Anda di halaman 1dari 14

Buta warna adalah suatu kelainan yang disebabkan ketidakmampuan sel-sel kerucut mata untuk

menangkap suatu spektrum warna tertentu akibat faktor genetis.

Buta warna merupakan kelainan genetik / bawaan yang diturunkan dari orang tua kepada
anaknya, kelinan ini sering juga disebaut sex linked, karena kelainan ini dibawa oleh kromosom
X. Artinya kromosom Y tidak membawa faktor buta warna. Hal inilah yang membedakan antara
penderita buta warna pada laki dan wanita. seoronga wanita terdapat istilah ‘pembawa sifat’ hal
ini menujukkan ada satu kromosom X yang membawa sifat buta warna. Wanita dengan
pembawa sifat, secara fisik tidak mengalami kelalinan buta warna sebagaimana wanita normal
pada umumnya. Tetapi wanita dengan pembawa sifat berpotensi menurukan faktor buta warna
kepada anaknya kelak.Apabila pada kedua kromosom X mengandung faktor buta warna maka
seorang wanita tsb menderita buta warna.

Saraf sel di retina terdiri atas sel batang yang peka terhadap hitam dan putih, serta sel kerucut
yang peka terhadap warna lainnya. Buta warna terjadi ketika syaraf reseptor cahaya di retina
mengalami perubahan, terutama sel kerucut. Sel

Buta warna sendiri dapat diklasifikasikan menjadi 3 jenis yaitu trikromasi, dikromasi dan
monokromasi. Buta warna jenis trikomasi adalah perubahan sensitifitas warna dari satu jenis atau
lebih sel kerucut. Ada tiga macam trikomasi yaitu:

 -Protanomali yang merupakan kelemahan warna merah,


 -Deuteromali yaitu kelemahan warna hijau,
 -Tritanomali (low blue) yaitu kelemahan warna biru.

Jenis buta warna inilah yang paling sering dialami dibandingkan jenis buta warna lainnya.

Dikromasi merupakan tidak adanya satu dari 3 jenis sel kerucut, tediri dari:

 -protanopia yaitu tidak adanya sel kerucut warna merah sehingga kecerahan warna merah
dan perpaduannya berkurang,
 -deuteranopia yaitu tidak adanya sel kerujut yang peka terhadap hijau, dan
 -tritanopia untuk warna biru.

Sedangkan monokromasi ditandai dengan hilangnya atau berkurangnya semua penglihatan


warna, sehingga yang terlihat hanya putih dan hitam pada jenis typical dan sedikt warna pada
jenis atypical. Jenis buta warna ini prevalensinya sangat jarang.

Buta warna dapat dites dengan tes Ishihara, dimana lingkaran – lingkaran berwarna yang
beberapa diantaranya dirancang agar ada tulisan tertentu yang hanya dapat dilihat atau tidak
dapat dilihat oleh penderita buta warna.

Buta Warna Total dan Partial

Ada suatu kondisi dimana seseorang tidak dapat melihat warna sama sekali. Cacat
tersebut dinamakan buta warna yang mempenagruhi total maupun sebagian
kemampuan individu untuk membedakan warna. Variasi dari buta warna yang dibawa
sejak lahir cukup nyata, antara lain :

a) Akromatisme atau Akromatopsia, adalah kebutaan warna total dimana semua


warna dilihat sebagai tingkatan warna abu-abu

b) Diakromatisme, adalah kebutaan tidak sempurna yang menyangkut


ketidakmampuan untuk membedakan warna-warna merah dan hijau. Untuk
kesimpangsiuran warna ini ada tiga tipe, yaitu :

- Deutrinophia, yaitu orang yang kehilangan kerucut hijau sehingga ia tidak


dapat melihat warna hijau

- Protanophia, yaitu orang yang kehilangan kerucut merah sehingga ia buta


warna merah

- Tritanophia, yaitu kondisi yang ditandai oleh ketidakberesan dalam warna biru
dan kuning dimana conus biru atau kuning tidak peka terhadap suatu daerah
spektrum visual

Teori Hering tentang Buta Warna

Menurut Hering, buta warna partial disebabkan karena orang tidak


mempunyai substansi warna merah-hijau (daltonis). Umumnya orang menderita buta
warna merah-hijau, sedangkan buta warna kuning-hitam jarang terjadi, juga penderita
buta warna yang total jarang terjadi karena itu jarang ada individu yang tidak
mempunyai substansi fotochemis sama sekali.

Hering juga menyatakan bahwa ada 3 macam substansi fotochemis yang


memiliki 6 macam kualitas dan dapat memberikan 6 macam sensasi. Substansi ini
dapat dipecah dan dapat dibangun oleh rangsang-rangsang tertentu. Ke-2 macam
substansi itu adalah :

- Substansi putih/hitam

- Substansi merah/hijau

- Substansi kuning/biru
Kalau terlihat warna putih, berarti semua gelombang sinar dipantulkan, sedangkan
kalau melihat warna hitam berarti semua gelombang sinar dihisap (diabsorpsi).

Keberatan terhadap Teori Hering

Ada keberatan-keberatan terhadap teori Hering karena tidak sesuai dengan doktrin energi spesifik.
Dalam doktrin energi spesifik, tiap satu reseptor hanya dapat menerima satu macam rangsang yang tetap
dan hanya dapat memberikan satu sensasi yang tepat. Sedangkan dalam teori Hering, satu substansi
dianggap dapat mengadakan 2 sensasi warna

 Buta warna jenis Trikomasi adalah perubahan sensitifitas warna dari satu jenis atau lebih
sel kerucut. Ada tiga macam Trikomasi yaitu:
1. - Protanomali yang merupakan kelemahan warna merah
2. - Deuteromali yaitu kelemahan warna hijau.
3. - Tritanomali (low blue) yaitu kelemahan warna biru. Jenis buta warna inilah
yang paling sering dialami dibandingkan jenis buta warna lainnya.

 Buta warna jenis Dikromasi merupakan tidak adanya satu dari 3 jenis sel kerucut, terdiri
dari:
1. - Protanopia yaitu tidak adanya sel kerucut warna merah sehingga kecerahan
warna merah dan perpaduannya berkurang.
2. - Deuteranopia yaitu tidak adanya sel kerucut yang peka terhadap hijau.
3. - Tritanopia untuk warna biru.

 Sedangkan Monokromasi ditandai dengan hilangnya atau berkurangnya semua


penglihatan warna, sehingga yang terlihat hanya putih dan hitam pada jenis typical dan
sedikit warna pada jenis atypical. Jenis buta warna ini prevalensinya sangat jarang.

Mendeteksi buta warna

Umumnya cara yang diginakan adalah dengan mengidentifikasi angka atau huruf dengan latar
belakang warna-warna tertentu, misalnya Ishihara test. Pada setiap gambar terdapat angka yang
dibentuk dari titik-titik berwarna. Gambar digantung di bawah pencahayaan yang baik dan
pasien diminta untuk mengidentifikasi angka yang ada pada gambar tersebut. Ketika pada tahap
ini ditemukan adanya kelainan, test yang lebih detail lagi akan diberikan.

Sampai saat ini belum ada tindakan atau pengobatan yang dapat mengatasi gangguan persepsi
warna ini. Namun penderita buta warna ringan dapat belajar mengasosiasikan warna dengan
objek tertentu.

Dalam mengemudi misalnya, seseorang bisa menghafalkan letak warna lampu rambu-rambu
jalan raya. Buta warna bawaan tidak dapat diatasi, tetapi buta wana akita kecelakaan misalnya
dapat diantisipasi dengan hati-hati berkendara.
Buta warna banyak menghambat cita-cita, namun demikian buta warna bukan berarti kiamat.
Banyak orang yang buta warna berhasil menjadi orang terkenal. Artis terkenal yang mengalami
buta warna antara lain adalah Mark Twain, Paul Newman, Meat Loaf, Bing Cosby, Bob Dole

macam-macam dan ciri-ciri buta warna

Buta warna adalah suatu kelainan yang disebabkan ketidakmampuan sel-sel kerucut
mata untuk menangkap suatu spektrum warna tertentu akibat faktor genetis. Buta
warna juga disebabkan karena faktor genetis dari orang tua yang salah satu atau
mungkin keduanya menderita buta warna juga.

Apakah warna yang dilihat hanya hitam putih


saja?
Kebanyakan orang pasti berpikir bahwa "Dunia" penderita Buta Warna itu hanya ada
dua warna membosankan, yaitu hitam dah putih. Namun ternyata salah besar, karena
ternyata penderita Buta warna berbeda jenisnya.

Ada juga kok penderita buta warna yang bisa melihat warna diluar hitam putih. Untuk
tahu lebih lanjut simak pembahasan di bawah ini.

Jenis Buta Warna


1. Trikromasi

Yaitu mata mengalami perubahan tingkat sensitivitas warna dari satu atau lebih sel
kerucut pada retina. Jenis buta warna inilah yang sering dialami oleh orang-orang.

Ada tiga klasifikasi turunan pada trikomasi :

1. Protanomali, seorang buta warna lemah mengenal merah


2. Deuteromali, warna hijau akan sulit dikenali oleh penderita
3. Trinomali (low blue), kondisi di mana warna biru sulit dikenali penderita.

2. Dikromasi

Yaitu keadaan ketika satu dari tiga sel kerucut tidak ada.

Ada tiga klasifikasi turunan :


1. Protanopia, sel kerucut warna merah tidak ada sehingga tingkat kecerahan
warna merah atau perpaduannya kurang
2. Deuteranopia, retina tidak memiliki sel kerucut yang peka terhadap warna hijau
3. Tritanopia, sel kerucut warna biru tidak ditemukan.

3. Monokromasi

Monokromasi sebenarnya sering dianggap sebagai buta warna oleh orang umum.
Kondisi ini ditandai dengan retina mata mengalami kerusakan total dalam merespon
warna. Hanya warna hitam dan putih yang mampu diterima retina.

Penyebab Buta Warna


Buta warna adalah kondisi yang diturunkan secara genetik. Dibawa oleh kromosom X
pada perempuan, buta warna diturunkan kepada anak-anaknya. Ketika seseorang
mengalami buta warna, mata mereka tidak mampu menghasilkan keseluruhan pigmen
yang dibutuhkan untuk mata berfungsi dengan normal.

Fakta Tentang Buta Warna


1. Buta warna lebih sering terjadi pada seseorang berjenis kelamin lelaki dibandingkan
perempuan. Sebanyak 99% seorang buta warna tidak mampu membedakan antara
warna hijau dan merah. Juga ditemukan kasus penderita yang tak bisa mengenali
perbedaan antara warna merah dan hijau.

2. Cacat mata ini merupakan kelainan genetik yang diturunkan oleh ayah atau ibu.

3. Belum dapat dipastikan berkaitan jumlah penderita, akan tetapi sebuah penelitian
menyebutkan sebesar 8 -12% lelaki Eropa adalah pengidap buta warna. Sementara
persentase perempuan Eropa yang buta warna adalah 0,5 -1%. Tingkat buta warna di
benua lain tentu bervariasi.

4. Tidak ada cara untuk mengobati buta warna, karena ia bukan penyakit melainkan
cacat mata. Bisa jadi seorang buta warna akan merasa tersiksa dengan keadaan ini.
Sebagian perusahaan menetapkan syarat bahwa pekerjanya harus tidak buta warna.

5. Untuk mengetahui apakah seseorang menderita buta warna, dilakukan tes dengan
menggunakan plat bernama Ishihara.

6. Banteng ternyata buta warna. Kesan yang ditimbulkan warna merah mengakibatkan
binatang tersebut melonjak emosinya, bukan akibat warna merah itu sendiri.
7. Pada Perang Dunia II, serdadu yang buta warna dikirim untuk melakukan misi
tertentu. Ketidakmampuan mereka untuk melihat warna hijau dialihfungsikan untuk
mendeteksi adanya kamuflase yang dilakukan pihak lawan.

8. Setiap orang yang buta warna,sudah terlahir dengan buta warna (dari umur 0 tahun
sudah buta warna).

9. Penyandang buta warna selalu dihantui oleh pertanyaan “Warna apakah ini?”

Macam-macam Buta Warna

23Share
Buta warna adalah suatu kelainan yang disebabkan ketidakmampuan sel-sel kerucut
mata untuk menangkap suatu spektrum warna tertentu akibat faktor genetis. Buta
warna juga disebabkan karena faktor genetis dari orang tua yang salah satu atau
mungkin keduanya menderita buta warna juga.

Apakah warna yang dilihat hanya hitam putih saja?


Kebanyakan orang pasti berpikir bahwa "Dunia" penderita Buta Warna itu hanya ada
dua warna membosankan, yaitu hitam dah putih. Namun ternyata salah besar, karena
ternyata penderita Buta warna berbeda jenisnya.

Ada juga kok penderita buta warna yang bisa melihat warna diluar hitam putih. Untuk
tahu lebih lanjut simak pembahasan di bawah ini.
Jenis Buta Warna
1. Trikromasi

Yaitu mata mengalami perubahan tingkat sensitivitas warna dari satu atau lebih sel
kerucut pada retina. Jenis buta warna inilah yang sering dialami oleh orang-orang.
Ada tiga klasifikasi turunan pada trikomasi :

1. Protanomali, seorang buta warna lemah mengenal merah


2. Deuteromali, warna hijau akan sulit dikenali oleh penderita
3. Trinomali (low blue), kondisi di mana warna biru sulit dikenali penderita.

2. Dikromasi

Yaitu keadaan ketika satu dari tiga sel kerucut tidak ada.

Ada tiga klasifikasi turunan :

1. Protanopia, sel kerucut warna merah tidak ada sehingga tingkat kecerahan
warna merah atau perpaduannya kurang
2. Deuteranopia, retina tidak memiliki sel kerucut yang peka terhadap warna hijau
3. Tritanopia, sel kerucut warna biru tidak ditemukan.

3. Monokromasi

Monokromasi sebenarnya sering dianggap sebagai buta warna oleh orang umum.
Kondisi ini ditandai dengan retina mata mengalami kerusakan total dalam merespon
warna. Hanya warna hitam dan putih yang mampu diterima retina.

Penyebab Buta Warna


Buta warna adalah kondisi yang diturunkan secara genetik. Dibawa oleh kromosom X
pada perempuan, buta warna diturunkan kepada anak-anaknya. Ketika seseorang
mengalami buta warna, mata mereka tidak mampu menghasilkan keseluruhan pigmen
yang dibutuhkan untuk mata berfungsi dengan normal.

Fakta Tentang Buta Warna


1. Buta warna lebih sering terjadi pada seseorang berjenis kelamin lelaki dibandingkan
perempuan. Sebanyak 99% seorang buta warna tidak mampu membedakan antara
warna hijau dan merah. Juga ditemukan kasus penderita yang tak bisa mengenali
perbedaan antara warna merah dan hijau.
2. Cacat mata ini merupakan kelainan genetik yang diturunkan oleh ayah atau ibu.
3. Belum dapat dipastikan berkaitan jumlah penderita, akan tetapi sebuah penelitian
menyebutkan sebesar 8 -12% lelaki Eropa adalah pengidap buta warna. Sementara
persentase perempuan Eropa yang buta warna adalah 0,5 -1%. Tingkat buta warna di
benua lain tentu bervariasi.
4. Tidak ada cara untuk mengobati buta warna, karena ia bukan penyakit melainkan
cacat mata. Bisa jadi seorang buta warna akan merasa tersiksa dengan keadaan ini.
Sebagian perusahaan menetapkan syarat bahwa pekerjanya harus tidak buta warna.
5. Untuk mengetahui apakah seseorang menderita buta warna, dilakukan tes dengan
menggunakan plat bernama Ishihara.
6. Banteng ternyata buta warna. Kesan yang ditimbulkan warna merah mengakibatkan
binatang tersebut melonjak emosinya, bukan akibat warna merah itu sendiri.
7. Pada Perang Dunia II, serdadu yang buta warna dikirim untuk melakukan misi
tertentu. Ketidakmampuan mereka untuk melihat warna hijau dialihfungsikan untuk
mendeteksi adanya kamuflase yang dilakukan pihak lawan.
8. Setiap orang yang buta warna,sudah terlahir dengan buta warna (dari umur 0 tahun
sudah buta warna).
9. Penyandang buta warna selalu dihantui oleh pertanyaan “Warna apakah ini?”

SEL BATANG DAN SEL KERUCUT

Sel batang dan kerucut pada retina merupakan fotoreseptor yang memiliki empat segmen
fungsional utama, yakni :
1. Segmen luar
2. Segmen dalam
3. Nukleus
4. Korvus sinaptik

Pada segmen luar ditemukan zat fotokimia peka cahaya, dimana pada sel batang terdapat
rhodopsin dan pada sel kerucut rhodopsin tersebut hanya merupakan salah satu dari beberapa zat
fotokimia yang mirip dengan rhodopsin.

Pada segmen dalam mengandung sitoplasma sel biasa, dan yang sangat penting adalah
mitochondria yang memberi energi untuk fugsi reseptor. Sedangkan korvus sinaptik adalah
bagian sel yang berhubungan dengan sel saraf yang merupakan stadium berikutnya pada rantai
penglihatan.

1. Presbiopi atau mata tua


Disebabkan karena gaya akomodasi lensa mata tak bekerja dengan baik akibatanya lensa mata
tidak dapat menfokuskan cahaya ke titik kuning dengan tepat. sehingga mata tidak bisa melihat
yang jauh maupun dekat. gaya akomodasi adalah kemampuan lensa mata untuk mencembung
dan memipih. Presbiopi dapat diatasi dengan lensa ganda yang berisi lensa plus dan minus.

2. Miopi
(dari bahasa Yunani: μυωπία myopia "penglihatan-dekat", adalah sebuah kerusakan refraktif
mata di mana citra yang dihasilkan berada di depan retina ketika akomodasi dalam keadaan
santai. Penderita penyakit ini tidak dapat melihat jarak jauh dan dapat ditolong dengan
menggunakan kacamata negatif (cekung).

3.

Hypermetropi

Orang yang menderita rabun dekat atau hipermetropi tidak mampu melihat dengan jelas objek
yang terletak di titik dekatnya tapi tetap mampu melihat dengan jelas objek yang jauh (tak
hingga). Titik dekat mata orang yang menderita rabun dekat lebih jauh dari jarak baca normal
(PP > 25 cm).

Penyakit Pada Mata


1. Ablasio adalah suatu keadaan lepasnya retina sensoris dari epitel pigmen retina (RIDE).
keadaan ini merupakan masalah mata yang serius dan dapat terjadi pada usia berapapun,
walaupun biasanya terjadi pada orang usia setengah baya atau lebih tua.
Ablasio retina lebih besar kemungkinannya terjadi pada orang yang menderita rabun jauh
(miopia) dan pada orang orang yang anggota keluarganya ada yang pernah mengalami ablasio
retina. Ablasio retina dapat pula disebabkan oleh penyakit mata lain, seperti tumor, peradangan
hebat, akibat trauma atau sebagai komplikasi dari diabetes. Bila tidak segera dilakukan tindakan,
ablasio retina dapat menyebabkan cacat penglihatan atau kebutaan yang menetap. Retina adalah
jaringan tipis dan transparan yang peka terhadap cahaya, yang terdiri dari sel-sel dan serabut
saraf. Retina melapisi dinding mata bagian dalam, berfungsi seperti film pada kamera foto,
cahaya yang melalui lensa akan difokuskan ke retina. Sel-sel retina yang peka terhadap cahaya
inilah yang menangkap “gambar” dan menyalurkannya ke otak melalui saraf optik.
2. Dakriosistitis adalah suatu infeksi pada sakus lakrimalis atau saluran air mata yang berada di
dekat hidung. Infeksi ini menyebabkan nyeri, kemerahan, dan pembengkakan pada kelopak mata
bawah, serta terjadinya pengeluaran air mata berlebihan (epifora). Radang ini sering disebabkan
obstruksi nasolakirmalis oleh bakteri S. aureus, S. pneumoniae, Pseudomonas.
3. Glaukoma adalah salah satu jenis penyakit mata dengan gejala yang tidak langsung, yang
secara bertahap menyebabkan penglihatan pandangan mata semakin lama akan semakin
berkurang sehingga akhirnya mata akan menjadi buta. Hal ini disebabkan karena saluran cairan
yang keluar dari bola mata terhambat sehingga bola mata akan membesar dan bola mata akan
menekan saraf mata yang berada di belakang bola mata yang akhirnya saraf mata tidak
mendapatkan aliran darah sehingga saraf mata akan mati.
4. Katarak adalah sejenis kerusakan mata yang menyebabkan lensa mata berselaput dan rabun.
Lensa mata menjadi keruh dan cahaya tidak dapat menembusinya. Keadaan ini memperburuk
penglihatan seseorang dan akan menjadi buta jika lewat, atau tidak dirawat. Masalah katarak
berbeda dengan masalah mata glaukoma.
5. Koloboma adalah istilah yang menggambarkan lubang yang terdapat pada struktur mata,
seperti lensa mata, kelopak mata, iris, retina, koroid, atau diskus optikus. Lubang ini telah ada
sejak lahir dan dapat disebabkan adanya jarak antara dua struktur di mata. Strukturini gagal
menutup sebelum bayi dilahirkan. Koloboma dapat terjadi pada satu atau kedua mata.
Kloboma mempengaruhi pandangan, tergantung dari tingkat keparahan sesuai dengan ukuran
dan lokasi. Misalnya, bila hanya sebagian kecil dari iris yang rusak, pandangan mungkin saja
normal. Namun bila terjadi pada retina atau saraf optik, maka pandangan pasien akan rusak dan
sebagian besar lapangan pandang akan hilang. Kadang-kadang mata dapat mengecil atau
mikroftalmos, dan bahkan pasien dapat menderita penyakit mata lainnya seperti glaukoma.
Beberapa anak yang menderita koloboma dapat memiliki malformasi pada bagian tubuhnya,
seperti yang terjadi pada sindrom CHARGE.
6. Penyakit konjungtivitis adalah satu penyakit berjangkit.
Konjungtivitis adalah suatu peradangan pada konjungtiva.
7. Xerophtalmia: atau xerosis, penyakit mata yang disebabkan oleh keringnya konjungtiva dan
kornea mata akibat kekurangan vitamin A. Salah satu gejala awal dari penyakit ini adalah rabun
senja, berkurangnya kemampuan melihat pada saat hari senja.
8. Xerosis adalah penyakit yang menyebabkan kekeringan pada kulit tubuh atau pada bagian
tubuh lainnya seperti pada mata.

Sel punca atau sel batang atau stem cell mungkin belum terlalu populer di Indonesia. Penelitian
mengenai sel tersebut belum terlalu terpublikasi, namun penemuan mengenai sel punca sudah
cukup lama dikembangkan di luar negeri. Sel punca atau stem cell ialah sel yang memiliki
keampuan untuk berdiferensiasi dan berspesialisasi menjadi sel lain. Sel punca juga dapat
membelah tanpa kehilangan kemampuannya berdiferensiasi dan berspesialisasi. Karakter-
karakter kunci ini menjadikan sel punca sebagai metode pengobatan dengan prospek yang bagus.
Dapat diandaikan jika sorang pasien luka bakar parah dapat sembuh lebih cepat jika
diimplementasikan sel punca ini.

Kemampuan sel punca digolongkan menjadi empat tipe; totipotensi, pluripotensi,


multipotensi,dan unipotensi. Sel punca yang berasal dari inner cell mass embrio memiliki
kemampuan totipotensi atau dapat beruabah menjadi berbagai macam sel, termasuk berubah
menjadi sel punca pluripotensi. Sel punca pluripotensi merupakan sel-sel yang menyusun tiga
lapisan embrional. Sel punca multipotensi hanya dapat berubah menjadi sel-sel yang tidak jauh
berbeda. Dan lebih spesifik lagi, sel punca unipotensi hanya dapat berubah menjadi satu jenis sel
saja.

Pada manusia dewasa, sel punca sulit ditemukan karena mayoritas dari sel-sel tersebut telah
terdiferensiasi menjadi sel matang. Namun beberapa lokasi dalam tubuh yang dapat diekstraksi
sel punca-nya ialah tali pusar, sumsum tulang, mata, dan hati. Dalam kasus sel punca pada tali
pusar, yang bermanfaat untuk pengobatan penyakit darah, harus diekstraksi sesaat setelah
kelahiran, karena bagian yang dimanfaatkan ialah darah pada tali pusar tersebut.

Prinsip metode pemanfaatan sel punca ialah mengekstraksi dan mengawetkan sel punca tersebut.
Sel punca dapat bertahan hingga 15 tahun dalam masa pengawetan. Ketika sel punca akan
digunakan, sel punca tersebut akan diinduksi dengan faktor pertumbuhan tertentu hingga berubah
menjadi sel yang diinginkan. Faktor pertumbuhan bersifat spesifik. Proses pengawetan sel punca
terbilang panjang karena sel-sel tersebut harus melewati serangkaian proses untuk menentukan
status, apakah sel-sel itu benar sel punca. Penggunaan marker, zat kimia penanda sel, untuk
mengetahui sifat sel sering digunakan, namun marker-marker tersebut bersifat spesifik terhadap
sel punca yang digunakan. Penelitian lebih lanjut mengenai marker dibutuhkan untuk
mempermudah proses pengawetan.

Beberapa hal yang membentur perkembangan penerapan sel punca di banyak negara ialah kode
etik dalam mendapatkan sel punca. Banyak orang berpendapat bahwa suatu embrio harus
dimatikan terlebih dahulu untuk mendapatkan sel puncanya, namun opini tersebut sebenarnya
hanya disebabkan karena penjelasan mengenai sel punca tersebut amat minim. Menurut Ferry
Sandra, Phd, salah satu pendiri Stem Cell and Cancer Institute, sel punca dapat diekstraksi tanpa
mematikan embrio tersebut, karena embrio memiliki 8 sel yang tergolong dalam inner cell mass.
Kultur sel punca dapat dilakukan hanya dengan satu sel saja, yang kemudian apabila sel telah
berhasil di kultur, sel dapat dikembalikan ke embrio tersebut. Stem cell mungkin merupakan titik
terang dalam pengobatan banyak penyakit dan kerusakan jaringan seperti diabetes mellitus,
alzheimer, leukemia, dan parkinson.

Rabun Jauh :
Kelainan sering diistilahkan rabun jauh. Terjadi karena sistem optik yang sangat kuat
pembiasannya, sehingga fokus bayangan benda yang dilihat akan jatuh di depan retina. Kelainan
ini bisa dikoreksi dengan lensa minus. Oleh sebab itu, mata miopia dikenal sebagai mata minus.

Rabun Dekat :
Kalau yang ini dikenal dengan istilah rabun dekat. Apa yang terjadi pada rabun dekat merupakan
kebalikan dari miopia, yaitu sistem optik yang terlalu lemah sehingga fokus dari bayangan benda
yang dilihat akan jatuh di belakang retina. Kelainan ini harus dikoreksi dengan lensa plus
sehingga fokusnya maju ke posisi normal.

Silinder :
Kelainan ini tidak hanya meliputi masalah bagaimana fokus bayangan dibentuk, karena fokus
benda yang dilihat terpecah menjadi dua bayangan. Biasanya astimagtisme terjadi karena
lengkung datar kornea dan lengkung tegak kornea tidak simetris. Keadaaan ini bisa dianalogikan
dengan lengkungan pada sendok. Pada satu sisi ada yang landai sedangkan sisi lainnya terjal.
Kalau sistem optik atau suatu lensa terlalu melengkung/terjal maka cahaya yang terbias melalu
retina menjadi terlalu dekat. Sedangkan lengkung yang landai membuat fokusnya menjadi terlalu
jauh. Akhirnya, imej atau citraan yang jatuh jadi terpecah dua.

Nah, kelainan ini yang oleh orang awam disebut sebagai mata silinder. Namun, terminologi mata
silinder ternyata tak tepat karena sebenarnya bukan matanya yang silinder tetapi lensa yang
fungsinya mengoreksi keadaan astigmatisme itulah yang bersifat silinder. Jadi, yang ada lensa
silinder bukan mata silinder. Kasus astigmatisme banyak dijumpai pada orang Asia.

Kompilasi :
• Kombinasi Kelainan

Kelainan lensa silinder bisa dibarengi dengan kelainan mata minus atau plus. Kalau kelainan
astigmatisme berbarengan dengan kelainan rabun dekat, maka fokus benda yang terlihat terpecah
menjadi dua dan jatuhnya di depan retina. Gangguan ini bisa diatasi dengan lensa silinder yang
disatukan dengan lensa minus. Sedangkan bila dibarengi rabun jauh, fokus benda yang terpecah
akan jatuh di belakang retina. Gangguan seperti ini dapat diatasi dengan lensa silinder yang
disatukan dengan lensa plus.

Penderita mata silinder menurut dokter sebagian besarnya karena ‘genetik’ atau turunan. Tidak
akan mengganggu apabila tidak ada stressornya. Komputer merupakan salah satu stressor
sehingga orang yang secara genetik memiliki mata silinder akan mulai merasakan
ketidaknyamanan, karena kerusakan yang semakin besar. Pada orang yang matanya normal,
bagian hitam terkecil yang ada di kornea mata berbentuk lingkaran. Pada penderita mata silinder,
kerusakan berada di lingkaran tersebut, sehingga bentuknya bukan lagi lingkaran. Hal ini
menyebabkan mata tidak menangkap cahaya yang memantulkan ’sesuatu/benda’ dengan baik.
Itu sebabnya penderita mata silindris tidak bisa melihat suatu objek secara focus. Cahaya yang
masuk dipantulkan tidak tegak lurus ke objek.

Rabun Senja :
Rabun senja (nyctalopia) adalah gangguan penglihatan kala senja atau malam hari, atau pada
keadaan cahaya remang-remang. Banyak juga menyebutnya sebagai rabun ayam, mungkin
didasari fenomena dimana ayam tidak dapat melihat jelas di senja atau malam hari.
Rabun senja terjadi karena kerusakan sel retina yang semestinya bekerja saat melihat benda pada
lingkungan minim cahaya. Banyak hal yang dapat menyebabkan kerusakan sel tersebut, tetapi
yang paling sering akibat dari kekurangan vitamin A. Penyebab lain adalah mata minus, katarak,
retinitis pigmentosa, obat-obatan, bawaan sejak lahir, dll. Untuk mengetahui penyebabnya,
biasanya dokter mata melakukan serangkaian pemeriksaan, baik fisik maupun laboratorium.
Pengobatan rabun senja tergantung pada penyebabnya. Jika karena kekurangan vitamin A, maka
harus diberikan vitamin A dalam jumlah yang cukup, baik berupa suplemen maupun dari
makanan sehari-hari. Jika karena katarak, maka katarak sebaiknya dioperasi. Demikian pula
dengan penyebab lainnya, diusahakan untuk diatasi.

Penyembuhan :

Vitamin A :
Vitamin A merupakan salah satu jenis vitamin larut dalam lemak yang berperan penting dalam
pembentukan sistem penglihatan yang baik.[1] Terdapat beberapa senyawa yang digolongkan ke
dalam kelompok vitamin A, antara lain retinol, retinil palmitat, dan retinil asetat.[1] Akan tetapi,
istilah vitamin A seringkali merujuk pada senyawa retinol dibandingkan dengan senyawa lain
karena senyawa inilah yang paling banyak berperan aktif di dalam tubuh.[1] Vitamin A banyak
ditemukan pada wortel, minyak ikan, susu, keju, dan hati.

Buah Keben :

Tanaman keben mudah sekali ditemukan di sepanjang pantai papua. saat itu di papua Heinrich
sedang mengamati penduduk papua yang sedang membius ikan menggunakan biji keben yang
dilumatkan dengan atau tanpa dicampur akar tuba dan ditaburkan ke permukaan kolam.

Setelah beberapa saat, ikan-ikan yang bersembunyi di dalam lopak-lopak dan paluh-paluh kolam
akan mengambang di permukaan sehingga lebih mudah ditangkap. Namun, ikan-ikan tersebut
tidak mati, hanya pingsan selama sekitar 20 menit. Bila tidak diambil dan efek biusnya habis,
ikan yang pingsan akan pulih kembali dan berenang ke habitat asalnya seperti sediakala.
Dugaannya, saponin, glukosida, dan beberapa zat lain yang terdapat dalam biji keben
melumpuhkan sistem saraf pada badan dan mata ikan.

Setelah melihat hal tersebut, membuat Henrich tertarik untuk meneliti lebih jauh apa saja yang
terjadi dengan ikan ikan tersebut. saat itu ia berfikir bahwa biji keben yang ditaburkan ke kolam
telah memengaruhi sistem saraf mata ikan sehingga menjadi seperti pingsan. Dan karena ikan
tersebut ternyata dapat pulih kembali, berarti biji keben tersebut tidak merusak mata. Itulah yang
membuat ia yakin bahwa ekstrak biji keben bisa mengobati gangguan mata dan tidak
membahayakan kesehatan manusia. dan dari sinilah Heinrich mulai tertarik untuk mencoba
memanfaatkan buah keben untuk pengobatan mata.

Anda mungkin juga menyukai