Anda di halaman 1dari 20

penglihatan warna dan buta warna warna

GANE REGINA SARI MEITA FAMILU SARI JUWITA SARI NINA RAHAYU N INTAN NOVIA R MAHDUM BERLIAN H TAUFIK HIDAYAT TRIE KESUMAWATI SUPRIJADI ANWAR

AKADEMI REFRAKSI OPTISI SURABAYA Mei 2011

BAB I PENDAHULUAN
y

Latar Belakang Masalah


a. Sepak terjang sel kerucut Marilah kita berpikir tentang mata dan otak kita sendiri. Mata manusia merupakan perangkat penglihatan yang sangat rumit yang terdiri dari banyak dan beragam bagian serta organ-organ kecil penyusunnya. Hanya dengan bekerjanya seluruh bagian ini secara bersamaan dan serasilah kita mampu melihat dan merasakan keberadaan warna. Mata, beserta jaringan dan bagian-bagian kecil penyusunnya seperti sel-sel kelenjar air mata, kornea, konjunktiva (selaput lendir yang melumasi mata), iris dan pupil, lensa, retina, koroid (selaput hitam mata), otot dan kelopak mata, merupakan seperangkat organ sempurna tanpa tara. Selain itu, dengan jaringan syaraf sempurna yang membentuk sambungan ke otak dan ke pusat penglihatan di dalam otak ini, mata secara keseluruhan memiliki rancang-bangun yang sangat istimewa. Keberadaan ini semua pastilah bukan melalui peristiwa alamiah belaka, melainkan penciptaan sengaja.

b. Dunia berwarna dalam otak gelap Tahap terakhir pembentukan warna berlangsung dalam otak. Selsel syaraf mata membawa pemandangan yang ditangkap mata dalam bentuk sinyal-sinyal syaraf. Sinyal-sinyal ini dibawa menuju otak, dan segala yang kita lihat di dunia luar dirasakan dalam pusat penglihatan di otak. Di sini, kita berhadapan dengan kenyataan yang mengejutkan: otak adalah sekerat daging yang sama sekali gelap karena terbungkus rambut, kulit dan tempurung kepala (tengkorak). Sinyal-sinyal syaraf yang dibangkitkan oleh bayangan yang dibentuk oleh pemandangan benda pada retina diterjemahkan di dalam otak yang sama sekali gelap. Banyangan benda, beserta warna dan segala seluk beluknya, terbentuk sebagai penampakan di pusat penglihatan di otak ini. Bagaimana proses ini dapat terjadi dalam sekerat daging bernama otak ini? Banyak pertanyaan seputar bagaimana warna dapat kita rasakan masih tak terjawab. Para pakar tentang warna masih tak mampu menjawab pertanyan-pertanyaan seperti bagaimana sinyal-sinyal syaraf diteruskan ke otak melalui syaraf mata, dan pengaruh kejiwaan apa yang ditimbulkannya di dalam otak.

Tujuan dan Kegunaan Penulisan Makalah

1. Tujuan Penulisan Makalah a Untuk mengetahui sejauh mana Teori Penglihatan warna dan Kelainan Buta Warna b. Untuk mengetahui pencegahan dini dari adanya factor genetic yang diturunkan orang tua agar tidak terjadinya keturunan yang mewarisi kelainan buta warna. 2. Kegunaan Penulisan Makalah a. Bagi Penulis Penulisan makalah ini disusun sebagai salah satu pemenuhan tugas terstruktur dari mata kuliah ilmu Anatomi dan Fisiologi Mata. b. Bagi pihak lain Makalah ini diharapkan dapat menambah referensi pustaka yang berhubungan antara Buta Warna

BAB II Definisi Tentang Penglihatan Warna dan Buta Warna


y

Penglihatan warna dan Buta Warna Penglihatan warna merupakan gangguan penglihatan warna, ketidakmampuan untuk membedakan warna yang orang normal mampu untuk membedakannya. Seseorang dapat melihat normal apabila fungsi organ mata (makula dan saraf optik) normal, terdapat cukup cahaya yang dipantulkan ke mata dan sistem penghantaran impuls melalui saraf norma

Gangguan Penglihatan Warna

Apa itu buta warna? Meskipun sudah umum dikenal, istilah buta warna sebenarnya kurang tepat. Istilah yang lebih tepat adalah gangguan penglihatan warna. Alasannya adalah karena orang yang tidak dapat membedakan warna sama sekali itu sangat jarang. Derajat gangguan penglihatan warna bervariasi, mulai dari ketidakmampuan membedakan satu warna saja, sampai ketidakmampuan total (hanya dapat melihat warna hitam, kelabu, dan putih).

Bagaimana manusia dapat melihat warna? Bola mata manusia terdiri atas tiga lapisan, yaitu sklera yang keras di bagian luar, koroid yang kaya pembuluh darah di sebelah dalamnya, dan yang paling dalam yaitu retina (selaput jala). Pada retina mata terdapat sejumlah sel penerima rangsang warna yang berbentuk batang dan kerucut. Sel batang bermanfaat untuk menerima rangsang terang dan gelap; sementara sel kerucut untuk rangsang warna di saat terang. Karena itulah di tempat gelap, manusia jauh lebih sulit membedakan warna daripada di tempat terang. Sel batang terdapat di hampir seluruh bagian retina, sedangkan sel kerucut terpusat di bagian tengah retina yang disebut fovea (bintik kuning).

Bagaimanakah pengelompokan buta warna? Berdasarkan jenis penglihatan warna yang mengalami gangguan, buta warna dikelompokkan menjadi gangguan penglihatan satu warna dan gangguan penglihatan dua warna. Dalam keadaan normal ada tiga jenis sel kerucut, yaitu yang mengatur penglihatan merah, hijau, dan biru-kuning. Oleh karena itu penglihatan warna yang normal disebut juga penglihatan trikromatik. Dikenal gangguan penglihatan satu warna (penglihatan dikromatik) dan gangguan penglihatan dua warna (penglihatan monokromatik).

y y

KLASIFIKASI Buta warna sendiri dapat diklasifikasikan menjadi 3 jenis yaitu trikromasi, dikromasi dan monokromasi. 1. Anomalous Trichromacy Anomalous trichromacy adalah gangguan penglihatan warna yang dapat disebabkan oleh faktor keturunan atau kerusakan pada mata setelah dewasa. Penderita anomalous trichromacy memiliki tiga sel cones yang lengkap, namun terjadi kerusakan mekanisme sensitivitas terhadap salah satu dari tiga sel reseptor warna tersebut .
Protanomaly Deuteranomaly Tritanomaly

2. Dikromasi (Dichromacy) y Dichromacy adalah jenis buta warna dimana salah satu dari tiga sel cone tidak ada atau tidak berfungsi. Akibat dari disfungsi salah satu sel pigmen pada cone, seseorang yang menderita dikromatis akan mengalami gangguan penglihatan terhadap warna-warna tertentu.
Protanopia  Deuteranopia  Tritanopia


3. Monokromasi (Monochromacy) y Monochromacy adalah keadaan dimana seseorang hanya memiliki sebuah sel pigmen cones atau tidak berfungsinya semua sel cones . Monochromacy ada dua jenis, yaitu rod monochromacy dan cone monochromacy . 1. Rod monochromacy (typical) Penderita rod monochromacy tidak dapat membedakan warna sehingga yang terlihat hanya hitam, putih dan abu-abu. 2. Cone monochromacy (atypical) Penderita cone monochromacy masih dapat melihat warna tertentu, karena masih memiliki satu sel cones yang berfungsi.

Berapa seringkah buta warna itu ditemukan? Sebagian besar buta warna merupakan kasus penyakit yang diturunkan melalui kromosom X. Karena itulah buta warna lebih sering ditemukan pada pria (7-8%) daripada wanita (0.4-0.5%). Seorang ayah yang buta warna dapat memiliki anak perempuan normal yang pembawa buta warna ataupun anak lakilaki yang buta warna. Apabila wanita pembawa buta warna menikah dengan pria normal sekalipun, ia masih mungkin memiliki anak lakilaki yang buta warna. Anak perempuan buta warna hanya mungkin dihasilkan dari ibu pembawa buta warna dan ayah yang buta warna.

Bagaimanakah buta warna dapat dideteksi? Karena sering tidak menimbulkan gejala, umumnya buta warna baru diketahui saat seorang anak sudah bersekolah, terutama saat gurunya mengajarkan pengenalan warna. Untuk memastikan jenis dan derajat buta warna, dapat dilakukan berbagai uji. Salah satunya yang cukup sering digunakan adalah uji isokromatik Ishihara. Buta warna dapat dites dengan tes Ishihara, dimana lingkaran - lingkaran berwarna yang beberapa diantaranya dirancang agar ada tulisan tertentu yang hanya dapat dilihat atau tidak dapat dilihat oleh penderita buta warna.

Dapatkah buta warna disembuhkan? Buta warna yang diturunkan tidak dapat disembuhkan dengan cara apapun. Sedangkan buta warna yang bersifat didapat lebih berpeluang untuk disembuhkan, tergantung pada penyakit yang mendasari terjadinya buta warna. y Sebenarnya buta warna (terutama dikromatik) termasuk kelainan yang ringan. Namun pilihan pekerjaan bagi penderitanya menjadi lebih terbatas. y Dilarang/tidak dianjurkan: anggota militer, dokter, pemadam kebakaran, pelukis, arsitek, pilot, mekanik elektrik. Di beberapa negara, penderita buta warna bahkan tidak diizinkan memiliki surat izin mengemudi. y Bebas: penulis, politikus, pengacara, penyanyi, penyiar, guru, dan sebagainya.
y y

BAB III RINGKASAN MENGENAI PENGLIHATAN WARNA DAN BUTA WARNA


y

buta warna adalah ketidakmampuan melihat warnawarna tertentu. Sementara penglihatan normal memiliki tiga sub sistem, yaitu pembeda teranggelap, kuning-biru, serta merah-hijau. Buta warna terjadi karena kekurangan pada satu atau dua sub sistem tersebut. Lebih jelasnya, buta warna diakibatkan terjadi kerusakan/kelainan pada sel-sel kerucut yang terdapat pada retina sentral. " Selain sel-sel kerucut, retina mata memiliki sel-sel berbentuk batang. Sel-sel kerucut sendiri terdiri dari tiga macam, yakni sel kerucut untuk warna merah, warna biru, dan warna hijau."

y y

KERUSAKAN MAKULA Buta warna dapat bersifat kongenital (diturunkan) dan buta warna acquired (yang didapat). " Sebagian besar terjadi secara congenital . Buta warna kongenital paling banyak terjadi karena kelainan gen yang terangkai dengan kromosom X. "Itulah mengapa buta warna banyak terjadi pada anak laki-laki." Buta warna jenis ini dibedakan berdasarkan tipe kerucut yang dimiliki; dichromat (buta warna sebagian) memiliki 2 dari 3 kerucut warna, manochromat (buta warna total) hanya memiliki 1 kerucut warna.

FAKTA TENTANG BUTA WARNA

a)

b) c)

d) e) f) g) h) i)

Buta warna lebih sering terjadi pada seseorang berjenis kelamin lelaki dibandingkan perempuan. Sebanyak 99% seorang buta warna tidak mampu membedakan antara warna hijau dan merah. Juga ditemukan kasus penderita yang tak bisa mengenali perbedaan antara warna merah dan hijau. Cacat mata ini merupakan kelainan genetik yang diturunkan oleh ayah atau ibu. Belum dapat dipastikan berkaitan jumlah penderita, akan tetapi sebuah penelitian menyebutkan sebesar 8 -12% lelaki Eropa adalah pengidap buta warna. Sementara persentase perempuan Eropa yang buta warna adalah 0,5 -1%. Tingkat buta warna di benua lain tentu bervariasi. Tidak ada cara untuk mengobati buta warna, karena ia bukan penyakit melainkan cacat mata. Bisa jadi seorang buta warna akan merasa tersiksa dengan keadaan ini. Sebagian perusahaan menetapkan syarat bahwa pekerjanya harus tidak buta warna. Untuk mengetahui apakah seseorang menderita buta warna, dilakukan tes dengan menggunakan plat bernama Ishihara. Banteng ternyata buta warna. Kesan yang ditimbulkan warna merah mengakibatkan binatang tersebut melonjak emosinya, bukan akibat warna merah itu sendiri. Pada Perang Dunia II, serdadu yang buta warna dikirim untuk melakukan misi tertentu. Ketidakmampuan mereka untuk melihat warna hijau dialihfungsikan untuk mendeteksi adanya kamuflase yang dilakukan pihak lawan. Setiap orang yang buta warna,sudah terlahir dengan buta warna (dari umur 0 tahun sudah buta warna). Penyandang buta warna selalu dihantui oleh pertanyaan Warna apakah ini?

Anda mungkin juga menyukai