BANGUNAN PENGATUR
TINGGI MUKA AIR
OLEH :
Ir. DWI PRIYANTORO, MS.
NIP. 19580502 198503 1 001
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI .............................................................................................. i
DAFTAR TABEL .......................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... iii
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
R1 R
R2
Kedua bentuk mercu tersebut dapat dipakai baik untuk konstruksi beton maupun
pasangan batu atau bentuk kombinasi dari keduanya. Kemiringan maksimum muka
bendung bagian hilir yang dibicarakan di sini berkemiringan 1 banding 1 batas bendung
dengan muka hilir vertikal mungkin menguntungkan jika bahan pondasinya dibuat dari
batu keras dan tidak diperlukan kolam olak. Dalam hal ini kavitasi dan aerasi tirai
luapan harus diperhitungkan dengan baik.
1. Mercu Ogee
Mercu Ogee berbentuk tirai luapan bawah dari bandung ambang tajam aerasi. Oleh
karena itu mercu ini tidak akan memberikan tekanan subatmosfir pada permukaan
mercu sewaktu bendung mengalirkan air pada debit rencana. Untuk debit yang lebih
rendah, air akan memberikan tekanan ke bawah pada mercu. Untuk merencanakan
permukaan Mercu Ogee bagian hilir, U.S. Army Corps of Engineers telah
mengembangkan persamaan berikut:
Y 1 X n
= [ ]
hd K hd
dimana x dan y adalah koordinat-koordinat permukaan hilir (lihat Gambar 2.2) dan hd
adalah tinggi energi rencana di atas mercu. Harga-harga K dan n adalah parameter.
Harga-harga ini bergantung kepada kecepatan dan kemiringan permukaan belakang.
Tabel 2.1. menyajikan harga-harga K dan n untuk berbagai kemiringan hilir dan
kecepatan pendekatan yang rendah.
P/H Kemiringan
< 0,4 1:1
0,40 – 1,00 3:2
1,00 – 1,50 3:1
>1,5 Vertikal
Bagian hulu mercu tipe Ogee bervariasi sesuai dengan kemiringan permukaan hilir (lihat
Gambar 2.9).
3 - 4 h1 maks
X 1.85 = 2.0hd 0.85 y 1.810 0.810
X = 1.939 hd y
H1 hd
0.282 hd 0.214 hd
asal H1
0.175 hd koordinat hd 0.115 hd
x X
R=0.2 hd Y R=0.22 hd y
R=0.5 hd 0.67
1
R=0.48 hd
sumbu mercu
diundurkan
0.237 hd
H1 H1 hd 0.119 hd
hd 0.139 hd
x x
1 Y
R = 0.21 hd Y
0.33 1
1
R = 0.68 hd
R = 0.45 hd
Gambar 2.2. Bentuk-bentuk Bendung Mercu Ogee (U.S.Army Corps of Engineers, Waterways
Experimental Stasion)
Q = C d 2 / 3 2 / 3 g b H 1 ...................................................................... (2.3)
1, 5
dimana:
Q = debit (m3/dt)
Cd = koefisien debit (Cd = C0 . C1 . C2)
g = percepatan gravitasi (m/dt2) (≅ 9,8)
b = lebar mercu, m
H1 = tinggi enegi di atas ambang, m.
Faktor koreksi C1 disajikan pada Gambar 2.3. dan sebaiknya dipakai untuk berbagai
tinggi bendung di atas dasar sungai. Harga-harga C1 pada Gambar 2.3. berlaku untuk
Bendung Mercu Ogee dengan permukaan hulu vertikal. Apabila permukaan bendung
bagian hulu miring, koefisien koreksi tanpa dimensi C2 harus dipakai, ini adalah
fungsi baik kemiringan permukaan bendung maupun perbandingan P/H1. Harga-
harga C2 dapat diperoleh dari Gambar 2.4. Gambar 2.5. menyajikan faktor
pengurangan aliran tenggelam f untuk dua perbandingan yaitu perbandingan aliran
tenggelam H2/H1 dan P2/H1.
1.3
0
=0.2
1.2
0.33
0.67
0
1. 0
P/hd
1.1
.33
>1
1.0
muka hulun vertikal
0.9
0.8
H1 / hd
0.7
0.6
0.5
perbandingan
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0.70 0.75 0.80 0.85 0.90 0.95 1.00
faktor koreksi C1
Gambar 2.3. Faktor koreksi untuk selain tinggi energi rencana pada bendung mercu Ogee
(menurut Ven Te Chow, 1959, berdasarkan data USBR dan WES)
2
1.04 V1 /2g
kemiringan sudut
terhadap garis vertikal
H1 1:0.33 18°26'
1:1
1:0.67 1:0.67 33°41'
1.02 p 1:1 45°00'
koefisien koreksi C2
1:0.33
1.00
0.98
0 0.5 1.0 1.5
perbandingan P/H1
Gambar 2.4. Harga-harga koefisien C2 untuk bendung mercu tipe Ogee dengan muka hulu
melengkung (menurut USBR, 1960)
-0.2
0.98
1.0 H1
-0.1 H2
0.995
0.96 0.97
0.99
p p2
0
0.94
0.1
0.92
1.0 1.0
0.2
0.90
0.995
0.995
0.3 0.99
0.85
H2/H1
9
0.9
0.98
0.98
perbandingan aliran tenggelam
0.5 0.97
0.97
0.96
0.6 0.96
0.94
0.7 0.94
0.92
0.92
0.90
0.8 0.90
0.85
0.85
0.80
0.80
0.70 0.70
0.9 0.60
0.60
0.40 0.40
0.20 0.20
1.0
0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0
perbandingan P2/H1
Gambar 2.5. Faktor pengurangan aliran tenggelam sebagai fungsi p2/H1 dan H2/H1. (Disadur
dari US Army Corps of Engineers Waterways Experimental Station)
Hd = 2,709 m K = 2,00
R1 = 0,500 Hd = 1,354 m n = 1,85
R2 = 0,200 Hd = 0,542 m n-1 = 0,85 sumbu mercu
X1 = 0,282 Hd = 0,764 m diundurkan
X2 = 0,175 Hd = 0,474 m
Persamaan :
X 1,850 = 2,000 Hd 0,850 .Y
X 1,850 = 2,000 2,709 0,850 .Y
X 1,850 = 4,666 .Y
Y = 0,214 X 1,850
Y' = 0,397 X 0,850
1,000 = 0,397 X 0,850
X = 2,969
Y = 1,605
Dengan persamaan tersebut diperoleh nilai koordinat x dan y seperti tabel 2.3 dan
berdasarkan koordinat tersebut dibuat kurva ambang tipe Ogee I sebagai berikut :
C. Contoh Soal
Hitung debit yang melimpas diatas mercu Ogge apabila diketahui :
Lebar bendung (B) = 35 m
Tinggi mercu bendung (P) = 2,50 m
Tinggi muka air diatas mercu (hd) = 1,23 m
Tinggi tekan air diatas mercu (H1) = 1,50 m
Percepatan Gravitasi (g) = 9,81 m/dt2
Penyelesaian
1. Nilai Koefisien Debit
Nilai C0 = 1,30
Nilai C1 didapat dari gambar 2.10
P/hd = 2,50/1,23
= 2,03
H1/hd = 1,50/1,23
= 1,22
Dari nilai P/hd dan H1/hd didapat nilai C1 = 1,01
Nilai C2 = 1,00
Nilai Cd = C0 x C1 x C2
= 1,30 x 1,01 x 1,00
= 1,31
2. Debit
Q = Cd 2 / 3 2 / 3 g b H1 ................................................................. (2.3)
1, 5
Q = Cd 2 / 3 2 / 3 g b H1
1, 5
2 2
Q =1,31 .9,81 .35.1,501,5
3 3
Q = 143,935 m3/dt
2. Mercu Bulat
Bendung dengan mercu bulat (lihat Gambar 2.6) memiliki harga koefisiensi debit yang
jauh lebih tinggi (44%) dibandingkan dengan koefisiensi bendung ambang lebar. Pada
sungai, ini akan banyak memberikan keuntungan karena bangunan ini akan mengurangi
tinggi muka air hulu selama banjir. Harga koefisiensi debit menjadi lebih tinggi karena
lengkung streamline dan tekanan negatif pada mercu.
Tekanan pada mercu adalah fungsi perbandingan antara H1 dan r (H1 /r) (lihat Gambar
2.6). Untuk bendung dengan dua jari-jari (R2) (lihat Gambar 2.6.), jari-jari hilir akan
digunakan untuk menemukan harga koefisien debit. Untuk menghindari bahaya kavitasi
lokal, tekanan minimum pada mercu bendung harus dibatasi sampai –4 m tekanan air
jika mercu terbuat dari beton; untuk pasangan batu tekanan sub atmosfir sebaiknya
dibatasi sampai –1 m tekanan air.
2
V1 /2g
2
v2 /2g
h1 H1
V1 y
H2
h2
1 V2
p r
1
2-3H, maks .
Dari Gambar 2.7. tampak bahwa jari-jari mercu bendung pasangan batu akan berkisar
antara 0,30 sampai 0,70 kali H1maks dan untuk mercu bendung beton dari 0,10 sampai
0,70 kali H1maks.
1.0
r =~
0.0
( p/ g )min
-1.0
H1
-2.0 h1~H1
~ y~0.7H1
~ p/ g
perbandingan
r 1
-3.0
1
-4.0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
perbandingan H1/r
Gambar 2.7. Tekanan pada mercu bendung bulat sebagai fungsi perbandingan H1/r
Q = C d 2 / 3 2 / 3 g b H 1 ...................................................................... (2.4)
1, 5
dimana:
Q = debit, m3/dt
Cd = koefisien debit (Cd = C0 . C1 . C2)
Harga-harga C0 pada Gambar 2.8. sahih (valid) apabila mercu bendung cukup tinggi
di atas rata-rata alur pengarah (P/H1 ≥ sekitar 1,5). Dalam tahap perencanaan P
dapat diambil setengah jarak dari mercu sampai dasar rata-rata sungai sebelum
bendung tersebut dibuat. Untuk harga-harga P/H1 < 1,5 maka Gambar 2.8. dapat
dipakai untuk menemukan faktor pengurangan C1.
1.5
1.4
x
1.3
catatan sahih jika P/H1 > 1.5
1.2 +
+x x
x
1.1 x x
x
x
1.0 x
x
koefisien Co
x 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 7.0 8.0 9.0 10.0
0.9 x
x
x r = 0.025 m. - G.D.MATTHEW 1963 perbandingan H1/r
0.8 o r = ............. - A.L. VERWOERD 1941
0.7 + r = 0.030 m. - A.W.v.d.OORD 1941
r = 0.0375 m. L.ESCANDE &
0.6 r = 0.075 m. F.SANANES 1959
0
Gambar 2.8. Harga-harga koefisien C0 untuk bendung ambang bulat sebagai fungsi
perbandingan H1/r
P/H1 ~ 1.5
1.0
0.99
0.9 +
Faktor pengurangan koefisien
+
0.8 +
1.0
0.9
0.8
H2/H1
0.7 +
0.6 +
0.5
aliran tenggelam
data dari :
+ A.L.VERWOERD 1941
perbandingan
0.4 +
W.J.v.d.OORD 1941
H2/H1=1/3
0.3 +
+
0.2
0.1
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1.0
faktor pengurangan aliran tenggelam f
B. Contoh Soal
Hitung debit yang melimpas diatas mercu bulat apabila diketahui :
Lebar bendung (B) = 55,60 m
Tinggi mercu bendung (P) = 2,50 m
Tinggi muka air diatas mercu (hd) = 1,23 m
Tinggi tekan air diatas mercu (H1) = 1,51 m
Percepatan Gravitasi (g) = 9,81 m/dt2
Penyelesaian
1. Nilai Koefisien Debit
Nilai C0 didapat dari gambar 2.8
P/H1 = 2,50/1,51
= 1,655
Nilai C0 = 1,34
Nilai C1 didapat dari gambar 2.9
P/H1 = 2,50/1,51
= 1,655
Nilai C1 = 0,99
Nilai C2 = 1,00
Nilai Cd = C0 x C1 x C2
= 1,34 x 0,99 x 1,00
= 1,33
2. Debit
Q = Cd 2 / 3 2 / 3 g b H1 ................................................................. (2.4)
1, 5
Q = Cd 2 / 3 2 / 3 g b H1
1, 5
2 2
Q =1,33 .9,81 .55,60.1,501,5
3 3
Q = 233,33 m3/dt
H hT
2
Syarat pengaliran sempurna : hT > H
3
A. Sifat Aliran
Debit di saluran pelimpah samping tidak seragam, oleh karena itu persamaan
kontinyuitas untuk aliran mantap yang kontinyu (terus menerus) tidak berlaku. Jenis
aliran demikian disebut "aliran tak tetap berubah berangsur" (gradually varied flow).
Pada dasarnya aliran dengan debit yang menurun dapat dianggap sebagai cabang
aliran di mana air yang dibelokkan tidak mempengaruhi tinggi energi. Hal ini telah
dibuktikan kebenarannya baik dengan teori maupun eksperimen. Bergantung kepada
kondisi aliran di atau dekat lubang/pintu masuk pelimpah, ada empat jenis aliran
(Schmidt, 1954) seperti yang diperlihatkan pada Gambar 2.12.
2. Pada jarak ∆x di ujung hulu dan hilir bangunan pelimpah tinggi energi juga Ho,
karena sudah diandaikan bahwa tinggi energi di sepanjang pelimpah adalah
konstan.
Hx = hx + VX2/2g .......(2.5)
= hx + QX2/2g Ax2,
di mana Ox adalah debit Qo potongan hilir ditambah debit qx, yang mengalir pada
potongan pelimpah dengan panjang ∆ x.
(h o − c) + (h x − c) 3/2
q x = μ Δx 2 g .......(2.6)
2
Andaikan,
ho = hx menghasilkan qx = μ Δx 2 g (h o − c)3/2 .......(2.7)
dan Qx = Qo + q
Koefisien debit µ untuk mercu pelimpah harus diambil 5% lebih kecil daripada
koefisien serupa untuk mercu yang tegak lurus terhadap aliran.
3. Setelah hx dan Qx ditentukan, kedalaman air h2x dan debit Q2x akan dihitung untuk
suatu potongan pada jarak 2∆x di depan ujung pelimpah dengan cara yang sama
seperti yang dijelaskan pada no (2). Qo dan ho harus digantikan dengan Qx dan hx ;
dalam langkah kedua ini Qx dan hx menjadi Q2x, q2x dan h2x.
4. Perhitungan-perhitungan ini harus diteruskan sampai Qnx sama dengan debit banjir
rencana potongan saluran dibagian hulu bangunan pelimpah samping. Panjang
pelimpah adalah n∆x dan jumlah air lebih yang akan dilimpahkan adalah Qnx – Qo.
C. Catatan
1. Perhitungan yang diuraikan di atas hanya berlaku untuk kondisi aliran subkritis
sepanjang pelimpah samping. Untuk kondisi aliran superkritis, perhitungan harus
dimulai dari ujung hulu pelimpah, menurun ke arah hilir.
2. Kondisi aliran superkritis tidak diizinkan dalam saluran pembawa dan pembuang
yang rawan erosi. Kemiringan dasar saluran sebaiknya sedang-sedang saja dan
lebih kecil dari kemiringan kritis. Kemiringan yang lebih besar daripada
kemiringan kritis akan menimbulkan aliran yang lebih cepat dari superkritis.
Bahkan pada kemiringan yang lebih kecil dari kemiringan kritis, aliran superkritis
pun dapat terjadi di sepanjang pelimpah samping, yaitu apabila air yang diambil
dari saluran terlalu banyak, atau apabila mercu pelimpahnya rendah (c ≤ 2/3 H).
3. Metode di atas dapat diterapkan hanya apabila perbedaan antara tinggi energi
pada pangkal dan ujung pelimpah tidak terlalu besar. Kalau tidak, maka
pengandaian tinggi energi konstan di sepanjang pelimpah tidak sahih/valid.
Aliran subkritis dan panjang bangunan pelimpah dapat dihitung sebagai berikut
:
2. Pada jarak ∆ x di sebelah hulu ujung hilir banguan pelimpah, tinggi energi
juga H0 karena telah diandaikan bahwa tinggi energi disepanjang
bangunan pelimpah adalah konstan.
Hx = hx + (vx2/2g) = hx + Qx2 (2g.Ax2)
Dimana Qx adalah debit Q0 dari bagian hilir ditambah debit qx, yang
mengalir diatas bagian pelimpah dengan panjang ∆x.
3
( h − c ) + ( hx − c ) 2
q x = µ ∆x 2 g 0
2
Dengan mengandaikan :
h0 = hx dan Qx = Q0 + qx menghasilkan :
3
q x = µ ∆x 2 g ( h0 − c ) 2 dan hx = Hx – (Qx2 / (2g.Ax2))
Koefisien debit untuk mercu pelimpah harus diambil 5% lebih kecil
daripada koefisien untuk mercu tegak.
Contoh Perhitungan :
Andaikan ∆x = 3,00 m. Koefisien debit (µ) untuk pelimpah yang dipilih
adalah 0,38. Untuk pelimpah samping, diambil 95% jadi persamaan untuk
pelimpah tersebut menjadi :
3
q x = 0 ,95.0 ,38 19 ,6 ( h0 − c ) 2 .∆x
3
q x = 1,6 ( h0 − c ) 2 .∆x
h0 = 1,27
c = 1,05 (0,22 m di bawah muka air rencana)
3
q x1 =1,6 (1,27 −1,05 ) 2 .3,00 = 0,495 m 3 / dt
Qx1 = Q0 + qx1 = 3,456 + 0,495 = 3,951 m3/dt
Ax = h0 (b + m.h0) = 1,27 (3 + 1 x 1,27) = 5,42 m2
hx = H0 – (Qx2 / (2g.Ax2)) = 1,282 – (3,9512 / (19,6.5,422)) = 1,2554
m
3. Setelah hx dan Qx kedalaman h2x dan Q2x dapat dihitung untuk bagian
sejauh 2∆x di sebelah hulu ujung pelimpah dengan cara seperti yang
telah diuraikan pada (2) Q0 dan h0 harus diganti dengan Qx dan hx ; Qx,
qx dan hx dalam langkah kedua ini menjadi Q2x,q2x dan h2x.
Δx Q0 H0 h0 h0 - c qx Q 0 + qx (Q x ) Ax Vx hx ∆x
3 3 3 2
m m /dt m m m m /dt m /dt m m/dt m m
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
3.00 3.456 1.282 1.2700 0.22 0.495 3.951 5.42 0.729 1.2554 3
3.00 3.951 1.28 1.2554 0.21 0.446 4.397 5.34 0.823 1.2476 6
3.00 4.397 1.28 1.2476 0.20 0.421 4.819 5.30 0.909 1.2397 9
3.00 4.819 1.28 1.2397 0.19 0.396 5.215 5.26 0.992 1.2312 12
Σqx 1.759