Anda di halaman 1dari 9

10 ASMAUL HUSNA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Allah swt. adalah dzat yang maha perkasa, keperkasaan Allah tiada bandingannya, tidak terbatas dan bersifat kekal. Allah swt. menciptakan alam semesta ini untuk kepentigan umat manusia, dalam menciptakan alam Allah tidak pernah meminta bantuan terhadap mahluk lain, oleh karena itu kita sebagai hamba Allah hendaknya selalu memuliakan-Nya, kemampuan Allah dengan cara selalu mentaati seagala apa yang telah diperintahkan-Nya dan juga menjauhi segala sesuatu yang telah di larang-Nya. Kemampuan Allah dalam menciptakan alam beserta isinya merupakan wujud dari Asmaul Husna yaitu Al-Aziz, Allah memiliki 99 Asmaul Husna, termasuk di antaranya ialah Al-Gaffar, Al-Basit, An-Nafi, Ar-Rauf, Al-Barr, Al-Hakim, Al-Fattah, Al-Adl, Al-Qayyum, dan seterusnya. Nama-nama tersebut telah disebutkan dalam Al-Quran bahwa adanya Asmaul Husna sebagai bukti bahwa Allah maha perkasa dan maha bijaksana, untuk itu maka kita wajib mengamalkan Asmaul Husna ke dalam kehidupan sehari-hari. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana uraian 10 Asmaul Husna yakni (al-Muqsith, al-Waarits, an-Naafi, al-Baasith, al-Hafiidz, al-Walii, al-Waduud, ar-Raafi, al-Mu`iz, al-Afuww)? 2. Bagaimana cara menunjukkan kebenaran tanda-tanda kebesaran Allah melalui 10 Asmaul Husna (al-Muqsith, al-Waarits, an-Naafi, al-Baasith, al-Hafiidz, al-Walii, al-Waduud, arRaafi, al-Mu`iz, al-Afuww)? 3. Apa hikmah 10 Asmaul Husna (al-Muqsith, An Nafii`, Al Waarist, Ar Raafi`, Al Baasith, Al Hafizh, Al Waduud, Al Waalii, Al Mu`izz, Al Afuww)? 1.3 Tujuan Masalah

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Menguraikan 10 Asmaul Husna yakni (Al Muqsith, An Nafii`, Al Waarist, Ar Raafi`, Al Baasith, Al Hafizh, Al Waduud, Al Waalii, Al Mu`izz, Al Afuww). Menurut bahasa, asma al husna berarti nama-nama yang baik, sedangkan menurut istilah berarti nama-nama baik yang dimiliki Allah sebagai bukti keagungan dan kemuliaan-

Nya. Di dalam al-Quran nama-nama yang baik dijelaskan pada Qs. Al-Araf/7: 180 sebagai berikut : Artinya: Hanya milik Allah asmaa-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan. (Qs. Al-Araf/7: 180) Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa Asmaul Husna Allah swt. berjumlah 99 nama. Sebagian dari Asmaul Husna tersebut termasuk kedalam sifat wajib Allah, yakni sifatsifat dan pasti dimiliki Allah swt. Mengenai jumlah Asmaul Husna Rasulullah saw. bersabda; Artinya: Sesunnguhnya Allah itu mempunyai Sembilan puluh Sembilan nama, seratus kurang satu. Barang siapa menghafalkannya dengan meyakini akan kebenarannya maka ia masuk syurga, sesungguhnya Allah itu maha ganjil tidak genap dan senang sekali sesuatu yang ganjil. (HR. Ibnu Majah). Kembali lagi ke pembahasan awal, yakni menguraikan sifat Allah dalam Asmaul Husna (Al Muqsith, An Nafii`, Al Waarist, Ar Raafi`, Al Baasith, Al Hafizh, Al Waduud, Al Waalii, Al Mu`izz, Al Afuww). Untuk lebih jelasnya saya akan menguraikan sebagai berikut; 1) Al Muqsith Yang Maha Seimbang. Allah tidak pernah memberatkan satu pihak dengan pihak yang lain, dan Allah tidak meringankan satu pihak dengan pihak yang lain, kaya dan miskin, kedudukan raja dan budak, semuanya di Anggap sama. 2) An Nafii` Yang Maha Memberi Manfaat. Dikatakan bahwa Dialah yang memberi Manfaat, Allah menciptakan apa-apa yang ada di bumi ini untuk memberikan manfaat kepada mahluknya. 3) Al Waarits Yang Maha Pewaris. Dalam kehidupan manusia Allah tidak hanya mewarisi harta, tanah atau daerah (QS. AlAhzab 33.27), Al-Quran (Qs. Al-Fatir 35.32) bahkan atas izin-Nya seseorang dapat mewarisi ilmu (An-Naml 27.16) yang penting adalah mewarisi surga (QS. Maryam 19.19). 4) Ar Raafi` Yang Maha Meninggikan (makhluknya). Walaupun kita sudah jatuh, Ia dapat membangkitkan kita kembali, walaupun sudah mencapai titik rendah, Ia bisa meninggikan kembali. Karena tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah untuk dapat melakukannya. 5) Al Baasith Yang Maha Melapangkan (makhluknya). Ketika kita dihadapkan dengan permasalahan hidup seakan-akan hari-hari yang kita hadapi cukup lama, ketika kita mendapatkan musibah seakan-akan kita pesimis untuk dapat melaluinya dan enggan mengikhlaskannya. Tetapi ketika kita sadar, Dialah (Allah) yang maha melapangkan segala-galanya, Dialah yang melapangkan jiwa kita, yang membesarkan hati kita dan meningkatkan kesadaran kita. Karena Allah Maha Pengasih lagi penyayang hamba-Nya. 6) Al Hafizh Yang Maha Memelihara. Begitu besar-Nya ia, sehingga segala sesuatu dapat dipelihara-Nya, tanpa pilih kasih, manusia yang kecil, yang sempit wawasannya tidak bisa mengasihi setiap orang. Manusia juga tidak bisa disebut sang pemelihara. Kita hanya memelihara keluarga kita sendiri dan itupun karena kehendak-Nya. Tanpa rahmat-Nya kita tidak dapat melakukan apapun. Sebagai pemelihara dan melestarikan sifat-sifat bijak kita. Ia memberikan kepada fisik kita, ia pula yang memenuhi kebutuhan rohani kita. Pada saat melemah Ia lah sumber kekuatan, karena Ia adalah yang memberi kekuatan (al-Muqit). 7) Al Waduud Yang Maha Mengasihi. Imam Al-Ghazali berkata, bahwasanya kata Wadud itu lebih mendekati makna rahmat, tetapi rahmat menyandarkan kebaikan kepada orang yang dikasihani, sedangkan orang yang

dikasihani ialah orang yang membutuhkan dan orang yang kesulitan. Perbuatan Ar-Rahim itu mensyaratkan orang yang dikasihani itu lemah, sedangkan perbuatan Al-Wadud itu tidak demikian. Sebab, rahmat yang diberikan Allah kepada siapa yang dikehenndaki-Nya, termasuk di dalamnya orang mukmin, orang durhaka, orang kuat dan orang lemah. Tetapi kasih sayang-Nya khusus bagi orang-orang mukmin, sebab mereka adalah orangorang yang dikasihi oleh Allah dan merekalah orang-orang yang khusus mendapatkan kasih sayang-Nya sebagai tambahan dari rahmat yang telah mereka peroleh. 8)Al Walii Al-Waliy Yang Maha Melindungi Sahabat-sahabat kita di dunia ini tidaklah bisa melindungi kita, hari ini melindungi besok tidak, hari ini sahabat, bisa jadi besok berubah menjadi musuh, bahkan ketika ada suatu bencanapun mereka tak mampu menolong kita. Mereka bukanlah sahabat sejati kita, mereka hanyalah teman bagi kita, karena hanya Allah lah yang bisa melindungi kita kapanpun dan dimanapun, karena perlindungan-Nya tak terbatas oleh ruang dan waktu. 9) Al Mu`izz Yang Maha Memuliakan (makhluk-Nya). Dikatakan bahwa Al-Muizz itu adalah Dzat yang memberikan kemuliaan kepada hambahamba yang dikehendaki-Nya, sedangkan Al-Mudzill itu ialah Dzat yang menundukkan orang yang dikehendaki-Nya dengan jalan menghinakannya. Namun jangan lupa di balik penarikannya kembali itupun terdapat kemurahan Allah. Ia ingin meningkatkan kesadaran kita dan merendahkan derajat kita itu merupakan sarana untuk mencapai apa yang di inginkan-Nya. Hanya kesadaran yang bisa menyelamatkan kita, dan Ia ingin kita selamat. Maka dari itu janagn pernah meragukan kebijakan-Nya, apapun di lakukan oleh-Nya untuk membuat kita sadar. Karena Ia maha Memuliakan (mahluk-Nya). 10) Al- Afuww Yang Maha Pemaaf. Al Afuww ialah Dzat yang menghapuskan segala kejahatan dan memaafkan orang-orang yang telah berbuat maksiat. Kata al-Afuww ini mendekati makna Al-Ghafur, tetapi ia lebih sempurna. Sebab, Al-Ghafur itu adalah as-sitr (merahasiakan), sedangkan Al-Afuww itu adalah al-mahwu (menghapuskan). Dikatakan bahwa para malaikat yang ditugasi untuk mencatat amal perbuatan manusia menghaturkan catatan amal-amalnya pada hari kiamat, lalu mereka lihat sebagian besar lembaran amal itu telah terhapus, padahal mereka mengetahui apa isinya. Maka sadarlah mereka bahwa Allah telah menghendaki kebaikan buat orang itu. Firman Allah: Dan Dialah yang menerinza tobat dari hamba-hamba-Nya dan memaafkan kesalahan-kesalahan (QS. Asy-Syura: 25). 2.2 Kebenaran tanda-tanda kebesaran Allah melalui 10 Asmaul Husna (Al Muqsith, An Nafii`, Al Waarist, Ar Raafi`, Al Baasith, Al Hafizh, Al Waduud, Al Waalii, Al Mu`izz, Al Afuww). Betapa mulia ajaran Rosulullah yang dengan kalam-Nya mengajarkan padakita tentang kebesaran dan keagungan Allah swt. Begitu banyak kejadian alam maupun keajaiban yg tampak sebagai bukti kebesaran dari-Nya. Semoga dengan kebesaran yang Allah perlihatkan kepada kita senantiasa akan menjadikan kita lebih mendekatkan diri pada-Nya. Berikut adalah sebagian dari kebesaran Allah yang terangkum dalam 10 Asmaul Husna, 1. Al Muqsith Yang Maha Seimbang. Kita sudah menyaksikan bayak sekali oreng-orang yang kaya menjadi miskin, dan sebaliknya orang miskin menjadi kaya, atau pangkat seseorang dengan tiba-tiba di copot, sedangkan orang tak punya keinginan untuk memperoleh pangkat, justru ia diangkat, inilah yang yang sesungguhnya terjadi di sekitar kita, karena Dia adalah Dzat yang mengambil hak orang yang teraniaya dari orang yang menganiaya. Kesempurnaan-Nya adalah dengan menjadikan orang teraniaya itu merelakan perbuatan orang yang menganiayanya. Ini merupakan puncak dari sifat adil tanpa pandang bulu, dan tidak bisa dilakukan kecuali oleh Allah swt. 2. An Nafii` Yang Maha Memberi Manfaat.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Allah menciptakan segala sesuatu untuk memenuhi kebutuhan kita. Hewan, tumbuhtumbuhan, bahkan seluruh ciptaan Allah di jagad raya ini. Diantara tumbuh-tumbuhan banyak sekali kasiat yang bermanfaat, sehingga bisa dijadikan obat untuk menyembuhkan penyakit yang kita derita, atas izin-Nya pula seseorang dapat menjadi dokter yang bisa menyembuhkan pasien-pasiennya dan semua itu tidak akan terjadi kecuali dengan kebesaran Allah swt. Al Waarits Yang Maha Pewaris. Lautan, samudera, tanah tempat kita menginjakkan kaki sehari-hari, bulan, bintang dan masih banyak lagi ciptaan-Nya yang tidak bisa kita hitung. Allah telah mewariskan sebagian dari apa yang Ia ciptakan untuk kita. Dalam kehidupan manusia Allah tidak hanya mewarisi harta, tanah atau daerah disebutkan dalm QS. Al-Ahzab 33.27) tapi juga Al-Quran (QS. Al-Fatir 35.32) bahkan atas izin-Nya seseorang dapat mewarisi ilmu (An-Naml 27.16) yang penting adalah mewarisi surga (Qs. Maryam 19.19) . Orang-orang yang memandang dengan mata hati senantiasa menyaksikan makna dari ayat-ayat ini dan mendengarkannya. Mereka yakin bahwa kerajaan itu hanya milik Allah sendiri, pada setiap hari, setiap saat, dan setiap detik, karena itulah Dia azali dan abadi. Hal ini dapat dicapai oleh mereka yang memahami hakikat tauhid, dan mengetahui bahwa yang tunggal perbuatannya di langit dan di bumi hanya satu. Berakhlak dengan ism ini mengharuskan kita menjadi warits dari apa yang telah dilakukan oleh orang-orang saleh, sebab ulama itu adalah pewaris para nabi. Ar Raafi Yang Maha Meninggikan (makhluknya). Bukan suatu hal yang mustahil jika Allah bisa membangkitkan orang yang sudah meninggal dunia. Pernah kita jumpai kisah dari orang yang pernah mengalami mati suri. Allah punya alasan tersendiri mengapa Ia memberikan kesempatan pada mereka untuk hidup kembali di dunia, memang kedengarannya sangat tidak masuk akal, tapi kenyataan itu memang ada. Dan semua itu adalah bentuk dari kebesaran Allah swt. Al Baasith Yang Maha Melapangkan (makhluknya). Allah tidak akan memberi cobaan melebihi batas kemampuan hamba-Nya. Ketika kita mendapat suatu musibah, sepertinya kita sudah tak mempunyai kekuatan apa-apa, kita merasa lemah, dan terpuruk, tetapi tanpa kita sadari pada ahirnya kita juga dapat melaluinya, sungguh ini merupakan kebesaran Allah yang melapangkan, hati kita, jiwa kita, dan kesabaran kita. Al Hafizh Yang Maha Memelihara. Begitu besarnya Allah, sehingga segala sesuatu dapat dipelihara-Nya tanpa pilih kasih. Manusia yang kecil, yang sempit wawasannya tidak bisa mengasihi setiap orang. Ia memberikan kesehatan kepada fisik kita, Ia pula yang memenuhi kebutuhan rohani kita dan pada saat melemah Ia lah sumber kekuatan, Al Waduud Yang Maha Mengasihi. Dimana ada kesulitan pasti di situ terdapat kemudahan, dimana ada kepedihan pasti ada kebahagiaan sesuai yang telah di janjikan, dan Allah akan mengganti sesuatu yang hilang dengan sesuatu yang baru yang lebih baik. Karena Allah jauh lebih tahu dengan apa yang kita butuhkan. Begitulah kebesaran Allah dalam Mengasihi hamba-hamba-Nya. Al Walii Al-Walii Yang Maha Melindungi Masihkah kita teringat dengan musibah-musibah yang terjadi beberapa tahun lalu? Gempa tsunami yang menimpa aceh, gempa di jogja, gempa wasior, lumpur lapindo yang sampai sekarang masih aktif. Kemudian mengapa sebagian dari mereka ada yang selamat? Siapa lagi selain Allah yang bisa melindungi mereka dari bencana tersebut, karena Allah mereka bisa selamat, tidak mungkin tanpa kekuatan dari Allah mereka dapat menyelamatkan dirinya masing-masing, karena kebesaran Allah yang bersifat melindungi inilah mereka dapat selamat, bahkan masih dapat bernafas hingga saat ini. Dan masih banyak lagi kebesaran Allah dalam sifat Al-Walii yang tidak mungkin dapat di uraikan disini.

9. Al Mu`izz Yang Maha Memuliakan (makhluk-Nya). Seseorang bisa bangkrut dari usahanya, sebaliknya seseorang bisa meningkat atau meraih untung dari usahanya. Bahkan ada seorang yang hanya berdagang nasi pecel, tapi ia dapat berangkat haji ke Baitullah. Tidak sedikit pula orang yang hidup bergelimbang harta tetapi hidupnya tidak bahagia, mengapa demikian? Karena Allah mengangkat derajat orang-orang yang sabar, dan Allah mengangkat derajat orang yang teraniaya. Tidak ada yang tidak mungkin jika Allah menghendaki. Ini adalah sebagian contoh dari kebesaran Allah melalui sifat-Nya Al-Muizz. 10.Al Afuww Yang Maha Pemaaf. Kadang kita tidak mau memaafkan perbuatan buruk seseorang yang dilakukan pada kita. Padahal perbuatan itu tidak seberapa jika di bandingkan perbuatan buruk kita kepada Allah yang sering melupakannya bahkan mungkin lebih buruk. Tetapi Allah tidak peduli semu itu. Siapapun yang bersungguh-sungguh bertobat kepadanya, maka Ia akan menerimanya. Apa kita tidak membayangkan jika perbuatan buruk kita sekecil apapun tidak akan di maafkan oleh Allah? Lalu apa yang harus kita lakukan? Untuk itu sebuah kebesaran dari Allah jika Ia dapat memaafkan seluruh hambanya yang sungguh-sungguh bertobat kepada-Nya.sesuai dalam Firman Allah: Dan Dialah yang menerima tobat dari hamba-hamba-Nya dan memaafkan kesalahankesalahan (QS. Asy-Syura: 25). 2.3 Hikmah Yang Terkandung Dalam 10 Asmaul Husna (al-Muqsith, An Nafii`, Al Waarist, Ar Raafi`, Al Baasith, Al Hafizh, Al Waduud, Al Waalii, Al Mu`izz, Al Afuww). 1) Al Muqsith Yang Maha Seimbang. Manusia yang dekat dengan nama ini adalah orang mampu berbuat adil pada dirinya, yakni dengan memberikan keseimbangan antara dzahir dan batinnya, dunia dan akhirat-Nya. Firman Allah swt.:

u!#ypk (#qRq6tGj9 $Vyur ZpB& N3oY=yy_ y79xx.ur 3 #Ygx N3n=t tbq3turAq9$# $Y9$# n?t
Dan demikian (pula) kami Telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan[95] agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. (QS. Al-Baqarah:143) [95] umat Islam dijadikan umat yang adil dan pilihan, Karena mereka akan menjadi saksi atas perbuatan orang yang menyimpang dari kebenaran baik di dunia maupun di akhirat. Dalam segala hal, Islam selalu mengambil jalan tengah, bukan dalam pengertian garis tengah dalam matematika. Tetapi dalam pengertian, berupaya untuk mendekatkan jarak antara kiri dan kanan. Dalam Islam tidak dikenal adanya aliran kanan atau kiri. Yanh ada hanyashirat al-mustaqim (jalan lurus). Setiap orang yang berbelok kea rah kiri atau kanan berarti ia telah keluar dari jalan itu. Seorang muslim memberdayakan semua potensi yang dimiliki oleh manusia, baik ruhiyah, jasad, maupun akalnya. Ia beraktivitas secara seimbang, dan satu sisi sama sekali tidak menzalimi sisi yang lainnya. Dalam konsep Islam, seorang muslim menjalani kehidupan dunianya sekaligus beraktivitas untuk akhiratnya, ia beramal hanya untuk Allah, dan dalam waktu yang bersamaan ia juga beramal untuk kehidupan dunianya. Dalam Islam tidak dikenal suatu aktivitas manusia yang tidak berangkat dari makna ibadah, karena semua tujuan konsep Islam adalah menjelmakan makna ibadah sejak awal hingga akhir. Rasulullah saw. Bersabda: Bukanlah orang yang baik diantaramu, orang yang meninggalkan usaha dunianya karena mengutamakan akhiratnya, dan tidak berusaha untuk akhiratnya karena mengutamakan dunianya, tetapi hendaknya dia mendapatkan keduanya itu. Karena dunia itu dapat menyampaikan keperluan akhirat, dan jangan kamu menjadi beban bagi orang lain. Beliau juga bersabda: Orang yang zuhud dari dunia bukanlah orang yang mengharamkan sesuatu yang halal dan menyianyiakan harta. Tetapi orang yang zuhud adalah orang yang lebih percaya dengan apa yang ada di sisi Allah daripada apa yang ada di tangannya.

Kesahajaan adalah manhaj Rabbani yang akan mencegah seorang hamba agar tidak terjebak ke dalam dua sisi yang sangat ekstrem. Bersahaja dalam berakhlak berarti bersikap di antara ketergesaan yang melampaui batas dan kelemahan yang tidak berdaya, antara kemuraman hati yang kelewatan dan tertawa yang terpingkalpingkal, antara mengucilkan diri hingga tak kenal lingkungan dan berbaur dengan masyarakat hingga lupa segalanya. Sebenarnya kebaikan itu berada di antara dua keburukan; antara sikap berlebihan dan sikap mengabaikan. Kebaikan itu berada di antara dua kejahatan; antara yang berlebihan dan yang tidak sama sekali. Kebenaran juga tereletak di antara dua kebatilan; antara kebatilan karena melebih-lebihkan dan kebatilan karena enggan. Barangsiapa banyak menyebut asma ini, maka ia akan bersikap adil dalam semua tingkah lakunya.

2) An Nafii` Yang Maha Memberi Manfaat. 3) Al Waarits Yang Maha Pewaris. Manusia yang mendekatkan diri kepada Allah dengan asma ini adalah mereka yang menginfakkan harta bendanya di jalan Allah dengan tanpa merasa takut. Karena Dialah Yang Maha Pemberi kekayaan kepada hamba-hamba-Nya. Firman Allah swt.:

Wu B !ur !$# @6y (#q)Z? wr& /3s9 $tBur 4 F{$#ur NuquK9$#


Dan Mengapa kamu tidak menafkahkan (sebagian hartamu) pada jalan Allah, padahal Allah-lah yang mempusakai (mempunyai) langit dan bumi? (QS. Al-Hadiid: 10) Rasulullah saw bersabda: Shadaqah itu tidak mengurangi harta. Sedangkan orang yang akan mewarisi kerajaan surge adalah mereka yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya, dan orang-orang yang memelihara sembahyangnya. Firman Allah swt.: Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi, (yakni) yang akan mewarisi surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya. (QS. Al-Mukminun: 12)

4) Ar Raafi` Yang Maha Meninggikan (makhluknya). Manusia yang dekat dengan nama ini adalah orang yang menggantungkan cita-cita dan ambisinya kepada sesuatu yang lebih tinggi nilainya, yakni kedekatan dengan Allah Sang Pencipta jagad raya, kebahagiaan akhirat, dan damai di sisi-Nya. Tidak ada ambisi yang lebih tinggi dan mulia selain ambisi yang demikian. Apalah arti sebuah ambisi yang hanya tertuju pada kehidupan dunia yang fana ini. Barangsiapa yang mengangkat dan meninggikan pandangannya dari hal-hal yang kasat mata dan khayalan-khayalan serta keinginan nafsu syahwat yang hina, maka sungguh Allah telah mengangkatnya ke wilayah (alam) malaikat yang didekat sisi-Nya. Mereka yang menggantungkan cita-cita dan ambisinya hanya kepada dunia saja, sungguh mereka telah menjadi manusia yang rendah di hadapan Allah dan dalam pandangan manusia. Bagiamna tidak demikian, sedangkan hidup mereka hanya pada sebatas soal perut, nafsu syahwat, nama besar, jabatan, kemasyhuran, rumah, dan istana. Mereka tidak pernah mau menengadahkan pandangan mereka ke angkasa kehidupan yang ideal. Mereka juga tidak pernah menatap bintang-bintang keutamaan hidup. Kecemasan dan pengetahuan mereka hanya pada soal kendaraan, pakaian, sandal, dan makanan. Betapa banyak manusia yang hidupnya dari pagi hingga sore hanya disibukkan oleh kecemasan dan kegelisahan mereka agar tidak dibenci istri, anak atau kerabat dekatnya, atau agar tidak mendapat celaan. Betapa mereka sama sekali tidak memiliki tujuan-tujuan yang lebih tinggi yang seharusnya menyibukkan mereka, dan juga kepentingan-kepentingan agung yang seharusnya menyita seluruh waktu mereka. Firman Allah swt.:

`t Ndur $uR9$# o4qupt:$# z`iB #\gs tbqJn=t tbq=x /f otzFy$#


"Mereka Hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai."(QS. Ar-Ruum: 7)

Barangsiapa yang membatasi pandangannya hanya pada hal-hal yang kasat mata dan tidak ada keinginan kecuali syahwat binatang, maka sungguh Allah telah merendahkannya ke tingkatan yang paling rendah. Orang yang mendekatkan diri kepada Allah dengan asama ini adalah mereka yang meninggikan dan memuliakan kebenaran dan merendahkan kebatilan. Mereka adalah orang-orang yang menegakkan kebenaran dan memerangi kabatilan dan kemingkaran. Mereka memusuhi musuh-musuh Allah dan merendahkannya dan mengasihi para kekasih Allah dan menganggkat serta memuliakannya.

5) Al Baasith Yang Maha Melapangkan (makhluknya). Manusia yang memiliki sifat ini adalah orang yang diberi ilham dengan banyaknya hikmah yang indah dan dikaruniai kumpulan kata dan kalimat yang mengandung pengetahuan (jawami al kalim). Ia ,elapangkan hati manusia dengan mengingatkan mereka atas nikmat dan karunia Allah. Dan ia menyempitkan dan menekan hati mereka dengan member peringatan akan ancaman sikasa, bencana, dan tuntutan-Nya atas musuh-musuh-Nya. Orang yang paling banyak mendapat bagian dari sifat ini adalah baginda Rasulullah saw. Beliau adalah Rasul Allah yang diutus untuk member peringatan dan menyampaikan kabar gembira. Firman Allah swt.:

wur ( #\tRur #Z o0 d,ys9$$/ y7oY=yr& !$R) Ospg:$# =ptr& `t @t@


Sesungguhnya kami Telah mengutusmu (Muhammad) dengan kebenaran; sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, dan kamu tidak akan diminta (pertanggungan jawab) tentang penghuni-penghuni neraka. (QS. Al-Baqarah: 119) Pada satu waktu beliau menekan hati para sahabat agar senang beribadah, beliau mengingatkan: Sesunggunhnya Allah berfirman pada Nabi Adam pada hari kiamat, Kirimlah mereka (anak Adam) ke dalam neraka. Nabi Adam bertanya, Berapa? Allah berfirman: 999 orang dari setiap seribunya. Maka hati para sahabat ketika itu menjadi sedih dan mereka menjadi malas beribadah. Keesokan harinya ketika beliau melihat mereka berbuat demikian, Rasulullah saw. Menenagkan hati mereka dan menggembirakan mereka, Ketahuilah dan berbahagialah, demi Dzat yang jiwa Muhammad ada di tangan-Nya. Di antara manusia di Hari Kiamat, kalian semua seperti tahi lalatdi lambung onta atau debu di tangan. Asma Allah Al-Basith adalah asma agung, yang jika seseorang yang hatinya sempit membaca asma ini, maka hatinya akan menjadi lapang.

6) Al Hafizh Yang Maha Memelihara. Manusia yang dekat dengan asma ini adalah orang yang senantiasa menjaga waktu, perilaku, hati dan pikirannya, dan setiap hembusan nafasnya dari perbuatan maksiat dan berpaling kepada selain Allah. Bila seseorang selalu menjaga dan mengawasi dirinya setiap saat dan menjaga perilakunya, maka Allah akan menjaganya dari bisikan syaitan dan kejahatan dzahir dan batinnya. Firman Allah swt.: "Maka Allah adalah sebaik-baik Penjaga dan dia adalah Maha Penyanyang diantara para penyanyang. (QS.
Yusuf: 64) Kebahagiaan yang kekal abadi diperuntukkan bagi mereka yang selalu menjaga dzahir dan batinnya dari perbuatan durhaka kepada Allah, dan mereka senantiasa tunduk dan patuh terhadap perintah-perintah-Nya. Firman Allah swt.:

tHq9$# Nymr& uqdur ( $Zym yz !$$s (

zyz `B 7ym A>#rr& e@39 tbrtq? $tB #xyd $ydq=z$# A=ZB 5==s)/ =t9$$/u!%y`ur z`uHq9$# q=:$# Pqt y79s ( 5On=|0
Inilah yang dijanjikan kepadamu, (yaitu) kepada setiap hamba yang selalu kembali (kepada Allah) lagi memelihara (semua peraturan-peraturan-Nya). (yaitu) orang yang takut kepada Tuhan yang Maha Pemurah sedang dia tidak kelihatan (olehnya) dan dia datang dengan hati yang bertaubat. Masukilah syurga itu dengan aman, Itulah hari kekekalan. (QS. Qaaf: 32-34) Barangsiapa banyak menyebut asma ini, maka Allah akan menjaganya dari apa yang tidak disukainya.

7) Al Waduud Yang Maha Mengasihi. Manusia yang dekat dengan asma ini adalah orang yang mencintai dan menyayangi semua makhluk ciptaan Allah. Firman Allah swt.:

Ngs9 @yfuy Mys=9$# (#q=Jtur (#qZtB#u %!$# b) #tr `oHq9$#


Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah yang Maha Pemurah[911] akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang. (QS. Maryam: 96) [911] dalam surat Maryam Ini nama Allah Ar Rahmaan banyak disebut, untuk memberi pengertian bahwa, Allah memberi ampun tanpa perantara. Ayat ini berarti, setiap orang yang beriman kepada Allah dan mencintai-Nya, tentu ia akan mencintai dan menyayangi seluruh makhluk-Nya. Dan yang mencintai makhluk-Nya tentu akan berbuat baik kepadanya. Rasulullah saw. Bersabda: Pokoknya akal setelah iman adalah menyayangi manusia. Barangsiapa banyak menyebut asama ini, maka semua ruh akan condong dan simpati kepadanya.

8)Al Walii Al-Waliy Yang Maha Melindungi Manusia yang mendekatkan diri kepada Allah dengan asma ini adalah mereka mempercayakan semua urusannya kepada penguasa mutlak, Allah Rabbul alamiin. Allah swt. Berfirman:
Dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia. (Ar-Rad: 11) Barangsiapa banyak menyebut asma ini, maka ia akan disegani dan ditakuti manusia.

@A#ur `B mRr `iB Ogs9 $tBur


9) Al Mu`izz Yang Maha Memuliakan (makhluk-Nya). Hakikatnya, kemuliaan manusia adalah ketika manusia mampu melihat ke atas hanya kepada Tuhannya (vertikal) dan kepada alam melihat ke bawah, sedang pada manusia melihat secara mendatar (horizontal). Jika sebaliknya, maka sungguh ia akan menjadi manusia yang terhina. Barangsiapa yang menyembah dan mengabdikan dirinya pada Allah, maka itu berarti Allah memuliakan diri-Nya dan ia telah menjadi manusia mulia. Karena pengabdian kepada Tuhan berarti Tuhanlah yang justru melimpahkan segala karunia-Nya berupa kesejahteraan, kemakmuran hidup. Firman Allah swt.:

br7u9 w) }RM}$#ur `g:$# M)n=yz $tBur


Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (QS. AdzDzaariyaat: 56) Hakikatnya bermakna, Tidaklah Kuciptakan jin dan manusia, kecuali untuk mendapat limpahan kasih sayang, kemakmuran, kesejahteraan, kesempurnaan, kejayaan dari-Ku. Tuhan sama sekali tidak memerlukan pengabdian itu. Tetapi justru kitalah yang memerlukan pengabdian kepada-Nya, membutuhkan lumpahan kesejahteraan dan kebahagiaan tak terhingga yang dimiliki-Nya. Dengan menjadi hamba Allah dan beribadah kepada-Nya, kita tidak merasa hina dan rendah, tetapi justru merasa sepenuhnya merdeka dan merasa sangat terhormat. Kita menjadi bebas dari kungkungan kediniawian, bebas dari kendali harta benda, hawa nafsu dan keserakahan. Sikap hanya takut dan segan kepada Tuhan semata dapat melahirkan keberanian dan tekad yang sesungguhnya, tidak akan pernah takut pada siapapun dan apapun. Dengan demikian, menyembah Tuhan adalah kemerdekaan hakiki, taat pada Tuhan adalah sebuah kejayaan. Hanya dengan ini manusia bisa menemukan dirinya yang fitri sebagai makhluk dengan harkat dan martabat tinggi. Dengan menyembah kepada Allah manusia terbebas dari pembelengguan pribadi dan pemerosotan terhadap harkat dan martabat kemanusiaan. Maka keuntungan beriman dan beribadah pada Allah mempunyai efek ganda: Di satu sisi memberi pegangan hidup dan di sisi lain membebaskan dari belenggu mitologi sesama manusia dan alam. Dan barangsiapa yang menyekutukan Allah dan berpaling dari-Nya, maka berarti Allah menghiinakannya dan ia telah menjadi manusia yang hina. Karena syirik merupakan bentuk penyelewengan dan penyimpangan terhadap harkat dan martabat kemanusiaan. Dalamsyirik mengandung pembelengguan dan perampasan kebebasan. Mitologi terhadap alam mengakibatkan pembelengguan yang berwujud tertutupnya

kemampuan manusia untuk melihat hukum-hukum alam yang telah ditetapkan Yuhan itu menurut apa adanya. Karena pendekatan terhadap persoalan yang menyangkut alam itu diselesaikan melalui cara-cara magismitologis yang lebih banyak bersandar pada khayalan dari pada kenyataan. Sedangkan mitologi kepada manusia menghasilkan tirani dengan efek pembelengguan yang lebih kuat lagi. Perampasan kebebasan manusia tidak ada kecuali sesame manusia sendiri melalui system-sistem tiranik, baik dalam bidang pemerintahan atau keagamaan. Pengabdian kepada seseorang berarti berbuat dan bersusah payah untuk kepentingan orang tersebut. Artinya, ada semacam praktik penindasan dan pemerasan. Sesungguhnya, kerajaan yang hakiki ada pada keselamatan seseorang dari hinanya sifat tamak, aib kebodohan dan mengekang syahwat. Barangsiapa yang membuka tabir hatinya hingga ia bisa menyaksikan keindahan kehadirat-Nya, diberi rizki qanaah (menerima) hingga ia merasa kaya dari makhluk, dan Allah akan menolong dan member kekuatan kepadanya hingga ia mampu menguasai nafsunya, maka sungguh Allah telah memuliakan dan memberinya kerajaan di dunia. Dan di akhirat kelak Allah akan memuliakannya dengan dekat di sisi-Nya. Dan barangsiapa yang pandangannya tertuju pada makhluk, hingga ia dikuasai oleh ketamakan dan kecintaannya terhadap dunia, tidak menerima dengan kecukupan yang ada di tangannya, dan menumpuk harta dunia dengan tipu dayanya sampai ia tertipu oleh dunia, maka sungguh Allah telah menghinakan dan merampas kemuliaannya. Firman Allah swt.:

L- N3|Rr& OG^tGs /3Z3s9ur u!%y` T$tBF{$#4Lym N3?xur OG;s?$#ur /ts?ur rt9$# !$$/ N.xur !$# Dr&
Tetapi kamu mencelakakan dirimu sendiri dan menunggu (kehancuran kami) dan kamu ragu- ragu serta ditipu oleh angan-angan kosong sehingga datanglah ketetapan Allah;dan kamu Telah ditipu terhadap Allah oleh (syaitan) yang amat penipu. (QS. Al-Hadiid: 14) Barangsiapa banyak menyebut asma Al-Muiz maka Allah akan memuliaknnya di dunia dan di akhirat.

Anda mungkin juga menyukai