net/publication/330513746
CITATIONS READS
0 3,741
1 author:
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Nur Fathurahman Ridwan on 21 January 2019.
Abstract
The purpose of the research is to reveal the bioactive substance which is produced by
Actynomycetes bacteria in order to inhibit the growth of tested organism.
The data were collected in several steps consisting of sampling and isolating the
Actinomycetes which was done in the main research area (Bantimurung), screening the
obtained isolates, characterizing the obtained isolates, and determining of the growth curve
of Actinomycetes, and the last was growth inhibitory test.
The research finding was the inhibitory potential was actually different from one fungi
isolate to other isolates treated to C.albicans, S.Aureus, dan E.Coli. It was probably because
of the different sensitivity of each tested pathogenic microorganism to the antibiotic
substance.
Keywords: Antibiotic, Karstic, Actinomycetes
Alat dan Bahan yang Digunakan dalam 2. Isolasi dan Direct Screening
Penelitian Actinomycetes
Alat yang digunakan dalam penelitian ini Isolasi dilakukan dengan
antara lain: pH meter, refraktometer, vortex, menginkubasikan media selama 38 hari,
water bath, lampuspiritus, laminar air flow, untuk menumbuhkan koloni. Sedangkan
Erlenmeyer, petri dish, jarumose, gelasbeker, Direct Screening dilakukan langsung
mikropipet, tip pipet, autoclave, desikator, dengan mengamati koloni Actinomycetes.
kertaswhatman no.42, pompa vacuum, Kemudian, kami melakukan screening
magnetic stirrer, labu buhner, tabungreaksi, dengan menentukan koloni yang
tabungdurham, kapas, tissue, karet. Bahan merupakan Actinomycetes yang memiliki
yang dibutuhkan adalah Akuadest, media koloni bersifat lengket, berwarna,
pemeliharaanbakteri (TSA, PDA, MH, TSB, memiliki bau tanah (geosmine) dan ada
PGY), NaCl fisiologis,SIM, lugol, pati agar, zona hambatnya. Langkah ini diulang bila
glukosa, galaktosa, maltose, laktosa, inositol, terjadi kontaminasi.
gliserol, peptone, dan yeast extract, 3. Karakterisasi dan Identifikasi
mikroorganisme pathogen uji. Actinomycetes
Karakterisasi dilakukan dengan
Prosedur Penelitian mengamati morfologi koloni, rantai spora
dengan slide culture dan pengecatan
1. Penentuan lokasi dan Pengambilan gram. Adapun yang sifat yang diamati
Sampel adalah miselium aerial, miselium substrat,
Penelitian ini dilakukan pada gua vertikal pigmen terlarut, dan sifat pertumbuhan.
dengan wilayah jelajah maksimal 1,5 km. Menggunakan metode Matching Profile,
Dengan lokasi titik sampel ditentukan berdasarkan Bergey’s Manual of
secara acak baik dari dinding gua, Determinative Bacteriology 9th Edition
stalaktit, stalagmit, sugarstraw, helektit, (Holf, 2000).
dan wilayah gua yang kering dan lumayan 4. Isolasi Senyawa Bioaktif dari Isolat terpilih
lembap. Kami melakukan eksplorasi di 13
gua dari 41 gua (Catatan Taman Nasional Isolasi senyawa bioaktif dilaksanakan
Bantimurung-Bulusaraung) yang berada dengan cara memindahkan 10 ml kultur
di dalam Kecamatan Bantimurung, murni kedalam media starch nitrat broth.
Kabupaten Maros Sulawesi Selatan. Inkubasikan pada suhu 28 C selama 48
Metode Pengambilan Sampel jam dalam rotary shaker 200-250 rpm.
dilaksanakan dengan menggunakan swab Kemudian sebanyak 10 % starter
steril dengan aseptik dan melakukan diinokulasikan ke dalam media starch
secara streak plate media Starch nitrat nitrat broth sebanyak 20 ml. Pemanenan
agar. dilakukan pada usia 10 hari dengan
menggunakan sentrifugasi sebesar 4.500
rpm selama 30 menit. Supernatan yang Hinton Agar, dan Potato Dextrose Agar
mengandung senyawa bioaktif disimpan (PDA), yang masing-masing sudah
pada suhu 4 C. (Kumari, 2006). diinokulasikan bakteri dan fungi patogen.
5. Uji Aktivitas Daya Hambat terhadap Cawan kemudian diinkubasi pada suhu 37
Mikroorganisme patogen uji. C selama 48 jam.
Uji aktivitas antibakteri dan antifungi
dilakukan dengan menggunakan metode HASIL DAN PEMBAHASAN
Kirby Bauer atau difusi kertas cakram
(Jawetz, 1998). Pengukuran diameter 1. Keanekaragaman Actinomycetes di Gua
(mm) daya hambat (DDH) di sekitar Berdasarkan hasil penelitian yang
kertas cakram dengan menggunakan dilakukan di lapangan mengenai
kaliper atau jangka sorong. Kertas cakram keberadaan bakteri golongan
dimasukkan ke dalam ekstrak kasar Actinomycetes, kami melakukan
Actinomycetes selama 20 menit pengukuran parameter lingkungan. Dan
kemudian diletakkan di tas media Mueller hasilnya sebagai berikut :
Tabel 2. Jumlah Isolat Actinomycetes dan Skrining Langsung (Direct Screening) Potensi
Kemampuan Menghambat yang Berhasil Diisolasi dari Gua
oleh jenis, jumlah, dan kualitas dari antibiotik panjang, lurus atau bengkok. Hifa pendek
atau zat lain yang dihasilkan oleh memberikan permukaan koloni yang mirip
Streptomyces sp. Dalam menghambat tepung, sementara hifa panjang
mikroorganisme pesaing. Hwang dan Ahn menunjukkan permukaan menyerupai kapas.
(1993) melaporkan Streptomyces sp. dapat Karakteristik aerial micellium lain dari
menghasilkan satu atau dua antibiotik Streptomyces adalah pigmentasi yang dapat
memiliki warna dari putih atau abu-abu
Beberapa jenis Actinomycetes memiliki
sampai ke kuning, oranye, lavender, biru, dan
miselium aerial. Miselium aerial merupakan
hijau, sehingga sering disebut sebagai “colour
bentuk dan struktur dari miselium vegetatif.
wheel” (Locci et al.1983)
Miselium aerial muncul dari substrat
miselium dan menutupi seluruh koloni, 3. Aktivitas Daya Hambat Terhadap
sehingga terlihat seperti kapas atau tepung. Mikroorganisme Patogen Uji Dari Isolat
Miselium aerial ada yang bersifat steril dan Terpilih
ada yang fertil. Hifa steril umumnya tipis dan
Pengukuran ini kami laksanakan pada hari
menunjukkan tidak adanya pertambahan
kesepuluh dari hari fermentasi dan
diameter. Hifa sporogenous awalnya tipis
mengambil ekstrak kasar dari supernatan
tetapi pada tahap akhir perkembangannya
pada media starch nitrat broth. Adapun
menjadi lebih tebal. Fertil aerial micellium
hasilnya adalah seperti Tabel 4.
mengandung sporosphores yang berbentuk
Tabel 4.
Uji Daya Hambat Ekstrak Kasar Isolat Terpilih Terhadap Mikroorganisme Patogen Uji
P. C. C. S. S. E. A.
Kode
No. Aeruginosa Utilis Albicans Cerevisiaeae Acetobutilicum Coli Flavus
Isolat
Diameter Penghambatan (mm)
1 GB.2.1 9 10 12 9,5 9 10 9
2 GH.2.34 5 6 7,5 7 5,5 8,5 7
3 GT.2.3 6 6 8 8,5 6 8 6,5
4 G3.2.4 5 7 6 9 5,5 6 5,5
5 G45.2.5 5 9,5 7 10,5 5 9 5
6 G45.2.6 6,5 7 8 5 8,5 6 8,5
7 G8.2.17 10 11 7 9,5 10 7 10,5
8 G7.2.28 7,5 10 12 9 6,5 6 3
9 G6.2.9 10 11 12 7 10 7 10
10 G5.2.33 8,5 5 8,5 7,5 8,5 12 8,5
11 G1.2.35 7 6 7,5 7 7 7 7
12 G3.2.66 6 7,5 6 6,5 6,5 8,5 6,5
13 G4.2.60 8,7 10,5 8,7 8 8,7 8 8,7
14 GSY.2.54 8 6,5 5,5 8 7 6 5
dinding sel bersifat kaku dan kuat sehingga permeabilitas sel bakteri akan mengalami
mampu menahan tekanan osmotik dalam perubahan, sehingga akan mengakibatkan
sel yang kaku. Struktur dinding sel dapat terhambatnya pertumbuhan sel atau
dirusak dengan cara menghambat kematian sel.
pembentukannya atau dengan mengubah-
Di dalam sel terdapat enzim protein
nya setelah selesai dibentuk. Pada
yang membantu kelangsungan proses-proses
konsentrasi rendah, bahan antimikroba yang
metabolisme, banyak zat kimia telah
ampuh akan menghambat pembentukan
diketahui dapat mengganggu reaksi biokimia
ikatan glikosida sehingga pembentukan
misalnya logam berat, golongan tembaga,
dinding sel baru terganggu. Selanjutnya
perak, air raksa dan senyawa logam berat lain,
dijelaskan bahwa pada konsentrasi tinggi
umumnya efektif sebagai bahan antimikroba
bahan antimikroba akan menyebabkan
pada konsentrasi relatif rendah.
ikatan glikosida menjadi terganggu dan
pembentukan dinding sel terhenti. Dengan demikian kerja enzim yang
terhambat akan menyebabkan proses
Kedua, kelangsungan hidup sel sangat
metabolisme terganggu, sehingga aktivitas
tergantung pada molekul-molekul protein
sel bakteri akan terganggu. Hal ini dapat
dan asam nukleat. Hal ini menunjukkan
menyebabkan sel bakteri hancur dan akan
bahwa gangguan apapun yang terjadi pada
mati. DNA, RNA, dan protein memegang
pembentukan atau fungsi zat-zat tersebut
peranan penting dalam proses kehidupan
dapat mengakibatkan kerusakan total pada
normal sel. Beberapa bahan antimikroba
sel. Bahan antimikroba yang dapat
dalam bentuk antibiotik dapat menghambat
mendenaturasi protein dan asam nukleat
sintesis protein. Apabila keberadaan DNA,
dapat merusak sel tanpa dapat diperbaiki
RNA dan protein mengalami gangguan atau
lebih lanjut. Ketiga, sitoplasma dibatasi oleh
hambatan pada pembentukan atau fungsi
selaput yang disebut membran sel yang
zat tersebut dapat mengakibatkan kerusakan
mempunyai permeabilitas selektif, membran
sel sehingga proses kehidupan sel terganggu.
ini tersusun atas fosfolipid dan protein.
Membran sitoplasma berfungsi mengatur Ketidaksamaan isolat yang mempunyai
keluar masuknya bahan-bahan tertentu diameter zona hambat terbaik pada ketiga
dalam sel. Proses pengangkutan zat-zat yang mikroba uji bisa disebabkan karena jenis
lebih diperlukan baik ke dalam maupun ke metabolit antimikroba yang dihasilkan pada
luar sel kemungkinan karena di dalam masing-masing isolat juga berbeda. Hal ini
membran sel terdapat protein pembawa sesuai dengan yang diungkapkan oleh
(carrier), di dalam membran sitoplasma juga Siswandono (1995) bahwa antibiotik
terdapat enzim protein untuk mensintesis mempunyai spesikasi dalam efektifitasnya.
peptidoglikan komponen membran luar. Antibiotik dapat dikelompokkan berdasarkan
Apabila fungsi membran sel terganggu oleh tempat kerja spektrum aktivitas dan struktur
adanya bahan antimikroba, maka kimianya.
Dijelaskan lebih lanjut oleh Siswandono berhasil diisolasi dan memiliki potensi
(1995) bahwa metabolit antimikroba dari sebagai penghasil antibiotik sebanyak 14
Actinomycetes merupakan antibiotika isolat atau 19,18 % dari total isolat yang
dengan spektrum luas yaitu, efektif baik berhasil diisolasi. Sedangkan kondisi
terhadap Gram positif maupun Gram negatif. parameter fisik gua di beberapa gua di
Sedangkan kecilnya diameter zona hambat Taman nasional Bantimurung-
yang dihasilkan pada C. Albicans bisa Bulusaraung memilki karakteristik
disebabkan karena metabolit yang dihasilkan speleothem yang unik dengan faktor
merupakan antibiotika yang tidak aktif udara dan tanah mendukung untuk
terhadap jamur (antijamur). kehidupan Actinomycetes.
Menurut Bonang (1982) antibiotika 2. Sedangkan karakteristik fenotipik isolat
Ampisilin pada batang Gram negatif terpilih yang berhasil diamati adalah
dinyatakan peka, jika mempunyai diameter miselum aerial, miselium substrat,
zona hambat sebesar 14 mm atau lebih pada pigmen terlarut, pertumbuhan rantai
batang Gram negatif dan 29 mm atau lebih spora. Berdasarkan karakteristik yang ada
pada Stafilokokus, Pinisilin G dengan semua isolat merupakan golongan
diameter zona hambat 29 mm atau lebih, Streptomyces.
Streptomisin dengan diameter zona hambat 3. Ekstrak kasar isolat Actinomycetes terpilih
15 mm atau lebih dan Vankomisin dengan mampu menghambat pertumbuhan
diameter zona hambat 12 mm atau lebih. mikroorganisme patogen uji
Pseudomonas aeruginosa, Candida utilis
Berdasarkan data Bonang di atas.
dan Candida albicans, S. cereviseae,
Ekstrak kasar isolat Actinomycetes terpilih
Sacharomices acetobutilicum, Escherichia
masih rendah daya hambatnya dibandingkan
coli, Aspergillus flavus dengan memiliki
dengan antibiotik komersial. Hal ini
diameter penghambatan berbeda-beda
disebabkan karena ekstrak kasar belum
yang berkisar dari 5 mm-12 mm.
mengalami purifikasi antibiotik sehingga
belum diketahui jelas jenis antibiotik dari Saran
Actinomycetes gua ini, serta aktivitasnya
masih rendah. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
untuk melakukan purifikasi antibiotik dari
ekstrak kasar isolat Actinomycetes guna
SIMPULAN DAN SARAN
mengetahui jenis antiobiotik yang dihasilkan.
Selain itu, perlu pula dilakukan penelitian
Simpulan mengenai kualitas dari antibiotik yang
Simpulan dari penelitian kami sebagai dihasilkan dari aktivitas Actinomycetes
berikut : sehingga nantinya, antibiotik dari
Actinmycetes dapat menjadi alternatif pilihan
1. Keanekaragaman Actinomycetes yang antibiotik selain yang sudah ada di pasaran.