4; Oktober 2016:144-153
oleh
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “Analisis Tokoh dan Penokohan Dalam Novel Sepatu Dahlan
Karya Khrisna Pabichara”. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan peran, watak dan
teknik penokohan yang terdapat dalam novel Sepatu Dahlan Karya Khrisna Pabichara.
Sumber data penelitian ini adalah novel Sepatu Dahlan Karya Khrisna Pabichara edisi
pertama. Penelitian menggunakan metode analisis deskriptif Teknik pengumpulan data
dalam penelitian ini adalah teknik studi dokumenter. Hasil penelitian ini merujuk pada
peran, watak, dan teknik penokohan. Adapun peran tokoh meliputi : (1) tokoh utama, (2)
tokoh tambahan, (3) tokoh protagonis dan antagonis, (4) tokoh statis dan berkembang, dan
(5) tokoh tipikal dan netral. Adapun watak tokoh meliputi : (1) pekerja keras, (2) suka
membantu, (3) patuh pada orang tua, (4) sederhana. (5) pendiam, (6) baik hati, (7)
penyayang, (8) tegar, (9) mandiri, (10) tegas, dan (11) sombong. Adapun teknik penokohan
meliputi: (1) teknik ekspositorik/ analitik (langsung), dan (2) teknik dramatik (tidak
langsung).
Kata kunci: Analisis, tokoh, penokohan
ABSTRACT
This study entitled "Analysis of People and Personalities In Novel Shoes Dahlan work
Pabichara Krishna". This study aims to describe the role, character and characterization
techniques contained in novel Krishna Pabichara Shoes Dahlan work. The data source of
this research is the novel Shoes Dahlan work Khrisna Pabichara first edition. Research
using descriptive analysis method of data collection techniques in this research is the study
of documentary technique. The results of this study refers to the role, character, and
characterization techniques. The role of leaders include: (1) the main character, (2) an
additional character, (3) the protagonist and antagonist, (4) the static figures and growing,
and (5) a typical figure and neutral. The character figures include: (1) a hard worker, (2)
like to help, (3) obey the parents, (4) simple. (5) quiet, (6) a good heart, (7) compassionate,
(8) strong, (9) independent, (10) firmly, and (11) arrogant. The characterization techniques
include: (1) engineering ekspositorik / analytic (direct), and (2) the dramatic techniques
(indirect).
Keywords: Analysis, character, characterization
*
Mahasiswa Jurusan PBSI FKIP Unsyiah
**
Dosen Jurusan PBSI FKIP Unsyiah
Analisis Tokoh dan Penokohan...(Ucha Raiani Mukhtar, Mukhlis, & Subhayni) 145
berumur belasan tahun tapi sudah Selain itu, bahasa novel cenderung
menjalani hidup dengan penuh segala menggunakan bahasa sehari-hari yang
lika-liku kehidupan. Ketukunannya dalam paling umum digunakan oleh masyarakat
menuntut ilmu membuahkan hasil yang (Nurgiyantoro, 1995:6).
sangat luar biasa, bukan hanya sepatu dan Prosa fiksi ditinjau dari segi
sepeda yang Dahlan dapatkan dari bentuk terdiri dari novel dan cerita
ketukunannya. Dahlan juga mendapatkan pendek dapat dilihat dari segi formalitas
prestasi terbaik di sekolahnya dan dia bentuk, segi panjang cerita, dan
juga menjadi pelatih voli. Kisah karakteristik permasalahannya. Novel
perjuangan hidup seorang anak petani termuat beberapa permasalahan, dan
yang memiliki cita-cita sederhana dan pencitraannya lebih detil, lebih rinci dan
cinta masa remaja yang membuat Dahlan lebih banyak. Sementara cerpen hanya
bersemangat untuk melanjutkan kuliah mengemukakan satu pemasalahan dan
yang hanya bermodal tekad dan restu menuntut pencitraan serba ringkas, tidak
Bapaknya. Sesuai perkembangan dan sampai pada detil-detil khususnya dan
tuntutan zaman saat ini, novel ini sangat hanya memuat yang kurang penting yang
bagus untuk dijadikan pedoman remaja bersifat memperpanjang cerita, penutupan
saat ini yang pada umumnya bisa cepen juga sering bersifat memaksa
bersekolah dengan nyaman tapi tidak (Nurgiyantoro,1995:11).
sedikit dari mereka yang tidak 1) Dari segi panjang cerita, novel lebih
bersungguh-sunguh untuk menuntut ilmu. panjang dari cerpen. Oleh karena itu,
Analisis tokoh dan penokohon novel dapat mengemukakan sesuatu
dalam novel sudah dilakukan dengan secara bebas, menyajikan sesuatu
penelitian yang berbeda, antara lain oleh secara lebih banyak, lebih rinci, lebih
Azman (2014), yang berjudul Analisis detail, lebih banyak melibatkan
Watak Tokoh Novel sepatu Dahlan Karya berbagai permasalahan yang
Khrisna Pabichara (Skripsi jurusan PBSI komplek. Hal itu mencakup berbagai
FKIP Universitas Maritim Raja Ali Haji, unsur cerita yang membangun novel
Tanjung Pinang). Selanjutnya, Zuhra itu.
Alfian (2014), Analisis Tokoh Dan 2) Kelebihan novel yang khas adalah
Penokohan Dalam Novel Hafalan Shalat kemampuan dalam menyampaikan
Delisa. Nini Gustina (2010), Analisis permasalahan yang komplek secara
Tokoh dan Penokohan dalam penuh, mengkreasikan sebuah dunia
NovelBidadari Hitam. yang menarik. Hal itu berarti
Novel merupakan sebuah membaca sebuah novel menjadi lebih
karangan prosa yang panjang dan mudah sekaligus lebih sulit daripada
mengandung rangkaian cerita kehidupan membaca cerpen. Ia lebih mudah
seseorang dengan orang yang berada di karena tidak menuntut kita
sekelilingnya dengan menonjolkan sifat, memahami masalah yang komplek
tingkah laku, watak, dan perilaku setiap dalam bentuk dan waktu sedikit.
tokoh atau pelaku dalam cerita Sebaliknya, ia lebih sulit karena
(Depdiknas, 2007:288). Novel berupa penulisan dalam skala besar
merupakan salah satu karya fiksi. Novel daripada cerpen.
adalah karya fiksi yang mengandalkan 3) Novel dapat menawarkan tokoh dari
karya kekuatan daya imajinatif pengarang suatu tema, yaitu satu tema utama dan
dalam proses penciptaannya. Novel tema-tema tambahan. Hal ini sejalan
menampilkan unsur cerita yang paling dengan adanya plot utama dan
lengkap, memiliki media yang luas, subplot di atas yang menyampaikan
menyajikan masalah-masalah satu konflik utama dan konflik
kemasyarakatan yang paling luas juga. pendukung.
Analisis Tokoh dan Penokohan...(Ucha Raiani Mukhtar, Mukhlis, & Subhayni) 147
Penokohan adalah cara pengarang dengan teknik ini akan terlihat seperti
menggambarkan atau melukiskan tokoh dunia dogeng penuturannya yang bersifat
dalam cerita yang ditulisnya. Dalam mekanis dan kurang alami.
penokohan watak atau karakter tokoh 1) Dramatik (Tidak Langsung)
dapat dilihat melalui dialog tokoh, Penggambran watak tokoh dengan
penjelasan tokoh, dan penggambaran teknik ini, pengarang melukiskan sifat
fisik. Penokoham dan tokoh dalam dan ciri tokoh melalui reaksi tokoh
sebuah cerita sangat erat kaitannya sebab tambahan terhadap tokoh utama,
perwatakan tokoh digambarkan melalui gambaran lingkungan di sekitar, jalan
penampilan si tokoh. Menurut pikiran tokoh, serta percakapan antar
Nurgiyantoro (1995:166), penokohan tokoh dalam cerita tersebut. Menurut
menunjuk pada penempatan tokoh-tokoh Nurgiyantoro (1995:199), teknik
tertentu dengan watak tertentu dalam dramatik yaitu pengarang tidak
sebuah cerita. Perwatakan (karakterisasi) mendeskripsikan secara ekplisit sifat,
dapat diperoleh dengan memberi sikap, dan tingkah laku tokoh. Pengarang
gambaran mengenai tindak-tanduk, membiarkan para tokoh cerita untuk
ucapan atau sejalan tidaknya antara apa menunjukan kediriannya sendiri melalui
yang dikatakan dengan apa yang berbagai aktivitas yang dilakukan, baik
dilakukan. Perilaku para tokoh dapat secara verbal dan non verbal lewat
diatur melalui tindak-tanduk, ucapan, tindakan atau tingkah laku, dan juga
kebiasaan, dan sebagainya. Menurut melalui peristiwa yang terjadi.
Jones (dalam Nurgiyantoro, 1995:165), Berhubung sifat kedirian tokoh tidak
penokohan merupakan pelukisan dideskripsikan secara jelas dan lengkap,
gambaran yang jelas tentang seorang ia akan hadir kepada pembaca secara
yang ditampilkan dalam sebuah cerita. sepotong-sepotong, dan tidak sekaligus.
Ekspositori /Analitik (Langsung) Ia baru lengkap setelah pembaca
Deskripsi kehadiran tokoh yang menyelesaikan sebagian besar cerita,
dilakukan secara langsung oleh setelah menyelesaikannya, atau bahkan
pengarang akan berwujud penuturan yang setelah mengulang baca sekali lagi.
bersifat deskriptif pula. Artinya, ia tak Untuk memahami kedirian seorang
akan berwujud penuturan yang bersifat tokoh, apalagi yang tergolong tokoh
dialog, walau bukan merupakan suatu kompleks, pembaca dituntut untuk dapat
pantangan atau pelanggaran jika di dalam menafsirkannya sendiri.
dialog pun tercermin watak para tokoh
yang terlibat. Hal inilah yang Metode Penelitian
menyebabkan pembaca akan dengan Pendekatan /jenis pendekatan metode
mudah memahami ciri-ciri kehadiran yang digunakan dalam penelitian ini
tokoh tanpa harus menafsirkan sendiri adalah metode deskriptif analisis dengan
dengan kemungkinan kurang tepat. pendekatan yang sesuai digunakan dalam
Namun hal ini pulalah yang dipandang penelitian ini adalah pendekatan
orang sebagian kelemahan teknik sruktural. Pendekatan ini juga sering
ekspositori (Nurgiyantoro, 1995:195). dinamakan dengan pendekatan objektif,
Dalam teknik ini pengarang langsung pendekatan formal, atau pendekatan
melukiskan atau menyebutkan secara analitik (Semi, 1994:67). Strukturalisme
terperinci bagaimana watak tokoh, ciri- dapat dipandang sebagai salah satu
ciri fisiknya, apa pekerjaannya dan pendekatan kesastraan yang menekan
sebagainya sehingga pembaca tidak pada kajian hubungan antar unsur
diberikan kebebasan untuk pembangun karya sastra yang
mengimajinasikan bagaimana gambaran bersangkutan. Analisis struktural karya
watak tokoh. Cerita yang digambarkan sastra dalam hal ini fiksi dapat dilakukan
Analisis Tokoh dan Penokohan...(Ucha Raiani Mukhtar, Mukhlis, & Subhayni) 149
Bapak memang tak suka basa-basi. “Iya, ya, nanti kalau batik Ibu
Kalau bicara langsung ke pokok sudah jadi nomor satu dan
permasalahan. (hlm. 17) semakin banyak yang beli, kalian
Sifat pekerja keras, tegar, dan mau minta apa pun akan Ibu
pendiam Bapak digambarkan dengan belikan.” (hlm. 48)
teknik analitik, yaitu pelukisan tokoh
cerita dilakukan dengan memberikan Sifat penyanyang Ibu
digambarkan dengan teknik pemikiran
152 Jurnal Ilmiah Mahasiswa Jurusan PBSI Vol. 1 No. 4; Oktober 2016:144-153
dan perasaan. Perbuatan, kata-kata, serta penyanyang dan baik hati hati. Bukti Ibu
jalan pikiran dan perasaan yang akan memiliki watak penyanyang, Zain
mencerminkan sifat tokoh. Sifat baik hati Merupakan tokohyang memiliki sifat
hati Ibu digambarkan dengan teknik mandiri, Mbak Sofwati merupakan tokoh
cakapan, yaitu percakapan yang yang memiliki watak pendiam, tegas, dan
dilakukan oleh tokoh-tokoh dalam suatu penyayang, Mandor Komar tokoh yang
cerita biasanya juga dimasukkan untuk memiliki watak suka menolong, Kadir
menggambarkan sifat-sifat tokoh merupakan tokoh yang meiliki sifat
bersangkutan. pendiam dan baik hati, Maryati
merupakan tokoh yang memiliki watak
Simpulan baik hati hati, Komariyah merupakan
Tokoh dan penokohan merupakan bagian tokoh yang memilki watak baik hati dan
dari unsur intrinsik dalam sebuah karya tomboi, Imran, tokoh yang memiliki
sastra, khususnya novel. Tokoh atau watak baik hati, Arif merupakan
pelaku yang mengembankan cerita dalam tokohyang memiliki watak baik hati,
karya fiksi sehingga peristiwa itu mampu Mbak Atun tokohyang memiliki watak
menjalin sebuah cerita. Tokoh dalam penyanyang, Ustaz Jabbar merupakan
sebuah cerita sangat dibutuhkan, sebuah tokohyang memiliki watak baik hati,
karya sastra tanpa tokoh alur cerita ini Juragan Akbar merupakan tokoh yang
tidak akan pernah rampung.Penokohan memiliki watak sombong, Kiai Irsyad
adalah cara pengarang menggambarkan merupakantokoh yang memiliki watak
atau melukiskan tokoh dalam cerita yang karismatik, Fauzan merupakan tokoh
ditulisnya. Dalam penokohan watak atau yang memiliki watak angkuh.
karakter tokoh dapat dilihat melalui
dialog tokoh, penjelasan tokoh, dan DAFTAR PUSTAKA
penggambaran fisik. Penokoham dan Aminuddin, 2000. Pengantar Apresiasi
tokoh dalam sebuah cerita sangat erat Sastra. Bandung: Sinar Baru
kaitannya sebab perwatakan tokoh Algensindo.
digambarkan melalui penampilan si
tokoh. Arikunto, Suharismi. 1998. Proseder
Berdasarkan uraian dan Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
panganalisisan data mengenai tokoh dan
penokohan dalam novel Sepatu Dahlan Depdiknas, 2007. Kamus Besar Bahasa
Karya Khrisna Pabichara. Tokoh yang Indonesia. Jakarta: Balai Bahasa.
ditemukan dalam novel Sepatu Dahlan
Karya Khrisna Pabichara mempunyai Mahmud, Amir dkk.. 1997. Analisis
fungsi dan kedudukan yang khas dalam Struktur dan Nilai Budaya.
penokohan. Secara garis besar kaitan Jakarta: Pusat Pembinaan dan
tokoh dan penokohan dalam novel ini Pengembangan Bahasa
sangat erat, seperti dalam memberikan Departemen pendidikan dan
nuasa cerita yang khas dan berkarakter. Kebudayaan.
Adapun simpulan hasil penelitian
ini sebagai berikut: Dahlan memiliki Moleong, Lexi J. 2008. Metode
watak pekerja keras, suka membantu, Penelitian Kualitatif. Bandung:
sederhana dan patuh pada orang tua. Remaja Rosda Karya.
Bukti Dahlan memiliki Watak pekerja
keras, Bapak memiliki watak yang Nurgiyantoro, Burhan. 1995. Teori
semangat bekerja tinggi, tegar, dan Pengkajian Fiksi. Yogyakarta:
pendiam. Bukti memiliki watak semangat Gajah Mada University Press.
bekerja tinggi, Ibu memiliki watak
Analisis Tokoh dan Penokohan...(Ucha Raiani Mukhtar, Mukhlis, & Subhayni) 153