM) dan
memeriksa RMK Penyedia Pekerjaan Konstruksi.
d. Mencatat seluruh kesepakatan dalam PCM dan dituangkan dalam Berita
Acara sebagai Dokumen Kegiatan.
e. Mempersiapkan formulir-formulir isian, antara lain:
 Laporan Harian
 Laporan Mingguan
 Laporan Bulanan.
 Laporan Teknis (jika diperlukan).
 Pengecekan kesesuaian desain dengan kondisi lapangan.
 Laporan inspeksi pemenuhan tingkat layanan jalan.
 Rencana monitoring pelaksanaan pekerjaan dan verifikasi laporan
kegiatan yang disiapkan oIeh Penyedia pekerjaan konstruksi.
 Penjaminan mutu pekerjaan termasuk kriteria pengujian dan
penerimaan hasil pekerjaan.
 Bentuk perhitungan perhitungan volume data dan Sertifikat
Pembayaran.

PRESERVASI JALAN RUAS SOREANG – RANCABALI - CIDAUN 2 - 16


LAPORAN BULANAN - 8

 Bentuk Request Penyedia untuk memulai pekerjaan dan pengujian


bahan.
f. Menjelaskan Struktur Organisasi Direksi Teknis dan tugas dari masing-
masing personil Direksi Teknis kepada PPK Pekerjaan Konstruksi.
g. Menjelaskan rencana kerja pengawasan Pekerjaan Konstruksi kepada
PPK Pekerjaan Konstruksi:
h. Menyampaikan dan mempresentasikan RMK kepada PPK Pekerjaan
Konstruksi pada saat PCM.
i. Membantu PPK Pekerjaan Konstruksi dalam mengkaji rencana mutu
kontrak (RMK) penyedia jasa konstruksi.
j. Menyampaikan pemahaman pasal-pasal utama dalam kontrak terkait
pelaksanaan pekerjaan.
k. Menandatangani berita acara mobilisasi dan melaporkan pelaksanaan
mobilisasi kepada Direksi Pekerjaan.
l. Melakukan pengawasan, pengujian, pengecekan kuantitas dan kualitas
serta kelayakan peralatan, fasilitas dan perlengkapan yang dimobilisasi
Penyedia Jasa.
m. Mengecek Daftar peralatan, fasilitas dan perlengkapan yang
disampaikan Penyedia jasa.
n. Mengecek masa laku kalibrasi peralatan yang akan digunakan oleh
Penyedia Jasa.
o. Menyampaikan rekomendasi kepada Direksi Pekerjaan tentang jumlah,
mutu dan kelaikan peralatan, fasilitas dan perlengkapan yang
dimobilisasi Penyedia Jasa.
p. Menyampaikan ketentuan tentang pemenuhan tingkat layanan jalan
berdasarkan indikator kinerja jalan yang ditetapkan dalam dokumen
kontrak.
q. Memberikan rekomendasi terhadap konsep gambar kerja kepada Direksi
Pekerjaan dan Penyedia Jasa.
r. Memeriksa gambar kerja yang terkait dengan metode kerja diajukan oIeh
Penyedia jasa dan kontrol terhadap kuantitas pekerjaan.
s. Melaporkan progres pekerjaan yang telah diselesaikan Penyedia Jasa.
t. Membuat daftar kekurangan (Defect & Dificiencies) berdasarkan hasil
pemeriksaan lapangan.

PRESERVASI JALAN RUAS SOREANG – RANCABALI - CIDAUN 2 - 17


LAPORAN BULANAN - 8

u. Membantu PPK dalam pengecekan data adminstrasi dan teknis


pekerjaan.

2. Penyusunan Rencana Mutu (Quality Planning) meliputi:


a. Pemahaman terhadap dokumen-dokumen:
 Desain (DED),
 Spesifikasi Umum, dan
 Dokumen Lingkungan
untuk memberikan gambaran matrik antara setiap Holding Points, syarat
mutu dan daftar pemeriksaan hasil pekerjaan sesuai lingkup kontrak
konstruksi.
b. Rekomendasi terhadap penyusunan RMK Kontraktor yang terkait
dengan Quality Management Plan dan Process Improvement Plan.
c. Sinkronisasi dan integrasi Rencana Mutu yang terdiri dari komponen
tanggung jawab Direksi Pekerjaan dengan komponen tanggung jawab
Kontraktor.

3. Membuat Rencana Keselamatan Kerja (RKK) Pengawasan Perancangan


untuk Konsultan yang terdiri atas:
a. Kepemimpinan dan Partisipasi Pekerja dalam Keselamatan Konstruksi,
meliputi Lembar Pakta Komitmen Keselamatan Konstruksi
b. Perencanaan Keselamatan Konstruksi
 Identifikasi Bahaya dan Pengendalian Risiko
 Peraturan Perundang-undangan dan Standar
 Sasaran dan Program Pengawasan
c. Dukungan Keselamatan Konstruksi yaitu kompetensi
d. Operasi Keselamatan Konstruksi
 Struktur Organisasi Pengawasan Pekerjaan Konstruksi
 Pengelolaan Keselamatan Konstruksi
e. Evaluasi Kinerja Keselamatan Konstruksi

4. Pelaksanaan Pengawasan:
a. Turut serta dalam pelaksanaan rekayasa lapangan dan membantu
memeriksa shop drawing yang disiapkan oleh Penyedia jasa.

PRESERVASI JALAN RUAS SOREANG – RANCABALI - CIDAUN 2 - 18


LAPORAN BULANAN - 8

b. Melaksanakan pengawasan teknis pekerjaan konstruksi jalan secara


profesional, efektif dan efisien sesuai dengan spesifikasi sehingga
terhindar dari resiko kegagalan konstruksi.
c. Memeriksa dan menyetujui laporan harian dan laporan mingguan
pekerjaan konstruksi.
d. Mengevaluasi dan menyetujui Monthly Certificate (MC).
e. Membuat Iaporan bulanan terkait progress pekerjaan dilapangan dan
membuat rekomendasi setiap permasalahan yang timbul dilapangan
kepada Pengguna Jasa.
f. Membuat laporan teknis (bila diperlukan) pada setiap terjadinya
perubahan kinerja pekerjaan.
g. Melakukan verifikasi dan validasi hasil pengukuran topografi yang
dilakukan Penyedia.
h. Melakukan inspeksi dan membuat laporan hasil inspeksi pemenuhan
tingkat layanan jalan.
i. Verifikasi hasil inspeksi pekerjaan yang dilakukan oleh Penyedia
pekerjaan konstruksi.
j. Penjaminan mutu pekerjaan dilapangan dengan menerapkan prosedur
kerja dan uji mutu pekerjaan sesuai dokumen kontrak.
k. Melakukan verifikasi pemenuhan tingkat layanan jalan yang dilakukan
Penyedia Jasa Konstruksi.
l. Melaksanakan koordinasi dengan Core Team Consultant P2JN dan
Regional Project Management Consultant (RPMC) Balai terkait (bila
ada).

5. Pelaksanaan Penjaminan Mutu (Quality Assurance) meliputi:


a. Kajian terhadap Laporan Hasil Pelaksanaan clari Unit Pelaksana
Kontraktor yang mencakup lmplementasi Perintah Perubahan, Tindak
Perbaikan, lmplementasi Perbaikan Cacat, lmplementasi Tindak
Pencegahan, dan Laporan Pemenuhan Kinerja.
b. Kajian terhadap Data Hasil Pengendalian Mutu oleh Unit Pengendali
Mutu Kontraktor.
c. Penilaian atas Pengukuran Hasil Pelaksanaan dan Pengendalian Mutu
berdasarkan bukti data pekerjaan, terhadap persyaratan yang ditetapkan
di dalam Rencana Mutu (Quality Planning).

PRESERVASI JALAN RUAS SOREANG – RANCABALI - CIDAUN 2 - 19


LAPORAN BULANAN - 8

d. Pelaksanaan uji acak terhadap Hasil Pelaksanaan, bila dipandang perlu.


e. Rekomendasi manajemen dan teknis kepada PPK/KASATKER.

6. Pengendalian Pekerjaan Fisik berupa


a. Proses dan Pelaksanaan Kegiatan
b. Pelaksanaan pengendalian hasil pekerjaan yang tidak sesuai harus
diatur dalam prosedur pengendalian hasil pekerjaan tidak sesuai yang
merupakan bagian dari prosedur mutu.
c. Pengendalian pekerjaan tidak sesuai harus dilaksanakan dengan
mengesahkan penggunaan dan penerimaannya berdasarkan konsesi
oleh Pengguna atau pemanfaatan hasil pekerjaan. korektif yang diambil
dalam upaya menghilangkan penyebab ketidaksesuaian dan mencegah
terulangnya ketidaksesuaian.
d. Tindakan korektif yang diambil dalam upaya menghilangkan penyebab
ketidaksesuaian dan mencegah terulangnya ketidaksesuaian.
e. Prosedur hasil pekerjaan yang tidak sesuai minimal harus mencakup:
 Penetapan personil yang kompeten dan memiliki kewenangan untuk
menetapkan ketidak sesuaian hasil pekerjaan untuk setiap tahapan.
 Mekanisme penanganan hasil kegiatan tidak sesuai termasuk
tatacara pelepasan hasil kegiatan tidak sesuai.
 Mekanisme verifikasi ulang untuk menunjukkan kesesuaian dengan
persyaratan yang ditetapkan.

Dalam upaya menghilangkan penyebab ketidaksesuaian dan mencegah


terulangnya hasil pekerjaan yang tidak sesuai, diperlukan tindakan korektif
dan tindakan pencegahan yang diatur dalam prosedur mutu. Prosedur
tindakan korektif minimal harus mencakup kegiatan antara lain:
a. Menguraikan ketidaksesuaian,
b. Menentukan / melakukan kajian terhadap penyebab ketidaksesuaian
c. Menetapkan rencana penanganan untuk memastikan, bahwa
ketidaksesuaian tidak akan terulang dan jadwal waktu penanganan.
d. Menetapkan petugas yang melaksanakan tindak perbaikan.
e. Mencatat hasil tindakan yang dilakukan.
f. Memverifikasi tindakan perbaikan yang telah dilakukan.

PRESERVASI JALAN RUAS SOREANG – RANCABALI - CIDAUN 2 - 20


LAPORAN BULANAN - 8

Tindakan pencegahan ditetapkan dalam upaya meminimalkan potensi


ketidaksesuaian yang akan terjadi termasuk penyebabnya. Tindakan
pencegahan harus mempertimbangkan dampak potensialnya dan efek dari
tindakan pencegahan kegiatan yang lainnya. Untuk itu perlu
mengidentifikasi potensi ketidaksesuaian dan merencanakan kebutuhan
tindakan untuk mencegah terjadinya ketidaksesuaian serta melakukan
verifikasi tindakan pencegahan yang telah dilaksanakan.

7. Bantuan teknis dan manajemen kepada PPK untuk hal-hal yang tidak
berpotensi terjadinya konflik kepentingan terhadap fungsi Penjaminan Mutu,
antara lain:
a. Membantu PPK dalam pengendalian waktu pelaksanaan kontrak
konstruksi, termasuk: penyelenggaraan Rapat Pra Pelaksanaan (PCM),
kajian proyek kritis (SCM), dan persiapan Serah Terima Pekerjaan
(PHO/FHO).
b. Membantu PPK dalam pengendalian biaya pelaksanaan kontrak
konstruksi, termasuk: pemeriksaan berkas tagihan Kontraktor
(MC/Backup Data), penyusunan Addendum Kontrak, penyusunan status
keuangan kontrak konstruksi.
c. Membantu PPK dalam evaluasi kewajaran jumlah dan mutu personil,
peralatan, dan bahan yang tersedia untuk pelaksanaan kontrak
konstruksi.

Setiap kegiatan pekerjaan selalu memerlukan perencanaan, proses, metode


kerja, dan pelaksanaan kegiatan yang akan diperlukan hingga hasil suatu
kegiatan sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan. Untuk setiap unit
kerja/unit pelaksana kegiatan harus merencanakan dan melaksanakan proses
dan pelaksanaan kegiatan secara terkendali yang meliputi:
1. Memastikan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan persyaratan yang telah
ditetapkan dalam rencana mutu unit kerja dan/atau rencana mutu
pelaksanaan kegiatan dan/atau Rencana Mutu Kontrak (RMK).
2. Setiap kegiatan dapat diketahui ketersediaan informasi yang
menggambarkan karakteristik kegiatan dan ketersediaan dokumen
kegiatan.
3. Setiap kegiatan memenuhi persyaratan ketersediaan sumber daya yang
diperlukan dalam proses kegiatan.

PRESERVASI JALAN RUAS SOREANG – RANCABALI - CIDAUN 2 - 21


LAPORAN BULANAN - 8

4. Ketersediaan peralatan monitoring dan pengukuran pelaksanaan


pekerjaan serta mekanisme proses penyerahan dan pasca penyerahan
hasil pekerjaan. Setiap jenis kegiatan harus mempunyai petunjuk
pelaksanaan yang merupakan dokumen standar kerja yang diperlukan
guna memastikan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian proses
dilakukan secara efektif dan efisien. Adapun Petunjuk Pelaksanaan
sekurang-kurangnya:
a. Halaman muka berisi:
 Judul dan nomor identifikasi petunjuk pelaksanaan
 Status validasi dan status perubahan.
 Kolom sahkan petunjuk pelaksanaan.
b. Riwayat Perubahan;
c. Maksud dan Tujuan Petunjuk Pelaksanaan;
d. Ruang Lingkup penerapan;
e. Referensi atau acuan yang digunakan;
f. Definisi (pen jelasan istilah-istilah) jika diperlukan;
g. Tahapan proses atau kegiatan (dengan bagan alir jika perlu);
h. Ketentuan Umum (penjelasan tentang persyaratan-persyaratan yang
harus dipenuhi dalam melaksanakan proses);
i. Tanggung jawab dan wewenang;
j. Kondisi khusus (penyimpangan dsb.);
k. Rekaman/Bukti kerja (yang menjadi persyaratan)
l. Lampiran berupa contoh format rekaman/bukti kerja.

Untuk melaksanakan validasi terhadap proses pelaksanaan pekerjaan dalam


kesesuaian antara pelaksanaan kegiatan dan dengan hasil kegiatan setelah
selesai dilaksanakan harus dapat dilakukan pada setiap tahap kegiatan, jika
verifikasi tidak dapat dilakukan secara langsung melalui monitoring atau
pengukuran secara berurutan. Validasi pada pelaksanaan kegiatan harus
mempertimbangkan ketentuan berikut:
a. Sesuai dengan kriteria yang ditetapkan untuk peninjauan dan persetujuan
proses.
b. Validasi ulang pelaksanaan kegiatan bila hasilnya tidak sesuai dengan
kriteria yang ditetapkan, setelah dilakukan perbaikan atau
penyempurnaan.

PRESERVASI JALAN RUAS SOREANG – RANCABALI - CIDAUN 2 - 22


LAPORAN BULANAN - 8

c. Verifikasi kinerja hasil pekerjaan dan pemenuhan tingkat layanan jalan.


d. Kriteria pengujian dan penerimaan hasil pekerjaan.

Di samping itu setiap unit kerja/unit pelaksana kegiatan harus mampu


mengidentifikasi hasil setiap tahapan kegiatan dari awal hingga akhir
kegiatan dan mengidentifikasi status hasil kegiatan tersebut. Tujuan
identifikasi untuk memastikan pada hasil kegiatan dapat dilakukan analisis
apabila terja.di ketidak-sesuaian pada proses dan hasil keluaran pekerjaan.
Rekaman hasil identifikasi harus selalu terpelihara dalam pengendalian
rekaman/bukti kerja. Untuk memastikan bahwa bagian hasil pekerjaan yang
telah diterima harus tetap terpelihara sampai waktu penyerahan
menyeluruh. Pada proses penyerahan hasil pekerjaan, setiap segmen
pekerjaan harus mensyaratkan dan menerapkan proses pemeliharaan hasil
pekerjaan dan yang menjadi bagian hasil pekerjaan agar kinerjanya tetap
terjaga.

8. Monitoring dan Pengendalian Kegiatan


a. Monitoring dan pengendalian Kegiatan merupakan suatu proses evaluasi
yang harus dilaksanakan untuk mengetahui kinerja hasil pelaksanaan
kegiatan, sehingga dapat dilakukan pengukuran atau penilaian hasil dari
produk penyedia jasa. Monitoring merupakan bagian dari pengendalian
mutu hasil pekerjaan, agar semua hasil kegiatan yang diserahkan dapat
memenuhi persyaratan kriteria penerimaan pekerjaan. Hal-hal yang
harus diperhatikan dalam melaksanakan monitoring antara lain:
 Penanggung jawab untuk tiap-tiap tahapan kegiatan harus
menetapkan metode yang tepat untuk monitoring dan pengukuran
hasil pekerjaan clari setiap tahapan pekerjaan.
 Monitoring dan pengukuran dilakukan dengan cara memverifikasi
bahwa persyaratan telah dipenuhi.
 Setiap monitoring dan pengukuran dilaksanakan pada tahapan yang
sesuai berdasarkan pengaturan yang telah direncanakan.
 Rekaman bukti monitoring dan pengukuran hasil kegiatan hams
dipelihara kedalam pengendalian rekaman/bukti kerja.
b. Di samping itu setiap unit kerja harus menentukan, mengumpulkan dan
menganalisis data yang sesuai dan memadai untuk memperagakan
kesesuaian dan keefektifan. Analisis data bertujuan untuk mengevaluasi
PRESERVASI JALAN RUAS SOREANG – RANCABALI - CIDAUN 2 - 23
LAPORAN BULANAN - 8

dimana dapat dilaksanakan perbaikan berkesinambungan dan analisis


hams didasarkan pada data yang dihasilkan dari kegiatan monitoring dan
pengukuran atau dari sumber terkait lainnya.
c. Hasil analisis harus berkaitan dengan manfaat hasil pekerjaan,
kesesuaian terhadap persyaratan hasil pekerjaan dan karakteristik dari
proses-proses kegiatan termasuk peluang untuk tindakan pencegahan.
Sedangkan pengendalian hasil pekerjaan yang tidak sesuai atau tidak
memenuhi persyaratan harus di-identifikasi dan dipisahkan dari hasil
pekerjaan yang sesuai untuk mencegah penggunaan yang tidak
terkendali. Tindakan yang harus dilaksanakan pada pekerjaan yang tidak
memenuhi persyaratan antara lain:
d. Penanggung jawab pada setiap kegiatan harus memastikan bahwa hasil
dari setiap tahapan kegiatan yang tidak memenuhi persyaratan
diidentifikasi dan dikendalikan untuk tindak lanjut tahapan kegiatan yang
berhubungan dengan tahapan sebelumnya.

2.3. MOBILISASI / DEMOBILISASI

TANGGAL BULAN : ... TAHUN 2021


NO NAMA JABATAN MM
MOB DEMOB 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

A PROFESIONAL STAFF

1 Ir. Edison Sianipar Supervisi Engineer 9.23 3/25/2021 31/21/2021

2 Agus Purwantoro, ST. Quality Engineer 4.00 3/25/2021 7/24/2021

B SUB PROFESIONAL STAFF

1 Marsidi Inspector 6.77 3/25/2021 10/17/2021

2 Wali Sofyan Thamrin Surveyor 4.00 3/25/2021 7/24/2021

3 Dedi Riadi Lab Technician 4.00 3/25/2021 7/24/2021

C SUPPORTING STAFF

1 Madu Simanjuntak Computer Operator 7.00 3/25/2021 10/24/2021

2.4. ORGANISASI DAN MANAJEMEN KEGIATAN


Manajemen proyek pelaksanaan jalan dan jembatan adalah proses
implementasi dari rencana kerja - organisasi kerja - pelaksanaan kerja - control/
pengendalian kerja (planning - organizing - actuating/implementation -
PRESERVASI JALAN RUAS SOREANG – RANCABALI - CIDAUN 2 - 24
LAPORAN BULANAN - 8

controlling (POAC)) yang diterapkan/dilakukan pada pekerjaan konstruksi jalan


dan jembatan. Untuk mengimplementasikan ini perlu adanya suatu organisasi
yang berfungsi mengendalikan pelaksanaan sehingga dapat dicapai tujuan
proyek. Sesuai dengan UU No. 18 /1999 tentang jasa Konstruksi yang
mengatur pihak - pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi
ada 2 (dua) unsur pokok masing-masing sebagai berikut :
1. Pihak pengguna jasa adalah orang perseorangan atau badan sebagai
pemberi tugas atau pemilik pekerjaan / proyek yang memerlukan layanan
jasa konstruksi;
2. Pihak penyedia jasa adalah orang perseorangan atau badan yang kegiatan
usahanya menyediakan layanan jasa konstruksi;

Adapun yang dimaksud layanan jasa konstruksi adalah:


1. Layanan jasa konsultansi perencanaan pekerjaan konstruksi,
2. Layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi,
3. Layanan jasa konsultansi pengawasan pekerjaan konstruksi.

Sedangkan yang dimaksud pekerjaan konstruksi adalah keseluruhan atau


sebagian rangkaian kegiatan perencanaan dan / atau pelaksanaan beserta
pengawasan untuk mewujudkan suatu bangunan atau bentuk fisik lain; dalam
hal ini konstruksi jalan Bebas Hambatan.
Dari pihak pengguna jasa dan penyedia jasa maka dapat disimpulkan bahwa
pada setiap proyek ada 4 (empat) unsur pelaku kegiatan penyelenggara
konstruksi, yaitu:
1. Pemberi tugas atau pemilik pekerjaan / proyek atau biasa dikenal
Pinpro/Pinbagpro, Satker / PPK;
2. Perencana Konstruksi atau biasa dikenal Konsultan Perencana;
3. Pelaksana Konstruksi atau biasa dikenal Kontraktor;
4. Pengawas Konstruksi atau biasa dikenal Konsultan Pengawas.

Dalam menjalankan tugasnya layanan jasa konstruksi yang dilakukan oleh


penyedia jasa dilakukan oleh masing-masing penyedia jasa secara terpisah
dalam pekerjaan konstruksi (Undang-undang No. 18 tahun 1999 pasal 16 ayat
(2). Layanan jasa perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan dapat
dilakukan secara terintegrasi dengan memeperhatikan besaran pekerjaan atau
biaya, penggunaan teknologi canggih, serta risiko besar bagi para pihak

PRESERVASI JALAN RUAS SOREANG – RANCABALI - CIDAUN 2 - 25


LAPORAN BULANAN - 8

ataupun kepentingan umum dalam satu pekerjaan konstruksi (Undang-undang


No. 18 tahun 1999 pasal 16 ayat (3).

Secara khusus dalam manajemen proyek pelaksanaan konstruksi jalan dan


jembatan diuraikan masing-masing peranan pihak penyelenggara proyek yang
terlibat langsung kegiatan pekerjaan konstruksi jalan dan jembatan dilapangan
yaitu:
1. Kastker / PPK ;
2. Konsultan Pengawas;
3. Kontraktor.

Dalam melakukan kegiatan pekerjaan konstruksi, ketiga pihak dapat bekerja


dengan penuh rasa tanggung jawab dan secara profesional, yang dilandasi
prinsip-prinsip keahlian sesuai kaidah keilmuan, kepatutan, dan kejujuran
intelektual dalam menjalankan profesinya dengan tetap mengutamakan
kepentingan umum.

Hubungan diantara ketiga pihak tersebut yang berlaku sampai dengan saat ini
adalah berbentuk SEGITIGA dapat digambarkan seperti pada skema yang
terlihat pada bagan dibawah ini :

BAGAN PELAKSANAAN KEGIATAN

KONTRAK / PENUGASAN KONTRAK


SATKER / PPK

PENGENDALIAN

KONSULTAN PENYEDIA JASA /


SUPERVISI
KONTRAKTOR

PENGAWASAN TEKNIS

Gambar 2.1 Bagan Pelaksanaan Kegiatan

Adapun tugas dan tanggung jawab dari ketiga unsur proyek tersebut, dari awal
proyek sampai serah terima pekerjaan berdasarkan dokumenkontrak dan
Kepmen PU adalah :

1. Pejabat Pembuat Komitmen ( PPK) / Pengguna Jasa :

PRESERVASI JALAN RUAS SOREANG – RANCABALI - CIDAUN 2 - 26


LAPORAN BULANAN - 8

a. Sebagai wakil pemilik pekerjaan / proyek; bertanggung jawab penuh


kepada pemilik pekerjaan / proyek atas penggunaan dana untuk
melaksanakan konstruksi jalan dan jembatan yang diikat dengan
Dokumen Kontrak.
b. Sebagai manager; bertanggung jawab atas kelancaran proyek, balk fisik
maupun administrasi. Dalam tugas managerial tersebut PPK memeriksa
dan segera mengantisipasi kondisi proyek dan melaksanakan tindakan
turun - tangan lebih dini, bila terjadi masalah di lapangan.
c. Sebagai engineer; melakukan rekayasa produk fisik tepat guna, terutama
dalam penentuan prioritas lokasi, pemilihan tipe dan dimensi konstruksi
serta kualitas pekerjaan dengan batasan yang telah ditentukan dalam
Dokumen Kontrak sehubungan dengan kondisi lapangan dan
keterbatasan dana yang tersedia.

2. Konsultan Pengawas / Supervisi :


a. Sebagai Engineer Repsentative mempunyai wewenang penuh dalam
mengawasi, mengarahkan pelaksanaan pekerjaan agar dapat tercapai
penyelesaian pekerjaan sesuai persyaratan yang ada dalam Dokumen
Kontrak;
b. Membantu PPK memecahkan persoalan dan permasalahan
berhubungan dengan perpanjangan masa pelaksanaan pekerjaan, bila
diperlukan;
c. Tidak berwenang membebaskan kontraktor dari tugas tugas yang ada
dalam dokumen kontrak yang akan mengakibatkan keterlambatan
pekerjaan atau menambah pembayaran oleh pemilik.

3. Kontraktor Pelaksana / Penyedia Jasa :


a. Kontraktor harus membuat, menyelesaikan dan memelihara pekerjaan
sesuai ketentuan dalam Dokumen Kontrak dengan sungguh-sungguh
dan penuh perhatian dan tanggung jawab;
b. Menyediakan semua tenaga kerja maupun pengawas pelaksanaan,
bahan, peralatan dan lain-lain yang harus memenuhi persyaratan sesuai
Dokumen Kontrak;
c. Menjamin berkesinambungan di Iapangan.
Tanggung jawab diantara ketiga pihak tersebut dalam Quality Assurance &
Quality Control dapat digambarkan seperti pada skema di bawah ini :

PRESERVASI JALAN RUAS SOREANG – RANCABALI - CIDAUN 2 - 27


LAPORAN BULANAN - 8

Gambar 2.2 Bagan Tanggung Jawab Ketiga Unsur Proyek

2.5. RAPAT / KUNJUNGAN


1. Rapat Pelaporan Progres Rencana Mingguan, Realisasi dan Deviasi
Rapat Koordinasi ketiga unsur terkait yaitu unsur Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK), Konsultan Supervisi dan Kontraktor secara periodik
melakukan rapat kerja mingguan yang diselenggarakan di Kantor PPK 2.5
yang membahas Laporan Progres yang disampaikan oleh Kontraktor serta
membahas target penanganan minggu berikutnya.
2. Rapat Field Engineering, masih dalam tahap Survey Kondisi dan
Pengukuran Profil memanjang dan melintang.
3. Pembahasan Rencana rencana persiapan Pengendalian Mutu, Persiapan
persiapan Job Mix Disain, Job Mix Formula sebagai pedoman pelaksanaan
agar tercapai pemenuhan mutu yang sesuai dengan Spesifikasi.

2.6. RINGKASAN LAPORAN PENYEDIA JASA KONSULTANSI


1. Ringkasan Laporan Kegiatan Supervisi Engineering
a. Menyelesaikan Laporan Program Mutu ( RMK )
b. Menyelesaikan Laporan Pendahuluan
c. Menyelesaikan Laporan Bulanan
2. Ringkasan Laporan Quality Engineer + K3L
a. Melakukan Pengujian Pengujian Material
b. Mempersiapkan job Mix Disain dan job Mix Formula

2.7. STRUKTUR ORGANISASI


Struktur organisasi terkait dalam kegiatan proyek ini diantaranya:

2.7.1. STRUKTUR ORGANISASI SATKER P2JN JAWA BARAT

PRESERVASI JALAN RUAS SOREANG – RANCABALI - CIDAUN 2 - 28


LAPORAN BULANAN - 8

PRESERVASI JALAN RUAS SOREANG – RANCABALI - CIDAUN 2 - 29


LAPORAN BULANAN - 8

2.7.2. STRUKTUR ORGANISASI PPK PENGAWASAN P2JN JAWA BARAT

PRESERVASI JALAN RUAS SOREANG – RANCABALI - CIDAUN 2 - 30


LAPORAN BULANAN - 8

2.7.3. STRUKTUR ORGANISASI SATKER PJN WILAYAH II

PRESERVASI JALAN RUAS SOREANG – RANCABALI - CIDAUN 2 - 31


LAPORAN BULANAN - 8

2.7.4. STRUKTUR ORGANISASI PPK PJN 2.5 JAWA BARAT

PRESERVASI JALAN RUAS SOREANG – RANCABALI - CIDAUN 2 - 32


LAPORAN BULANAN - 8

2.7.5. STRUKTUR ORGANISASI CORE TEAM PERENCANA DAN


PENGAWASAN P2JN JAWA BARAT

PRESERVASI JALAN RUAS SOREANG – RANCABALI - CIDAUN 2 - 33


LAPORAN BULANAN - 8

PRESERVASI JALAN RUAS SOREANG – RANCABALI - CIDAUN 2 - 34


LAPORAN BULANAN - 8

2.7.6. STRUKTUR ORGANISASI KONSULTAN SUPERVISI

PRESERVASI JALAN RUAS SOREANG – RANCABALI - CIDAUN 2 - 35


LAPORAN BULANAN - 8

2.7.7. STRUKTUR ORGANISASI PENYEDIA JASA PT. BENTENG BANGUN


SEJAHTERA

PRESERVASI JALAN RUAS SOREANG – RANCABALI - CIDAUN 2 - 40


LAPORAN BULANAN - 8

2.8. RINGKASAN KEGIATAN PERSONILTENAGA AHLI BULAN INI


1. Pada Kelima Lingkup pekerjaan Preservasi Jalan dan Jembatan ini
Konsultan memberi arahan prihal bagaimana memanejemen waktu agar
tetap seimbang pelaksanaan tiap tiap output yaitu rutin jalan berupa
Pekerjaan Campuran Aspal Panas dan Holding, dan memang selalu
berdampingan pelaksanaan Holding dan CAP, demikian juga dengan
Preservasi Jembatan balk itu Rehabilitasi maupun pekeijaan berkala
Jembatan, demikian juga pelaksanaan penanganan Drainase dan
Longsoran, Konsultan setiap saat mengingatkan agar Kontraktor selalu
menjadwalkan Pelaksanaan secara simultan sehingga setiap Pekerjaan
dapat terlaksana sesuai waktu yang diharapkan.
2. Memberikan pengarahan pada saat membuat benda uji beton dan juga
pada saat melakukan pengujian lainnya seperti Pile Integrity test untuk tiang
tiang Bore Pile.
3. Memberi pengarahan kepada pelaksana agar ketika melakukan pengecoran
supaya menggunakan vibro sehingga Campuran beton dapat mengisi setiap
rongga atau celah dan beton menjadi expose.
4. Pada Lingkup pekerjaan Rutin Jalan Konsultan memberi arahan prihal
pelaksanaan Marka Jalan sebab pekerjaan Holding Jalan dan Pengaspalan
Lantai Jembatan sudah seluruhnya selesai sehingga guna kenyamanan
pemakai sarana jalan sehingga merasa aman dan nyaman.
5. Pada Lingkup Holding, Konsultan dan Pengguna Jasa menentukan dan
menginstruksikan pelapisan ulang ( Holding ) bagi permukaan jalan yang
sudah kasar ( IRI > 6 rn/Km ) guna menghindari kerusakan jalan yang lebih
besar yang menyebabkan cost pemeliharaan lebih besar juga berhubung
saat ini sudah memasuki muslin penghujan.
6. Pada Lingkup Rehabilitasi jembatan, Konsultan dan Pengguna jasa
menginstrusikan Penyedia jasa agar mengganti pipa cucuran jembatan juga
memelihara drainase serta pemeliharaan tanaman yang berlokasi di
jembatan sehingga tidak terjadi genangan air dilantai jembatan dan oprit
jembatan tetap terlindungi dari aliran air hujan yang saat ini sudah
musimnya.

PRESERVASI JALAN RUAS SOREANG – RANCABALI - CIDAUN 2 - 41


LAPORAN BULANAN - 8

7. Pada Linggkup Penanganan Longsoran atau Rekonstruksi Jalan, Konsultan


dan Pengguna Jasa menentu Kan dan menginstruksikan agar mempercepat
pelaksanaan pekerjaan Saluran U type DS2, dikarenakan sudah masuk
musim penghujan.
8. Pada penaganan Longsoran Konsultan dan Pengguna jasa
menginstruksikan percepatan pelaksanaan Pekerjaan Bore Pile dan Dinding
Penahan tanah di lokasi Longsoran Km. 233+000 Kiri agar badan jalan tidak
longsor dan berhubung Karena musim penghujan maka perlu ditambahi
cerucuk bambu, sehingga potensi longsoran dapat diperkecil.

PRESERVASI JALAN RUAS SOREANG – RANCABALI - CIDAUN 2 - 42

Anda mungkin juga menyukai