POLINDES
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pondok bersalin desa [polindes] adalah salah satu bentuk peran serta masyarakat dalam
menyediakan tempat pertolongan persalinan dan pelayanan kesehatan ibu dan anak
lainnya,termasuk KB di desa (Depkes R.I, 1999).
Idealnya suatu polindes mempunyai bangunan tersendiri namun bisa juga menumpang
disalah satu rumah warga atau bersatu dengan kediaman bidan di desa dan masih didalam
pengawasan dokter puskesmas setempat (Bisma, 2006). Pondok bersalin didesa (polindes) adalah
salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) yang merupakan wujud
nyata bentuk peran serta masyarakat didalam menyediakan tempat pertolongan persalinan dan
pelayanan kesehatan ibu dan anak lainnya termasuk KB didesa. Oleh sebab itu perlu dibuat suatu
buku pedoman tentang pelaksanaan pelayanan di unit pelayanan polindes sehingga semua
pelayanan bisa berstandar.
B. TUJUAN
Buku pedoman pondok bersalin desa (polindes) ini dibuat sebagai acuan untuk pelaksanaan
kegiatan di unit pelayanan pondok bersalin desa (polindes) UPT Puskesmas Candi.
C. SASARAN PEDOMAN
Dengan adanya buku pedoman ini diharapkan semua petugas di unit pelayanan pondok
bersalin desa(polindes) mampu memberikan pelayanan sesuai standar yang telah ditetapkan
2
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Adapun distribusi ketenagaan di Unit Pelayanan polindes UPT Puskesmas Candi adalah
sebagai berikut :
Jumlah Petugas 1
C. JADWAL KEGIATAN
Jadwal kegiatan yang dilakukan di Unit Pelayanan pondok bersalin desa (polindes) Modong
UPT Puskesmas Candi adalah sebagai berikut :
WAKTU KEGIATAN
07.15 APEL PAGI
07.30-08.00 KEGIATAN PRA PELAYANAN
08.00-13.00 PELAYANAN PENGOBATAN KESEHATAN IBU DAN
ANAK,TERMASUK KB DIDESA
13.00-14.30 PENGECEKAN KELENGKAPAN REKAM MEDIS
ENTRY DATA KE SIKDA & P-CARE
KEGIATAN PASCA PELAYANAN
14.30 APEL SIANG
3
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. DENAH RUANGAN
: Pintu masuk
: Meja kerja
: Kursi petugas
: Kursi pasien
: Tempat tidur
: Almari
4
B. STANDAR FASILITAS
Persyaratan terbentuknya pondok bersalin desa ( polindes ) secara lebih rinci perlu
diusahakan adalah :
1. Tersedianya bidan di desa yang bertempat tinggal di desa yang bekerja penuh untuk
mengelolah polindes
2. Tersedianya sarana untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi bidan, antara lain :
Peralatan pelayanan kesehatan di polindes
1 Tensimeter 1 1
2 Stetoskop bidan 1 1
3 Timbangan dewasa 2 2
4 Timbangan bayi 1 1
8 Baskom stainless 2 2
14 Peta desa 1 1
17 Kantong persalinan 1 1
5
1 Set persalinan yang siap di pakai (steril)
Kain steril 50 x 50 cm 2 2
Termometer badan 1 1
Kateter 1 1
Salep mata 1 1
Kain steril 50 x 50 cm 1 1
Pemegang jarum 1 1
Jarum otot 1 1
Jarum kulit 1 1
3 Set suntikan
6
Sarung tangan steril ada ada
Waskom biasa 2 2
Spatel lidah 1 1
Standart infus 1 1
Cairan infus RL 3 3
Oksigen 1 1
Lemari alat 1 1
C. Mebelair
Meja kerja 1 1
Kursi kerja 1 1
Jumlah 4
a. Polindes harus memenuhi persyaratan rumah sehat antara lain: penyediaan air bersih,
b. Ventilasi cukup, penerangan cukup, tersedianya sarana pembuangan air limbah, lingkungan
pekarangan bersih, ukuran minimal 3x4 m²
c. Lokasi mudah dicapai oleh penduduk sekitarnya dan mudah di jangkau oleh kendaraan roda
empat
d. Ada tempat untuk melakukan pertolongan persalinan dan perawatan pospartum minimal 1
tempat tidur.
7
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
A. LINGKUP KEGIATAN
Unit pelayanan kegiatan dari polindes yaitu :
1. Memeriksa kehamilan, termasuk memberikan imunisasi TT pada ibu hamil dan mendeteksi
dini resiko tinggi kehamilan
2. Menolong persalinan normal dan persalinan dengan resiko sedang
3. Memberikan pelayanan kesehatan kepada ibu nifas dan ibu menyusui
4. Memberikan pelayanan kesehatan neonatal, bayi, anak balita, dan anak prasekolah, serta
imunisasi dasar pada bayi
5. Memberikan pelayanan KB
6. Mendeteksi dan memberikan pertolongan pertama pada kehamilan dan persalinan yang
beresiko tinggi baik ibu maupun bayinya
7. Menampung rujukan dari dukun bayi dan kader (posyandu,dasawisma)
8. Merujuk kelainan kefasilitas kesehatan yang lebih mampu
9. Melatih dan membina dukun bayi maupun kader (posyandu,dasa wisma)
10. Memberikan penyuluhan kesehatan tentang gizi ibu hamil dan anak serta peningkatan
penggunaan ASI dan KB
11. Mencatat serta melaporkan kegiatan yang dilaksanakan kepada puskesmas setempat
Adapun kegiatan utama polindes diantaranya :
a. Pengamatan dan kewaspadaan dini (survey penyakit, surveilans gizi, surveilans perilaku
beresiko, surveilans lingkungan dan maslah kesehatan lainnya), penanganan kegawatdaruratan
kesehatan dan kesiapsiagaan terhadap bencana serta pelayanan kesehatan dasar.
b. Promosi kesehatan, penyehatan lingkungan dan lain-lain.
Kegiatan dilakukan berdasarkan pendekatan edukatif atau kemasyarakatan yang dilakukan
melalui musyawarah mufakat yang disesuaikan kondisi dan potensi masyarakat setempat.
Jenis pelayanan yang dilakukan dipolindes adalah pasien umum dan pasien JKN.
B. PROGAM POLINDES
Salah satu progam kesehatan ibu dan anak (KIA) adalah menurunkan kematian dan
kesakitan dikalangan ibu dan untuk mempercepat penurunan ibu dan anak angka kematian ibu dan
anak adalah dengan meningkatkan mutu pelayanan dan menjaga kesinambungan pelayanan
kesehatan ibu dan perinatal.
8
Selain bekerjasama dengan tenaga non medis dukun bayi, bidan desa, juga bekerja sama
dengan masyarakat sukarela membantu dan melaksanakan posyandu (kader).
Kehadiran bidan desa diharapkan mampu memperluas jangkauan pelayanan yang telah ada
sekaligus dapat meningkatan cakupan program KIA melalui :
1. Peningkatan pemeriksaan kesehatan ibu hamil yang bermutu ( ANC terpadu )
2. Pertolongan persalinan
3. Deteksi dini faktor kehamilan dan peningkatan pelayanan neonatal
4. promosi kesehatan dan pencegahan penyakit pada bayi.
C. METODE
Bidan bekerjasama dengan kader posyandu mencari sasaran ibu hamil dengan melakukan :
1. Kunjungan rumah
2. Sosialisasi pentingnya pemeriksaan kesehatan antenatal
3. Memotivasi ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya secara rutin minimal 4x selama
kehamilannya
4. Pemberian bantuan tambahan gizi bagi ibu hamil merupakan daya tarik tersendiri dalam
kunjungan pelayanan antenatal.
D. LANGKAH KEGIATAN
Semua kegiatan di unit pelayanan polindes dilakukan berdasarkan SOP yang tersedia, SOP
yang ada di polindes antara lain :
1. SOP ANC
2. SOP Persalinan
3. SOP PNC
4. SOP KB
5. SOP
Berikut penjabaran langkah-langkah kegiatan yang dilakukan di polindes :
1. LANGKAH-LANGAH PRA PELAYANAN
a. Sebelum melakukan pelayanan, petugas merapikan ruangan dan memastikan dalam
keadaan bersih.
2. LANGKAH-LANGKAH PENERIMAAN PASIEN DI POLINDES
a. Petugas memanggil pasien sesuai dengan urutan pendaftaran
b. Petugas mengidentifikasi pasien sesuai rekam medik yang berlaku
c. Petugas menganamnesa keluhan utama dari penderita
d. Petugas memeriksa pasien
9
e. Petugas memberikan obat kepada pasien sesuai dengan keluhan
f. Apabila pasien setelah dilakukan pemeriksaan di temukan kelainan,maka pasien dirujuk.
Apabila pasien di sarankan untuk rujukn ke Rumah Sakit, petugas membuat rujukan ke
RS.
3. LANGKAH-LANGKAH PENGKAJIAN AWAL KLINIS
a. Bidan memanggil pasien sesuai urutan, kemudian bidan mengidentifikasi pasien (nama
dan alamat pasien).
b. Bidan menganamnesa keluhan utama pasien
c. Setelah itu pasien di periksa sesuai dengan kunjungannya ANC atau bayi atau KB
10
BAB V
LOGISTIK
Beberapa sarana dan prasarana yang harus disediakan di Poli Gigi antar lain :
A. LOGISTIK UNTUK ADMINISTRASI PELAYANAN:
1. FORM – FORM :
a. Buku regester kunjungan pasien
b. Buku KIA
c. Kartu anak
d. Kartu bayi
e. Kartu MTBS
f. Kartu MTBM
g. Form infrom consent
h. Form rujukan
i. Kartu KB
j. Kartu ANC
k. Buku kohort
11
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN
Indikator KIA di atas dilakukan pencatatan dan pelaporan setiap bulan untuk dilakukan
evaluasi analisa dan tindak lanjut.
12
BAB VII
PENGENDALIAN MUTU
13
BAB VIII
PENUTUP
Demikian buku pedoman layanan ini disusun sebagai acuan pelayanan di unit pelayanan
polindes, dengan adanya buku pedoman ini diharapkan semua petugas di unit pelayanan bisa mengerti
kegiatan yang ada di unit-unit pelayanan dan cara melakukannya.
Sesuai dengan tujuan polindes yaitu untuk menurukan angka kematian bayi, anak balita, dan
angka kelahiran, meningkatkan pelayanan kesehatan ibu, mempercepat penerimaan norma keluarga
kecil sehat dan sejahtera, meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan
kesehatan, pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
14