Anda di halaman 1dari 18

Pengantar Metode Numerik

Metode numerik adalah teknik dimana masalah matematika diformulasikan sedemikian rupa
sehingga dapat diselesaikan oleh pengoperasian matematika. Metode numerik menggunakan
perhitungan aritmatika yang terkesan menjemukan. Namun, seiring dengan perkembangan
teknologi metode numerik menjadi pilihan utama bagi mahasiswa matematika dalam
menyelesaikan masalah teknik.

Perhatikan ilustrasi berikut :

Selesaikan integral berikut : ∫

Cara 1 : Metode Analitik

∫ ( ) ( )

Cara 2 : Metode Numerik

-2 -1 -1/2 1/2 1 2

Dengan memperhatikan grafik di atas, diperoleh nilai pendekatan

I =p+q+r+s

= 2(p+q)

=2*[{f(-1)+f(-1/2)}*0,5/2+(f(-1/2)+f(0)}*0,5/2}]

=0,5*[f(-1)+2f(-1/2)+f(0)]

=0,5*[3+7,5+4]

=7,25

Tampak selisih hasil metode analitik dan numerik (error) adalah = 0,0833

Muhammad Istiqlal, M.Pd.|Metode Numerik 1


Perbedaan utama antara Metode Numerik dgn Metode Analitik terletak pada 2 hal:

Pertama, solusi dengan menggunakan Metode Numerik selalu berbentuk angka. Bandingkan
Metode Analitik yang biasanya menghasilkan solyusi dalam bentuk fungsi matematik yang
selanjutnya fungsi matematik tersebut dievaluasi untuk menghasilkan nilai dalam bentuk
angka.

Kedua, dengan metode numeric, kita hanya memperoleh solusi yang menghampiri atau
mendekati solusi sejati sehingga solusi numeric dinamakan juga solusi hampiran
(approximation) atau solusi pendekatan, namun solusi hampiran dapat dibuat seteliti yang
kita inginkan. Solusi hampiran jelas tidak tepat sama dengan solusi sejati, sehingga ada
selisih antara keduanya. Selisih inilah yang disebut dengan galat (error). Sedangkan Metode
Analitik, kita dapat menemukan solusi sejatinya dengan galat sebesar nol.

Akan terlihat lebih jelas dengan permisalan berikut :

1. Selesaikan sistem persamaan linear (SPL) berikut :


8a + 4b + 2c + d = 3
343a + 49b + 8c + d = 6
512a + 64b + 8c + d = 14
1728a + 144b + 12c + d = 10
Bayangkan! Bagaimana jika SPL terdiri atas banyak parameter?

2. Tentukan akar dari polinomial : f(x) =


Bagaimana dengan polinomial pangkat 10 atau lainnya yang lebih banyak?

Muhammad Istiqlal, M.Pd.|Metode Numerik 2


KESALAHAN DALAM METODE NUMERIK

Masalah yang diselesaikan menggunakan metode numerik pasti menghasilkan solusi


berbentuk angka (numerik). Solusi dalam bentuk angka tersebut merupakan solusi hampiran
atau pendekatan dan bukan merupakan solusi eksak/sebenarnya. Oleh karenanya, pasti
terdapat kesalahan (error) terhadap solusi yang diperoleh. Terdapat 2 (dua) kesalahan/ error
yang biasa digunakan dalam metode numerik, yaitu error mutlak dan error relatif.
1. Error Mutlak ()
Error mutlak adalah selisih nilai sebenarnya (hasil penyelesaian analitik) dengan nilai
pendekatan (hasil penyelesaian numerik).
Secara matematis :  ̂
dimana :  : error mutlak
: nilai sebenarnya
̂ : nilai pendekatan

2. Error Relatif (r)


Adalah persentase nilai error dibagi nilai sebenarnya, biasa disebut juga error fraksional

Secara matematis :  ( )

Error mutlak hanya menunjukkan besar kesalahan saja tidak bisa mengukur tingkat
kesalahan, dalam praktek tingkat kesalahan sering digunakan. Besar tingkat kesalahan
dapat diukur dengan error relatif.
Contoh 1 :
Diketahui panjang jembatan dan pensil sebenarnya (eksak) berturut-turut adalah 10 meter
dan 10 cm. Jika jembatan dan pensil diukur dengan suatu alat ukur berturut-turut 999cm
dan 9cm.
Maka dapat dihitung error mutlak dan error relatif sebagai berikut :
 Jembatan
- Error mutlak
 ̂
- Error Relatif

 ( ) ( )

Muhammad Istiqlal, M.Pd.|Metode Numerik 3


 Pensil
- Error mutlak
 ̂
- Error Relatif

 ( ) ( )

Tampak bahwa kesalahan mutlak jembatan dan pensil sama, yaitu : 1 cm. Tetapi kesalahan
relatif pensil jauh lebih besar dibanding jembatan. Hal ini berarti, pengukuran jembatan
memberikan hasil yang lebih memuaskan dibanding pengukuran pensil.

Ada 2 (dua) sumber kesalahan/ error dalam metode numerik, yaitu :


1. Error pembulatan
Kesalahan yang terjadi sebagai akibat tidak diperhitungkannya beberapa angka
terakhir dari suatu bilangan (diganti dengan angka 0)
Contoh 2: = 3,1415926 dibulatkan menjadi 3,14
95231 dibulatkan menjadi 95000
2. Error Pemotongan
Kesalahan yang terjadi sebagai akibat tdak dilakukannya hitungan sesuai dengan
prosedur matematika yang benar, misalkan suatu proses tak terhingga dihitung atau
diganti dengan proses berhingga.
Contoh 3:

Misalkan :

(penyelesaian eksak)

Dipotong

Jadi error pemotongannya :


 ̂ atau

 ( )

Muhammad Istiqlal, M.Pd.|Metode Numerik 4


Dalam metode numerik, nilai sejati hanya akan diketahui bilai kita berhadapan dengan
fungsi-fungsi yang dapat diselesaikan secara analitik. Jenis demikian merupakan kejadian
khusus (kasuistik), jika kita menyelediki perilaku teoritis suatu teknik tertentu. Tetapi dalam
aplikasi dunia nyata, sebelumnya tentu saja kita tidak mengetahui jawaban sebenarnya. Untuk
keadaan ini, suatu alternatif ialah menormalisasi kesalahan dengan menggunakan taksiran
terbaik dari harga sebenarnya terhadap pendekatan (aproksimasi) itu sendiri, yaitu sebagai
berikut :
kesalahan aproksimasi
a  .100%
aproksimasi
di mana simbol a menandakan bahwa kesalahan tersebut dinormalisasikan terhadapa sebuah
harga aproksimasi. Salah satu tantangan dari metode numerik adalah menentukan taksiran
kesalahan tanpa pengetahuan mengenai harga sebenarnya. Misalnya metode numerik tertentu
memakai pendekatan iterasi untuk menghitung jawaban. Dalam hal semacam itu, suatu
aproksimasi dibuat berdasarkan suatu aproksimasi sebelumnya. Prosesn tersebut dilakukan
berulangkali atau secara iterasi supaya dapat menghitung aproksimasi yang lebih baik dan
semakin baik. Untuk hal demikian kesalahan seringkali ditaksir sebagai perbedaan antara
aproksimasi sebelumnya dengan aproksimasi sekarang. Jadi, kesalahan relative ditentukan
menurut:
aproksimasi sekarang - aproksimasi sebelumnya
r  .100%
aproksimasi sekarang
Ada baiknya juga menghubungkan kesalahan-kesalahan ini dengan jumlah angka signifikan
pada pendekatan. Kita dapat menjamin bahwa hasilnya adalah betul hingga sekurang-
kurangnya n angka signifikan.
s  (0,5 102n )%

Contoh 4:
Taksiran Kesalahan bagi Metode Iterasi
Dalam matematika, fungsi-fungsi seringkali dapat dinyatakan oleh deret tak hingga, misalnya
fungsi eksponensial dapat dihitung menggunakan :
x 2 x3 xn
ex  1  x    
2! 3! n!
Jadi, kalau lebih banyak suku ditambahkan ke dalam deret, aproksimasi menjadi taksiran
yang jauh lebih baik daripada harga e x sebenarnya. Persamaan ini disebut dengan perluasan
Deret Maclaurin.

Muhammad Istiqlal, M.Pd.|Metode Numerik 5


Solusi :
Pertama, menentukan kesalahan agar meyakinkan suatu hasil sampai sekurang-kurangnya
tiga angka signifikan:
 s  (0,5 1023 )%  0,05%
Jadi, kita akan menambahkan suku-suku ke dalam deret sampat ea jatuh di bawah tingkat ini.
Taksiran pertama = 1. Taksiran kedua kemudian dihasilkan dengan menambah suku kedua
sebagai:
ex 1 x
Atau untuk x = 0,5
e0,5  1  0,5  1,5
Untuk memberikan kesalahan relatif persen sebenarnya dari persamaan ini adalah :
1, 648721271  1,5
r  .100%  9, 02%
1, 648721271
Persamaan di atas dapat dipakai untuk menentukan suatu taksiran aproksimasi kesalahan
sebagai:
1,5  1
a  .100%  33,3%
1,5
Karena  a tidak lebih kecil dari harga yang dibutuhkan a , kita akan melanjutkan komputasi

dengan menambahkan suku lainnya, x 2 / 2 !, dan mengulangi kalkulasi kesalahan. Proses itu
berlanjut sampai a s . Komputasi keseluruhan dapat diringkaskan sebagai berikut:

Suku Hasil r % a %
1 1 39,3
2 1,5 9,02 33,3
3 1,625 1,44 7,69
4 1,645833333 0,175 1,27
5 1,648437500 0,0172 0,158
6 1,648697917 0,00142 0,0158
Jadi, setelah enam suku dimasukkan, kesalahan taksiran jatuh di bawah s  0, 05% dan
perhitungan dihentikan. Tetapi perhatikan bahwa ketimbang tiga angka signifikan, hasilnya
akurat sampai lima. Hal ini dikarenakan persamaannya konservatif. Artinya meyakinkan
bahwa hasil itu sekurang-kurangnya sebaik yang ditentukan.

Muhammad Istiqlal, M.Pd.|Metode Numerik 6


Latihan Soal
1. Perluasan Deret Maclaurin untuk cos x adalah:
x 2 x 4 x 6 x8
cos x  1      ...
2! 4! 6! 8!
Mulai dengan versi paling sederhana cos x = 1, tambahkan satu suku setiap kali menaksir
cos( / 3) . Setelah setiap suku baru ditambahkan, hitung kesalahan relative persen
aproksimasi dan sebenarnya. Pakailah kalkulator Anda untuk menentukan harga
sebenarnya. Tambahkan suku-suku sampai harga absolut dari taksiran kesalahan
aproksimasi jatuh di bawah kriteria kesalahan untuk memastikan sampai dua angka
signifikan.
2. Lakukan perhitungan yang sama dalam soal nomor 1, tetapi gunakan perluasan Deret
Maclaurin untuk:
x3 x5 x 7
sin x  x     ...
3! 5! 7!

Muhammad Istiqlal, M.Pd.|Metode Numerik 7


AKAR PERSAMAAN NONLINEAR

Akar sebuah persamaan f(x) adalah titik potong antara sumbu X dan kurva f(x).

f(a)
b
a

f(b)

Untuk persamaan polynomial derajat 2 (kuadrat) : ax2  bx  c  0 , akar-akarnya secara


analitis dapat dicari dengan menggunakan rumus kuadrat.

Bagaimana dengan polynomial 3, 4, … atau persamaan nonlinear lainnya seperti persamaan


eksponensial atau persamaan transendental?

Jika cara analitik sangat sulit atau tidak bisa menyelesaikannya. Maka solusinya adalah
dengan Metode Numerik. Beberapa metode yang bisa digunakan untuk mencari akar
persamaan adalah :
a. Metode Tertutup
Mencari akar pada interval tertentu, dalam interval tersebut dipastikan ada satu akar dan
hasil selalu konvergen.
1. Metode Tabel
2. Metode Setengah Interval (Bisection)
3. Metode Interpolasi Linear (False Posision)
b. Metode Terbuka
Dalam mencari akar diperlukan nilai awal (tebakan awal), misalkan x0 : nilai inilah yang
digunakan untuk mencari nilai selanjutnya xn, hasilnya bisa konvergen atau divergen.
1. Metode Iterasi Sederhana
2. Metode Newton – Raphson
3. Metode Secan.

Muhammad Istiqlal, M.Pd.|Metode Numerik 8


METODE TERTUTUP
METODE TABEL

x f(x) Akar persamaan fungsi f(x) berada dalam interval x  [a,b]. Untuk
x0 = a f(a) mendapatkan nilai akar persamaannnya, interval x  [a,b] dibagi
x1 f(x1) menjadi N bagian dan dihitung nilai f(x) untuk setiap bagian. Sehingga
x2 f(x2) diperoleh tabel seperti disamping.
x3 f(x3) a = Batas bawah (xbawah)
… … b = Batas atas (xatas)
xn = b f(b)

Algortimanya:
1) Definisikan fungsi f(x)
2) Tentukan range untuk x yang berupa batas bawah dan batas atas.
3) Tentukan jumlah pembagian N
4) Hitung step pembagi h

5) Untuk I = 0 s/d N, hitung


xi = xbawah + i.h
yi = f(xi)
6) Untuk I = 0 s/d N dicari k dimana
 Bila f(xk) = 0 maka xk adalah penyelsaian
 Bila f(xk).f(xk-1) < 0 maka :
- Bila |f(xk)| < |f(xk-1)| maka xk adalah penyelesaian
- Bila tidak xk-1 adalah penyelsaian atau dapat dikatakan penyelesaian berada di
antara xk dan xk-1

Muhammad Istiqlal, M.Pd.|Metode Numerik 9


Contoh 5:
Diketahui persamaan nonlinear f(x) = x + ex. Tentukan akar x f(x)
persamaan nonlinear tersebut dalam interval x[-1,0]. -1.0 -0.63212
-0.9 -0.49343
Dengan membagi interval x[-1,0] menjadi 10 bagian, maka -0.8 -0.35067
diperoleh 11 nilai x = {-1,0,-0.9,-0.8,…,-0.1,0.0}. Kemudian dicari -0.7 -0.20341
-0.6 -0.05119
nilai f(x)nya. Misalkan : -0.5 0.10653
f(-0.5) = -0.5 + e-0.5 = 0,10653. -0.4 0.27032
-0.3 0.44082
Dari tabel di atas, akar persamaan sebenarnya terletak antara interval -0.2 0.61873
x[-0.6,-0.5]. Dari 2 nilai tersebut dapat dipilih nilai pendekatan akar -0.1 0.80484
0.0 1.00000
persamaannya, yaitu: -0.6, karena f(-0.6) = -0.05119 , f(-0.5) =
0.10653.

Latihan Soal
1. Dengan membagi interval x  [-0.6,-0.5] menjadi 5 bagian. Dengan menggunakan
Metode Tabel tentukan akar persamaan nonlinear f  x   x  e x .

2. Tentukan akar persamaan f  x   x3  x2 – 3x – 3 pada interval x[1,2].

Metode tabel cenderung memberikan hasil yang kurang teliti (memberikan error yang kebih
besar) disbanding metode lainnya. Tetapi metode ini dapat digunakan untuk menentukan
taksiran nilai awal sebelum menggunakan metode selanjutnya.

METODE TERTUTUP

METODE SETENGAH INTERVAL (BISECTION)


Ide awal metode ini adalah metode tabel, dimana daerah/ interval dibagi menjadi N bagian.
Pada metode Bisection membagi interval menjadi 2 bagian, yaitu bagian yang mengandung
akar (bagian ini dibagi menjadi 2 bagian lagi) dan bagian lainnya dibuang. Demikian
seterusnya sampai diperoleh akar persamaannya.

Muhammad Istiqlal, M.Pd.|Metode Numerik 10


Ilustrasi :

C3
a C1 C2 b

Dimana :
ab c b c b
c1  , c2  1 , dan c3  2
2 2 2

Muhammad Istiqlal, M.Pd.|Metode Numerik 11


Algoritmanya

Mulai

Hitung nilai fungsi pada interval x sehingga diperoleh 2


nilai dengan tanda yang berbeda (+ atau -).
Misalkan : f(a1) dan f(a2)

𝑎𝑛 +𝑏𝑛
Hitung : 𝑥𝑡 f(an) dan f(xt)
bertanda sama

Ya!
f(an)f(xt) > 0 𝑎𝑛+ 𝑥𝑡
𝑏𝑛+ 𝑏𝑛

Tidak

𝑎𝑛+ 𝑎𝑛
Proses 𝑏𝑛+ 𝑥𝑡
Pengulangan

Tidak f(an+1)f(bn+1) >


0

Solusi :biasanya xt → an+1


atau bn+1 yang nilai f(x) nya
𝑆𝑒𝑙𝑒𝑠𝑎𝑖 mendekati nol

Jika f  an  dan f  bn  tandanya sama maka tidak ada akar dalam interval x   a0 , b0  .

Idealnya f  an1  f  bn1   0 , tetapi sering kali untuk mencapainya diperlukan proses

perulangan (iterasi) yang tak hingga jumlahnya.

Agar proses selesai, maka perlu pembatasan baik dari segi jumlah iterasi (n) maksimum yang

terjadi atau target error ( ) yang ingin dicapai.

xt _ baru  xt _ lama
a  x100%
xt _ baru

Muhammad Istiqlal, M.Pd.|Metode Numerik 12


Contoh :

Tentukan salah satu akar persamaan f  x   x3  x 2  3x – 3 yang terletak pada interval

x[1,2].

Jawab :

Langkah 1

f 1 dan f  2  mempunyai tanda yang berbeda, jadi ada akar persamaan dalam

interval x[1,2].

Karena f  a1  1 f  x1  1,5  0 → a2  xt  1,5 dan b2  b1  2

Baca, akar terletak dalam interval

Karena f 1.5  1,875 ≠ 0 maka dilakukan perulangan (langkah 2)

Langkah 2

f 1,5  1,875 dan f  2   3

a2  b2 1,5  2
xt    1, 75  f 1, 75  1, 753  1, 752  3 1, 75   3  0,17187
2 2

Karena f  a2  1.5 f  xt  1.75  0 → a3  a2  1,5 dan b3  xt  1,75

Baca, akar terletak dalam interval

Karena f(1.75) = 0.17187 ≠ 0 maka dilakukan perulangan kembali sampai diperoleh

f  an1  f  bn1  ≈ 0

Perhitungan silakan dilanjutkan hingga mendapatkan jawaban yang diinginkan.

Muhammad Istiqlal, M.Pd.|Metode Numerik 13


Latihan Soal

1. Diketahui persamaan nonlinear f(x) = x + ex. Tentukan akar persamaan nonlinear

tersebut dalam interval x[-1,0] dengan menggunakan metode biseksi sampai dengan 5

iterasi, kemudian hitung nilai ԑa nya.

2. Menggunakan metode biseksi. Tentukan akar persamaan ln x = x 2 – 3 pada interval

x[1,2] dengan target errornya ԑa = 10%.

METODE REGULA FALSI/ FALSE POSITION

Metode ini memanfaatkan kemiringan dan selisih tinggi dari 2 titik batas range untuk mencari

nilai akar persamaan suatu fungsi. Metode ini dianggap lebih cepat memberikan nilai akar

dibanding metode biseksi.

Ilustrasi :

c
a b
c*

Dimana :

f b   f  a  f c   f a 
slope =  , f c  0
ba ca

 b  a  
 
c  a   f a  
 f b  f  a  
 

Muhammad Istiqlal, M.Pd.|Metode Numerik 14


 b  a  
c  a  f  a    
 f b  f  a  

Dengan mengganti c dengan xt, maka diperoleh :

  b  a   a. f  b   b. f  a 
xt  a  f  a     
 f b  f  a   f b  f  a 

Algortimanya :

Mulai

Hitung nilai fungsi pada interval x sehingga diperoleh 2


nilai dengan tanda yang berbeda (+ atau -).
Misalkan : f(a1) dan f(b1)

𝑎𝑛 𝑓 𝑏𝑛 𝑏𝑛 𝑓 𝑎𝑛
𝑥𝑡 𝑓 𝑏𝑛 𝑓 𝑎𝑛

Ya!
f(an)f(xt) > 0 𝑎𝑛+ 𝑥𝑡
𝑏𝑛+ 𝑏𝑛

Tidak

Proses 𝑎𝑛+ 𝑎𝑛
Perulangan 𝑏𝑛+ 𝑥𝑡

Tidak
f(an+1)f(bn+1) =
0

Solusi :biasanya xt → an+1


atau bn+1 yang nilai f(x) nya
𝑆𝑒𝑙𝑒𝑠𝑎𝑖 mendekati nol

Jika f(an) dan f(bn) tandanya sama maka tidak ada akar dalam interval x[a0, b0]. Idealnya

f(an+1)f(bn+1) = 0, tetapi sering kali untuk mencapainya diperlukan proses perulangan (iterasi)

yang tak hingga jumlahnya.

Muhammad Istiqlal, M.Pd.|Metode Numerik 15


Agar proses selesai, maka perlu pembatasan baik dari segi jumlah iterasi (n) maksimum yang

terjadi atau target error ( ) yang ingin dicapai.

| |

Contoh :

Tentukan salah satu akar persamaan f(x) = x3 + x2 – 3x – 3 yang terletak pada interval

x[1, 2] dengan ԑa maksimum 0.5%.

Jawab :

Langkah 1

f(x) = x3 + x2 – 3x – 3 {

f(1) dan f(2) mempunyai tanda yang berbeda, jadi ada akar persamaan dalam interval x [1,

2].

Karena f(a1= 1)f(xt=1.57142) > 0 →a2 = xt = 1.57142 dan b2 = b1 = 2

baca : akar terletak dalam interval x[1.57142, 2]

Karena f(1.57142) = -1.36449 ≠ 0 dan error belum dapat dihitung maka dilakukan perulangan

(langkah 2)

Langkah 2

f(1.57142) = -1.36449 dan f(2) = 3

Karena f(a2= 1.57142)f(xt= ) > 0 →a3 = xt = 1.70540 dan b3 = b2 = 2

Muhammad Istiqlal, M.Pd.|Metode Numerik 16


baca : akar terletak dalam interval x[1.70540, 2]

Karena f(1.70540) = -0.24784 ≠ 0 dan

| | | |

maka dilakukan perulangan kembali (langkah 3)

Langkah 3

Silahkan dilanjutkan sampai dengan

Latihan Soal

1. Diketahui persamaan nonlinear f(x) = ex – x – 2. Tentukan akar persamaan nonlinear

tersebut dalam interval x[-2.4, -1.6] dengan menggunakan metode interpolasi linear

sampai dengan 3 iterasi, kemudian hitung nilai nya.

2. Menggunakan metode regula falsi. Tentukan akar persamaan ln x = x 2 – 3 pada interval

x[1, 2] dengan target errornya maksimal = 1% atau iterasi maksimum 5 kali.

Muhammad Istiqlal, M.Pd.|Metode Numerik 17


Referensi

Steven C. Chapra & Raymond P. Canale. 2007. Metode Numerik untuk Teknik Dengan
Penerapan pada Komputer Pribadi. Jakarta: UI Press.
Mohammad Farhan Q. (2010). Modul Praktikum Metode Numerik (Hand Out). UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta.

Muhammad Istiqlal, M.Pd.|Metode Numerik 18

Anda mungkin juga menyukai