DIAJENG FIFIT
NPM: 200103080
i
UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU
DIAJENG FIFIT
NPM: 200103080
ii
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS
Karya Tulis Ilmiah Profesi Ners ini adalah hasil karya saya sendiri dan semua
sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
Diajeng Fifit
iii
LEMBAR PERSETUJUAN
Pembimbing
Mengetahui,
Ketua Program Profesi Ners
iv
LEMBAR PENGESAHAN
Penguji I Penguji II
Mengetahui
Ka. Prodi Profesi Ners
Menyetujui,
Dekan Fakultas Kesehatan
Universitas Aisyah Pringsewu
Ditetapkan di : Pringsewu
Tanggal : 26 Juli 2021
v
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Universitas Aisyah Pringsewu berhak menyimpan,
mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data, merawat dan
mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis/pencipta dan sebagai pemilik hak cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Pringsewu
Pada Tanggal : 26 Juli 2021
Yang Menyatakan
(Diajeng Fifit)
vi
BIODATA PENULIS
A. Identitas Penulis
1. Nama : Diajeng Fifit
2. NIM : 200103080
3. Temapt/tanggal Lahir : Gunung Sugih, 15 Agustus 1997
4. Jenis Kelamin : Perempuan
5. Agama : Islam
6. Alamat : Banjar Sari RT/RW : 001/003
Kec. Gunung Sugih Kab. Lampung
Tengah.
7. Orang Tua : Ayah : Suwanto
Ibu : Sarinah
8. No. Hp : 0853 5780 9045
9. Email : diajengfifit@gmail.com
B. Riwayat Pendidikan
1. SD (2004-2010) : SDN 2 Gunung Sugih
2. SMP (2010-2013) : SMPN 2 Punggur
3. SMA (2013-1016) : SMAN 1 Kota Gajah
4. S1 Ilmu Keperawatan
(2016-2020) : Universitas Aisyah Pringsewu Lampung
5. Profesi Ners (2020-2021) : Universitas Aisyah Pringsewu Lampung
vii
MOTTO
سنُ فَِإ َذا ٱلَّ ِذى بَ ْينَكَ َوبَ ْينَهۥُ َع ٰ َد َوةٌ َكَأنَّ ۥهُ َولِ ٌّى َح ِمي ٌم
َ سيَِّئةُ ۚ ٱ ْدفَ ْع بِٱلَّتِى ِه َى َأ ْح
َّ سنَةُ َواَل ٱل
َ ستَ ِوى ٱ ْل َح
ْ ََواَل ت
(Diajeng Fifit)
viii
PERSEMBAHAN
2. Teruntuk orang tuaku tercinta Bapak Suwanto dan Ibu Sarinah yang telah
kesabaran dan perjuangan yang tidak ada banding nya dan semangat serta
serta bantuan untuk adiknya, kakakku Heru Susanto yang selalu menjadi
tempat sharing, menjadi motivasi dan panutanku, tak lupa untuk keluarga
4. Terimakasih yang tak terhingga untuk dosen pembimbing saya ibu Feri
Profesi Ners 2020 yang telah saling memberikan semangat dan membantu
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat, Hidayah, dan
Karunia-Nya, sehingga penyusun skripsi yang berjudul Penerapan Nesting Pada
Bayi Dengan Diagnosis Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Di Ruang
Perinatologi Rsu Az-Zahra Lampung Tengah Tahun 2021, dapat saya
selesaikan. Penyelesaian penelitian ini juga berkat dukungan dan bantuan dari
berbagai pihak. Pada kesempatan ini perkenankan penulis menghanturkan terima
kasih kepada yang terhormat :
1. Sukarni, SSIT.,M.Kes selaku Ketua Yayasan Aisyah Lampung
2. Wisnu Probo Wijayanto, S.Kep., Ners., MAN., selaku Rektor Universitas
Aisyah Pringsewu Lampung
3. Wiwi Febriani, S.Gz., M.Si., selaku Dekan Fakultas Kesehatan Universitas
Aisyah Pringsewu Lampung
4. Feri Agustriyani,S.Kep.,Ners.,M.Kep selaku Ketua Program Studi Profesi
Ners Universitas Aisyah Pringsewu
5. Feri Kameliawati, S.Kep.,Ners.,M.Kep selaku Pembimbing KTI
6. Seluruh Staf, Dosen, dan Tata Usaha Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Aisyah Pringsewu Lampung
7. Kepala Ruangan dan Perawat Ruangan Perinatologi RSU Az-Zahra
Kalirejo Lampung Tengah yang selalu mendukung dan membantu dalam
penyelesaian KTI ini.
8. Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan KTI ini.
Semoga Allah berkenan membalas kebaikan serta bantuan yang telah
diberiikan dan semoga proposal penelitian ini dapat bermanfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya bidang kesehatan. Penulis
menyadari dalam penelitian ini masih banyak kekurangan untuk itu, penulis
sangat mengharapkan masukan serta saran-saran yang membangun guna
perbaikan selanjutnya. Semoga Allah senantiasa melindungi kita semua, Amin.
Diajeng Fifit
x
Program Studi Profesi Ners
Universitas Aisyah Pringsewu Lampung
Karya Tulis Ilmiah Profesi Ners, Mei 2021
Diajeng Fifit 1) , Fery Kameliawati 2)
diajengfifit@gmail.com
ABSTRAK
Latar Belakang : Bayi berat lahir rendah di Indonesia masih tergolong tinggi
dan masih menjadi perhatian serius. BBLR mengakibatkan gangguan fungsi vital
organ yang berakhir pada penurunan kualitas proses pertumbuhan dan
perkembangan anak. Penanganan BBLR yang dianjurkan adalah penggunaan
nesting.
Tujuan : Menerapkan Nesting Pada Bayi Dengan Diagnosis Berat Badan
Lahir Rendah (BBLR) di Ruang Perinatologi Rsu Az-Zahra Lampung Tengah
2021.
Metode : Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian
deskriptif dengan desain studi kasus, dilakukan tanggal 23 Mei 2021 sampai
dengan selesai, jumlah sampel 1 orang pasien.
Hasil : Intervensi yang dilakukan pada penelitian adalah pemasangan nesting,
Implementasi yang dilakukan adalah penerapan nesting pada bayi BBLR di ruang
peinatologi, evaluasi setelah penerapan nesting yaitu adanya perubahan suhu
tubuh bayi dan kenyamanan tidur pada bayi BBLR di ruang Prinatologi RSU Az-
Zahra Kalirejo Lampung Tengah.
Rekomendasi : Penerapan nesting sebaiknya diterapkan diruangan
Perinatologi pada kasus BBLR guna untuk meningkatkan suhu tubuh, berat badan
dan kenyamanan pada BBLR.
xi
Ners Profession Study Program,
Aisyah University of Pringsewu Lampung
Scientific Papers of Ners Profession, May 2021
Diajeng Fifit 1) , Fery Kameliawati 2)
diajengfifit@gmail.com
ABSTRACT
Background: Low birth weight babies in Indonesia are still relatively high and
still a serious concern. Low Birth Weight (LBW) causes disruption of vital organ
functions that end in a decrease in the quality of the child's growth and
development process. The recommended treatment for Low Birth Weight (LBW)
is the using of nesting.
Objective: Applying Nesting to Babies with a Low Birth Weight (LBW)
diagnosis in the Perinatology Room at Az-Zahra Hospital Central Lampung in
2021.
Methodology: In this study, the researcher used descriptive research with a
case-study design which was carried out on May 23th 2021 until completion, the
number of samples was 1 patient.
Result: The intervention conducted in this study was the installation of
nesting, the implementation carried out was the application of nesting to Low
Birth Weight (LBW) infants in the peinatology room, evaluation after the
application of nesting was a change in the baby's body temperature and sleep
comfort for Low Birth Weight (LBW) infants in the Prinatology room at Az-
Zahra Hospital Central Lampung. .
Recommendation: The application of nesting should be applied in the
Perinatology room in LBW cases in order to increase body temperature, weight
and comfort for Low Birth Weight (LBW).
Diajeng Fifit
1)
xii
DAFTAR ISI
COVER LUAR................................................................................................. i
COVER DALAM............................................................................................. ii
SURAT PERNYATAAN ORISISNIL............................................................. iii
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................ iv
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. v
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI....................................................... vi
BIODATA PENULIS....................................................................................... vii
MOTTO............................................................................................................ viii
PERSEMBAHAN............................................................................................. ix
KATA PENGANTAR...................................................................................... x
ABSTRAK........................................................................................................ xi
ABSTRACT..................................................................................................... xii
DAFTAR ISI.................................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ xv
DAFTAR TABEL............................................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 6
C. Tujuan Penelitian.................................................................................. 7
1. Tujuan Umum................................................................................. 7
2. Tujuan Khusus................................................................................ 8
D. Manfaat Penelitian................................................................................ 8
E. Pengumpulan Data................................................................................ 9
xiii
C. Tempat dan Waktu Penelitian............................................................... 41
D. Tindakan Yang Dilakukan.................................................................... 41
E. Metode Pengumpulan Data................................................................... 42
F. Etika Studi Kasus.................................................................................. 43
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................... 85
B. Saran .................................................................................................. 87
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
DAFTAR TABEL
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut data dari World Health Organization (WHO) tahun 2017, BBLR
(Berat Bayi Lahir Rendah) salah satu penyebab kematian bayi baru lahir,
yang akan mengakhiri kematian AKABA) 25 per 1.000 kelahiran hidup pada
menunjukkan angka kematian bayi yaitu 22.23 % per 1000 kelahiran hidup,
peningkatan yaitu pada tahun 2017 dengan persentase 5,4% menjadi 6,2%
pada tahun 2018 ( Riskesdas, 2018). Data Badan Pusat Statistik Lampung
dengan jumlah 743, dan terendah pada kabupaten Pesisir Barat dengan jumlah
Pada tahun 2015 BBLR menjadi salah satu penyebab kematian bayi yaitu
infeksi 11, kelainan kongenital 66 dan lain-lain 94. Kejadian BBLR sangat
1
2
dipengaruhi faktor ibu, faktor bayi dan faktor tali pusat (Profil Dinas
Kesehatan Provinsi Lampung, 2015). Berdasarkan hasil pre survey data dari
Rumah Sakit Umum Az-Zahra Kalirejo Provinsi Lampung Tengah tahun 2021
dari bulan januari hingga maret terdapat data BBLR sejumlah 25 (RSU Az-
Zahra)
dibandingkan dengan bayi berat badan lahir normal. Bayi BBLR memiliki
peluang lebih kecil untuk bertahan hidup, ketika mereka bertahan hidup,
mereka lebih rentan terhadap penyakit hingga mereka dewasa (Noor, Murniati.
2016). Bayi prematur merupakan bayi yang lahir dengan usia kehamilan < 32
disebabkan oleh prematuritas (Krisnadi dkk, 2009 ; Yeni & Nasararti, 2020)
Masalah yang paling sering dijumpai pada berat bayi lahir rendah
organ neonatus adalah struktur tonus otot yang sangat lemah, sehingga akan
posisi ekstensi, padalah posisi yang terbaik untuk bayi adalah fleksi karena
Berliana, 2016).
3
nutrisi, seperti reflek isap dan menelan yang buruk terutama sebelum 34
minggu, motilitas usus menurun, pencernaan dan absorbsi vitamin yang larut
dalam lemak kurang, dan BBLR sangat rentan terhadap defisiensi dan
Eliyanti yeni 2020). Kekurangan asupan nutrisi pada bayi baru lahir (BBL)
beresiko terjadi masalah nutrisi dan tumbuh kembang bayi baru lahir (BBL)
Selain dari faktor adaptasi ektra uterin BBLR, faktor lain yang dapat
ketika berada dalam ruangan perawatan bayi dengan BBLR yang memiliki
pada bayi sehingga akan berpengaruh terhadap peningkatan berat badan pada
4
bayi yang dipengaruhi oleh faktor kemampuan bayi dalam menghisap ASI.
Salah satu bentuk perawatan yang dilakukan dalam penelitian yang dilakukan
oleh Silvia (2015) adalah dengan metode kanguru, dimana metode kanguru
energi tidak banyak dikeluarkan dan juga dalam pelaksanaannya dapat dengan
2016).
rahim ibu yang terbuat dari bahan yang halus phlanyl yang berisi potongan
kain seperti dacron. Panjang alat ini sekitar 121-132 cm dan dapat disesuaikan
dengan panjang tubuh bayi. Alat ini diletakkan sebagai pelindung posisi bayi,
sehingga berada dalam posisi ekstensi dan menjaga perubahan posisi bayi
atau sarang untuk menampung pergerakan yang berlebihan dan memberi bayi
batang tubuh dan mendukung regulasi dini. Posisi fleksi pada pemberian
Pemasangan nesting atau sarang harus mengelilingi bayi, dan posisi bayi
flexi, sesuai perilaku BBLR yang cenderung pasif, sikap fleksi pada BBLR
akibat dari kurangnya lemak sub kutan, rasio luas permukaan terhadap berat
badan yang besar, produksi panas berkurang akibat lemak yang tidak
bayi dengan berat lahir rendah, akan berupaya keras untuk melakukan adaptasi
tersebut. BBLR karena adanya imaturias organ dan kurangnya jaringan lemak
nesting. Namun dalam nesting tersebut tidak ada pengaruh yang besar
diperlukan posisi yang nyaman pada bayi tersebut, yang harapannya dengan
6
Ditinjau dari banyaknya kasus BBLR yang terjadi, maka perlu diterapkan
proposal karya tulis ilmiah tentang “Penerapan Nesting Pada Bayi Dengan
Diagnosis Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di Ruang Perinatologi Rsu Az-
B. Rumusan Masalah
Antar Sensus (SUPAS) tahun 2015 menunjukkan angka kematian bayi yaitu
tahun 2017 dengan persentase 5,4% menjadi 6,2% pada tahun 2018. Data
kabupaten Tulang Bawang Barat dengan jumlah 743, dan terendah pada
Tengah sendiri yaitu sejumlah 448 tertinggi ketiga dari provinsi di Lampung.
energi tidak banyak dikeluarkan dan juga dalam pelaksanaannya dapat dengan
2016).
satu bentuk konversi energi yang merupakan salah satu bentuk intervensi
menopang tubuh bayi dam memberi tempat yang nyaman (Andhini, 2017).
dalam penelitian ini adalah “Penerapan Nesting Pada Bayi Dengan Diagnosis
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
pemecahan masalah.
8
2. Tujuan Khusus
mampu:
D. Manfaat Penelitian
a. Ilmu Keperawatan
b. Pelayanan Keperawatan
c. Penulis
d. Dinas Kesehatan
kejadian BBLR.
9
e. Rumah Sakit
optimal.
E. Pengumpulan Data
Data yang diperoleh dari hasl tanya jawab dengan pasien ataupun dengan
2006; Ratna, 2017) pada pengumpulan data penelitian KTI ini saya
mendapatkan data dari keluarga pasien mengenai data pasien seperti nama,
alamat, dll.
praktikum.
TINJAUAN TEORITIS
1. Pengertian BBLR
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah neonatus dengan berat badan
lahir pada saat kelahiran kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa
kehamilan. Bayi Berat Lahir Rendah tidak hanya terjadi pada bayi cukup
Rajagukguk & Nasution, 2015 ; Ayuda nia, 2018 ). Ada juga yang
37, dihitung dari mulai hari pertama menstruasi terakhir, dianggap sebagai
setelah lahir. Hal ini disebabkan karena imaturnya sistem organ tubuh bayi
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang
dari 2.500 gram tanpa memandang usia kehamilan. Berat saat lahir adalah
berat bayi yang ditimbang dalam 1 jam setelah lahir. Acuan lain dalam
Setempat (PWS) gizi. Dalam pedoman tersebut bayi berat lahir rendah
10
11
(BBLR) adalah bayi lahir dengan berat kurang dari 2.500 gram diukur
pada saat lahir atau sampai hari ke tujuh setelah lahir. ( Putra, 2012 ;
2. Etiologi
a. Faktor obstetrik
1) Paritas
melahirkan anak empat kali atau lebih rahim akan menjadi semakin
menyalurkan
2) Pre-eklamsia
b. Sosial Demografi
1) Usia ibu
tahun dan >35 tahun) dan tidak berisiko (20 – 35 tahun). Pada
2) Gizi hamil
sel darah merah, sehingga anemia dapat terjadi baik karena sel
karena jumlah sel darah yang tidak cukup. Hasil pemeriksaan kadar
(Cunningham, 2012).
15
4) Status pernikahan
2015).
1) Gangguan metabolisme
oleh ibu hamil yaitu diabetes mellitus (DM). Pada ibu yang
2) Hipertensi
3. Manifestasi Klinis
kurang bulan dan tanda-tanda bayi pada bayi kecil untuk masa kehamilan
(KMK).
jaringan payudara belum terlihat, putting masih berupa titik, pada bayi
skrotum belum banyak lipatan, testis kadang belum turun, rajah telapak
kaki kurang dari 1/3 bagian atau belum terbentuk, kadang disertai
Umur bayi cukup, kurang atau lebih bulan tetapi beratnya kurang dari
keriput, lemak bawah kulit tipis, payudara dan putting sesuai masa
labia minora, bayi laki-laki testis mungkin telah turun, rajah telapak
kaki lebih dari 1/3 bagian, serta menghisap cukup kuat. (berdasarkan
nafas
19
5. Penatalaksanaan
a. Penanganan bayi
Semakin kecil bayi dan semakin prematur bayi, maka semakin besar
inkubator.
berat rendah harus diasuh dalam suatu suhu lingkungan di mana suhu
minimal. Bayi berat rendah yang dirawat dalam suatu tempat tidur
Suhu perawatan harus di atas 25oC, bagi bayi yang berat sekitar 2000
gram, dan sampai 30oC untuk bayi dengan berat kurang dari 2000 gram
c. Inkubator
terlebih dahulu dihangatkan, sampai sekitar 29,4 oC, untuk bayi dengan
berat 1,7 kg dan 32,2oC untuk bayi yang lebih kecil. Bayi dirawat
d. Pemberian oksigen
Ekspansi paru yang buruk merupakan masalah serius bagi bayi preterm
menimbulkan kebutaan
e. Pencegahan infeksi
tidak boleh masuk ke kamar bayi dalam keadaan infeksi dan sakit
kulit.
f. Pemberian makanan
yang reflek hisap dan menelannya lemah. Bayi berat lahir rendah
bayi preterm.
6. Nesting
21
a. Pengertian
Pemasangan nesting atau sarang serta posisi fleksi pada bayi juga
bayi
a) Supinasi
b) Pronasi
tangan
d) Lateral
( Supinasi) ( Pronasi )
(Hidayat,2016).
a. Pengkajian
Data Subjektif
1) Identitas
Bayi dengan berat badan lahir rendah sering terjadi pada bayi
yang lahir dengan usia kehamilan <37 minggu dan pada bayi
<20 tahun dan >35 tahun, ibu dengan sosial ekonomi rendah dan
2) Keluhan utama:
112).
a. Keluhan saat MRS Biasanya bayi lahir dengan berat badan <
(Sukarni, 2014)
3) Anamnese ibu
27
(Proverawati, 2010).
caesarea, bayi BBLR bisa lahir dengan usia gestasi cukup bulan
(Proverawati, 2010).
berat badan kurang dari 2500 gram, panjang badan kurang dari
Data Obyektif
28
317).
b. Vital Sign
2014).
c. Pernafasan
d. Nadi
Pada bayi dengan BBLR biasanya heat rate dapat normal (120-
e. Keaktifan
a. Kepala
pada badan.
b. Mata
c. Hidung
d. Mulut
e. Muka
30
f. Telinga
elastic(Maryanti, 2011).
g. Leher
h. Dada
Area Paru:
(Sukarni, 2014).
Area Jantung:
31
sinistra.
sinistra.
i. Abdomen
j. Punggung
32
k. Ekstremitas
2014)
l. Genetalia
bayilaki(Sukarni, 2011).
m. Anus
tidak.
4) Reflek
Biasanya pada bayi dengan BBLR Refek primitife yang terdiri dari
5) Eliminasi
(Sukarni, 2014).
meliputi :
dan mencintai, harga diri dan aktualisasi diri serta sifat masalah yaitu :
ucation, Colaboratif).
35
Rencana Keperawatan
Intervensi Keperawatan
Diagnosa
No. Tujuan (SLKI) Tindakan (SIKI)
Keperawatan
1. Hipotermi Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi penyebab hipotermia
berhubungan keperawatan 2. Monitor suhu tubuh
dengan berat selama 3x24 jam hipotermi 3. Monitor komplikasi akibat
badan kurang tubuh stabil, hipotermia
dengan kriteria hasil: 4. Teraupetik, atur suhu inkubator
1. Suhu tubuh normal sesuai indikasi
36oC-37,5°C 5. Hindarkan bayi kontak langsung
2. Akral hangat dengan sumber dingin/panas
3. Bayi tidak menggigil
4. Tidak ada perubahan
warna
2. Defisit Nutrisi Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi status nutrisi, Monitor
berhubungan keperawatan BB klien,
dengan selama 3x24 kebutuhan 2. Identifikasi perlunya penggunaan
ketidakmampuan nutrisi terpenuhi, selang OGT
mengabsorbsikan dengan kriteria hasil: 3. Kaji kemampuan reflek hisap
makanan 1. BB seimbang 2500- 4. Monitor asupan intake dan output
3500 gram cairan
2. Reflek hisap kuat 5. Lakukan oral hygiene sebelum
3.Intake nutrisi adekuat makan
6. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
pemberian nutrisi
Intervensi Keperawatan
No. Diagnosa Tujuan (SLKI) Tindakan (SIKI)
gangguan rasa nyaman 4.Berikan posisi ( positionong ) dan
dapat teratasi, dengan kh : Nesting pada bayi
1. Lingkungan yang 5.Berikan pakaian yang nyaman
tenang dan mendukunng 6.Kolaborasi dengan dokter
2.Status kenyamanan
meningkat
3.Berat badan stabil
4.Suhu tubuh normal
Tabel 2.2
4. Implementasi Keperawatan
kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan klien yang lebih baik yang
2005).
5. Evaluasi
Penelitian ini adalah jurnal yang sudah dipublikasikan oleh Yeni Eliyanti,
frekuensi nadi pada kelompok kontrol adalah 97,44 sedangkan pada kelompok
intervensi didapatkan rata-rata frekuensi nadi adalah 110,50. Hasil Uji Paired
sampel t-test menunjukan ada pengaruh nesting terhadap saturasi oksigen pada
p value 0,007. Ada pengaruh nesting terhadap frekuensi nafas pada bayi
value 0,003 dan ada pengaruh nesting terhadap frekuensi nadi pada bayi
value 0,047.
Perubahan Suhu Tubuh Saturasi Oksigen Dan Frekuensi Nadi Pada Bayi
control group design dengan menggunakan one group pretest posttest. Subjek
masing p value < 0,05. Hasil uji t dependen menunjukan bahwa terdapat
pengaruh nesting terhadap suhu tubuh, saturasi oksigen dan frekuensi nadi
kestabilan tanda vital bayi BBLR bisa dilaksanakan dengan tepat dan cepat.
judul “Pengaruh Posisi Pronasi Pada Bayi Prematur Yang Terpasang Cpap
METODE PENULISAN
penelitian studi kasus dan rancangan penelitian survei. Penelitian studi kasus
deskriptif dengan desain studi kasus tentang Asuhan Keperawatan pada bayi
B. Responden
Responden atau subjek penelitian dapat meliputi kriteria inklusi dan eksklusi.
sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel (Alimul Aziz, 2012).
Kriteria Inklusi :
1. Bayi prematur yang dirawat di ruang Perinatologi dengan berat badan lahir
rendah
Subjek penelitian pada studi kasus ini adalah 1 pasien dengan BBLR yang
1. Lokasi Penelitian
2. Waktu Penelitian
Tindakan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu kepada Bayi Berat
subjek atau proses pengumpulan data dan karakteristik subjek yang akan
1. Pengkajian
2016).
42
2. Perencaaan
awal tentang sesuatu apa yang akan dilakukan, kapam dilakukan dari
3. Implementasi
pemulihan kesehatan.
4. Evaluasi
1. Wawancara
2. Observasi
studi kasus melalui pengamatan. Pemeriksaan pada studi kasus ini dengan
3. Pemeriksaan Fisik
Tujuan dari pemeriksaan fisik untuk memperoleh data objektif dari klien
4. Studi Dokumentasi
sumber berupa catatan, transkip catatan dan dokumen antara lain dari
dokumentasi adalah benda mati (Saryono, 2013). Dalam studi kasus ini
1. Informed Consent
atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya
menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang
akan disajikan dengan cara peneliti hanya memuat inisial nama pasien
tersebut.
3. Confidentiality ( kerahasian )
lainnya seperti data-data pribadi pasien tersebut dan penyakit yang diderita
TINJAUAN KASUS
evaluasi.
A. Pengkajian
1. Riwayat Keperawatan
Ruang/Kamar : Perinatalogi
2. Biodata Klien
Nama : An. A
Umur : 5 Hari
Agama : Islam
Status : Sukawaringin
46
Nama : Tn. A
Umur : 28th
Agama : Islam
Status : Menikah
Pekerjaan : Wiraswata
3. Riwayat Kesehatan
DS : Ibu klien mengatakan, bayi baru lahir pada tanggal 18 mei 2020
minggu, dan saat ini ibu klien mengatakan bahwa bayinya masih berada
untuk menstabilkan suhu bayinya. Ibu klien juga mengatakan ketika ibu
klien menyusui, bayi nya terlihat lemah saat menghisap puting susu nya,
47
dan ibu juga mengatakan bahwa ASI nya tidak banyak yang keluar, ASI
RR 58x/mnt, S 35oC, Nadi 112x/mnt, SPo2 82%, akral bayi teraba dingin,
terpasang OGT dan Infus dan BB saat pengkajian yaitu 1200 gram, karena
reflek hisap yang lemah, sehingga bayi dipasang alat bantu OGT untuk
Genogram
48
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Garis keturunan
: Garis pernikahan
: Pasien (laki-laki)
: Kembar
Gambar 4.1
DS : Ibu klien mengatakan saat memompa ASI hanya sedikit yang keluar,
Minum : ASI
Selama sakit :
BAK
Frekuensi : 5x/hari
49
Warna : kekuningan
Bau : menyengat
Postur tubuh : kepala tidak tegap, tubuh terlihat kecil, BB 1200 gram
4. Pemeriksaan Fisik
Data objektif
Kesadaran : Composmentis
TD :-
Suhu : 35oC
Nadi : 112x/menit
RR : 58x/menit
SPO2 : 82%
TB : 40 cm
LD : 30 cm
50
LK : 31 cm
Data objektif
5. Pemeriksaan Penunjang
Data objektif
Labortorium
Nama : By. Ny. A Umur : 0
JK : laki laki RM : 43971
Tanggal : 18. 05. 2021
Radiologi
Aorta baik
Trakea ditengah
53
Kesan :
Pneumonia
DD/Awal NEC.
Terapi
Oral/parental :
Diit : -
54
6. Analisa Data
ANALISA DATA
Tabel 4.5
Diagnosa Keperawatan :
makanan
B. Perencanaan
RENCANA KEPERAWATAN
Intervensi Keperawatan
Diagnosa
No. Tujuan (SLKI) Tindakan (SIKI)
Keperawatan
1. Hipotermi Setelah dilakukan 1. Identifikasi penyebab hipotermia
berhubungan tindakan keperawatan 2. Monitor suhu tubuh
dengan berat selama 3x24 jam 3. Perawatan bayi dalam inkubator
badan kurang hipotermi tubuh stabil, 4. Gunakan pakain hangat, selimut,
dengan kriteria hasil: topi, ganti popok bila basah
1. Suhu tubuh normal 5. Ajarkan orang tua tentang posisi
36oC-37,5°C nesting agar tidak terjadi hipotermi
2. Akral hangat pada bayi (Nanang & Isti Kumala,
3. Bayi tidak menggigil 2018)
4. Tidak ada perubahan 6. Kolaborasi dengan dokter
warna
2. Defisit Nutrisi Setelah dilakukan 1. Identifikasi status nutrisi, Monitor
berhubungan tindakan keperawatan BB klien,
dengan selama 3x24 kebutuhan 2. Identifikasi perlunya penggunaan
ketidakmampuan nutrisi terpenuhi, selang OGT
mengabsorbsika dengan kriteria hasil: 3. Kaji kemampuan reflek hisap
n 1. BB seimbang 2500- 4. Monitor asupan intake dan output
makanan 3500 gram cairan
2. Reflek hisap kuat 5. Lakukan oral hygiene sebelum
3.Intake nutrisi adekuat makan
6. Ajarkan orang tua tentang metode
kanguru dan posisi Nesting agar berat
badan seimbang (Yuyun Sareningsih,
2020)
7. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
pemberian nutrisi
57
Intervensi Keperawatan
No. Diagnosa Tujuan (SLKI) Tindakan (SIKI)
3. Gangguan rasa Setelah dilakukan 1. Monitor TTV
nyaman b.d asuhan keperawatan 2. Status kenyamanan fisik
kenyamanan: selama 3x24 jam 3. Berikan posisi nyaman
fisik diharapkan masalah 4. Berikan posisi ( positionong ) dan
gangguan rasa nyaman Nesting pada bayi agar bayi merasa
dapat teratasi, dengan nyamanan ( Efendi Defi, Dian Sari,
kh : dkk, 2019)
1. Lingkungan yang 5. Berikan pakaian yang nyaman
tenang dan 6. Kolaborasi dengan dokter
mendukunng
2.Status kenyamanan
meningkat
3.Berat badan stabil
4.TTV normal
Tabel 4.6
C. Implementasi
58
CATATAN PERKEMBANGAN I
CATATAN PERKEMBANGAN II
61
dengan dokter A:
Masalah belum teratasi
- Perawatan bayi di
inkubator
- Tetap pantau suhu
P : Lanjutkan intervensi
- Monitor suhu
- Lakukan perawatan di
inkubator
- Ajarkan ibu pemberian
posisi nesting pada bayi
agar suhu tubuh bayi
stabil
- Kolaborasi dengan
dokter
didapatkan kenaikan suhu bayi menjadi 36, 8oC, dan berat badan bayi naik
a. Visi :
b. Misi :
maupun penampilan.
susu ).
dialihkan lewat media sosial berupa grup whatsap. Kepala ruangan juga
langsung kepada staf yang kinerjanya tidak bagus, kepala ruangan juga
Zahra adalah :
dengan keadaan dan kebutuhan yang dibutuhkan oleh bayi, dan dengan
terlihat dengan adanya keluarga pasien yang berkunjung datang pada jam
Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 23 Mei 2021 jam 08.00 wib,
35ºc, akral teraba dingin, respirasi rate 58x/menit, bayi menangis, bayi
infus D10% 7tpm micro, reflek hisap masih lemah, bayi tampak tidak
nyaman.
70
Data yang didapat mempunyai persamaan dengan teori yang ada salah
satunya menurut Ayuda Nia (2018), bahwa bayi yang lahir dengan berat
badan rendah memiliki tanda gejala berat badan kurang dari 2500 gram,
panjang badan kurang dari 45 cm, lingkar dada kurang dari 30 cm,
lingkar kepala kurang dari 33cm, pergerakan kurang dan lemah, tangis
lemah, pernafasan belum teratur, lebih banyak tidur dari pada bangun,
bulan (usia kehamilan 38 minggu), tapi berat badan (BB) lahirnya lebih
kecil dari masa kehamilannya, yaitu tidak mencapai 2.500 gram. Masalah
2. Diagnosis Keperawatan
yaitu :
BBLR meliputi :
diagnosa prioritas.
3. Perencanaan Keperawatan
tujuan yang berpusat pada klien dan hasil yang diperkirakan ditetapkan
Suhu tubuh normal 36oC-37,5°C, akral hangat, bayi tidak menggigil, tidak
5. Ajarkan orang tua tentang posisi nesting agar tidak terjadi hipotermi pada
adalah penggunaan alat berbentuk seperti kondisi dalam rahim ibu yang
terbuat dari bahan phlanyl yang memiliki panjang sekitar 121-132 cm dan
dapat disesuaikan dengan panjang tubuh bayi. Alat ini diletakkan sebagai
tetap dalam posisi fleksi, hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi perubahan
posisi yang drastis pada bayi yang dapat mengakibtkan hilangnya banyak
responden adalah normal. Bayi memiliki lemak subkutan yang sangat tipis,
sehingga mudah terjadi hipotermi dan kebutuhan oksigen akan lebih besar
(Wong, et.al, 2009). Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Noor Murniati (2018), terdapat perbedaan suhu tubuh bayi premature yang
6. Ajarkan orang tua tentang Metode Kanguru dan posisi Nesting agar
hipotermia.
tubuh bayi, stabilitas denyut jantung dan pernafasan, perilaku bayi lebih
kenaikan berat badan bayi lebih baik, waktu tidur bayi lebih lama, hubungan
lekat bayi- ibu lebih baik dan akan mengurangi terjadinya infeksi pada bayi.
PMK dapat diberikan secara intermiten minimal 2 jam setiap hari dapat
menekan angka kematian bayi prematur dan meningkatkan berat badan pada
pada bayi yang dipengaruhi oleh faktor kemampuan bayi dalam menghisap
bayi. Salah satu bentuk perawatan yang dilakukan dalam penelitian yang
metode kanguru menggunakan prinsip bayi selalu berada dalam dekapan ibu
1. Monitor TTV
4. Berikan posisi ( positionong ) dan Nesting pada bayi agar bayi merasa
Pengaturan posisi tidur pada bayi baru lahir merupakan peran perawat
deformitas sendi panggul, dan perdarahan pada otak (Peng, et al., 2014;
kenyamanan dan memberikan kualitas tidur bayi (Jarus, et al., 2011; Peng,
dan volume tidak lebih tinggi (Gouna, et al., 2013; Madlinger-Lewis, et al.,
2014).
4. Implementasi
yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari
2005).
pemasangan nesting yang berbentuk seperti kondisi rahim ibu yang terbuat
dari bahan yang halus phlanyl yang berisi potongan kain seperti dacron.
Panjang alat ini sekitar 121-132 cm dan dapat disesuaikan dengan panjang
tubuh bayi. Alat ini diletakkan sebagai pelindung posisi bayi, sehingga
berada dalam posisi ekstensi dan menjaga perubahan posisi bayi yang
normalitas batang tubuh dan mendukung regulasi dini. Posisi fleksi pada
bayi flexi, sesuai perilaku BBLR yang cenderung pasif, sikap fleksi pada
rasio luas permukaan terhadap berat badan yang besar, produksi panas
78
BBLR melalui kontak kulit antara ibu dan bayi, dari kontak kulit tersebut
kenyamanan sehingga bayi tidak sering bergerak yang akhir nya bisa
neurologis (Goldsmith & Karotkin, 2012 ; Yuyun & Inggrid, 2020). Kedua
79
5. Evaluasi
(Potter dan Perry, 2005). Tanggal 21-23 Mei 2021 dilakukan evaluasi
klien selama tiga hari dan evaluasi yang ada dalam teori menyebutkan
Menurut analisa penulis ada keterkaitan antara teori dengan kasus yang
Pengaturan posisi tidur pada bayi baru lahir merupakan peran perawat
deformitas sendi panggul, dan perdarahan pada otak (Peng, et al., 2014;
pada tanggal 21-23 Mei 2021. Evaluasi Diagnosa pertama didapatkan data:
80
pada tanggal 21-23 Mei 2021. Evaluasi Diagnosa kedua didapatkan data:
S : Ibu pasien mengatakan reflek hisap bayi bertambah , dan ASI yang keluar
sudah banyak.
O : Reflek hisap mulai baik, BB 1300 kg, Bayi sudah mau menghisap puting
ibu
A : Masalah teratasi
- Tetap latih anak untuk mengenali dan menyusui lewat puting ibu langsung
pada tanggal 21-23 Mei 2021. Evaluasi Diagnosa ketiga didapatkan data :
81
S :-
O : Suhu 36, 8oC, N ; 122x/m bayi berada diinkubator, bayi terlihat lebih
Nesting
A : Masalah teratasi
care dapat memfasilitasi pencapaian istirahat yang lebih baik nyaman (yang
ruang perinatologi.
Didapatkan hasil yaitu klien merasa nyaman kualitas tidur betambah dan
terdapat peningkatan suhu tubuh menjadi 36,8oc dan dengan adanya PMK juga
82
menjadi lebih baik dengan hasil berat badan bertambah menjadi 1300 gram.
D. Pembahasan
Bayi prematur (preterm) adalah bayi yang lahir sebelum akhir usia
2009 ; Nurbaiti, 2017). Sebagian bayi lahir dengan berat badan kurang dari
2500 gram adalah bayi prematur. Ada juga yang mendefinisikan bayi
premature adalah bayi yang lahir sebelu minggu ke 37, dihitung dari mulai
kelamin laki-laki, berar badan lajir 1200 gram, dengan panjang badan 40
cm, lingkar kepala 31 cm, lingkar dada 30 cm, nadi 112x/menit, suhu
35ºc, akral teraba dingin, respirasi rate 58x/menit, bayi menangis, reflek
hisap lemah.
Data yang didapat mempunyai persamaan dengan teori yang ada salah
satunya menurut Ayuda Nia (2018), bahwa bayi yang lahir dengan berat
badan rendah memiliki tanda gejala berat badan kurang dari 2500 gram,
panjang badan kurang dari 45 cm, lingkar dada kurang dari 30 cm, lingkar
kepala kurang dari 33cm, pergerakan kurang dan lemah, tangis lemah,
pernafasan belum teratur, lebih banyak tidur dari pada bangun, reflek
suhu 35oc dan berat badan 1200gram. Karena BBLR memiliki kesulitan
kutan, rasio luas permukaan terhadap berat badan yang besar, produksi
lemak subkutan yang sangat tipis, sehingga mudah terjadi hipotermi dan
pada bayi. Nesting adalah penggunaan alat berbentuk seperti kondisi dalam
rahim ibu yang terbuat dari bahan phlanyl yang memiliki panjang sekitar
121-132 cm dan dapat disesuaikan dengan panjang tubuh bayi. Alat ini
dan neurologis (Goldsmith & Karotkin, 2003 ; Noor Murniati, dkk, 2018).
normal. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nanang & Isti
terdapat peningkatan suhu tubuh menjadi 36,8oc dan dengan adanya latihan
sehingga pemenuhan nutrisi menjadi lebih baik dengan hasil berat badan
E. Keterbatasan
Keterbatasan saat melakukan penelitian tidak ada karena semua alat yang
Tengah.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pengkajian
laki-laki, berar badan lajir 1200 gram, dengan panjang badan 40 cm,
35ºc, akral teraba dingin, respirasi rate 58x/menit, bayi menangis, reflek
hisap lemah.
2. Diagnosa Keperawatan
BBLR meliputi :
3. Perencaan Keperawatan
penggunaan alat berbentuk seperti kondisi dalam rahim ibu yang terbuat
dari bahan phlanyl yang memiliki panjang sekitar 121-132 cm dan dapat
2018).
4. Implementasi keperawatan
kenyamanan sehingga bayi tidak sering bergerak yang akhir nya bisa
neurologis (Goldsmith & Karotkin, 2012 ; Yuyun & Inggrid, 2020). dan
juga dengan mengajarkan cara PMK kepada orang tua yang efektif
untuk bayi BBLR melalui kontak kulit antara ibu dan bayi, dari kontak
5. Evaluasi
Didapatkan hasil yaitu klien merasa nyaman kualitas tidur betambah dan
terdapat peningkatan suhu tubuh menjadi 36,8oc dan dengan adanya PMK
nutrisi menjadi lebih baik dengan hasil berat badan bertambah menjadi
1300 gram.
B. Saran
dirumah pada diagnose BBLR salah satu nya dengan pemberian posisi
nesting.
2. Bagi Institusi
Agustin Teti, Moh. Afandi, S. W. (2014). Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 12 No 1 Agustus 2014. KESEHATAN bAKTI TUNAS HUSADA,
12(1), 112–127.
Efendi, D., Sari, D., Riyantini, Y., Novardian, N., Anggur, D., & Lestari, P.
(2019). Pemberian Posisi (Positioning) Dan Nesting Pada Bayi Prematur:
Evaluasi Implementasi Perawatan Di Neonatal Intensive Care Unit (Nicu).
Jurnal Keperawatan Indonesia, (December).
https://doi.org/10.7454/jki.v0i0.619
Nova, P. A., & Chen, C.-H. (2019). Medication Beliefs in Patients Following
Percutaneous Coronary Intervention: a Cross-Sectional Study. In Jurnal
Keperawatan Indonesia (Vol. 22). https://doi.org/10.7454/jki.v22i3.1092
Noor, M., Hasanah, O., & Ginting, R. (2016). Penggunaan nesting dengan fiksasi
mampu menjaga stabilitas saturasi oksigen, frekuensi pernapasan, nadi dan
suhu pada bayi prematur dengan gawat napas. Jurnal Ners Indonesia, 6(1),
65–76.
Nova, P. A., & Chen, C.-H. (2019). Medication Beliefs in Patients Following
Percutaneous Coronary Intervention: a Cross-Sectional Study. In Jurnal
Keperawatan Indonesia (Vol. 22). https://doi.org/10.7454/jki.v22i3.1092
Pembimbing