Metode numerik adalah teknik dimana masalah matematika diformulasikan sedemikian rupa
sehingga dapat diselesaikan oleh pengoperasian matematika. Metode numerik menggunakan
perhitungan aritmatika yang terkesan menjemukan. Namun, seiring dengan perkembangan
teknologi metode numerik menjadi pilihan utama bagi mahasiswa matematika dalam
menyelesaikan masalah teknik.
∫ ( ) ( )
-2 -1 -1/2 1/2 1 2
I =p+q+r+s
= 2(p+q)
=2*[{f(-1)+f(-1/2)}*0,5/2+(f(-1/2)+f(0)}*0,5/2}]
=0,5*[f(-1)+2f(-1/2)+f(0)]
=0,5*[3+7,5+4]
=7,25
Tampak selisih hasil metode analitik dan numerik (error) adalah = 0,0833
Pertama, solusi dengan menggunakan Metode Numerik selalu berbentuk angka. Bandingkan
Metode Analitik yang biasanya menghasilkan solyusi dalam bentuk fungsi matematik yang
selanjutnya fungsi matematik tersebut dievaluasi untuk menghasilkan nilai dalam bentuk
angka.
Kedua, dengan metode numeric, kita hanya memperoleh solusi yang menghampiri atau
mendekati solusi sejati sehingga solusi numeric dinamakan juga solusi hampiran
(approximation) atau solusi pendekatan, namun solusi hampiran dapat dibuat seteliti yang
kita inginkan. Solusi hampiran jelas tidak tepat sama dengan solusi sejati, sehingga ada
selisih antara keduanya. Selisih inilah yang disebut dengan galat (error). Sedangkan Metode
Analitik, kita dapat menemukan solusi sejatinya dengan galat sebesar nol.
Error mutlak hanya menunjukkan besar kesalahan saja tidak bisa mengukur tingkat
kesalahan, dalam praktek tingkat kesalahan sering digunakan. Besar tingkat kesalahan
dapat diukur dengan error relatif.
Contoh 1 :
Diketahui panjang jembatan dan pensil sebenarnya (eksak) berturut-turut adalah 10 meter
dan 10 cm. Jika jembatan dan pensil diukur dengan suatu alat ukur berturut-turut 999cm
dan 9cm.
Maka dapat dihitung error mutlak dan error relatif sebagai berikut :
Jembatan
- Error mutlak
̂
- Error Relatif
( ) ( )
Tampak bahwa kesalahan mutlak jembatan dan pensil sama, yaitu : 1 cm. Tetapi kesalahan
relatif pensil jauh lebih besar dibanding jembatan. Hal ini berarti, pengukuran jembatan
memberikan hasil yang lebih memuaskan dibanding pengukuran pensil.
Misalkan :
(penyelesaian eksak)
Dipotong
( )
Contoh 4:
Taksiran Kesalahan bagi Metode Iterasi
Dalam matematika, fungsi-fungsi seringkali dapat dinyatakan oleh deret tak hingga, misalnya
fungsi eksponensial dapat dihitung menggunakan :
x 2 x3 xn
ex 1 x
2! 3! n!
Jadi, kalau lebih banyak suku ditambahkan ke dalam deret, aproksimasi menjadi taksiran
yang jauh lebih baik daripada harga e x sebenarnya. Persamaan ini disebut dengan perluasan
Deret Maclaurin.
dengan menambahkan suku lainnya, x 2 / 2 !, dan mengulangi kalkulasi kesalahan. Proses itu
berlanjut sampai a s . Komputasi keseluruhan dapat diringkaskan sebagai berikut:
Suku Hasil r % a %
1 1 39,3
2 1,5 9,02 33,3
3 1,625 1,44 7,69
4 1,645833333 0,175 1,27
5 1,648437500 0,0172 0,158
6 1,648697917 0,00142 0,0158
Jadi, setelah enam suku dimasukkan, kesalahan taksiran jatuh di bawah s 0, 05% dan
perhitungan dihentikan. Tetapi perhatikan bahwa ketimbang tiga angka signifikan, hasilnya
akurat sampai lima. Hal ini dikarenakan persamaannya konservatif. Artinya meyakinkan
bahwa hasil itu sekurang-kurangnya sebaik yang ditentukan.
Akar sebuah persamaan f(x) adalah titik potong antara sumbu X dan kurva f(x).
f(a)
b
a
f(b)
Jika cara analitik sangat sulit atau tidak bisa menyelesaikannya. Maka solusinya adalah
dengan Metode Numerik. Beberapa metode yang bisa digunakan untuk mencari akar
persamaan adalah :
a. Metode Tertutup
Mencari akar pada interval tertentu, dalam interval tersebut dipastikan ada satu akar dan
hasil selalu konvergen.
1. Metode Tabel
2. Metode Setengah Interval (Bisection)
3. Metode Interpolasi Linear (False Posision)
b. Metode Terbuka
Dalam mencari akar diperlukan nilai awal (tebakan awal), misalkan x0 : nilai inilah yang
digunakan untuk mencari nilai selanjutnya xn, hasilnya bisa konvergen atau divergen.
1. Metode Iterasi Sederhana
2. Metode Newton – Raphson
3. Metode Secan.
x f(x) Akar persamaan fungsi f(x) berada dalam interval x [a,b]. Untuk
x0 = a f(a) mendapatkan nilai akar persamaannnya, interval x [a,b] dibagi
x1 f(x1) menjadi N bagian dan dihitung nilai f(x) untuk setiap bagian. Sehingga
x2 f(x2) diperoleh tabel seperti disamping.
x3 f(x3) a = Batas bawah (xbawah)
… … b = Batas atas (xatas)
xn = b f(b)
Algortimanya:
1) Definisikan fungsi f(x)
2) Tentukan range untuk x yang berupa batas bawah dan batas atas.
3) Tentukan jumlah pembagian N
4) Hitung step pembagi h
Latihan Soal
1. Dengan membagi interval x [-0.6,-0.5] menjadi 5 bagian. Dengan menggunakan
Metode Tabel tentukan akar persamaan nonlinear f x x e x .
Metode tabel cenderung memberikan hasil yang kurang teliti (memberikan error yang kebih
besar) disbanding metode lainnya. Tetapi metode ini dapat digunakan untuk menentukan
taksiran nilai awal sebelum menggunakan metode selanjutnya.
METODE TERTUTUP
C3
a C1 C2 b
Dimana :
ab c b c b
c1 , c2 1 , dan c3 2
2 2 2
Mulai
𝑎𝑛 +𝑏𝑛
Hitung : 𝑥𝑡 f(an) dan f(xt)
bertanda sama
Ya!
f(an)f(xt) > 0 𝑎𝑛+ 𝑥𝑡
𝑏𝑛+ 𝑏𝑛
Tidak
𝑎𝑛+ 𝑎𝑛
Proses 𝑏𝑛+ 𝑥𝑡
Pengulangan
Jika f an dan f bn tandanya sama maka tidak ada akar dalam interval x a0 , b0 .
Idealnya f an1 f bn1 0 , tetapi sering kali untuk mencapainya diperlukan proses
Agar proses selesai, maka perlu pembatasan baik dari segi jumlah iterasi (n) maksimum yang
xt _ baru xt _ lama
a x100%
xt _ baru
x[1,2].
Jawab :
Langkah 1
f 1 dan f 2 mempunyai tanda yang berbeda, jadi ada akar persamaan dalam
interval x[1,2].
Langkah 2
a2 b2 1,5 2
xt 1, 75 f 1, 75 1, 753 1, 752 3 1, 75 3 0,17187
2 2
f an1 f bn1 ≈ 0
tersebut dalam interval x[-1,0] dengan menggunakan metode biseksi sampai dengan 5
Metode ini memanfaatkan kemiringan dan selisih tinggi dari 2 titik batas range untuk mencari
nilai akar persamaan suatu fungsi. Metode ini dianggap lebih cepat memberikan nilai akar
Ilustrasi :
c
a b
c*
Dimana :
f b f a f c f a
slope = , f c 0
ba ca
b a
c a f a
f b f a
b a a. f b b. f a
xt a f a
f b f a f b f a
Algortimanya :
Mulai
𝑎𝑛 𝑓 𝑏𝑛 𝑏𝑛 𝑓 𝑎𝑛
𝑥𝑡 𝑓 𝑏𝑛 𝑓 𝑎𝑛
Ya!
f(an)f(xt) > 0 𝑎𝑛+ 𝑥𝑡
𝑏𝑛+ 𝑏𝑛
Tidak
Proses 𝑎𝑛+ 𝑎𝑛
Perulangan 𝑏𝑛+ 𝑥𝑡
Tidak
f(an+1)f(bn+1) =
0
Jika f(an) dan f(bn) tandanya sama maka tidak ada akar dalam interval x[a0, b0]. Idealnya
f(an+1)f(bn+1) = 0, tetapi sering kali untuk mencapainya diperlukan proses perulangan (iterasi)
| |
Contoh :
Tentukan salah satu akar persamaan f(x) = x3 + x2 – 3x – 3 yang terletak pada interval
Jawab :
Langkah 1
f(x) = x3 + x2 – 3x – 3 {
f(1) dan f(2) mempunyai tanda yang berbeda, jadi ada akar persamaan dalam interval x [1,
2].
Karena f(1.57142) = -1.36449 ≠ 0 dan error belum dapat dihitung maka dilakukan perulangan
(langkah 2)
Langkah 2
| | | |
Langkah 3
Latihan Soal
tersebut dalam interval x[-2.4, -1.6] dengan menggunakan metode interpolasi linear
Steven C. Chapra & Raymond P. Canale. 2007. Metode Numerik untuk Teknik Dengan
Penerapan pada Komputer Pribadi. Jakarta: UI Press.
Mohammad Farhan Q. (2010). Modul Praktikum Metode Numerik (Hand Out). UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta.