Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM KARTOGRFI

ACARA KE- 13
“PEMBUATAN PETA KONTUR 3D”

WINANDA NATHANIA A-1


2110115220001
ASWIN NUR SAPUTRA,S.PD,M.SC

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..............................................................................................................

BAB I.......................................................................................................................
PENDAHULUAN......................................................................................................

A. Latar Belakang.............................................................................................
B. Tujuan..........................................................................................................
C. Waktu dan Lokasi Pengukuran....................................................................

BAB II......................................................................................................................

TINJAU PUSTAKA....................................................................................................

A. Pengertian Theodolit...................................................................................
B. Bagian-Bagian Theodolite............................................................................
C. Cara Menyentringkan Theodolit..................................................................
D. Cara Menggunakan Theodolit......................................................................
E. Jenis-Jenis Theodolit....................................................................................
F. Kesalahan-Kesalahan Dalam Pengukuran....................................................
G. Cara Membaca Bak
Ukur..............................................................................

BAB III.....................................................................................................................

PENUTUP................................................................................................................

A. Kesimpulan..................................................................................................
B. Saran............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................
BAB I
PANDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu ukur tanah merupakan ilmu terapan yang mempelajari dan


menganalisis bentuk topografi permukaan bumi beserta obyek-obyek di
atasnya untuk keperluan pekerjaan-pekerjaan tertentu. Untuk memperoleh
hasil pengukuran yang baik dan berkualitas baik ditinjau dari segi biayanya
yang murah dan tepat waktu juga dari segikesesuaian dengan spesifikasi teknis
yang dibutuhkan diperlukan metode pengukuran yang tepat serta peralatan
ukur yang tepat pula dengan menggunakan alat ukur tanah.Theodolit
merupakan alat ukur tanah yang sering digunakan, tidak terkecualidi Geologi.
Dalam geologi theodolite digunakan untuk mengukur. Theodolit adalah salah
satu alat ukur tanah yang digunakan untuk menentukan tinggi tanah dengan
sudut mendatar dan sudut tegak. Berbeda dengan waterpass yang hanya
memiliki sudut mendatar saja. Di dalam theodolit sudut yang dapat di baca
bisa sampai pada satuan sekon (detik). Theodolite merupakan alat yang paling
canggih di antara peralatan yang digunakan dalam survei. $ada dasarnya alat
ini berupa sebuah teleskop yang ditempatkan pada suatu dasar berbentuk
membulat (piringan) yang dapat diputar-putar mengelilingi sumbu vertikal,
sehingga memungkinkan sudut horizontal untuk dibaca.

B. Tujuan
Adapun maksud diadakannya praktikum ini adalah untuk mengetahaui
bagaimana cara menggunakan theodolite. Dan tujuan diadakannya praktikum
ini adalah (Untuk mengetahui bagaimana cara membaca sudut arah pada
theodolite). Mengetahui cara menyentringkan theodolite

C. Waktu dan Lokasi Pengukuran

Adapun waktu dan lokasi pengukuran pada praktikum theodolite yaitu di


Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin pada kamis 2 November 2021
pukul 14.30.

1. Alat dan Ba!an

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:

1. (Theodolite)
2. Kompas bidik
3. GPS
4. Pita ukur
5. Pita warna
6. Rol meter
7. 9 patok (5 patok utama,3 patok detail dan 1 patok utama)
8. Kertas kalkir
9. Kertas grafik
10. Kertas ariston
11. map
12. Payung
13. Bak ukur
14. Alat tulis menulis (pulpen, pensil, peraut, penghapus, mistar)
15. Kertas 4A
16. Map cabinet
17. lakban
18. Dobletip

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Theodolit

Theodolit adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk
menentukan tinggi tanah dengan sudut mendatar dan sudut tegak. berbeda
dengan waterpass yang hanya memiliki sudut mendatar saja. Di dalam
theodolit sudut yang dapat di baca bisasampai pada satuan sekon (detik).
Theodolite merupakan alat yang paling canggih di antara peralatan yang
digunakan dalam survei. Pada dasarnya alat ini berupa sebuah teleskop yang
ditempatkan pada suatu dasar berbentuk membulat (piringan) yang dapat
diputar-putar mengelilingi sumbu vertikal, sehingga memungkinkan sudut
horizontal untuk dibaca. Teleskop tersebut juga dipasang pada piringan
keduadan dapat diputar-putar mengelilingi sumbu horizontal, sehingga
memungkinkan sudut vertikal untuk dibaca. Kedua sudut tersebut dapat
dibaca dengan tingkat ketelitian sangat tinggi.

B. Bagian-Bagian Theodolite

Theodoli terdiri atas beberapa bagian-bagian, yaitu:


KETERANGANN GAMBAR:

1. Pembantu Visir: Berfungsi untuk membantu pembidikan yaitu


membantu mengarahkan teropong ke target , untuk membantu
pembidikan secara kasar).
2. Lensa Obyektif: Berfungsi untuk menangkap bayangan obyek/target .
Lensa positif yang memberikan bayangan nyata terbalik dan diperkecil.
3. Klem Sumbu II: Berfungsi untuk pengunci sumbu II.
4. Sumbu II: Berfungsi sebagai poros perputaran teropong terhadap sumbu
putar horizontal.
5. Teropong: Digunakan untuk membentuk garis bidik mendatar. Pada
kebanyakan theodolite yang baru, nivo teropong sudah tidak ada lagi.
6. Ronsel Lensa Tengah: berfungsi menggerakkan limbus dengan perlahan
padasaat klem limbus dikunci (membantu menepatkan bidikan ke
target)
7. Reflektor Sinar: berfungsi untuk menangkap cahaya dan
memantulkannya ke mikroskop pembacaan lingkaran horizontal, sehinga
bisa terbaca.
8. Microskop Bacaan Lingkaran Horizontal A: berfungsi sebagai tempat
pembacaanarah horizontal.
9. Klem Horizontal: berfungsi sebagai klem pembuka atau pengunci
lingkaran horizontal.
10.Skrup penggerak Halus Alhidade Horizontal: berfungsi menggerakkan
teropong arah horizontal dengan perlahan pada saat klem horizontal
dikunci.
11. Penggerak Halus Limbus: berfungsi menggerakkan limbus dengan
perlahan pada saat klem limbus dikunci (membantu menepatkan bidikan
ke target).
12. Skrup Penyetel ABC: berfungsi untuk menyeimbangkan nivo kota guna
pembuatan sumbu I vertikal.
13. Plat Dasaran/Tatakan: sebagai plat penyangga seluruh bagian alat
14. Kepala Statif: merupakan bagian dari statif. Tempat dudukan pesawat
Theodolite.
15. Kaki Statif: bagian dari statif. Alat yang digunakan untuk berdirinya
pesawat Theodolite. Bagian bawahnya berbentuk lancip, berfungsi
supaya kaki statif menancap ke tanah dengan kuat agar pesawat tidak
jatuh.
16. Penggantung Unting-unting: Digunakan untuk memasang tali unting-
unting.
17. Baut Instrumen: Pengencang antara pesawat theodolite dan statif.
18. Nivo Alhidade Horizontal: digunakan untuk membuat sumbu I vertikal
secara halus, setelah dilakukan pendekatan dengan nivo kotak.
19. Skrup Koreksi Nivo Alhidade Horizontal: berfungsi menyeimbangkan
nivo Alhidade horizontal.
20. Mikroskop pemb.Lingkaran Horizontal B: Mikroskop yang digunakan
untuk membaca sudut lingkaran horzontal
21. Skrup penggerak Halus Vertikal: berfungsi menggerakkan teropong arah
vertikal secara perlahan pada saat klem teropong dikunci.
22. Lensa Okuler: Lensa negatif sebagai lensa mata.
23. Ring Pelindung Diafragma: berfungsi sebagai pelindung diafragma
24. Mikroskop Pembacaan Lingkaran Vertikal: tempat pembacaan Iingkaran
vertikal
25. Tabung Sinar: membantu menyinari Iingkaran vertikal

C. Cara Menyentringkan Theodolit

Berikut ini adalah langkah-langkah unruk menyentringkan theodolite:

1. Siapkan titik patok untuk tempat theodolit.


2. Dirikan terlebih dahulu statifnya. Gunakan feeling anda lihat dengan
mata anda kira-kira permukaan statif apakah sudah benar-benar datar.
Hal ini jangan dianggap remeh karena ini menentukan langkah
berikutnya.
3. Lihat dari atas statif apakah statif sudah tepat di atas patok. Cara
melihatnya dengan mengintip pada lubang untuk kunci statif ke
theodolit. Jika patok sudah terlihat dari lubang kunci maka step
selanjutnya.
4. Baru pasang theodolit dan kunci.
5. Posisi anda harus berada di antara dua kaki statif. Dan depan anda ada
satu kakistatif. Jadi kaki statif yang satu di depan anda itu anda anggap
kaki mati. Artinya kaki tersebut tidak boleh bergerak geser ke samping
sedikitpun. Oleh karena itu kaki tersebut harus ditancapkan ke dalam
tanah dan tidak boleh naik atau turun.
6. Tetap pada posisi anda yaitu berada di antara dua kaki. Sekarang posisi
tangan anda memegang kaki statif di kanan dan kiri anda. Masukkan
jempol anda kedalam sela kaki statif. Dan posisi jari yang lain menempel
di pinggir kaki statif. Jadi fungsinya untuk menaik turunkan kaki statif
dengan menggunakan jempol tangan.
7. Letakkan kaki kanan anda di samping patok
8. Cek kedudukan alat apakah benar di atas patok dengan melihat
teropong pada theodolit yang mengarah ke bawah atau ke tanah. Jika
ternyata tidak ada titik patok maka anda harus membuat gimana
caranya harus kelihatan. Caranya adalah angkat dua kaki statif yang
disamping kanan kiri anda. Angkat sedikit aja yang penting jangan
menyenth tanah. Tapi inget di depan anda ada satu kaki mati. Kaki mati
harus tetap pada posisinya tidak boleh menggeser.
9. Setelah dua kaki statif kanan kiri diangkat kemudian geser ke kanan dan
ke kiri sambil anda melihat lewat teropong ke bawah. Nah untuk
memudahkan maka cari kaki kanan anda tadi yang sudah didekat titik
fungsi point. Setelah patok kelihatan baru kedua kaki statif diturunkan
dan ditancapkan ke dalam tanah.
10. Saatnya centering nivo kotak. Centering nivo kotak dengan
menggunakan dua statif lagi yang berada di kanan dan kiri. Namun
caranya bukan dipindahkan posisinya atau digeser. Tapi dinaik turunkan
dengan menggunakan jempol tangan anda tadi. Mulailah dengan kaki
statif yang kanan naik turunkan kaki tersebut dan lihat perubahan posisi
gelembung udara dalam nivo kotak. Apabila ternyata tidak langsung
masuk kedalam lingkaran nivo kotak. Maka posisikan gelembung
tersebut satu sumbu dengan kaki statif yang kiri.
11.Giliran kaki kiri dinaik turunkan dan apabila tadi sudah satu sumbu maka
gelembung langsung masuk ke tengah
Untuk centering nivo tabung caranya dengan menggunakan 3 sekrup di
theodolit.

D. Cara Menggunakan Theodolit

Berikut ini adalah langkah-langkah menggunakan theodolite:

1. Letakkan pesawat di atas kaki tiga dan ikat dengan baut. Setelah
pesawat terikat dengan baik pada statif, pesawat yang sudah terikat
tersebut baru diangkat dan Anda dapat meletakkannya di atas patok
yang sudah diberi paku.
2. Tancapkan salah satu kaki tripod dan pegang kedua kaki tripod lainnya.
Kemudian lihat paku dibawah menggunakan centring. Jika paku sudah
terlihat, kedua kaki tripod tersebut baru diletakkan di tanah.
3. Setelah statif diletakkan semua dan patok beserta pakunya sudah
terlihat, ketiga kaki di statif baru diinjak agar posisinya menancap kuat di
tanah dan alat juga tidak mudah goyang. Kemudian, lihat paku lewat
centring. Jika paku tidak tepat,kejar pakunya dengan sekrup penyetel.
Kemudian, lihat nivo kotak. Jika nivo kotak tidak berada di tengah maka
alat posisinya miring. Untuk mengetahui posisialat yang lebih tinggi, lihat
gelembung pada nivo kotak. ?ika nivo kotak berada di timur, posisi alat
tersebut akan lebih tinggi di timur sehingga kaki sebelah timur dapat di
pendekkan.
4. Setelah posisi gelembung di nivo kotak berada di tengah, alat sudah
dalam keadaan waterpass namun masih dalam keadaan kasar. Cara
mengaluskannya, gunakan nivo tabung. Di bawah theodolit terdapat 3
sekrup penyetel, sebut saja sekrup A,B, dan C. Untuk menggunakan nivo
tabung sejajarkan nivo tabung dengan sekrup penyetel, misalnya sekrup
A dan B Kemudian, lihat posisi gelembungnya. Jika tidak di tengah, posisi
alat berarti masih belum level dan harus ditengahkan. Setelah nivo
tabung berada di tengah baru kemudian diputar 90 derajat atau 270
Derajat dan nivo tabung bisa ditengahkan dengan sekrup C. Setelah ada
di tengah, berarti posisi kotak dan ni#o tabung sudah sempurna.
5. Lihat centring. Jika paku sudah tepat di lingkaran kecil, maka alat sudah
tepat diatas patok. Tetapi jika belum, alat harus digeser terlebih dahulu
dengan mengendorkan baut pengikat yang terdapat di bawah alat ukur.
Geser alat agar tepat berada di atas paku namun jangan diputar karena
jika diputar dapat mengubah posisi nivo.
6. Setelah posisi alat tepat berada di atas patok, pengaturan nivo tabung
perlu diulangi seperti langkah di atas agar posisinya di tengah lagi.
7. Setelah selesai, tentukan titik acuan yaitu 0°00’00’’ dan jangan lupa
mengunci sekrup penggerak horizontal.
8. Nyalakan layar dengan tombol power. Kemudian setting sudut horizontal
pada 0°00’00’’ dan tekan tombol [ 0 SET ] dua kali. Tekan tombol [ V/% ]
untuk menampilkan pembacaan sudut vertikal.
9. Cara membaca sudut pada theodolite:
 Membidik menggunakan theodolit ke sembarang arah.
1. Mengunci pergerakan menggunakan klem horizontal.
2. Mengatur jarum pembacaan pada lingkaran horizontal agar berhimpit di
skala utama dan nonius dengan memutar klem penggerak halus
horizontal.
3. Membaca hasil bacaan dengan aturan:
a) Pada skala utama menentukan besar derajat dan menit dengan
memerhatikan jarum yang berhimpit pada skala, setiap skala
mempunyai nilai 10’.
b) Pada skala nonius mencari pula jarum yang berhimpit dengan skala,
dengan besar sudut setiap skala 20’ .
c) Menjumlahkan hasil bacaan antara skala utama dan nonius.

Contoh:

Gambar hasil baca skala utama dan nonius

Pembacaan sudut:

Skala utama = 53° 50’

Skala nonius = 06’ 20”

53° 56’ 20”


Fennel kassel besar lingkaran vertical:

1. Membidik theodolit ke segala arah.


2. Mengunci pergerakan dengan klem vertical.
3. Membaca besar sudut pada mikroskop bacaan lingkaran vertical dengan
aturan sebagai berikut:
a) Pada skala utama, besar sudut ditentukan dengan memerhatikan skala
sebelum angka nol pada skala nonius ,jarum diabaikan.
b) Pada skala nonius, memerhatikan skala yang sejajar atau berimpit
dengan skala utama.
c) Menjumlahkan hasil bacaan skala utama dan nonius.
Contoh:

Gambar 1 sudut arah vertikal

Pembacaan sudut:

Skala utama = 283° 15’

Skala nonius = 02’ 30”

283° 17’ 30”

Fennel Kassel kecil lingkaran horizontal:


1. Membidik theodolit ke sembarang arah).
2. Mengunci pergerakan menggunakan klem horizontal.
3. Membaca besar sudut pada mikroskop bacaan lingkaran horizontal
dengan aturan:
a) Pada skala utama, besar sudut ditentukan dengan memerhatikan skala
sebelum angka nol pada skala nonius.
b) Pada skala nonius, pembacaan dilakukan dengan memerhatikan skala
yang sejajar atau berhimpit dengan skala utama.

E. Jenis-Jenis Theodolit

Macam teodolit berdasarkan konstruksinya:

1. Teodolit Reiterasi: (Teodolit Sumbu Tunggal) Dalam teodolit ini,


lingkaran skala mendatar menjadi satu dengan kiap, sehingga bacaan
skala mendatarnya tidak bisa diatur. Theodolit yang termasuk ke dalam
jenis ini adalah teodolit type To ( Wild ) dan type DKM-2A (Kern)
2. Theodolit Repetisi, Konstruksinya kebalikan dengan teodolit reiterasi,
yaitu bahwa lingkaran mendatarnya dapat diatur dan dapat mengelilingi
sumbu tegak (sumbuI I). Akibat konstruksi ini, maka bacaan lingkaran
skala mendatar 0°, dapat ditentukan ke arah bidikkan / target yang
dikehendaki. Teodolit yang termasuk kedalam jenis ini adalah teodolit
type TM 6 dan TL 60-DP (Sokkisha), TL 6 2-DE (Topcon) , Th-51 (Zeiss).

Macam theodolit menurut sistem pembacaannya

1. Theodolit sistem bacaan dengan Index Garis.


2. Theodolit sistem bacaan dengan Nonius.
3. Theodolit sistem bacaan dengan Micrometer
4. Theodolit sistem bacaan dengan Koinsidensi.
5. Theodolit sistem bacaan dengan Digital

Macam teodolit menurut akala ketelitian

1. Theodolit Presisi (Type T3 / Wild).


2. Theodolit Satu Sekon (Type T2 / Wild).
3. Theodolit Sepuluh Sekon (Type TM-10C / Sokkisha).
4. Teodolit Satu Menit (Type To Wild).
5. Teodolit Sepuluh Menit (Type DK-1 / Kern)

F. Kesalahan-Kesalahan Dalam Pengukuran

Pengamatan tidak luput dari kesalahan-kesalahan. Ada tiga jenis


kesalahan-kesalahan yang biasa terjadi pada saat mengkur menggunakan
theodolit yaitu:

1. Kesalahan Kasar (blunders)


Kesalahan-kesalahan yang sering terjadi pada saat pengukuran
dengan menggunakan theodolite ini terjadi karena: kurang hati-hati
(sembrono), kurang pengalaman dan kurang perhatian. Sebagai catatan
bahwa dalam pengukuran kesalahan ini tidak boleh terjadi, bila terjadi
harus diulang. Contoh-contoh kesalahan blunder yaitu:
 Salah baca: 3 dibaca 8, 6 dibaca 9, 7 dibaca 9).
 Salah catat: misalkan 1 rentangan pengukuran tidak tercatat, atau
salah menempatkan data ukuran (sudut horizontal terbalik
dengan helling).
 Salah dengar
Cara mengatasi kesalahan pada contohnya:

 Pengecekan sendiri hasil pengamatan dan pembacaa).


 Gunakan alat bantu, contoh: kompas, GPS.
 Selalu menggambar langsung sketsa setelah mendapatkan dan
mencatat hasil ukuran.

2. Kesalahan Systematis
Kesalahan sistematis umumnya terjadi metode atau cara
pengukuran yang salah dan karena alat ukur yang dipakai itu sendiri.
Contoh penyebab yang terkait dengan alat ukur.
 Syarat pengaturan alat tidak lengka. Unting-un
 ting tidak digunakan, dll.
 Penyinaran pada alat bacaan tidak merata.
 Skala Rambu, kesalahan titik nol rambu.

3. Kesalahan Acak

Akan terlihat apabila dilakukan pengamatan yang berulang-ulang.


Beberapa contoh yang mengakibatkan kesalahan acak.

 Getaran tanah atau tanah tidak stabil.


 Atmosfer bumi.
 Psikis pengamat (contoh: faktor kelelahan)
 Kesalahan ini dapat dibetulkan dengan hitung perataan apabila
terdapat data yang cukup.

G. Cara Membaca Bak Ukur


bak ukur

Gambar diatas merupakan sebagian dari mistar / rambu ukur yang


diperbesar. Seperti dapat kita lihat bahwa pada rambu tersebut terdapat
lambang seperti huruf E. Dimana satu bagian (satu strip) menandakan untuk
satuan 1 cm dari hasil pengukuran yang kita lihat pada pesawat penyipat datar
(waterpass). Jadi satu huruf E tersebut mewakili juga untuk satuan per-5 cm.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang di dapat pada percobaan theodolit ini adalah


sebagai berikut:

1. Theodolit adalah salah satu alat ukur tanah yang di gunakan untuk
menentukan tinggi tanah dengan sudut mendatar dan sudut tegak.
2. Data pemetaan yang dilakukan berupa orientasi lapangan, pngukuran,
pemetaan kerangka peta dan pengukuran titik detail.
3. Faktor yang mempegaruhi korelasi perhitungan adalah ketidak akuratan
dalam pengamatan serta ketinggian tempat pada saat digitasi centering
terlebiih dahulu.

B. Saran

Pada saat pelaksanaan praktikum disarankan agar centering di lakukan


dengan benar dan teliti agar data yang di dapat benar. Kemudian saat
meletakkan alat pada statip, usahakan statip berdiri tepat di atas patok dan
tegak lurus agar mempermudah dalam penyetringan.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/doc/306877170/laporan-theodolit

Dokumentasi Pada Saat Mengenal Bagian-Bagian Pada Theodolit

Anda mungkin juga menyukai