PENDAHULUAN
Tujuan
Dalam rangka meningkatkan kerjasma sama dengen jejaring yang ada di wilayah
puskesams sangiang
Tujuan Umum
B. Tujuan
1. Tujuan umum
2. Tujuan Khusus
a. Sebagai pedoman pendataan pelaporan faskes yang bekerjasama dengan
Puskesmas Sangiang
B. Sasaran
C. Ruang Lingkup
b. Monitoring dan evaluasi terhadap data yang sudah diberikan oleh Faskes
yang bekerja sama dengan Puskesmas Sangiang
c. Pendaataan dan pembinaan Faskes serta Apotik dan Toko obat yang belum
berizin diwilayah Sangiang
E. Batasan Operasional
Puskesmas meiliki Jejaring dan jaringan yang berada di wilayah kerja Puskesmas
menurut permenkes 75 tahun 2014. Pengertian jejaring adalah Jejaring fasilitas terdiri
atas klinik, rumah sakit, apotek, laboratorium, dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
(diluar Organisasi Puskesmas) sedangkan menurut Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun
2016, adalah dinyatakan bahwa fasilitas pelayanan kesehatan wajib menyampaikan
laporan data kegiatan dan hasil kegiatan pelayanan kesehatan paling sedikit terdiri atas
data kelahiran,data kesakitan, data kematian dan masalah kesehatan lainnya dan data
kunjungan pelayanan.Dalam rangka meningkatkan aksesibilitas pelayanan puskesmas
didukung oleh jejaring fasilitas pelayanan kesehatan maka puskesmas Sangiang perlu
mengoptimalkam pembinaan dan kerjasam dengan jejaring yang ada disekitar wilayah
puskesmas.Agar memudahkan akses bagi pelayanan kesehatan Faskes tersebut berupa
Dokter/Bidan Praktek Swasta, Klinik, Rumah Sakit Umum ,RS Swasta ,Apotik dan Toko
Obat Jejaring baik secara internal maupun eksternal harus dibangun bersama dengan
seluruh komponen yang terlibat dalam pelayanan. Berdasarkan Sesuai Permenkes no 28
tahun 2011 Pasal 2 1 (1) Untuk mendirikan dan menyelenggarakan klinik harus mendapat
izin dari pemerintah daerah kabupaten/kota setelah mendapatkan rekomendasi dari dinas
kesehatan kabupaten/kota setempat. Dan Permenkes no 56 tahun 2014 Pasal 63 (1)
Setiap Rumah Sakit wajib memiliki izin. Dan UU no 36 tahun 2014 Pasal 46 (1) Setiap
Tenaga Kesehatan yang menjalankan praktik di bidang pelayanan kesehatan wajib
memiliki izin.Jadi Puskesmas harus melakukan pendataan dan pembinaan terhadap
faskes yang tidak berizin di wilayah Sangiang
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
B. Jadwal Kegiatan
1.Jadual kegiatan pembinaan jejaring dibuat untuk jangka waktu satu tahun,2x
pembinaan dan di break down dalam jadwal kegiatan bulanan dan dikoordinasikan
pada awal bulan sebelum pelaksanaan jadwal.
Jadual Kegiatan
Sosialisasi dan penyuluhan 1. Sosialisasi dan penyuluhan kepada jejaring di
terkait peningkatan kerja wilayah Puskesmas Sangiang
sama mengenai pelaporan
data kegiatan pelayanan
yang ada di faskes di wilayah
sangiang
1.
C.Standar Fasilitas
A. Metode
Dalam upaya mencapai tujuan tercapainya Pembinaan Jejaring diperlukan peran
petugas kesehatan dan fasilitator, dimana petugas kesehatan memberikan pembinaan
dan fasilitator bertanggungjawab melakukan hal-hal yang sudah disampaikan oleh
petugas kesehatan dari puskesmas Sangiang. Metode yang digunakan adalah:
1. Pendataan sasaran
2. Pencatatan dan pelaporan
A. Langkah Kegiatan
1. Kegiatan dalam gedung
a. Penyuluhan dan sosialisasi
b. Pencatatan dan pelaporan
2. Kegiatan luar gedung
a. Pendataan
c. Pembinaan
a. Perencanaan (P1)
Petugas merencanakan kegiatan pembinaan dan pendataan Jejaring yang
bersumber dari dana BOK melalui RKA BOK
b. Penggerakan Pelaksanaan (P2)
Pada kegiatan P2 petugas melakukan:
1) Membuat jadwal kegiatan
2) Mengkoordinasikan dengan bendahara BLUD, sumber dana APBD dan bendahara
BOK
3) Mengkoordinasikan dengan lintas program tentang kegiatan yang akan
dilaksanakan
4) Melaksanakan kegiatan
BAB V
KESELAMATAN SASARAN
Setiap kegiatan yang dilakukan pasti akan menimbulkan resiko atau dampak,
baik resiko yang terjadi pada masyarakat sebagai sasaran kegiatan maupun resiko yang
terjadi pada petugas sebagai pelaksana kegiatan. Keselamatan pada sasaran harus
diperhatikan karena masyarakat tidak hanya menjadi sasaran satu kegiatan saja
melainkan menjadi sasaran banyak program kesehatan lainnya. Tahapan – tahapan
dalam mengelola keselamatan sasaran antara lain :
1. Identifikasi Resiko.
Penanggungjawab kegiatan sebelum melaksanakan kegiatan harus mengidentifikasi
resiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan
kegiatan.Identifikasi resiko atau dampak dari pelaksanaan kegiatan dimulai sejak
membuat perencanaan.Hal ini dilakukan untuk meminimalisasi dampak yang
ditimbulkan dari pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan risiko terhadap sasaran
harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan.
2. Analisis Resiko.
Tahap selanjutnya adalah petugas melakukan analisis terhadap resiko atau dampak
dari pelaksanaan kegiatan yang sudah diidentifikasi. Hal ini perlu dilakukan untuk
menentukan langkah-langkah yang akan diambil dalam menangani resiko yang
terjadi.
3. Rencana Pencegahan Resiko dan Meminimalisasi Resiko.
Setelah dilakukan identifikasi dan analisis resiko, tahap selanjutnya adalah
menentukan rencana yang akan dilakukan untuk mencegah terjadinya resiko atau
dampak yang mungkin terjadi. Hal ini perlu dilakukan untuk mencegah atau
meminimalkan resiko yang mungkin terjadi.
4. Rencana Upaya Pencegahan.
Tahap selanjutnya adalah membuat rencana tindakan yang akan dilakukan untuk
mengatasi resiko atau dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan yang dilakukan. Hal ini
perlu dilakukan untuk menentukan langkah yang tepat dalam mengatasi resiko atau
dampak yang terjadi.
5. Monitoring dan Evaluasi.
Monitoring adalah penilaian yang dilakukan selama pelaksanaan kegiatan sedang
berjalan
BAB VI
KESELAMATAN KERJA (K3)
Pengendalian mutu adalah kegiatan yang bersifat rutin yang dirancang untuk
mengukur dan menilai mutu pelayanan. Pengendalian mutu sangat berhubungan dengan
aktifitas pengawasan mutu, sedangkan pengawasan mutu merupakan upaya untuk
menjaga agar kegiatan yang dilakukan dapat berjalan sesuai rencana dan menghasilkan
keluaran yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Kinerja pelaksanaan dimonitor dan dievaluasi dengan menggunakan indikator
sebagai berikut:
1. Indikator kinerja SPM
2. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadwal
3. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan
4. Ketepatan metoda yang digunakan
5. Tercapainya indikator
Hasil pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi serta permasalahan yang ditemukan
dibahas pada tiap pertemuan lokakarya mini tiap bulan.
BAB VIII
PENUTUP