Makalah Asmaul Husna
Makalah Asmaul Husna
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Allah SWT adalah dzat yang maha perkasa, keperkasaan Allah tiada bandingannya,
tidak terbatas dan bersifat kekal. Allah SWT menciptakan alam semesta ini untuk kepentigan
umat manusia, dalam menciptakan alam Allah tidak pernah meminta bantuan terhadap
mahluk lain, oleh karena itu kita sebagai hamba Allah hendaknya selalu memuliakan-Nya,
kemampuan Allah dengan cara selalu mentaati seagala apa yang telah diperintahkan-Nya dan
Kemampuan Allah dalam menciptakan alam beserta isinya merupakan wujud dari
Asmaul Husna yaitu Al-Aziz, Allah memiliki 99 Asma’ul Husna, termasuk di antaranya ialah
dan seterusnya. Nama-nama tersebut telah disebutkan dalam Al-Qur’an bahwa Adanya
Asmaul Husna sebagai bukti bahwa Allah maha perkasa dan maha bijaksana, untuk itu maka
B. Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
Menurut bahasa, asma’ul husna berarti nama-nama yang baik, sedangkan menurut
istilah berarti nama-nama baik yang dimiliki Allah sebagai bukti keagungan dan kemuliaan-
Nya. Di dalam al-Qur’an nama-nama yang baik dijelaskan pada Qs. Al-A’raf/7: 180 sebagai
berikut :
م ن ي دل س ه م
ه
ماَئ ه ه
سسس م
فسسيِ أ س
ن ه
دوُ م
حسس د وُذمدروُا ال لسس ه
ذي م هسساَ م
عوُهد ب ه م سسسمنىَ م
فسساَدس د ماَءد ال س د
ح س ه اسل س
سسس م وُل هل لسس ه
م
مدلوُ م
ن ع م ماَ م
كاَدنوُا ي م س ن م
وُ م
جمز س
سي د س
م
Artinya: “Hanya milik Allah asmaa-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan
menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari
kebenaran dalam nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang
Nama-nama indah (Asmaul Husna) yang berjumlah 99 menurut hitungan ulama Sunni,
dapat dirangkai secara kronologis begitu indah ibarat seuntai tasbih. Dimulai dengan lafadz
al-jalalah, Allah, dengan angka 0 (nol), yang di anggap angka kesempurnaan, disusul
dengan al-Rahman, al-Rahim dan seterusnya sampai angka ke 99, al-Sabur. Dan kembali lagi
ke angka nol, Allah (al-jalalah), atau kembali lagi ke pembatas besar dalam untaian tasbih,
symbol angka nol berupa cyrcle, bermula dan berakhir pada stu titik, atau menurut istilah Al-
Qur’an: Inna li Allah wa inna ilaihi raji’un,(kita berasal dari tuhan dan akan kembali kepada-
Nya).[1]
Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa Asmaul Husna Allah SWT berjumlah 99
nama. Sebagian dari Asmaul Husna tersebut termasuk kedalam sifat wajib Allah, yakni sifat-
sifat dan pasti dimiliki Allah SWT. Mengenai jumlah Asmaul Husna Rasulullah SAW
bersabda; Artinya:” Sesunnguhnya Allah itu mempunyai Sembilan puluh Sembilan nama,
seratus kurang satu. Barang siapa menghafalkannya dengan meyakini akan kebenarannya
maka ia masuk syurga, sesungguhnya Allah itu maha ganjil tidak genap dan senang sekali
Kembali lagi ke pembahasan awal, yakni menguraikan sifat Allah dalam Asmaul
Waalii, Al Mu`izz, Al Afuww). Untuk lebih jelasnya saya akan menguraikan sebagai berikut;
Allah tidak pernah memberatkan satu pihak dengan pihak yang lain, dan Allah tidak
meringankan satu pihak dengan pihak yang lain, kaya dan miskin, kedudukan raja dan budak,
Dikatakan bahwa Dialah yang memberi Manfaat, Allah menciptakan apa-apa yang ada di
Dalam kehidupan manusia Allah tidak hanya mewarisi harta, tanah/daerah (QS, Al-Ahzab
33.27) tapi juga Al-Qur’an (Qs. Al-Fatir 35.32) bahkan atas izin-Nya seseorang dapat
mewarisi ilmu (An-Naml 27.16) yang penting adalah mewarisi syurga (Qs. Maryam 19.19) .
Walaupun kita sudah jatuh, Ia dapat membangkitkan kita kembali, walaupun sudah mencapai
titik rendah, Ia bisa meninggikan kembali. Karena tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah
Ketika kita dihadapkan dengan permasalahan hidup seakan-akan hari-hari yang kita hadapi
cukup lama, ketika kita mendapatkan musibah seakan-akan kita pesimis untuk dapat
melaluinya dan enngan mengikhlaskannya. Tapi ketika kita sadar, Dialah (Allah) yang maha
melapangkan segala-galanya, Dalah yang melapangkan jiwa kita, yang membesarkan hati
kita dan meningkatkan kesadaran kita. Karena Allah Maha Pengasih lagi penyayang hamba-
Nya.
Begitu besar-Nya ia, sehingga segala sesuatu dapat dipelihara-Nya, tanpa pilih kasih,
manusia yang kecil, yang sempit wawasannya tidak bisa mengasihi setiap orang. Manusia
juga tidak bisa disebut sang pemelihara. Paling banter, kita hanya memelihara keluarga kita
sendiri dan itupun karena kehendak-Nya. Tanpa rahmat-Nya kita tidak dapat melakukan
apapun. Sebagai pemelihara dan melestarikan sifat-sifat bijak kita. Ia memberikan kepada
fisik kita, ia pula yang memenuhi kebutuhan rohani kita. Pada saat melemah Ia lah sumber
Imam Al-Ghazali berkata, bahwasanya kata Wadud itu lebih mendekati makna rahmat,
tetapi rahmat menyandarkan kebaikan kepada orang yang dikasihani, sedangkan orang yang
dikasihani ialah orang yang membutuhkan dan orang yang kesulitan. Perbuatan Ar-Rahim itu
mensyaratkan orang yang dikasihani itu lemah, sedangkan perbuatan Al-Wadud itu tidak
demikian. Sebab, rahmat yang diberikan Allah kepada siapa yang dikehenndaki-Nya,
termasuk di dalamnya orang mukmin, orang durhaka, orang kuat dan orang lemah.
Tetapi kasih sayang-Nya khusus bagi orang-orang mukmin, sebab mereka adalah orang-orang
yang dikasihi oleh Allah dan merekalah orang-orang yang khusus mendapatkan kasih
Sahabat-sahabat kita di dunia ini tidaklah bisa melindungi kita, hari ini melindungi besok
tidak, hari ini sahabat, bisa jadi besok berubah menjadi musuh, bahkan ketika ada suatu
bencana pun mereka tak mampu menolong kita, Mereka bukanlah sahabat sejati kita, mereka
hanyalah teman bagi kita, karena hanya Allah lah yang bisa melindungi kita kapan pun dan
Dikatakan bahwa Al-Mu’izz itu adalah Dzat yang memberikan kemuliaan kepada hamba-
hamba yang dikehendaki-Nya, sedangkan Al-Mudzill itu ialah Dzat yang menundukkan
orang yang dikehendaki-Nya dengan jalan menghinakannya. Namun jangan lupa di balik
kita dan merendahkan derajat kita itu merupakan sarana untuk mencapai apa yang di
inginkan-Nya. Hanya kesadarn yang bisa menyelamatkan kita, dan Ia ingin kita selamat,
makadari itu janagn pernah meragukan kebijakan-Nya, apapun di lakukan oleh-Nya untuk
Al Afuww ialah Dzat yang menghapuskan segala kejahatan dan memaafkan orang-orang
yang telah berbuat maksiat. Kata al-Afuww ini mendekati makna Al-Ghafur, tetapi ia lebih
Dikatakan bahwa para malaikat yang ditugasi untuk mencatat amal perbuatan manusia
menghaturkan catatan amal-amalnya pada hari kiamat, lalu mereka lihat sebagian besar
lembaran amal itu telah terhapus, padahal mereka mengetahui apa isinya. Maka sadarlah
mereka bahwa Allah telah menghendaki kebaikan buat orang itu. Firman Allah: “Dan Dialah
Asy-Syura: 25).
B. Kebenaran tanda-tanda kebesaran Allah melalui 10 Asmaul Husna (Al Muqsith,
Mu`izz, Al Afuww).
Betapa mulia ajaran Rosulullah yang dengan kalam-Nya mengajarkan padakita tentang
kebesaran dan keagungan Allah SWT. Begitu banyak kejadian alam maupun keajaiban yg
tampak sebagai bukti kebesaran dari-Nya. Semoga dengan kebesaran yang Allah perlihatkan
kepada kita senantiasa akan menjadikan kita lebih mendekatkan diri pada-Nya. Berikut
adalah sebagian dari kebesaran Allah yang terangkum dalam 10 Asmaul Husna,
Kita sudah menyaksikan bayak sekali oreng-orang yang kaya menjadi miskin, dan sebaliknya
oaring miskin menjadi kaya, atau pangkat seseorang dengan tiba-tiba di copot, sedangkan
orang tak punya keinginan untuk memperoleh pangkat, justru ia di angkat, inilah yang yang
sesungguhnya terjadi di sekitar kita, karena Dia adalah Dzat yang mengambil hak orang yang
teraniaya dari orang yang menganiaya. Kesempurnaan-Nya adalah dengan menjadikan orang
teraniaya itu merelakan perbuatan orang yang menganiayanya. Ini merupakan puncak dari
sifat adil tanpa pandang bulu, dan tidak bisa dilakukan kecuali oleh Allah SWT.
Tidakkah kita berpikir bahwa Allah menciptakan segala sesuatu untuk memenuhi kebutuhan
kita? Hewan, tumbuh-tumbuhan, bahkan seluruh ciptaan Allah di jagad raya ini, di antara
tumbuh-tumbuhan banyak sekali kasiat yang bermanfaat, sehingga bisa di jadikan obat untuk
menyembuhkan penyakit yang kita derita, atas izin-Nya pula seseorang dapat menjadi dokter
yang bisa menyembuhkan pasien-pasiennya. Dan semua itu tidak akan terjadi kecuali dengan
kebesaran Allah.
Al Waarits الوُارث Yang Maha Pewaris.
Lautan samudra, Tanah tempat kita menginjakkan kaki sehari-hari, bulan, bintang dan masih
banyak lagi ciptaan-Nya yang tidak bisa kita hitung, Allah telah mewariskan sebagian dari
apa yang Ia ciptakan untuk kita, Dalam kehidupan manusia Allah tidak hanya mewarisi harta,
tanah/daerah (QS, Al-Ahzab 33.27) tapi juga Al-Qur’an (Qs. Al-Fatir 35.32) bahkan atas izin-
Nya seseorang dapat mewarisi ilmu (An-Naml 27.16) yang penting adalah mewarisi syurga
(Qs. Maryam 19.19) . Orang-orang yang memandang dengan mata hati senantiasa
menyaksikan makna dari ayat-ayat ini dan mendengarkannya. Mereka yakin bahwa kerajaan
itu hanya milik Allah sendiri, pada setiap hari, setiap saat, dan setiap detik, karena itulah Dia
azali dan abadi. Hal ini dapat dicapai oleh mereka yang memahami hakikat tauhid, dan
mengetahui bahwa yang tunggal perbuatannya di langit dan di bumi hanya satu. Berakhlak
dengan ism ini mengharuskan kita menjadi warits dari apa yang telah dilakukan oleh orang-
Bukan suatu hal yang mustahil jika Allah bisa membangkitkan orang yang sudah meninggal
dunia, pernah kita jumpai kisah dari orang yang pernah mengalami mati suri, Allah punya
alasan tersendiri mengapa Ia memberikan kesempatan pada mereka untuk hidup kembali di
dunia, memang kedengarannya sangat tidak masuk akal, tapi kenyataan itu memang ada. Dan
Allah tidak akan memberi cobaan melebihi batas kemampuan hamba-Nya, tidakkah kita
merasakan Ketika kita mendapat suatu musibah, sepertinya kita sudah tak mempunyai
kekuatan apa-apa, kita merasa lemah, dan terpuruk, tapi tanpa kita sadari pada ahirnya kita
juga dapat melaluinya, sungguh ini merupakan kebesaran Allah yang melapangkan, hati kita,
jiwa kita, dan kesabaran kita. Dan sudahkah kita sadar jika demikian adalah bentuk kebesaran
Begitu besarnya Allah, sehingga segala sesuatu dapat dipelihara-Nya, tanpa pilih kasih,
manusia yang kecil, yang sempit wawasannya tidak bisa mengasihi setiap orang. Ia
memberikan kesehatan kepada fisik kita, ia pula yang memenuhi kebutuhan rohani kita. Dan
Dimana ada kesulitan pasti di situ terdapat kemudahan, dimana ada kepedihan pasti ada
kebahagiaan sesuai yang telah di janjikan, dan Allah akan mengganti sesuatu yang hilang
dengan sesuatu yang baru yang lebih baik, karena Allah jauh lebih tahu dengan apa yang kita
Msihkah kita teringat dengan musibah-musibah yang terjadi beberapa tahun lalu? Gempa
tsunami yang menimpa aceh, gempa di jogja, gempa wasior, lumpur lapindo yang sampai
sekarang masih aktif. lalu mengapa sebagian dari mereka ada yang selamat? Siapa lagi selain
Allah yang bisa melindungi mereka dari bencana tersebut, karena Allah mereka bisa
selamat, tidak mungkin tanpa kekuatan dari Allah mereka dapat menyelamatkan dirinya
masing-masing, karna kebesaran Allah yang bersifat melindungi inilah mereka dapt selamt,
bahkan masih dapat bernafas hingga saat ini. Dan masih banyak lagi kebesaran Allah dalam
Seseorang bisa bangkrut dari usahanya, sebaliknya seseorang bisa meningkat atau meraih
untung dari usahanya usahanya, bahkan ada seorang yang hanya berdagang nasi pecel, tapi ia
dapat berangkat haji ke Baitullah, dan tidak sedikit orang yang hidup bergelimbang harta tapi
hidupnya tidak bahagia, mengapa demikian? Karena Allah mengangkat derajat orang-orang
yang sabar, karena Allah mengangkat derajat orang yang teraniaya, tidak ada yang tidak
mungkin jika Allah menghendaki, ini adalah sebagian contoh dari kebesaran Allah melalui
sifat-Nya Al-Muizz.[4]
Kadang kita tidak mau memaafkan perbuatan buruk seseorang yang dilakukan pada kita,
padahal perbuatan itu tidak seberapa jika di bandingkan perbuatan buruk kita kepada Allah,
yang sering melupakannya, bahkan mungkin lebih buruk, tapi Allah tidak peduli semu itu,
kita tidak membayangkan jika perbuatan buruk kita sekecil apapun tidak akan di maafkan
oleh Allah? Lalu apa yang kita harus kita lakukan? Untuk itu sebuah kebesaran dari Allah jika
“Dan Dialah yang menerima tobat dari hamba-hamba-Nya dan memaafkan kesalahan-
Adapun iman itu meliputi tiga insur yaitu,ucapan, ketetapan dalam hati dan berbuat dengan
anggota badan (berbuat), orang yang beriman kepada Allah harus dapat membuktikan
keimanan tersebut dalam perilaku hidup sebagai pengamalan 10 Asmaul Husna di atas adalah
sebagai berikut:
1. Al-Aziz yang berarti Maha Perkasa, Allah maha perkasa dalam segala hal, keperkasaan-
Nya tidak terbatas, Allah perkasa dalam menciptakan menciptakan sesuatu menurut
kahaendak-Nya, memelihara atau menghacurkan sesuatu menurut kehendak-Nya pula.
Adapun orang yang mengamalkan sifat Al-Aziz maka ia akan tegar, tidak lemah, tegas dan
kokoh dalam mengerjakan kewajiban sebagai hamba Allah, karena godaan selalu ada.
م
كي د زيدز ال س م
ح ه وُ ال س م
ع ه ه موُ د
يِءءْ م
ش سن م
م س
ه ه
دوُن ه ه
ن د
م س
ن ه
عوُ م
ماَ ي مدس د عل م د
م م ن الل ل م
ه يم س إه ل
Artinya; “Sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang mereka seru selain Allah. Dan Dia
2. Al-Ghafuur yang artinya Maha Pemaaf, Orang yang mengamalkan sifat tersebut
senantiasa murah hati untuk bisa memaafkan seseorang lain yang telah membuat kesalahan
pada dirinya.
3. An-Nafii’ yang artinya Maha Memberi Manfaat, orang yang mengamalkan sifat tersebut
maka ia Pandai-pandai mensyukuri nikmat dan karunia Allah yang diterima dengan
4. Al-baasith yang artinya Maha Melapangkan, Seseorang yang mengamalkan sifat ini
pasti bersifat qana’ah terhadap nasib dirinya tidak murka terhadap semua anugrah yang di
berikan kepada orang lain, senantiasa menyadari bahwa Allah lah yang mengatur rezeki
manusia.
5. Ar-Rauuf yang Artinya Maha Belas Kasih, dan orang yang mengamalkan sifattersebut
dalam kehidupan sehari-hari ia Tidak tamak terhadap keduniaan karena sadar bahwa sesuatu
yang baik belum tentu membawa berkah dan manfaat bagi dirinya. Kemanfaatan dan
6. Al-Barri yang artinya Maha Dermawan, Orang yang mengamalkan sifat ini ia Gemar
mendermakan sebagian hartayang dimiliki untuk menyantuni fakir miskin maupun anak
Memutuskan perkara secara adil sesuai hukum yang berlaku, tidak memihak kepada siapapun
dalam memutuskan suatu perkara, membenarkan yang benar dan menyalahkan yang salah.
م
د ك ب هظمللم ءْ ل لل س م
عهبي ه ماَ مرب ب م
وُ م عل مي س م
هاَ م ساَء م
ف م نأ مم س
وُ م
ه مس ه
ف ه صاَهلحاَ ا م
فل هن م س م م
ل م ع ه
ن م
م س
م
Artinya:
Barangsiapa yang mengerjakan amal yang saleh maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri
dan barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, maka (dosanya) untuk dirinya sendiri; dan
8. Al-Ghaffar yang artinya Maha Pengampun, dan orang yang mengamalkan sifat ini
maka ia mudah memaafkan kesalahan orang lain, meskipun orang tidak tersebut tidak
meminta maaf, apalagi meminta maaf. Dan Dalil naqli al-Ghaffar, (Qs. Thaha/20: 82)
َدى
هت م م حاَ ث د ل
ما س صاَل ه ا م م
ل م ع ه
وُ م
ن مم م
ءا م
وُ م
ب من متاَ م
م س
فاَرر ل ه م وُإ هلنيِ ل م م
غ ل م
Artinya:
Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman, beramal
Al-fattah yang artinya Sang Pembuka/Maha Memberi keputusan, Allah yang memutuskan
mahluknya akan masuk syurga atau neraka, dan Allah yang Maha Memberi Rahmat umat-
Nya. Maka masuknya seseorang yang mengamalkan sifat ini maka ia akan Tunduk dan patuh
kepada Allah SWT. Sesua dalam Dalil naqli, (Qs. Saba’/34: 26)
م ح ال س م
عهلي د وُ ال س م
فلتاَ د ه موُ د
ق م ح ب مي سن ممناَ هباَل س م
ح ل م يم س
فت م د ع ب مي سن ممناَ مرب بمناَ ث د ل
م د
ج م
ل يم س د
ق س
Artinya: Katakanlah: “Tuhan kita akan mengumpulkan kita semua, kemudian Dia memberi
keputusan antara kita dengan benar. Dan Dia-lah Maha Pemberi keputusan lagi Maha
Mengetahui”
Al-Qayyum yang artinya Yang Maha Berdiri Sendiri, Adapun orang yang mengamalkan sifat
ini maka ia menunjukkan sikap mandiri dalam menjalankan kehidupan ini. Kita memang
makhluk sosial yang saling membutuhkan antara satu dengan yang lainnya, akan tetapi
hubungan sosial tersebut tidak menjadi alasan untuk tergantung kepada orang lain. Hubungan
sosial mesti dijalin dengan baik, tetapi sikap mandiri perlu ditanamkan dalam kehidupan
sehingga hidup kita tidak menjadi beban orang lain. Berikut adalah Dalil naqli dari sifat Al-
ِفي
ماَ ه
وُ م
ت موُا ه
م مس م
فيِ ال ل
ماَ ه م لم د
ه م وُمل ن م س
وُ ر ة مسن م ر م مل ت مأ س د
خذدهد ه يِ ال س م
قبيوُ د ح بوُ ال س م
ه مه إ هلل د
ه مل إ هل م م
الل ل د
م
ظي د يِ ال س م
ع ه وُ ال س م
عل ه ب ه موُ د
ماَ م فظ د د
ه م ح س
ه
Artinya; “Allah, tidak ada Tuhan melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus
mengurus ; tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi.
Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa
yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa
dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi.
Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha
Besar.
diri dan taat kepada allah, ketika kita ingat dan taat kepada allah maka senantiasa hati kita
akan tentram. (Qs Ar-Ra’d 13.28). selain itu kita juga harus melapangkan hati orang lain,
terutama orang yg kita cintai, dengan cara membahagiakannya, sebagaimana contoh, apabila
saudara kita membutuhkan bantuan maka bantulah semampu kita. Dan bagaimana bantuan yg
Yang meneladani sifat ini hendaknya bila memiliki kemampuan agar menyumbangkan
warisanya kepada keluarga yang lebih membutuhkan. Kalau ini tidak dapat dilakukanya,
maka janganlah warisan menjadikan keluarga berantakkan, dan lebih lagi jangan memakan
harta waris yang bukan haknya. Ini merupakan salah satu yang dikecam Allah secara
tegas (Qs. Al-Fajr:19). Setelah itu dia dituntut agar menghiasi diri dengan sifat-sifat yang
dirinci-Nya ketika menjelaskan siapa dari makhluk-Nya yang wajar menjadi ahli warist
Kita Sadar bahwa kemulyaan itu milik allah, karnanya jika kita menginginkan kemulyaan,
maka untuk meneladani-Nya kita harus taat dan patuh kepadanya, niscaya allah akan
menganugrahkan kemulyaan kepada kita. Selain itu kita juga harus memulyakan orang tua
kita karna mereka adalah orang yg paling berjasa dalam hidup kita, memulyakannya dengan
berbakti pada kedua orang tua, tidak sesekali menyakitinya apalagi durhaka padanya. Dan
janganlah engkau terlena oleh masa-masa kesenangan dan kelapangan ketika semua itu
terjadi dengan melupakan Allah didalam kesenangan dan kebahagiaanmu, dengan menjadi
sombong karena mengira bahwa dirimu lah penyebab keberhasilan dan keamananmu. Maka
Pada saat itu kita harus ingat kepada sahabat iman yang lain, yaitu bersyukur (syukr), karena
Untuk meneladaninya kita harus besyukur kepedaAllah SWT yang telah memberikan beribu-
ribu kenikmatan kepada kiata, termasuk di antaranya ia menciptakan hutan juga unuk
kepentingan kita, untuk itu kita harus memeliharanya dengan baik dan peduli dengan
lingukan, semua yang diciptakan Allah mempunyai kemanfaatan, karena itu kita harus
Untuk meneladani sifat ini dapat dilakukan dengan tidak melindungi dan membela orang-
orang yang salah. Selalu memohon perlindungan dari godaan setan, berani mengatakan tidak
untuk mengatakan hal-hal yang tidak baik meskipun menyakitkan diri sendiri maupun orang
lain.
Sifat ini dapat di teladani dengan cara menggunakan waktu kita dengan efektif, dan tidak
menyia-nyiakannya, jika ita memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin maka hidup kita
akan bermanfaat pula, selain kita menjadi orang yang disiplin, banyak pula orang yang
membutuhkan karna kita di pandang sebagai orang yang giat bekerja. Karna sebaik-baiknya
manusia adalah bermanfaat bagi yang lainnya. Namun di dalam kesibukan, janganlah sampai
Sifat ini dapat di teladani dengan tidak membeda-bedakan saudara-saudara kita yang miskin
dan yang kaya, yang baik dan yang buruk, kita harus menghormati dan menghargai mereka
karna kita sama-sama sebagai mahluk Allah yang tidak mungkin bisa hidup sendiri tanpa
Sifat ini dapat di teladani dengan cara membagikan rizqi yang kita peroleh kepada orang-
orang yang lebih membutuhkannya, seperti mengasihi anak yatim dan menyantuni fakir
miskin. Sebagai wujud rasa bersyukur kita kepada Allah yang telah memberikan rizqi yang
Meneladani sifat Ar-Raafi’ juga dapat di lakukan dengan cara kita membantu memecahkan
suatu permasalahan teman yang sedang membutuhkan bantuan kita, agar ia tidak merasa
terpuruk, dan sedikit meringankan bebannya, seperti yang sudah di singgung dalam
keterangan di atas bahwa manusia tak bisa hidup seniri tanpa orang tang lainnya.
Untuk meneladani sifat ini dapat di lakukan dengan cara memaafkan kselahan kecil maupun
kesalahan besar yang di buat oleh seseorang terhadap diri kita, meskipun kadang enggan
untuk memaafkannya karena kesalahan yang ia perbuat pada kita terlalu buruk tapi tidak ada
salahnya jika kita belajar sedikit demi sedikit untuk melupakan kesalahannya dan
memikirkan hal-hal yang positif, maka lambat laun kita akan terbiasa dengan sifat yang
mudah memaafkan.[10]
.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Allah memiliki 99 nama yang indah atau lebih terkenal dengan sebutan Al-Asma-ul-
Husna. Nama-nama tersebut merupakan cerminan dari perilaku Allah terhadap Hambanya.
Karena itu, jika nama-nama tersebut kita sebut sebagai suatu permohonan, niscaya akan
Anjuran untuk berdoa menggunakan Asmaul Husna telah tercermin dalam firman
Allah: “Hanya milik Allah Asma-Ul Husna, maka berdoalah kepadaNya dengan menyebut
Asma-Ul Husna, dan tinggalkan orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam
(menyebut) nama-namaNya. Nanti mereka akan mendapatkan balasan terhadap apa yang
akal hingga yang tidak masuk akal, semuanya dapat di kehendaki oleh-Nya karena Allah
Maha Kuasa di atas segala-galanya di jagat raya ini, begitu banyak kemurahan dan nikmat
yang di berikan kepada hamba-Nya tanpa pandang bulu, Semua Ia berikan, karena Allah
adalah Dzat yang Maha Pengasih, Maha Pemurah lagi maha Memelihara.
Oleh karena itu sebagai hamba Allah yang taat dan patuh senantiasa akan mengamalkan
sifat-sifat tersebut dalam kehidupan sehari-hari, serta meneladaninya sebagai wujud kecintaan
Krishna Anad, Asmaul Husna 99 Nama Allah Bagi Orang Modern, 1999, Jakarta;
Wahyu Media.
http://www.riwayat.web.id/2009/12/asmaul-husna.html-25/04/2011=22.02
http://blog.chess.com/emde/meneladani-sifat-sifat-tuhan-30/04/2011=12.35
http://www.nuansaislam.com/index.php?
option=com_content&view=article&id=504:meneladani-sifat-
sifattuhan&catid=101:tafsir&Itemid=353, 30/04/2011=13.10