i
3.1.13. Pekerjaan Talang dan Saluran Air......................................................................................29
3.1.14. Pekerjaan Lain-Lain............................................................................................................30
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Semakin pesatnya pembangunan yang terjadi didaerah Tangerang, dan semakin tingginya
harga tanah, menuntut masyarakat untuk berpikir keras agar dapat mewujudkan pembangunan
tempat tinggal. Banyaknya perencanaan pembangunan yang dilakukan saat ini mengakibatkan
berkurangnya lahan kosong untuk pembangunan, dengan perencanaan bangunan rumah
bertingkat dapat menjadi solusi alternatif pemanfaatan lahan sempit didaerah Tangerang.
Dalam perencanaan sebuah rumah, khususnya rumah bertingkat, harus memperhatikan
beberapa kriteria yang matang dari unsur kekuatan, kenyamanan, serta aspek keindahannya.
Kenyamanan yang diinginkan membutuhkan tingkat ketelitian dan keamanan yang tinggi dalam
perhitungan konstruksinya. Perlu disadari bahwa suatu bangunan rumah bukan hanya dilihat
seberapa artistik bangunan tersebut, namun aspek yang paling penting yaitu ketahanan struktur
bangunan tersebut terhadap beban statis yang direncanakan ataupun ketahanan struktur
terhadap potensi bencana. Untuk mengetahui hal tersebut, tentu saja diperlukan perencanaan
dan perhitungan yang tepat. Maka pada pembuatan laporan ini akan mengambil topik
permasalahan tentang perencanaan bangunan rumah dua lantai yakni dengan mengambil judul
“Perencanaan Perhitungan Struktur Rumah 2 Lantai Milik Bapak Herman Purnawan J.E”.
1
2
1.2.1. Maksud
Maksud dari kegiatan ini adalah menyusun perencanaan perhitungan struktur rumah 2
lantai milik Bapak Herman Purnawan J.E, yang akan digunakan sebagai acuan dalam
permohonan izin mendirikan bangunan (IMB) rumah tinggal sesuai dengan peraturan
pembangunan, persyaratan-persyaratan teknis dan perencanaan bangunan yang berlaku di
wilayah Tangerang.
1.2.2. Tujuan
Tujuan dari kajian dan analisa perhitungan ini adalah sebagai berikut:
3
1. Untuk Merancang perencanaan struktur bawah, struktur atas dan struktur atap dari
hasil output program yang paling maksimum pada gedung pabrik.
2. Mengetahui ketahanan struktur yang lebih baik dari bangunan rumah 2 lantai
sebelum dan sesudah kekakuan antar tingkat diseragamkan dan sebagai referensi
dalam kegiatan perencanaan lebih lanjut seperti perencanaan rencana kerja dan
syarat-syarat teknis.
Mutu bahan yang digunakan untuk struktur beton bertulang adalah sebagai berikut,
Mutu beton struktur pile cap, balok, sloof (tie beam), pelat, balok kolom dan
dinding beton : fc’= 21 MPa
Mutu baja tulangan : fyD=420 MPa (d ≥ 10 mm); fy=240 MPa (d <10 mm).
Mutu bahan yang digunakan untuk struktur baja profil umum adalah BJ-37 dengan
pengecatan untuk perlindungan terhadap korosi. Konstanta bahan sebagai berikut
digunakan untuk perencanaan,
1.3.2. Pembebanan
Jenis beban yang bekerja pada rumah ini adalah :
Analisis beban gempa dengan respon spektrum dari analisa dinamik dan analisa statik
ekuivalen mengikuti Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan
Gedung dan Non Gedung, SNI 1726:2012.
1. Klasifikasi Situs
Penentuan klasifikasi situs menggunakan nilai pentrasi standart atau N-SPT yang didapat
dari hasil pengujian tanah dari hasil Laporan Penyelidikan Tanah yang telah dilakukan
pada lokasi terkait. Dari perhitungan dengan nilai tahanan penetrasi standar lapangan
rata-rata (N̅ ) sebesar N̅ = 7,27 ; maka nilai tersebut berada dibawah (N̅ ) =15
sehingga dikategorikan sebagai Tanah Lunak (SE).
Dengan jenis tanah sedang diperoleh nilai SDS=0,604, SD1=0,587 dengan Gambar
Respon Spektra sebagai berikut,
Gambar :Respon Spektra Gedung Rencana dari Peta Zonasi Gempa Indonesia, 2011
(http://puskim.pu.go.id/Aplikasi/desain_spektra_indonesia_2011).
1. Tata Cara Perencanaan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SNI 03-2847-2013).
2. Beban minimum untuk perencanaan bangunan gedung dan struktur lain (SNI-1727-
2013).
Jenis pondasi yang digunakan dengan memperhatikan profil tanah tersebut dan
memperhatikan kondisi lingkungan permukiman sekitarnya dipilih pondasi jenis pondasi
telapak dengan ukuran 100x100 cm kedalaman rencana pondasi 1.00m.
8
9
2. Perhitungan Pondasi
Pembebanan
Balok sloof = 0,2.0,3.2400 = 144 kg/m'
Tembok = 2.250 = 500 kg/m'
q 644 kg/m'
Statika L = 3.6 m
Mtum = 1/18 x 644 x 3.6^2 = 1043.28 kgm
Kontrol Kekuatan Pondasi dengan Daya dukung tanah
- Diasumsikan pondasi 1 x 1 m, kedalaman 2 m, diambill tegangan tanah rata-rata
adalah sebagai berikut 72 kg/cm2 (data sonder, terlampir)
Mu = 1043.28 kgm fc' (beton) 22.5 Mpa
Pu = 5179 kg fy' (baja) 320 Mpa
b = 1m d' 30 mm
h = 1m tpond 120 mm
kolom 400 / 400 mm s tanah 3.095 kg/cm2
bc = 400 = 1
400
Vu = 51.79 kN
Mu = 10.4328 kNm
s tanah = 3.095 x 100 = 309.5 kNm2
d = 120 - 30 = 90 mm
bo = 4 x (90 + 400) = 1960 mm
1. Kolom
Data :
* Nama Kolom K1
* Dimensi Kolom h: 300 mm
b: 300 mm
* Selimut Beton : 40 mm
* Kualitas beton K 225 Mpa
* fy : 400 Mpa
* f'c ( 0.083*K Beton ) : 18 Mpa
* Diameter : Tulangan : 16 mm
Sengkang : 10 mm
* d' : 58 mm
* d : 242 mm
* d'/h : 0.193333333333
* Nu : 320 kN
* Mu 35 kNm B
* Vu 15 kN
* Ag 900 cm2 90000 mm2
Perhitungan tulangan kolom
* f.Ag.0.85.fc’ 8950.5 untuk f 0.65
11016 untuk f 0.8
* f.Ag.0.5.fc’.h 206550 untuk f 0.85
* Nu 0.357521926149 untuk f 0.65
f.Ag.0.85.fc’
* Nu 0.290486564996 untuk f 0.8
f.Ag.0.85.fc’
* Mu 0.169450496248
f.Ag.0.5.fc’.h
* r : 2.125 %
( Iterasi Kolom CUR IV )
* b : 0.8
( Iterasi Kolom CUR IV )
* r 0.017
r*b
* As 1234.2 mm2
r*b*d
* Atul 201.1428571429 mm2
1/4*22/7*D2
* n Tul 6.1359375 D 16
* n Pakai 8D 16
Perhitungan tulangan geser
* Diameter sengkang : 10 mm
* fy sengkang 240 Mpa
* Vc 51.33595231414 kN
1/6*Öfc’*b*d
* Vn 23.07692307692 kN
Vu/0.6
* Vn < Vc
23.0769230769231 < 240
Memakai tulangan geser min
* S min : 121
d/2
* S pasang 100 mm
Kesimpulan
* Dimensi kolom h: 300 mm
b: 300 mm
* Selimut beton 40 mm
2. Balok
11
Perhitungan Balok
Data :
* Nama Balok B
* Dimensi Balok h: 400 mm
b: 200 mm
* Selimut Beton : 40 mm
* Kualitas beton K 225
* fy : 400
* f'c ( 0.083*K Beton ) : 18
* Diameter : Tulangan : 19 mm
Sengkang : 10 mm
* d : 340.5 mm
* r min (1.4/fy) 0.0035
( Ö fc )/4fy 0.0026517
r min pakai ( terkecil ) 0.002652
* r balance 0.195075
(0.85*f’c*b)/40*[600/(600+fy)]
* r max 0.1463063
0.75*rbalance
Penulangan Tumpuan
* Mu 110 kNm
* Mn 129.41176 kNm
(Mu/0.85)
* Rn 5.580968 N/mm2
Mn/(bd^2)
* m 26.143791
fy/(0.85*fc"')
* r 0.0183577 rmin < r < rmax rmin 0.002652
1/m-[1-(Ö1-(2*Rn*m)/fy)] rmax 0.1463063
* r 0.018358
Pakai
* As 1250.1798 mm2
r*b*d
* n Tulangan 4.4075843 19
* n Pakai 5 19
Penulangan Lapangan
* Mu 50 kNm
* Mn 58.823529 kNm
(Mu/0.85)
* Rn 2.5368036 N/mm2
Mn/(bd^2)
* m 26.143791
fy/(0.85*fc"')
* r 0.0069786 rmin < r < rmax rmin 0.002652
1/m-[1-(Ö1-(2*Rn*m)/fy)] rmax 0.1463063
* r 0.0069786
Pakai
* As 475.2447 mm2
r*b*d
* n Tulangan 1.6755039 D 19
* n Pakai 2 D 19
Penulangan Sengkang
* Tu 8.2 kNm
* Vu 50 kN fy 240 Mpa
* Vn 83.333333 kN D Tul 10 mm
Vu/0.6 A Tul 50.285714 mm2
* Vc 48.153972 kN
1/6*Öfc’*b*d
Cek kemampuan penampang :
* Sx2y 16000000 mm3
* j 1/24*Öfc’*Sx2y 1.69705627484771 kNm < 8.2
Bila < tulangan torsi diperlukan
* 0.6*5/6*Öfc’*b*d >Vu 144.461915396412 kN > Vu : 50
Jika > dari Vu maka memakai tulangan geser minimum
Jika < dari Vu maka memakai tulangan geser
Kesimpulan
1 Dimensi Balok h: 400 mm
b: 200 mm
2 Selimut Beton 40 mm
3 Tulangan Tumpuan Lapangan Diameter
3. Sloof
12
Perhitungan Sloof
Data :
* Nama Sloof S
* Dimensi Sloof h: 400 mm
b: 150 mm
* Selimut Beton : 40 mm
* Kualitas beton K 225
* fy : 400
* f'c ( 0.083*K Beton ) : 18
* Diameter : Tulangan : 19 mm
Sengkang : 10 mm
* d : 340.5 mm
* r min (1.4/fy) 0.0035
( Ö fc )/4fy 0.0026517
r min pakai ( terkecil ) 0.002652
* r balance 0.195075
(0.85*f’c*b)/40*[600/(600+fy)]
* r max 0.1463063
0.75*rbalance
Penulangan Tumpuan
* Mu 110 kNm
* Mn 129.41176 kNm
(Mu/0.85)
* Rn 7.4412906 N/mm2
Mn/(bd^2)
* m 26.143791
fy/(0.85*fc"')
* r 0.0319321 rmin < r < rmax rmin 0.002652
1/m-[1-(Ö1-(2*Rn*m)/fy)] rmax 0.1463063
* r 0.018358
Pakai
* As 937.63485 mm2
r*b*d
* n Tulangan 3.3056882 19
* n Pakai 5 19
Penulangan Lapangan
* Mu 50 kNm
* Mn 58.823529 kNm
(Mu/0.85)
* Rn 3.3824048 N/mm2
Mn/(bd^2)
* m 26.143791
fy/(0.85*fc"')
* r 0.0096812 rmin < r < rmax rmin 0.002652
1/m-[1-(Ö1-(2*Rn*m)/fy)] rmax 0.1463063
* r 0.0069786
Pakai
* As 356.43353 mm2
r*b*d
* n Tulangan 1.2566279 D 19
* n Pakai 2 D 19
Penulangan Sengkang
* Tu 8.2 kNm
* Vu 50 kN fy 240 Mpa
* Vn 83.333333 kN D Tul 10 mm
Vu/0.6 A Tul 50.285714 mm2
4. Plat Lantai
13
5. Tangga
14
6. Atap
2. Baja tulangan BJTP 24 untuk Ø ≤ 10 mm, fy = 240 MPa BJTD 40 untuk Ø > 10 mm, fy =
400 Mpa
Pada Perhitungan Struktur Bangunan Rumah 2 Lantai dititik beratkan pada perencanaan
kriteria struktur bangunan yang akan digunakan, yang di antaranya meliputi:
BAB 3
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
DAN SPESIFIKASI TEKNIS
2. Pekerjaan Galian
a. Semua galian harus sesuai dengan gambar dan metode kerja yang disetujui
Direksi Lapangan.
b. Pemborong harus menjaga supaya tanah dasar di bawah elevasi rencana tidak
terganggu. Jika terganggu, Pemborong harus mengembalikan seperti semula.
c. Dasar dari semua galian harus sesuai gambar, bilamana pada dasar galian masih
terdapat akar-akar tanaman atau bagian-bagian gembur, maka ini harus digali
keluar sedang lubang-lubang tadi diisi kembali dengan pasir dan dipadatkan.
d. Terhadap kemungkinan adanya air di dasar galian, baik pada waktu penggalian
maupun pada waktu pekerjaan pondasi harus disediakan pompa air atau pompa
lumpur yang jika diperlukan dapat bekerja terus menerus, untuk menghindari
tergenangnya air pada dasar galian. Sehubungan dengan hal itu di dasar galian
harus dibuat sistem saluran buang sesuai dengan gambar dan persetujuan
Direksi Lapangan.
e. Pemborong harus memperhatikan pengamanan terhadap dinding tepi galian
agar tidak longsor dengan memberikan suatu dinding penahan atau penunjang
sementara atau lereng yang cukup dan juga Pemborong diwajibkan mengambil
langkah-langkah pengamanan terhadap bangunan lain yang berada dekat lubang
galian yaitu dengan memberikan penunjang sementara pada bangunan tersebut
sehingga dapat dijamin bangunan tersebut tidak akan mengalami kerusakan.
f. Semua tanah kelebihan yang berasal dari pekerjaan galian, setelah mencapai
jumlah tertentu harus segera disingkirkan dari halaman pekerjaan pada setiap
saat yang dianggap perlu dan atas petuntuk Direksi Lapangan.
g. Pemborong harus menjamin agar elemen struktur yang ada di dalam tanah tidak
rusak karena pekerjaan galian.
h. Pemborong bertanggung jawab sepenuhnya atas kondisi lingkungan yang
dipengaruhi oleh pengangkutan tanah buangan dan air.
3. Pekerjaan Urugan Dan Pemadatan
a. Pondasi yang dikerjakan adalah jenis pondasi cakar ayam yang dibuat dan yang
disetujui Direksi Lapangan.
b. Cakar ayam pondasi ini harus menggunakan mutu beton f’c = 25 Mpa dan mutu
tulangan fy = 400 Mpa.
c. Untuk pekerjaan pondasi cakar ayam ini Pemborong harus menyediakan tenaga
ahli yang disetujui Direksi Lapangan agar pelaksanaan dapat berjalan lancar.
pasir beton tidak boleh melebihi dari 4% berat. Berat substansi yang
merusak tidak boleh lebih dari 5%.
b. Pasir untuk beton dan adukan harus merupakan pasir alam, pasir hasil
pemecahan batu dapat pula digunakan untuk mencampur agar didapat
gradasi pasir yang baik. Pasir yang dipakai harus mempunyai kadar air yang
merata dan stabil dan harus terdiri dari butiran yang keras, padat, tidak
berselaput oleh material lain.
c. Agregat kasar harus berupa batu pecah yang mempunyai susunan gradasi
yang baik, cukup syarat kekerasannya dan padat (tidak porous).
d. Pemborong diwajibkan memperhatikan pengaturan komposisi material
untuk adukan, baik dengan menimbang ataupun volume, agar dapat dicapai
mutu beton yang direncanakan, memberikan kepadatan maksimum, baik
workability-nya dan memberikan kondisi water cement ratio yang optimum.
e. Kualitas agregat halus dan kasar harus memenuhi syarat-syarat PBI1971.
Apabila jenis agregat yang akan dipergunakan sudah disetujui oleh Direksi
Lapangan, Pemborong wajib menjaga seluruh pengiriman pada masing-
masing bahan yang telah disetujui dengan maksud untuk mempertahankan
kualitas yang sama dari bahan hasil kerja keseluruhannya.
f. Untuk pasir (batuan halus) dan split (batuan kasar) harus
diletakkan/ditempatkan pada tempat yang benar-benar terpisah, agar tidak
terjadi tercampurnya kedua bahan tersebut. Bak yang terbuat dari kayu
dapat dibuat di atas lantai kerja untuk menempatkan / menimbun
bahanbahan tersebut sehingga tidak akan tercampur dengan kotoran-
kotoran lain dan tetap terjaga kebersihannya.
3.3. Bahan-bahan Tambahan (Admixture)
Bahan-bahan tambahan apapun yang akan dicampurkan pada adukan beton
harus dengan persetujuan tertulis dari Direksi Lapangan untuk setiap macam
bahan tambahan dan dalam pekerjaan tertentu pula.
3.4. Air
a. Pemborong harus merencanakan untuk pengiriman / pengadaan air kerja
dalam jumlah yang cukup untuk segala macam keperluan pekerjaan dan air
ini harus sesuai dengan persyaratan kualitas pada PBI-1971
19
b. Air yang digunakan untuk bahan adukan beton, bahan pencuci agregat dan
untuk curing beton, harus air tawar yang bersih dari bahan-bahan yang
berbahaya dari penggunaannya seperti minyak, alkali, sulfat, bahan organik,
garam silt (lanau).Kadar silt (lanau) yang terkandung dalam air tidak boleh
lebih dari 2% dalam perbandingan beratnya. Kadar sulfat maksimum yang
diperkenankan adalah 0,5% atau 5 gr/lt, sedangkan kadar khlor maksimum
1,5% atau 15 gr/lt.
c. Pemborong tidak diperkenankan menggunakan air dari rawa, sumber air
yang berlumpur. Tempat pemgambilan harus dapat menjaga kemungkinan
terbawanya material-material yang tidak diinginkan tadi. Sedikitnya harus
ada jarak vertikal 0,5 meter dari permukaan atas air ke sisi tempat
pengambilan tadi.
d. Apabila diadakan perbandingan tes beton antara beton yang diaduk dengan
aquadest dibandingkan dengan beton yang diaduk dengan air dari suatu
sumber, dan hasilnya menunjukkan indikasi ketidakpastian dalam mutu
beton walaupun telah digunakan semen yang sama, maka air tes tadi
menunjukkan harga-harga yang berbeda lebih kecil dari 15%. Tes dapat
dibandingkan dari mutu kekuatan dan juga dari waktu pengerasannya.
3.5. Cetakan
Acuan yang digunakan dapat dalam bentuk beton, baja, pasangan bata diplester
atau kayu. Lain-lain jenis bahan yang akan dipergunakan harus mendapat
persetujuan Direksi Lapangan terlebih dahulu.
3.6. Besi Tulangan
a. Semua besi beton harus bebas dan bersih dari karat, oli, gemuk, cat dan lain
sebagainya atau hal lain yang dapat menyebabkan berkurangnya daya ikat
besi beton tersebut terhadap beton. Apabila diperlukan, besi harus disikat
sebelum dipergunakan dengan sikat kawat untuk membersihkannya. Sama
sekali tidak diperkenankan mengadakan pengecoran beton sebelum besi
beton yang terpasang diperiksa dan disetujui oleh Konsultan.
b. Toleransi ukuran untuk besi tulangan :
- Diameter lebih besar dari 10 mm sebesar ± 0,4 mm
- Diameter kurang dari 10 mm sebesar ± 0,1 mm
20
g. Pengujian silinder beton dilakukan pada benda uji yang berumur 7 hari dan
28 hari, kecuali bila ditentukan lain oleh Direksi Lapangan.
h. Selama pelaksanaan harus ada pengujian slump pada beton yang baru
keluar dari pengaduk. Batasan nilai slump antara 5 cm dan 12 cm sesuai
ketentuan Direksi Lapangan.
i. Pengujian silinder percobaan harus dilakukan di laboratorium yang disetujui
oleh Direksi Lapangan.
j. Pemborong harus membuat laporan tertulis atas data-data kualitas beton
yang dibuat dengan disahkan oleh Direksi Lapangan dan laporan tersebut
harus dilengkapi dengan nilai karakteristiknya.
k. Jika hasil kuat benda-benda uji tidak memberikan angka kekuatan yang
diminta, maka berlaku seperti yang ditetapkan dalam PBI-1971 dengan
biaya sepenuhnya menjadi tanggung jawab Pemborong.
l. Pada penggunaan adukan beton ready mix, Pemborong harus mendapat ijin
terlebih dahulu dari Direksi Lapangan, dengan terlebih dahulu mengajukan
calon nama dan alamat supplier untuk beton ready mix tersebut.
Pemborong bertanggung jawab bahwa adukan yang disuplai benar-benar
memenuhi syarat-syarat di dalam spesifikasi serta menjamin homogenitas
dan kualitas yang kontinu pada setiap pengiriman. Segala tes silinder yang
dilakukan di lapangan harus tetap dijalankan oleh supplier beton ready mix
dan diawasi oleh Direksi Lapangan.
4.2. Pengadukan
a. Pemborong harus menyediakan, memelihara dan menggunakan alat
pengaduk mekanis (beton mollen) yang harus selalu berada dalam kondisi
baik, sehingga dapat dihasilkan mutu adukan yang homogen. Jumlah tiap
bagian dari komposisi adukan beton harus diukur dengan teliti sebelum
dimasukkan ke dalam alat pengaduk dan diukur berdasarkan berat dan
volume.
b. Pengadukan beton harus dilakukan dengan alat pengaduk yang mempunyai
kapasitas 0,2 m3 dengan waktu tidak kurang dari 1,5 menit setelah semua
bahan adukan beton dimasukkan dengan segera, kecuali air yang dapat
dimasukkan sebagian terlebih dahulu.
22
c. Air untuk pencampur adukan beton dapat diberikan sebelum dan sewaktu
pengadukan dengan kemungkinan penambahan sedikit air pada waktu
proses pengeluaran dari adukan yang dapat dilakukan berangsur-angsur.
Penambahan air yang berlebihan yang dimaksudkan untuk menjaga
kekentalan yang diisyaratkan tidak dibenarkan.
4.3. Cetakan dan Perancah
a. Semua bekisting atau acuan / cetakan pembentuk beton harus
direncanakan dan dilaksanakan sebaik mungkin dan sesuai dengan
ketentuan dari Direksi Lapangan. Pemborong harus memberikan contoh
terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan Direksi Lapangan dalam
jangka waktu yang cukup longgar sebelum melaksanakan pekerjaan
pengecoran.
b. Semua bagian dari bekisting, atau cetakan pembentukan beton harus
benar-benar kuat dan kukuh serta harus dilengkapi pula dengan
ikatanikatan silang dan penguat-penguat lainnya. Hal tersebut dimaksudkan
agar supaya tidak terjadi adanya perubahan bentuk sewaktu dilakukan
pengerjaan pengecoran, pemadatan dan penggetaran beton. Bekisting yang
dibuat dari kayu atau plywood harus benar-benar cukup terikat dan rapat
untuk menghindari adanya kebocoran beton.
c. Untuk menghindari melekatnya beton terhadap bekisting, maka lapisan
minyak yang tipis sekali atau bahan lainnya yang telah disetujui oleh Direksi
Lapangan dapat dipergunakan untuk disapukan pada permukaan bagian
dalam dari bekisting sebelum bekisting tersebut dipasang dan dilakukan
pekerjaan pengecoran. d. Beton deking (spaler) minimum harus mempunyai
mutu yang sama dengan mutu beton yang akan digunakan. Tebal deking
disesuaikan dengan kebutuhan dan harus memenuhi ketentuan dalam PBI-
1971.
4.4. Lantai Kerja
a. Lantai kerja dibuat dari beton ringan/beton tumbuk
b. Permukaan lantai kerja harus bersih dan tidak tergenang air.
4.5. Pembesian
23
2. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Plesteran dilaksanakan sesuai dengan standar spesifikasi dari bahan yang
digunakan sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Direksi Lapangan dan
persyaratan tertulis dalam uraian dan syarat pekerjaan.
b. Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan bidang lantai beton
atau pasangan dinding batu bata telah disetujui oleh Direksi Lapangan.
c. Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai pemasangan
instalasi listrik dan plumbing untuk seluruh bangunan.
d. Untuk beton sebelum diplester permukaannya harus dibersihkan dari sisasisa
bekisting dan semua lubang pada permukaan beton harus ditutup adukan
plester.
e. Tebal plesteran minimal 2,5 cm, jika ketebalannya melebihi 2,5 cm harus diberi
kawat anyam untuk membantu dan memperkuat daya lekat dari plesterannya.
f. Jika terjadi keretakan sebagai akibat pengeringan yang tidak baik, plesteran
harus dibongkar kembali dan diperbaiki sampai dinyatakan diterima oleh Direksi
Lapangan dengan biaya atas tanggung jawab Pemborong.
g. Selama 7 (tujuh) hari pengacian selesai, Pemborong harus selalu menyiram
dengan air sampai jenuh sekurang-kurangnnya 2 kali sehari.
1. Penangkal Petir
a. Penangkal petir dikerjakan oleh Pemborong Khusus/Sub Pemborong yang
disetujui oleh Direksi Lapangan.
b. Pemborong bertanggung jawab terhadap hasil pekerjaan dengan ikut
mengawasi saat pekerjaan dilaksanakan oleh Pemborong Khusus/Sub
Pemborong.
2. Paving Block
a. Jalan masuk dan keluar dari dan ke lokasi gedung hotel harus dikerjakan sesuai
dengan Gambar Rencana.
b. Permukaan jalan ditutup dengan Paving Block yang bermutu baik. Penentuan
merk dan warna yang digunakan dilakukan dengan persetujuan tertulis dari
Direksi Lapangan
3. Tamanisasi
a. Setelah selesai dengan pelaksanaan pembangunan gedung dan kelengkapannya,
pemborong berkewajiban membersihkan halaman/lapangan dari sisa-sisa alat,
bahan dan bangunan sementara.
b. Setelah bersih, tanah harus diratakan sesuai dengan Peil pada Gambar Kerja.
c. Untuk bagian-bagian tertentu dari halaman gedung yang tidak dipakai untuk
parkir dan lalu lintas kendaraan, harus ditanami dengan tumbuh-tumbuhan
secukupnya.
d. Rencana untuk tamanisasi harus diajukan terlebih dahulu kepada direksi
Lapangan untuk mendapatkan persetujuan.