Anda di halaman 1dari 3

‫السّالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬

‫ والصّالة والسّالم على أشرف األنبي اء والمرس لين وعلى‬.‫الحمد هلل ربّ العالمين وبه نستعين على أمور الدنيا والدين‬
)‫ (أمّا بعد‬.‫آله وصحبه أجمعين‬

Yang kami mulyakan bapak pimpinan Yayasan Manna Wa Salwa Banten.


Ayahanda bpk. H. Moch. Abdillah Noor Ridlo, Lc. beserta ibunda hj. Boti
Murda’ah Musa. Lc., M.Si.
Yang kami hormati segenap kepala sekolah dari berbagai instansi; TK, SD
sampai MTs Birru-L-Waalidain Beserta bapak-ibu dewan guru.
Yang kami hormati para tamu undangan
Hadirin-hadirot yang berbahagia.

Hadirin, berputarnya bumi mengelilingi sang surya. Beredarnya bulan


mengelilingi bumi kita. Maka terjadilah pergantian hari dan cuaca. Siang dan
malam hadir tak terasa. Panas dan dingin terjadi pada musimnya. Matahari pagi
menyengat silau di mata. Tenggelam saat datang senja. Lalu malam hadir
membawa rembulan yang indah. Hingga kita terlelap dalam mimpi penuh tanda
Tanya.

Tak terasa, hari yang selalu kita nanti kini tlah tiba. Hari dimana kita akan
kembali kepada kedua orang tua.

Kawan-kawanku, disaatku merenung dimalam sunyi dan senyap. Teringat akan


masa lalu yang penuh harap. Tiga tahun yang lalu kita masih kecil dan lugu. Tak
mengerti apa ini dan apa itu?. Hingga kita dibimbing oleh para guru. Semoga
menjadi pembaharu. Untuk negara Indonesia yang lebih maju.

Ayahanda dan ibunda. Pagi-pagi betul kami bangun tanpa ragu.


Bahkan  Sebelum ayam berbuat gaduh. Dua rokaat sebelum sholat shubuh.
Sudah Menjadi kebiasaan kami sejak dulu. Usai sholat kami berkumpul dahulu.
Bacaan ma’tsurah meriung selalu. Usai itu kami dibimbing para guru. Membaca
al-qur’an dengan penuh lika-liku. Walau begitu kami tetap mencoba satu demi
satu. Usai itu kami mandi walau harus antri dahulu.

Riuhan gaduh pertama setengah tujuh. Tanda persiapan untuk melaju. Di tubuh
kenakan baju, di tangan membawa buku. Di kaki memakai sepatu. Pulpen
diletakan dalam saku. Usai itu kami terburu-buru sebelum riuhan kedua
menderu. Masuk.. anak-anak.. masuk anak-anak suara dari para guru. Selalu
begitu tanpa jemu. Walau kadang diri merasa terbelenggu. Tapi hari ini. Hari ini
adalah akhir dari semua itu.

Ayahanda dan ibunda. Tiga tahun adalah jangka waktu yang cukup panjang.
Banyak kenangan indah dan sedih tawa bahagia kita lalui bersama di pondok
tercinta. Hari ini kami segera pulang kehadapan ayah. Ke pangkuan ibu.
Dihadapan kakak-kakak tersayang dan adik tercinta. Do’akan kami. Doakan kami
agar menjadi orang yang berguna bagi nusa bangsa dan agama.

Buya.., masih lengkap hari-hari bersamamu. Masih nyaring petuah dan


nasehatmu. Masih meresap dalam kenangan betapa besar budimu. Tapi ketika
belum tegak kaki ini menapak dan kami belum bisa berbuat banyak kami harus
ikhlas meninggalkanmu. Buya.. Terimakasih atas segala kebaikan Buya.. Yang
telah mendidik, membimbing, mengasah dan mengasuh kami. Terimakasih
Buya..

Ibu.., Masih teringat suara dan nasihatmu., masih terbayang sosok pribadimu.
Membimbing kami tanpa lelah disetiap hari-harimu. Meski kadang kami selalu
abaikan nasihatmu. Meski sering kami melihat tangis diwajahmu. Berharap kami
menjadi sosok yang sopan dalam bertingkah laku. Tak sedikit do’a dari mu yang
selalu kami dengar disetiap waktu. Untuk anak didikmu. Engkau ajarkan kami
hidup mulia dengan akhlaq dan ilmu. 

Hanyalah do’a yang kami harapkan dari Buya dan Ibu.. Derik bapak dan ibu
pimpinan. Dari bapak dan ibu guru. Mudah-mudahan kami menjadi anak yang
Buya harapkan dan orang tua inginkan yaitu menjadi anak yang sholeh dan
sholehah.

Terimakasih pula kami ucapkan teruntuk dewan asatidz dan asatidzah karena
didikan ustadz dan ustadzah kami bisa tegar dan bertahan. Kami mampu berkata
dan bersaing dalam ilmu pengetahuan. Wahai guruku. Terimakasih banyak atas
segala kebaikan bapak dan ibu guru. Kami tidak bisa membalas kebaikan bapak
dan ibu guru. Maafkan kami kalau kami bersalah. Maafkan kami kalau kami
pernah membantah perintahmu. Maafkan kami. Kalau kami pernah melalaikan
nasihatmu. Maafkan kami bapak dan ibu guru..

Dan semoga semua ilmu yang telah bapak dan ibu guru berikan kepada kami.
Menjadi ilmu yang bermanfaat. Dan semua.. Semua hal yang bapak dan ibu
berikan kepada kami. Tak bisa kami membalaskan dengan emas dan perak.
Tidak bisa.. Hanyalah do’a yang kami panjatkan kepada Allah SWT. Mudah-
mudahan. Bapak dan ibu guru termasuk hamba-hambanya yang istimewa.
Aamin. Aamin.. yaa robbal’alamin.

Kawan-kawanku, selamat tinggal. Selamat berjuang. Tiga tahun kita bersama.


Makan bersama. Tidur bersama. Belajar bersama. Tapi hari ini. Hari ini kita akan
berpisah kawan. Hari ini kita teteskan air mata kesedihan. Hari ini kita lambaikan
tangan perpisahan. Hari ini.. kalian pandangilah wajah-wajah guru kita. Mereka
pahlawan tanpa jasa. Yang selalu ikhlas mendampingi kita. Sebenarnya hati ini
berat meninggalkan bapak-ibu guru. Tapi apalah daya. Dimana ada pertemuan
pasti ada perpisahan.

Terimakasih bapak guru.. terimakasih ibu guru.. do’akan kami. Do’akan kami
menjadi anak yang berguna bagi nusa bangsa dan agama. Aamin.. Amin.. Yaa
robbal’alamin..
Terimakasih
‫والسّالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬

Anda mungkin juga menyukai